Anda di halaman 1dari 22

Mekanisme molting

Ardina Nugrahani,M.Sc
Pengertian
• Molting : suatu proses dalam siklus hidup
serangga yaitu pergantian kulit (eksoskeleton)
dalam jangka waktu tertentu.
Fase molting
• Postmolt
Postmolt merupakan tahapan yang terjadi setelah proses
pelepasan eksoskeleton lama atau yang disebut dengan proses
eksuvasi.
Pada tahap ini, serangga akan mengalami pengembangan
eksoskeleton yang disebabkan oleh meningkatnya volume
hemolymp (darah) akibat dari terserapnya air ke dalam tubuh
serangga.
Setelah eksoskeleton lama terlepas, dalam beberapa jam atau hari
akan tumbuh eksoskeleton baru hingga akhirnya mengeras seperti
eksoskeleton lama.
 
• Intermolt
Pada tahap ini, eksoskeleton akan semakin
mengeras yang disebabkan oleh mineral dan
protein yang menyatu.
• Early premolt
Tahap selanjutnya adalah terbentuknya epicuticle
baru yang ada di bawah lapisan endocuticle pada
udang. Tahapan premolt ini dimulai dengan
meningkatnya konsentrasi hormon molting yang
ada pada darah serangga. Siklus molting selanjutnya
dikendalikan oleh hormon tersebut yang dihasilkan
oleh kelenjar molting di dalam ruang anterior
branchium atau disebut dengan Y-Organ.
• Late premolt
Ini merupakan tahapan terakhir dari proses
molting pada serangga.
Pada tahapan ini akan terbentuk lapisan exocuticle
baru di bawah lapisan epicuticle yang sebelumnya
telah terbentuk pada tahap Early Premolt, yang
selanjutnya diikuti dengan memisahnya antara
cangkang lama dan cangkang baru.
•  
Pertumbuhan dan perkembangan serangga

• Pertumbuhan dan perkembangan serangga


mencakup pertumbuhan menjadi besar dan
perubahan bentuk disertai dengan beberapa
pengelupasan kutikula yangdisebut
proses molting.
•  Perkembangan dari setiap serangga terdiri
atas tiga tahap utama yaitu tahap embrional,
masa pra-dewasa dan dewasa.
• Perkembangan embrio,terjadi di dalam telur
yang cukup mendapat persediaan kuning telur
dan dikelilingi oleh kulit luar yang halus yang
disebut korion (chorion) 
• Perkembangan embrio dimulai segera setelah
fertilisasi sehingga terbentuk zigot.
• Zigot  mengalami beberapa kali pembelahan
inti dan perubahan-perubahan lainnya
sampai menetas dari telur (eclosion).
• Molting atau sebut saja “pergantian kulit” adalah suatu
proses yang kompleks dan dikendalikan oleh  hormon-
hormon tertentu dalam tubuh serangga
• molting meliputi  lapisan kutikula dinding tubuh, lapisan
kutikula trakea, foregut, hindgut, dan struktur
endoskeleton (McGavin 2001; Triplehorn & Johnson,
2005).
• Molting dapat terjadi sampai tiga atau empat kali, bahkan
pada beberapa  serangga tertentu, molting dapat terjadi
sampai lima puluh kali atau lebih selama hidupnya
(McGavin, 2001).
• Serangga termasuk arthropda lainnya
(kalajengking, udang, lobster, dan lain-lain),
memiliki kerangka luar yang disebut dengan
eksoskeleton.
• Dalam pertumbuhannya,  serangga akan tiba
pada titik dimana otot-otot tubuhnya tidak cukup
kuat untuk mengangkat massa eksoskeletonnya.
• Exoskeleton ini menutupi sekeliling tubuhnya,
tetapi tidak dapat tumbuh.
• tubuh  serangga mengalami pertumbuhan
(penambahan volume dan massa) tetapi
eksoskeletonnya tetap pada konstruksinya
atau tidak mengalami pertumbuhan.
• Akibatnya,  serangga harus melakukan molting
beberapa kali selama hidupnya agar tetap
eksis dan “survive” atau bertahan hidup untuk
meneruskan generasinya.
Perbedaan molting dan metamorfosis

• Molting dan metamorfosis adalah dua


peristiwa penting dalam siklus hidup hewan
yang menunjukkan beberapa perbedaan
antara mereka.
• Molting dan metamorfosis sangat umum
terjadi pada serangga.
• Kedua fenomena tersebut dikendalikan oleh
dua jenis hormon, yaitu hormon ecdysteroids
dan hormon juvenile (JHS).
• Molting tidak ditemukan pada vertebrata.
• beberapa vertebrata seperti amfibi
melakukan metamorfosis selama siklus hidup
mereka.
.
• Semua serangga memiliki Exoskeleton
(kerangka luar) keras yang terdiri dari kitin.
• Exoskeleton ini melindungi bagian dalam
organ dan juga mencegah kehilangan air, juga
membatasi pertumbuhan serangga.
• serangga harus mengganti exoskeleton
mereka beberapa kali selama hidup mereka.
• sebelum serangga mengganti exoskeleton,
serangga selalu mengembangkan exoskeleton
baru di bawah exoskeleton yang lama.
• Seluruh proses mulai dari pengembangan
exoskeleton baru untuk keluar dari exoskeleton
lama disebut molting.
• proses keluar dari exoskeleton lama dikenal
sebagai ecdysis.
• Tahapan antara periode molting disebut instar.
• Siklus molting terdiri dari urutan kejadian yang pada
akhirnya membangun exoskeleton yang baru,
exoskeleton yang lebih besar dari pada yang lama.
• Peristiwa ini dipicu oleh hormon yang disebut
ecdysone, yang disekresikan oleh sepasang kelenjar
di dada serangga.
• Ketika mengeluarkan ecdysone, sepasang kelenjar
di dekat otak mengeluarkan hormon juvenile, yang
menghambat metamorfosis.
Metamorfosis
• Metamorfosis adalah proses perubahan dalam
bentuk arthropoda antara tahap belum matang
dan menjadi dewasa selama pertumbuhan
serangga.
• perubahan ini kecil, termasuk perubahan dalam
ukuran dan warna atau pola.
• perubahan yang paling beda dapat dilihat pada
serangga selama pertumbuhan mereka dari
larva hingga dewasa.
• Metamorfosis terutama dikontrol oleh sistem
endokrin arthropoda.
• Metamorfosis ditekan oleh hormon juvenile,
yang dikeluarkan selama molting.
• ketika penurunan konsentrasi hormon pada
darah, meningkatkan kemungkinan
metamorfosis.
Jenis metamorfosis:
• metamorfosis sempurna dan tidak sempurna.
• Serangga dengan metamorfosis sempurna
memiliki empat tahapan dalam siklus hidup
mereka, yaitu; telur, larva, pupa, dan dewasa.
• dapat dilihat pada serangga seperti ngengat
dan kupu-kupu.
• Metamorfosis tidak sempurna memiliki tiga
tahap kehidupan; telur, nimfa/larva dan
dewasa.
• Pada tahap nimfa serangga lebih mirip dengan
bentuk dewasa dengan pengecualian warna,
ukuran, dan kurangnya sayap.
• Contoh untuk serangga dengan metamorfosis
tidak sempurna meliputi tungau, kutu daun,
kecoa dll.
Siklus metamorfosis sempurna
• Molting adalah proses mengembangkan
exoskeleton baru dan keluar dari exoskeleton
lama. Metamorfosis adalah perubahan bentuk
antara tahap dewasa ke tahap dewasa.
• Molting tidak melibatkan perubahan dalam
tahap siklus hidup, tapi metamorfosis melibatkan
perubahan dalam tahap siklus hidup.
• Hormon Juvenile memicu proses molting dan
menekan proses metamorfosis.

Anda mungkin juga menyukai