Perbandingan Jumlah Bakteri Escherichia coli pada Susu Sapi Pasteurisasi dan
Susu Sapi Ultra High Temperature (UHT) yang Beredar di Bandar Lampung
Putri Adelina Shazari1, Tri Umiana Soleha2, Novita Carolia3, M. Ricky Ramadhian2
1
Mahasiswa, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
2
Bagian Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
3
Bagian Farmakologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
Abstrak
Susu merupakan bahan makanan yang sangat penting bagi tubuh. Susu yang keluar dari ambing ternak mengandung
bakteri, untuk itu harus dilakukan proses pasteurisasi terlebih dahulu sebelum dikonsumsi. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui perbedaan identifikasi jumlah bakteri Escherichia coli pada susu sapi pasteurisasi dengan susu sapi UHT yang
beredar di Bandar Lampung. Penelitian ini menggunakan 5 sampel susu sapi pasteurisasi dan 5 sampel susu sapi UHT,
dengan 3 kali pengulangan. Sampel diambil dan dibawa ke laboratorium < 24 jam. Sebelum dilakukan pengujian terlebih
-3
dahulu dilakukan pengenceran hingga 10 . Uji yang digunakan adalah menghitung Most Probable Number (MPN) yang
didalamnya termasuk uji penduga dan uji konfirmasi, isolasi dan identifikasi bakteri, pewarnaan gram, dan uji biokimia.
Pada uji penduga MPN susu sapi UHT tidak ditemukan adanya hasil positif, yang artinya sesuai dengan ketentuan SNI. Pada
uji penduga MPN susu sapi pasteurisasi ditemukan empat dari lima sampel melebihi batas maksimum cemaran bakteri
Coliform yang ditetapkan SNI, sedangkan pada uji konfirmasi MPN Escherichia coli susu sapi pasteurisasi ditemukan satu
dari lima sampel melebihi batas maksimum cemaran bakteri Escherichia coli. Namun, saat identifikasi bakteri tidak
didapatkan adanya koloni yang tumbuh. Kesimpulan yang didapat yaitu jumlah bakteri Escherichia coli pada susu sapi
pasteurisasi sama dengan susu sapi UHT, namun jumlah bakteri Coliform pada susu sapi pasteurisasi lebih tinggi dari susu
sapi UHT.
Korespondensi: Putri Adelina Shazari | Alamat: Jalan Griya Sejahtera No 5 Segalamider Tanjung Karang Barat Bandar
Lampung | HP 08996433379 | e-mail putrisazhari@gmail.com
Pendahuluan
Masalah di bidang penyehatan penting dalam proses pengolahan pangan
makanan adalah masih tingginya tingkat yang harus dilaksanakan dengan baik.
kontaminasi bakteri pada makanan yang Sanitasi dapat didefinisikan sebagai usaha
disajikan oleh berbagai penyelenggara pencegahan penyakit dengan cara
makanan. Produk daging dan susu sapi serta menghilangkan atau mengatur faktor-faktor
olahannya merupakan jenis makanan yang lingkungan yang berkaitan dengan rantai
berisiko tinggi terhadap bahaya perpindahan penyakit tersebut.2
1
kontaminasi. Sanitasi merupakan bagian
Susu didefinisikan sebagai sekresi dari dengan cara mensterilkan susu pada suhu
kelenjar susu binatang yang menyusui minimum 135oC selama 2 detik, dengan atau
anaknya. Dipandang dari segi gizi, susu tanpa penambahan bahan makanan yg
merupakan makanan yang hampir sempurna diizinkan, serta dikemas secara aseptik. Susu
dan merupakan makanan alamiah bagi jenis ini biasa dikemas dalam cup atau gelas
binatang menyusui yang baru lahir, dimana dengan berbagai pilihan rasa. Susu UHT juga
susu merupakan satu-satunya sumber dikemas menggunakan kotak karton atau
makanan pemberi kehidupan segera sesudah berbentuk bantalan (susu bantal).7
kelahiran.3
Susu mentah sangat rentan Metode Penelitian
terkontaminasi mikroorganisme patogen Penelitian ini menggunakan desain
seperti Staphylococcus aureus, Escherichia penelitian deskriptif untuk mengetahui
coli, Mycobacterium tuberculosis, perbandingan jumlah bakteri Escherichia coli
Campylobacter jejuni, Coxiella burnetii, pada susu sapi pasteurisasi dan susu sapi
Yersinia enterocolitica dan Salmonella. Ultra High Temperature (UHT) yang beredar
Proses sterilisasi minimal diperlukan untuk di Bandar Lampung dengan melakukan
menghindari risiko kontaminasi oleh pemeriksaan Laboratorium. Penelitian
mikroorganisme patogen yang berbahaya.4 dilaksanakan pada bulan November -
Dari 2007 sampai 2012, Centers for Desember 2016. Sterilisasi alat-alat dan
Disease Control and Prevention (CDC) penelitian dilakukan di UPTD Balai
menerima laporan yang menunjukkan bahwa Laboratorium Kesehatan Provinsi Lampung.
81 wabah infeksi akibat konsumsi susu Sampel pada penelitian ini adalah susu
mentah menghasilkan 979 penyakit, 73 sapi pasteurisasi dan susu sapi UHT yang
rawat inap, dan tidak ada kematian. beredar di pasaran kota Bandar Lampung.
Kebanyakan infeksi yang disebabkan oleh Sampel ditentukan dengan purposive sampling
Campylobacter, Shiga toksin Escherichia coli, untuk susu pasteurisasi dan susu UHT dimana
atau bakteri Salmonella, patogen yang jumlah sampel disesuaikan saat peneliti
dibawa oleh ternak yang nampak sehat. menemukan susu sapi pasteurisasi dan susu
sapi UHT di kota Bandar Lampung. Besar
Jumlah wabah meningkat selama ini, dari 30
sampel ditentukan dengan menggunakan
dalam rentang tiga tahun 2007-2009 menjadi
rumus Lemeshow, dan didapatkan hasil
51 pada tahun 2010-2012. Delapan puluh
sebesar 15 sampel untuk masing-masing jenis
satu persen dari wabah dilaporkan dari susu yang berarti 15 sampel untuk susu
negara-negara di mana penjualan susu pasteurisasi dan 15 sampel untuk susu UHT,
mentah bersifat legal, hanya 19% terjadi di yang berarti total sampel sebesar 30 sampel.
negara-negara di mana penjualan susu Kriteria inklusi untuk susu sapi
mentah adalah illegal.5 Pada penelitian pasteurisasi yaitu susu sapi pasteurisasi yang
Vahedi dan kawan-kawan (2013) memiliki rasa original (tidak ditambahkan rasa-
mendapatkan bakteri yang mencemari susu rasa) dan dijual di kedai susu Bandar Lampung,
pasteurisasi pada 100 sampel yaitu serta tidak kadaluarsa. Kriteria inklusi untuk
Escherichia coli sebesar 9%, Coliform sebesar susu sapi UHT yaitu susu sapi UHT rasa
2% dan Staphylococcus aureus sebesar 2%.6 fullcream dengan kemasan yang masih baik,
Susu cair segar yang banyak dijual dan tidak kadaluarsa, kemasan kotak, yang
adalah susu pasteurisasi dan susu Ultra High dijual supermarket di Bandar Lampung, dan
Temperature (UHT). Susu pasteurisasi telah yang diproduksi Indonesia.
mengalami proses pemanasan yaitu pada Kriteria eksklusi untuk susu sapi
suhu 63-66oC minimum selama 30 menit. pasteurisasi yaitu susu sapi pasteurisasi rasa
Setelah itu didinginkan hingga suhunya vanilla, cokelat, strawberi, dan rasa lainnya,
mencapai 10oC. Selanjutnya, diperlakukan susu sapi pasteurisasi yang dijual di
secara aseptis (bebas dari infeksi) dan supermarket, warung, toko, pasar. Kriteria
disimpan pada suhu maksimum 4,4oC. Susu eksklusi untuk susu sapi UHT yaitu susu sapi
kemasan botol dan bantal, susu sapi UHT rasa
UHT adalah produk susu yang diperoleh
vanilla, cokelat, strawberi, dan rasa lainnya, Pasteurisasi didapatkan hasil positif pada
serta susu sapi UHT lowfat. hampir seluruh tabung LB, yang dapat dilihat
Pengujian bakteriologis sampel pada tabel 2.
menggunakan pengenceran 3 seri. Cara
pengujian meliputi uji penduga menggunakan Tabel 2. Hasil Uji Penduga MPN Escherichia coli
medium LB (Lactosa Broth), uji penegas pada Susu Sapi Pasteurisasi
menggunakan medium BGLB (Brillian Green Pengenceran Interpretasi
Sampel -1 -2 -3
Laktosa Broth), uji kesempurnaan 10 10 10 MPN
* * *
menggunakan medium EMBA (Eosin Methylen 1.1 3 3 2 1100
* * *
1.2 3 2 3 290
Blue Agar), pewarnaan gram untuk * * *
1.3 3 3 3 >1100
membedakan bakteri gram positif dan gram * * *
2.1 3 3 3 >1100
negatif, dan uji biokimia (glukosa, sukrosa, 2.2 3
*
3
*
3
*
>1100
maltosa, laktosa, manitol, SIM, SC). 2.3 3
*
3
*
3
*
>1100
* 2* *
3.1 3 3 290
* * *
Hasil 3.2 3 3 3 >1100
* * *
Hasil penelitian menunjukan dari 5 3.3 3 2 3 290
* * *
sampel susu sapi UHT yang dibeli dari 4.1 3 3 2 1100
* * *
supermarket dan 5 sampel susu sapi 4.2 3 3 3 >1100
* * *
Pasteurisasi yang dibeli dari kedai-kedai susu di 4.3 3 3 3 >1100
*
5.1 1 0 0 3,6
Bandar Lampung, didapatkan 10 sampel
5.2 0 0 0 <3
dengan 3 kali pengulangan yang berarti total 5.3 0 0 0 <3
sampel adalah 30 sampel untuk dilakukan Keterangan:
penelitian. * = positif
Untuk sampel susu sapi UHT didapatkan
hasil negatif pada seluruh tabung LB, lalu Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat hasil
diinkubasi kembali pada suhu yang sama uji penduga MPN Escherichia coli pada 5 merek
selama satu hari. Hasil uji penduga MPN sampel susu sapi Pasteurisasi menunjukan hasil
Escherichia coli dapat dilihat pada tabel 1. tabung positif namun ada yang negatif. Hasil
dinyatakan positif jika terbentuk gas dalam
Tabel 1. Hasil Uji Penduga MPN Escherichia coli tabung Durham. Sesuai dengan SNI Nomor
pada Susu Sapi UHT 7388 tahun 2009 menetapkan batas
Pengenceran Interpretasi maksimum MPN Coliform adalah 10/ml,
Sampel -1 -2 -3
10 10 10 MPN artinya pada 4 dari 5 merek sampel melebihi
1.1 0 0 0 <3 batas maksimum dalam SNI tersebut. Namun
1.2 0 0 0 <3 perlu dilakukan uji konfirmasi Escherichia coli
1.3 0 0 0 <3
yaitu pada suhu 44,5oC untuk mengeliminasi
2.1 0 0 0 <3
2.2 0 0 0 <3
bakteri Coliform lain dan mendapatkan bakteri
2.3 0 0 0 <3 Escherichia coli.
3.1 0 0 0 <3 Hasil yang positif dilanjutkan ke uji
3.2 0 0 0 <3 konfirmasi dengan menggunakan tabung
3.3 0 0 0 <3 Brilliant Green Lactose Broth (BGLB) yang berisi
4.1 0 0 0 <3 tabung Durham. Tabung LB yang positif
4.2 0 0 0 <3 diinokulasi dengan menggunakan jarum ose
4.3 0 0 0 <3 kedalam tabung BGLB. Selanjutnya, diinkubasi
5.1 0 0 0 <3 pada temperatur 45,5oC selama 24 jam.
5.2 0 0 0 <3
Pembacaan hasil uji konfirmasi MPN
5.3 0 0 0 <3
Escherichia coli didapatkan hasil positif pada
beberapa tabung BGLB, yang dapat dilihat
Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat hasil
pada tabel 3.
uji penduga MPN Escherichia coli pada 5 merek
sampel susu sapi UHT menunjukan hasil negatif
pada seluruh tabung LB karena tidak terbentuk
gas pada tabung Durham. Untuk uji penduga
MPN Escherichia coli pada sampel susu sapi
Tabel 3. Hasil Uji Konfirmasi MPN Escherichia coli Tabel 4. Batas Maksimum Cemaran Mikroba pada
pada Susu Sapi Pasteurisasi Susu UHT (SNI No. 01-6388-2000)
Pengenceran Interpretasi Jenis Cemaran Mikroba Batas Maksimum
Sampel -1 -2 -3 o
10 10 10 MPN ALT (30 C, 72 jam) <10 koloni/ 0,1 ml
1.1 0 0 0 <3 Koliform 0 koloni/ml
1.2 0 0 0 <3 APM Escherichia coli 0 MPN/ml
1.3 0 0 0 <3 Enterococci 0 koloni/ml
*
2.1 0 1 0 3 Staphylococcus aureus 0 koloni/ml
2.2 0 0 0 <3 Clostridium sp. 0 koloni/ml
*
2.3 0 1 0 3 Salmonella sp. Negatif
3.1 0 0 0 <3 Campylobacter sp. 0 koloni/ml
3.2 0 0 0 <3 Listeria sp. 0 koloni/ml
3.3 0 0 0 <3 Keterangan:
ALT = Angka Lempeng Total
4.1 0 0 0 <3
APM = Angka Paling Mungkin
4.2 0 0 0 <3
4.3 0 0 0 <3
5.1 0 0 0 <3
Pembahasan
5.2 0 0 0 <3 Penelitian sebelumnya yang dilakukan
5.3 0 0 0 <3 oleh Latifa (2015), terhadap susu sapi UHT
Keterangan: tidak ditemukan Coliform dengan uji penduga
* = positif MPN pada kelima sampel susu UHT yang ia
teliti.8 Pada penelitian ini pun juga tidak
Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat hasil ditemukan Coliform pada uji penduga MPN
uji konfirmasi MPN Escherichia coli dari 5 pada kelima sampel susu UHT yang telah
merek sampel susu sapi Pasteurisasi diteliti dengan tiga kali pengulangan. Hasil
menunjukan terdapat tabung BGLB yang pada penelitian ini sesuai dengan yang
positif. Sesuai dengan SNI Nomor 7388 tahun diharapkan peneliti yaitu pada uji penduga
2009 menetapkan batas maksimum MPN MPN pada susu sapi UHT tidak ditemukan
Escherichia coli adalah < 3 /ml, artinya pada tabung yang positif pada pengenceran 10-1
sampel berlabel 2.1 dan 2.3 melebihi batas hingga 10-3.
maksimum dalam SNI tersebut. Selanjutnya, Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat hasil
dilakukan isolasi identifikasi bakteri pada uji penduga MPN pada 5 merek sampel susu
tabung BGLB yang positif. Uji ini dilakukan sapi Pasteurisasi menunjukan hasil tabung
dengan cara membuat goresan pada media positif namun ada yang negatif. Hasil
Eosin Methylen Blue Agar (EMBA) dari tabung dinyatakan positif jika terbentuk gas dalam
BGLB yang positif, kemudian diinkubasi pada tabung Durham. Sesuai dengan SNI Nomor
suhu 35oC selama 24 jam. Hasil dinyatakan 7388 tahun 2009 menetapkan batas
negatif karena tidak ada koloni yang tumbuh maksimum MPN Coliform adalah 10 /ml,
pada media EMBA. Pewarnaan gram dan uji artinya empat dari lima merek sampel susu
biokimia tidak dilakukan dikarenakan pada Pasteurisasi melebihi batas maksimum dalam
isolasi identifikasi bakteri dalam media EMBA SNI tersebut. Sampel 1, 2, 3, dan 4 melebihi
tidak ada koloni yang tumbuh. batas maksimum yang ditetapkan SNI,
Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat hasil sedangkan sampel nomor 5 masih dalam batas
uji penduga MPN pada 5 merek sampel susu yang ditetapkan SNI.
sapi UHT menunjukan hasil negatif pada Jika dalam sampel terbentuk gas maka
seluruh tabung LB karena tidak terbentuk gas hal ini menandakan bahwa proses fermentasi
pada tabung Durham. Sesuai dengan SNI Coliform telah terjadi. Pemeriksaan lanjut
nomor 01-6388-2000 tentang batas maksimum bakteri Coliform yaitu uji penegas pada
cemaran mikroba pada susu sapi UHT, yaitu medium BGLB. Uji penegas dilakukan untuk
Coliform harus berjumlah 0 koloni/ml atau menegaskan keberadaan Coliform karena pada
negatif. Batas maksimum cemaran mikroba uji penduga hasil yang positif tidak selalu
pada susu UHT dapat dilihat pada tabel 4. disebabkan oleh adanya bakteri Coliform. BGLB
mengandung hijau brilian yang dapat
menghambat pertumbuhan bakteri gram
negatif tertentu selain Coliform, juga