Anda di halaman 1dari 8

Laporan Praktikum

Ilmu Dasar Keperawatan

“ Pemeriksaan Laju Endap Darah”

Di susun oleh :

Anis Nafilah (112019030249)

1D/ SI Keperawatan

Universitas Muhammadiyah Kudus

Tahun Akademik 2019/2020


A. Tujuan
1. Tujuan instruksional umum

Mahasiswa mampu menjelaskan alasan dilakukan nya pemeriksaan laju endap darah

Mahasiswa mampu mengetahui cara melakukan pemeriksaan laju endap darah

2. Tujuan instruksional khusus

Mahasiswa mampu menginterpretasikan hasil pemeriksaan

Mahasiswa mampu menjelaskan hasil pemeriksaan pada pasien

B. Dasar teori
Pemeriksaan LED Metode Westergren adalah darah dengan antikoagulan dibiarkan di
dalam pipet dengan ukuran tertentu dengan posisi tegak lurus dan kecepatan eritrosit
mengendap diukur dalam jangka waktu tertentu. Metode laju endap darah (LED) pertama kali
dijelaskan pada tahun 1921 oleh Dr R Fahraeus dan Dr A Westergren. dan dengan cepat
menjadi tes skrining umum di seluruh dunia untuk protein fase akut dan penyakit
kronis. Meskipun keterbatasan dan pengenalan penanda yang lebih spesifik, LED tetap
digunakan untuk skrining dan pemantauan infeksi, autoimun, proses penyakit ganas dan
lainnya yang dipengaruhi oleh protein plasma dan tingkat sedimentasi.(J.M. Jou,dkk,2008)

Tes LED manual metode Westergren mempunyai beberapa kelebihan, antara lain
memiliki skala tabung yang panjang sehingga memungkinkan untuk menghitung skala
pembacaan yang besar. Kekurangannya apabila pemasangan tabung tidak tegak lurus akan
memberikan hasil yang berbeda (Sacher, 2009). Waktu penilaian hasil LED adalah 1 jam,
apabila hasil 1 jam di atas normal, maka penilaian pada 2 jam tidak dilakukan. Hasil normal
pada 1 jam perlu dilakukan penilaian pada 2 jam. Nilai normal LED untuk pria kurang dari
15 mm/jam, wanita kurang dari 20 mm/jam.
C. Alat dan Bahan

1) Filler/karet penghisap
2) Pipet volume
3) Pipet westergreen
4) Rak westergreen
5) Tabung centrifuge
6) Spuit
7) Tourniquet
8) Stupers
9) Larutan EDTA
10) Sampel darah vena

D. Cara Kerja
1) Dengan menggunakan pipet volume yang terpasang filler, ambil 0,4 ml larutan EDTA ke
dalam tabung centrifuge
2) Lakukan pengambilan darah vena sebanyak 2 ml menggunakan spuit
3) Masukan 1,6 ml darah tersebut ke dalam larutan EDTA
4) Homogenkan dengan cara memutar nya selama kurang lebih 1 menit
5) Pipetkan darah EDTA ke dalam tabung westergreen di skala 0 mm
6) Letakan di rak westergreen dengan posisi tegak
7) Pastikan tidak ada getar di sekitar rak
8) Tunggu selama 1 jam dan amati perubahan

E. Hasil pengamatan
Nama probandus : Tri Widiyanto
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 19 Tahun
Hasil : Normal (3 mm/jam)
F. Pembahasan Teori
Laju endap darah adalah salah satu bagian dari tes hematologi atau pemeriksaan darah
untuk mengukur berapa lama waktu yang dibutuhkan sel darah merah untuk menggumpal
atau mengendap dimana kecepatan mengendapnya eritrosit dari sampel dinyatakan dalam
milimeter per jam (mm/jam). LED sering juga diistilahkan dalam bahasa asingny Blood
Sedimentation Rate (BSR), Blood Sediment, Erythrocyte Sedimentation Rate (ESR). Dalam
bahasa Indonesia diistilahkan sebagai Kecepatan Pengendapan Darah (KPD) (Jou et al,
2011).
Ada beberapa kondisi khusus yang mungkin memengaruhi kecepatan pengendapan
sel darah merah, sehingga dapat mengurangi ketepatan hasil tes, yaitu:
 Usia lanjut
 Riwayat kolesterol tinggi
 Kehamilan atau sedang menstruasi
 Obesitas
 Riwayat gangguan ginjal

Fase-fase LED dibagi menjadi 3 yaitu :

a. Fase pertama (fase pembentukan rouleaux), pada fase ini terjadi rouleaux formasi yaitu
eritrosit mulai saling menyatukan diri. Waktu yang dibutuhkan adalah dari beberapa menit
hingga 30 menit. (Kushner & Ballou, 2009).

b. Fase kedua (fase pengendapan cepat) atau disebut juga fase pengendapan maksimal, karena
telah terjadi agregasi atau pembentukan rouleaux. Kecepatan pengendapan pada fase ini
adalah konstan. Waktunya 30 menit sampai 120 menit.

c. Fase ketiga (fase pengendapan lambat atau pemadatan) Fase ini terjadi pengendapan eritrosit
yang sangat lambat. Dalam keadaan normal dibutuhkan waktu setengah jam hingga satu jam
untuk mencapai fase ketiga tersebut. Pengendapan eritrosit ini disebut sebagai laju endap
darah dan dinyatakan dalam mm/1jam.
G. Kesimpulan
Dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa nilai laju endap darah probandus hasil
nya normal yakni 3 mm/jam. Hal ini menunjukan bahwa keadaan eritrosit probandus di
rentang normal. Namun hasil tes yang abnormal juga tidak bisa mendiagnosis keberadaan
suatu penyakit tertentu. Angka ini hanya mengidentifikasi adanya kemungkinan peradangan
di tubuh, yang menjadi indikasi bagi pasien untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.

H. Daftar Pustaka

Buku panduan ilmu dasar keperawatan 2 universitas muhammadiyah kudus hal 97

http://repository.unimus.ac.id/3172/3/BAB%202.pdf di akses pada tanggal 18 Agustus 2020


pukul 18.30

https://www.alodokter.com/memahami-manfaat-tes-laju-endap-darah-dan-prosedur-yang-
dilakukan di akses pada tanggal 18 Agustus 2020 pukul 18.50
I. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai