Anda di halaman 1dari 27

A.

Struktur & Perkembangan Hewan


SPH (Struktur & Perkembangan Hewan) adalah ilmu yang berperan sebagai dasar
untuk ilmu-ilmu lain dalam bidang hewan antara lain: fisiologi hewan, taksonomi hewan,
biokimia hewan, genetika hewan, patoanatomi hewan, mikroteknik hewan, dan lain-lain.
Disini dipelajari struktur makroanatomi dan mikroanatomi suatu organ, ontogeni organ dan
perkembangan mulai dari gametogenesis sampai dengan terbentuknya embrio.
Sebelum mempelajari pola tubuh tubuh dan simetri perlu memahami istilahistilah:
anterior-posterior, cranial-caudal, dorsal-ventral, lateral, distal-proksimal, penampang
transversal, penampang frontal, penampang longitudinal, penampang sagital.
Perkembangan hewan atau embriologi Adalah ilmu yang mempelajari tentang
perkembangan organisme mulai dari zygote hingga lahir atau menetas.Sedangkan
embriologi perkembangan mempelajari perkembangan mulai dari zygote hingga lahir, dan
perkembangan organisme pasca lahir atau pasca menetas.
Perkembangan merupakan suatu proses yang berkenan dengan terjadinya
perubahan-perubahan progresif yang berlangsung didalam sel, jaringan, organ, atau
organisme selama rentang hidupnya. Dengan kata lain perkembangan merupakan proses
transformasi dari suatu keadaan, susunan atau fungsi keadaan. Susunan, atau fungsi yang
lain yang berlangsung secara progresif dan relative permanen, misalnya perkembangan telur
katak menjadi katak dewasa, perkecambahan biji, regenerasi anggota tubuh yang
diamputasi pada salamander atau perkembangan larva menjadi kupu-kupu.
Struktur adalah pengaturan dan pengorganisasian unsur-unsur yang saling terkait
dalam suatu objek material atau sistem, atau objek atau sistem yang terorganisasi.
Perkembangan adalah pertumbuhan yang disertai dengan organogenesis dan
diferensiasi struktur serta fungsi. Pertumbuhan dan perkembangan hewan terdiri dari dua
tahap,  yaitu tahap embrio dan tahap pasca embrio.

 Tahap embrio
Tahap embrio dimulai dari proses fertilisasi (penyatuan sel telur dan sperma),
kemudian terbentuk zigot yang mengalami proses pembelahan. Tahap embrio
dikelompokkan menjadi beberapa fase, yaitu fase morula,fase blastula, fase gastrula,
fase diferensiasi, serta organogenesis.  
1) Fase Morula 
Pada fase ini zigot mengalami pembelahan berkali-kali. Pembelahan sel
dimulai dari satu menjadi dua,  dua menjadi empat,  dan seterusnya.  Pada saat
pembelahan sel terjadi pembelahan yang tidak bersamaan.  Pembelahan yang
cepat terjadi pada bagian vertikal yang memiliki kutub fungsional atau kutub
hewan (animal pole) dan kutub vegetatif (vegetal pole).  Antara dua kutub ini
dibatasi oleh daerah sabit kelabu Lihat Gambar 1. Setelah pembelahan terjadi
pada bagian vertikal,  kemudian dilanjutkan dengan bagian horizontal yang
membelah secara aktif sampai terbentuk 8 sel. Pembelahan sel berlanjut
sampai terbentuk 16-64 sel.  Embrio yang terdiri dari 16-64 sel inilah yang
disebut morula.

Tahapan pembelahan sel menjadi morula.

2) Fase Blastula

Pada fase blastula terjadi pembagian sitoplasma ke dalam dua kutub


yang dibentuk pada fase morula.Konsentrasi sitoplasma pada kedua kutub
tersebut berbeda.Pada kutub fungsional terdapat sitoplasma yang lebih
sedikit dibandingkan dengan kutub vegetatif.  Konsentrasi sitoplasma yang
berbeda menentukan arah pertumbuhan dan perkembangan hewan
selanjutnya.  Pada fase ini kutub fungsional dan kutub vegetatif telah selesai
dibentuk.  Hal ini ditandai dengan dibentuknya rongga di antara kedua kutub
yang berisi cairan dan disebut blastosol / blastocoel (Gambar 2).  Embrio yang
memiliki blastosol disebut blastula. Proses pembentukan blastosol
disebut blastulasi. Setelah fase blastula selesai dilanjutkan dengan fase
gastrula.  

Terbentuknya rongga bastosol.

3) Fase Gastrula 

Pada fase gastrula, embrio mengalami proses diferensiasi dengan


mulai menghilangkan blastosol. Sel-sel pada kutub fungsional akan membelah
dengan cepat.  Akibatnya, sel-sel pada kutub vegetatif membentuk lekukan ke
arah dalam (invaginasi).  Invaginasi akan membentuk dua formasi, yaitu
lapisan luar (ektoderm)  dan lapisan dalam (endoderm).

Bagian ektoderm akan menjadi kulit dan bagian endoderm akan


menjadi berbagai macam saluran. Bagian tengah gastrula disebut
dengan arkenteron. Pada perkembangan selanjutnya, arkenteron akan
menjadi saluran pencernaan pada hewan vertebrata dan beberapa
invertebrata. Bagian luar yang terbuka pada gas menuju arkenteron disebut
dengan blastofor. Bagian ini dipersiapkan menjadi anus dan pada bagian ujung
akan membuka dan menjadi mulut. Pada fase ini akan terjadi lanjutan
diferensiasi sebagian endoderm menjadi bagian mesoderm. Pada akhir dan
gastrula telah terbentuk bagian endoderm,  mesoderm,  ektoderm

Tahapan invaginasi hingga terbentuk endoderm, mesoderm, dan ektoderm.

Berdasarkan jumlah lapisan embrionalnya, hewan dikelompokkan


menjadi dua, yaitu hewan diploblastik dan hewan triploblastik. Hewan
diploblastik memiliki dua lapisan embrional,  yaitu ektoderm dan endoderm.
Contoh hewan diploblastik adalah Coelenterata (hewan berongga).  Hewan
triploblastik memiliki tiga lapisan embrional,  yaitu ektoderm,  endoderm,  dan
mesoderm. Mesoderm selalu terletak di antara ektoderm dan endoderm. 

Hewan triploblastik dikelompokkan menjadi tiga berdasarkan ada


tidaknya selom (berasal dari kata coelom = ruangan yang berongga)  dan
bagaimana selom tersebut dibentuk selama embriogenesis. Kelompok hewan
tersebut yaitu aselomata,   pseudoselomata,  dan selomata  (euselomata).
Hewan aselomata tidak memiliki pseudoselomata memiliki selom semu,
contohnya cacing tanah.Hewan selomata yang memiliki selom sesungguhnya,
misalnya manusia (Gambar 4).  
Tipe selom pada hewan

4) Diferensiasi dan Organogenesis 

Pada fase ini mulai terjadi diferensiasi dan organogenesis pada struktur
dan fungsi sel untuk menjadi jaringan yang spesifik.  Proses ini dikendalikan
oleh faktor gen yang dibawa pada saat terjadi pembentukan kutub fungsional
dan kutub vegetatif.  Pada akhirnya masing-masing bagian endoderm,
mesoderm,  dan ektoderm akan mengalami diferensiasi menjadi organ-organ
sebagai berikut:

 Ektoderm akan mengalami diferensiasi menjadi epidermis, rambut,


kelenjar minyak,  kelenjar keringat,  email gigi,  sistem saraf,  dan saraf
reseptor.  
 Mesoderm akan mengalami diferensiasi menjadi tulang,  jaringan ikat,
otot,  sistem peredaran darah, sistem ekskresi misalnya duktus
deferens,  dan sistem reproduksi 
 Endoderm akan mengalami diferensiasi menjadi jaringan epitel
pencernaan,sistem pernapasan,  pankreas dan hati serta kelenjar
gondok. 
Dalam proses diferensiasi dan organogenesis,  bagian yang berdekatan
saling mempengaruhi. Sebagai contoh,  bagian mesoderm akan
mempengaruhi ektoderm dalam diferensiasi untuk perkembangan alat gerak,
yaitu sebagian berasal dari sel ektoderm dan sebagian dari mesoderm.
Setelah tahap embrio selesai,  embrio yang disebut janin siap dilahirkan.

 Tahapan Pasca Embrio 

Pada tahap pasca embrio,terjadi pertumbuhan dan perkembangan menjadi


individu dewasa. Individu dewasa,artinya siap menghasilkan keturunan atau
bereproduksi Beberapa hewan invertebrata mengalami regenerasi atau
metamorfosis selama pertumbuhan dan perkembangannya Sedangkan hewan
vertebrata mengalami pertumbuhan dan perkembangan dari hewan muda (anak)
menjadi hewan dewasa.

a) Regenerasi 
Regenerasi adalah proses perbaikan tubuh yang luka atau rusak.
Proses ini ditentukan oleh sel-sel batang dalam tubuh hewan yang belum
mengalami diferensiasi. Pada organisme yang berkembang biak secara
aseksual, regenerasi berarti juga sebagai proses reproduksi atau berkembang
biak Contohnya cacing pipih,  Cacing pipih memiliki kemampuan regenerasi
yang sangat tinggi.  Apabila tubuhnya dipotong,  potongan akan menjadi
individu baru dan lengkap.
b) Metamorfosis 

Metamorfosis adalah perubahan ukuran,  bentuk,  dan bagian-bagian


tubuh hewan dari suatu stadium ke stadium berikutnya.  Metamorfosis
merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan hewan khususnya
serangga dan amfibi menuju dewasa.  Dalam siklus hidupnya,  hewan memiliki
truktur dan fungsi tubuh yang berbeda pada setiap stadium.  Metamorfosis
dikendalikan oleh hormon.  Di bawah pengaruh hormon,  ukuran tubuh hewan
bertambah,  jaringan terorganisasi,  dan bagian-bagian tubuh kembali
dibentuk.

 Metamorfosis serangga (insekta)


Berdasarkan tidak terjadinya atau terjadinya tahap metamorfosis yang dialami,
serangga dibedakan menjadi kelompok serangga ametabola, holometabola,
dan hemimetabola.
a. Ametabola 
Ametabola merupakan organisme yang tidak mengalami
proses metamorfosis. Stadium yang dimiliki adalah stadium telur
dan stadium imago (dewasa).  Contohnya kutu buku yang bertelur
kemudian berkembang menjadi dewasa tanpa melakukan
metamorphosis
b. Holometabola 
Holometabola merupakan organisme yang mengalami
metamorfosis sempurna.  Hewan ini memiliki stadium telur, larva
(ulat), pupa (kepompong), dan imago (dewasa).  Contoh hewan
yang mengalami metamorfosis sempurna adalah kupu-kupu.
Stadium telurnya dapat kita amati pada daun, Telur menjadi larva
yang sangat aktif mencari makan dengan cara memakan daun.
Stadium larva terjadi beberapa kali pergantian kulit yang disebut
dengan ekdisis. Setelah itu larva akan berubah menjadi pupa
(kepompong). Fase pupa merupakan fase istirahat. Kemudian,
pupa berkembang menjadi kupu-kupu yang mampu terbang dan
berkembang biak kembali untuk menghasilkan telur. Contoh lain
holometabola adalah kumbang, ngengat, semut, dan lebah
c. Hemimetabola 
Hemimetabola merupakan organisme yang mengalami
metamorfosis tidak sempurna. Stadium yang dimiliki oleh hewan ini
adalah telur, larva atau nimfa, semi-imago, dan imago
(dewasa).Contoh hewan kelompok ini adalah kumbang.  Stadium
telur dapat kita amati pada pasir sebagai medium peletakan telur.
Setelah telur menetas,  terbentuk stadium larva. Setelah itu akan
terbentuk stadium semi-imago.  Stadium ini memiliki bentuk
morfologi yang sama dengan kumbang imago,  tetapi belum
memiliki kemampuan untuk bereproduksi, karena organ
reproduksinya belum tumbuh sempurna. Setelah itu kumbang
memasuki stadium imago yang mampu bereproduksi atau
berkembang bia menghasilkan.  Contoh lain hemimetabola

metaforsis tidak sempurnah dan tidak sempurnah pada belalang

 Metamorfosis katak (amfibi)

Tahap metamorfosis katak pada umumnya dibagi menjadi 3


stadium, yaitu premetamorfosis, prometamorfosis, dan metamorfosis
klimaks. Selama stadium premetamorfosis, telur yang telah dibuahi
tumbuh menjadi berudu (kecebong).Berudu bertambah ukurannya
dengan sedikit perubahan bentuk tubuh.Pada stadium prometamorfosis,
kaki bagian belakang muncul dan pertumbuhan tubuh terjadi secara
lambat. Selama metamorfosis klimaks, kaki bagian depan muncul dan ekor
mulai menghilang.  

B. Organisasi dalam Tubuh Hewan Multiselular


1. SEL
2. Jaringan
2. Organ
3. Sistem Organ

1. SEL
Sel adalah unit terkecil dari makhluk hidup.Setiap Organisme di dunia ini
tersusun atas sel-sel yang saling berintegrasi membentuk suatu fungsi tertentu dalam
tubuh makhluk hidup.Baik organisme tingkat seluler (Uniseluler) maupun organisme
Multiseluler. Sel  pertama kali dikenalkan oleh Robert Hooke pada tahun 1665 yang
mengamati jaringan gabus pada pada tumbuhan dengan menggunakan lensa
pembesar.
Gabus merupakan bangunan yang berlubang-lubang kecil seperti susunan
sarang lebah yang dipisahkan oleh “diafragma”.Bangunan seperti sarang lebah ini
selanjutnya disebut dengan Cell (sel).  Nama sel diambilnya dari bahasa Yunani
“Kytos” yang berarti ruang kosong, sedangakan bahasa latin ruang kosong adalah
“cella”.
Perkembangan teori tentang sel dimulai pada tahun 1839 sampai akhir abad
XIX.

1. Schleiden dan T. Schwann. Sel sebagai unit struktural terkecil makhluk


hidup.Teori ini menjelaskan bahwa setiap makhluk hidup disusun atas sel-sel. Sel
adalah bagian terkecil makhluk hidup yang menyusun makhluk hidup.
2. Max Schultze. Sel sebagai unit fungsional terkecil makhluk hidup.Teori ini
menjelaskan bahwa sel adalah bagian terkecil dari makhluk hidup yang
melakukan fungsi kehidupan.Fungsi-fungsi kehidupan di dalam sel dapat
ditunjukkan dengan adanya metabolisme sel dan pengaturan sel oleh nukleus.
3. Rudolf Virchow. Sel sebagai unit pertumbuhan terkecil makhluk hidup.Sel
sebagai penyusun terkecil makhluk hidup selain menjalankan suatu fungsi
kehidupan juga mengalami pertumbuhan.sel dapat mengalami perpanjangan
ukuran maupun perbesaran volume sel.
4. Akhir abad XIX. Sel sebagai unit hereditas terkecil makhluk hidup.sel memiliki
struktur yang dinamakan degan nukleus (inti sel). Nukleus memiliki peranan
sebagai pembawa materi genetik (tersimpan sebagai molekul DNA) yang
memiliki sifat diwariskan ke generasi sel selanjutnya.
Sel memiliki keragaman berdasarkan bentuk dan ukuran, pergerakannya (ada
beberapa sel yang bergerak cepat dan memiliki struktur berubah-ubah, ada juga yang
cenderung tidak bergerak dan memiliki struktur tetap), struktur sel dan ada tidaknya
membran inti. Keragaman lainnya dilihat dari sel membutuhkan O2 untuk hidup atau
tidak membutuhkan O2
Sel hewan merupakan sel eukariotik yaitu sel yang telah memiliki membran
inti, bagaian sel hewan yang tidak dimiliki sel tumbuhan dan sel bakteri yaitu sentriol.
Berikut bagian-bagian dari sel hewan dan fungsinya:
1. Mitokondria, merupakan tempat pembentukan sumber energi. Umumnya
dimiliki semua sel hidup, karena fungsinya yang sangat penting, yaitu
menghasilkan energi melalui proses respirasi sel.
2. Ribosom, organel berbentuk butiran-butiran kecil yang terdapat di sitoplasma
atau menempel di permukaan retikulum endoplasma kasar. Berfungsi sebagai
tempat sintesis protein.
3. Retikulum Endoplasma, organel berbentuk seperti saluran. Berfungsi untuk
membantu metabolisme protein, lemak dan karbohidrat.
4. Badan Golgi, organel berbentuk seperti tumpukan kue panekuk. Berfungsi
membantu sintesis protein.Terdapat di sel tumbuhan dan hewan.
5. Sentriol, Fungsi sentriol yang utama dalam sel hewan adalah menyelesaikan
proses sitokinesis
6. Lisosom, merupakan kantung kecil dengan membran tunggal. Berfungsi untuk
mendaur ulang bagian sel yang rusak, mencerna zat sisa makanan atau zat-zat
asing yang masuk ke dalam sel
7. Sentrosom, bentuknya seperti tabung kecil dan mengapung di sitoplasma.
Sentriol dalam sentrosom berperan dalam pembelahan sel. Sentrosom sel
hewan memiliki sepasang sentriol, sedang sel tumbuhan tidak.
8. Nuklues (inti sel), organel berbentuk bulat atau lonjong yang terdapat
di tengah atau  bagian tepi sel. Berfungsi sebagai pusat pengendali kegiatan
sel. Di dalamnya terdapat cairan inti (nukleoplasma), anak inti (nukleolus) dan
selapu inti.
9. Kloroplas, organel kecil berbentuk bulat yang berwarna hijau karena
mengandung  pigmen klorofil.
10. Membran sel (membran plasma), merupakan bagian sel paling luar. Dimiliki
oleh hewan dan tumbuhan.Berfungsi mengatur keluar masuknya zat pada
suatu sel.
11. Sitoplasma, cairan bening seperti gel yang mengisi ruang dalam sel, berfungsi
sebagai tempat berlangsungnya reaksi metabolisme.
12. Vakuola, merupakan rongga di dalam sel yang berlapis membran,di dalamnya
berisi cairan. Berfungsi sebagai tempat menyimpan bahan makanan dan sisa
metabolisme.
 

Gambar: Sel Hewan Gambar: Diagram tiga dimensi sel


hewan, termasuk organelnya

2. Jaringan
Jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang
sama. Jadi, jaringan hampir dimiliki oleh makhluk hidup bersel banyak
(multisluler).Setiap makhluk hidup berasal dari perkembangbiakan secara kawin
(generatif) ataupun secara tak kawin (vegetatif) pada perkembangbiakan secara
kawin terjadi percampuran antara sel ovum dan sperma membentuk satu sel
zigot.Zigot membelah terus-menerus sehingga terbentuk embrio, dan embrio
berkembang menjadi individu baru.Sel zigot membelah berkali-kali, mula-mula
membentuk sel yang seragam (blastula).Sel-sel tersebut belum mempunyai fungsi
khusus.Pada saat perkembangan embrio, sel-sel tersebut berkembang menjadi
berbagai jenis sel yang bentuknya sesuai dengan fungsinya.Sel mengalami
diferensiasi dan spesialisasi.Jadi dari sel yang seragam berubah menjadi berbagai
jenis sel yang bentuknya sesuai dengan fungsinya.
Jaringan dalam biologi adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan
fungsi yang sama. Jaringa-jaringan yang berbeda dapat bekerja sama untuk suatu
fungsi fisiologi yang sama membentuk organ. Cabang ilmu biologi yang mempelajari
jaringan dalam hubungannya dengan penyakit adalah histopatologi.
Menurut asal meristem, jaringan dewasa dibedakan menjadi jaringan primer
dan jaringan sekunder.Jaringan primer adalah jaringan yang dibentuk oleh sel-sel
yang berasal dari meristem primer.Sedangkan jaringan sekunder adalah jaringan yang
dibentuk oleh sel-sel berasal dari meristem sekunder. Jaringan dewasa penyusun
organ tumbuhan tingkat tinggi antara lain jaringan pelindung (epidermis), jaringan
dasar (parenkim), jaringan pengangkut (penyokong), jaringan pengangkut (vaskuler),
dan jaringan sektoris.
1. Jaringan pelindung (epidermis)
Jaringan epidermis adalah lapisan sel yang paling luar, yaitu pada
permukaan organ primer tumbuhan, seperti akar, bateng, daun, bunga, dan
buah.
2. Jaringan dasar (parenkim)
Jaringan parenkim merupakan suatu jaringan yang terbentuk dari sel-
sel hidup, dengan struktur morfologi serta fisiologi yang bervarisi dan masih
melakukan proses fisiologis.
3. Jaringan penyokong (penguat)
Jaringan penyokong merupakan jaringan yang menguatkan tubuh.
4. Jaringan pengangkut (vakuler)
Jaringan pengangkut pada tumbuhan tingkat tinggi terdiri dari xylem
dan floem.
5. Jaringan sekretoris
Jaringan sekretoris dinamakan juga kelenjar internal karena senyawa
yang dihasilkan tidak keluar dari tubuh.
Jaringan Pada Hewan adalah kumpulan sel sejenis yang memiliki struktur dan
fungsi yang sama untuk membentuk suatu organ. Jenis jaringan yang umumnya
dimiliki oleh vertebrata dan manusia ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan
ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf Jaringan ikat terdiri dari matriks dan sel-sel
jaringan ikat.Matriks terdiri dari serat-serat dan bahan dasar, sedangkan serat-serat
matriks sendiri terdiri dari beberapa jenis yaitu serat kalogen, serat elastin, dan serat
retikuler. Jaringan ikatnnya terdiri dari beberapa jenis sel, misalnya adalah sel lemak

1. Jaringan Epitel atau Jaringan Kulit


Jaringan epitel merupakan jaringan yang menutupi jaringan lain.
Jaringan ini meliputi epitel sederhana dan epitel berlapis.Jaringan epitel
sederhana hanya terdiri dari satu lapis sel. Contohnya adalah jaringan epitel
pipa sebelah dalam.Jaringan epitel berlapis terdiri atas beberapa lapis sel.
Contohnya epitel usus dan saluran pernafasan.Jaringan epitel ada yang
bersilia, misalnya pada saluran pernafasan. Silia tersebut berguna untuk
menerima rangsangan dari luar, misalnya jika ada debu kita akan bersin.
Epitel yang berada di luar tubuh biasanya disebut epidermis (epi = tepi, dan
derm = kulit) misalnya pada kulit. Sebaiknya, epitel yang menutupi bagian
dalam organ tubuh disebut endodermis.

2. Jaringan Ikat
Jaringan ikat merupakan jaringan yang menghubungkan antara
jaringan yang satu dengan jaringan yang lain. Fungsi jaringan ikat antara lain
sebagai berikut :
a. Melekatkan suatu jaringan ke jaringan lain.
b. Membungkus organ
c. Mengisi rongga di antar organ.
d. Mengangkut zat oksigen dan makanan kejaringan lain.
e. Mengangkut sisa-sisa metabolisme kealat pengeluaran.
f. Menghasilkan kekebalan.
Jaringan ikat dapat dikelompokkan menjadi jaringan ikat biasa, jaringan
ikat khusus, jaringan ikat penyokong, dan jaringan ikat penghubung.
a. Jaringan ikat biasa
Jaringan ikat biasa dibedakan menjadi jaringan ikat padat dan
jaringan ikat longgar.Jaringan ikat padat misalnya jaringan pada
tendon otot.Tendon otot adalah ujung berkas otot yang melekat
pada tulang.Jaringan ikat longgar merupakan jaringan pengisi
ruangan di antara organ-organ

b. Jaringan ikat khusus


Jaringan ikat khusus mempunyai fungsi khusus, misalnya
menyimpan energi dalam bentuk lemak, menahan goncangan, dan
membentuk darah.Contoh jaringan ikat khusus adalah jaringan
lemak yang ada di bawah kulit.

c. Jaringan ikat penyokong


penyokong terdiri dari jaringan tulang rawan dan jaringan
tulang sejati.Jaringan tulang sejati juga berfungsi untuk
menghasilkan sel darah merah (eritrosit).

d. Jaringan ikat penghubung


Jaringan ikat penghubung terdiri atas darah dan
limfa.Jaringan darah terdiri atas plasma darah dan butiran
darah.Butiran darah terdiri dari sel darah merah (eritrosit), sel darah
putih (leukosit), dan keeping darah (trombosit).Jaringan darah
berfungsi mengangkut oksigen, karbondioksida, sari makanan, zat-
zat sisa, dan hormon.Jaringan limfa terdiri dari cairan limfa yang
beredar pada pembuluh limfa.Cairan limfa berfungsi untuk
mengangkut lemak.

3. Jaringan Otot.
Jaringan otot terdiri atas otot rangka, otot polos dan otot
jantung.Jaringan otot berfungsi sebagai penggerak.Jaringan otot rangka
terdiri atas sel-sel otot yang apabila diamati dengan mikroskop memiliki garis
gelap dan terang berselang-seling.Karena itu sel otot rangka dikenal pula
sebagai sel otot lurik atau sel otot bergaris melintang.Sel otot rangka
mempunyai banyak inti.Sel otot lurik bekerja karena pengaruh kehendak kita.
Sel otot polos terdapat pad organ dalam, misalnya di usus dan pembuluh
darah. Serabut kontraktil otot polos tidak memiliki garis gelap dan terang.Sel
otot polos berbentuk gelondong dan berinti satu.Kerja otot polos tidak
dipengaruhi kehendak kita.Otot jantung terdiri dari sel-sel yang memiliki garis
gelap dan terang seperti otot lurik, tapi bekerja di luar kehendak kita.
4. Jaringan Saraf
Jaringan saraf terdiri dari sel-sel saraf (neuron) dan serabut
saraf.Jaringan saraf berfungsi sebagai penghantar rangsang, yakni membawa
rangsang dari alat penerima rangsang (reseptor) ke otak kemudian
diteruskan ke otot.Jaringan saraf hanya dimiliki hewan dan manusia.

Macam-macam jaringan pada hewan:


1. Jaringan Embrional
Jaringan embrional adalah jaringan muda yang sel-selnya senantiasa
membelah.Jaringan ini merupakan hasil pemebalahan sel zigot. Pada tahap
awal terbentknya embrio, sel-sel penyusunnya mempunyai bentuk sama.
Namun dalam perkembangan selanjutnya sel-sel tersebut akan membelah
dan mengalami perubahan bentuk , proses ini disebut spesialisasi. Hasil
spesialisasi ini antara lain,lapisan jaringan embrional. Embrio hewan ada yang
terdiri atas dua lapisan (disebut diploblastik), yaitu ectoderm (lapisan luar)
dan entoderm (lapisan dalam).Contoh; Coelenterata.dan ada yang terdiri tiga
lapisan (disebut triploblastik). Tiga lapisan ini tersebut adalah ekstoderm
(lapisan luar), mesoderm (lapisan tengah) dan entoderm (lapisan
dalam).Contoh ; cacing tanah, siput, arthropoda dan chordate.

2. Jaringan Epitel
Seperti jaringan epidermis pada tumbuhan, jaringan epitel berperan
sebagai pelapis organ dan rongga tubuh bagian luar.Jaringan ini dapat
ditemukan pada permukaan tubuh yang membatasi organ tubuh dengan
lingkungan luarnya.Jaringan epitel yang melapisi permukaan tubuh atau
lapisan luar tubuh dinamakan epitelium.Sedangkan jaringan epitel yang
membatasi rongga tubuh dinamakan mesotelium, misalnya perikardium,
pleura, dan peritonium.Kemudian, jaringan yang membatasi organ tubuh
dinamakan endotelium.Di dalam struktur tubuh, jaringan epitel berfungsi
sebagai pelindung jaringan di bawahnya dari kerusakan, pengangkut zat-zat
antarjaringan, dan tempat keluarnya enzim.
Fungsi dari jaringan epitel antara lain:
 Pelindung atau proteksi, missal epitel pada kulit dan rongga mulut
 Sebagai kelenjar atau menghasilkan getah.
Kelenjar terbagi menjadi eksokrin (melalui sebuah saluran, contoh
kelenjar keringat dan kelenjar air liur) dan endokrin (tidak mempunyai
saluran khusus tetapi langsung melalui saluran darah, contoh kelenjar
tiroid , kelenjar hipofisis dll).
 Sebagai penerima rangsang (reseptor), disebut epitel sensori
(neuroepitelium) contoh yang terletak disekitar alat indra.
 Sebagi jalur lalu lintas transportasi zat. Artinya epitel dapat berfungsi
sebagai penyerapan zat ke dalam tubuh, contoh epitel pada jonjot
usus.Epitel juga dapat berfungsi untuk mengeluarkan zat dari dalam
tubuh, contoh pada nefron ginjal untuk lewatnya urine.
Berdasarkan bentuk dan susunannya, jaringan epitel dibedakan menjadi :
1. Epitel pipih berlapis tunggal, antara lain terdapat pada pembuluh
darah, pembuluh limfa, selaput bagian dalam telinga, kapsula
glomerulus pada ginjal. Fungsinya terkait dengan proses difusi dan
filtrasi atau penyaringan.
2. Epitel pipih berlapis banyak, Misalnya jaringan yang melapisi rongga
mulut, epidermis, esofagus, vagina, rongga hidung. Fungsinya terkait
dengan proteksi atau perlindungan.
3. Epitel kubus berlapis tunggal, Misalnya sel epitel yang melapisi
permukaan dalam lensa mata, permukaan ovary atau indung telur,
saluran nefron ginjal.
4. Epitel Kubus Berlapis banyak, Misalnya, epitel yang membentuk
saluran kelenjar minyak dan kelenjar keringat pada kulit
5. Epitel Silindris Berlapis Tunggal, Misalnya, jaringan yang melapisi
permukaan dalam lambung, jonjot usus, kelenjar pencernaan, saluran
pernapasan bagian atas. Fungsinya berhubungan dengan sekresi,
adsorbsi dan proteksi.
6. Epitel Silindris Berlapis Banyak
Terdapat pada saluran ekskresi kelenjar ludah dan kelenjar susu,
uretra serta permukaan alat tubuh yang basah.
7. Epitel Silindris Berlapis Banyak Semu (Epitel Silindris Bersilia)
Terdapat pada saluran ekskresi besar, saluran reproduksi jantan,
saluran pernapasan. Fungsi berhubungan dengan proteksi atau
perlindungan, sekresi dan gerakan zat yang melewati permukaan.
8. Epitel Transisional Merupakan epitel berlapis yang sel-selnya tidak
dapat digolongkan berdasarkan bentuknya. Bila jaringan
menggelembung, bentuknya berubah.Biasanya membrane dasarnya
tidak jelas.
Gambar: Jaringan Epitel

3. Organ
Organ terbentuk dari beberapa jaringan yang saling bekerja sama
melaksanakan fungsi tertentu. Berdasarkan letaknya, organ dibedakan menjadi dua,
yaitu:
1. Organ luar : tangan, kaki, hidung, mulut, telinga, mata.
2. Organ dalam : hati, ginjal, usus, jantung, paru-paru.
Adanya berbagai jaringan yang berkumpul membentuk suatu organ tertentu,
memungkinkan suatu organ mempunyai kemampuan melaksanakan fungsi hidup
yang beranekaragam.Makin tinggi derajat suatu hewan, makin banyak organ tubuh
yang dimilikinya. Hal ini bertujuan untuk efisiensi kerja, karena dengan banyaknya
organ tubuh maka pembagian kerja akan semakin efektif. Dalam pembahasan organ
ini akan kita lihat salah satu contohnya adalah usus halus (small intestine). Organ ini
terdiri atas empat lapisan yang terbentuk oleh kurang lebih enam atau tujuh jaringan
yang berbeda.
Bagian yang paling dalam berupa lapisan mukosa.Lapisan ini disusun oleh
epitelium kolumnar sederhana.Fungsinya untuk pencernaan makanan dan absorbsi
sari-sari makanan.Lapisan yang sebelah luarnya berupa lapisan sub mukosa yang
terdiri atas jaringan penunjang, yaitu pembuluh darah, pembuluh limpa dan serabut-
serabut saraf. Fungsinya untuk mentransfer nutrien dari mukosa ke aliran darah dan
limpa untuk selanjutnya didistribusikan ke bagian tubuh yang lainnya.Lapisan ketiga
adalah lapisan muscularis yang disusun oleh jaringan otot yaitu otot polos.Lapisan ini
berperan di dalam gerakan-gerakan pencernaan makanan.Lapisan yang paling luar
adalah serosa. Terdiri dari jaringan fibroblastic yang berada pada sub lapisan dalam
dan sub lapisan luar terdiri atas epitelium squamosa.
Lapisan ini sebagai pembatas corong pencernaan dan sekaligus sebagai
penghubung terhadap membran yang berhubungkan dengan intestine.Seluruh
komponen jaringan usus halus tadi secara bersamaan membentuk satu fungsi, yaitu
prosesing makanan.
jadi dengan demikian usus halus itu merupakan suatu organ. Suatu organ yang
bekerja sama dengan organ-organ yang lainnya dengan membentuk suatu fungsi
yang lebih kompleks disebut dengan sistem organ sebagai contoh adalah organ-
organ yang bekerja sama dengan usus halus dalam prosesing makanan adalah mulut,
lambung, hati, pankreas, kelenjar ludah, usus besar, dan lain-lainnya membentuk
suatu sistem yang disebut sistem pencernaan.
Organ Pada Hewan dan Fungsi - Sebuah organ dibangun oleh beberapa
jaringan.Contoh: organ adalah usus halus. Perhatikan Gambar dibawahini.Jaringan-
jaringan apakah yang menyusunnya?Di usus halus terdapat jaringan otot polos, ikat
kendur, epitel kubus lapis banyak, darah, dan saraf.Setiap jaringan memiliki fungsi
tersendiri.

Gambar: Organ Pada Hewan dan Fungsi


Jaringan otot polos yang tersusun melintang dan memanjang membuat usus
halus dapat melakukan gerakan peristaltik (gerak bergelombang akibat elaksasi dan
kontraksi otot) untuk memindahkan makanan yang berada di dalam rongga
usus.Jaringan saraf mengendalikan gerakan peristaltik pada otot tersebut.Selain itu,
bentuk usus disokong oleh jaringan ikat longgar sehingga gerakan peristaltik yang
dilakukan dapat lebih optimum.
Jaringan epitel yang melapisi rongga usus berperan dalam penyekresian enzim
dan absorpsi sari makanan.Hasil absorpsi tersebut diangkut oleh jaringan darah yang
berada di dalam arteri di balik jaringan epitel.Seluruh jaringan yang terdapat di dalam
organ saling terkait dan bekerja teratur.Oleh karena itu, organ memiliki fungsi yang
sangat berbeda dengan fungsi masing-masing jaringan yang membentuknya. Organ
akan berhubungan dengan organ-organ lainnya dan membentuk sistem organ.
Misalnya, usus halus akan berhubungan dengan usus besar, pankreas, usus dua belas
jari, kantong empedu, lambung, tenggorokan, dan mulut membentuk suatu sistem
organ, yaitu sistem pencernaan makanan.

4. Sistem Organ
Makhluk hidup multiseluler adalah organisme dengan kompleksitas sistem
yang tinggi.Pada organisme multiseluler, fungsi-fungsi hidupnya ditopang oleh sistem
organ. Sistem organ hewan terdiri atas beberapa organ hewan yang bekerja sama
menjalankan suatu proses yang menunjang kehidupan seluruh sistem-sistem organ
yang lain. Keseluruhan sistem organ tersebut, akhirnya membentuk satu individu
organisme. Pada umumnya, makhluk hidup multiseluler misalnya hewan, memiliki
sepuluh jenis system organ sebagai berikut:
 
1. Sistem Pencernaan Makanan Hewan
Sistem ini berfungsi mengolah dan mengubah makanan, berupa
molekul organik kompleks menjadi molekul yang lebih sederhana (sari pati
makanan) agar dapat diserap tubuh.Organ hewan yang terkait dengan fungsi
sistem ini, antara lain mulut (kelenjar ludah, gigi, dan lidah), esofagus,
lambung, usus halus, dan usus besar.

2. Sistem Pernapasan Hewan

Sistem ini berfungsi menyediakan oksigen dan mengeluarkan sisa


metabolisme yang berbentuk CO2.Sistem pernapasan tersusun oleh
beberapa organ hewan, di antaranya saluran-saluran pernapasan yang
meliputi faring, laring, dan trakea serta paru-paru yang meliputi sistem
bronkus dan alveolus.

3. Sistem Sirkulasi Hewan


Sistem ini berfungsi mengangkut dan mendistribusikan oksigen, air,
dan sari makanan berupa molekul-molekul organik seperti glukosa.Selain itu,
berfungsi juga mengangkut hasil sisa metabolisme untuk dikeluarkan dari
tubuh.Sistem ini terdiri atas organ hewan, seperti jantung, arteri dan vena,
pembuluh limfa, dan kelenjar limfa.
4. Sistem Ekskresi Hewan
Sistem ini berfungsi mengeluarkan sisa-sisa metabolisme, selain CO2
atau cairan.Hal tersebut dilakukan untuk menjaga titik keseimbangan cairan
tubuh.Sistem ekskresi tersusun atas beberapa organ hewan, seperti ginjal,
kantung urine, ureter, kelenjar keringat, dan uretra.

5. Sistem Endokrin Hewan


Sistem ini mengatur aktivitas tubuh, seperti pertumbuhan dan
homeostasis.Sistem ini tersusun oleh berbagai macam kelenjar, seperti
kelenjar hipofisis, epifisis, kelenjar anak ginjal, dan kelenjar gondok.

6. Sistem Saraf Hewan


Sistem saraf berperan dalam menyampaikan rangsang yang diperoleh
dari lingkungan, mempersepsikan rangsang, untuk kemudian merespons
rangsang tersebut.

7. Sistem Rangka Hewan


Sistem ini berfungsi menopang dan memberi bentuk pada
tubuh.Sistem rangka berfungsi juga melindungi bagian-bagian tubuh yang
lunak atau rentan, seperti tengkorak yang berfungsi melindungi otak.Selain
itu, system ini juga berfungsi sebagai tempat melekatnya otot rangka yang
sangat dibutuhkan dalam gerak aktif.Jaringan darah juga dibentuk di dalam
sumsum tulang.
Gambar: Organ Tubuh Hewan

8. Sistem Otot Hewan

Sistem ini adalah alat gerak utama serta membentuk postur tubuh.
Dalam otot, disimpan glikogen yang berfungsi sebagai cadangan energi yang
akan digunakan oleh otot untuk berkontraksi. Organ hewan yang berada
dalam system otot ini adalah otot rangka (otot lurik), otot polos, dan otot
jantung.

9. Sistem Reproduksi Hewan


Sistem ini berkaitan dengan perbanyakan diri
(perkembangbiakan).Organ hewan penyusun sistem reproduksi pada setiap
jenis hewan berbeda.

10. Sistem Kekebalan dan Limfatik Hewan


Sistem ini berfungsi sebagai pertahanan tubuh melawan
penyakit.Sistem ini terdiri atas sumsum tulang, kelenjar timus, kelenjar limfa,
dan pembuluh limfa.
C. Ruang lingkup Embriologi perkembangan hewan
Pertumbuhan dan perkembangan saling berhubungan. Pertumbuhan adalah
penambahan sel-sel dan bobot tubuh yang bersifat irreversible.Perkembangan adalah yang
disertai dengan organogenesis dan deferensiasi struktur serta fungsi.Pertumbuhan dan
perkembangan hewan terdiri dari dua tahap, yaitu tahap embrio dan pasca embrio. Tahap
embrio dimulai dari proses proses fertilisasi (penyatuan sel telur dan sperma), kemudian
terbentuk zigot yang mengalami proses pembelahan. Tahap embrio dikelompokkan menjadi
beberapa fase yaitu fase morula, fase blastula, fase grastula, fase deferensiasi, serta
organogenesis.Sedangkan tahap pasca embrio yaitu terbentuknya pertumbuhan dan
perkembangan menjadi individu dewasa.Individu dewasa artinya siap menghasilkan
keturunan atau bereproduksi.
Beberapa hewan invertebrate mengalami regenerasi atau metamorphosis selama
pertumbuhan dan perkembangannya. Sedangkan hewan vertebrata mengalami
pertumbuhan dan perkembangan dari hewan muda menjadi hewan dewasa (Aryulina,2006).

D. Histologi
adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur jaringan secara detail
menggunakan mikroskop pada sediaan jaringan yang dipotong tipis, salah satu dari cabang-
cabang biologi. Histologi dapat juga disebut sebagai ilmu anatomi mikroskopis.

Histologi amat berguna dalam mempelajari fungsi fisiologi sel-sel dalam tubuh,


baik manusia, hewan, serta tumbuhan, dan dalam bentuk histopatologi ia berguna dalam
penegakan diagnosis penyakit yang melibatkan perubahan fungsi fisiologi dan deformasi
organ. Sebagai contoh, di bidang kedokteran, kehadiran tumor memerlukan hasil
pemeriksaan contoh (sampel) jaringan. Di bidang pertanian, pemeriksaan kondisi jaringan
pengangkut dapat mendukung diagnosis serangan hawar daun tembakau.

Histologi sangat menggantungkan diri pada penggunaan mikroskop dan teknik


penyediaan contoh jaringan.

Cara pembuatan sediaan histologis disebut mikroteknik. Pembuatan sediaan dari


suatu jaringan dimulai dengan operasi, biopsi, atau autopsi. Jaringan yang diambil kemudian
diproses dengan fiksatif yang akan menjaga agar sediaan tidak akan rusak (bergeser
posisinya, membusuk, atau rusak). Fiksatif yang paling umum digunakan untuk jaringan
hewan (termasuk manusia) adalah formalin (10% formaldehida yang dilarutkan dalam
air). Larutan Bouin juga dapat digunakan sebagai fiksatif alternatif meskipun hasilnya tidak
akan sebaik formalin karena akan meninggalkan bekas warna kuning dan artefak. Artefak
adalah benda yang tidak terdapat pada jaringan asli, namun tampak pada hasil akhir sediaan.
Artefak ini terbentuk karena kurang sempurnanya pembuatan sediaan.

Sampel jaringan yang telah terfiksasi direndam dalam cairan etanol (alkohol)


bertingkat untuk proses menghilangkan air dalam jaringan (dehidrasi). Selanjutnya sampel
dipindahkan ke dalam toluena untuk menghilangkan alkohol (dealkoholisasi). Langkah
terakhir yang dilakukan adalah memasukkan sampel jaringan ke dalam parafin panas yang
menginfiltrasi jaringan. Selama proses yang berlangsung selama 12-16 jam ini, jaringan yang
awalnya lembek akan menjadi keras sehingga lebih mudah dipotong
menggunakan mikrotom. Pemotongan dengan mikrotom ini akan menghasilkan lapisan
dengan ketebalan 5 mikrometer. Lapisan ini kemudian diletakkan di atas kaca objek untuk
diwarnai.

Pewarnaan perlu dilakukan karena objek dengan ketebalan 5 mikrometer akan


terlihat transparan meskipun di bawah mikroskop. Pewarna yang biasa digunakan
adalah hematoxylin dan eosin. Hematoxylin akan memberi warna biru pada nukelus,
sementara eosin memberi warna merah muda pada sitoplasma. Masih terdapat berbagai zat
warna lain yang biasa digunakan dalam mikroteknik, tergantung pada jaringan yang ingin
diamati. Ilmu yang mempelajari pewarnaan jaringan disebut histokimia.
DAFTAR PUSTAKA

 http://ikhauad.wordpress.com/category/sph-1-struktur-perkembangan-hewan/
 http://fourseasonnews.blogspot.com/2012/05/pengertian-sel-hewan.html
 http://materikuliah.org/mipa/struktur-dan-fungsi-sel.aspx
 http://www.biologisel.com/2013/11/organ-hewan.html
 http://indonetedu.blogspot.com/2013/10/organ-pada-hewan-dan-fungsi.html
 https://id.wikipedia.org/wiki/Histologi

Anda mungkin juga menyukai