Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH PATOFISIOLOGI

ASMA

Dosen Pembimbing : dr. Lia Ratna Sari, M.si

Disusun Oleh :
1. Achmad Ibnu Mufti 181094
2. Ernico Vermira 181102
3. Fadillah Fitriyantie 181103

AKADEMI ANALIS KESEHATAN MANGGALA


YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2019-2020

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
ilmiah tentang “ASMA”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak serta berbagai sumber refrensi, sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan
terbuka kami menerima segala kritik dan saran dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang “ASMA” ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi bagi para pembaca.

Yogyakarta, Juni 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asma adalah penyakit inflamasi (peradangan) kronik saluran napas yang ditandai
adanya mengi, batuk, dan rasa sesak di dada yang berulang dan timbul terutama pada
malam atau menjelang pagi akibat penyumbatan saluran pernapasan. Gejala ini biasanya
berhubungan dengan penyempitan jalan napas yang luas namun bervariasi, yang sebagian
bersifat reversibel baik secara spontan maupun dengan pengobatan, inflamasi ini juga
berhubungan dengan hiperreaktivitas jalan napas terhadap berbagai rangsangan.
Penyakit ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di hampir semua negara di
dunia, diderita oleh anak-anak sampai dewasa dengan derajat penyakit dari ringan sampai
berat, bahkan beberapa kasus dapat menyebabkan kematian. Asma merupakan penyakit
kronik yang sering muncul pada masa kanak-kanak dan usia muda sehingga dapat
menyebabkan kehilangan hari-hari sekolah atau hari kerja produktif yang berarti juga
menyebabkan gangguan aktivitas sosial, bahkan berpotensi mengganggu pertumbuhan
dan perkembangan anak.
Asma dimanifestasikan dengan penyempitan jalan napas, yang mengakibatkan
dispnea dan batuk. Tingkat penyempitan jalan napas dapat berubah baik secara spontan
atau karena terapi. Asma berbeda dari penyakit paru obstruktif dalam hal bahwa asma
adalah proses reversible. (Brunnert & Suddarth.2011: 611)
Asma merupakan sepuluh besar penyebab kesakitan dan kematian di Indonesia, hal
ini tergambar dari data studi survei kesehatan rumah tangga (SKRT) di berbagai provinsi
di Indonesia. Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1986 menunjukkan asma
menduduki urutan ke-5 dari 10 penyebab kesakitan (morbiditas) bersama-sama dengan
bronkitis kronik dan emfisema. Pada SKRT 1992, asma, bronkitis kronik dan emfisema
sebagai penyebab kematian ke-4 di Indonesia atau sebesar 5,6%. Tahun 1995, prevalensi
asma di seluruh Indonesia sebesar 13/1000, dibandingkan bronkitis kronik 11/1000 dan
obstruksi paru 2/1000. Studi pada anak usia SLTP di Semarang dengan menggunakan
kuosioner International Study Of Asthma and Allergies in Childhood (ISAAC),
didapatkan prevalensi asma (gejala asma 12 bulan terakhir/recent asthma) 6,2% yang
64% diantaranya mempunyai gejala klasik.

4
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan penyakit Asma ?
2. Apa penyebab terjadinya Asma ?
3. Bagaimana tanda-tanda gejala Asma ?
4. Bagaimana pencegahan penyakit Asma ?

C. Tujuan Penulisan
1. Agar mengetahui penyakit Asma
2. Agar mengetahui penyebab terjadinya Asma
3. Agar mengetahui tanda-tanda gejala Asma
4. Agar mengetahui cara mencegah penyakit Asma

D. Manfaat Penulisan
1. Untuk membantu para pembaca mengetahui seluk beluk tentang penyakit
asma
2. Menambah literatur pengetahuan
3. Untuk melatih diri agar terampil dalam menulis
4. Untuk menambah wawasan

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI ASMA
Asma merupakan gangguan radang kronik saluran napas. Saluran napas yang
mengalami radang kronik bersifat hiperresponsif sehingga apabila terangsang oleh faktor
risiko tertentu, jalan napas menjadi tersumbat dan aliran udara terhambat karena konstriksi
bronkus, sumbatan mukus, dan meningkatnya proses radang (Almazini, 2012).
Asma adalah suatu keadaan dimana saluran napas mengalami penyempitan karena
hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang menyebabkan peradangan, penyempitan ini
bersifat sementara. Asma dapat terjadi pada siapa saja dan dapat timbul disegala usia, tetapi
umumnya asma lebih sering terjadi pada anak-anak dibawah usia 5 tahun dan orang dewasa
pada usia sekitar 30 tahunan (Saheb, 2011).
Asma adalah gangguan inflamasi kronik saluran napas yang melibatkan banyak sel
dan elemennya. Inflamasi kronik menyebabkan peningkatan hiperresponsivitas saluran napas
yang menimbulkan gejala episodik berulang berupa mengi, sesak napas, dada terasa berat,
batuk terutama malam hari dan atau dini hari. Episodik tersebut berhubungan dengan
obstruksi saluran napas yang luas, bervvariasi dan seringkali bersifat reversibel dengan atau
tanpa pengobatan (Boushey, 2005; Bousquest, 2008).
Istilah asma berasal dari kata Yunani yang artinya “terengah-engah” dan berarti
serangan napas pendek (Price, 1995 cit Purnomo 2008). Nelson (1996) dalam Purnomo
(2008) mendefinisikan asma sebagai kumpulan tanda dan gejala wheezing (mengi) dan atau
batuk dengan karakteristik sebagai berikut; timbul secara episodik dan atau kronik, cenderung
pada malam hari/dini hari (nocturnal), musiman, adanya faktor pencetus diantaranya aktivitas
fisik dan bersifat reversibel baik secara spontan maupun dengan penyumbatan, serta adanya
riwayat asma atau atopi lain pada pasien/keluarga, sedangkan sebab-sebab lain sudah
disingkirkan.
Batasan asma yang lengkap dikeluarkan oleh Global Initiative for Asthma (GINA)
(2006) didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik saluran napas dengan banyak sel
yang berperan, khususnya sel mast, eosinofil, dan limfosit T. Pada orang yang rentan
inflamasi ini menyebabkan mengi berulang, sesak napas, rasa dada tertekan dan batuk,
khususnya pada malam atau dini hari. Gejala ini biasanya berhubungan dengan penyempitan

6
jalan napas yang luas namun. bervariasi, yang sebagian bersifat reversibel baik secara
spontan maupun dengan pengobatan, inflamasi ini juga berhubungan dengan hiperreaktivitas
jalan napas terhadap berbagai rangsangan.
Asma adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh keadaan saluran napas yang sangat
peka terhadap berbagai rangsangan, baik dari dalam maupun dari luar tubuh. Akibat dari
kepekaan yang berlebihan ini terjadilah penyempitan saluran napas secara menyeluruh
(Abidin, 2002).

B. KLASIFIKASI ASMA
1. Berdasarkan kegawatan asma, maka asma dapat dibagi menjadi :
a. Asma Bronkhiale
Asma bronkhiale merupakan suatu penyakit yang di tandai dengan adanya
respon yang berlebihan dari trakhea dan bronkus teradap berbagai macam rangsangan,
yang mengakibatkan penyempitan saluran nafas yang tersebar luas diseluruh paru dan
derajatnya dapat berubah secara spontan atau setelah mendapat pengobatan.
b. Status Asmatikus
Yakni suatu asma yang refraktor terhadap obat-obatan yang konvensional
(Smeltzer,2001). Status asmatikus merupakan keadaan emergensi yang tidak langsung
memberikan respon terhadap dosis umum bronkodilator (Depkes RI,2007).
Status asmatikus yang dialami penderita asma dapat berupa pernafasan
wheezing, ronchi ketika bernafas ( adanya suara bising ketika bernafas ), kemudian
bisa berlanjut menjadi pernafasan labored (perpanjangan ekshalasi), pembesaran vena
leher, hipoksemia, respirasi alkalosis, respirasi sianosis, dyspnea dan kemudian
berakhir dengan tachypnea. Namun makin besarnya obstruksi di bronkus maka suara
wheezing dapat hilang dan biasanya menjadi pertanda bahaya gagal pernafasan
(Brunner & Suddarth, 2007).
c. Astmatic Emergency
Yakni asma yang dapat menyebabkan kematian
2.

7
8

Anda mungkin juga menyukai