Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI

PEMERIKSAAN PROTOZOA USUS (Entamoeba histolytica)


METODE LANGSUNG

OLEH :

BESSE NURFADILLAH

NIM.PO.71.3.203.19.1.011

PRODI D.III TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

ANALIS KESEHATAN

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR

2021
Judul : Pemeriksaan Protozoa Usus (Entamoeba histylotyca)

Hari/Tanggal : Rabu, 16 Juni 2021

Nama : Besse Nurfadillah

Nim : PO713203191011

Mata Kuliah : Parasitologi

Dosen Pembimbing : 1. Mursalim, S.Pd., M.Kes

2. Rafika, S.Si., M.Kes

3. Yaumil Fachni Tandjungbulu, S.ST.,M.Si

4. Alfin Resya Virgiawan, S.ST.,M.Si

A. Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui dan melihat adanya Protozoa Usus (Entamoeba histolytica)
pada sampel tinja menggunakan metode langsung.

B. Dasar Teori
Entamoeba hiatolytica adalah parasite yang dapat menyebabkan suatu
benjolan besa yang bisa menyumbat usus dan dapat juga menyebabkan perlubangan
pada dinding usus yang dikarenakan dari kontaminasinya tangan dari makanan masuk
ke mulut dan beradaptasi di usus manusia, untuk itu perlunya pencegahan dengan
menjaga lingkungan yang sehat dan bersih agar tidak terjangkit penyakti kista dari
Entamoeba histolytica. (Gandahusada, Srisasi, dkk. 2009).
Inti Entamoeba histylotyca ada satu dengan kariosom letak sentral,
endoplasma dengan vakuol-vakuol (berbutir halus) biaanya tidak mengandung bakteri
atau sisa makanan, tetapi mengandung sel darah merah, ada eritrosit, ektoplasma
bening homogeny terdapat di bagian tepi sel membentuk pseudopodium yang dapat
dilihat dengan nyata. Pseudopodium yang dibentuk dari ektoplasma, besar dan lebar
seperti daun, dibentuk dengan mendadak, pergerakannya cepat. (Jawetz,E, dkk, 1986)
Pada Entamoeba histolytica, bentuk klinis yang dikenal ada dua, yaitu
amebiasis intestinal dan amebiasis ekstra intestinal. Amebiasis kolon intestinal terdiri
dari amebiasis kolon akut dan amebiasis kolon menahun. Amebiasis kolon akut
gejalanya berlangsung kurang dari satu bulan, biasa disebut desntri ameba memiliki
gejala yang jelas berupa sindrom disentri. Amebiasis kolon menahun gejalanya
berlangsung lebih dari satu bulan, disebut juga koletis ulserosa ambic, gejalanya
bersifat ringan dan tidak begitu jelas. (Staf Pengajar Departemen Parasitologi FKUI,
2008).

C. Alat dan Bahan


 Alat :Mikroskop
Objek glass
Deck glass
Lidi/tusuk gigi
Pipet Pasteur
Tissue
Mikroskop
 Bahan :Sampel tinja (yang sedang diare)
Zat pewarna (lugol)

D. Prosedur Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Letakkan ± 1 tetes zat warna (lugol) diatas objek glass
3. Mengambil sampel feses menggunakan tusuk gigi sebesar biji beras
4. Campurkan feses tersebut dengan zat warna diatas objek glass sehingga
terbentuk suspensi yang homogen.
5. Kemudian tutup dengan deck glass
6. Melakukan pengamatan dibawah mikroskope dengan perbesaran 10x untuk
mencari lapang pandang dan perbsaran 40x untuk mencari telur cacing yang
ada pada sampel tinja tersebut.
7. Mendokumentasikan dan mencatat hasil pengamatan pada lembar kerja hasil
praktikum.
E. Hasil Pengamatan

Hasil Pengamatan Keterangan

Tidak ditemukan Protozoa Usus


(Entamoeba histolytica).

F. Pembahasan
Pada Praktikum yang telah dilakukan, tidak ditemukan Protozoa Usus
Entamoeba histolytica, hanya terdapat kotoran dari sampel tinja setiap lapangan
pandang.
Umumnya seseorang yang terinfeksi oleh Entamoeba histolytica tidak
mengalami perubahan yang signifikan dan dapat menghilangkan parasit tersebut tanpa
menimbulkan penyakit. Akan tetapi, ada juga yang dapat menimbulkan penyakit
dalam kurun waktu lebih dari satu tahun. Penyakit tersebut harus diobati agar tidak
menular kepada lingkungan sekitar. Infeksi parasit ini terjadi saat larva Entamoeba
histolytica masuk ke dalam tubuh manusia lewat makanan atau minuman yang
terkontaminasi. Parasit ini juga dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui kulit
saat seseorang bersentuhan dengan tinja yang terkontaminasi oleh parasit tersebut.
Diagnosis penyakit amebiasis adalah dengan menemukan parasit di dalam
tinja atau jaringan. Diagnosis laboratorium dapat dibuat dengan pemeriksaan
mikroskopis dengan menemukan parasit dalam biakan tinja sering dijumpai
Entamoeba histolytica bersama-sama dengan kristal Charcot-Leyden. Diagnosis yang
sulit mengharuskan untuk melakukan pemeriksaan berulang-ulang. Kegagalan dapat
terjadi apabila menggunakan teknik yang salah, pencarian parasit yang kurang teliti,
atau juga sering dikacaukan dengan protozoa lain dan sel-sel artefak.
G. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilaksanakan, dapat disimpukan bahwa pada
pemeriksaan Protozoa Usus (Entamoeba histolytica) Metode langsung tidak
ditemukan adanya Entamoeba histolytica yang berarti sampel tersebut negatif dan
tidak terkontaminasi oleh parasit tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Gandahusada, Srisasi, dkk, 2009. Parasitologi Kedokteran. Edisi ketiga. Jakarta :


Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Jawetz, E,dkk. 1986. Mikrobiologi, Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Staf Pengajar Departemen Parasitologi FKUI. 2008. Parasitologi Kedokteran.


Jakarta : Balai Penerbit FKUI.

Anda mungkin juga menyukai