Anda di halaman 1dari 11

Pemeriksaan Makroskopis Urin

A. Pemeriksaan Volume Urine


1. Tujuan Pemeriksaan
Untuk mengetahui volume urin

2. Prinsip Pemeriksaan
Volume urin diukur dengan gelas ukur dan hasil dibaca setinggi miniskus bawah

3. Dasar Teori
Mengukur jumlah urin bermanfaat untuk ikut menentukan adanya gangguan faal
ginjal, kelainan dalam kesetimbangan cairan badan dan berguna juga untuk menafsirkan
hasil pemeriksaan kuantitatif dan semi kuantitatif dengan urin.
Jumlah urin 24 jam untuk tiap-tiap orang berbeda. Banyak sekali faktor yang
berpengaruh kepada diuresis itu, seperti umur, berat badan, jenis kelamin, makanan dan
minuman, suhu badan, iklim dan aktivitas orang yang bersangkutan. Rata – rata didapat
didaerah tropis jumlah urin 24 jam antara 800 – 1300 ml untuk orang dewasa.
Bila didapatkan volume urin selama 24 jam lebih dari 2000 ml maka keadaan itu
disebut polyuria. Polyuria mungkin terjadi pada keadaan fisiologik seperti pemasukan
cairan yang berlebihan, minuman yang mempunyai efek diuretika. Selain itu polyuria
dapat pula disebabkan oleh perubahan patologik seperti diabetes mellitus, diabetes
insipidus, hipertensi, pengeluaran cairan dari edema.
Bila volume urin24 jam 300 – 750 ml maka keadaan ini dikatakan oliguria.
Keadaan ini didapat pada diare, muntah – muntah, demam edema, dan nefritis menahun.
Anuria adalah suatu keadaan dimana jumlah urin selama 24 jam kurang dari 300 ml. hal
ini mungkin dijumpai pada shock dan kegagalan ginjal. Jumlah urin siang 12 jam dalam
keadaan normal 2 – 4 kali lebih banyak dari urin malam 12 jam. Bila perbandingan
tersebut terbalik disebut nocturia seperti pada diabetes mellitus.

4. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan yaitu :
 Beaker glass
 Gelas ukur
 Sampel urine
5. Cara Kerja
Adapun cara kerja dari pemeriksaan ini yaitu :
1) Masukkan urine kedalam gelas ukur secara perlahan agar tidak berbusa
2) Baca volume urine setinggi miniskus bawah

6. Interpretasi Hasil
 Urine sewaktu : tidak ada nilai normalnya
 Urine 24 jam : 800 – 1300 ml
B. Pemeriksaan Warna Urine
1. Tujuan Pemeriksaan
Untuk mengetahui warna urine

2. Prinsip Pemeriksaan
Warna urine dilihat dengan cahaya terang dengan latar belakang putih pada sikap
serong

3. Dasar Teori
Memperhatikan warna urine bermakna karena kadang – kadang didapat kelainan
yang berarti untuk klinik. warna urine ditentukan oleh besarnya diuresis. Makin besar
diuresis, makin muda warna urine itu. Biasanya warna normal urin berkisar antara kuning
muda dan kuning tua. Warna itu disebabkan oleh beberapa macam zat warna, terutama
urochrome dan urobilin.
Jika didapat warna abnormal, selidikilah sebabnya. Kelainan warna dapat
disebabkan juga oleh zat warna yang dalam keadaan normalpun ada, tetapi sekarang ada
dalam jumlah yang besar. Kemungkinan adanya zat warna abnormal, berupa hasil
metabolisme abnormal, tetapi mungkin juga berasal dari suatu jenis makanan atau obat –
obatan.

4. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan yaitu :
 Beaker glass
 Tabung reaksi
 Sampel urine

5. Cara Kerja
Adapun cara kerja pada pemeriksaan ini yaitu :
1) Masukkan urine ¾ tabung kedalam tabung reaksi
2) Miringkan tabung reaksi hingga membentuk 60º
3) Perhatikan urin tersebut di tempat yang terang, kemudian catat hasilnya

6. Interpretasi Hasil
Warna normal urine yaitu kuning muda – kuning tua. Beberapa sebab zat warna
urine :
 Kuning
a. Zat warna normal dalam jumlah yang besar : urobilin, urochrome
b. Zat warna abnormal : bilirubin
c. Obat – obat dan diagnostika : Santonin dan PSP (kuning dalam suasana asam),
riboflavin (dengan fluoresensi hijau )
 Hijau
a. Zat warna normal dalam jumlah besar : indikan
b. Obat – obat dan diagnostika : methylene blue, evan’s blue.
c. Kuman – kuman : Ps.aeruginosa (B.pyocyaneus)

 Merah
a. Zat warna normal dalam jumlah yang besar : uroerythrin
b. Zat warna abnormal : hemoglobin, porfirin, porfobilin
c. Obat – obat dan diagnostika : Santonin, PSP, amidopyrine, congored, dan BSP
(merah dalam suasana lindi)
d. Kuman – kuman B. prodigiosus

 Coklat
a. Zat warna normal dalam jumlah besar : urobilin
b. Zat warna abnormal : bilirubin, hematin, porfobilin

 Coklat tua atau hitam


a. Zat warna normal dalam jumlah besar : indikan
b. Zat warna abnormal : darah tua, alkapton, melamin

 Serupa susu
a. Zat normal dalam jumlah besar : fosfat, urat
b. Zat abnormal : pus, getah prostat, chylus, zat – zat lemak, bakteri – bakteri,
protein yang membeku
C. Pemeriksaan Bau Urine
1. Tujuan Pemeriksaan
Untuk mengetahui bau urine

2. Prinsip Pemeriksaan
Urine dibau dengan panca indera hidung

3. Dasar Teori
Bau urine yang normal, tidak keras. Bau urine yang normal disebabkan dari
sebagian oleh asam – asam organik yang mudah menguap. Urine yang berbau amoniak
disebabkan oleh pemecahan urea oleh bakteri, sedangkan apabila urine berbau busuk
mengindikasi terjadi perombakan zat protein misalnya karena adanya carsinoma. Bila
urine berbau ketonuria yaitu bau yang menyerupai buah-buahan hal itu disebabkan oleh
banyaknya aceton.

4. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan yaitu :
 Beaker glass
 Sampel urine

5. Cara Kerja
Adapun cara kerja pada pemeriksaan ini yaitu :
1) Masukkan sampel urine kedalam beaker glass
2) Dekatkan ke hidung dan kibaskan tangan kea rah hidung

6. Interpretasi Hasil
 Nilai normal : tidak menusuk dan tidak tajam
 Abnormal :
- Bau karena makanan : jengkol, pete, durian dll
- Bau karena obat : terpentin, menthol dll
- Bau karena amoniak : terjadi karena perombakan urea oleh bakteri
- Bau ketonuria : bau yang menyerupai buah-buahan disebabkan banyak
Aceton
- Bau busuk : terjadi perombakan zat protein misalnya karena adanya
carsinoma
D. Pemeriksaan Buih Pada Urine
1. Tujuan Pemeriksaan
Untuk mengetahui busa pada urine

2. Prinsip Pemeriksaan
Berdasarkan perubahan warna pada busa, maka bila urine dikocok :
 Busa berwarna putih tidak hilang dalam waktu 5 menit berarti kemungkinan protein
 Busa berwarna kuning tidak hilang dalam waktu 5 menit berarti kemungkinan
bilirubin
 Busa berwarna putih / kuning hilang dalam waktu 5 menit berarti protein dan
bilirubin negatif

3. Dasar Teori
Buih pada urine normal berwarna putih. Jika urine mudah berbuih, menunjukkan
bahwa urine tersebut mengandung protein. Sedangkan jika urine memiliki buih yang
berwarna kuning, hal tersebut disebabkan oleh adanya pigmen empedu (bilirubin) dalam
urine.

4. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada pemeriksaan ini yaitu :
 Beaker glass
 Tabung reaksi
 Penyumbat tabung
 Sampel urin

5. Cara Kerja
Adapun cara kerja dari pemeriksaan ini yaitu :
1) Masukkan 5 ml sampel urine ke dalam tabung reaksi, tutup dengan penyumbat tabung
2) Kocok kuat-kuat
3) Buka penyumbat tabung, baca hasil dalam waktu 5 menit

6. Interpretasi Hasil
Pernyataan hasil dapat dinyatakan sebagai berikut :

 Busa berwarna putih tidak hilang dalam waktu 5 menit berarti kemungkinan protein
 Busa berwarna kuning tidak hilang dalam waktu 5 menit berarti kemungkinan
bilirubin
 Busa berwarna putih / kuning hilang dalam waktu 5 menit berarti protein dan
bilirubin negatif
E. Pemeriksaan Kejernihan Urine
1. Tujuan Pemeriksaan
Untuk mengetahui kejernihan urine

2. Prinsip Pemeriksaan
Kejernihan urine di uji pada keseluruhan tabung dengan cahaya pantul tanpa latar
belakang putih pada sikap serong

3. Dasar Teori
Urine normal yang baru dikeluarkan tampak jernih sampai sedikit berkabut dan
berwarna kuning oleh pigmen urochrome dan urobilin. Cara menguji kejernihan sama
seperti menguji warna yaitu jernih, agak keruh, keruh, atau sangat keruh.
Tidak semua macam kekeruhan bersifat abnormal. Urine normal pun akan menjadi
agak keruh jika dibiarkan atau didinginkan, kekeruhan ringan itu disebut nubecula dan
terjadi dari lender, sel-sel epitel dan leukosit yang lambat laun mengendap

4. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada pemeriksaan ini yaitu :
 Beaker glass
 Tabung reaksi
 Sampel urine

5. Cara Kerja
Adapun cara kerja dari pemeriksaan ini yaitu :
1) Masukkan urine ¾ tabung penuh kedalam tabung reaksi
2) Miringkan tabung reaksi hingga membentuk sudut 60ºC
3) Kejernihan di uji pada keseluruhan tabung dengan cahaya pantul tanpa latar belakang
putih pada sikap serong

6. Interpretasi Hasil
 Sebab – sebab urine keruh dari mula – mula karena :
a. Fosfat amorf dan karbonat dalam jumlah yang besar
b. Adanya bakteri
c. Unsur – unsur sediment dalam jumlah yang besar
d. Chylus dan lemak
e. Benda- benda koloid

 Sebab – sebab urine menjadi keruh setelah dibiarkan karena :


a. Nubecula
b. Urat-urat amorf yang terbentuk dalam urin asam dan dingin
c. Fosfat amorf dan karbonat yang mengendap dalam urin lindi
d. Bakteri – bakteri yang berkembang biak dalam botol yang kotor
F. Pemeriksaan pH Urine
1. Tujuan Pemeriksaan
Untuk mengetahui derajat keasaman urin

2. Prinsip Pemeriksaan
Berdasarkan perubahan warna pada pH strip, maka warna yang terjadi
dibandingkan secara visual pada standar warna pH strip

3. Dasar Teori
pH kemih dapat berkisar 4,5 – 8,0. pH bervariasi sepanjang hari, dipengaruhi oleh
konsumsi makanan, bersifat basa setelah makan, lalu menurun dan menjadi kurang basa
menjelang makan berikutnya. Urine pagi hari (bangun tidur) adalah yang lebih asam.
Obat-obatan tertentu dan penyakit gangguan keseimbangan asam basa juga dapat
mempengaruhi pH urine.
pH tidak banyak berarti dalam pemeriksaan penyaring, akan tetapi pada gangguan
keseimbangan asam basa penetapan itu memberi gambaran tentang keadaan dalam tubuh,
apalagi jika disertai penetapan jumlah asam yang diekskresikan dalam waktu tertentu,
jumlah ion NH4 dsb.
Selain pada keadaan tadi pemeriksaan pH urin segar dapat memberi petunjuk
kearah etiologi pada infeksi saluran kemih. Infeksi oleh E.Coli biasanya menghasilkan
urine asam, sedangkan infeksi oleh Proteus yang merombak ureum menjadi amoniak
menyebabkan urine menjadi basa.

4. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada pemeriksaan ini yaitu :
 Beaker glass
 pH strip
 Pinset
 Sampel urine

5. Cara Kerja
Adapun cara kerja pada pemeriksaan ini yaitu :
1) Masukkan sampel urine kedalam beaker glass
2) Ambil pH strip dengan pinset
3) Celupkan pada sampel urine selama 30 detik, tiriskan
4) Bandingkan perubahan warna dengan standar warna pH strip
6. Interpretasi Hasil
Berikut adalah keadaan – keadaan yang dapat mempengaruhi pH urine :
a. pH basa : setelah makan, vegetarian, alkalosis sistemik, infeksi saluran kemih,
terapi alkalinisasi, specimen basi, dan asidosis tubulus ginjal.
b. pH asam : ketosis (diabetes, kelaparan, penyakit demam pada anak), asidosis
sistemik ( kecuali pada gangguan fungsi tubulus, asidosis respiratorik
atau metabolic memicu pengasaman urine dan meningkatkan ekskresi
NH4+), dan terapi pengasaman
G. Pemeriksaan Berat Jenis Urine
1. Tujuan Pemeriksaan
Untuk mengetahui berat jenis dari urin / kepekatan urin

2. Prinsip Pemeriksaan
BJ urine diperiksa dengan alat urinometer yang telah ditera dengan factor koreksi
yang berhubungan dengan berat jenis air dan suhu pada saat pemeriksaan.

3. Dasar Teori
Berat jenis (yang berbanding lurus dengan osmolalitas urine yang mengukur
konsentrasi zat terlarut) mengukur kepadatan air seni serta dipakai untuk menilai
kemampuan ginjal untuk memekatkan dan mengencerkan urine.
Berat jenis urine tergantung dari jumlah zat yang terlarut di dalam urine atau
terbawa didalam urine. BJ plasma (tanpa protein) adalah 1.010. Bila ginjal mengencerkan
urine (misal sesudah minum air) maka BJ kurang dari 1.010, bila ginjal memekatkan
urine (sebagaimana fungsinya) maka BJ urin naik diatas 1.010
BJ berhubungan erat dengan diuresa, makin besar diuresa makin rendah berat
jenisnya dan sebaliknya makin pekat urine, makin tinggi berat jenisnya. Jadi berat jenis
bertalian dengan faal pemekat ginjal

4. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada pemeriksaan ini yaitu :
 Beaker glass
 Gelas ukur
 Urinometer
 Termometer
 Sampel urine

5. Cara Kerja
Adapun cara kerja dari pemeriksaan ini yaitu :
1) Siapkan tempat yang aman dan rata untuk penentuan berat jenis
2) Siapkan gelas ukur bersih dan kering
3) Isi dengan urine sebanyak 2/3 volume
4) Ukur temperature urine dalam gelas ukur tersebut dan dicatat
5) Ukur berat jenis urine dengan memasukkan urinometer pada gelas ukur tersebut dan
catat hasilnya
6. Interpretasi Hasil
Pembacaan misalnya :
 Temperatur urine : 30ºC
 BJ sementara : 1.020
 Urinometer ditera : 20ºC
 Kenaikan tiap-tiap 3ºC : 0,001

Perhitungan

BJ Urine = BJ sementara + T. Urine – T.Urinometer x 0,001


3

= 1.020 + (30 – 20) x 0,001


3

= 1.020 + 0.003
= 1.023

Keterangan :
 Urinometer harus betul – betul bersih dan kering
 Pada waktu pembacaan urinometer harus betul – betul tegak lurus
 Pembacaan skala dimana miniscus urine berimpit dengan skala urinometer pada
waktu tegak lurus tersebut
 BJ urine normal :
 Urine sewaktu : 1.003 – 1.030
 Urine pagi : > 1.025
 Urine 24 jam : 1.016 – 1.022

Anda mungkin juga menyukai