Dosen Pengampuh:
Dr. Merri Sri Hartati, M.
Disusun Oleh:
Oktia Vevi Dianti (1821160017)
Sulianti Angrum Maningsih (1821160012)
Ririn Satrio (1821160013)
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.....................................................................................................................i
Daftar Isi..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................1
1.3 Tujuan............................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Edupreneurship......................................................................................2
B. Karakter Edupreneurship.........................................................................................3
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN...................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian edupreunership
Edupreneurship merupakan gabungan dari kata education (pendidikan)
dan entrepreneurship (kewirausahaan). Edupreneurship ingin menempatkan konsep-konsep
dan sikap kewirausahaan dalam dunia pendidikan. Pendidikan yang sering dipahami sebagai
proses pendewasaan diri dipadukan dengan entrepreneur yang dalam bahasa Prancis berarti
petualang, pengambil resiko, dan pengusaha. “Entrepreneur lebih dari sekedar pengusaha
karena harus ada nilai lebih dan sesuatu yang beda. Entrepreneur harus mampu merubah
rongsokan menjadi emas melalui kreativitas serta inovasi dalam memanfaatkan peluang”.
Di sinilah benang merah antara pendidikan dengan entrepreneurship untuk
merubah mindset dan paradigma befikir mahasiswa sehingga akan muncul karakteristik
entrepreneur seperti kreativitas, mandiri, dan pantang menyerah. Menurut kandidat doktor di
UIN Walisongo ini, karakteristik entrepreneur yang sangat dibutuhkan oleh mahasiswa antara
lain percaya diri, yakni keyakinan pada diri sendiri, kemandirian, semangat, dan optimis
dalam hidup.
Mahasiswa harus memiliki karakter yang berorientasi pada tugas dan hasil, maksudnya
ialah sikap amanah dalam menjalankan pekerjaan sehingga hasilnya akan memuaskan. Proses
dan tugas yang dijalankan dengan baik dan penuh amanah, akan memberikan hasil dan
penilaian yang baik pula. Karakter entrepreneur lainnya yaitu berani mengambil resiko dan
menyukai tantangan, serta memiliki jiwa kepemimpinan. Mental dan sikap leadership sangat
penting agar mampu berkomunikasi dengan baik, mampu membuat rencana, manajemen, dan
evaluasi dengan baik, serta suka terhadap saran dan kritik yang membangun. Karakter ini
akan menjadikan mahasiswa memiliki sikap berorientasi pada masa depan yang berarti
visioner serta memiliki persepsi dan cara pandang yang baik untuk masa depan.
Karakter-karakter tersebut harus dibalut dengan sikap jujur dan tekun agar dapat
mencapai kesuksesan dalam menjalani segala sesuatu. “Hasil riset yang dilakukan oleh
Harvard University menyebutkan bahwa 80% kesuksesan seseorang ditentukan oleh EQ
(Emotional Quotient), sementara IQ (intelligence quotient) hanya menunjang 20% saja.
Kejujuran menjadi sikap yang sangat dibutuhkan oleh setiap manusia dalam mencapai
kesuksesan, ketekunan akan membawa perubahan besar dalam diri manusia”, imbuh mantan
aktivis mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah ini.
Aplikasi dari edupreneurship arahnya ialah pembentukan mental dan jiwa entrepreneur
mahasiswa dalam upaya mencapai kesuksesan dalam bidang pendidikan. Ia menambahkan,
“Edupreneurship bukan bertujuan menjadikan mahasiswa sebagai pengusaha, namun lebih pada
pembentukan karakter edupreneur dalam bidang pendidikan”.
2
B. Karakter edupreneurship
a. Pengertian karakter edupreneurship
Sebagai karakter yang mampu membuat karya yang bermanfaat bagi umat manusia. Maka
demikian pula dengan edupreneurship yang merupakan karakter kewirausahaan bagi
kemasalahatan manusia melalui hasil-hasil pendidikan. Karakter seperti gigih, ulet, optimis,
pantang menyerah, tekun, tahan banting, berani ambil resiko dan sejenisnya adalah sejumlah
karakter yang biasa dan mesti dimiliki para pelaku dalam menumbuh kembangkan bisnisnya.
Bagi mereka tujuan akhir usaha mereka adalah memperoleh sebesar-besarnya keuntungan
dan menekan inefsiensi seminimal mungkin. Sehingga karakter entrepreneurship dalam
konteks bisnis mesti berorientasi profit dan terkait dengan persoalan pertumbuhan keuangan.
Fenomena edupreneurship dalam dunia pendidikan bisa tampak manakala pengelola dan
atau akademisi pendidikan itu berkiprah dalam bidang tugasnya masing-masing. Sejumlah
ciri khas kepribadian seorang yang memiliki karakter edupreneurship diantaranya mampu
mengelola diri sendiri dengan baik lalu dapat mewujudkannyatakan potensi dirinya dengan
menggali dan mengasahnya secara tepat sehingga terejawantahkan dalam aktivitas dan tugas
sehari-hari. Disamping itu kemampuan edupreneurship mampu berinteraksi dengan orang
lain, sehingga terjadi komunikasi dan koordinasi yang baik dengan anggota di lingkungan
organisasi ataupun di luar organisasi. Pada gilirannya, kehandalan edupreneurship bisa
memanfaatkan sumber-sumber internal dan eksternal dalam arti luas dan dinamis bagi
kepentingan lembaga pendidikan.
Karakter edupreneurship dapat menembus batas dan sekat-sekat birokrasi yang acapkali
menghadang kreativitas. Birokrasi seringkali membelenggu kreativitas manusia yang
sebenarnya memerlukan ruang gerak lapang. Penerapan edupreneurship di lembaga
pendidikan semestinya mampu menghasilkan lulusan yang berkerja dan berkarya optimal.
Dengan Edupreneurship seseorang mampu memanfaatkan peluang dan mengembangkan hasil
karya dan kerjanya untuk kepentingan banyak orang. Melalui implementasi edupreneurship
hasil unjuk kerja manajer pendidikan (kepala/rektor) dapat maksimal diluar perkiraan orang.
Pada kesempatan ini penulis memberi contoh fenomena kepemimpinan Prof Imam
Suprayogo di dunia perguruan tinggi, beliau seorang rektor yang berhasil “menyulap”
Sekolah Tinggi yang dipimpinnya sejak 1998 menjadi sebuah universitas besar terkemuka
yang pernah memiliki mahasiswa asing tidak kurang dari 21 negara di dunia. Bangunan
karakter Edupreneurship Imam Suprayogo dalam berkiprah memajukan lembaga pendidikan
3
telah terejawantahkan melalui sejumlah aspek seperti pengembangan keilmuan, kelembagaan,
sarana prasarana, jaringan, akademik, kemahasiswaan, kerjasama lintas batas (networking
-links), ataupun aspek-aspek pengelolaan (manajemen). Imam Suprayogo telah
membuktikan sekaligus teruji dalam menumbuh-kembangkan lembaga pendidikan tersebut
sehingga mampu melompat atau melangkah jauh (quantum leap) melebihi unjuk kerja para
rektor pada umumnya.
b. Karakteristik seorang edupreneur menurut wiryasaputra
Menurut Wiryasaputra, ada 10 karakteristik yang harus dimiliki seorang wirausaha, yaitu:
1. Visionary
Karakteristik ini berkaitan dengan kemampuan seorang wirausaha untuk melihat jauh ke
depan (visioner). Mereka senantiasa melakukan yang terbaik di masa kini sambil
membayangkan masa depan yang lebih baik. Wirausahawan yang visioner cenderung kreatif
dan inovatif.
2. Positive
3. Confident
Confident atau memiliki sikap percaya diri merupakan karakteristik yang harus
dimiliki seorang wirausahawan. Sikap ini dapat membantu seseorang mengambil
keputusan dan menentukan setiap inovasi yang diambil demi memajukan usahanya.
Contoh: Soichiro Honda, pendiri Honda ini mampu bangkit membangun bisnisnya yang
sempat hancur karena Perang Dunia Ke-2.
4. Genuine
Seorang wirausahawan harus memiliki orisinalitas pada ide, inovasi, dan produk yang
dimiliki. Hal ini bukan berarti seseorang harus menciptakan produk yang baru, tetapi dia
harus mampu memberi nilai lebih pada produk tersebut sehingga mampu bersaing dengan
produk yang sudah beredar.
5. Goal Oriented
Wirausahawan yang berkarakter pasti memiliki target dan tujuan yang pasti. Mereka juga
akan senantiasa melakukan inovasi untuk mencapai target yang diizinkan. Jika gagal,
daripada menyerah, pengusaha jenis ini akan membuat goals baru untuk memperbaiki
kegagalan di masa lampau.
4
6. Persistent
Persistent (tahan uji) harus maju terus, mempunyai tenaga, dan semangat yang tinggi,
pantang menyerah, tidak mudah putus asa dan kalau terjatuh segera bangun kembali.
8. Creative
Pengusaha yang kreatif akan mampu melihat setiap peluang yang ada dan menjadikan
peluang tersebut sebagai kesempatan untuk berinovasi dan menciptakan peluang baru.
9. Healthy Competitor
Menjadi wirausahawan berarti kita harus mampu menjadi pemimpin yang demokratis
bagi karyawan. Kita juga harus mampu menjadi teladan dan motivator bagi mereka. Agar
saat membangun usaha, baik karyawan maupun wirausahawan dapat bekerja secara harmonis
demi majunya sebuah usaha.
5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Edupreneurship merupakan gabungan dari kata education (pendidikan)
dan entrepreneurship (kewirausahaan). Edupreneurship ingin menempatkan konsep-konsep
dan sikap kewirausahaan dalam dunia pendidikan. Pendidikan yang sering dipahami sebagai
proses pendewasaan diri dipadukan dengan entrepreneur yang dalam bahasa Prancis berarti
petualang, pengambil resiko, dan pengusaha. “Entrepreneur lebih dari sekedar pengusaha
karena harus ada nilai lebih dan sesuatu yang beda. Entrepreneur harus mampu merubah
rongsokan menjadi emas melalui kreativitas serta inovasi dalam memanfaatkan peluang”.
Menurut Wiryasaputra ada 10 karakteristik yang harus dimiliki seorang wirausaha
6
DAFTAR PUSTAKA
https://www.finansialku.com/karakteristik-dan-kemampuan-seorang-wirausaha-yang-harus-
anda-miliki/
https://kumparan.com/tugumalang/perlunya-edupreneurship-di-lembaga-pendidikan-
1tWJrNsYqeh
http://pgmi.ipmafa.ac.id/2016/04/pentingnya-edupreneurship-bagi-mahasiswa.html