Anda di halaman 1dari 22

TUGAS INDIVIDU

‘’PELUANG USAHA DALAM BIDANG KEPERAWATAN’’


PERTEMUAN 5

DISUSUN
OLEH :

NIRMALA SARI GEA


1814201030

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


UNIVERSITAS IMELDA MEDAN
T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmad dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah yng berjudul
‘’Peluang Usaha Dalam Keperawatan’’

Kami menyadari bahwa makalah kami ini banyak kekurangan dan masih belum
sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah kami ini. Kami mengharapkan semoga makalah kami ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata kami ucapkan terima kasih.

Medan, 13 Maret 2021

Penulis
DAFTARISI

KATAPENGANTAR......................................................................................... i
DAFTARISI......................................................................................................... ii
BABI
JUDULTUGAS................................................................................................... 1
PENDAHULUAN............................................................................................... 1
1.1LatarBelakang................................................................................................. 1
1.2Tujuan............................................................................................................... 1
BAB II
2.1Tinjauanpustaka.............................................................................................. 2
BAB III
3.1ProblemAnalisisMasalah................................................................................ 4
BAB IV
4.1Pembahasan..................................................................................................... 5
BAB V
5.1KesimpulandanSaran...................................................................................... 5
DAFTARPUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Memasuki dunia usaha yang semakin kompetitif, seorang entrepreneur harus memiliki
kreaktivitas dan inovasi dalam menangkap peluang usaha. Apalagi sebagai seorang entrepreneur
harus mampu memanfaatkan sesuatu untuk dikembangkan menjadi peluang usaha baru. Bahkan,
saat ini para entrepreneur telah mampu menciptakan berbagai pengembangan dunia usaha,
seperti social entrepreneurship, technopreneurship, studentpreneurship, beautypreneur,
cyberpreneurship, dan ada juga pengembangan entrepreneurship yang berkaitan dengan profesi
keperawatan yaitu nursepreneurship. Hal tersebut memberikan dampak positif dalam
mencerahkan dunia usaha menjadi lebih holistik. Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah
kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari
peluang menuju sukses. Sesuatu yang baru dan berbeda adalah nilai tambah barang dan jasa yang
menjadi sumber keuanggulan untuk dijadikan peluang. Jadi, kewirausahaan merupakan suatu
kemampuan dalam menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses pengelolaan sumber daya
dengan cara- cara baru dan berbeda (Hanggara, 2016).
Di Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan
tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi,
pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan normal maupun pelatihan-pelatihan di
segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi berkembang (Hanggara, 2016). Nursepreneur
adalah perawat pengusaha yang bekerja secara mandiri dalam memberikanpelayanan
keperawatan meliputi perawatan langsung, pendidikan, penelitian, administratife atau konsultasi
dalam menciptakan bisnis/ usahanya. Perawat tersebut sebagai pemilik modal, penggagas ide,
pemilik saham, atau owner yang mampu menggaji karyawannya, meskipun dalam pelaksanaan
teknisnya banyak melibatkan profesi lain sebagai pelaksana. Ketika seorang perawat mengambil
suatu langkah di tengah orang-orang lain saling berlomba memperebutkan kesempatan kerja
yang semakin sempit, seorang nursepreneur justru berpikir untuk menciptakan suatu usaha yang
dapat menghasilkan secara ekonomi dan menciptakan lapangan kerja bagi sesamanya.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan mengaplikasikan kewirausahaan dalam keperawatan
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui konsep kewirausahaan
b. Untuk mengetahui konsep keperawatan
c. Untuk mengetahui konsep nursepreneurs
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP KEWIRAUSAHAAN

Kata Entrepreneurship yang dahulunya sering diterjemahkan dengan kata kewiraswastaan


akhir-akhir ini diterjemahkan dengan kata kewirausahaan. Entrepreneur berasal dari bahasa
Perancis yaitu entreprendre yang artinya memulai atau melaksanakan. Wiraswasta/wirausaha
berasal dari kata: wira: utama, gagah berani, luhur; swa: sendiri; sta: berdiri; usaha: kegiatan
produktif (Kementrian Pendidikan Nasional, 2010). Hisrich, Peters, dan Sheperd (2008)
mendifinisikan kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang baru pada nilai
menggunakan waktu dan upaya yang diperlukan, menanggung risiko keuangan, fisik, serta risiko
sosial yang mengiringi, menerima imbalan moneter yang dihasilkan, sertra kepuasan dan
kebebasan pribadi. Wirausaha usaha merupakan pengambilan risiko untuk menjalankan usaha
sendiri dengan memanfaatkan peluang-peluang untuk menciptakan usaha baru atau dengan
pendekatan yang inovatif sehingga usaha yang dikelola berkembang menjadi besar dan mandiri
dalam menghadapi tantangan- tantangan persaingan (Nasrullah, 2006). Kata kunci dari
kewirausahaan adalah: pengambilan resiko; menjalankan usaha sendiri; memanfaatkan peluang-
peluang; menciptakan usaha baru; pendekatan yang inovatif dan mandiri (misal; tidak bergatung
pada bantuan pemerintah) (Kementrian Pendidikan Nasional, 2010). Seorang Entrepreneur
adalah pembuka cakrawala baru atau membentuk pelayanan jasa/ produk dalam market baru.
Dalam ranah kehidupan sehari-hari dan dalam bahasa yang sederhana Entrepreneur dapat
dikenali dengan contoh seorang yang mengubah sesuatu yang tidak berguna, sampah, rongsokan
menjadi sesuatu yang berharga atau mendatangkan manfaat. Dalam hal ini seseorang itu
mempunyai kemampuan berpikir yang kreatif dengan daya kreasi dan membuat sesuatu yang
baru dengan cakap melihat suatu peluang serta berani mengambil risiko atas tindakannya. Ketika
seorang perawat mengambil suatu langkah di tengah orang-orang lain saling berlomba
memperebutkan kesempatan kerja yang sangat sempit, ia justru berpikir melakukan suatu usaha
yang dapat menghasilkan secara ekonomi dan memberi peluang kerja bagi sesamanya, ia dapat
dikatakan sebagai seorang Entrepreneur (Iyus & Mardhiyah, 2010). Seorang Entrepreneur adalah
seseorang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan, mencari, dan memanfaatkan peluang
dalam menuju apa yang diinginkan sesuai dengan yang diidealkan. Perbedaan seorang
wiraswastawan dengan seorang Entrepreneur adalah Entrepreneur cenderung bermain dengan
resiko dan tantangan. Artinya. Entrepreneur lebih bermain dengan cara memanfaatkan peluang-
peluang tersebut. Sedangkan wiraswastawan lebih cenderung kepada seseorang yang
memanfaatkan modal yang dimilikinya untuk membuka suatu usaha tertentu. Seorang
Entrepreneur bisa jadi merupakan wiraswastawan, namun wiraswastawan belum tentu
Entrepreneur. Wirausahawan mungkin adalah seorang manajer yang mengelola suatu perusahaan
yang bukan miliknya. Namun Entrepreneur adalah seseorang yang memiliki sebuah usaha sendiri
(Iyus & Mardhiyah, 2010). Beberapa pakar mengatakan secara umum, jiwa dan kepribadian
seseorang itu paling tidak dipengaruhi oleh dua hal, yaitu bakat dan lingkungan. Mengingat
besarnya proporsi kedua faktor yang cukup membingungkan yaitu 50%: 50%, maka hal ini perlu
dikaji lebih lanjut. Apalagi dikaitkan dengan dimasukkannya pendidikan Entrepreneur di dalam
kurikulum perguruan tinggi sekarang. Para ahli merasa masih ada satu hal yang diperlukan bagi
seseorang untuk menjadi Entrepreneur yang sukses, yaitu motivasi dan disiplin diri. Motivasi dan
disiplin diri mendapatkan proporsi yang besar untuk membentuk seseorang menjadi
Entrepreneur sejati, selain faktor bakat dan faktor lingkungan. Artinya, belum tentu seseorang
yang memiliki bakat Entrepreneur dapat menjadi seorang wirausahawan sejati. Seseorang yang
telah banyak mengikuti kursus-kursus, pelatihan-pelatihan maupun kuliah yang membahas
mengenai cara mengelola suatu bisnis atau apapun, tetap memerlukan motivasi dan disiplin diri
dalam menjalankan usahanya. Motivasi dan disiplin diri merupakan faktor penting, selain faktor
bakat dan lingkungan, dalam membentuk seseorang menjadi wirausahawan sejati (Iyus &
Mardhiyah, 2010). Faktor lingkungan ternyata paling penting yang masih dapat dibagi kedalam
dua hal, yaitu pengalaman dan pendidikan. Keduanya sama-sama memberikan kontribusi yang
besar dalam pembentukan jiwa Entrepreneur. Dengan memiliki banyak pengalaman dan
mengikuti banyak pelatihan maupun kursus yang sifatnya pendidikan, maka seseorang barulah
lengkap dapat menuju jalur kesuksesan untuk menjadi seorang wirausahawan sejati (Iyus &
Mardhiyah, 2010).

B. KONSEP KEPERAWATAN
Bentuk pelayanan profesional berupa pemenuhan kebutuhan dasar yang diberikan kepada
individu yang sehat maupun sakit yang mengalamí gangguan fisik, psikis, dan sosial agar dapat
mencapai derajat kesehatan yang optimal. Bentuk pemenuhan kebutuhan dasar dapat berupa
meningkatkan kemampuan yang ada pada individu, mencegah, memperbaiki, dan melakukan
rehabilitasi dari suatu keadaan yang dipersepsikan sakit oleh individu (Nursalam, 2008).
Keperawatan pada masa sekarang ini merupakan suatu seni dan ilmu yang mencakup berbagai
aktivitas, konsep dan ketrampilan yang berhubungan dengan berbagai disiplin ilmu lain.
Keperawatan mempunyai fungsi yang unik yaitu membantu individu, baik sehat mapun sakit,
yang ditampilkan dengan melakukan kegiatan yang berkaitan dengan kesehatan, penyembuhan
penyakit bahkan membantu klien mendapatkan kematian yang damai, hal ini dilakukan untuk
membantu klien mendapatkan kembali kemandiriannya secepat mungkin. Keperawatan
merupakan bagian integral dari layanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan. Layanan ini berbentuk layanan bio-psiko-sosio-spiritual komprehensif yang
ditujukan bagi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang
mencakup seluruh proses kehidupan masyarakat (Budiono, 2016). Faye Glenn Abdellah,
mendefinisikan perawatan adalah memberikan pelayanan kepada individu keluarga dan
masyarakat yang didasari oleh ilmu seni, sikap dan kemampuan intelektual serta keterampilan.
Perawat berupaya dengan hasrat dan kemampuannya untuk menolong seseorang yang sakit
maupun yang sehat. Abdellah memperhatikan gambaran perawat melalui intelegensi,
kemampuan dan tehnik yang baik dalam memberikan pertolongan kepada kliennya. Abdellah
mengklasifikasikan 21 tipe masalah keperawatan, yang dirangkum dalam 3 pola yaitu kebutuhan,
fisik, sosial dan emosional pasien; kubungan interpersonal antara perawat dan pasien dan unsur
biasa dari perawatan pasien yang menyangkut lingkungan fisik (Iyus & Mardhiyah, 2010). Fokus
penting dari keperawatan menurut Abdellah adalah perawat harus menciptakaan atau memelihara
lingkungan terapeutik. Abdellah juga mengatakan bahwa bila reaksi perawat terhadap klien
bersikap bermusuhan atau negative maka keseluruhan lingkungan klien akan terpengaruh
menjadi menjadi negatif juga. Suasana emosional perawat akan mempengaruhi suasana
emosional klien. Suasana emosional klien akan mempengaruhi kekebalan tubuhnya. Kekebalan
tubuh akan mempengaruhi penyembuhannya. Suasana emosional perawat dapat terpengaruh oleh
kondisi keuangan perawat. Perawat-perawat yang kurang cerdas secara finansial cenderung lebih
emosional, reaktif dan menyalahkan lingkungan. Ciri-ciri perawat ini adalah kebutuhan dasarnya
sendiri belum terpenuhi secara optimal, tidak punya tabungan, tidak adanya asset yang dimiliki,
sering bertengkar tentang masalah-masalah kecil yang sebenarnya mempertengkarkan gaji,
honor, komisi atau sejenisnya. Akibatnya energinya akan ditransfer pada lingkungan dan pada
kliennya (Iyus & Mardhiyah, 2010). John L Holland, seorang praktisi yang mempelajari
hubungan antara kepribadian dan minat pekerjaan, mengemukakan bahwa ada enam tipe atau
orientasi kepribadian pada manusia antara lain (Iyus & Mardhiyah, 2010):
1. Tipe realistik
Menyukai pekerjaan yang sifatnya konkret, yang melibatkan kegiatan sistematis, seperti
mengoperasikan mesin, peralatan. Tipe seperti ini tidak hanya membutuhkan keterampilan,
komunikasi, atau hubungan dengan orang lain, tetapi dia memiliki fisik yang kuat. Bidang karier
yang cocok, yaitu perburuhan, pertanian, barber shop, dan konstruski.
2. Tipe intelektual/investigative
Menyukai hal-hal yang teoritis dan konseptual, cenderung pemikir daripada pelaku tindakan,
senang menganalis, dan memahami sesuatu. Biasanya menghindari hubungan sosial yang akrab.
Tipe ini cocok bekerja di laboratorium penelitian, seperti peneliti, ilmuwan, ahli matematika.
3. Tipe sosial
Senang membantu atau bekerja dengan orang lain. Dia menyenangi kegiatan yang melibatkan
kemampuan berkomunikasi dan ketrampilan berhubungan dengan orang lain, tetapi umumnya
kurang dalam kemampuan mekanikal dan sains. Pekerjaan yang sesuai, yaitu guru/pengajar,
konselor, pekerja sosial, guide, dan bartender.
4. Tipe konvensional
Menyukai pekerjaan yang terstruktur atau jelas urutannya, mengolah data dengan aturan tertentu.
Pekerjaan yang sesuai, yaitu sekretaris,teller,filing,sertaakuntan.
5. Tipe usaha/enterprising
Cenderung mempunyai kemampuan verbal atau komunikasi yang baik dan menggunakannya
untuk memimpin orang lain, mengatur, mengarahkan, dan mempromosikan produk atau gagasan.
Tipe ini sesuai bekerja sebagai sales, politikus, manajer, pengacara atau agensi iklan.
6. Tipe artistik
Cenderung ingin mengekspresikan dirinya, tidak menyukai struktur atau aturan, lebih menyukai
tugas-tugas yang memungkinkan dia mengekspresikan diri. Karier yang sesuai, yaitu sebagai
musisi, seniman, dekorator, penari, dan penulis. Berdasarkan konsep King yang dilengkapi
dengan konsep John L Holland, saat ini dibutuhkan perawat yang memiliki kepribadian Tipe
usaha/enterprising. Perawat tipe ini cenderung mempunyai kemampuan verbal atau komunikasi
yang baik dan menggunakannya untuk memimpin orang lain, mengatur, mengarahkan, dan
mempromosikan produk atau gagasan. Dengan perawat tipe ini ia akan lebih mandiri secara
finansial, klien akan sehat dan terpenuhi kebutuhan dasarnya (Iyus & Mardhiyah, 2010).

C. KONSEP NURSEPRENEURS
Dalam fundamental of Nursing, Taylor, Lilis dan le Mone (1997), membahas tentang
pengembangan karir dari peran dan fungsi perawat, meliputi: spesialis perawat klinis, praktisi
perawat, perawat anestesi, bidan perawat, pendidik perawat, administrator perawat, peneliti
perawat, wirausaha perawat. Perawat pengusaha adalah seorang perawat, biasanya dengan gelar
sarjana, yang dapat mengelola klinik atau bisnis terkait, melakukan penelitian, menyediakan
pendidikan atau melayani sebagai penasihat atau konsultan untuk lembaga, lembaga politik atau
bisnis (Iyus & Mardhiyah, 2010). Secara konseptual nursepreneur termasuk dalam
pengembangan karir dari peran dan fungsi perawat. pengembngan karir tersebut dapat menjadi
pengelola klinik atau sarana kesehatan lainnya. Misalnya manager spa, manager fisioterapi,
manager Nursing Center, manager balai kesehatan swasta, pemilik massage dan refleksi,
meskipun dalam pelaksanaan teknisnya banyak melibatkan profesi lain sebagai pelaksana, dalam
hal ini perawat dapat bertindak sebagai pemilik modal, penggagas ide, pemilik saham, atau
owner yang akan menggaji karyawannya (Iyus & Mardhiyah, 2010). Nursepreneur adalah
rangkaian dari dua kata kata yaitu nurse dan entrepreneur. Nurse artinya seorang perawat,
sedangkan entrepreneur sendiri memiliki berbagai pengertian dan sifat, salah satunya yang
disampaikan oleh John G. Burch dalam http:wikipedia.org/wiki/Entrepreneur. Entreprenuer
memiliki sifat berhasrat mencapai prestasi; seorang pekerja keras; ingin bekerja untuk dirinya;
mencapai kualitas; berorientasi kepada reward dan kesempurnaan; optimis; berorganisasi dan
berorientasi kepada keuntungan. Secara konseptual nursepreneur memiliki ciri sebagai berikut
(Iyus & Mardhiyah, 2010) :
1. Pengerahan diri: pendisiplinan diri dan secara menyeluruh merasa nyaman bekerja untuk diri
sendiri.
2. Pengasuhan diri: antusiasme tak terbatas untuk ide-ide Anda saat tak seorang pun
memilikinya.
3. Orientasi pada tindakan : hasrat menyala untuk memujudkan, mengaktualisasikan dan
mengubah ide-ide Anda menjadi kenyataan.
4. Energi tingkat tinggi : mampu bekerja dalam waktu lama secara emosional, mental dan fisik.
5. Toleransi atas ketidakmenentuan : secara psikologis mampu menghadapi resiko.

Seorang perawat dapat menjadi nurse entrepreneur atau menjadi nurse intrapreneur. Seorang
perawat nurse entrepreneur adalah seorang perawat yang menjalankan wirausaha-nya sendiri
atau dengan beberapa teman dalam bisnis keperawatan. Sebaliknya seorang perawat intrapreneur
adalah seorang perawat yang menjalankan bisnis dalam divisi atau bagian dari satu perusahaan
yang telah ada. Menjadi seorang intrapreneur lebih aman, mendapatkan karir, dan dapat
melangkah menjadi entrepreneur (Iyus & Madhiyah, 2010).
Lima langkah perawat menjadi nursepreneur (perawat pengusaha), antara lain (Ricky, 2012):
1. Pengkajian
Mengkaji keterampilan perawat serta pengalaman perawat dalam praktek klinis serta mengkaji
kebutuhan pasar (klien/masyarakat).
2. Diagnosa
Langkah kedua setelah melakukan pengkajian adalah menetapkan diagnosa. Dalam dunia bisnis,
setelah kita mengetahui kebutuhan pasar maka yang selanjutnya dilakukan adalah memetakan
potensi yang bisa kita masuki untuk menjawab kebutuhan pasar. Pemetaan potensi itu dalam
langkah ini adalah tahap diagnosa.
3. Perencanaan
Setelah kita mengetahui potensi pasar yang bisa kita masuki, maka langkah selanjutya adalah
menyusun rencana untuk bisa masuk kedalam pasar yang sesungguhnya. Tahap perencaan ini
merupakan tahap ketika kita harus memiliki konsep usaha yang jelas dan detail.
4. Implementasi
Langkah ini adalah tahap bagi kita untuk take action. Konsep usaha yang jelas harus diwujudkan
dalam bentuk nyata. Tahap ini merupakan tahap yang paling inti dalam proses berbisnis dan
tentu saja merupakan tahap yang paling sulit. Semua orang bisa punya ide, namun tidak semua
orang berani take action.
5. Evaluasi
Dalam sistem apapun, evaluasi merupakan bagian penting dan tidak boleh terlupakan. Dari
evaluasi ini, kita bisa mengetahui apakah implementasi yang kita lakukan berhasil atau tidak.
Sama dalam dunia bisnis, evaluasi akan memberikan gambaran kepada kita apakah konsep yang
sudah kita jalankan berhasil atau tidak. Jika berhasil, maka kita bisa lakukan peningkatan, namun
jika tidak, perubahan rencana dan strategi bisa dilakukan. Dari berbagai penjelasan di atas, dapat
disimpulkan bahwa entrepreneurship tidak membicarakan antara penjual dan pembeli, tetapi
lebih ke arah pengembangan kreativitas dalam membuka peluang baru untuk menciptakan
lapangan kerja sendiri, menjual dan mengembangkan ide- ide baru. Perawat juga bisa menjadi
seorang pengusaha, tidak mesti dari profesi lain. Baik sebagai nurse intrapreneur maupun nurse
entrepreneur. Perawat tidak harus tergantung pada pemerintah jika ingin sukses. Kesuksesan itu
bukan dilihat dari apakah seseorang itu pegawai negeri apa bukan. Kesuksesan itu adalah suatu
bentuk usaha yang datang dari diri sendiri, walaupun saat berusaha banyak rintangan/ bahkan
kegagalan yang datang tetapi itu semua dapat diatasi/ mendapat solusi. Dengan adanya
rintangan/ kegagalan seseorang dapat lebih kuat dan disinilah seseorang harus berusaha lebih
daripada sebelumnya, yang didasari oleh belajar dari pengalaman sebelumnya.
Selain usaha, perawat yang akan membangun/ mencoba suatu usaha juga harus memiliki
pengetahuan, skill dan keterampilan serta tidak lupa berdoa kepada Allah SWT. Perawat harus
bersikap profesional dan menerapkan prinsip etik keperawatan yaitu dengan otonomi, berbuat
baik kepada pasien, harus bersikap adil kepada pasien, dapat menjaga rahasia pasien, menepati
janji, tidak merugikan pasien, jujur terhadap pasien serta bertanggung jawab. Banyak sekali
usaha yang dapat dibangun/ dicoba oleh perawat yang terkait dengan profesinya. Tetapi itu
semua tergantung pada kemauan dan keyakinan dari perawat itu sendiri yang akan membuka
suatu usaha. Karena, suatu usaha yang di bangun/ dibuka tidak langsung sukses begitu saja.
Sebagai pengusaha, kita harus dapat bersabar dan try and try serta jangan putus asa dan mudah
menyerah. Sikap optimis dan percaya diri harus ada pada seorang pengusaha. Usaha yang dapat
dibangun oleh perawat antara lain mendirikan praktik mandiri (home care), mendirikan praktik
bersama dengan profesi lain (kolaborasi), membuka jasa konseling keperawatan, membuka jasa
terapi, membuka jasa fisioterapi, menjadi seorang penulis, membuka jasa penyewaan alat medis,
dan sebagainya. Untuk penguraiannya adalah: praktik mandiri yang dilakukan oleh perawat
(home care), ini adalah bentuk layanan perawatan kesehatan di rumah, misalnya perawatan luka
pada pasien diabetes mellitus dan sebagainya. Maksud dari mendirikan praktik bersama adalah
perawat bisa berkerjasama dengan dokter, bidan, apoteker atau tenaga kesehatan lain dalam
menjalankan suatu usaha dan praktik ini lebih lengkap daripada praktik mandiri. Perawat bisa
membuka konseling dirumah, tetapi perawat harus mempunyai pengetahuan yang luas sebagai
konselor agar bisa membantu dan memotivasi pasien sesuai dengan permasalahan yang dihadapi
pasien. Jasa terapi yang dibuka adalah jenis terapi komplementer, artinya terapai yang digunakan
untuk pengobatan suatu penyakit dan berguna untuk memperbaiki system kekebalan tubuh
(system imun) supaya sisttem imum mampu merangsang penyembuhan penyakit di dalam tubuh.
Jasa fisioterapi yang dilakukan oleh perawata adalah suatu cara atau bentuk pelayanan kesehatan
untuk mengembalikan fungsi organ tubuh dengan menggunakan tenaga alam. Perawat bisa saja
menjadi seorang penulis, yaitu dengan menunangkan gagasan, pengetahuan serta pengalam-
pengalam yang dialami kedalam sebuah buku, dan tulisannya tersebut berkaitan dengan
kesehatan. Perawata juga bisa mebuka jasa penyewaan alat medis seperti glukometri, tabungan
oksigen, kursi roda atau alat medis lainnya. Jadi banyak sekali usaha yang dapat dilakukan oleh
perawat dalam membangun usahanya sendiri. Jika perawat merupakan pegawai negeri, tidak
menutup kemungkinan perawat juga bisa membangun usaha sendiri. Dengan adanya usaha
sendiri kita dapat menciptakan lapangan kerja sendiri untuk orang lain, dan ini merupakan salah
satu lading pahala karena membantu orang lain. Kebanyakan orang yang mendirikan usaha
sendiri lebih sukses daripada orang yang tida mempunyai usaha sendiri, karena orang yang
mempunyai usaha sendiri bisa memdapatkan keuntungan setiap hari, sedangkan bagi orang yang
tidak mempunyai usaha sendiri hanya menunggu waktu gajian yaitu sebulan sekali. Usaha yang
dibangun oleh perawat tidak harus yang berkaitan dengan keperawatan/ kesehatan, tetapi bisa
juga tentang bidang yang yang minati/ disukai (hobi) perawat atau yang lainnya. Misalnya
perawat mempunyai hobi masak, perawat bisa buka usaha catering atau warung nasi/ kafe, atau
perawat mempunyai hobi memancing, perawat bisa buka usaha menjual alat- alat pancing dan
lain sebagainya. Jadi perawat tidak perlu pusing memikirkan usaha apa yang bisa ia buka. Di
negara- negara maju, kebanyak orang tidak lagi bergantung pada pemerintah, tetapi orang- orang
disana kebanyakan membuka usaha sendiri, demi mencapai sebuah keberhasilan. Dengan adanya
usaha sendiri, dapat membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain sehingga dapat memperbaiki
perekonomian. Dan kita sebagai orang Indonesia, yang masih dikategorikan kedalam negara
berkembang, bisa mengikuti jejak negara- negara maju, misalnya korea dan lain sebagainya
untuk membuka usaha sekaligus lapangan kerja untuk orang lain supaya negara kita maju dalam
semua bidang terutama dalam bidang perekonomian. Jadi buat perawat yang berada di seluruh
Indonesia, mari kita buka usaha milik kita sendiri agar kita melangkah kea rah yang lebih maju
karena kalau bukan kita, siapa lagi.
BAB III

PROBLEM ANALISI MASALAH

Peluang usaha di bidang keperawatan juga bisa kita dapatkan dengan memahami fakta dan
kecenderungan pola kesehatan masyarakat. Fakta tentang pola kesehatan masyarakat yang ada
pada masa lalu, saat ini dan analisis prospek kebutuhan kesehatan masyarakat di masa yang akan
datang merupakan kajian penting yang harus diketahui seorang nursepreneur dalam membaca
peluang usaha. Saat ini telah terjadi suatu trend kecenderungan perubahan transisi pola kesehatan
masyarakat. Perubahan tersebut nampaknya akan terus berlangsung dalam jangka waktu yang
lama dan mempengaruhi pola hidup masyarakat. Fakta-fakta perubahan tersebut (Sutarna, 2014)
meliputi:

1. Perubahan Epidemiologi

Dahulu kebanyakan penyakit dikarenakan oleh infeksi. Seiring dengan keberhasilan suatu
pelayanan, lingkungan saat ini sudah menjadi baik dan pencegahan terhadap sumber infeksi
sudah dapat terkontrol maka penyakit infeksi pun dapat ditekan. Akan tetapi, masalah tersebut
tidak selesai sampai disana karena timbul masalah baru yaitu masalah degeneratif. Penyakit
infeksi telah bergeser dan berubah menjadi penyakit degeneratif yaitu penurunan fungsi organ.

"Pada kondisi epidemiologi ini terjadi perubahan pola penyakit."

Bahkan saat ini ada penyakit tanpa nama dengan gejala yang tidak jelas. Diberi obat pada gejala
yang satu, timbul gejala yang lain. Gejala yang lain diberi obat, timbul gejala baru. Bahkan
kadang-kadang mengacaukan dan mengaburkan gejala serta mengaburkan diagnosa. Sungguh
sulit menemukan obat untuk masalah tersebut.

2. Perubahan Demografi

Perubahan ini berkaitan dengan kependudukan. Jika dahulu kondisi dan komposisi
kependudukan kita digambarkan bentuknya seperti candi Borobudur (puncaknya kecil bawahnya
besar), namun saat ini berubah menjadi bentuk candi prambanan (kedua ujung sama besar).
Artinya,

"Dahulu jumlah orang-orang usia lanjut lebih sedikit dibandingkan anak-anak karena umur
harapan hidup lebih pendek, manusia sudah meninggal sebelum tua."

Namun karena faktor kemajuan ekonomi, teknologi dan ilmu pengetahuan maka gizi semakin
membaik sehingga jumlah orang usia lanjut lebih banyak dibandingkan anak-anak. Berarti
harapan hidup panjang usia di Indonesia sudah semakin baik. Hanya pola hidup yang berubah,
tidak jelas dan salah

3. Perubahan Geografi

Perubahan ini berkaitan dengan kondisi lingkungan. Saat ini, kecenderungan masyarakat
urbanisasi (dari kampung pindah ke kota) semakin meningkat dan membawa dampak kepadatan
penduduk, polusi, serta masalah sosial yang menyangkut masalah kesehatan. Selain itu, akibat
dari kondisi perubahan tersebut, jumlah orang-orang usia lanjut pun meningkat.
BAB IV

PEMBAHASAN

Definisi Nursepreneur Secara konseptual Nursepreneur termasuk dalam pengembangan


karir dari peran dan fungsi perawat. pengembngan karir tersebut dapat menjadi pengelola klinik
atau sarana kesehatan lainnya. Misalnya manager spa, manager fisioterapi, manager Nursing
Center, manager Balai kesehatan swasta, pemilik massage dan refleksi, meskipun dalam
pelaksanaan teknisnya banyak melibatkan profesi lain sebagai pelaksana, dalam hal ini perawat
dapat bertindak sebagai pemilik modal, penggagas ide, pemilik saham, atau owner yang akan
menggaji karyawannya. Hal seperti ini sudah mulai ada di Indonesia, misalnya Saat pembubaran
Konas jiwa. Di Bali perawat memiliki balai Keperawatan yang dipadukan dengan fisioterapi.
Selain peran tersebut perawat juga dapat melakukan penelitianpenelitian, sebagai contoh adanya
tim riset yang meneliti perawatan luka, cara ganti balutan efektif, kompres modern, terapi
modalitas, tehnik relaksasi dsb. Masalah penelitian direkomendasikan dari Rumah sakit atau
intistusi kesehatan yang membutuhkan solusi. Misalnya kenapa kunjungan ke RS tertentu sangat
rendah, maka perawat manajemen akan melakukan riset yang didanai rumah sakit yang
bersangkutan, termasuk riset kepuasan klien. Disamping peran-peran di atas perawat dapat juga
bergerak dalam bidang pendidikan atau menyediakan pelatihan-pelatihan atau sebagai konsultan.
Misalnya pelatihan baby siter, pelatihan perawat lansia, perawat anak di rumah atau perawat
yang akan mendampingi klien saat ibadah haji. Nursepreneur adalah rangkaian dari dua kata kata
yaitu nurse dan Entrepreneur. Nurse artinya seorang perawat, sedangkan Entrepreneur 3

sendiri memiliki berbagai pengertian dan sifat, salah satunya yang disampaikan oleh John G.
Burch, Entreprenuer memiliki sifat :

1. Berhasrat mencapai prestasi

2. Seorang Pekerja keras


3. Ingin bekerja untuk dirinya

4. Mencapai kualitas

5. Berorientasi kepada Reward dan Kesempurnaan

6. Optimis

7. Berorganisasi 8. Berorientasi kepada keuntungan Seseorang yang berprofesi apapun, asal


mampu menerapkan

8. aspek sifat Entrepreneur dalam kehidupan sehari-harinya, maka dapat dikategorikan sebagai
Entrepreneur, termasuk seorang perawat.

Dengan jiwa Entrepreneur masalah sehari-hari yang dihadapi perawat di ruangan akan menjadi
uang. Karena perawat yang berjiwa entreperneur memilki ciri berorientasi pada keuntungan.
Sebagai contoh masalah menumpuknya botol infus bekas, abocate yang tak terpakai, sisa
makanan pasien, cucian keluarga perawat, penunggu pasien, terpisahnya orang tua yang sakit
dengan anak. Disamping hal tersebut ada fenomena menarik seperti apa-apa yang dilakukan oleh
perawat yang tergabung dalam asosiasi perawat Indonesia yang bekerja di malaysia, Saudi
Arabia, Qatar dan Kuwait. Mereka mencoba berorganisasi sebagai ciri Nursepreneur dan
memiliki keberanian untuk hijrah dengan Berorientasi kepada keuntungan berupa besarnya gaji
yang diperoleh, gaji tersebut selanjutnya dijadikan aset yang akan menjadi mesin uang. Secara
konseptual Nursepreneur memiliki ciri sebagai berikut : 4

1. Pengerahan Diri : Pendisiplinan diri dan secara menyeluruh merasa nyaman bekerja untuk diri
sendiri.

2. Pengasuhan Diri : Antusiasme tak terbatas untuk ide-ide Anda saat tak seorang pun
memilikinya.

3. Orientasi pada Tindakan : Hasrat menyala untuk memujudkan, mengaktualisasi kan dan
mengubah ide ide Anda menjadi kenyataan.

4. Energi Tingkat Tinggi : Mampu bekerja dalam waktu lama secara emosional, mental dan
fisik.
5. Toleransi atas Ketidakmenentuan : Secara psikologis mampu menghadapi resiko Entrepeneur
bagi perawat sebetulnya bisa dipelajari sambil melakukannya (learning by doing), namun harus
diingat bahwa wawasan tentang jenis usaha yang akan dipilih tetap sangat diperlukan karena jika
tanpa hal itu sama dengan menyelam ke dasar laut tanpa tabung gas. Jadi yang terpenting dari
seorang Nursepreneur adalah inovasi dan keberanian untuk mengambil risiko serta siap bekerja
keras mencapai tujuan dengan optimis. Inilah yang membuat entreprenur selalu tampil dengan
gagasan gagasan baru yang segar, melawan arus pemikiran orang banyak atau kreatif. Perawat
entrepreneur mungkin bisa diartikan sebagai perawat yang mempunyai jiwa wirausaha.
Entrepreneur/wirausaha/pebisnis, yang tidak dikenali seperempat abad lalu, saat ini diajarkan
sebagai mata kuliah di universitas di seluruh dunia. Di Amerika Serikat, ratusan perguruan tinggi
mengajarkan itu. Kita sebenarnya dilahirkan sebagai entreperneur. Keberanian, kreativitas, dan
inisiatif semuanya adalah sifat yang dimiliki seseorang sejak lahir. Itu alami, melekat dalam diri
kita, Tinggal masalahnya, buatlah kemampuan itu muncul dan bekerja optimal. Entrepreneur
bagi perawat bisa dipelajari sambil melakukannya (learning by doing), namun 5

harus diingat bahwa wawasan tentang jenis usaha yang akan dipilih tetap sangat diperlukan
karena jika tanpa hal itu sama dengan menyelam ke dasar laut tanpa tabung gas. Dalam bidang
pekerjaan apapun, yang namanya income harian, mingguan, bulanan, tahunan dan dadakan,
semuanya penting terpenuhi. Tetapi selain itu kita masih bisa melakukan hal lain, banyak
bisnis/usaha yang bisa dilakukan perawat, jadi sambil bekerja sebagai perawat, namun memiliki
usaha sampingan di bidang wirausaha. Bekerja di luar negeri bisa menjadi langkah awal menjadi
pebisnis dan investor. Perawat di luar negeri rata-rata mencapai gaji 10 x lipat perawat di
Indonesia. Sebelum menjadi pengusaha kita memang perlu modal finansial dan modal karakter.
Setiap orang, siap atau tidak, kondisi akan mendorongnya menjadi seorang entrepreneur,
sekarang jaman sudah berubah.

Langkah Perawat Menjadi Nursepreneur Ada satu hal yang sangat menarik dari konsep ini, yaitu
untuk menjadi perawat pengusaha atau perawat pebisnis kita hanya perlu 5 langkah. Uniknya 5
langkah ini sangat sering dilakukan oleh perawat. 5 langkah itu adalah bagian dari proses
keperawatan yang terdiri dari :

(1) pengkajian,
(2) diagnosa,

(3) perencanaan,

(4) implementasi, dan

(5) evaluasi.

Jika dikaitkan dengan nursepreneur, proses keperawatan itu akan menjadi 5 langkah awal untuk
menjadi perawat pengusaha atau perawat pebisnis, yaitu :

1. Pengkajian Langkah pertama untuk memulai berbisnis adalah kita melakukan pengkajian.
Masalah adalah hal pertama yang kita ingin dapatkan dari proses pengkajian. Maka untuk
memulai bisnis, kita harus mengetahui masalah apa yang terjadi. Saat ini yang paling berkuasa
dalam dunia bisnis adalah pasar (market). Maka pengkajian yang kita lakukan untuk memulai
berbisnis adalah mengkaji kebutuhan pasar. Pasar memerlukan apa? Ada masalah apa?

2. Diagnosa Langkah kedua setelah melakukan pengkajian adalah menetapkan diagnosa. Dalam
dunia bisnis, setelah kita mengetahui kebutuhan pasar maka yang selanjutnya dilakukan adalah
memetakan potensi yang bisa kita masuki untuk menjawab kebutuhan pasar. Pemetaan potensi
itu dalam langkah ini adalah tahap diagnosa.

3. Perencanaan Setelah kita mengetahui potensi pasar yang bisa kita masuki, maka langkah
selanjutya adalah menyusun rencana untuk bisa masuk kedalam pasar yang sesungguhnya. Tahap
perencaan ini merupakan tahap ketika kita harus memiliki konsep usaha yang jelas dan detail.
Apa yang kita jual? Apa yang kita berikan kepada konsumen? Apa solusi yang bisa dilakukan
untuk menjawab kebutuhan pasar?

4. Implementasi Langkah ini adalah tahap bagi kita untuk take action. Konsep usaha yang jelas
harus diwujudkan dalam bentuk nyata. Tahap ini merupakan tahap yang paling inti dalam proses
berbisnis dan tentu saja merupakan tahap yang paling sulit. Semua orang bisa punya ide, namun
tidak semua orang berani take action.

5. Evaluasi Dalam sistem apapun, evaluasi merupakan bagian penting dan tidak boleh
terlupakan. Dari evaluasi ini, kita bisa mengetahui apakah implementasi yang kita lakukan
berhasil atau tidak. Sama dalam dunia bisnis, evaluasi akan memberikan gambaran kepada kita
apakah konsep yang sudah kita jalankan berhasil atau tidak. Jika berhasil, maka kita bisa lakukan
peninmun

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan


dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Sesuatu yang baru dan
berbeda adalah nilai tambah barang dan jasa yang menjadi sumber keuanggulan untuk dijadikan
peluang. Kata kunci dari kewirausahaan adalah: pengambilan resiko; menjalankan usaha sendiri;
memanfaatkan peluang-peluang; menciptakan usaha baru; pendekatan yang inovatif dan mandiri
(misal; tidak bergatung pada bantuan pemerintah). Keperawatan merupakan bagian integral dari
layanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan. Layanan ini berben tuk
layanan bio-psiko-sosio-spiritual komprehensif yang ditujukan bagi individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan
masyarakat. Enam tipe atau orientasi kepribadian pada manusia antara lain: tipe realistik, tipe
intelektual, tipe sosial, tipe konvesional, tipe usaha dan tipe artistik. Nursepreneur (perawat
pengusaha) adalah seorang perawat, biasanya dengan gelar sarjana, yang dapat mengelola klinik
atau bisnis terkait, melakukan penelitian, menyediakan pendidikan atau melayani sebagai
penasihat atau konsultan untuk lembaga, lembaga politik atau bisnis. Secara konseptual
nursepreneur memiliki ciri sebagai berikut pengerahan diri, pengasuhan diri, orientasi pada
tindakan, energi tingkat tinggi dan toleransi atas ketidakmenentuan. Lima langkah perawat
menjadi nursepreneur (perawat pengusaha), antara lain pengkajian, diagnosa, perencanaan,
implementasi dan evaluasi.
Dengan adanya makalah ini, semoga dapat menambah pengetahuan dan wawasan kepada
mahasiswa ataupun pembaca tentang kewirausahaan terutama dalam bidang keperawatan.
Sehingga dapat mengaplikasikannya sewaktu membangun usaha sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Budiono. 2016. Konsep dasar Keperawatan. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.


Hanggara, M.W. 2016. Kewirausahaan. Waringin Timur: Akademi Keperawatan.
Hisrich, R.D., Peters, M.P & Sheperd, D.A. 2008. Entrepreneurship. Mc Graw Hill International
Edition.
Iyus, Y & Mardhiyah, A. 2010. Spririt and Sofrkill of Nursing Entrepreneur. Bandung: Rafika
Aditama.
Kementrian Pendidikan Nasional. 2010. Konsep Dasar Kewirausahaan. Kementrian Pendidikan
Nasional.
Nursalam. 2008. Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktek Keperawatan Profesional.
Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.
Ricky. 2012. Perawat Pengusaha (Nurse Preneurs).
http://rotikanricky.blogspot.com/2012/12/perawat-pengusaha-nursepreneurs. Diakses tanggal 3
Maret 2019 pukul 15.15.
Yusuf, N. 2006. Wirausaha dan Usaha Kecil. Jakarta: Modul PTKPNF Depdiknas.
https://nursepreneur.blogspot.com/2017/02/konsep-dan-wawasan-nursepreneurship. Diakses
tanggal 3 Maret 2019 15.00.

Anda mungkin juga menyukai