SITOHISTOTEKNOLOGI
FIKSASI JARINGAN
Dosen Pengampu :
Rizki Perdani, S.Tr.Kes.
Muhammad Ilham Farihi, S.Pd., M.Sc.
Disusun Oleh :
Nama : Marpuah
NIM : EAK10180083
Kelompok : III (TIGA)
I. DASAR TEORI
Histologi adalah bidang biologi yang mempelajari tentang struktur
jaringan secara detail menggunakan mikroskop pada sediaan jaringan yang
dipotong tipis. Histologi dapat juga disebut sebagai ilmu anatomi mikroskopis.
Bidang biologi ini amat berguna dalam keakuratan diagnosis tumor dan berbagai
penyakit lain yang sampelnya memerlukan pemeriksaan histologis (Hastuti,
2011).
a. Supravital/intravital
b. Merendam dalam larutan fiksatif.
c. Fiksasi kering
1) Etanol 70-100 %.
Fiksasi ini biasanya digunakan untuk sajian apusan dan tidak digunakan untuk
fiksasi jaringan, sebab larutan fiksatif ini mempunyai daya penetrasi yang lambat
ke dalam jaringan dan cenderung mengeraskan jaringan bila jaringan direndam
terlalu lama di dalam larutan fiksasi ini. Larutan ini memfiksasi jaringan dengan
cara mendenaturasi protein dan mempresipitasi glikogen.
2) Formaldehyde 4-10%
Larutan formalin merupakan cairan fiksasi yang paling umum digunakan. Larutan
formalin yang digunakan adalah formalin 10%. Formula yang digunakan adalah :
Air ................................................................................................ 90 ml
- formalsaline
- Formal Calcium
- Neutral Buffered Formalin
- Buffered Formalin Sucrose
Cairan fiksasi ini mengandung larutan asam pikrat jenuh. Asam pikrat mudah
meledak dalam keadaan kering sehingga harus disimpan dalam keadaan lembab.
Asam pikrat jenuh dibuat dengan cara melarutkan serbuk asam pikrat dalam air
hingga jenuh (terdapat endapan serbuk pikrat di dasar larutan). Asam pikrat
mempresipitasikan protein dengan membentuk ikatan pikrat-protein. Asam pikrat
menyebabkan rusaknya eritrosit, karena menghilangkan fe3+ terutama bila
fe3+ berada dalam jumlah sedikit, namun dapat melindungi rna dari proses
perusakan oleh enzim ribonuklease.
Bahan:
1. Sampel (Hati Ayam)
2. Buffer formalin 10%
III. CARA KERJA
1. Siapkan sampel hati yang telah dibersihkan, potong dadu sebanayak 4
potong dengan masing-masing sisi ±0,5 mm
2. Masukkan larutan fiksasi (buffer formalin 10%) ke dalam beaker glass
sebanyak 50 ml
3. Masukkan sampel hati tadi ke dalam buffer formalin, kemudian tutup
dengan cawan petri
4. Amati perubahan bentuk, konsistensi, dan jarak jaringan terpenetrasi pada
setiap waktu yang telah ditentukan (1 jam, 2 jam, 4 jam & semalam).
IV. HASIL PENGAMATAN
Keterangan
Waktu Jarak
No Gambar Perubahan
Fiksasi Konsistensi Jaringan
Bentuk
Terpenetrasi
Ingin Sangat
1 - -
dimasukkan Lunak
Sangat
2 1 Jam Tetap 0,1 mm
Lunak
Agak
4 4 Jam Tetap 0,3 mm
Keras
0,5 mm
Agak
5 Semalam Tetap (terpenetrasi
Keras
sempurna)
V. PEMBAHASAN
Fiksasi jaringan adalah proses mengawetkan jaringan agar awet dan
kondisinya sama seperti hidup. Dilakukan dengan merendam jaringan ke larutan
fiksasi selama 24 jam (Mikel, 2004).
4 Jam Semalam