Disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Pengawasan Mutu Pangan
Yang dibina oleh: Ni Putu Agustini, SKM,M.Si
Bahan tambahan pangan adalah suatu bahan yang keberadaannya sudah meluas
di masyarakat. Keberadaan bahan tambahan pangan yang sudah meluas tidak
membuat masyarakat memahami betul penggunaan dan pemanfaatan bahan
tambahan pangan. Bahan tambahan pangan merupakan bahan yang digunakan
sebagai bahan tambahan dalam pangan. Pangan sendiri tidak terbatas pada
makanan tetapi juga bisa berupa minuman. Ada beberapa jenis bahan tambahan
pangan, salah satunya pemanis dalam makanan. Pemanis merupakan senyawa
kimia yang sering ditambahkan dan digunakan untuk keperluan produk olahan
pangan, industri, serta minuman dan makanan kesehatan. Pemanis adalah bahan
tambahan makanan yang ditambahkan dalam makanan atau minuman untuk
menciptakan rasa manis. Lidah adalah organ tubuh yang dapat membedakan rasa.
Rasa manis dapat dirasakan pada ujung sebelah luar lidah. Rasa manis dihasilkan
oleh berbagai senyawa organik, termasuk alkohol, glikol, gula dan turunan gula.
Sukrosa adalah bahan pemanis pertama yang digunakan secara komersial karena
pengusahaannya paling ekonomis. Sekarang telah banyak diketahui bahwa bahan
alami maupun sintetis bisa menghasilkan rasa manis. Bahan pemanis tersebut
adalah karbohidrat, protein, maupun senyawa sintetis yang bermolekul sederhana
dan tidak mengandung kalori seperti bahan pemanis alami.
2. JENIS-JENIS PEMANIS
Pemanis (gula) terbagi menjadi 2 berdasarkan proses pembuatannya, yaitu gula
alami dan gula sintetis (buatan).
a) Gula alami/pemanis alami
Pemanis alami biasanya berasal dari tanaman. Tanaman penghasil pemanis
yang utama adalah tebu (Saccharum officanarum L) dan bit (Beta vulgaris
L). Kedua jenis tanaman ini sering disebut gula alam atau sukrosa. Selain
sukrosa ada jenis pemanis alami lain yang sering digunakan antara lain:
laktosa, maltose, galaktosa, D-Glukosa, D-Fruktosa, Sorbitol, Manitol,
Gliserol, Glisina. Gula alami ini tidak mengandung vitamin, tidak ada serat
kasar, hanya sejumlah kecil mineral, akan tetapi tetap mengandung kalori
394 kkal dalam setiap 100 gram bahan. Gula alami merupakan sumber
kalori, semua bahan- bahan yang bernilai seperti vitamin dan mineral akan
hilang selama proses pengolahan dan pemurnian.
b) Gula sintetis/pemanis buatan
Gula sintetis adalah bahan tambahan yang dapat memberikan rasa manis
dalam makanan tetapi tidak memiliki nilai gizi. Gula sintetis adalah gula
yang dibuat dengan bahan-bahan kimia di laboratorium atau dalam suatu
industri dengan tujuan memenuhi produksi gula yang belum cukup dipenuhi
oleh gula alami khususnya gula tebu. Contohnya: sakarin, siklamat,
aspartam, dulsim, sorbitol sintetis dan nitro- propoksi-anilin.
3. METODE ANALISIS
a) Prinsip
Prinsip kerja ini ialah mengidentifikasi kandungan pemanissiklamat dalam
minuman dengan mengadsorpsi zat warnanya, kemudian direaksikan dengan HCl,
Bacl2, disaring kemudian dengan natrium nitrit dan dipanaskan sampai terbentuk
endapan putih yang menandakan adanya siklamat.
b) Alat dan reagen
Alat
a. Uji kualitatif
- Eksikator
- Spatula
- Timbangan analitik,
- batang pengaduk
- pipet ukur
- corong gelas
- kertas saring whatman
b. uji kuantitatif
- beaker glass
- kertas saring whatman
- Furnace
- corong gelas
- gelas arloji
Reagen
a. Uji kualitatif
- selai roti 50 gram
- HCl 10% 10 mL
- BaCl2 10 mL
- Aquades
- NaNO2 10% 10 mL
b. Uji kuantitatif
- selai roti positif mengandung siklamat pada uji kualitatif.
c) Cara kerja/prosedur
a) Uji kualitatif
- Untuk keperluan laboratorium dibutuhkan 50 gram bahan yang akan
diuji lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi 100 mL tambahkan 50
mL aquades.
- Saring atau filtrat dengan kertas whatman.
DAFTAR PUSTAKA
http://ojs.unimal.ac.id/index.php/averrous/article/dowload/453/376
http://id.scribd.com/doc/analisis-kualitatif-dan-kuantitatif-pemanis-buatan