(Anti Streeptolisin O)
MAKALAH
Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Imunologi II
Dosen pembimbing Rani Handriyani, S.Si.
Oleh :
1
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT, Shalawat dan salam selalu
tercurahkan kepada Rasulullah SAW, berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun
mampu menyelesaikan laporan ini. Laporan ini merupakan persyaratan untuk
Memenuhi tugas mata kuliah Imunologi II.
Makalah ini membahas segala hal yang berkaitan dengan pemeriksaan
Anti Streeptolisin O (ASTO), penulis sangat berharap laporan ini dapat membantu
kita untuk memahami mata kuliah Imunologi II.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang
penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan
materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga
kendala-kendala penulis dapat teratasi. Semoga makalah ini dapat memberikan
wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca
khususnya para mahasiswa. kami sadar bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen pembimbing saya
meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah kami di masa
yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
i
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
2.3 Patogenesis.........................................................................................................4
2.4 Gejala.................................................................................................................6
2.5 Pengobatan.........................................................................................................6
BAB III..............................................................................................................................7
METODE KERJA..............................................................................................................7
BAB IV............................................................................................................................11
PENUTUP........................................................................................................................11
4.1 Kesimpulan.......................................................................................................11
4.2 Saran.................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2. Mengetahui pemeriksaan Anti Streptolisin O (ASTO).
3. Mengetahui penyakit yang dapat diidentifikasi dari pemeriksaan ASTO.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
2.1 Pengertian Anti Streptolisin O
Anti streptolisin O adalah suatu antibodi yang di bentuk oleh tubuh terhadap
suatu enzim proteolitik. Streptolisin O yang diproduksi oleh -hemolitik
Streptococcus group A dan mempunyai aktivitas biologic merusak dinding sel
darah merah serta mengakibakan terjadinya hemolisis.
Streptolisin O adalah toksin yang merupakan dasar sifat -hemolitik
organisme ini. Streptolisin O ialah racun sel yang berpotensi mempengaruhi
banyak tipe sel termasuk netrofil, platelets dan organel sel, menyebabkan respon
imun dan penemuan antibodinya.
Anti-Streptolisin O bisa digunakan secara klinis untuk menegaskan infeksi
yang baru saja. Antibodi itu tidak merusak kuman dan tidak mempunyai dampak
perlindungan, tetapi adanya antibody itu dalam serum menunjukkan bahwa di
dalam tubuh baru saja terdapat streptokokus yang aktif. Antibody yang dibentuk
adalah Anti streptolysin O (ASO), Antihialuronidase (AH), Anti streptokinase
(anti SK), anti desoksiribo nuklease B (AND B), dan anti nikotin amid adenine
dinukleotidase (anti-NADase).
3
untuk menghambat hemolisis tidak terjadi pada pengencaran serum yang
mengandung titer ASO yang tinggi.
2. Aglutinasi pasif
Streptolisin O merupakan antigen yang larut. Agar dapat menyebabkan
aglutinasi dengan ASO. Maka Streptolisin O perlu disalutkan pada partikel-
partikel tertentu. Partikel yang sering dipakai yaitu partikel lateks. Sejumlah
tertentu Streptolisin O (yang dapat mengikat 200 IU/ml ASO) di tambahkan pada
serum penderita sehingga terjadi ikatan Streptolisin O anti Strepolisin O (SO
ASO).
Bila dalam serum penderita terdapat ASO lebih dari 200 IU/ml, maka sisa
ASO yang tidak terikat oleh Streptolisin O akan menyebabkan aglutinasi dari
streptolisin O yang disalurkan pada partikel partikel latex . Bila kadar ASO
dalam serum penderita kurang dari 200 IU / ml , maka tidak ada sisa ASO bebas
yang dapat menyebabkan aglutinasi dengan streptolisin O pada partikel partikel
latex.
Tes hambatan hemolisis mempunyai sensitivitas yang cukup baik,
sedangkan tes aglutinasi latex memiliki sensitivitas yang sedang. Tes aglutinasi
latex hanya dapat mendeteksi ASO dengan titer di atas 200 IU/ml.
Penetapan ASO umumnya hanya memberi petunjuk bahwa telah terjadi
infeksi oleh streptokokus. Yang lebih penting diperhatikan adanya kenaikan titer.
Meskipun semula titer rendah tetapi bila terjadi peningkatan dan tetap tinggi pada
pemeriksaan berikutnya, adanya infeksi oleh streptokokus.
2.3 Patogenesis
Streptococcus adalah bakteri gram positif yang khasnya berpasangan atau
membentuk rantai selama pertumbuhannya. Spesies yang virulen mungkin
menghasilkan kapsul yang terdiri dari acid hialuronik dan protein M, habitat dari
spesies ini ialah saluran pernapasan atas (rongga hidung dan faring). Antar
infeksi-infeksi yang di sebabkan oleh spesies ini adalah demam scarlet, faringitis,
impetigo, demam rheumatic, dan lain-lain.
Penyakit demam rematik diawali dengan infeksi bakteri Streptococcus beta-
hemolyticus golongan A pada kerongkongan. Infeksi ini menyebabkan penderita
mengeluh nyeri kerongkongan dan demam.
4
Jika infeksi tidak segera diobati, bakteri Streptococcus yang ada akan
melakukan perlengketan yang kuat (adherence) di daerah sekitarnya dan
merangsang pengeluaran antibodi (Ig-G). Antibodi yang dihasilkan akan mengikat
kuman Streptococcus dan membentuk suatu kompleks imun dan akan menyebar
ke seluruh tubuh, terutama ke jantung, sendi, dan susunan saraf.
1. Demam Rematik pada jantung
kompleks imun ini akan menimbulkan reaksi peradangan atau inflamasi
yang bermanifestasi sebagai peradangan otot jantung (myocarditis),
peradangan lapisan jantung (pericarditis), dan peradangan katup-katup
jantung (valvulitis).
Bila proses penyebaran penyakit telah menyerang jantung, penderita akan
mengalami kelainan jantung (carditis), ditandai dengan batuk-batuk,
kesulitan bernapas, berdebar-debar, serta adanya tanda-tanda pembesaran
jantung
2. Demam Rematik menyerang pada sendi,
Keluhan yang paling sering muncul pada fase ini adalah gangguan sendi
berupa rasa nyeri dan pembengkakan yang biasanya berpindah-pindah dari
satu sendi ke sendi lainnya (polyartritis migran), kesulitan menggerakkan
sendi dan berjalan.
3. Demam Rematik menyerang susunan saraf
kelainan ini menyebabkan gangguan pergerakan dan kepribadian serta
psikologis berupa kepribadian yang agresif, depresi, dan obsessive-
compulsive.
Jika Asto menyerang susunan saraf dan menimbulkan ketidakstabilan
emosi, gerakan-gerakan involunter tangan yang tidak teratur, kesulitan
menulis dan berbicara, kecemasan, dan perilaku agresif.
2.4 Gejala
Gejala demam reumatik akut terjadi secara mendadak dan secepat kilat,
dengan demam, takikardi dan rasa sakit pada sendi yang membengkak atau dapat
tersamar dan tidak nyata, hanya bergejala malaise dan dengan ringan. Bila di
dahulu oleh infeksi streptocucus tersamar secara klinik, biasanya akan mereda
sebelum mulai gejala demam untuk penyakit ini.
5
Diagnosa penyakit demam rematik (ASTO) perlu dilakukan pemeriksaan
laboratorium, di antaranya berupa pemeriksaan kadar LED (laju endap darah),
CRP (C reaktive protein), dan ASTO (anti-streptolysin titer O). Pemeriksaan
tambahan lain yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan sinar X, EKG, dan
echocardiography.
2.5 Pengobatan
Penyakit peradangan pada ginjal ini dapat dicegah dengan pemberian
antibiotik yang sesuai dan hingga tuntas pada saat terjadinya infeksi akibat bakteri
Streptococcus grup A. Apabila telah terjadi peradangan pada ginjal, penderita
tetapi diberikan antibiotik yang sesuai untuk bakteri Streptococcus. Pemberian
antibiotik tetap dilakukan karena menurut beberapa penelitian masih ditemukan
infeksi bakteri Streptococcus di dalam tubuh. Selain itu, dapat dilakukan
pencegahan terhadap penyebaran lebih lanjut dari bakteri ini terhadap orang lain.
BAB III
METODE KERJA
6
3.3 Prinsip Praktikum
Jika serum mengandung Anti Streptolisin O direaksikan dengan lateks yang
sudah disensitasi oleh Streptolisin O maka akan terjadi aglutinasi.
50
NaCl Fisiologis
+ Lateks
Serum
50 50 50
+ 1 tetes Lateks
Dihomogenkan dan
digoyangkan selama 2 menit
3.6 Interpretasi Hasil
8
positif (+) akan dilakukan pemeriksaan lanjutan (semi kuantitatif) dan hasil positif
pengenceran yang terakhir akan dikalikan 200 IU/ml.
Jika infeksi tidak segera diobati, bakteri Streptococcus yang ada akan
melakukan perlengketan yang kuat (adherence) di daerah sekitarnya dan
merangsang pengeluaran antibodi (Ig-G). Antibodi yang dihasilkan akan mengikat
kuman Streptococcus dan membentuk suatu kompleks imun dan akan menyebar
ke seluruh tubuh, terutama ke jantung, sendi, dan susunan saraf.
9
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pemeriksaan ASTO adalah tata cara pemeriksaan laboratorium untuk
menentukan kadar Anti streptolisin O secara kualitatif / semi kuantitatif. ASTO
( anti-streptolisin O) merupakan antibodi yang paling dikenal dan paling sering
digunakan untuk indikator terdapatnya infeksi streptococcus. Lebih kurang 80 %
penderita demam reumatik / penyakit jantung reumatik akut menunjukkan
kenaikkan titer ASTO ini, bila dilakukan pemeriksaan atas 3 antibodi terhadap
streptococcus, maka pada 95 % kasus demam reumatik / penyakit jantung
reumatik didapatkan peninggian atau lebih antibodi terhadap streptococcus.
4.2 Saran
Dengan adanya makalah ini penulis menyarankan bahwa sangat pentik untuk
menjaga kesehatan tubuh kita agar tidak terkena penyakit tersebut (timbulnya anti
streptolisin-O). Dan juga dapat menghindari penyebab timbulnya ASTO serta
dapat dengan sigap menanggapi adanya infeksi ini.
10
DAFTAR PUSTAKA
11