Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM KIMIA KLINIK


UJI KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA SERUM : METODE
ENZIMATIK KOLORIMETRI SAMPEL NORMAL DAN PATOLOGIS

OLEH:
KELOMPOK 4
GOLONGAN I

Kadek Dian Adnyani (1508505023)


Gusti Ayu Kristi Amarawati (1508505024)
Putu Vera Phinastika Putri (1508505025)
Putu Dessy Wilantari (1508505026)
I Gede Agus Januarta (1508505027)
Ni Made Riza Angelita M. S. (1508505028)

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2018
UJI KADAR KOLESTEROL PADA SERUM : METODE ENZIMATIK
KOLORIMETRI SAMPEL NORMAL DAN PATOLOGIS

I. TUJUAN
1.1. Mahasiswa dapat mengetahui cara pemeriksaan kadar kolesterol total dalam
serum
1.2. Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan kadar kolesterol total dalam
serum mengunakan reagen Glory® Diagnostics
1.3. Mahasiswa dapat mengetahui kadar kolesterol total dalam sampel serum
normal dan patologis.
1.4. Mahasiswa dapat mengintepretasikan hasil pemeriksaan

II. PRINSIP

Pengukuran Cholesterol Total dalam serum melobatkan tiga enzim, yaitu :


Cholesterol Esterase ( CE ), Cholesterol Oxidase ( CO ), dan Peroksidase (POD ).
Reaksi oksidasi antara phenol dan 4-aminoantipyrine ( 4-AA ) yang dikatalisasi
oleh peroksidase ( POD ) membentuk quioneimine yang sebanding dengan
konsentrasi cholesterol total dalam sampel. Reaksi enzimatis yang terjadi :
CE
Cholesteryl esters Cholesterol + Fatty Acids
CO
Cholesteryl + O2 Cholestenone + H2O2
POD
4-AA + DCPS Quinoneimine + H2O
H2O2

(Santhi, 2018)

III. METODE
Metode pengukuran total kolesterol pada serum atau plasma melibatkan tiga
enzim yakni Cholesterol esterase (CE); Cholesterol oxidase (CO); dan Peroxidase
(POD). Terjadi reaksi anatara Phenol dan 4-aminoantipyrine (4-AA) dikondensasi
oleh hydrogen peroksida untuk menghasilkan quinoneimine yang berwarna merah
muda dan dapat diukur dengan fotometer pada λ = 500 nm.
IV. ALAT DAN BAHAN
4.1. Alat :
- Blue tip
- Beaker glass
- Mikropipet
- Spektrofotometer
- Stopwatch
- Rak tabung reaksi
- Tabung reaksi
- Tissue
- Yellow tip

4.2. Bahan :
- Akuades
- Reagen R1 (Monoreagen): PIPES 200 mmol/L, pH 7.0, Sodium
Cholate 1 mmol/L, Cholesterol Esterase > 250 U/L, Cholesterol
Oxidase > 250 U/L, Peroksidase > 1 KU/L, 4-Aminooantipyrine 0.33
mmol/L, Phenol 4 mmol/L, non-ionic tensioactives 2g/L (w/v)
- Kalibrasi/ Standar/ CAL : Kolesterol 200 mg/dL (5.18 mmol/L)
- Sampel serum

V. CARA KERJA

Disiapkan alat dan bahan yang digunakan serta dikondisikan dalam


suhu percobaan 370 C

Disiapkan spektrofotometri dengan absorbansi 0 menggunakan


akuades

Disiapkan reagen R1 dan dikalibrasi


Disiapkan 3 buah tabung reaksi yang telah diberi label ‘blanko’,
‘standar’ dan ‘sampel’

Dipipet masing-masing 1 mL reagen R1 dan dimasukkan ke tabung


reaksi. Ditambahkan 10 μL akuades pada tabung blanko, 10 μL
standar ke tabung standar, 10 μL sampel ke tabung sampel

Masing-masing campuran dihomogenkan dan diinkubasi selama 10


menit pada suhu ruangan atau 5 menit pada suhu 370 C

Dibaca absorbansi larutan dengan spektrofotometer pada panjang


gelombang 500 nm

Dicatat absorbansi yang diperoleh, lalu dihitung kadar kolesterol total


dalam sampel

VI. INTERPRETASI NILAI NORMAL


a. Desirable : < 200 mg/dL (< 5,18 mmol/L)
b. Borderline High : 200-239 mg/dL (5,18-6,2 mmol/L)
c. High : > 240 mg/dL (>6,2 mmol/L)
(Santhi, 2018)

VII. HASIL PENGAMATAN


Diketahui :
 Sampel serum : Pasien Laki-laki 71 tahun
 Kadar kolesterol standar : 200 mg/dL
 Absorbansi standar : 0,567
 Absoransi sampel : 0,524
Ditanya :
Kadar asam urat dalam sampel = ……?
Jawab :
Kadar asam urat dalam sampel

= = 184 mg/dL

Jadi, kadar kolesterol total pasien laki laki dalam sampel hasil pengukuan
yakni 184 mg/dL

VIII. PEMBAHASAN
Kolesterol merupakan derivat lipid yang tergolong steroid atau sterol dan
selalu berikatan dengan asam lemak lain dalam bentuk ester. Kolesterol sebagian
besar disintesiskan oleh hati dan sebagian kecil diserap dari diet (Sutedjo, 2006).
Keberadaan kolesterol sebagai prekursor hormon-hormon steroid dan asam lemak
yang menjadi unsur pokok penting dalam membran sel. Sebelum dimetabolisme
dihati, kolesterol dialirkan dalam bentuk kilomikron pada plasma yang menjadi
partikel lipoprotein (kompleks lipid dan apolipoprotein) (Swastini dan Astuti,
2007). Selain fungsi kolesterol yang dalam jumlah normal baik bagi tubuh,
terjadinya peningkatan kadar kolesterol yang diakibatkan karena
ketidakseimbangan sintesis kolesterol di dalam tubuh dapat menimbulkan masalah
kesehatan yang disebut hiperkolesterol. Hiperkolesterolemia ini dapat memicu
penyakit aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah) dan jantung koroner
(Sutedjo, 2006).
Penetapan kadar kolesterol total merupakan analisis yang penting dilakukan
untuk keperluan diagnosa gangguan metabolisme lipid, menentukan kadar
kolesterol pada penderita hiperlipidemia dan penyakit terkait, dan dapat juga
digunakan untuk mencari hubungan kadar kolesterol dengan resiko penyakit
jantung. Kolesterol harus dikontrol secara rutin. Apabila kolesterol normal,
pemeriksaan selanjutnya cukup dilakukan setahun sekali. Namun apabila
kolesterol cukup tinggi, pemeriksaan harus dilakukan tiga bulan sekali untuk
mengevaluasi semua upaya pengendalian yang dilakukan selama ini.Apabila
kadar kolesterol tinggi, pemeriksaan perlu diulang setiap bulan (Baras, 1993).
Berdasarkan pentingnya pengukuran kadar kolesterol total dalam sampel
serum maka pemeriksaan tersebut dilakukan pada praktikum ini. Sampel serum
merupakan cairan darah yang berwarna kuning jernih yang terbebas dari sel tanpa
fibrinogen. Keuntungan menggunakan serum yakni kadar kolesterol total yang
diperoleh lebih tinggi dibandingkan dengan plasma (Widada dkk., 2016). Metode
yang digunakan dalam analisis kolesterol dapat menggunakan metode gravimetri
dan spektroskopi (Wirawan, 2002). Pada praktikum ini digunakan metode UV
enzimatik secara kinetik, dimana metode ini paling banyak digunakan karena
lebih teliti, namun reagen-reagen harus disimpan dengan baik agar enzim tidak
mudah rusak (Panil, 2008).
Dilakukan pembuatan blanko, standar, dan uji (tes) yang ddisiapkan
disiapkan dalam tiga tabung reaksi. Larutan blanko berfungsi dalam pengukuran
absorbansi sebagai larutan yang tidak mempengaruhi atau mengganggu
pengukuran karena absorbansi sama dengan 0 (nol). Larutan uji (tes) adalah
larutan yang belum diketahui kadar kolesterol totalnya. Larutan standar adalah
larutan yang sudah diketahui nilai atau kadar kolesterol yang digunakan sebagai
acuan pembanding nilai kolesterol total pada larutan uji. Masing-masing
komposisi larutan yang disiapkan, yakni larutan uji mengandung 1 mL reagen R1
dan 10 µL sampel/serum; larutan blanko mengandung 1 mL reagen R1 dan 10 µL
akuades; larutan standar mengandung 1 mL reagen R1 dan 10 µL standar.
Mikropipet digunakan untuk pemipetan karena memiliki ketelitian, sensitivitas,
dan spesifisitas yang tinggi bila dibandingkan dengan pipet gelas. Ketiga tabung
diinkubasi selama 10 menit dalam suhu ruang. Tujuan dari inkubasi adalah
meningkatkan kontak antara enzim dengan kolesterol, sehingga membentuk
kompleks enzim dan substrat yang ditandai dengan perubahan warna kuning
menjadi merah muda-keunguan. Dilakukan pengukuran menggunakan
spektrofotometer pada panjang gelombang 500 nm.
Selama proses inkubasi akan terjadi reaksi Trinder, dimana tahap reaksi
awal adalah hidrolisis ester kolesterol untuk membentuk kolesterol bebas. Tahap
berikutnya adalah tahap oksidasi yang menggunakan oksigen untuk menghasilkan
colestenone dan hidrogen peroksida (H2O2). Selanjutnya, kolesterol ditentukan
setelah hidrolisa dan oksidasi H2O2 bereaksi dengan 4-aminoantipyrin dan phenol
dengan katalisator peroksida membentuk quinoneimine yang berwarna.
Absorbansi warna ini sebanding dengan kolesterol dalam sampel. Metode
pemeriksaan ini menggunakan prinsip kolesterol ditentukan setelah hidrolisa
enzimatik dan oksida. Indikator quinoneimine terbentuk dari hydrogen peroksida
dan 4-aminotiphyrine dengan adanya phenol dan peroksidase (Hardjoeno, 2003).
Reaksi enzimatis terjadi sebagai berikut.

(Witte et al., 1978)


Setelah dilakukan pengukuran absorbansi larutan menggunakan
spektrofotometer diperoleh absorbansi standar adalah 0,567 A dan absorbansi
yang diperoleh pada sampel adalah 0,524 A. Berdasarkan hasil tersebut dapat
dilakukan perhitungan kadar kolesterol dalam sampel serum. Dimana diketahui
konsentrasi standar yang digunakan adalah 200 mg/dL. Berdasarkan perhitungan
diperoleh kadar kolesterol dalam sampel serum adalah 184 mg/dL. Kadar
kolesterol normal untuk orang dewasa adalah di bawah 200 mg/dL (Joyce, 2007).
Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa kadar kolesterol serum sampel
pasien tersebut berada pada rentang normal.
Terdapat beberapa hal yang dapat mempengaruhi kesalahan uji kadar
kolesterol total dalam serum pada praktikum di laboratorium yaitu kesalahan
pemipetan volume larutan dan perbedaan waktu dari pemipetan tersebut. Selain
itu, kesalahan dapat terjadi dalam penggunaan instrumen spektrofotometer untuk
mengukur konsentrasi suatu analit diantaranya adanya serapan oleh pelarut,
serapan oleh kuvet, kontaminasi silang antar larutan melalui kuvet, dan kesalahan
fotometrik normal pada pengukuran sehingga pengujian kadar kolesterol total
dalam serum harus dilakukan secara teliti agar hasil yang didapatkan tepat dan
akurat (Hendayana dkk., 1994).

IX. KESIMPULAN
1. Pemeriksaan kadar kolesterol total dalam sampel dilakukan dengan
menggunakan metode Enzimatik Kolorimetri.
2. Pemeriksaan kolesterol total dalam sampel melibatkan tiga enzim yakni
Cholesterol esterase (CE); Cholesterol oxidase (CO); dan Peroxidase
(POD), dimana akan terjadi reaksi anatara Phenol dan 4-aminoantipyrine (4-
AA) yang dikondensasi oleh hydrogen peroksida untuk menghasilkan
quinoneimine yang berwarna merah muda dan dapat diukur dengan
fotometer pada λ = 500 nm.
3. Berdasarkan hasil praktikum dilakukan uji kadar kolesterol total dalam
serum diperoleh hasil sebesar 184 mg/dL.
4. Hasil pengukuran kolesterol total sampel serum 184 mg/dL diketahui berada
pada rentang normal, karena kadar kolesterol normal untuk orang dewasa
adalah di bawah 200 mg/dL.
DAFTAR PUSTAKA

Baras, F. 1993. Mencegah Serangan Jantung dengan Menekan Kolesterol, Edisi I.


Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Hardjoeno, H. 2003. Interprestasi Hasil Test Laboratorium Diagnostik. Makassar:
LEPHAS.
Hendayana, S., A. Kadarohman, A. A. Sumarna, dan A. Supriatna. 1994. Kimia
Analitik Instrumen. Semarang: IKIP Semarang Press.
Joyce, L. K. 2007. Pedoman Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik. Jakarta :
EGC.
Panil, Z. 2008. Memahami Teori dan Praktik Biokimia Dasar Medis. Jakarta:
EGC.
Santhi, Dharma. 2018. Diktat Praktikum Kimia Klinik Farmasi. Bagian Patologi
Klinik PSPD FK Universitas Udayana.

Sutedjo, A. Y. 2006. Mengenal Penyakit melalui Pemeriksaan Laboratorium.


Yogyakarta: Amara Books
Swastini, D.A., dan K. W. Astuti. 2007. Buku Ajar Mata Kuliah Farmakognosi.
Bukit Jimbaran: Jurusan Farmasi Fakultas MIPA Universitas Udayana.
Widada, S.T., M. A. Martsiningsik, dan S.C. Carolina. 2016. Gambaran
Perbedaan Kadar Kolesterol Total Metode CHOD-PAP (Cholesterol
Oxidase-Peroxidase Aminoantypirin) Sampel Serum dan Sampel Plasma
EDTA. Teknolab, 5(1): 40-43.
Wirawan, R. 2002. Pemeriksaan Laboratorium Hematologi Sederhana. Jakarta:
Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Witte, D. L., L. F. Brown, dan Ronald D. Feld. 1978. Enzymatic Analysis of
Serum Cholesterol and Triglycerides; A Brief Review. Laboratory
Medicine. Vol. 9 (7): 39-44.
LAMPIRAN

Gambar 1. Standar Kolesterol Total, Blangko Kolesterol Total serta Sampel


Kolesterol Total Kelompok 1, 2, 3, 4, dan 5

Anda mungkin juga menyukai