Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA AMAMI

Anggota Kelompok 1A :
1. Achmad Ibnu Mufti 181098
2. Ernico Vermira 181102
3. Fadillah Fitriyantie 181103
4. Komang Agus Sastra A 181108
5. Nabilah Farid 181112

AKADEMI ANALIS KESEHATAN MANGGALA


YOGYAKARTA
2020
LAPORAN PRAKTIKUM KE-2

Hari/Tanggal : Senin, 15 Juni 2020

Judul : Penentuan keasaman saos tomat

Tujuan : Untuk menentukan keasaman saus tomat dengan titrasi SNI 01-3546-2004

Dasar teori :

Tomat ( Lycopersium esculentum Mil ) adalah salah satu jenis sayuran yang mudah
rusak dan memiliki masa simpan yang relatif pendek oleh karena itu salah satu cara
pengolahannya adalah diolah menjadi beberapa produk olahan. Salah satu hasil olahan tomat
adalah saus, yang telah banyak dikenal masyarakat. Saus tomat adalah produk yang
dihasilkan dari campuran bubur tomat atau pasta tomat atau padatan tomat yang diperoleh
dari tomat yang masak, yang diolah dengan bumbu-bumbu, dengan atau tanpa penambahan
bahan pangan lain dan bahan tambahan pangan yang diijinkan.

Alat dan Bahan :

Alat

1. Labu ukur 250 mL 6. Corong pisah


2. Kaca arloji utk menimbang 7. Gelas ukur
3. Erlenmeyer 250 mL untuk titrasi 8. Buret 50 mL
4. Kertas saring untuk menyaring sample 9. Spatula
5. Beaker glasss 10. Batang pengaduk

Bahan

1. NaOH yang sudah di standarisasi dengan asam oksalat 0,1 N sehingga diperoleh
NaOH konsentrasinya adalah 0,098 N
2. Indikator PP 1% dalam etanol 70%
3. Sample saos tomat
4. Aquadest

Cara Kerja :

1. Menimbang 10gr sample


2. Larutkan 10gr sample dengan 200 mL air panas, sambil diaduk-aduk dan dibilas
sampai bersih
3. Setelah larut semua, didinginkan pada suhu kamar
4. Lalu, masukan sample tomat yang sudah di larutkan dalam air panas yang telah
didinginkan kedalam labu takar 250 mL
5. Kemudian tambahakan aquadest sampai tanda tera
6. Tutup dan digojog
7. Langkah selanjutnya adalah menyaring larutan yang telah digojok tadi, pertama kali
kertas saring dibasahi dulu, lalu saring menggunakan kertas saring kedalam
erlenmeyer
8. Fungsi dari penyaringan adalah untuk mengurangi endapan-endapan atau sisa-sisa
dari butiran-butiran yang akan mengganggu pada titik akhir titrasi
9. Langkah selanjutnya adalah, mengambil 100 mL filtrat yang telah disaring tadi
ditambah dengan indikator PP 1% sebanyak 3 tetes kemudian dititrasi dengan NaOH
0,098 N
10. Titrasi dengan NaOH sampai terjadi endpoint. Endpointnya adalah berwarna rose, jadi
kalau sudah ada warna orange-orange sedikit. Nanti mungkin warnanya akan lebih ke
rose-rose kecoklatan.
11. Untuk warna coklat yang mengganggu titik akhir titrasi maka boleh ditambahkan
indikator lebih banyak atau bisa ditambahkan dengan air panas
12. Jika sudah terjadi warna rose maka titrasi dihentikan, kemudian catat NaOH yang
dibutuhkan
13. Didapatkan volume NaOH yang dibutuhkan adalah 8,8 mL
14. Setelah melakukan titrasi, maka dilakukan perhitungan.

Hasil : Perhitungan !

V XNXB
% Keasaman (asam asetat) : XF
W

*Catatan :

- V : Volume NaOH yang dibutuhkan dalam titrasi sampai endpoint


- N : Normalitas NaOH
- B : Bobot asam asetat (BM asam asetat )
- F : Faktor pengenceran
- W : Berat sample

Vol NaOH (mL)


Titrasi ke 1 : 8,8
Titrasi ke 2 : 8,5
Titrasi ke 3 : 9
8,8+8,5+9
*Rata-rata :
3
: 8,76 mL

8,76 X 0,098 X 60
% : XF
10

: 5,15 % ( Masih memenuhi syarat)

 Minimal : 0,8% b/b.

Pembahasan :
Dari praktikum yang telah dilakukan didapat saos tomat yang sesuai dengan standar
mutu yaitu saos adalah cairan kental (pasta) yang terbuat dari bubur buah berwarna menarik
(biasanya merah), mempunyai aroma dan rasa yang merangsang (sama dengan tanpa rasa
pedas). Walaupun mengandung air dalam jumlah besar, saus mempunyai daya simpan
panjang karena mengandung asam, gula, garam. Saus tomat (tomato catstup) merupakan
salah satu produk yang termasuk dalam kelompok makan olahan atau awetan dengan tekstur
setengah basah (intermediate moisture food) yang berupa bubur berwarna merah segar.
Dalam kondisi setengah basah produk menjadi lebih mudah rusak. Oleh karena itu,
perlu di lakukan pengemasan agar awet dalam jangka waktu yang relatif lama serta
mempermudah pendistribusiannya. Dalam proses pengolahan saus tomat terjadi perubahan
secara fisik mulai dari warna, rasa, aroma, dan kekentalan serta tekstur. Hal ini terjadi karena
dalam pengolahan dilakukan dengan pemanasan atau dengan suhu tinggi sehingga dapat
mengakibatkan perubahan – perubahan serta rasa yang berbeda karena menambahkan bumbu
– bumbu di dalam saos tomat.
Kesimpulan :
Dari praktikum yang telah dilakukan, praktikan dapat menyimpulkan bahwa
keasaman saos tomat masih dibatas normal yaitu 5.15% dan termasuk sesuai dengan
ketentuan SNI, keasaman saos tomat minimal harus 0.8%. Dengan begitu saus tomat dapat
dikonsumsi dengan baik.
Daftar Pustaka

Anonymous. 2009. Kandungan Nutrisi Saus Tomat. http://www.asiamaya.com/nutrients/saus


sambal.htm

Dwiyono, 2008. Pengolahan Saus Tomat. http://ilmupangan.com/index.php/

Haryoto, 1998. Membuat Saus Tomat. Kanisius. Jakarta.

Prawirosentono, S. 1997. Manajemen Produksi dan Operasi. Bumi aksara. Jakarta. SNI.
1996. Konsentrat Buah Tomat. Badan standarisasi nasional. Jakarta SNI. 2004.

Anda mungkin juga menyukai