Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

KEWIRAUSAHAAN
“KONSEP UMUM KEWIRAUSAHAAN”

Dosen Pengajar:
Ir. Muhammad Ihsan Jasin M.Agr
Ir. Jeffri Dante Mamoto M.Agr

Disusun Oleh:
Kelompok 1
Sheren A M Sanggor (20021101010)
Cicilia G Sumaraw (20021101023)
Facy P Rambing (20021101074)
Brenda W Tarore (20021101087)
Elisa E P Pudihang (20021101093)
Tyasning P Pebila (20021101181)

UNIVERSITAS SAM RATULANGI


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
MANADO
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan Rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah kami ini dengan
baik.

Dalam tugas makalah ini materi yang kami bahas adalah tentang “Konsep Umum
Kewirausahaan” yang digunakan agar dapat dipelajari dan dimanfaatkan dalam kehidupan
sehari-hari. Saran dan kritik sangat kami harapkan dari pembaca sekalian untuk
menyempurnakan tugas-tugas kami ini dalam menyusun tugas selanjutnya.

Akhir kata semoga tugas makalah ini dapat berguna bagi pembaca juga dapat
memberikan manfaat untuk semua pihak sekalian. Atas perhatiannya. Kami ucapkan terimah
kasih.

Manado, April 2022

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ................................................................................................................................. i
Daftar Isi ......................................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................................1


A. Latar Belakang ................................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................................... 3
C. Tujuan ................................................................................................................................................ 3
D. Manfaat ...................................................................................................................................3

BAB II URGENSI PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN PENDIDIKAN


KEWIRAUSAHAAN.....................................................................................................................4
A.Urgensi Pengembangan Kewirausahaan di Perguruan Tinggi ............................................................... 4
B. Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan ( PKMK) ................................................................. 11

BAB III ISTILAH KEWIRAUSAHAAN, KEWIRASWASTAAN , DAN


ENTREPRENEURSHIP .............................................................................................................15

A. Ciri Ciri Wirausahawan Yang Berhasil .............................................................................17


B. Teori Kewirausahaan .........................................................................................................17

BAB IV KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN DAN KARAKTERISTIK


WIRAUSAHA ..............................................................................................................................20
A.Karakteristik Kewirausahaan................................................................................................................ 20
B. Karakteristik Wirausahaan ................................................................................................................... 23

BAB IV PENUTUP ......................................................................................................................25

A. Kesimpulan ........................................................................................................................25
B. Saran ..................................................................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................26

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kewirausahaan pertama kali muncul pada abad 18 diawali dengan penemuan-
penemuan baru seperti mesin uap, mesin pemintal, dll. Tujuan utama mereka adalah
pertumbuhan dan perluasan organisasi melalui inovasi dan kreativitas. Keuntungan dan
kekayaan bukan tujuan utama. Secara sederhana arti wirausahawan (entrepreneur) adalah
orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai
kesempatan. Berjiwa berani mengambil resiko artinya bermental mandiri dan berani
memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti
(Kasmir, 2007 :18)

Pengertian kewirausahaan relatif berbeda-beda antar para ahli / sumber acuan dengan
titik berat perhatian atau penekanan yang berbedabeda, diantaranya adalah penciptaan
organisasi baru (Gartner, 1988), menjalankan kombinasi (kegiatan) yang baru
(Schumpeter, 1934), ekplorasi berbagai peluang (Kirzner, 1973), menghadapi
ketidakpastian (Knight, 1921), dan mendapatkan secara bersama faktor-faktor
produksi(Say, 1803).

Kewirausahaan dipandang sebagai fungsi yang mencakup eksploitasi peluang -


peluang yang muncul di pasar. Eksploitasi tersebut sebagian besar berhubungan dengan
pengarahan dan atau kombinasi input yang produktif. Seorang wirausahawan selalu
diharuskan menghadapi resiko atau peluang yang muncul, serta sering dikaitkan dengan
tindakan yang kreatif dan innovatif. Wirausahawan adalah orang yang merubah nilai
sumber daya, tenaga kerja, bahan dan faktor produksi lainnya menjadi lebih besar
daripada sebelumnya dan juga orang yang melakukan perubahan, inovasi dan cara-cara
baru.

Selain itu, seorang wirausahawan menjalankan peranan manajerial dalam


kegiatannya, tetapi manajemen rutin pada operasi yang sedang berjalan tidak digolongkan
sebagai kewirausahaan. Seorang individu mungkin menunjukkan fungsi kewirausahaan
ketika membentuk sebuah organisasi, tetapi selanjutnya menjalankan fungsi manajerial
tanpa menjalankan fungsi kewirausahaannya. Jadi kewirausahaan bisa bersifat sementara
atau kondisional.

Kesimpulan lain dari kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang berbeda
nilainya dengan menggunakan usaha dan waktu yang diperlukan, memikul resiko
finansial, psikologi dan sosial yang menyertainya, serta menerima balas jasa moneter dan
kepuasan pribadi. Istilah wirausaha muncul kemudian setelah dan sebagai padanan
wiraswasta yang sejak awal sebagian orang masih kurang cocok dengan kata swasta.
Persepsi tentangwirausaha sama dengan wiraswasta sebagai padanan entrepreneur.

1
Perbedaannya adalah penekanan pada kemandirian (swasta), pada wiraswasta, dan pada
usaha (bisnis) pada wirausaha. Istilah wirausaha kini makin banyak digunakan orang
terutama karena memang penekanan pada segi bisnisnya. Walaupun demikian mengingat
tantangan yang dihadapi oleh generasi muda pada saat ini banyak pada bidang lapangan
kerja, maka pendidikan wiraswasta mengarah untuk survival dan kemandirian seharusnya
lebih ditonjolkan.

Sedikit perbedaan persepsi wirausaha dan wiraswasta harus dipahami, terutama oleh
para pengajar agar arah dan tujuan pendidikan yang diberikan tidak salah. Jika yang
diharapkan dari pendidikan yang diberikan adalah sosok atau individu yang lebih
bermental baja atau dengan kata lain lebih memiliki kecerdasan emosional (EQ) dan
kecerdasarn advirsity (AQ) yang berperan untuk hidup (menghadapi tantangan hidup dan
kehidupan) maka pendidikan wiraswasta yang lebih tepat. Sebaliknya jika arah dan tujuan
pendidikan adalah untuk menghasilkan sosok individu yang lebih lihai dalam bisnis atau
uang, atauagar lebih memiliki kecerdasan finansial (FQ) maka yang lebih tepat adalah
pendidikan wirausaha. Karena kedua aspek itu sama pentingnya, maka pendidikan yang
diberikan sekarang lebih cenderung kedua aspek itu dengan menggunakan kata
wirausaha. Persepsi wirausaha kini mencakup baik aspek finansial maupun personal,
sosial, dan profesional (Soesarsono, 2002 : 48)

Pengembangan kewirausahaan yang dimasyarakatkan secara menyeluruh ke semua


lapisan termasuk ke semua instansi baik pemerintah maupun swasta telah berlangsung
hingga sekarang. Pelaksanaan program tersebut secara resmi tertuang dalam Instruksi
Presiden No.IV Tahun 1995

Mengacu pada program tersebut, sebagaoi generasi muda perlu kiranya untuk
menyambut dan melaksanakannya. Hal ini juga termotivasi dengan keadaan bangsa
Indonesia sejak berbagai krisis (khususnya bidang ekonomi) sejak tahun 1997 hingga kini
kita masih dihadapkan berbagai masalah. Pasar global yang kini telah berlangsung dengan
penerapan AFTA ( Asian Free Trade Area ) 2003 juga menjadi perhatian kita bersama,
karena mau atau tidak mau, siap atau tidak siap kita harus mengikuti era tersebut.

Kenyataan menunjukkan bahwa sejak krisis ekonomi melanda bangsa Indonesia


hingga kini belum menunjukkan perubahan yang berarti, dampaknya pada bertambahnya
PHK ( Pemutusan Hubungan Kerja ). Di sisi lain lulusan Perguruan Tinggi hingga kini
belum sepenuhnya terserap dalam lapangan kerja, hal ini berdampak pada banyaknya
jumlah pengangguran. Lulusan Perguruan Tinggi sekarang ini harus bersedia bersaing
mencari pekerjaan sendiri atau menciptakan peluang kerja bagi dirinya ataupun untuk
orang lain.

Kesenjangan status ekonomi masyarakat di Indonesia masih terasa artinya yang kaya
semakin kaya yang miskin semakin miskin.

Berdasarkan kenyataan tersebut, maka pengembangan kewirausahaan perlu


ditanamkan kepada generasi muda, karena dengan pengembangan jiwa kewirausahaan ini
mereka diharapkan berperan sebagai :

2
1. Pendukung lajunya pembangunan bangsa baik secara fisik maupun non fisik

2. Insan yang berpendidikan, diharapkan sebagai penggerak / motivator dan


bertanggung jawab terhadap kemajuan suatu pengetahuan, teknologi dan seni
khususnya pengetahuan di bidang kewirausahaan / kemandirian

3. Suri tauladan sebagai praktisi di bidang kewirausahaan yang memiliki pendidikan


tinggi, karena selama ini masyarakat kita yang menjadi praktisi di bidang
kewirausahaan pada umumnya memiliki pendidikan yang rendah.

4. Sebagai lulusan perguruan tinggi diharapkan tidak sebagai insan pencari kerja,
tetapi menciptakan lapangan pekerjaan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka penulis dapat mengambil kesimpulan berupa
permasalahan yang akan dibahas. Permasalahan itu sebagai berikut :
1. Bagaimana pemahaman penulis tentang konsep dasar dari kewirausahaan ?
2. Bagaimana kiat menjadi seorang wirausahawan yang berhasil ?

C. Tujuan
Adapun tujuan yang inigin dicapai dalam penyusunan makalah ini, adalah sebagai
berikut :
1. Menambah pengetahuan penulis tentang konsep dasar dari kewirausahaan.
2. Menambah wawasan tentang kewirausahaan, kewiraswastaan, entrepreneurship.
3. Mengetahui ciri – ciri dan kiat menjadi seorang wirausahawan yang berhasil.
4. Meningkatkan rasa tanggung jawab penulis dengan itikad terhadap tugas yang
dibebankan kepada mahasiswa.
5. Memenuhi salah satu tugas mata kuliah kewirausahaan.

D. Manfaat
Adapun manfaat yang diharapkan penulis dari penyusunan makalah ini yaitu :
1. Dapat menambah wawasan penulis mengenai kewirausahaan, kewiraswastaan,
dan entrepreneurship
2. Sebagai wahana untuk melatih penulis dalam membuat makalah tentang
kewirausahaan
3. Sebagai wahana mahasiswa dalam kegiatan literasi terutama tentang
kewirausahaan

3
BAB II
URGENSI PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN PENDIDIKAN
KEWIRAUSAHAAN

Melihat pengertian dan teori kewirausahaan dikaitkan dengan keadaan dan


masalah yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini dan saat-saat mendatang dalam rangka
mensukseskan tujuan nasional mencerdaskan dan mensejahterakan kehidupan yang saat
ini jumlahnya melebihi 200 juta penduduk dengan lokasi yang tersebar lebih dari seribu
pulau ini, pastilah merupakan tantangan yang tidak kecil dan harus dihadapi secara tepat
dan sistematis. Bagaimana pentingnya pengembangan kewirausahaan dan pendidikan
kewirausahaan bagi bangsa Indonesia kiranya dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Indonesia di awal abad 21 dilihat dari segi jumlah penduduk telah menjadi negara
terbesar kelima di dunia, dengan sebagian besar penduduknya adalah angkatan kerja,
dan sebagian dari jumlah itu adalah tenaga muda alumni Perguruan Tinggi. Jumlah
penduduk yang besar tersebut bisa saja merupakan potensi apabila berkualitas baik,
tetapi apabila tidak jumlah penduduk yang besar itu akan menambah bertanya beban
pembangunan.
b) Menurut penelitian, tampaknya ada korelasi antara jumlah penduduk yang
berkewirausahaan dan tingkat kemakmuran suatu masyarakat. Negara yang maju
memiliki wirausahawan lebih dari 6% jumlah penduduk, sedang jumlah
wirausahawan Indonesia menurut penelitian tahun 1982 belum mencapai 0,5%.
c) Telah terbukti tingkat kemajuan dan keterbelakangan suatu negara tidak terletak
pada jumlah penduduk, kekayaan alam, luas wilayah, warna kulit atau suku bangsa,
atau lamanya kemerdekaan yang telah dialami, tetapi adalah terletak pada kualitas
manusianya. Selain itu, terdapat uraian bahwa bangsa Indonesia menilai
pengembangan entrepreneurship (kewirausahaan) adalah kunci kemajuan. Hal itu
dinilai karena itulah cara mengurangi jumlah pengangguran, menciptakan lapangan
kerja, mengentaskan masyarakat dari kemiskinan dan keterpurukan ekonomis, serta
meningkatkan harkat sebagai bangsa yang mandiri dan bermartabat. Dengan
kecilnya jumlah entrepreneur, kewirausahaan menjadi keharusan. Dialah kunci
kemajuan. Dunia membutuhkan solusi masalah yang bisa mewujudkan impian jadi
kenyataan, dilandasi ambisi dan keberanian mengambil risiko secara cerdas.

A. Urgensi Pengembangan Kewirausahaan di Perguruan Tinggi


Program pengembangan jiwa kewirausahaan telah dicanangkan oleh Presiden
Republik Indonesiapada bulan Juli 1995. Setelah itu diluncurkan berbagai program
rintisan pengembangan jiwa kewirausahaan di kalangan mahasiswa. Program
Kreativitas Mahasiswa (PKM), KKN-Usaha dan Cooperative Education (Co-op) yang
diluncurkan beberapa saat setelah pencanangan Presiden tersebut, telah banyak
menghasilkan alumni yang terbukti lebih kompetitif di dunia kerja. Hasil-hasil karya
invosi mahasiswa melalui PKM potensial tersebut ditindaklanjuti secara komersial
menjadi sebuah embrio bisnis berbasis IlmuPengetahuan, Teknologi dan Seni (Ipteks).
Program rintisan yang telah di uji cobakan di beberapa perguruan tinggi antara lain
sebagai berikut :
a) Kuliah Kewirausahaan Secara Terstruktur

4
Kuliah kewirausahaan umumnya hanya bagi fakultas / jurusan tertentu saja.
Tidak semua jurusan mempunyai cara pandang yang sama untuk mengalokasikan
SKS guna menyajikan mata kuliah ini. Perlu dicari suatu kesepakatan dan
kesamaan pandang tentang perlunya disajikan kuliah kewirausahaan di semua
jurusan / prodi yang ada. Komitmen dan dukungan top leader di PT sangat
dibutuhkan untuk mewujudkan hal ini.
b) Kuliah Kerja Nyata Usaha
Mahasiswa sebagai calon wirausahawan masih perlu dibekali kemampuan,
keterampilan, keahlianmanajemen, adopsi inovasi teknotogi, keahlian mengelola
keuangan / modal maupun keahlian pemasaran melalui pengalaman langsung
dalam dunia usaha. KKN yang diaplikasi pada kegiatan usaha UKM ini, akan
sangat bermanfaat bagi mahasiswa untuk lebih mengenal praktik kewirausahaan
secara langsung. Sayangnya uji coba program ini tidak berlanjut pada desiminasi
konsep penyelenggaraannya.
c) Klinik Konsultasi Bisnis dan Penempatan Kerja (Job-Placement Center )
Program yang sudah berjalan melalui bantuan US-AID dan HEDS di Wilayah
Indonesia Barat akan terus dikembangkan ke perguruan tinggi lain. Konsultasi
Bisnis dan Penempatan Kerja (KBPK) yang dikembangkan dari Pusat Konsultasi
bagi pengusaha kecil dan menengah merupakan salah satu kegiatan yang dapat
memberikan pelayanan kepada alumni Perguruan Tinggi yang beminat menjadi
pengusaha baru, atau pengusaha kecil yang telah berkecimpung dalam dunia usaha.
KBPK mendidik staf pengajar memperoleh pengalaman praktis dalam dunia usaha
dengan cara memberikan konsultasi kepada pengusaha kecil dan menengah. KBKP
juga membuka akses untuk sumberdaya bahan baku, pasar,sumber daya keuangan,
sumber daya informasi, serta membangun jaringan kerja untuk meningkatkan
sinergi antar pengusaha kecil dan menengah. Program ini tidak sepenuhnya
berlanjut karena alasan sumber daya manusia yang relatif terbatas.
d) Magang Kewirausahaan
Melalui Program Penerapan Iptek / Vucer bagi pengusaha kecil/industri kecil
dan koperasi yang telah berjalan selama ini. Program Magang Kewirausahaan
merupakan kegiatan mahasiswa untuk memperoleh pengalaman kerja praktis pada
usaha kecil dan menengah termasuk melakukan identifikasi permasalahan, analisis
dan penyelesaian permasalahan dan manajemen, pemasaran, serta teknologi.
Magang Kewirausahaan adalah kegiatan di mana mahasiswa benar-benar bekerja
sebagai tenaga kerja di usaha kecil atau menengah. Magang juga menciptakan
keterkaitan dan kesepadanan (link and match) antara Perguruan Tinggi dengan
usaha kecil menengah. Di samping itu, Staf pengajar yang menjadi pembimbing
mahasiswa memperoleh manfaat dalam hal pengalaman praktis wirausaha dan
akses kepada kalangan usaha kecil dan menengah. Sayangnya program ini tidak
berlanjut. Dana dan komitmen Ketua Jurusan sebagai salah satu penyebabnya.
e) Karya Alternatif Mahasiswa atau Program Kreativitas Mahasiswa
Dalam berwirausaha produk / komoditi yang diperdagangkan adalah inti dari
denyut perdagangan itu sendiri. Setiap produk sejenis akan bersaing dalam kualitas
yang meliputi unjuk kerja, keandalan (reliability) dan kekuatan (robustness) serta

5
kemudahan pengoperasiannya (user friendly). Persaingan tersebut pada hakekatnya
adalah persaingan teknologi yang diterapkan dalam kemasan yang menarik serta
harga yang lebih murah sebagai hasil penelitian dan pengembangan. Melalui
kegiatan Karya Alternatif Mahasiswa (KAM) para mahasiswa yang telah
mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi dilatih dan didorong untuk
menghasilkan suatu komoditi yang diperlukan masyarakat. Prinsip yang perlu
ditekankan dalam hal ini adalah bahwa keterampilan menghasilkan produk harus
dipadukan dengan pemahaman bisnis yang minimal telah dimiliki mahasiswa
pesertanya. KAM diprioritaskan untuk diisi dengan aktivitas produktif mahasiswa
yang berpola khusus, sebagai bagian integral dari kegiatan intra atau ekstra
kurikuler mahasiswa dalam usaha untuk membekalinya dengan keterampilan
menghasilkan produk dan pengetahuan tentang bisnis rintisan.
f) Inkubator Wirausaha Baru
Program inkubator di beberapa perguruan tinggi negeri dan perguruan tinggi
swasta yang bekerjasama dengan Kantor Menteri Koperasi dan Pembinaan
Pengusaha kecil, akan dikembangkan tidak hanya bagi pengusaha kecil, industri
kecil atau koperasi, tetapi juga mengikut sertakan mahasiswa /alumni dalam
penciptaan wirausaha baru.
Inkubator Wirausaha Baru adalah suatu fasilitas yang dikelola oleh sejumlah
staf terbatas dan menawarkan suatu paket terpadu kepada pengusaha atau
mahasiswa dan alumni dengan biaya terjangkau selama jangka waktu tertentu (2–3
tahun). Paket terpadu tersebut meliputi :
1) Sarana fisik atau gedung, dan fasilitas kantor yang dapat dipakai Bersama
2) Kesempatan akses dan pembentukan jaringan kerja dengan jasa pendukung
teknologi dan bisnis : sumber daya teknologi dan informasi, sumber daya
bahan baku, sumber daya keuangan
3) Pelayanan konsultasi yang meliputi aspek teknologi, manajemen, dan
pemasaran
4) Pembentukan jaringan kerja antar pengusaha
5) Pengembangan produk penelitian untuk dapat diproduksi secara komersial.

Keterlanjutan program ini terkendala oleh kompleksitas permasalahan yang


tidak didukung oleh SDM dan fasilitas yang memadai. Dengan latar belakang
program rintisan tersebut di atas, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi tahun 2009
ini mengembangkan sebuah Program Mahasiswa Wirausaha (Student Entrepreneur
Program) yang merupakan kelanjutan dari program-program sebelumnya (PKM,
Co-op, dan sejenisnya), untuk menjembatani para mahasiswa memasuki dunia
bisnis rill melalui fasilitasi start-up bussines. Program Mahasiswa Wirausaha
(PMW) dimaksudkan untuk memfasilitasi para mahasiswa yang mempunyai minat
dan bakat entrepreneurship untuk memulai berwirausaha dengan basis ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni yang sedang dipelajarinya. Tujuannya membentuk
softskill agar mahasiswa berperilaku sesuai karakter wirausaha.
Fasilitas yang diberikan meliputi pendidikan dan pelatihan kewirausahaan
magang, penyusunan rencana bisnis, dukungan permodalan dan pendampingan

6
usaha. Program ini diharapkan mampu mendukung pencapaian visi-misi
pemerintah dalam mewujudkan kemandirian bangsa melalui penciptaan lapangan
kerja dan pemberdayaan UKM.
Prosedur operasional standar dari Program Mahasiswa Wirausaha meliputi
persiapan program, pembekalan dalam bentuk Diklat kewirausahaan,magang ke
UKM, dan penyusunan business plan, pendampingan dalam hal star-up business
dan business establishmen, dan Monev

Mencermati program-program sebagaimana diurai di atas, pemerintah dan


pimpinan PT mempunyai peran penting dalam menumbuhkan jiwa kewirausahaan
mahasiswa. Namun secara operasional terdapat terdapat 3 (tiga) unsur penting yang
menjadi kunci keberhasilan pengembangan jiwa kewirausahaan di perguruan tinggi
adalah mahasiswa, kurikulum, dosen pembina kewirausahaan.
Agar sistem budaya kewirausahaan ini dapat dibumikan di perguruan tinggi,
maka perlu dilakukan mapping potensi dan permasalahan di sekitar ketiga unsur
tersebut.
a. Unsur Mahasiswa
Di perguruan tinggi, dunia kewirausahaan masih dipandang sebelah mata
oleh sebagian mahasiswa dan juga dosen. Banyak potensi dan peluang yang
semestinya bisa dimanfaat mahasiswa untuk kepentingan pembelajaran dan
pembumian sistem budaya kewirausahaan ini, namun sayangnya belum
dimanfaatkan sepenuhnya. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah
melalui Depdiknas untuk menanamkam jiwa kewirausahaan pada mahasiswa.
Hasil penelitian mengatakan bahwa ada 3 faktor dominan dalam
memotivasi sarjana menjadi wirausahawan yaitu faktor kesempatan, faktor
kebebasan,dan faktor kepuasan hidup (Sutabri, 2008). Ketiga faktor itulah
yang membuat mereka menjadi wirausahawan. Penelitian ini sangat membantu
pihak perguruan tinggi dalam memberikan informasi kepada para
mahasiswanya, bahwa menjadi wirausahawan akan mendapatkan beberapa
kesempatan, kebebasan dan kepuasan hidup.

7
Proses penyampaian ini harus sering dilakukan sehingga mahasiswa
semakin termotivasi untuk memulai berwirausaha. Sebab banyak mahasiswa
merasa takut menghadapi resiko bisnis yang mungkin muncul yang membuat
mereka membatalkan rencana bisnis sejak dini.
Motivasi yang cukup, memicu keberanian mahasiswa untuk mulai
mencoba berpengalaman di bidang kewirausahaan. Dengan semakin
banyaknya mahasiswa memulai usaha sejak masa kuliah, maka besar
kemungkinan setelah lulus akan melanjutkan usaha yang sudah dirintisnya.
Sehingga bisa membuka lapangan kerja dan diharapkan dapat ikut mengurangi
jumlah pengangguran.
Beberapa program rintisan pengembangan jiwa kewirausahaan bagi
mahasiswa yang saat ini perlu dilanjutkan dengan modifikasi tertentu antara
lain Sebagai berikut :
1) Mahasiswa wajib mengikuti kuliah kewirausahaan secara terstruktur, yang
dilakukan secara menyeluruh di setiap jurusan atau Prodi. Kendala
pembina mata kuliah Kewirausahaan dapat diatasi dengan membentuk
Team Teaching.
2) Pada tahap awal, separuh darimahasiswa yang memprogramkan KKN
diberi kesempatan untuk mengambil program KKN-Magang Usaha. Pada
tahap selanjutnya, jumlah dapat ditingkatkan sesuai dengan hasil evaluasi.
KKN-Magang Usaha ini merupakan perpaduan antara KKN dan magang
kewirausahaan. Untuk itu program dirancang dengan baik, dilakukan
pembekalan (Diklat, pengenalan kasus usaha), pendampingan,dan
Monev).
3) Mahasiswa diberi kesempatan membantu Klinik Konsultasi Bisnis dan
Penempatan Kerja (Job Placement Center) untuk media belajar bagi
mahasiswa.
4) Workshop-Role models dapat dilakukan dengan melakukan workshop
kewirausahaan dengan target tersusunnya business plan. Worshop ini
didampingi oleh orang yang diidolakan (wirausahawan sukses dan
berpengalaman) guna memberikan wawasan, semangat membuka suatu
usaha, memberi dorongan, dan bantuan. Orang yang diidolakan tersebut
bisa juga berupaasosiasi berbagai badan asosiasi bisnis, instruktur, dosen
atau guru bisnis, biro konsultan bisnis, dan sejenisnya.
5) Mengembangkan koperasi mahasiswa. Model yang dikelola dengan
menggunakan pendekatan profesionalisme yang sekaligus berfungsi
sebagai tempat pembelajaran kewirausahaan.
6) Mahasiswa mengembangkan berbagai kerjasama dengan pihak eksternal
dan alumni yang berhasil dalam bidang kewirausahaan.
7) Perguruan Tinggi mendirikan Inkubator Wirausaha yang pengelolaannya
dilakukan oleh orang profesional yang berfungsi pula sebagai
laboratorium / pusat kajian bisnis. Mahasiswa dapat memanfaatkan
fasilitas pusat bisnis ini untuk pembelajaran kewirausahaan.

8
b. Unsur Kurikulum
Unsur kedua yang menjadi kunci keberhasilan pengembangan
kewirausahaan adalah kurikulum yang diberlakukan di suatu Perguruan
Tinggi. Kurikulum di desain sedemikian rupa untuk dijadikan acuan dalam
penyelenggaraan perkuliahan mahasiswa.
Di negara maju pertumbuhan wirausaha membawa peningkatan ekonomi
yang luar biasa.Pengusaha pengusaha baru ini telah memperkaya pasar dengan
produk-produk baru yang inovatif. Tahun 1980-an di Amerika telah lahir
sebanyak 20 juta wirausahawan baru, mereka menciptakan lapangan pekerjaan
baru. Demikian pula di Eropa Timur,wirausaha ini mulai bermunculan.
Bahkan, di negeri China, yang menganut paham komunis, mulai membuka diri
terhadap lahirnya wirausahawan. Universitas Beijing, menghapuskan mata
kuliah Marxis, dan menggantinya dengan mata kuliah kewirausahaan. Diluar
negeri, banyak universitas yang kewalahan memenuhi permintaan mahasiswa
pada mata kuliah kewirausahaan yang terus meningkat.
Pada umumnya di perguruan tinggi yang ada di tanah air
menyelenggarakan mata kuliah kewirausahaan, walaupun intensitas dan
proporsinya mungkin berbeda satu dengan lainnya. Berdasarkan pengamatan
di beberapa PTN didapati suatu kesimpulan bahwa tidak semua jurusan
menyajikan mata kuliah atau pendidikan kewirausahaan sebagai mata kuliah
yang berdiri sendiri. Fakta lain, jurusan-jurusan yang menyajikan mata
kuliah/pendidikan kewirausahaan,substansi materi yang disajikan dalam mata
kuliah kewirausahaan relatif telah memadai (Siswoyo, 2008).
Beberapa ketua jurusan yang tidak menyajikan mata kuliah Kewirausahaan
baik sebagai mata kuliah yang berdiri sendiri maupun ditempelkan pada
beberapa mata kuliah yang relevan, diperoleh alasan sebagai berikut :
1) Jumlah SKS yang tersedia dirasakan tidak memadai lagi untuk
ditambahkan mata kuliah diluar target kurikulum.
2) Belum diperoleh dukungan dari dewan dosen dengan alasan yang belum
jelas, untuk memasukkan mata kuliah kewirausahaan. Namun sebagai
wacana, banyak di antara ketua jurusan yang ingin menyajikan mata
kuliah kewirausahaan di masa mendatang.
3) Penyajian mata kuliah Kewirausahaan dititipkan pada mata kuliah yang
relevan, namun porsi substansi content-nya masih relatif kecil/terbatas.
4) Mata kuliah kewirausahaan tidak match dengan bidang ilmu yang
diemban oleh jurusan. Hanya sebagian kecil jurusan yang menyatakan
bahwa mata kuliah kewirausahaan relevan dengan bidang keilmuan yang
ada di jurusan.
5) Terkendala oleh staf pengajar yang tidak atau kurang mempunyai
kompetensi yang memadai untuk mengajarkan atau membina mata kuliah
kewirausahaan.
Berdasarkan alasan para Kajur di atas, dapat disimpulkan bahwa tidak
semua jurusan sepakat memasukkan kewirausahaan dalam kurikulumnya.
Kewirausahaan dianggap bukan sebagai sesuatu yang perlu dibekalkan pada

9
mahasiswa. Selain tidak sejalan dengan kompetensi bidang ilmu yang
ditargetkan,kendala kompetensi dosen pengajar atau Pembina kewirausahaan
menjadi alasan yang utama.

Untuk itu, perlu dilakukan berbagai upaya yang sungguh-sungguh untuk


menelaah kembali kebijakan pencantuman mata kuliah kewirausahaan ini
dalam kurikulum jurusan yang ada di PT, dan mengesampingkan pemikiran
”relevansi latar keilmuan”. Artinya, pencatuman mata kuliah kewirausahaan
tidak perlu mempermasalahkan koherensi substansi mata kuliah
kewirausahaan dengan bidang ilmu utama yang diemban jurusan.

Pimpinan perguruan tinggi diharapkan ikut memotivasi jajarannya, agar


pengetahuan, wawasan dan ketrampilan mahasiswa di bidang kewirausahaan
dapat ditingkatkan tanpa mempermasalahkan keselarasannya dengan
kompetensi keilmuan yang diampu mahasiswa. Hal ini menjadi penting ketika
daya serap lulusan PT terhadap kompetensi yang diampu relatif kecil, dan ke
depan diprediksi akan semakin kecil.

c. Unsur Dosen Pembina Kewirausahaan


Dosen pembina kewirausahaan menempati peran strategis dalam upaya
pembekalan kewirausahaan pada mahasiswa. Permasalahan yang muncul di
sekitar penyajian mata kuliah kewirausahaan adalah keterbatasan kompetensi
dosen pembina. Kewirausahaan membutuhkan penekanan ranah ketrampilan
dan sikap yang lebih dibandingkan dengan ranah pengetahuan. Untuk
mewujudkannya, biasanya terkendala oleh keberadaan kompetensi dosen yang
menguasai praktik kewirausahaan.
Pengembangan jiwa kewirausahaan seorang dosen, hakikatnya berlangsung
secara alamiah. Dalam kehidupan sehari-hari, setiap individu akan bertindak
rasional. Tindakan rasional ini diwujudkan dalam bentuk pilihan alternatif
yang berujung pada perhitungan untung rugi. Perhitungan untung rugi
merupakan tindakan ekonomi yang berorientasi pada penerapan prinsip
ekonomi. Jadi, setiap individu pada dasarnya telah mengembangkan jiwa
kewirausahaan. Namun, jika ingin memerankan dirinya sebagai pembina
kewirausahaan, tidak cukup dengan mengandalkan perilaku alamiah tersebut.
Namun seorang dosen harus membekali dirinya dengan berbagai
pengetahunan dan ketrampilan bidang kewirausahaan.
Pengembangan jiwa kewirausahaan dosen dapat dilakukan melalui hal-hal
sebagai berikut :
1) Kewirausahaan dosen dibangun di atas keilmuan atau disiplin yang
diampunya selama ini. Latar keilmuan yang diampu tidak
dimarginalkan,bahkan keduanya merupakan satu kesatuan yang saling
bersinergi. Diperlukan pemahaman yang sungguh-sungguh agar keduanya
dapat saling diintegrasikan. Misalnya, seorang ahli biologi dapat
memanfaatkan keilmuannya untuk mencari peluangpeluang bisnis yang
dapat memberikan value bidang biologi pada konsumen yang dibidiknya

10
2) Dosen memerlukan penguatan dalam bentuk pendidikan, pelatihan, dan
pemagangan yang membekali dirinya untuk lebih memahami ketrampilan
berfikir dan bertindak ekonomis,berprinsip dan berperilaku ekonomis.
Penguatan semacam ini, saat ini telah dilakukan oleh Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Depdiknas yang bekerjasama dengan Universitas
Ciputra Entrepeneurship Centre (UCEC) guna menciptakan tamatan
Perguruan Tinggi yang siap memasuki lapangan kerja.
3) Unsur instrumen yang terdiri dari fakultas / jurusan,Lemlit dan LPM
senantiasa menciptakan suatu tatanan dan arahan agar dosen dalam
melaksanakan tridarma perguruan tinggi senantiasa memanfaatkan
peluang usaha berdasar aktivitas tridarma yang dilaksanakan. Misalnya,
karya penelitian tidak berakhir dengan dibuatnya laporan, namun selalu
memikirkan pemanfaatan karya tersebut untuk kepentingan pemenuhan
kebutuhan orang lain. Sehingga karya penelitian tersebut dapat
menghasilkan peluang memperoleh pendapatan. Demikian juga, untuk
kegiatan pendidikan dan pengajaran, maupun pengabdian pada masyarakat
yang dapat memanfaatkan hasil temuannya untuk kepentingan pemenuhan
kebutuhan.
4) Unsur lingkungan seperti DU/DI, Business centre, mempunyai daya
pengaruh yang besar terhadap kematangan dosen kewirausahaan. Banyak
pembelajaran kewirausahaan yang dapat dilakukan melalui pemanfaatan
pelaku usaha yang ada di lingkungan, mulai yang terdekat sampai yang
terjauh.

Gambar 2. Model Pengembangan Jiwa Kewirausahaan

B. Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan ( PKMK )


a. Pengertian Latar Belakang dan Hasil yang Diharapkan
Telah diketahui bahwa DIKTI pada beberapa tahun yang lalu hingga kini
melancarkan berbagai program pengembangan penalaran dan keilmuan untuk
merangsang pertumbuhan mahasiswa dalam persiapan menjadi sarjana yang
mandiri, profesional dan bermanfaat bagi nusa dan bangsa. Beberapa program

11
tersebut antara lain adalah LKIP ( Lomba Karya Inovatif Produktif ), LKTI (
Lomba Karya Tulis Ilmiah ), Karya Alternatif Mahasiswa (KAM).
PKM Kewirausahaan (PKMK) merupakan kreativitas penciptaan ketrampilan
berwirausaha dan berorientasi pada profit, umumnya didahului oleh survai pasar,
karena relevansinya yang tinggi terhadap terbukanya peluang perolehan profit
bagi mahasiswa. Perlu ditegaskan di sini bahwa penciptaan ketrampilan berusaha
yang dimaksud adalah untuk mahasiswa pengusul PKMK, begitu juga pelaku
aktivitas usaha/bisnis yang didanai dalam PKMK adalah kelompok mahasiswa
pengusul PKMK. Kelompok mahasiswa pengusul sebagai wirausahawan baru
bisa menjalin kerja sama dengan kelompok masyarakat produktif, namun dana
PKMK tidak dimaksudkan untuk membantu peningkatan ekonomi kelompok
masyarakat tertentu. Dalam PKMK sama sekali tidak diijinkan dilakukannya
penelitian/percobaan untuk mencari temuan.
Tentang latar belakang penyelenggaraan program Kreativitas Mahasiswa
merupakan kegiatan akademik mahasiswa baik yang berhubungan dengan
kurikulum maupun bukan dan merupakan program pengembangan
kemahasiswaan dalam rangka meningkatkan mutu produktif dan bernalar ilmiah.
Dengan demikian, diharapkan dapat dihasilkan produk yang menjadi landasan
selanjutnya bagi para mahasiswa untuk berkarya kreatif di masyarakat setelah
lulus sebagai sarjana. Oleh karena itu, hasil Program Kreativitas Mahasiswa
inilah dimungkinkan dapat diusulkan ke Program studi atau Fakultas masing
masing sebagai pelaksana sebagai karya tugas akhir.
Tujuan penyelenggaraan Program Kreativitas Mahasiswa untuk meningkatkan
iklim akademik yang kreatif, inovatif, visioner, solutif dan mandiri.
Meningkatkan mutu peserta didik (mahasiswa) di Perguruan Tinggi agar kelak
dapat menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademis danatau
profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu
pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian serta memperkaya budaya nasional.
PKM mencakup 7 (tujuh) bidang yang masing -masing memiliki tujuan spesifik.
Hasil yang diharapkan dari program ini antara lain :
1) Kegiatan kreatif yang dilakukan oleh mahasiswa yang sesuai dengan minat
dan bakat masing masing, baik terkait dengan bidang profesi maupun yang
lain.
2) Temuan kreatif dari para mahasiswa yang dapat menunjang pelaksanaan
pembangunan di lingkungan kampus, perkotaan dan pedesaan.
3) Calon pemimpin bangsa yang kreatif

Sistematika dan Penjelasan Usulan Program Sistematika dan penjelasan


penulisan usulan program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK)
sebagai berikut :

1) Judul Program Judul kegiatan PKMK hendaklah singkat dan spesifik,


tetapi cukup jelas memberi gambaran mengenai kegiatan PKMK yang
diusulkan.
2) Latar Belakang Masalah

12
Khusus PKMK, uraikan proses dalam mengidentifikasi peluang usaha.
Gambarkan secara kuantitatif potret, profil dan kondisi khalayak sasaran
yang akan dilibatkan dalam kegiatan PKMK. Gambarkan pula kondisi
yang mengarah pada kebutuhan komoditas atau dasar penetapan
komoditas. Perlu dijelaskan situasi dan motivasi mahasiswa untuk
melaksanakan program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan. Jika perlu
lakukan sebelum merencanakan PKMK dengan penelitian awal atau survei
pasar tentang kebutuhan pasar secara kuantitatif. Uraikan pula pola
penetapan dosen pembimbing dan institusi pelaksana.
3) Perumusan Masalah
Rumusan masalah mengacu pada usaha yang prospektif, tidak banyak
saingan dan diterima di pasar.
4) Tujuan Program
Nyatakan tujuan secara spesifik yang ingin diraih melalui kegiatan PKMK
khususnya terkait pada ketrampilan berwirausaha mahasiswa berbasis
sains, seni, dan teknologi.
5) Luaran yang Diharapkan
Serasikan target luaran kegiatan PKMK dengan pilihan jenis produk yang
akan dihasilkan, dan uraikan dengan baik mengapa pilihan target luaran
ditetapkan seperti itu.
6) Kegunaan program Jelaskan manfaat kegiatan secara luas, tunjukkan
bahwa produk komoditas memberikan dampak ekonomis yang signifikan
dan memberikan nilai tambah dari sisi IPTEK.
7) Metodologi Pelaksanaan Program
Uraikan secara rinci dan jelas, teknik implementasi atau metode
kegiatan PKMK sehingga seluruh target luaran dapat diperkirakan
terpenuhi. Jelaskan pula rancangan evaluasi pelaksanaan kegiatan dan
evaluasi peningkatan ketrampilan pembuatan produk dan kewirausahaan
peserta
Jelaskan pola pendistribusian jenis ketrampilan yang dilatihkan, apakah
setiap mahasiswa atau kelompok akan dibekali ketrampilan spesifik
ataukah jenis ketrampilan yang sama diberikan kepada seluruh mahasiswa
pelaksana PKMK. Serasikan seluruh jenis kegiatan yang akan dilakukan
dengan batasan waktu pelaksanaan yang diijinkan.
8) Jadwal Kegiatan Program
Jelaskan secara rinci mengenai rencana persiapan pelaksanaan (termasuk
pelaksanaan seleksi calon peserta), pelaksanaan dan evaluasi PKMK serta
jadwal keseluruhan (tentative).
9) Nama dan Biodata
Tunjukkan masing – masing biodata ini antara lain berisi :
a) Nama
b) NIM
c) Program studi / jurusan
d) Jenjang Pendidikan : Diploma / Strata 1

13
e) Tempat / tanggal lahir
f) Kualifikasi bidang keilmuan
g) Riwayat singkat yang bersangkut paut dengan aktivitas wirausaha dari
keluarga pelaksana PKMK, jika tidak ada sejarah wirausaha yang
dituliskan, silahkan dikosongkan (berlaku untuk Ketua dan anggota
calon peserta PKMK).
10) Biaya
Jumlah dana untuk 1 kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa
Kewirausahaan ini maksimal Rp. 6.000.000,00 yang alokasi
penggunaannya sebagai berikut :
a) Pengadaan bahan habis pakai
b) Peralatan penunjang
c) Perjalanan
d) Dokumentasi
e) Lain lain : konsumsi, pembuatan laporan, sewa tempat, pameran, dan
sebagainya.
11) Lampiran
Berisi antara lain : gambar produk ( foto ), rencana kerja sama dengan
mitra usaha, mitra sumber dana dan sebagainya.

14
BAB III

ISTILAH KEWIRAUSAHAAN, KEWIRASWASTAAN , DAN


ENTREPRENEURSHIP
Istilah kewirausahaan mulai dipopulerkan tahun 1990-an. Saat-saat sebelumnya yang
banyak digunakan adalah istilah kewiraswastaan dan entrepreneurship. Istilah kewirausahaan
dianggap lebih cenderung untuk dipadankan dengan istilah entrepreneurship daripada istilah
kewiraswastaan yang lebih cenderung diartikan bersangkutan dengan kepengusahaan bisnis
serta segala aktivitas yang non pemerintah. Namun demikian dalam praktek sampai saat ini
ketiga istilah itu sering dipakai secara bergantian, yang satu seolah-olah sebagai padanan bagi
yang lain.

1. Pengertian Harafiah
Kewirausahaan berasal dari kata wirausaha diberi awalan ke dan akhiran an yang
bersifat membuat kata benda wirausaha mempunyai pengertian abstrak, yaitu hal-hal
yang bersangkutan dengan wirausaha. Lebih lanjut bila wira diartikan sebagai berani
dan usaha diartikan sebagai kegiatan bisnis yang komersial maupun non bisnis dan
non komersial, maka kewirausahaan dapat diartikan sebagai hal-hal yang
bersangkutan dengan keberanian seseorang untuk melaksanakan sesuatu kegiatan
bisnis/ non bisnis (cara mandiri).

2. Menurut Frank Knight (1921)


Wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan menyikapi perubahan pasar. Definisi
ini menekankan pada peranan wirausahawan dalam menghadapi ketidakpastian pada
dinamika pasar. Seorang wirausahawan disyaratkan untuk melaksanakan fungsi-
fungsi manajerial mendasar seperti pengarahan dan pengawasan.

3. Penrose (1963)
Mengidentifikasi kegiatan kewirausahaan yang mencakup indentifikasi peluang-
peluang di dalam sistem ekonomi. Kapasitas atau kemampuan manajerial berbeda
dengan kapasitas kewirausahaan.

4. Harvey Leibenstein (1968, 1979)


Kewirusahaan mencakup kegiatan kegiatann yang dibutuhkan untuk menciptakan atau
melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum
teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui
sepenuhnya.

5. Menurut hasil Simposium Nasional Kewirausahaan 7-8 Februari 1995 di


Jakarta
Kewirausahaan adalah kesatuan terpadu dari semangat, nialai-nilai dan prinsip serta
sikap, kiat, seni, dan tindakan nyata yang sangat perlu, tepat dan unggul dalam
menangani dan mengembangkan perusahaan atau kegiatan lain yang mengarah pada

15
pelayanan terbaik kepada pelanggan dan pihak-pihak lain yang berkepentingan
termasuk masyarakat, bangsa, dan negara.
Pengertian ini kemudian diakomodasi dan dimantapkan dalam Inpres No.4 Tahun
1995 tentang Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan Membudayakan
Kewirausahaan, dengan kalimat sebagai berikut:
Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang dalam
menangani usaha dan atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari,
menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan
meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau
memperoleh keuntungan yang lebih besar.
Yang menarik dari definisi ini adalah bahwa kewirausahaan tidak hanya menyangkut
kegiatan yang bersifat komersial (mencari untung semata) tapi juga kegiatan yang
tidak komersial sejauh dilakukan dengan semangat, sikap atau perilaku yang tepat dan
unggul untuk meningkatkan efisiensi dalam arti seluas-luasnya dalam rangka
memberikan pelayanan yang lebih baik kepada semua pihak yang berkepentingan
(langganan dalam arti luas, termasuk masyarakat, bangsa, dan negara).

6. Pengertian entrepreneur dan entrepreneurship


Dalam lingkungan bisnis yang sangat kompetitif kesuksesan sangat bergantung dari
entrepreneurship. Entrepreneurship menurut Edvarson, 1994 (dalam Makalah Wahid
Ciptono,1999) adalah sebuah kata yang digunakan untuk menjelaskan perilaku-
perilaku pemikiran strategis dan berani mengambil resiko yang akan memberikan
hasil peluang bagi individu dan organisasi.
(Entrepreneurship is behavior that is dynamic, risk taking, reactive and growth
oriented, entrepreneurship is a person who is willing to take action to pursue
opportunities in situations other view as problem or threats).

Ciri-ciri seorang entrepreneur menurut Edvardson adalah sebagai berikut:


a) Internal locus of control (memiliki sikap/ketetapan hati)
b) High energy level (bersemangat tinggi)
c) High need for achievemant (motivasi berprestasi tinggi)
d) Tolerance for ambiguity (dapat memahami perbedaan pendapat)
e) Self confidence (percaya diri)
f) Action oriented (berorientasi tindakan)
Pandangan umum tentang seorang entrepreneur adalah seorang penemu bisnis yang sama
sekali baru dan mampu mengembangkannya menjadi perusahaan yang mencapai sukses
secara luas (nasional maupun internasional). Microsoft, Walt-Mart dan Aqua Golden
Mississipi Adalah contoh dari pandangan di atas. Entrepreneur tidak terbatas hanya pada
perusahaan besar, tetapi juga pada perusahaan-perusahaan kecil. Seorang yang berani
mengambil resiko membeli franchise Mc Donald (lokal), membuka toko kelontong, atau
bisnis yang dijalankan oleh dirinya sendiri juga merupakan seorang entrepreneur.

Entrepreneurship adalah pengembangan perilaku kewirausahaan dalam lingkup internal


organisasi yang lebih besar dalam bentuk perusahaan korporat). Entrepreneurship muncul

16
karena kebutuhan perusahaan untuk mengembengkan Strategy Busines Unit (SBU) dalam
rangka meningkatkan Competitive advantage-nya. Apabila masing-masing SBU berhasil
meningkatkan competitive advantage-nya, maka secara otomatis perusahaan korporasi akan
mampu meningkatkan parenting advantage.

A. Ciri Ciri Wirausahawan Yang Berhasil


1. Memiliki visi dan tujuan yang jelas. Hal ini berfungsi untuk menebak ke mana
langkah dan arah yang dituju sehingga dapat diketahui langkah yang harus dilakukan
oleh pengusaha tersebut.
2. Inisiatif dan selalu proaktif. Ini merupakan ciri mendasar di mana pengusaha tidak
hanya menunggu sesuatu terjadi, tetapi terlebih dahulu memulai dan mencari peluang
sebagai pelopor dalam berbagai kegiatan.
3. Berorientasi pada prestasi. Pengusaha yang sukses selalu mengejar prestasi yang lebih
baik daripada prestasi sebelumnya. Mutu produk, pelayanan yang diberikan, serta
kepuasan pelanggan menjadi perhatian utama. Setiap waktu segala aktifitas usaha
yang dijalankan selalu dievaluasi dan harus lebih baik dibanding sebelumnya.
4. Berani mengambil risiko. Hal ini merupakan sifat yang harus dimiliki seorang
pengusaha kapanpun dan dimanapun, baik dalam bentuk uang maupun waktu.
5. Kerja keras. Jam kerja pengusaha tidak terbatas pada waktu, di mana ada peluang di
situ dia datang. Kadang-kadang seorang pengusaha sulit untuk mengatur waktu
kerjanya. Benaknya selalu memikirkan kemajuan usahanya. Ide-ide baru selalu
mendorongnya untuk bekerja kerjas merealisasikannya. Tidak ada kata sulit dan tidak
ada masalah yang tidak dapat diselesaikan.
6. Bertanggung jawab terhadap segala aktivitas yang dijalankannya, baik sekarang
maupun yang akan datang. Tanggung jawab seorang pengusaha tidak hanya pada segi
material, tetapi juga moral kepada berbagai pihak.
7. Komitmen pada berbagai pihak.
8. Mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak, baik yang
berhuungan langsung dengan usaha yang dijalankan maupun tidak. Hubungan baik
yang perlu dijalankan, antara lain kepada: para pelanggan, pemerintah, pemasok, serta
masyarakat luas.
B. Teori Kewirausahaan
Menurut A. Pakerti, berwirausaha senantiasa melibatkan dua unsur pokok, yaitu soal
peluang dan soal kemampuan menggapi peluang. Hal ini dituangkan dalam teori:

1. Teori Ekonomi
Menyatakan bahwa wirausaha itu akan muncul dan berkembang kalau ada peluang
ekonomi. Misalnya ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi dimasa depan
merupakan peluang usaha. Disamping kebutuhan ekonomi, kemajuan teknologi juga
membuka peluang usaha.

2. Teori Sosiologi
Para ahli sosiologi mencoba menerangkan mengapa berbagai kelompok sosial
(kelompok ras, suku, agama, dan kelas sosial) menunjukkan tanggapan yang berbeda-
beda atas peluang usaha. Mereka meneliti faktor-faktor sosial budaya yang menerangkan

17
perbedaan kewirausahaan antara berbagai kelompok itu. Hagen mengemukakan teori
bahwa dalam kelompok itu orang didorong menjadi wirausaha karena sebagai kelompok
mereka dipandang rendah oleh kelompok elit dalam masyarakatnya. Kelompok yang
makin direndahkan kedudukan sosialnya makin besar kecenderungan kewirausahaannya.

3. Teori psikologis
Perintis teori psikologi adalah David Mc Cleland, ia menalarkan adanya hubungan
antara perilaku kewirausahaan dengan kebutuhan untuk berprestasi (need for achievement
atau nAch). Selanjutnya secara empiris ia menemukan korelasi positif antara kuatnya
nAch dan perilaku wirausaha yang berhasil. nAch terbentuk pada masa kanak-kanak dan
antaranya ditentukan oleh bacaan untuk Sekolah Dasar. Ini berarti itu harus ditanamkan
sejak dini. Namun motif berprestasi bisa ditingkatkan melalui latihan pada orang dewasa.

4. Teori Perilaku
Wesper memandang perilaku wirausaha sebagai kerja. Ia menyimpulkan bahwa
keberhasilan seseorang wirausaha tergantung dari :
a. Pilihan tempat kerjanya sebelum mulai sebagai wira usaha
b. Pilihan bidang usahanya, kerjasama dengan orang lain
c. Kepiawaian dalam mengamalkan manajemen yang tepat

Ducker memandang kewirausahaan sebagai perilaku, bukan sebagai sifat kepribadian.


Kewirausahaan adalah praktek kerja yang bertumpu pada konsep dan teori, bukan intuisi.
Karena itu kewirausahaan dapat dipelajari dan dikuasai secara sistematik dan terencana. Ia
menyarankan tiga macam unsur perilaku untuk mendukung berhasilnya praktek
kewirausahaan :
a. Inovasi bertujuan
b. Manajemen-wirausaha
c. Strategi-wirausaha

Menurut Ducker dasar pengetahuan kewirausahaan adalah inovasi, artinya cara baru
memanfaatkan sumber daya untuk menciptakan kekayaan. Untuk membuahkan inovasi
kita memperhatikan perubahan perubahan yang terjadi disekitar kita secara sistematis. Ini
menyangkut kepekaan dan ketrampilan diagnostik, dua macam kemampuan yang bisa
dipelajari lewat latihan.

Orang yang mendirikan perusahaan harus tahu manajemen dan cara mengamalkannya.
Manajemen kewirausahaan mengutamakan empat hal :
a. Fokus dasar
b. Antisipasi kebutuhan keuangan
c. Menyiapkan dan menyusun tim manajemen puncak, jauh sebelum diperlukan
d. Penentuan peran di pendiri dalam hubungannya dengan orang lain.
Strategi wirausaha yang diperlukan untuk menempatkan diri dalam pasar :

a. Pemimpin yang dominan dalam pasar

18
b. Imitasi kreatif
c. Monopoli dengan produk atau jasa yang sangat khusus
d. Menciptakan konsumen baru dengan menciptakan produk dan jasa baru.

19
BAB IV

KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN DAN KARAKTERISTIK

WIRAUSAHA

A. Karakteristik Kewirausahaan
1. Motif Berprestasi Tinggi

Para ahli mengemukakan bahwa seseorang memiliki minat berwirausaha karena adanya
motif tertentu,yaitu motif berprestasi. Menurut Gede Anggan Suhada (dalam Suryana, 2003 :
32) motif berprestasi adalah suatu nilai social yang menekankan pada hasrat utuk mencapai
yan terbaik guna mencapai kepuasan secara pribadi. Faktor dasarnya adalah kebutuhan yang
harus dipenuhi. Seperti yang dikemukakan oleh Maslow (1943) tentang teori motivasi yang
dipengaruhi oleh tingkatan kebutuhan-kebutuhan sesuai dengan tingkatan pemuasannya.

Kebutuhan berprestasi wirausaha terlihat dalam bentuk tindakan untuk melakukan


sesuatu yang lebih baik dan lebih efisien dibandingkan sebelumnya.Wirausaha yang memiliki
motif berprestasi pada umumnya memiliki cirri-ciri sebagai berikut (Suryana, 2003 : 33-34):

1) Ingin mengatasi sendiri kesulitan dan persoalan-persoalan yang timbul pada dirinya.
2) Selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk melihat keberhasilan dan
kegagalan.
3) Memiliki tanggung jawab personal yang tinggi
4) Berani menghadapi resiko dengan penuh perhitungan
5) Menyukai tantangan dan melihat tantangan secara seimbang. Jika tugas yang
diembannya sangat ringan.maka wirausaha merasa kurang tantangan, tetapi ia selalu
menghindari tantangan yang paling sulit yang memungkinkan pecapaian keberhasilan
sangat rendah.

2. Selalu Perspektif

Seorang wirausaha hendaknya seorang yang mampu menatap depan dengan lebih
optimis. Melihat ke depan dengan berfikir dan berusaha. Usaha memanfaatkan peluang
dengan penuh perhitungan. Orang yang berorientasi ke masa depan adalah orang yang
memiliki perspektif dan pandangan ke masa depan. Karena memiliki pandangan jauh ke masa
depan maka ia akan selalu berusaha untuk berkarsa dan berkarya ( Suryana,2003 : 23).
Kuncinya pada kemampuan utnuk menciptakan sesuatu yang baru serta berbeda dengan yang
sudah ada. Walaupun dengan resiko yang mungkin dapat terjadi, seorang yang perspektif
harus tetap tabah dalam mencari peluang tantangan demi pembaharuan masa
depan.Pandangan yang jauh ke depan membuat wirausaha tidak cepat puas dengan karya
yang sudah ada. Karena itu ia harus mempersiapkannya dengan mencari suatu peluang.

20
3. Memiliki Kreatifitas Tinggi

Menurut Teodore Levit, kreativitas adalah kemampuan untuk berfikir yang baru dan
berbeda. Oleh karena itu menurutnya kewirausahaan adalah berfikir dan bertindak sesuatu
yang baru atau berfikir sesuatu yang lama dengan cara-cara baru. Menurut Zimmerer dalam
buku yang ditulis Suryana (2003 : 24), mengungkapkan bahwa ide kreativitas sering muncul
ketika wirausaha melihat sesuatu yang lama dan berfikir sesuatu yang baru dan berbeda. Oleh
karena itu kreativitas adalah menciptakan sesuatu dari asalnya tidak ada. Dari definisi di atas,
kreativitas mengandung pengertian yaitu :

1) Kreativitas adalah menciptakan sesuatu yang asalnya tidak ada.


2) Hasil kerjasama masa kini untuk memperbaiki masa lalu dengan cara baru
3) Menggantikan sesuatu dengan sesuatu yang lebih sederhana dan lebih baik.

4. Memiliki Perilaku Inovatif Tinggi

Menjadi wirausaha yang handal tidaklah mudah. Tetapi tidaklah sesulit yang
dibayangkan banyak orang. Fakta sejarah menunjukkan kepada kita bahwa para wirausaha
yang paling berhasil sekalipun pada dasarnya adalah manusia biasa. Sebeer Bathia, seorang
digital entrepreneur yang meluncurkan hotmail.com pada tanggal 1996, baru menyadari hal
ini ketika ia berguru kepada orang-orang seperti Steve Jobs, penemu computer pribadi
(Apple). Dan kesadaran itu membuatnya cukup percaya diri ketika menetapkan harga
penemuannya senilai 400 juta dollar AS kepada Bill Gates, pemilik microsoft yang juga
manusia biasa

5. Selalu Komitmen dalam Pekerjaan, Memiliki Etos Kerja dan Tanggung Jawab

Seorang wirausaha harus memiliki jiwa komitmen dalam usahanya dan tekad yang bulat
didalam mencurahkan semua perhatiannya pada usaha yang akan digelutinya, di dalam
menjalankan usaha tersebut wirausaha yang sukses terus memiliki tekad yang menggebu-
gebu dan menyala-nyala dalam mengembangkan usahanya, ia tidak setengahsetengah dalam
berusaha, berani menanggung resiko, bekerja keras dan tidak takut menghadapi peluang-
peluang yang ada di pasar. Tanpa usaha yang sungguh-sungguh terhadap pekerjaan yang
digeluti maka wirausaha sehebat apapun pasti menemui jalan kegagalan dalam usahanya.
Oleh karena itu pentng sekali bagi seorang wirausaha untuk komit terhadap usaha dan
pekerjaannya, serta memiliki etos keja dan tanggung jawab yang baik.

6. Mandiri atau Tidak Ketergantungan

Sesuai dengan inti dari jiwa kewirausahaan yaitu kemampuan untuk menciptakan sesuatu
yang baru dan berbeda melalui berfikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan
peluang dalam menghadapi tantangan hidup, maka seorang wirausaha harus mempuyai
kemampuan kreatif dalam mengembangkan ide dan pikirannya terutama dalam menciptakan
peluang usaha dalam pikrannya, dia dapat mandiri dalam usaha yang digelutinya tanpa harus
bergantung pada orang lain. Seorang wirausaha harus dituntut untuk selalu menciptakan hal
yang baru dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber yang ada di sekitarnya,

21
mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk
menghasilkan barang dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberkan
kepuasan kepada konsumen

7. Berani Mengambil Resiko

Richard Cantillon, orang pertama yang menggunakan istilah entrepreneur di awal abad ke
18, mengatakan bahwa wirausaha adalah seseorang yang menanggung resiko. Wirausaha
dalam mengambil tindakan hendaknya tidak didasari oleh spekulasi, melainkan perhitugan
yang matang. Ia berani mengambil resiko terhadap pekerjaannya karena sudah
diperhitungkan. Oleh sebab itu wirasaha selalu berani mengambil resiko yang moderat,
artinya resiko yang diambil tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Keberanian resiko
yang didukung komitmen yang kuat, mendorong wirausaha untuk terus berjuang mencari
peluang sampai memperoleh hasil. Hasil-hasil itu harus nyata atau jelas dan obyektif, dan
merupakan umpan balik bagi kelancaran kegiatannya ( Suyana, 2003 : 14-15 )

8. Memiliki Jiwa Kepemimpinan

Esensi kewirausahaan yaitu tanggapan yang positif terhadap peluang untuk memperoleh
keuntungan untuk diri sendiri dan atau pelayanan yang lebih baik pada pelanggan dan
masyarakat, cara yang etis dan produktif untuk mencapai tujuan serta sikap mental untuk
merealisasikan tanggapan yang positif tersebut

9. Memiliki Jiwa Kepemimpinan

Wirausahawan yang berhasil juga merupakan pemimpin yang berhasil. Dikatakan sebagai
pemimpin karena mereka harus mencari peluangpeluang, mengumpulkan sumber daya (
bahan, manusia , teknologi, dan modal ) yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan,
menentukan tujuan, baik untuk mereka sendiri maupun untuk orang lain, dan memimpin serta
membimbing orang lain untuk mencapai tujuan.

10. Memiliki Kemampuan Manajerial

Salah satu jiwa kewirausahaan yang harus dimiliki seorang wirausaha adalah kemampuan
untuk managerial usaha yang sedang digelutinya, seorang wirausaha harus memiliki
kemampuan perencanaan usaha, mengkoordinasikan usaha, mengelola usaha dan sumer daya
manusia, mengontrol usaha, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaannya
yang kesemuannya itu adalah merupakan kemampuan managerial yang wajib dimiliki dari
seorang wirausaha, tanpa itu semua maka bukan eberhasilan yang diperoleh tetapi kegagalan
usaha yang diperoleh

22
B. Karakteriatik Wirausaha

Menurut McGraith & Mac Milan (2000), ada tujuh karakter dasar yang perlu dimiliki setiap
calon wirausaha. Ketujuh karakter tersebut adalah sebagai berikut.
1. Action oriented.

Seorang entrepreneur selalu ingin segera bertindak, sekalipun situasinya tidak pasti
(uncertain). Prinsip yang mereka anut adalah see and do. Bagi mereka, resiko bukanlah untuk
dihindari, melainkan untuk dihadapi dan ditaklukkan dengan tindakan dan kelihaian.

2. Berpikir simpel.

Sekalipun dunia telah berubah menjadi sangat kompleks, mereka selalu belajar
menyederhanakannya. Dan sekalipun berilmu tinggi, mereka bukanlah manusia teknis yang
ribet dan menghendaki pekerjaan yang kompleks. Mereka melihat persoalan dengan jernih
dan menyelesaikan masalah satu demi satu secara bertahap

3. Mereka selalu mencari peluang-peluang baru.

Apakah itu peluang usaha yang benar-benar baru, atau peluang dari usaha yang sama.
Untuk usaha-usaha yang baru, mereka selalu mau belajar yang baru, membentuk jaringan dari
bawah dan menambah landscape atau scope usahanya. Sedangkan dalam usaha yang sama,
mereka selalu tekun mencari alternatif-alternatif baru, seperti model, desain, platform, bahan
baku, energi, kemasan, dan struktur biaya produksi. Mereka meraih keuntungan bukan hanya
dari bisnis atau produk baru, melainkan juga dengan cara-cara baru.

4. Mengejar peluang dengan disiplin tinggi.

Seorang wirausahabukan hanya awas, memiliki mata yang tajam dalam melihat
peluang, atau memiliki penciuman yang kuat terhadap keberadaan peluang itu, tetapi mereka
bergerak ke arah itu. Peluang bukan hanya dicari, diciptakan, dibuka, dan diperjelas. Karena
wirausaha melakukan investasi dsn menanggung resiko, maka seorang wirausaha harus
memiliki disiplin yang tinggi. Wirausah-wirausaha yang sukses bukanlah pemalas atau
penunda pekerjaan. Mereka ingin pekerjaannya beres, dan apa ya g dipikirkan dapat
dikerjakan segera. Mereka bertarung dengan waktu karena peluang selslu berhubungan
dengan waktu. Apa yang menjadi peluang pada suatu waktu, belum tentu masih menjadi
peluang di lain waktu. Sekali kesempatan itu hilang, belum tentu akan kembali lagi. Setiap
gagasan brilliant dan inovasi biasanya harus dibangun dari bawah dan disusun seluruh mata
rantai nilainya (value chain).

5. Hanya mengambil peluang yang terbaik.

Cara penilaian peluang tersebut ada pada nilai-nilai ekonomis yang terkandung
didalamnya, masa depan yang lebih cerah, kemampuan menunjukkan prestasi, dan perubahan
yang dihasilkan. Semua itu biasanya dikaitkan dengan "rasa suka" terhadap objek usaha atau
kepercayaan bahwa dia "mampu" merealisasikannya. Pada akhirnya, sukses yang diraih
setiap orang ditentukan oleh keberhasilan orang itu dalam memilih.

23
6. Fokus pada eksekusi.

Wirausaha bukanlah orang yang bergulat dengan pikiran, merenung atau menguji
hipotesis, melainkan orang yang fokus pada eksekusi. Mereka tidak mau berhenti pada
eksploitasi pikiran atau berputar-putar dalam pikiran penuh keraguan. "Manusia dengan
entrepreneur mindset mengeksekusi, yaitu melakukan tindakan dan merealisasikan yang
dipikirkan daripada menganalisa ide-ide baru sampai mati" (McGraith dan Mac
Millan,2000,hlm.3). Mereka juga adaptif terhadap situadi, yaitu mudah menyesuaikan diri
dengan fakta-fakta baru atau kesulitan di lapangan.

7. Memfokuskan energi setiap orang pada bisnis yang digeluti.

Seorang wirausaha tidak bekerja sendirian. Dia menggunakan tangan dan pikiran
setiap orang, baik dari dalam maupun luar perusahaannya. Mereka membangun jaringan
daripada melakukan impiannya sendiri. Ibarat seorang orkestraktor atu dirigen musik, dia
mengumpulkan pemusik-pemusik yang ahli dalam memainkan instrumeninstrumen yang
berbeda-beda untuk menghasilkan nada-nada musik yang disukai penonton. Untuk itu, dia
harus memiliki kemampuan mengumpulkan orang, membangun jaringan, memimpin,
menyatukan gerak, memotivasi, dan berkomunikasi

24
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah memperhatikan uraian tersebut maka penulis dapat menyimpulkan bahwa
kewirausahaan adalah proses menciptakan sesuatu yang lain dengan menggunakan
waktu dan kegiatan disertai modal dan resiko serta menerima balas jasa dan kepuasan
serta kebebasan pribadi.

Kewirausahaan adalah suatu sikap mental, pandangan, wawasan serta pola pikir
dan pola tindak seseorang terhadap tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya dan
selalu berorientasi kepada pelanggan atau dapat juga diartikan sebagai semua tindakan
dari seseorang yang mampu memberikan nilai terhadap tugas dan tanggung jawabnya.

Selain itu, terdapat pula ciri - ciri seorang wirausahawan yang berhasil dalam
menjalankan usahanya. Adapun ciri - ciri tersebut antara lain adalah memiliki visi dan
tujuan yang jelas, inisiatif dan selalu proaktif, berorientasi pada prestasi, berani
mengambil risiko, kerja keras, bertanggung jawab, komitmen pada berbagai pihak,
serta mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak.

B. Saran
Sebaiknya, di lingkungan masyarakat umum pun bisa diadakan sosialisasi
mengenai dunia kewirausahaan. Sehingga, masyarakat bisa paham bagaimana cara
untuk berwirausaha. Jika masyarakat bisa membuka usahanya sendiri, otomatis orang
tersebut juga membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain yang masih berstatus
pengangguran. Sehingga, hal itu juga bisa menjadikan sebuah keuntungan dalam
mengurangi jumlah pengangguran.

25
DAFTAR PUSTAKA

Daryanto. 2012. Menggeluti Dunia Wirausaha, Cetakan I. Penerbit Gava Media, Yogyakarta.

Hisrich, R. D. dkk. 2005. Enterpreneurship. Sixth edition. New York : McGraw-Hill.

Riani, Asri Laksmi. 2005. Dasar Dasar Kewirausahaan. Surakarta : UPT Penerbitan dan
Percetakan UNS (UNS Press).

Siswoyo, B.B. 2009. Kewirausahaan dalam Kajian Dunia Akademik. FE UM.

Suryana Dr, Msi. 2003. Kewirausahaan : Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses,
Edisi Revisi. Salemba empat, Jakarta.

Yusuf Suhardi Drs, Msi. 2011. Kewirausahaan, Cetakan I. Penerbit Ghalia Indonesia, Bogor.

Zimmerer Thomas W. 2005. Pengantar Kewirausahaan dan Manajemen Bisnis Kecil, Second
edition. Prenhalindo, Jakarta.

26

Anda mungkin juga menyukai