Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

‘’Motivasi Kewirausahaan’’

Disusun Oleh :

Nama : Imtinan Nabilah

Lokal/NIM : 3A/194210365

Dosen : Siti Khadijah S.SiT,M.Biomed

PRODI DIII KEBIDANAN BUKITTINGGI

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

2021/2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan


rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan
judul: “Motivasi Kewirausahaan’’. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah di D-III Kebidanan Bukittingi Poltekkes Kemenkes RI Padang.
Pada penulisan makalah ini, penulis telah banyak mendapat bantuan, dorongan,
petunjuk dan bimbingan dari berbagai pihak.

Oleh karena itu, izinkan penulis mengucapkan rasa hormat dan terimakasih
kepada Ibu Siti Khadijah, S.Si.T., M.Biomed. selaku Dosen Pengajar Mata Kuliah
Kewirausahaan dan rekan-rekan yang telah berpartisipasi dalam pembuatan makalah
ini. Mudah-mudahan Allah SWT membalas segala bantuan yang telah diberikan
dengan pahala yang berlipat ganda.Aamiin.

Makalah ini masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan


maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki. Untuk untuk kritik dan
saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini.

Bukittinggi , 04 Agustus 2021

Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................................ i

Daftar Isi......................................................................................................................... ii

BAB I. PENDAHULUAN.............................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................... 2

1.3 Tujuan....................................................................................................................... 2

BAB II. PEMBAHASAN............................................................................................... 3

2.1 Menumbuhkan Jiwa Wirausaha................................................................................ 3

2.2 Komitmen Pribadi Lingkungan................................................................................. 4

2.3 Pendidikan................................................................................................................. 6

BAB III.Penutup ............................................................................................................ 9

3.1 Kesimpulan............................................................................................................... 9

3.2 Saran......................................................................................................................... 9

Daftar Pustaka................................................................................................................. 10
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menumbuhkan jiwa wirausaha sangat penting dilakukan dengan melihat


perkembangan globalisasi pada saat ini, dimana sekarang ini kita menghadapi kenyataan
bahwa jumlah wirausahawan di Indonesia masih tergolong sedikit, dan mutunya belum
bisa dikatakan hebat (Alma, 2004:1). Maka dengan mengenalkan jiwa wirausaha sejak
dini akan dapat memberikan kesempatan kepada generasi muda atau masyarakat untuk
mandiri, berani dalam mengambil keputusan dan berpikir kreatif serta memiliki peluang
untuk tampil sebagai seorang wirausahawan.

Menurut Tando (2013) salah satu tempat untuk menumbuhkan jiwa wirausaha
adalah di sekolah. Karena melalui pendidikan di sekolah baik sekolah dasar, sekolah
menengah, dan perguruan tinggi, diperolah pendidikan kewirausahaan seperti
permasalahan dalam menganalisis lingkungan, proses pengambilan keputusan,
keterampilan dan semangat berwirausaha. Dalam pendidikan sekolah ini didukung oleh
kurikulum, tenaga pengajar, prasarana dan sarana atau fasilitas, metode pembelajaran,
laboratorium dan kondisi lingkungan sekolah yang mendukung terciptanya jiwa
wirausaha. Salah satu upaya yang dapat dilakukan sekolah dalam menumbuhkan jiwa
wirausaha pada siswa adalah melalui koperasi sekolah.

Potensi pengembangan dan pembinaan jiwa kewirausahaan pada generasi muda


masih belum optimal. Hal itu disebabkan karena tingkat pendidikan sebagian besar
khalayak adalah sekolah menengah atas (SMA) yang belum pernah memperoleh
pembekalan tentang kewirusahaan. Banyak potensi dan ide kreatif untuk menjalankan
usaha belum tergali secara optimal. Menurut penelitian Penggy Lambung (2000:90),
sekitar 43 % responden (wirausaha) mendapatkan ide bisnis dari pengalaman yang
diperoleh ketika bekerja di beberapa perusahaan atau tempat-tempat professional lainnya.
Mereka mengetahui cara-cara mengoperasikan perusahaan dari pengalaman tersebut.
Sebanyak 15% responden telah mencoba dan mereka merasa mampu mengerjakannya
dengan lebih baik. Sebanyak 1 dari 10 responden (11%) dari wirausaha yang disurvei
memulai usaha untuk memenuhi peluang pasar, sedangkan 46% lagi karena hobi.

Kawula muda adalah sekelompok orang yang berusia antara 15-18 tahun. Mereka
bisa disebut sebagai usia sekolah, remaja usia produktif yang mempunyai tingkat
pendidikan SMA. Perlu kiranya sumber daya manusia ini dioptimalkan kemampuannya
dalam berwirausaha di era milenial ini dengan cara memberi pembekalan yang optimal
tentang ilmu kewirausahaannya. Hal ini penting dilakukan agar selepas mereka lulus SMA
nanti bisa mengoptimalkan dirinya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya melalui bekerja
atau menciptakan lapangan kerja sebagai wirausaha. Menurut Suryana (2003) ada dua
pendekatan utama yang digunakan wirausaha untuk mencari peluang dengan mendirikan
usaha baru, yaitu pendekatan “the out-side in” (opportunity recognition ) pendekatan
“inside out” adalah pendekatan berdasarkan gagasan sebagai kunci yang menentukan
keberhasilan usaha. Mereka melihat ketrampilan sendiri, kemampuan, latar belakang dan
sebagainya yang menentukan jenis usaha apa yang akan dirintis. Pendekatan “the outside
in” adalah pendekatan yang menekankan pada basis ide bahwa suatu perusahaan akan
berhasil apabila menanggapi atau menciptakan suatu kebutuhan pasar.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah menumbuhkan jiwa kewirausahaan?


2. Apakah komitmen pribadi lingkungan?
3. Bagaimanakah pendidikan dalam berwirausahaan?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui bagaimana menumbuhkan jiwa kewirausahaan


2. Untuk mengetahui apa itu komitmen pribadi lingkungan
3. Untuk mengetahui bagaimana pendidikan dalam berwirausaha
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Menumbuhkan Jiwa Kewirausahaan

a. Pengertian Motivasi
Pada dasarnya motivasi itu hanya dua, yaitu untuk meraih kenikmatan atau
menghindari dari rasa sakit atau kesulitan. Uang bisa menjadi motivasi kenikmatan
maupun motivasi menghindari rasa sakit. Jika kita memikirkan uang supaya kita tidak
hidup sengsara, maka disini alasan seseorang mencari uang untuk menghindari rasa
sakit. Sebaliknya ada orangyang mengejar uang karena ingin menikmati hidup, maka
uang sebagai alasan seseorang untuk meraih kenikmatan.
1. Menurut Walgito (2002)
Motif berasal dari bahasa latin movere yang berarti bergerak atau tomove yang
berarti kekuatan dalam diri organisme yang mendorong untuk berbuat (driving
force). Motif sebagai pendorong tidak berdiri sendiri tetapi saling terkait dengan
faktor lain yang disebut dengan motivasi.
2. Menurut Caplin (1993)
Motif adalah suatau keadaan ketegangan didalam individu yang
membangkitkan, Memelihara dan mengarahkan tingkah laku menuju pada
tujuan atau sasaran. Motif juga dapat diartikan sebagai tujuan jiwa yang
mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu dan untuk
tujuan-tujuan tertentu terhadap situasi disekitarnya (Woodworth dan Marques
dalam Mustaqim, 1991).

Leonardus Saiman (2009: 26) mengemukakan empat motivasi seseorang untuk


berwirausaha, yaitu sebagai berikut:

a. Laba.
Dapat menentukan berapa laba yang dikehendaki, keuntunganyang diterima, dan
berapa yang akan dibayarkan kepada pihaklain atau pegawainya.
b. Kebebasan.
Bebas mengatur waktu, bebas dari supervise, bebas aturanmain yang
menekan/intervensi, dan bebas dari aturan budayaorganisasi/perusahaan
c. Impian personal.
Bebas mencapai standar hidup yang diharapkan, lepas darirutinitas kerja yang
membosankan, karena harus mengikutivisi, misi, impian orang lain. Imbalan
untuk menentukannasib/visi, misi, dan impiannya sendiri.
d. Kemandirian.
Memiliki rasa bangga, karena dapat mandiri dalam segala hal,seperti permodalan,
mandiri dalam pengelolaan/manajemen,mandiri dalam pengawasan, serta menjadi
manajer terhadapdirinya sendiri

Berdasarkan empat motivasi seseorang untuk berwirausahayang dikemukakan


oleh Leonardus Saiman tersebut dapat disimpulkanbahwa dengan berwirausaha
seseorang akan termotivasi untukmendapatkan banyak hal. Hal-hal yang akan
didapatkan seseorangtersebut diantaranya yaitu memperoleh imbalan minimal
yangberbentuk laba, kebebasan, impian personal, kemandirian. Seseorangakan
termotivasi untuk berwirausaha, selain karena memiliki peluang-peluang
pengembangan usaha, Ia juga memiliki peluang untukmengendalikan nasibnya sendiri.

Motivasi merupakan proses psikologis yang mendasar, danmerupakan salah satu


unsur yang dapat menjelaskan perilaku seseorang.Motivasi merupakan salah satu faktor
penentu dalam pencapaian tujuan.Hal ini sesuai dengan pendapat Abu Ahmadi (Yuyus
Suryana & Kartib Bayu, 2011: 98) . Motivasi merupakan dorongan yang telah terikat
padasuatu tujuan. Motif timbul karena adanya adanya kebutuhan. Kebutuhandipandang
sebagai kekurangan adanya sesuatu dan ini menuntut segerapemenuhannya, untuk
segera mendapat keseimbangan. Situasi kekuranganini berfungsi sebagai suatu
kekuatan atau dorongan yang menyebabkanseseorang bertindak untuk memenuhi
kebutuhannya.

Banyak teori untuk memahami motivasi berwirausaha, diantaranyayaitu:

1) Teori Hierarki Kebutuhan dari Abraham Maslow


1. Memuaskan kebutuhan fisiologis/dasar (Basic Need).Memperoleh uang
secara mandiri untuk kebutuhan fisik yaitumakanan, minuman, perumahan,
seks, dan istirahat.
2. Memuaskan kebutuhan rasa aman (Safety Need) Memperoleh rasaaman
dalam berkehidupan berkeluarga, dan bermasyarakat denganterpenuhinya
aspek-aspek perlindungan melalui keberhasilanusaha.
3. Memuaskan kebutuhan sosial (Social Need).Memperolehkeleluasaan dan
peluang yang lebih besar untuk melakukan kontaksosial dalam membangun
persahabatan dan relasi bisnis.
4. Memuaskan kebutuhan penghargaan(Self Esteem Need).Memperoleh rasa
hormat dari lingkungan sesuai dengankedudukan sebagai pimpinan/pemilik
dalam bisnis pribadi.
5. Memuaskan kebutuhan pengakuan diri (Self Actualization).Memperoleh
pengakuan masyarakat atas hasil karyanya yangbermanfaat bagi
kepentingan banyak orang. (Yuyus Suryana &Kartib Bayu, 2011: 100).
b. Menumbuhkan Jiwa Kewirausahaan

Banyak pengusaha  yang  lahir  dari keluarga   atau   keturunan   pengusaha.


Tetapi   bukan   berarti   diturunkan   secara genetis. Mungkin hal ini terjadi
karena aspek lingkungan pengusaha yang cukup kuat mempengaruhi jiwa orang
tersebut untuk menjadi pengusaha. Menjadi wirausaha (entrepreneur) tentu  saja 
merupakan  hak azasi semua kita.   Jangan   karena   mentang-mentang
kita tidak punya turunan pengusaha sehingga menutup peluang menjadi wirausaha

Langkah awal yang kita lakukan apabila berminat terjun ke duniawirausaha 
adalah  menumbuhkan  jiwa  kewirausahaan  di  diri  kita.  Banyak  cara yang
dapat dilakukan misalnya:

1. Melalui pendidikan formal. Kini berbagai lembaga pendidikan baik menengah


maupun  tinggi  menyajikan  berbagai  program  atau  paling  tidak  mata  kuliah
kewirausahaan
2. Melalui seminar-seminar  kewirausahaan.  Berbagai  seminar  kewirausahaan
seringkali    diselenggarakan    dengan    mengundang pakar    dan    praktisi
kewirausahaan   sehingga   melalui   media   ini   kita   akan   membangun   jiwa
kewirausahaan di diri kita.
3. Melalui   pelatihan.   Berbagai   simulasi   usaha   biasanya   diberikan   melalui
pelatihan baik yang dilakukan dalam ruangan (indoor) maupun di luar ruangan
outdoor).  Melalui  pelatihan  ini,  keberanian  dan  ketanggapan  kita  terhadap
dinamika   perubahan   linghkungan   akan   diuji   dan   selalu   diperbaiki   dan
dikembabngkan.
4. Otodidak.   Melalui   berbagai   media   kita   bisa   menumbuhkan   semangat
berwirausaha.  Misalnya  melalui  biografi  pengusaha  sukses  (sucess  story),
media televisi, radio majalah koran dan berbagai media yang dapat kita akses
untuk menumbuhkembangkan jiwa wirausaha yang ada di diri kita.
Untuk mulai membangunkan jiwa entrepreneur pada diri kita, dapat dimulai
dengan membaca atau mengenal jenis usaha dari majalah, internet surat kabar dll, dapat
juga dengan membaca biografi atau kisah sukses pengusaha, atau juga dengan
mengikuti kursus-kursus, observasi langsung dengan pelaku bisnis. Ada beberapa
faktor yang menyebabkan seseorang merintis usahanya :
1. Faktor keluarga pengusaha
2. Sengaja terjun menjadi pengusaha
3. Kerja sampingan ( Iseng )
4. Coba-coba
5. Terpaksa
Jiwa wirausaha atau entrepreneur dapat muncul pada diri seseorang dikarenakan oleh
beberapa faktor :
 Necessity Entrepreneur yaitu menjadi wirausaha karena terpaksa dan desakan
kebutuhan hidup.
 Replicative Entrepreneur, yang cenderung meniru-niru bisnis yang sedang
ngetren sehingga rawan terhadap persaingan dan kejatuhan.
 Inovatif Entrepreneur, wirausaha inovatip yang terus berpikir kreatif dalam
melihat peluang dan meningkatkannya.

Oleh sebab itu, jangan takut untuk memulai, karena kendala orang memulai usaha:

 Adanya ketakutan akan rugi atau bangkrut;


 Merasa tidak memiliki masa depan yang pasti jika berwirausaha;
 Merasa bingung darimana memulai usaha.

Faktor itulah yang sering menyebabkan seseorang tidak jadi bergerak untuk
memulai berusaha. Saran saya, berusahalah sekecil mungkin, yang penting jalankan ide
usaha yang ada, untung dan rugi bukan urusan kita, tugas kita hanyalah untuk berusaha.
Ada seorang pakar entrepreneur ketika ditanya pada sebuah seminar, strategi apa yang
harus kita ambil ketika kita takut untuk rugi, jawabannya mulailah usaha lebih dari satu,
karena kalo satu gagal insyallah masih ada yang kedua, tiga dst yang berhasil. Jadi
usaha yang gagal tadi akan bisa ditutupi oleh usaha yang lain yang berhasil.
Kita harus memiliki sifat berani, berani mengambil resiko dan berani memulai.
Dalam buku “Cara Gila Menjadi Pengusaha”, entrepreneur harus berani untuk gagal,
berani mencoba, berani merantau dan berani sukses.

Menurut ciputra, seorang yang memiliki semangat entrepreneur yang mampu


mengubah kotoran dan rongsokan menjadi emas adalah :

1. Menciptakan peluang bukan sekedar mencari peluang


2. Melakukan inovasi produk
3. Berani melakukan resiko yang terukur.

2.2 Komitmen pribadi dan lingkungan

a. Komitmen Pribadi dan lingkungan

Melalui Komitmen Pribadi Jiwa wirausaha ditandai dengan adanya komitmen


pribadi untuk dapat mandiri, mencapai sesuatu yang diinginkan, menghindari
ketergantungan pada orang lain, agar lebih produktif dan untuk memaksimalkan potensi
diri. Anda dapat memprogram ulang diri anda untuk sukses melalui deklarasi tertulis,
bahwa pikiran perasaan, ucapan dan tindakan anda akan selalu diperbaiki ke arah yang
lebih baik (buat 1 deklarasi setiap hari selama 1 bulan).

b. Melalui Lingkungan dan pergaulan yang Kondusif


Dorongan untuk menumbuhkan jiwa wirausaha dapat berasal dari lingkungan
pergaulan teman, famili, sahabat, karena mereka dapat berdiskusi tentang ide wirausaha,
masalah yang dihadapi dan caracara mengatasinya. Sehingga mempunyai semangat,
kemampuan dan pikiran untuk menaklukan cara berfikir lamban dan malas.

2.3 Pendidikan dalam berwirausahaan

Pendidikan kewirausahaan telah diajarkan sebagai suatu disiplin ilmu tersendiri yang
independen atau terpisah dari ilmu-ilmu yang lain:
a) Kewirausahaan berisi body of knowledge yang utuh dan nyata, yaitu ada teori,
konsep dan metode ilmiah yang lengkap
b) Kewirausahaan memiliki dua konsep yaitu posisi venture start-up dan venture-
growth. Ini jelas tidak masuk dalam frame work general management cources
yang memisahkan management dan business ownership
c) Kewirausahaan merupakan disiplin ilmu yang memiliki objek tersendiri, yaitu
kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
d) Kewirausahaan merupakan alat untuk menciptakan pemerataan berusaha dan
pemerataan pendapatan atau kesejahteraan rakyat yang adil dan makmur.
Dari uraian konsep pendidikan kewirausahaan di atas, dapat disimpulkan bahwa
kewirausahaan pada dasarnya terfokus pada upaya untuk mempelajari tentang nilai,
kemampuan dan perilaku seseorang dalam berkreasi dan inovasi. Oleh sebab itu, objek
studi kewirausahaan adalah nilai-nilai dan kemampuan seseorang yang diwujudkan dalam
bentuk sikap.
Adapun perlunya pendidikan kewirausahaan di Indonesia menurut R. Djatmiko
Danuhadimedjo (1998:77) adalah:
a) Untuk mengembangkan , memupuk dan membina bibit atau bakat pengusaha
sehingga bibit tersebut lebih berbobot dan selalu mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan yang mutakhir.
b) Untuk memberikan kesempatan kepada setiap manusia supaya sedapat mungkin
dan menumbuhkan kepribadian wirausaha.
c) Pendidikan kewirausahaan menjadi manusia berwatak dan unggul, memberikan
kemampuan untuk membersihkan sikap mental negatif meningkatkan daya saing
dan daya juang.
d) Dengan demikian apabila kepribadian wirausaha kita miliki, maka negara kita
yang sedang berkembang ini akan dapat menyusul ketinggalan atau menyamai
negara yang sudah maju.
e) Untuk menumbuhkan cara berpikir yang rasional dan produktif dalam
memanfaatkan waktu dan faktor-faktor modal yang dimiliki oleh wirausaha
tradisional pribumi.
Keberanian untuk membentuk jiwa wirausaha juga didorong oleh guru atau dosen
di sekolah atau lembaga pelatihan. Mereka memberikan mata pelajaran kewirausahaan
yang praktis dan menarik sehingga membangkitkan minat siswa untuk berwirausaha.

a. Karena Keadaan Terpaksa

Banyak orang yang sukses karena dipaksa oleh keadaan. Mungkin pada
awalnya tujuannya hanya untuk memenuhi kebutuhannya. Tetapi karena usahanya
yang keras, tidak gampang menyerah dan berputus asa, sehingga akhirnya menjadi
wirausaha yang sukses.
b. Melalui Proses berkelanjutan

SUKSES
BELAJAR BERLATIH BERTINDAK
BERKELANJUTAN
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

kewirausahaan  adalah  kemampuan  untuk  menciptakan  sesuatu yang  baru 


dan  berbeda  (create  new  and  different)  melalui  berfikir  kreatif  dan inovatif.
Langkah   awal   yang   kita   lakukan untuk  menumbuhkan  jiwa  kewirausahaan 
diantaranya :

1. Melalui pendidikan formal


2. Melalui  seminar-seminar  kewirausahaan
3. Melalui   pelatihan
4. Otodidak.
Seseorang yang memiliki jiwa dan sikap kewirausahaan yaitu :
1. Percaya diri (yakin, optimis dan penuh komitmen)
2. Berinisiatif (energik dan percaya diri)
3. Memiliki motif berprestasi (berorientasi hasil dan berwawasan ke depan)
4. Memiliki  jiwa  kepemimpinan  (berani  tampil  berbeda  dan  berani 
mengambil resiko dengan penuh perhitungan)
5. Suka tantangan

3.2 Saran

Universitas merupakan tempat untuk belajar, termasuk belajar berwirausaha,


sehingga diharapkan akan dihasilkan lulusan yang tidak hanya mampu dan berani bersaing
dalam mendapatkan pekerjaan, namun juga dihasilkan lulusan yang mampu bersaing
untuk menciptakan lapangan pekerjaan. Mahasiswa selayaknya memanfaatkan
kesempatan untuk belajar termasuk belajar kewirausahaan, dan memanfaatkan setiap
kesempatan menjadi sebuah peluang.

DAFTAR PUSTAKA
Dwi, Benedicta Prihatin. 2003. Kewirausahaan: Dari Sudut Pandang Psikologi Kepribadian.
Jakarta: Grasindo

Suryana. 2006. Kewirausahaan Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju Sukses, Ed III.
Jakarta: Salemba Empat

Prawirokusumo, Soeharto. 2010. Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil

(Jilid 1). Yogyakarta : Penerbit BPFE

Rockler, Michael J. 1988. Innovative Teaching

Anda mungkin juga menyukai