B PADA
FAKULTAS KESEHATAN
Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya serta nikmat yang tidak terhingga seperti nikmat iman dan islam,
nikmat sehat wal’afiat sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Pada An.B Pada Kasus Dengue Fever dengan gangguan Hipertermi”. makalah
ini diajukan untuk memenuhi tugas praktik klinik keperawatan Dasar.
Tujuan makalah ini dibuat agar kita tahu bagaimana cara memberikan asuhan
keperawatan pada klien dengan gangguan hipertermi atau kenaikan suhu tubuh.
Dalam penyelesaian tugas ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak, antara lain dosen dan pembimbing RS serta teman - teman yang tidak dapat disebutkan
satu persatu namanya, yang telah banyak memberikan sumbangan, masukan, dukungan,
dalam penyelesaian tugas akhir ini. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih yang sebesar – besarnya.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna,
Untuk penyempurnaan makalah ini kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun. Kami juga berharap semoga penyusunan makalah ini dapat bermanfaat bagi
kami selaku penyusun khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Penulis,
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................
KATA PENGANTAR...............................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................
Laporan Pendahuluan
A. Definisi..................................................................................................
B. Penyebab................................................................................................
C. Manifestasi Klinis..................................................................................
D. Penatalaksanaan.....................................................................................
E. Pegkajian Fokus.....................................................................................
F. Diagnosa Keperawatan..........................................................................
G. Intervensi Keperawatan.........................................................................
BAB III : TINJAUAN KASUS..................................................................................
AsuhanKeperawatan
A. Pengkajian.............................................................................................
B. DiagnosaKeperawatan.........................................................................
C. Intervensi...............................................................................................
D. Implementasi.........................................................................................
E. Evaluasi.................................................................................................
REFERENSI TERKAIT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertermi adalah peningkatan suhu tubuh inti akibat kehilangan mekanisme
termorgulasi. (ensiklopedia keperawatan). Jadi hipertermi adalah keadaan suhu tubuh
seseorang yang meningkat di atas rentang normalnya karena faktor eksternal atau akibat
kehilangan mekanisme termorgulasi.
Sistem yang mengatur suhu tubuh memiliki tiga bagian penting : sensor di bagian
permukaan dan inti tubuh , integrator di hipotalamus,dan system efektor yang dapat
menyesuaikan produksi serta pengeluaran panas. (Kozier,et al.,2011) Hipotalamus yang
terletak antara hemis ferserebal, mengontrol suhu tubuh sebagai mana thermostat dalam
rumah. Hipotalamus merasakan perubahan ringan pada suhu tubuh. Hipotalamus dapat
mengontrol dibawa panas, dan hipotalamus dibelakang mengontrol produksi panas.
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah melakukan praktek di RSI ARAFAH REMBANG diharapkan mahasiswa D-
III Keperawatan Universitas Muhammadiyah Kudus mampu memahami dan
melaksanakan asuhan keperawatan pada An.B dengan Dengue Fever
b. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu melakukan Pengkajian pada An.B dengan Dengue Fever di
Rumah Sakit Islam Arafah Rembang.
2. Mahasiswa mampu menegakkkan Diagnosa keperawatan pada An.B dengan Dengue
fever di Rumah Sakit Islam Arafah Rembang.
3. Mahasiswa mampu melakukan Intervensi keperawatan pada An.B dengan Dengue
Fever di Rumah Sakit Islam Arafah Rembang.
4. Mahasiswa mampu melakukan Implementasi keperawatan pada An.B dengan Dengue
Fever di Rumah Sakit Islam Arafah Rembang.
5. Mahasiswa mampu melakukan Evaluasi keperawatan pada An.B dengan Dengue
Fever di Rumah Sakit Islam Arafah Rembang.
6. Mahasiswa mampu melakukan Pendokumentasian keperawatan pada An.B dengan
Dengue Fever di Rumah Sakit Islam Arafah Rembang.
C. Manfaat
1. Bagi Penulis / Pemakalah
Sebagai bahan untuk mengembangkan pengetahuan tentang asuhan keperawatan pada
kasus dengue fever dapat melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan dengue fever
2. Bagi Pembaca
Sebagai bahan referensi dan menambah pengetahuan tentang dengue fever dan
Asuhan keperawatan pada klien dengan dengue fever
BAB II
PEMBAHASAN
LAPORAN PENDAHULUAN
Sistem yang mengatur suhu tubuh memiliki tiga bagian penting : sensor di bagian
permukaan dan inti tubuh , integrator di hipotalamus,dan system efektor yang dapat
menyesuaikan produksi serta pengeluaran panas. (Kozier,et al.,2011) Hipotalamus
yang terletak antara hemis ferserebal, mengontrol suhu tubuh sebagai mana
thermostat dalam rumah. Hipotalamus merasakan perubahan ringan pada suhu tubuh.
Hipotalamus dapat mengontrol dibawa panas, dan hipotalamus dibelakang mengontrol
produksi panas.
Bila sel saraf hipotalamus menjadi panas melebihi sel intinya, implus akan dikirim
untuk menurunkan suhu tubuh. Mekanisme dibawa panas termasuk berkeringat,
vasodilatasi pembuluh darah dan hambatan produksi panas. Darah didistribusi kembali
ke pembuluh darah permukaan untuk meningkatkan dibawa panas. Jika hipotalamus
belakang merasakan suhu tubuh lebih rendah dari sel titik, untuk konservasi panas
berkerja. Vasokonstriksi (penyempitan) pembuluh darah mengurangi aliran-aliran
darah ke kulit dan ekstremitas. Kompensasi produksi panas distimulasi melalui
kontraksi otot suka relawan dan getran (menggigil) pada otot. Bila vasokonkonstriksi
tidak afektif dalam pencegahan tambahan dibawa panas, tubuh mulai mengigil. Lesi
atau trauma pada hipotalamus atau korda tulang belakang, yang membawa pesan
hipotalamus, dapat menyebabkan perubahan yang serius pada control suhu. (Potter
dan perry,2010)
2. KONSEP DASAR
a) Pengertian
c) Manifestasi Klinis
1. Subjektif : - mual
2. Objektif : - kulitmemerah
- suhutubuhmeningkat
- kejang / konvulsi
- kulithangatbiladisentuh
- takikardia
Faktor-faktor yang mempegaruhi suhu tubuh (Potter dan Perry 2010) antara lain:
1. Usia, Pada bayi dan balita belum terjadi kematangan untuk pengaturan suhu
sehingga dapat terjadi perubahan suhu tubuh baru mencapai kestabilan saat
pubertas. Suhu normal akan terus menurun saat seseorang semakin tua.
2. Olahraga, Aktivitas otot membutuhkan lebih banyak darah serta peningkatan
urusan karbohidrat dan lemak. Berbagai bentuk olahraga meningkatkan
metabolisme dan dapat meningkatkan produksi panas terjadi peningkatan suhu
tubuh.
3. Kadar hormone, Kadar hormone pada wanita saat menstruasi kadar progesterone
naik turun sesuai siklus menstruasi. Varian suhu ini dapat membantu mengatasi
masa pinggiran kota seorang wanita.
4. Stress, Stress fisik maupun emosional meningkatkan suhu tubuh melalui stimulasi
hormonal atau saraf. Perubahan fisiologis ini meningkatkan metabolisme yang
akan meningkatkan produksi panas.
5. Lingkungan, Lingkungan mempengaruhi suhu tubuh, tanpa mekanisme
kompensasi yang tepat suhu tubuh manusia akan berubah mengikuti suhu
lingkungan.
a. Pengkajian
b. Diagnosa keperawatan
c. Intervensi
1. Hipertermi berhubungan dengan ketidakmampuan tubuh untuk
mengurangi panas
o Monitor suhu , vital sign
o Memberikan kompres hangat pada lipatan badan
o Mengedukasi keluarga cara kompres yang benar
2. Kebutuhan cairan dan elektrolit berhubungan dengan berkurangnya
cairan
o Mengedukasi cara pemberian makan makanan sehat yang disukai
klien
o Dorong klien untuk minum susu formula
d. Evaluasi
- Hipertermi berhubungan dengan ketidakmampuan tubuh untuk mengurangi
panas
o Suhu badan klien berkurang atau turun
o Suhu : 37,2 derajat
o Masalah teratasi
- Kebutuhan cairan dan elektrolit berhubungan dengan berkurangnya cairan
o Meningkatnya minum susu formula klien meningkat atau
bertambah
o Klien tampak tenang dan ceria
o Masalah teratasi
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
Hari/tanggal : Rabu, 11 November 2020
Jam : 21.00 WIB
Oleh : Anis Satul Maulidiyah
1. IDENTITAS PASIEN
a. Identitas Pasien
Nama : An.B
Umur : 4 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : Belum Sekolah
Pekerjaan : Belum Bekerja
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Status Perkawinan : Belum Menikah
Alamat : Selopuro, 01/07 Lasem
Tanggal Masuk RS : 11 November 2020
No.RM : 057948
Diagnosa Medis : Dengue Fever (DF)
b. Identitas Penanggungjawab
Nama : Ny.T
Umur : 40 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Selopuro, 01/07 Lasem
Hubungan dengan pasien : Ibu Kandung
2. RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan Utama : Ibu pasien mengatakan anaknya panas
b. Riwayat Penyakit Sekarang :Ibu pasien mengatakan bahwa pasien demam,
kurang lebih 3 hari. Panas naik turun saat dibawa ke igd. Mulai panas pada
hari minggu 8 november 2020. Ibu pasien juga mengatakan bahwa nafsu
makan pasien menurun. Tanda-tanda vital ; Suhu (38,5°C) ; Nadi (127x/menit)
; Respiratori (24x/menit). GCS : Composmentis
c. Riwayat Penyakit Dahulu : Ibu pasien mengatakan pasien pernah
mengalami demam pada saat usia 2 tahun.
d. Riwayat Penyakit Keluarga : Ibu pasien mengatakan bahwa dalam keluarga
tidak memiliki riwayat penyakit menular maupun penyakit keturunan.
e. Riwayat Alergi : Ibu pasien mengatakan pasien tidak memiliki
riwayat alergi.
f. Genogram
3. POLA FUNGSIONAL
a. Kebutuhan Nutrisi
Sebelum sakit :
Makan ; ibu pasien mengatakan bahwa sebelum sakit pola makan
pasien teratur, yaitu satu porsi nasi berukuran kecil selama 3x sehari.
Dan nafsu makan pasien baik.
Minum ; ibu pasien mengatakan bahwa pasien sebelum sakit pola
minumnya teratur. Yaitu 8 gelas air putih selama satu hari.
Selama Sakit :
Makan ; ibu pasien mengatakan bahwa selama sakit pasien hanya
habis 3 sendok makan selama satu hari, nafsu makan menurun.
Minum : ibu pasien mengatakan bahwa selama sakit pola minum
pasien tidak teratur, yaitu 1 gelas air putih selama satu hari.
4. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum : Cukup
b. Kesadaran : Composmentis, GCS ; 15 (E;4, M;6, V;5)
c. TTV : Suhu (38,5°c) ; Nadi (127x/menit) ; Respiratori
(24x/menit)
d. BB/TB : 18,2kg / 95cm
e. LLA : Tidak dikaji
f. Kepala : Mesochepal, tidak ada lesi atau benjolan, warna rambut
hitam
g. Wajah : Simetris, tidak ada pembengkakan
h. Mata : Simetris, Sklera tidak ikterik, Konjungtiva tidak anemis, Pupil
Isokor
i. Hidung : Simetris, Tidak ada mimisan
j. Mulut : Gigi berlubang, mukosa bibir kering, tidak ada perdarahan
pada gusi.
k. Telinga : Simetris, Tidak ada serumen
l. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
m. Dada :
Paru-paru/Thorax ; I (Simetris)
P (Tidak teraba benjolan dan tidak ada nyeri tekan)
P (Sonor)
A (Vesikuler)
Jantung ; I (Tidak terlihat Ictus Cordis)
P (Tidak teraba benjolan dan tidak ada nyeri)
P (Pekak)
A (Reguler)
n. Abdomen : I (Abdomen tidak tampak acites)
A (Peristaltik usus 25x/menit)
P (Tidak ada nyeri tekan)
P (Timpani)
o. Genetalia : Bersih, tidak terpasang kateter
p. Ekstermitas :
Atas (Pergerakan terbatas, terpasang infus)
Bawah (Pergerakan normal, tidak ada farices ataupun pembengkakan)
5. DATA PENUNJANG
a. Pemeriksaan Laborat
Laborat tanggal 12/11/2020
b. Terapi Medis
Infus D5 ¼ Ns 90cc/jam (infus pump)
Injeksi paracetamol 200mg / 6 jam
Po : cefixim 2x4ml (syrup)
B. ANALISA DATA
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
F. EVALUASI KEPERAWATAN