0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
976 tayangan3 halaman
Tes carik celup dapat menentukan banyak kandungan dalam urine dalam sekali uji, seperti glukosa, protein, bilirubin, dan lainnya. Pemeriksaan sampel urine menunjukkan leukosit dan glukosa positif, mengindikasikan adanya infeksi dan diabetes. Namun diperlukan pemeriksaan spesifik lebih lanjut untuk diagnosis yang tepat.
Tes carik celup dapat menentukan banyak kandungan dalam urine dalam sekali uji, seperti glukosa, protein, bilirubin, dan lainnya. Pemeriksaan sampel urine menunjukkan leukosit dan glukosa positif, mengindikasikan adanya infeksi dan diabetes. Namun diperlukan pemeriksaan spesifik lebih lanjut untuk diagnosis yang tepat.
Tes carik celup dapat menentukan banyak kandungan dalam urine dalam sekali uji, seperti glukosa, protein, bilirubin, dan lainnya. Pemeriksaan sampel urine menunjukkan leukosit dan glukosa positif, mengindikasikan adanya infeksi dan diabetes. Namun diperlukan pemeriksaan spesifik lebih lanjut untuk diagnosis yang tepat.
Pemeriksaan kandungan dalam urine untuk mendiagnosa berbagai
penyakit sekarang telah dikembangkan menjadi tes carik celup, dimana dalam sekali uji dapat menentukan banyak kandungan yang terdapat dalam urine. Pemeriksaan carik celup adalah pemeriksaan urine dengan menggunakan dipstick yang berupa stick reagen yang ditempeli kertas seluloid yang mengandung bahan kimia tertentu sesuai jenis parameter yang diperiksa. Uji kimia yang terdapat pada reagen strip kali ini yakni berat jenis urine, glukosa, protein, bilirubin, urobilinogen, pH,eritrosit,Hb , keton,nitrit, dan leukosit. Pemeriksaan berat jenis urine digunakan untuk mengukur konsistensi dari urine serta dipakai untuk menilai kemampuan ginjal untuk memekatkan dan mengencerkan urine. Berat jenis urine yang didapatkan yakni 1,020. Menurut salah satu literature, menunjukan bahwa berat jenis 1,005-1,035 pada sampel acak harus dianggap wajar jika fungsi ginjal normal.Untuk pengukuran pH,sampel urine yang diuji dengan tes carik celup menggunakan prinsip kombinasi indicator methyl red dan bromtimol blue yang memungkinkan perubahan warna carik sesuai pH urine. Urine pada sampel yang diuji memiliki pH 5. Menurut kondisi normal, pH kemih bervariasi sepanjang hari, dimana berkisar 4,5-8,0. Pengaruh kondisi pH urine disebabkan oleh konsumsi makanan dan penggunaan obat- obatan tertentu. Hasil pemeriksaan sampel urine untuk leukosit adalah positif dua (++). Hal ini mengindikasikan adanya sel-sel granulosit/ leukosit baik secara utuh atau sebagai sel yang lisis. Ditemukannya leukosit dalam urin mengarahkan dugaan pada adanya proses inflamasi di ginjal ataupun saluran kemih ( Davey,2005 ).Pada pemeriksaan sampel urine, untuk kandungan eritrosit dan Hb keduanya memberikan hasil yang negative (–). Hal ini menandakan tidak adanya hemoglobin bebas dalam urine yang menyebabkan hemolysis. Pada sampel urine yang diuji, terdapat kandungan glukosa positif tiga (++ +). Glukosuria ( kelebihan gula dalam urine ) terjadi karena nilai ambang ginjal terlampui atau daya reasorbsi tubulus menurun. Uji glukosa urin normal adalah negative, namun karena pada sampel menunjukan hasil positif tiga, maka pasien dari sampel urine dapat diduga memiliki penyakit diabetes mellitus. Pemeriksaan lainnya yakni pemeriksaan kandungan nitrit,protein,keton, dan bilirubin. Prinsip pemeriksaan nitrit yakni dimana nitrat dari adanya bakteri gram negative berubah menjadi nitrit. Didalam urine orang normal terdapat nitrat sebagai hasil metabolisme protein, yang kemudian jika terdapat bakteri dalam jumlah signifikan dalam urin yang mengandung enzim reduktase, akan mereduksi nitrai menjadi nitrit. Hasil pemeriksaan menunjukan kandungan nitrit dalam urine adalah negatif (-). Namun hasil negative bukan berarti tidak terdapat bakteri,karena tidak semua jenis bakteri dapat membentuk nitrit ( Davey,2005). Sejumlah kecil protein dapat dideteksi dari individu sehat karena perubahan fisiologis, seperti keadaan stress atau diet yang tidak seimbang yang dapat menyebabkan protein dalam jumlah yang signifikan muncul dalam urine. Pada pemeriksaan sampel urine, didapatkan hasil mengandung protein positif satu ( + ). Untuk pemeriksaan keton, dimana pada umumnya jika keton ditemukan dalam urine, maka pasien menderita ketonuria akibat ketosis. Namun pada pemeriksaan ini menunjukan bahwa kandungan untuk keton adalah negative ( –). Bilirubin yang dapat ditemukan dalam urine adalah bilirubin terkonjugasi, dimana bilirubin ini tidak terkait dengan albumin, sehingga mudah difiltrasi oleh glomerulus dan diekskresikan ke dalam urine bila kadarnya dalam darah meningkat. Secara normal, bilirubin tidak dijumpai dalam urine. Namun pada pemeriksaan sampel urine ini secara semikuantitatif terbaca bahwa urine mengandung bilirubin positif dua (++). Sedangkan untuk pemeriksaan uribilinogen pada sampel urine ditemukan bahwa kandungan uribilinogen adalah normal. Namun untuk pemeriksaan spesifik terhadap setiap kandungan agar lebih tepat,maka perlu dilakukan pemeriksaan spesifik agar dapat dengan pasti menentukan kandungan yang sebenarnya. Hal ini didasarkan pada adanya indikasi negative maupun positif palsu karena adanya faktor lain yang mempengaruhi. Daftar pustaka
Davey,P. 2005. At A Glance Medicine. Jakarta : Penerbit Erlangga