Anda di halaman 1dari 15

ASTO

(Anti Streeptolisin O)
MAKALAH
Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Imunologi II
Dosen pembimbing Rani Handriyani, S.Si.

Oleh :

Ani Safitri 1511E1012

Ahmad Setiawan 1511E1018

Widya Hoerun Nisa L 1511E1027

D-III ANALIS KESEHATAN


SEKOLAH TINGGI ANALIS BAKTI ASIH BANDUNG
JL. Padasuka Atas No. 233 Bandung 40192 Telp. (022) 70772197
2017

1
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT, Shalawat dan salam selalu
tercurahkan kepada Rasulullah SAW, berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun
mampu menyelesaikan laporan ini. Laporan ini merupakan persyaratan untuk
Memenuhi tugas mata kuliah Imunologi II.
Makalah ini membahas segala hal yang berkaitan dengan pemeriksaan
Anti Streeptolisin O (ASTO), penulis sangat berharap laporan ini dapat membantu
kita untuk memahami mata kuliah Imunologi II.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang
penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan
materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga
kendala-kendala penulis dapat teratasi. Semoga makalah ini dapat memberikan
wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca
khususnya para mahasiswa. kami sadar bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen pembimbing saya
meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah kami di masa
yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.

Bandung, 16 September 2017

Penulis

DAFTAR ISI

i
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................1

1.3 Tujuan Makalah..................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................3

2.1 Pengertian Anti Streptolisin O............................................................................3

2.2 Pemeriksaan Anti Streptolisin O.........................................................................3

2.3 Patogenesis.........................................................................................................4

2.4 Gejala.................................................................................................................6

2.5 Pengobatan.........................................................................................................6

BAB III..............................................................................................................................7

METODE KERJA..............................................................................................................7

3.1 Tujuan Praktikum...............................................................................................7

3.2 Metode Praktikum..............................................................................................7

3.3 Prinsip Praktikum...............................................................................................7

3.4 Alat dan Bahan...................................................................................................7

3.5 Cara Kerja..........................................................................................................8

3.6 Interpretasi Hasil................................................................................................9

BAB IV............................................................................................................................11

PENUTUP........................................................................................................................11

4.1 Kesimpulan.......................................................................................................11

4.2 Saran.................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Suatu infeksi oleh -hemolitic Streptococcus grup-A akan merangsang
beberapa sel imonokompoten untuk memproduksi beberapa Antibodi, baik
terhadap beberapa produk ekstraseluler dari kuman (streptolisin, hialuronidase,
streptokinase, DNAase) maupun terhadap komponen permukaan dari dinding sel
kuman cell surface membrane antigen (CSMA). Antibodi terhadap CSMA inilah
yang diduga menyebabkan terjadinya kelainan pada jantung (endokardium)
penderita demam rematik atau ginjal penderita glomerulonefritis.
Kelainan terhadap beberapa organ tersebut disebabkan oleh karena reaksi
silang antar antibody terhadap CSMA dengan endokardium atau glomerular
basement membrane 9GBM) atau menimbulkan pembentukan kompleks imun
Ab-CSMA yang diendapkan pada glomerulus atau endokardium yang
menyebakan beberapa kerusakan pada beberapa bagian tubuh tersebut .sebagian
besar dari beberapa bagian strain serologis dari streptococci grup A menghasilkan
2 enzim hemolitik yaitu,Streptolisin-O dan S.didalam tubuh penderita
,streptolisin-O akan merangsang pembentukan antibody yang spesifik,aitu
Streptolisin-O(ASO) sedangkan antibody yang dibentuk terhadap Streptolisin-S
tidak spesifik.
Adanya antibody yang spesifik terhadap streptolisin-O ini kemudian dipakai
sebagai ASO biasanya mulai meningkat 1-4 minggu setelah terjadinya infeksi.
Maka titer ASO akan kembali normal setelah sekitar 6 bulan.Bila titer tidak
menurun ,suatu infeksi ulangan mungkin terjadi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Anti Streptolisin O (ASTO) ?
2. Bagaimana pemeriksaan ASTO dilakukan ?
3. Penyakit apa saja yang dapat diidentifikasi dari pemeriksaan ASTO?

1.3 Tujuan Makalah


1. Mengetahui pengertian Anti Streptolisin O (ASTO).

1
2. Mengetahui pemeriksaan Anti Streptolisin O (ASTO).
3. Mengetahui penyakit yang dapat diidentifikasi dari pemeriksaan ASTO.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2
2.1 Pengertian Anti Streptolisin O
Anti streptolisin O adalah suatu antibodi yang di bentuk oleh tubuh terhadap
suatu enzim proteolitik. Streptolisin O yang diproduksi oleh -hemolitik
Streptococcus group A dan mempunyai aktivitas biologic merusak dinding sel
darah merah serta mengakibakan terjadinya hemolisis.
Streptolisin O adalah toksin yang merupakan dasar sifat -hemolitik
organisme ini. Streptolisin O ialah racun sel yang berpotensi mempengaruhi
banyak tipe sel termasuk netrofil, platelets dan organel sel, menyebabkan respon
imun dan penemuan antibodinya.
Anti-Streptolisin O bisa digunakan secara klinis untuk menegaskan infeksi
yang baru saja. Antibodi itu tidak merusak kuman dan tidak mempunyai dampak
perlindungan, tetapi adanya antibody itu dalam serum menunjukkan bahwa di
dalam tubuh baru saja terdapat streptokokus yang aktif. Antibody yang dibentuk
adalah Anti streptolysin O (ASO), Antihialuronidase (AH), Anti streptokinase
(anti SK), anti desoksiribo nuklease B (AND B), dan anti nikotin amid adenine
dinukleotidase (anti-NADase).

2.2 Pemeriksaan Anti Streptolisin O


Pemeriksaan ASTO (anti streptolisin O) merupakan suatu pemeriksaan darah
yang berfungsi untuk mengukur kadar antibodi terhadap streptolisin O, suatu zat
yang dihasilkan oleh bakteri Streptococcus grup A.
Ada dua prinsip dasar penetuan ASTO, yaitu:
1. Netralisasi/penghambat hemolisis
Streptolisin O dapat menyebabkan hemolisis dari sel darah merah, akan
tetapi bila Streptolisin O tersebut di campur lebih dahulu dengan serum penderita
yang mengandung cukup anti streptolisin O sebelum di tambahkan pada sel darah
merah, maka streptolisin O tersebut akan di netralkan oleh ASO sehingga tidak
dapat menibulkan hemolisis lagi.
Pada tes ini serum penderita di encerkan secara serial dan di tambahkan
sejumlah streptolisin O yang tetap (Streptolisin O di awetkan dengan sodium
thioglycolate). Kemudian di tambahkan suspensi sel darah merah 5%. Hemolisis
akan terjadi pada pengenceran serum di mana kadar/titer dari ASO tidak cukup

3
untuk menghambat hemolisis tidak terjadi pada pengencaran serum yang
mengandung titer ASO yang tinggi.
2. Aglutinasi pasif
Streptolisin O merupakan antigen yang larut. Agar dapat menyebabkan
aglutinasi dengan ASO. Maka Streptolisin O perlu disalutkan pada partikel-
partikel tertentu. Partikel yang sering dipakai yaitu partikel lateks. Sejumlah
tertentu Streptolisin O (yang dapat mengikat 200 IU/ml ASO) di tambahkan pada
serum penderita sehingga terjadi ikatan Streptolisin O anti Strepolisin O (SO
ASO).
Bila dalam serum penderita terdapat ASO lebih dari 200 IU/ml, maka sisa
ASO yang tidak terikat oleh Streptolisin O akan menyebabkan aglutinasi dari
streptolisin O yang disalurkan pada partikel partikel latex . Bila kadar ASO
dalam serum penderita kurang dari 200 IU / ml , maka tidak ada sisa ASO bebas
yang dapat menyebabkan aglutinasi dengan streptolisin O pada partikel partikel
latex.
Tes hambatan hemolisis mempunyai sensitivitas yang cukup baik,
sedangkan tes aglutinasi latex memiliki sensitivitas yang sedang. Tes aglutinasi
latex hanya dapat mendeteksi ASO dengan titer di atas 200 IU/ml.
Penetapan ASO umumnya hanya memberi petunjuk bahwa telah terjadi
infeksi oleh streptokokus. Yang lebih penting diperhatikan adanya kenaikan titer.
Meskipun semula titer rendah tetapi bila terjadi peningkatan dan tetap tinggi pada
pemeriksaan berikutnya, adanya infeksi oleh streptokokus.

2.3 Patogenesis
Streptococcus adalah bakteri gram positif yang khasnya berpasangan atau
membentuk rantai selama pertumbuhannya. Spesies yang virulen mungkin
menghasilkan kapsul yang terdiri dari acid hialuronik dan protein M, habitat dari
spesies ini ialah saluran pernapasan atas (rongga hidung dan faring). Antar
infeksi-infeksi yang di sebabkan oleh spesies ini adalah demam scarlet, faringitis,
impetigo, demam rheumatic, dan lain-lain.
Penyakit demam rematik diawali dengan infeksi bakteri Streptococcus beta-
hemolyticus golongan A pada kerongkongan. Infeksi ini menyebabkan penderita
mengeluh nyeri kerongkongan dan demam.

4
Jika infeksi tidak segera diobati, bakteri Streptococcus yang ada akan
melakukan perlengketan yang kuat (adherence) di daerah sekitarnya dan
merangsang pengeluaran antibodi (Ig-G). Antibodi yang dihasilkan akan mengikat
kuman Streptococcus dan membentuk suatu kompleks imun dan akan menyebar
ke seluruh tubuh, terutama ke jantung, sendi, dan susunan saraf.
1. Demam Rematik pada jantung
kompleks imun ini akan menimbulkan reaksi peradangan atau inflamasi
yang bermanifestasi sebagai peradangan otot jantung (myocarditis),
peradangan lapisan jantung (pericarditis), dan peradangan katup-katup
jantung (valvulitis).
Bila proses penyebaran penyakit telah menyerang jantung, penderita akan
mengalami kelainan jantung (carditis), ditandai dengan batuk-batuk,
kesulitan bernapas, berdebar-debar, serta adanya tanda-tanda pembesaran
jantung
2. Demam Rematik menyerang pada sendi,
Keluhan yang paling sering muncul pada fase ini adalah gangguan sendi
berupa rasa nyeri dan pembengkakan yang biasanya berpindah-pindah dari
satu sendi ke sendi lainnya (polyartritis migran), kesulitan menggerakkan
sendi dan berjalan.
3. Demam Rematik menyerang susunan saraf
kelainan ini menyebabkan gangguan pergerakan dan kepribadian serta
psikologis berupa kepribadian yang agresif, depresi, dan obsessive-
compulsive.
Jika Asto menyerang susunan saraf dan menimbulkan ketidakstabilan
emosi, gerakan-gerakan involunter tangan yang tidak teratur, kesulitan
menulis dan berbicara, kecemasan, dan perilaku agresif.

2.4 Gejala
Gejala demam reumatik akut terjadi secara mendadak dan secepat kilat,
dengan demam, takikardi dan rasa sakit pada sendi yang membengkak atau dapat
tersamar dan tidak nyata, hanya bergejala malaise dan dengan ringan. Bila di
dahulu oleh infeksi streptocucus tersamar secara klinik, biasanya akan mereda
sebelum mulai gejala demam untuk penyakit ini.

5
Diagnosa penyakit demam rematik (ASTO) perlu dilakukan pemeriksaan
laboratorium, di antaranya berupa pemeriksaan kadar LED (laju endap darah),
CRP (C reaktive protein), dan ASTO (anti-streptolysin titer O). Pemeriksaan
tambahan lain yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan sinar X, EKG, dan
echocardiography.

2.5 Pengobatan
Penyakit peradangan pada ginjal ini dapat dicegah dengan pemberian
antibiotik yang sesuai dan hingga tuntas pada saat terjadinya infeksi akibat bakteri
Streptococcus grup A. Apabila telah terjadi peradangan pada ginjal, penderita
tetapi diberikan antibiotik yang sesuai untuk bakteri Streptococcus. Pemberian
antibiotik tetap dilakukan karena menurut beberapa penelitian masih ditemukan
infeksi bakteri Streptococcus di dalam tubuh. Selain itu, dapat dilakukan
pencegahan terhadap penyebaran lebih lanjut dari bakteri ini terhadap orang lain.

BAB III
METODE KERJA

3.1 Tujuan Praktikum


Untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap Streptolisin O yang dikeluarkan
oleh Streptococcus hemolitik.

3.2 Metode Praktikum


Aglutinasi

6
3.3 Prinsip Praktikum
Jika serum mengandung Anti Streptolisin O direaksikan dengan lateks yang
sudah disensitasi oleh Streptolisin O maka akan terjadi aglutinasi.

3.4 Alat dan Bahan


Alat :
1. Slide hitam
2. Tabung reaksi
3. Mikropipet dan tip
4. Pengaduk

Bahan pemeriksaan : Serum

Reagen : Kit ASTO test


1. Reagen lateks yang disensitasi oleh Streptolisin O
2. Kontrol + (Anti Streptolisin O)
3. Kontrol (Buffer)
Limit Deteksi : 200 IU/mL

3.5 Cara Kerja


I. Kualitatif

Kontrol + Kontrol - Serum


1/2 1/4 1/8

50
NaCl Fisiologis
+ Lateks
Serum
50 50 50

II. Semi Kuantitatif


Dihomogenkan
Dihomogenkan dan digoyangkan
selama 2 menit

+ 1 tetes Lateks

Dihomogenkan dan
digoyangkan selama 2 menit
3.6 Interpretasi Hasil

Kontrol + Kontrol - Sampel

Pemeriksaan ASTO adalah tata cara pemeriksaan laboratorium untuk


Positif
menentukan kadar Anti streptolisin Negatif
O secara kualitatif+ // -semi kuantitatif. ASTO
( anti-streptolisin O) merupakan antibodi yang paling dikenal dan paling sering
digunakan untuk indikator terdapatnya infeksi streptococcus. Lebih kurang 80 %
penderita demam reumatik / penyakit jantung reumatik akut menunjukkan
kenaikkan titer ASTO ini, bila dilakukan pemeriksaan atas 3 antibodi terhadap
streptococcus, maka pada 95 % kasus demam reumatik / penyakit jantung
reumatik didapatkan peninggian atau lebih antibodi terhadap streptococcus.

Diagnosa penyakit demam rematik (ASTO) perlu dilakukan pemeriksaan


laboratorium, diantaranya berupa pemeriksaan kadar LED (Laju Endap Darah),
CRP (C-Reaktive Factor), dan ASTO (Anti Streptolisin-O). Pemeriksaan
tambahan yang dapat dilakukan adalah sinar X, EKG dan echocardiography.

Pembacaan hasil pada tes aglutinasi lebih dari 5 menit menggunakan


serum yang lipemik, serta penyimpanan reagensia yang salah merupakan factor
kesalahan dalam pemeriksaan. Hasil pemeriksaan ASTO metode slide bernilai

8
positif (+) akan dilakukan pemeriksaan lanjutan (semi kuantitatif) dan hasil positif
pengenceran yang terakhir akan dikalikan 200 IU/ml.

Hasil pemeriksaan yang negatif berarti bahwa Anda tidak mengalami


infeksi streptococcus akhir-akhir ini. Dianjurkan agar Anda melakukan
pemeriksaan ASTO ulangan dalam waktu 2-4 minggu setelah pemeriksaan
pertama, karena hasil pemeriksaan seringkali berubah menjadi positif pada
pemeriksaan kedua.

Hasil pemeriksaan ASTO yang positif berarti bahwa Anda pernah


mengalami infeksi streptococcus akhir-akhir ini, walaupun Anda mungkin sama
sekali tidak merasakan gejala apapun. Hasil pemeriksaan ASTO akan tetap positif
selama 2-4 bulan setelah infeksi terjadi.

Diagnosa demam rematik/ melewati beberapa fase dan manifestasi


klinisnya kurang spesifik. fase awal:Penderita biasanya mengalami keluhan yang
tidak khas, seperti nyeri kerongkongan, demam, kesulitan makan dan minum,
lemas, sakit kepala, dan batuk. Pada fase ini, kebanyakan penderita hanya
didiagnosa mengalami penyakit flu atau amandel (tonsilitis) dan biasanya
diberikan obat-obat penurun panas dan penghilang rasa sakit.

Demam rematik mulai bisa diindikasikan jika penderita beberapa minggu


kemudian mengalami keluhan dengan keluhan yang lebih spesifik dan serius,
terutama yang berkaitan dengan sendi, jantung, dan saraf.

Jika infeksi tidak segera diobati, bakteri Streptococcus yang ada akan
melakukan perlengketan yang kuat (adherence) di daerah sekitarnya dan
merangsang pengeluaran antibodi (Ig-G). Antibodi yang dihasilkan akan mengikat
kuman Streptococcus dan membentuk suatu kompleks imun dan akan menyebar
ke seluruh tubuh, terutama ke jantung, sendi, dan susunan saraf.

9
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pemeriksaan ASTO adalah tata cara pemeriksaan laboratorium untuk
menentukan kadar Anti streptolisin O secara kualitatif / semi kuantitatif. ASTO
( anti-streptolisin O) merupakan antibodi yang paling dikenal dan paling sering
digunakan untuk indikator terdapatnya infeksi streptococcus. Lebih kurang 80 %
penderita demam reumatik / penyakit jantung reumatik akut menunjukkan
kenaikkan titer ASTO ini, bila dilakukan pemeriksaan atas 3 antibodi terhadap
streptococcus, maka pada 95 % kasus demam reumatik / penyakit jantung
reumatik didapatkan peninggian atau lebih antibodi terhadap streptococcus.

4.2 Saran
Dengan adanya makalah ini penulis menyarankan bahwa sangat pentik untuk
menjaga kesehatan tubuh kita agar tidak terkena penyakit tersebut (timbulnya anti
streptolisin-O). Dan juga dapat menghindari penyebab timbulnya ASTO serta
dapat dengan sigap menanggapi adanya infeksi ini.

10
DAFTAR PUSTAKA

Agus, dkk. 1993. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta : Fakultas Kedokteran


Universitas Indonesia.

Merlin. 2012. Pemeriksaan Anti Streptolisin O (ASO). Tersedia :


http://merlinsarliyanti.blogspot.com/2012/06/pemerisaan-antistreptolisin-
oaso.html (10 Oktober 2017)

Lestari. 2011. Pemeriksaan Anti Streptolisin O. Tersedia :


http://lestariamaliani.blogspot.com/2011/10/pemeriksaan-aso-anti-
streptolisin-o.html (10 Oktober 2017)

Veronica. 2013. Laporan Praktikum Imunologi. Tersedia : http://veronica-nina-


miyora-situmorang.blogspot.com/2013/05/laporan-praktihum-imunologi-
pemeriksaan.html (10 Oktober 2017)

Anonim. 2013. Demam Rematik Jantung. Tersedia :


http://www.madupropolis.com/rematik-jantung-demam-rematik-asto-
positif-vs-propolis/ (10 Oktober 2017)

11

Anda mungkin juga menyukai