Anda di halaman 1dari 3

Pembahasan Carik Celup

Pemeriksaan kandungan dalam urine untuk mendiagnosa berbagai


penyakit sekarang telah dikembangkan menjadi tes carik celup, dimana dalam
sekali uji dapat menentukan banyak kandungan yang terdapat dalam urine.
Pemeriksaan carik celup adalah pemeriksaan urine dengan menggunakan dipstick
yang berupa stick reagen yang ditempeli kertas seluloid yang mengandung bahan
kimia tertentu sesuai jenis parameter yang diperiksa. Uji kimia yang terdapat pada
reagen strip kali ini yakni berat jenis urine, glukosa, protein, bilirubin,
urobilinogen, pH,eritrosit,Hb , keton,nitrit, dan leukosit.
Pemeriksaan berat jenis urine digunakan untuk mengukur konsistensi dari
urine serta dipakai untuk menilai kemampuan ginjal untuk memekatkan dan
mengencerkan urine. Berat jenis urine yang didapatkan yakni 1,020. Menurut
salah satu literature, menunjukan bahwa berat jenis 1,005-1,035 pada sampel acak
harus dianggap wajar jika fungsi ginjal normal.Untuk pengukuran pH,sampel
urine yang diuji dengan tes carik celup menggunakan prinsip kombinasi indicator
methyl red dan bromtimol blue yang memungkinkan perubahan warna carik
sesuai pH urine. Urine pada sampel yang diuji memiliki pH 5. Menurut kondisi
normal, pH kemih bervariasi sepanjang hari, dimana berkisar 4,5-8,0. Pengaruh
kondisi pH urine disebabkan oleh konsumsi makanan dan penggunaan obat-
obatan tertentu.
Hasil pemeriksaan sampel urine untuk leukosit adalah positif dua (++).
Hal ini mengindikasikan adanya sel-sel granulosit/ leukosit baik secara utuh atau
sebagai sel yang lisis. Ditemukannya leukosit dalam urin mengarahkan dugaan
pada adanya proses inflamasi di ginjal ataupun saluran kemih ( Davey,2005 ).Pada
pemeriksaan sampel urine, untuk kandungan eritrosit dan Hb keduanya
memberikan hasil yang negative (–). Hal ini menandakan tidak adanya
hemoglobin bebas dalam urine yang menyebabkan hemolysis.
Pada sampel urine yang diuji, terdapat kandungan glukosa positif tiga (++
+). Glukosuria ( kelebihan gula dalam urine ) terjadi karena nilai ambang ginjal
terlampui atau daya reasorbsi tubulus menurun. Uji glukosa urin normal adalah
negative, namun karena pada sampel menunjukan hasil positif tiga, maka pasien
dari sampel urine dapat diduga memiliki penyakit diabetes mellitus.
Pemeriksaan lainnya yakni pemeriksaan kandungan nitrit,protein,keton,
dan bilirubin. Prinsip pemeriksaan nitrit yakni dimana nitrat dari adanya bakteri
gram negative berubah menjadi nitrit. Didalam urine orang normal terdapat nitrat
sebagai hasil metabolisme protein, yang kemudian jika terdapat bakteri dalam
jumlah signifikan dalam urin yang mengandung enzim reduktase, akan mereduksi
nitrai menjadi nitrit. Hasil pemeriksaan menunjukan kandungan nitrit dalam urine
adalah negatif (-). Namun hasil negative bukan berarti tidak terdapat
bakteri,karena tidak semua jenis bakteri dapat membentuk nitrit ( Davey,2005).
Sejumlah kecil protein dapat dideteksi dari individu sehat karena
perubahan fisiologis, seperti keadaan stress atau diet yang tidak seimbang yang
dapat menyebabkan protein dalam jumlah yang signifikan muncul dalam urine.
Pada pemeriksaan sampel urine, didapatkan hasil mengandung protein positif satu
( + ). Untuk pemeriksaan keton, dimana pada umumnya jika keton ditemukan
dalam urine, maka pasien menderita ketonuria akibat ketosis. Namun pada
pemeriksaan ini menunjukan bahwa kandungan untuk keton adalah negative ( –).
Bilirubin yang dapat ditemukan dalam urine adalah bilirubin terkonjugasi,
dimana bilirubin ini tidak terkait dengan albumin, sehingga mudah difiltrasi oleh
glomerulus dan diekskresikan ke dalam urine bila kadarnya dalam darah
meningkat. Secara normal, bilirubin tidak dijumpai dalam urine. Namun pada
pemeriksaan sampel urine ini secara semikuantitatif terbaca bahwa urine
mengandung bilirubin positif dua (++). Sedangkan untuk pemeriksaan
uribilinogen pada sampel urine ditemukan bahwa kandungan uribilinogen adalah
normal.
Namun untuk pemeriksaan spesifik terhadap setiap kandungan agar lebih
tepat,maka perlu dilakukan pemeriksaan spesifik agar dapat dengan pasti
menentukan kandungan yang sebenarnya. Hal ini didasarkan pada adanya indikasi
negative maupun positif palsu karena adanya faktor lain yang mempengaruhi.
Daftar pustaka

Davey,P. 2005. At A Glance Medicine. Jakarta : Penerbit Erlangga

Anda mungkin juga menyukai