Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN

MATERNAL DAN NEONATAL

‘’Asuhan Kebidanan Pada Persalinan Dengan Retensio Plasenta’’

Disusun Oleh :

Nama : Imtinan Nabilah

Lokal/NIM : 2A/194210365

Dosen : Hasrah Murni, S.Si.T., M.Biomed

PRODI DIII KEBIDANAN BUKITTINGGI

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

2020/2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan


rahmat dankarunia-Nya sehinggapenulis dapat menyelesaikan makalahdengan
judul:‘’Asuhan Kebidanan Pada Persalinan Dengan Retensio Plasenta’’.Makalah ini
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah di D-III Kebidanan Bukittingi
Poltekkes Kemenkes RI Padang.Padapenulisan makalah ini, penulis telah banyak
mendapat bantuan, dorongan, petunjuk dan bimbingan dari berbagai pihak.

Oleh karena itu, izinkan penulismengucapkan rasa hormat dan terimakasih


kepadaIbu Hasrah Murni, S.Si.T., M.Biomed. selaku Dosen Pembimbing Mata
Kuliah Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonataldan rekan-rekan
yang telah berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini. Mudah-mudahan Allah
SWT membalas segala bantuan yang telah diberikan dengan pahala yang berlipat
ganda.Aamiin.

Makalah ini masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan


maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki. Untuk untuk kritik dan
saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini.

Bukittinggi , 04 Februari 2021

Penyusun

DAFTAR ISI
I
Kata Pengantar.........................................................................................................I
Daftar Isi...................................................................................................................II
BAB I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan 2
BAB II. ISI
2.1 Konsep dasar teoritis ` 3
2.2 Pengumpulan Data 11
2.3 Intrepetasi Data 17
2.4 Diagnosa dan masalah potensial 18
2.5 Tindakan segera, kolaborasi dan rujukan 18
2.6 Rencana asuhan 20
2.7 Pelaksanaan 21
2.8 Evaluasi 12
2.9 Pendokumentasian asuhan 24
BAB III.Penutup
3.1 Kesimpulan 30
3.2 Saran 31
Daftar Pustaka 32

II
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Plasenta yang tertinggal dalam uterus setengah jam setelah anak lahir disebut
sebagai retensio plasenta. Plasenta yang sukar dilepaskan dengan pertolongan aktif
kala III dapat disebabkan oleh adhesi yang kuat antara plasenta dan uterus
(Prawirohardjo,2014:526). Retensio plasenta di artikan sebagai tertahannya plasenta
di dalam uterus karena kontraksi uterus tidak adekuat selama proses persalinan
(Maritalia,2014:64). Retensio plasenta merupakan kondisi di mana plasenta belum
lahir dalam waktu 1 jam setelah bayi lahir, rata-rata gangguan pelepasan plasenta
disebabkan oleh kontraksi uterus (Kuswanti dan Melina,2014:131).

Terdapat beberapa kemungkinan terjadinya Retensio plasenta setelah kelahiran


bayi dan menimbulkan komplikasi. Retensio plasenta dapat terjadi karena kelainan
pada plasenta dan beberapa faktor resiko. Kelainan pada plasenta yakni plasenta
inkarserata, plasenta previa,dan plasenta akreta dan faktor resiko lainnya yakni
riwayat retensio plasenta, persalinan premature, bekas luka operasi uterus, usia 35
tahun dan Grandemultipara. Adapun komplikasi secara umum yang dapat terjadi
karena retensio plasenta meliputi perdarahan, infeksi, trauma saluran genital, perforasi
uterus,dan inversi uterus (Akinola dkk,2013:280).

Pada kejadian retensio plasenta, perdarahan merupakan bahaya secara umum


yang mengancam jiwa seorang ibu yang kemungkinan terjadi pada proses persalinan
kala III dalam proses pengeluaran plasenta. Menurut WHO 2009 tindakan
penanganan manual plasenta merupakan prosedur kebidanan secara umum yang
dilakukan pada kala III persalinan sebagai penanganan plasenta yang tertahan, apabila
tidak dirujuk lebih dari 30 menit (Vijayalakshmi dan Shavi,2015:5078). Hal ini
tampak pada angka kejadian di negara maju atau berkembang yang diperoleh dari
gambaran angka kematian ibu dan etiologi karena perdarahan. Menurut WHO 2008
angka kematian ibu di dunia karena perdarahan (25%) dan kematian ibu karena
retensio plasenta (15%-25%) (Riyanto,2015:38).

1
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalahnya adalah:


1) Konsep dasar teoritis ; pengertian, prevalensi, patofisiologi, gejala klinis,
komplikasi, penatalaksanaan awal
2) Pengumpulan Data
3) Interpretasi data
4) Diagnosa dan masalah potensial
5) Tindakan segera, kolaborasi dan rujukan
6) Rencana asuhan
7) Pelaksanaan
8) Evaluasi
9) Pendokumentasian asuhan

1.3 Tujuan

Berdasarkan latar belakang diatas maka tujuannya adalah:


1) Mampu memahami Konsep dasar teoritis ; pengertian, prevalensi,
patofisiologi, gejala klinis, komplikasi, penatalaksanaan awal
2) Mampu memahamiPengumpulan Data
3) Mampu memahami Interpretasi Data
4) Mampu memahami Diagnosa dan masalah potensial
5) Mampu memahami Tindakan segera,kaloborasi dan rujukan
6) Mampu memahami Rencana asuhan
7) Mampu memahami Pelaksanaan
8) Mampu memahami Evaluasi
9) Mampu memahami Pendokumentasian asuhan

BAB II
2
TINJAUAN TEORITIS

2.1 Konsep dasar teoritis ; pengertian, prevalensi, patofisiologi, gejala klinis,


komplikasi, penatalaksanaan awal.

A. Pengertian

Retensio Plasenta adalah tertahannya atau belum lahirnya plasenta hingga


atau melebihi waktu 30 menit setelah bayi lahir.Plasenta yang sukar
dilepaskan dengan pertolongan aktif kala tiga bisa disebabkan oleh adhesi
yang kuat antara plasenta dan uterus.Retensio plasenta merupakan penyebab
perdarahan sebesar 6-10% dari seluruh kasus. Berdasarkan penelitian yang
sudah dilakukan retensio plasenta berisiko 4,1 kali terjadi perdarahan
postpartum. Perdarahan postpartum meningkat dengan angka sebesar 2,6%

1) Retensio plasenta adalah terlambatnya kelahiran plasenta selama setengah


jam setelah persalinan bayi. (Rukiyah, A. Y., 2009 ).
2) Retensio plasenta adalah bila plasenta tetap tertinggal dalam uterus
setengah jam setelah anak lahir. (Prawihardjo, S., 2010 ).
3) Retensio plasenta adalah terlambatnya kelahiran plasenta selama setengah
jam setelah persalinan bayi. (Iskandar, I., 2009 ).

B. Prevalensi

Angka kematian ibu (AKI) merupakan indikator yang mencerminkan


status kesehatan ibu, terutama risiko kematian bagi ibu pada waktu hamil dan
persalinan (WHO, 2000 dalam Gondo 2008)1 .Indonesia sebagai salah satu
negara dengan AKI tertinggi di Asia, tertinggi ke-3 di kawasan ASEAN.
Menurut hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012
menyebutkan bahwa AKI di Indonesia sebesar 359 per 100.000 kelahiran

3
hidup. Angka ini mengalami peningkatan dari SDKI tahun 2007, yaitu 228
per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan, target Millenium Development
Goals (MDGs) 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Penyebab
kematian ibu di Indonesia masih didominasi oleh perdarahan (32%) dan
hipertensi dalam kehamilan (25%), diikuti oleh infeksi (5%), partus lama
(5%), dan abortus (1%).Selain penyebab obstetrik, kematian ibu juga
disebabkan oleh penyebab lain-lain (non obstetrik) sebesar 32% (Kemenkes
RI, 2013) .

Penyebab perdarahan postpartum diantaranya retensio plasenta.Retensio


plasenta adalah tertahannya atau belum lahirnya plasenta hingga atau
melebihi waktu 30 menit setelah bayi lahir (Saifuddin, 2009)3 . Menurut
WHO, kematian maternal berjumlah 25% disebabkan oleh perdarahan
pascapersalinan dan 16-17% disebabkan oleh retensio plasenta (Harmia,
2010)4 . Data WHO 2008 juga menjelaskandua pertiga kematian ibu akibat
perdarahan tersebut adalah dari jenis retensio plasenta, dilaporkan bahwa 15-
20% kematian ibu karena retensio plasenta. Menurut laporan-laporan baik di
negara maju maupun di negara berkembang antara 5% sampai 15%.Dari
angka tersebut di peroleh gambaran retensio plasenta menduduki peringkat
ketiga (16-17%) setelah urutan pertama atonia uteri (50-60%) dan yang
kedua sisa plasenta 23-24% (Nugroho, 2012) .

Hasil studi pendahuluan diperoleh angka kematian ibu di RSUD dr. H


Bob Bazar SKM Kalianda pada tahun 2012 65/100.000 KH dan 30,42%
disebabkan oleh perdarahan.Sedangkan, kasus retensio plasenta terjadi tren
peningkatan dalam tiga tahun terakhir. Tahun 2011 tercatat sebanyak 42
(15,9%) kasus retensio plasenta dari 264 persalinan, pada tahun 2012
meningkat menjadi 52 (19,3%) kasus dari 269 persalinan dan tahun 2013
menjadi 66 (21,3%) kasus dari 310 persalinan (Register Persalinan RSUD
Dr. H. Bob Bazar, SKM., Kalianda, 2011-2013)6 . Jumlah kasus tersebut
lebih besar dibandingkan dengan di RSUD Jendral Ahmad Yani Kota Metro,
pada tahun 2012 sebanyak 102 kasus (9,62%) dari 1060 persalinan dan tahun
2013 terdapat 48 kasus (4,9%) dari 972 persalinan (Medical Record RSUD
Jendral Ahmad Yani Kota Metro, 2012-2013)

4
C. Patofisiologi

Jika plasenta belum lepas sama sekali, tidak terjadi perdarahan. Jika
lepas sebagian terjadi perdarahan yang merupakan indikasi untuk
mengeluarkannya. Plasenta yang belum lepas sama sekali dari dinding uterus
karena :

1) Kontraksi uterus kurang kuat untuk melepaskan plasenta (plasenta


adhesiva).
2) enta melekat erat pada dinding uterus oleh sebab villi korialis menembus
desidua sampai mimetrium dibawah peritoneum (plasenta akreta-
perkreta).
3) Plasenta yang sudah lepas dari dinding uterus akan tetapi belum keluar,
disebabkan oleh tidak adanya usaha untuk melahirkan atau karena salah
penanganan kala III, sehingga terjadi lingkaran konstriksi pada bagian
bawah uterus yang menghalangi keluarnya plasenta (inkarserio plasenta).
(Sumarah, 2009 ).

D. Gejala klinis

1) Plasenta tidak lahir setelah 30 menit.


2) Perdarahan segera.
3) Kontraksi uterus : lemah

Gejala Separasi/akreta parsial Plasenta Plasenta akreta

inkarserata

Konsistensi Kenyal Keras Cukup

uterus

Tinggi fundus Sepusat 2 jari bawah Sepusat

pusat

Bentuk uterus Diskoid Agak globuler Dsikoid

Perdarahan Sedang-banyak Sedang Sedikit/tidak ada

Tali pusat Terjulur sebagian Terjulur Tidak terjulur

Ostium Uteri Terbuka Kontriksi Terbuka

Separasi Lepas sebagian Sudah lepas Melekat seluruhnya


5
plasenta

Jarang sekali,
Syok Sering Jarang kecuali

akibat inversio oleh

tarikan kuat pada tali

pusat

Tanda dan gejala kadang – kadang timbul : tali pusat putus akibat traksi
berlebihan, inversi uteri akibat tarikan, perdarahan lanjut. (Rukiyah, A. Y.
2010 ).

E. Komplikasi

Retensio plasenta memiliki makna klinis yang cukup penting karena

morbiditas dan mortalitas yang timbulkannya. Komplikasinya meliputi:

a. Perdarahan postpartum

Retensio plasenta menjadi salah satu penyebab terjadinya perdarahan

postpartum. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Endler et al

menyatakan bahwa retensio plasenta berhubungan dengan kehilangan

darah sebesar ≥500 ml dengan OR 33,07 kali, ≥1000 ml dengan OR

43,44 kali, dan sebesar ≥2000 ml dengan OR sebesar 111,24 kali.

b. Infeksi

Penatalaksanaan retensio plasenta dengan manual plasenta

meningkatkan risiko terjadinya endometritis.

6
c. Dapat terjadi plasentainkarserata Dimana plasenta melekat terus

sedangkan kontraksi pada ostium baik sehingga plasenta tertahan

dalamuterus.

d. Terjadi polipplasenta Sebagai massa proliferatif yang mengalami

infeksi sekunder dan nekrosis.

e. Terjadi degenerasi (keganasan)korio karsinoma Dengan masuknya

mutagen, perlukaan yang semula fisiologik dapat berubah menjadi

patologik dan akhirnya menjadi karsinoma invasif. Sekali menjadi

mikro invasif atau invasif, proses keganasan akan berjalan terus. Sel

ini tampak abnormal tetapi tidak ganas.Para ilmuwan yakin bahwa

beberapa perubahan abnormal pada sel-sel ini merupakan langkah

awal dari serangkaian perubahan yang berjalan lambat, yang beberapa

tahun kemudian bisa menyebabkan kanker.Karena itu beberapa

perubahan abnormal merupakan keadaan prekanker, yang bisa

berubah menjadi kanker.

F. Penatalaksanaan awal

a) Tatalaksana Umum

1) Jika plasenta terlihat dalam vagina, mintalah ibu untuk mengedan dan
jika terasakan plasenta dalam vagina, keluarkan plasenta tersebut.
2) Pastikan kandung kemih sudah kosong. Apabila diperlukan lakukan
kateterisasi kandung kemih.
3) Jika plasenta belum keluar, berikan oksitosin 10 unit secara
Intamuskular, jika belum dilakukan pada kala III.
4) Jangan berikan ergometri karena dapat menyebabkan kontraksi uterus
yang tonik yang bisa memperlambat pengeluaran plasenta.
5) Jika plasenta belum dilahirkan setelah 30 menit pemberian oksitosin
dan uterus teraba berkontraksi lakukan penarikan tali pusat terkendali.

7
6) Jika traksi pusat terkendali belum berhasil, cobalah untuk
mengeluarkan plasenta secara manual. Jika perdarahan terus
berlangsung, lakukan uji pembekuan darah sederhana. Kegagalan
terbentuknya pembekuan setelah 7 menit atau adanya bekuan lunak
yang dapat pecah dengan mudah menunjukkan koagulapati.
7) Jika terdapat tanda-tanda infeksi (demam,secret vagina yang berbau),
berikan antibiotik untuk metritis.

b) Tatalaksana Khusus

1) Tentukan jenis retensio yang terjadi karena berkaitan dengan tindakan


yang di ambil.
2) Regangkan tali pusat dan minta pasien untuk mengedan. Bila ekspulsi
plasenta tidak terjadi coba traksi terkontrol tali pusat.
3) Pasang infus oksitosin 20 IU dalam 500 mL NS/RL dengan 40 tetes
permenit. Bila perlu kombinasikan dengan misoprostol 400 mg per
rektal (sebaiknya tidak menggunakan ergometrin karena kontraksi
tonik yang timbul dapat menyebabkan plasenta terperangkap dalam
kavum uteri).
4) Bila traksi terkontrol gagal untuk melahirkan plasenta lakukan
manual plasenta secara hati-hati dan halus untuk menghindari
terjadinya perforasi dan perdarahan.
5) Lakukan transfusi darah apabila diperlukan.
6) Berikan antibiotika profilaksis (ampisilin 2g IV/oral+metronidazole
1g supositorial/oral).
7) segera atasi bila terjadi komplikasi perdarahan hebat,infeksi dan syok
hemoragik.
Menurut WHO, Pengeluaran dengan manual plasenta merupakan
prosedur kebidanan yang umum dilakukan pada tahap kala III persalinan
sebagai tindakan segera terhadap plasenta yang tertahan selama durasi 30
menit (Akinola,dkk:2013). Manual Plasenta adalah tindakan untuk
melepaskan plasenta secara manual dengan tindakan menjemput dengan
tangan dari tempat implantasinya dan kemudian melahirkan melalui
kavum uteri.
Prosedur
8
a. Persiapan
1) Pasang infus set dan cairan infus.
2) Jelaskan pada ibu prosedur dan tujuan tindakan.
3) Lakukan anastesi verbal atau analgesia per rectal.
4) Siapkan dan jelaskan prosedur pencegahan infeksi.
b. Tindakan penetrasi ke dalam kavum uteri
1) Pasang sarung tangan panjang DTT
2) Pastikan kandung kemih dalam keadaan kosong
3) Jepit tali pusat dengan klem pada jarak 5-10 cm dari vulva, tegangkan
dengan satu tangan sejajar lantai.
4) Secara obstetric masukkan tangan lainnya (punggung tangan
menghadap ke bawah) ke dalam vagina dengan menelusuri sisi bawah
tali pusat.
5) Setelah mencapai ujung serviks, minta asisten atau penolong lain
untuk memengang klem tali pusat kemudian pindahkan tangan luar
untuk menahan fundus uteri.
6) Sambil menahan fundus uteri, masukkan tangan dalam hingga ke
kavum uteri sehingga mencapai tempat implantasi plasenta.
7) Bentangkan tangan obstetric menjadi datar seperti posisi jari-jari
merapat.
8) Menentukan implantasi plasenta, temukan tepi plasenta yang paling
bawah.Bila plasenta berimplantasi dikorpus belakang, tali pusat tetap
di sebelah atas dan sisipkan ujung-ujung jari tangan diantara plasenta
dan dinding uterus dimana punggung tangan menghadap
kebawah.Bila korpus depan maka pindahkan tangan ke sebelah atas
tali pusat dan sisipkan ujungujung jari-jari tangan diantara plasenta
dan diding uters serta punggung tangan menghadap ke atas.
9) Setelah ujung-ujung jari masuk diantara plasenta dan dinding uterus
maka perluas pelepasan plasenta dengan jalan menggeser tangan ke
kanan dan kiri sambil digeserkan ke atas (cranial ibu) hingga semua
perlekatan plasenta terlepas dari dinding uterus.
10) Sementara satu tangan masih di dalam kavum uteri, lakukan
eksplorasi untuk menilai tidak ada sisa plasenta yang tertinggal.

9
11) Pindahkan tangan luar dari fundus ke supra simfisis (tahan segmen
bawah uterus) kemudian instruksikan asisten atau penolong untuk
menarik tali pusat sambil tangan dalam membawa plasenta keluar.
12) Lakukan penekanan (dengan tangan yang menahan suprasimfisi)
uterus kearah dorso-kranial setelah plasenta dilahirkan dan tempatkan
plasenta di dalam wadah yang telah di sediakan.
13) Dekontaminasi sarung tangan (sebelum dilepas) dan peralatan lain
yang digunakan.
14) Lepaskan dan rendam sarung tangan dan peralatan lainnya di dalam
larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
15) Cuci tangan dengan prinsip 6 langkah cuci tangan dibawah air
mengalir dengan sabun,kemudian keringkan dengan handuk bersih.
16) Periksa kembali tanda-tanda vital
17) Mencatat kenadaan umum ibu dan laporan tindakan
18) Menulis rencana pengobatan, tindakan yang masih diperlukan dari
asuahn lanjutan.
19) Memberitahu pada ibu dan keluarga bahwa tindakan telah selesai
tetapi ibu masih memerlukan pemantauan dan asuhan lanjutan.
20) Melanjutkan pemantauan ibu hingga 2 jam pasca tindakan sebelum
dipindahkan keruang rawat gabung.

10
2.2 Pengumpulan Data

A. Data Subjektif

1. Identitas ibu/ suami

 Nama : Ny “I” / Tn “W”

 Umur : 35thn / 38thn

 Nikah/ lamanya : 1x / ±9thn

 Suku : Minang / Minang

 Agama : Islam / Islam

 Pendidikan : SMA / S1

 Pekerjaan : IRT / PNS

 Alamat : Bukitinggi

2. Keluhan utama : Plasenta tidak lahir 2 jam setelah bayi lahir, perdarahan
yang lebih banyak,lemas,pucat dan merasa mules serta sesak.

3. Riwayat keluhan utama:

Plasenta tidak lahir 2 jam setelah bayi lahir, plasenta belum lahir setelah
melakukan manajemen aktif kala III,pemberian oxytocin ulang setelah 15
menit plasenta belum lahir, karena plasenta tidak lahir setelah setengah jam
bayi lahir maka dilakukan tindakan manual plasenta di puskesmas kampili
namun plasenta tidak berhasil lahir dan terjadi perdarahan banyak. Sesak
dirasakan sejak perjalanan rujukan dari puskesmas kampili ke rumah sakit.

4. Riwayat kesehatan yang lalu

1. Tidak ada riwayat penyakit hipertensi,diabetes mellitus,jantung dan


asma.
2. Tidak ada riwayat penyakit menular seksual.
3. Tidak ada riwayat alergi obat,makanan dan minum serta
ketergantungan obatobatan.
4. Tidak ada riwayat operasi
11
5. Riwayat kesehatan keluarga

Ibu mengataka dalam anggota keluarganya :

1. Tidak ada riwayat keluarga menderita penyakit menurun seperti


hipertensi, jantung, ginjal, asma dan diabetes melitus.
2. Tidak ada riwayat keluarga menderita penyakit menular seperti
TBC, hepatitis, dan HIV/AIDS.
3. Tidak ada riwayat eluarga menderita penyakit gangguan system
organ reproduksi seperti infeksi,kista, tumor dan kanker.

6. Riwayat Kesehatan sekarang dan yang lalu

1) Tidak ada riwayat penyakit jantung, diabetes melitus, asma, dan


hipertensi.

2) Tidak ada riwayat penyakit menular: tuberculosis, malaria, hepatitis dan


penyakit menular seksual.

3) Tidak ada riwayat alergi makanan maupun obat-obatan.

4) Tidak ada riwayat operasi dan sebelumnya tidak pernah di opname di


Rumah sakit maupun di Puskesmas

7. Riwayat menstruasi

1) Menarche : 15 tahun

2) Siklus : 28-30 hari

3) Lamanya : 5-7 hari

4) Banyaknya : 2-3x ganti pembalut per hari

5) Teratur/ tidak teratur : teratur

6) Sifat darah : encer

7) Disminore : tidak ada

9. Riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu

12
Kehamilan Pers Nif
alina as
n
Gravi Umur Tahu Tempat Jenis Ditolon BBL JK Penyuli Keadaa ASI
d kehamila n bersalin persalina g t n
n lahir n oleh anak
I Aterm 2010 Rumah Normal Bidan 4100g P Tidak Hidup ±1
ada thn
II Aterm 2012 Rumah Normal Bidan 3200g L Tidak Hidup ±2
ada thn
II Aterm 2015 Polindes Normal Bidan 3200g L Tidak Hidup ±2
ada thn
IV Aterm 2018 Puskesma Normal Bidan 3100g P Retensi Hidup ±1
s o thn
plasent
a

10. Riwayat nifas yang lalu


Ibu tidak mengeluh dalam merawat bayinya dan tidak mengalami depresi
setelah persalinan, tidak ada tanda-tanda infeksi masa nifas, seperti keluar
cairan yang berbau busuk, pengeluaran air susu ibu lancar dan ibu menyusui
anak pertamanya secara ekslusif selama 6 bulan dan ditambah makanan
pendamping ASI sejak usia 6 bulan keatas.
11. Riwayat kehamilan sekarang
1) Hari pertama haid terakhir tanggal 20 April 2020
2) Hari tafsiran persalinan tanggal 27 Januari 2021
3) Umur kehamilan 37 Minggu 1 hari
4) Menurut ibu kehamilannya ± 9 bulan
5) Ibu merasakan pergerakan janinnya semakin lemah dirasakan pada perut
sebelah kanan
6) Ibu memeriksakan kehamilan sebanyak 6 kali di Puskesmas
 Trimester I : 2x
 Trimester II : 2x
 Trimester III : 2x
7) Keluhan-keluhan:
 Trimester I : Tidak ada keluhan yang dialami ibu pada usia
kehamilan muda
 Trimester II : masih merasa sedikit mual tetapi tidak muntah dan
nafsu makannya bertambah.
13
 Trimester III : sering kencing dan nyeri perut bagian bawah.
8) Penyuluhan Ibu belum pernah mendapat penyuluhan selama
kehamilannya. l.
12. Riwayat persalinan di Puskesmas baso tanggal 18 januari 2021
1. Kala I
a. Pukul 10.30 WIB, Ibu masuk puskesmas kampili dengan nyeri perut
tembus belakang disertai pelepasan lender dan darah dengan
pembukaan 5 cm.
b. Lama kala I satu jam
c. Pukul 11.35 WIB, Pembukaan lengkap.
2. Kala II
a. Ibu melahirkan tanggal 18 JANUARI 2021 pukul 11.43 WIB.
b. Jenis persalinan spontan dan bayi langsung menangis.
c. Lama kala II 8 menit
3. Kala III
a. Plasenta belum lahir 2 jam setelah bayi lahir
b. Ibu sudah mengganti sarung atau underpad 3 kali
c. Perdarahan di Puskesmas ±500cc
d. Teraba kontraksi uterus lemah
e. Keadaan umum ibu lemah, tampak wajah pucat dan konjungtiva
tampak pucat.
f. Tanda-tanda vital Tekanan darah :90/60 mmHg Nadi :88 x/menit
Pernafasan :22 x/menit Suhu :36,60C
g. Terdapat ruptur tingkat II dan telah dijahit dengan tehnik jelujur di
puskesmas kampili.
h. Pukul 12.00 WIB,pemberian suntikan oxytocin ulang 1 ampul
secara intramuscular
i. Pukul 12.15 WIB,pemberian drips oxytocin 1 ampul dalam 500ml
cairan infus ringer laktat.
j. Pukul 12.25 WIB, dilakukan tindakan manual plasenta, namun
plasenta tidak berhasil untuk dilahirkan.
k. Pukul 12.30 WIB,infus cairan glukosa 5% pertama dengan jumlah
tetesan 20 tetes permenit.
13. Riwayat sosial ekonomi, psikososial, dan spiritual
14
1) Yang bertanggung jawab memenuhi kebutuhan sehari-hari dalam
keluarga adalah suami.
2) Hubungan ibu dengan suami, keluarga, maupun tetangga baik.
3) Pengambilan keputusan dalam keluarga adalah suami.
4) Ibu rajin beribadah dan berdoa untuk kelancaran persalinannya.
14. Riwayat KB : Ibu pernah menjadi akseptor kb suntik 3 bulan selama 6 bulan
sejak kelahiran anak ke 4,berhenti karena peningkatan berat badan dan haid
tidak teratur.
15. Riwayat pemenuhan kebutuhan dasar
1) Kebutuhan nutrisi Kebiasaan:
a) Pola makan : nasi, sayur, lauk
b) Frekuensi : 3 kali sehari
c) Kebutuhan minum : 6-8 gelas per hari
2) Kebutuhan eliminasi Kebiasaan:
a) BAK : 5-6 kali sehari, warna kuning muda, bau amoniak.
b) BAB : 1 kali sehari, konsistensi padat, warna kuning kecoklatan.
3) Personal hygiene Kebiasaan:
a) Mandi : 2 kali sehari (pagi dan sore) dengan menggunakan sabun
mandi
b) Sikat gigi : 2 kali (setelah makan dan sebelum tidur) dengan
menggunakan pasta gigi
c) Keramas : 3 kali seminggu dengan menggunakan shampo
d) Ganti pakaian : 2 kali sehari
4) Kebutuhan istirahat dan tidur Kebiasaan - Tidur siang tidak teratur, tidur
malam 6-8 jam
5) Aktivitas
Berakivitas seperti biasanya seperti sebelum hamil dan mengurangi
pekerjaan rumah yang berat selama hamil seperti mengangkat cucian.
6) Penggunaan Obat-obat dan Rokok Tidak mengkonsumsi obat-obatan
apabila tidak dari resep dokter, ibu tidak merokok,kecuali suami perokok
aktif
B. Data Objektif
1) Pemeriksaan fisik
a) Pemeriksaan umum:
15
1. Keadaan umum lemah
2. Kesadaran komposmentis
3. Tanda-tanda vital:
 Tekanan darah : 80/60 mmHg
 Suhu : 36,8oC
 Nadi : 88x/ menit
 Pernapasan : 24x/ menit
 Tinggi badan : 157 cm
 Berat badan sebelum hamil : 50 kg
 Berat badan sekarang : 62 kg
 Lingkar lengan atas (lila) : 26 cm
b) Pemeriksaan fisik (Head To Toe)
1. Kepala Inspeksi : kepala bersih, tidak ada ketombe, rambut hitam
dan lurus
Palpasi : tidak ada massa, tidak mudah rontok dan tidak ada nyeri
tekan
2. Wajah Inspeksi : tidak pucat, tidak ada oedema pada wajah, ekspresi
wajah tampak meringis setiap kali bergerak Palpasi : tidak teraba
adanya oedema
3. Mata Inspeksi : simetris kiri dan kanan, kelopak mata tidak bengkak,
konjungtiva merah muda, schlera putih (tidak ikterus)
4. Hidung Inspeksi : lubang hidung simetris kiri dan kanan, tidak ada
pengeluaran secret.
Palpasi : tidak ada oedema, tidak ada nyeri tekan dan tidak nampak
adanya polip.
5. Mulut dan gigi Inspeksi : bersih, bibir merah muda dan tidak pecah-
pecah, tidak ada caries, tidak ada karang gigi, tidak ada gigi yang
tanggal, tidak ada stomatitis dan gusi tidak berdarah.
6. Telinga Inspeksi : simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen dan
peradangan
Palpasi : tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan.
7. Leher Inspeksi : tidak ada kelainan \
Palpasi : tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar
limfe dan vena jugularis
16
8. Payudara Inspeksi : payudara simetris kiri dan kanan, puting susu
menonjol, tampak hiperpigmentasi pada areola mammae.
Palpasi : tidak teraba adanya massa, kolostrum ada saat areola
dipencet, tidak ada nyeri tekan.
9. Abdomen Inspeksi : tidak tampak bekas operasi, tampak linea
nigra,, kontraksi uterus tampak lemah dan TFU 1 jari atas pusat dan
kandung kemih penuh.
10. Genitalia Inspeksi : tidak ada kelainan, tidak ada varises, nampak
pelepasan lendir, darah,ketuban menonjal 64 Palpasi : tidak ada
benjolan, tidak oedema dan tidak ada nyeri tekan.
11. Anus Inspeksi : tidak ada hemorroid
Palpasi : tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan
12. Ekstremitas atas dan bawah Inspeksi : pergerakan aktif, tidak ada
varises.
Palpasi : tidak ada oedema
2.3 Interpretasi data
1. Diagnosa : ibu Post partum kala III dengan Retensio Plasenta,dan anemia
sedang
2. Masalah : Masalah aktual : Retensio Plasenta Ibu merasa cemas dalam
menghadapi persalinan karena Plasenta Belum lahir juga.
3. Masalah potensial : potensial terjadi pada ibu yaitu Syok Hemoragik atau
Syok Hipovolemik.
4. Kebutuhan :
 Dukungan Keluarga
 Pemberian rasa nyaman
 Kebutuhan nutrisi melalui infus
 Kebutuhan oksigen
 Tindakan Manual plasenta

2.4 Diagnosa dan masalah potensial


Masalah potensial yang akan terjadi yaitu: Syok Hemoragik atau Syok
Hipovolemik

17
Perdarahan postpartum yang dapat besifat banyak,bergumpal-gumpal atau terus
merembes sedikit demi sedikit tanpa henti hingga menyebabkan syok. Syok
merupakan suatu keadaan disebabkan gangguan sirkulasi darah ke dalam jaringan
sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan hingga tidak
mampu mengeluarkan hasil metabolisme. Penyebab terjadinya syok dalam kebidanan
yang dominan yakni perdarahan,gejala dari syok umumnya yakni tekanan darah
menurun, nadi cepat dan lemah, keringat dingin, sianosis jari-jari, sesak napas,
penglihatan kabur,gelisah dan akhirnya oliguria atau anuria(Prawirohardjo,2014:401).

2.5 Tindakan segera, kolaborasi dan rujukan


Tanggal 18 januari 2021 pukul 13.30 WIB

1. Pukul 13.30 WIB, penatalaksanaan pemasangan oksigen dengan


pemberian oksigen sebanyak 5 liter, karena ibu mengalami sesak,sesak
terjadi ketika rendahnya pasokan oksigen yang menstimulasi otak untuk
meningkatkan laju pernapasan agar kadar oksigen kembali normal.
2. Pukul 13.35 WIB, penatalaksanaan pemasangan infus tangan kiri
dengan cairan glukosa 5% dengan 20tetes permenit.
3. Pukul 13.45 WIB, penatalaksaan pemasangan infus dengan cairan
Ringer Laktat (RL).
4. Pukul 13.50 WIB, penataksanaan drips ½ oxytosin dalam 500 ml
larutan RL (1 botol) dengan jumlah tetesan 20tpm dipertahankan.
5. Pukul 14.00 WIB, penatalaksanaan manual plasenta
a. Pasang sarung tangan panjang DTT
b. Pastikan kandung kemih dalam keadaan kosong
c. Jepit tali pusat dengan klem pada jarak 5-10 cm dari vulva, tegangkan
dengan satu tangan sejajar lantai.
d. Secara obstetric masukkan tangan lainnya (punggung tangan menghadap ke
bawah) ke dalam vagina dengan menelusuri sisi bawah tali pusat.
e. Setelah mencapai ujung serviks, minta asisten atau penolong lain untuk
memengang klem tali pusat kemudian pindahkan tangan luar untuk
menahan fundus uteri.
f. Sambil menahan fundus uteri, masukkan tangan dalam hingga ke kavum
uteri sehingga mencapai tempat implantasi plasenta.
18
g. Bentangkan tangan obstetric menjadi datar seperti posisi jari-jari merapat.
h. Menentukan implantasi plasenta, temukan tepi plasenta yang paling
bawah.Bila plasenta berimplantasi dikorpus belakang, tali pusat tetap di
sebelah atas dan sisipkan ujung-ujung jari tangan diantara plasenta dan
dinding uterus dimana punggung tangan menghadap kebawah.Bila korpus
depan maka pindahkan tangan ke sebelah atas tali pusat dan sisipkan ujung-
ujung jari-jari tangan diantara plasenta dan diding uters serta punggung
tangan menghadap ke atas.
i. Setelah ujung-ujung jari masuk diantara plasenta dan dinding uterus maka
perluas pelepasan plasenta dengan jalan menggeser tangan ke kanan dan
kiri sambil digeserkan ke atas (cranial ibu) hingga semua perlekatan
plasenta terlepas dari dinding uterus.
j. Sementara satu tangan masih di dalam kavum uteri, lakukan eksplorasi
untuk menilai tidak ada sisa plasenta yang tertinggal.
k. Pindahkan tangan luar dari fundus ke supra simfisis (tahan segmen bawah
uterus) kemudian instruksikan asisten atau penolong untuk menarik tali
pusat sambil tangan dalam membawa plasenta keluar.
l. Lakukan penekanan (dengan tangan yang menahan suprasimfisi) uterus
kearah dorso-kranial setelah plasenta dilahirkan dan tempatkan plasenta di
dalam wadah yang telah di sediakan.
m. Dekontaminasi sarung tangan (sebelum dilepas) dan peralatan lain yang
digunakan.
n. Lepaskan dan rendam sarung tangan dan peralatan lainnya di dalam larutan
klorin 0,5% selama 10 menit.
o. Cuci tangan dengan prinsip 6 langkah cuci tangan dibawah air mengalir
dengan sabun,kemudian keringkan dengan handuk bersih.
6. Pukul 14.05 WIB, plasenta lahir lengkap secara manual, kesan
lengkap dengan jumlah kotiledon dan selaput amnion dan karion. Kontraksi
uteris baik, perineum tampak ruptur perineum tingkat II telah dijahit dengan
teknik jelujur dan perdarahan ±150cc.
2.6 Rencana asuhan
1. Jelaskan pada pasien tindakan yang akan dilakukan
2. Lakukan inform consent untuk tindakan yang akan dilakukan
3. Ajarkan pada ibu,suami atau keluarga untuk melakukan masase fundus uteri.
19
4. Observasi jumlah tetesan infus RL dengan ½ oxytocin
5. Kosongkan kandung kemih
6. Observasi kontraksi uterus, Tinggi Fundus Uteri (TFU),perdarahan dan
pengeluaran lochia
7. Kolaborasi dokter untuk penatalaksanaan plasenta manual.
8. Kolaborasi dengan dokter pemberian antibiotic
9. Lakukan skintes sebelum pemberian antibiotik melalui Intravena
10. Anjurkan ibu istirahat yang cukup dan menciptakan suasana yang tenang.
11. Anjurkan ibu untuk tetap makan dan minum
12. Lakukan penyuntikan secara intravena (bolus) dan drips antibiotic
13. Pantau kala IV, pemantauan dilakukan 15 menit jam pertama dan 30 menit
pada jam ke 2 setelah plasenta lahir lengkap.
14. Berikan transfusi darah 2 kantong Whole Blood (WB) dengan golongan darah
B.
15. Observasi Hb setelah transfusi darah, 10 jam setelah transfuse karena pasien
ingin pulang.
16. Berikan Health Education tentang nutrisi, istirahat, personal hygiene, Asi
eksklusif dan rencana KB.

2.7 Pelaksanaan
1. Jelaskan pada pasien keadaan dan tindakan yang akan dilakukan, ibu mengerti
dengan keadaannya dan bersedia dengan tindakan yang akan dilakukan.
2. Mengajarkan pada ibu,suami atau keluarga untuk melakukan masase fundus
uteri, suami bersedia melakukan masase setelah plasenta lahir karena ibu
masih tampak lemah.
3. Observasi jumlah tetesan infus RL tanggal 18 januari 2021 pukul 14.20 WIB,
jumlah tetesan 28tpm
4. Kosongkan kandung kemih,telah dilakukan kateter untuk megosongkan
kandung kemih jan jumlah
5. Observasi kontraksi uterus, TFU,perdarahan dan pengeluaran lochia,kontraksi
uterus teraba keras dan bulat,TFU 1jari bawah pusat, perdarahan ±150cc dan
pengeluaran lochia rubra.
20
6. Kolaborasi dengan dokter spesialis obgyn untuk tindakan penatalaksanaan
manual, kolaborasi via telepon untuk penatalaksanaan manual plasenta
dilakukan oleh bidan yang memiliki kompetensi dalam melakukan manual
plasenta.
7. Kolaborasi dengan dokter pemberian antibiotik,kolaborasi via telepon untuk
pemberian antibiotic setelah tindakan manual plasenta yakni cefotaxine
500mg/8jam secara IV dan metronidazone 500mg/12jam secara IV.
8. Melakukan skintes sebelum pemberian antibiotik melalui Intravena, skintes
cefotaxine telah dilakukan dan tampak tidak terjadi tanda-tanda alergi.
9. Menganjurkan ibu istirahat yang cukup dan ciptakan suasana yang tenang,ibu
beristirahat dengan tetap berbaring.
10. Memberikan Menganjurkan ibu untuk tetap makan dan
minum,ibu minum dan makan dibantu oleh suami.
11. Melakukan penyuntikan secara intravena dan drips
antibiotik, penyuntikan cefotaxine 500mg/8jam secara intravena tanggal 18
januari 2021 pukul 15.00 WIB dan drips metronidazone 500mg/12 jam tanggal
18 januari 2021 pukul 15.20 WIB.
12. Pemantauan kala IV, pemantauan dilakukan 15 menit
jam pertama dan 30 menit pada jam ke 2 setelah plasenta lahir lengkap.
13. Tabel 1.3
Pemantauan Kala IV

Jam Waktu TD N S 0C TFU Kontraksi Kandung Perdarahan


ke (WITA) (mmHg) (x/menit) Uterus Kemih

I 14.20 90/70 88x/menit 36,90C 1jrbpst Baik Kosong ±50cc

14.35 88x/menit 1jrbpst Baik Kosong ±50cc

14.50 84x/menit 1jrbpst Baik Kosong ±35cc

15.05 84x/menit 1jrbpst Baik Kosong ±35cc

II 15.35 90/70 80x/menit 36,60C 1jrbpst Baik Kosong ±15cc

21
16.05 80x/menit 1jrbpst Baik Kosong ±15cc

14. Memberikan transfuse darah 2 kantong,bag kantong satu telah terpasang


tanggal 18 januari 2021 pukul 16.00 WIB.
15. Observasi Hb setelah transfuse darah,dilakukan setelah transfusi selesai.
16. Memberikan Health Education tentang nutrisi, istirahat, personal hygiene, Asi
dan rencana KB, ibu bersedia mengkonsumsi makanan bergizi,beristirahat
yang cukup,menjaga personal hygiene, berusaha menyusui bayi, bayi tampak
mengisap dengan baik, ibu berencana ber KB jangka panjang,namun ingin
membicarakan dengan suami terlebih dahulu.
2.8 Evaluasi
Tanggal 18-19 Juanuari 2021 Pukul 16.05 -11.45 WIB

1. Keadaan umum ibu baik


2. Tanda-tanda vital
a. Hari Pertama
 Tekanan darah :90/70 mmHg
 Nadi :80 x/menit
 Pernafasan :22 x/menit
 Suhu :36,60C
b. Hari Kedua
 Tekanan Darah : 100/80 mmHg
 Nadi : 80x/menit
 Pernafasan : 20x/menit
 Suhu : 36,60C
3. Pukul 14.05 WIB, plasenta dan selaput ketuban lahir lengkap .
4. Kontraksi uterus baik,teraba bundar dan keras dan kandung kemih kosong.
5. Tanggal 18 januari 2021, tinggi fundus uteri 1 jari bawah pusat.
6. Tanggal 19 januari 2021, tinggi fundus 2 jari bawah pusat.
7. Perdarahan berhenti.
8. Tanggal 19 januari 2021 pukul 10.00 WIB, kontrol kadar Hb dalam darah yakni
Hb 8,9g%.
9. Tidak Terjadi Syok Hemoragik atau Syok Hipovolemik.

22
10. Anemia teratasi dengan peningkatan kadar Hb dalam darah.

2.9 Pendokumentasian asuhan

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PATOLOGI

PADA NY “P” DENGAN PERSALINAN SUNGSANG

Identitas ibu/ suami

 Nama : Ny “I” / Tn “W”

 Umur : 35thn / 38thn

 Nikah/ lamanya : 1x / ±10thn

 Suku : Minang / Minang

 Agama : Islam / Islam


23
 Pendidikan : SMA / S1

 Pekerjaan : IRT / PNS

 Alamat : Bukitinggi

SUBJEKTIF (S):

1. Plasenta tidak lahir 2 jam setelah bayi lahir,perdarahan yang lebih


banyak,lemas,pucat dan merasa mules serta merasa sesak.
2. Melahirkan di Puskesmas Kampili tanggal 18 januari 2021 pukul 11.43
WIB dengan spontan, segera menangis, BBL:4000gram, PBL 50 cm dan
jenis kelamin laki-laki.
3. Banyak darah yang keluar dari jalan lahir dipuskesmas.
4. Perdarahan ±500cc di Puskesmas Kampili
5. Sudah mengganti sarung atau underpad 3 kali.
6. Terdapat ruptur tingkat II dan telah dijahit dengan tehnik jelujur di
puskesmas kampili.
7. Pukul 12.00 WIB,pemberian suntikan oxytocin ulang 1 ampul secara
intramuscular.
8. Pukul 12.15 WIB,pemberian drips oxytocin 1 ampul dalam 500ml cairan
infus ringer laktat.
9. Pukul 12.25 WIB, dilakukan tindakan manual plasenta, namun plasenta
tidak berhasil untuk dilahirkan.
10. Pukul 12.30 WIB,infus cairan glukosa 5% pertama dengan jumlah
tetesan 20tetes permenit.
11. Pukul 12.25 WIB, Tindakan manual plasenta telah dilakukan di
puskesmas tetapi plasenta tidak berhasil lahir.
OBJEKTIF (O)

1. Keadaan umum ibu lemah

2. Kesadaran komposmentis

24
3. Hari tafsiran persalinan tanggal 27 Januari 2021

4. Usia gestasi 37 minggu 1 hari

5. Tanda-tanda vital:

a) Tekanan darah : 80/60 mmHg

b) Pernapasan : 24 kali per menit

c) Nadi : 88 kali per menit

d) Suhu : 36,8 ◦C (axilla)

6. Tinggi badan : 157 cm

7. Berat badan sebelum hamil : 50 kg

8. Berat badan sekarang : 62 kg

9. Lingkar lengan atas (LILA) : 26 cm

Pemeriksaan fisik (Head To Toe)

1. Kepala Inspeksi : kepala bersih, tidak ada ketombe, rambut hitam dan
lurus
Palpasi : tidak ada massa, tidak mudah rontok dan tidak ada nyeri tekan
2. Wajah Inspeksi : tidak pucat, tidak ada oedema pada wajah, ekspresi
wajah tampak meringis setiap kali bergerak Palpasi : tidak teraba adanya
oedema
3. Mata Inspeksi : simetris kiri dan kanan, kelopak mata tidak bengkak,
konjungtiva merah muda, schlera putih (tidak ikterus)
4. Hidung Inspeksi : lubang hidung simetris kiri dan kanan, tidak ada
pengeluaran secret.
Palpasi : tidak ada oedema, tidak ada nyeri tekan dan tidak nampak
adanya polip.
5. Mulut dan gigi Inspeksi : bersih, bibir merah muda dan tidak pecah-
pecah, tidak ada caries, tidak ada karang gigi, tidak ada gigi yang
tanggal, tidak ada stomatitis dan gusi tidak berdarah.

25
6. Telinga Inspeksi : simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen dan
peradangan
Palpasi : tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan.
7. Leher Inspeksi : tidak ada kelainan
Palpasi : tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar limfe
dan vena jugularis
8. Payudara Inspeksi : payudara simetris kiri dan kanan, puting susu
menonjol, tampak hiperpigmentasi pada areola mammae.
Palpasi : tidak teraba adanya massa, kolostrum ada saat areola dipencet,
tidak ada nyeri tekan.
9. Abdomen Inspeksi : Tidak ada bekas operasi,tampak linea nigra,striae
albican dan kontraksi uterus teraba lembek dan TFU 1 jari atas pusat dan
kandung kemih penuh.
10. Genitalia Inspeksi : tidak ada kelainan, tidak ada varises, nampak
pelepasan lendir, darah,ketuban menonjal
Palpasi : tidak ada benjolan, tidak oedema dan tidak ada nyeri tekan.
11. Anus Inspeksi : tidak ada hemorroid
Palpasi : tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan
12. Ekstremitas atas dan bawah Inspeksi : pergerakan aktif, tidak ada
varises.
Palpasi : tidak ada oedema
10. Pemeriksanaan penunjang Hb : 8,4gr%

ASSESMENT (A)

NY “I” Post Partum G5P4A0, 37 minggu dengan Retensio Plasenta dan Anemia
Sedang

Masalah Aktual :Perdarahan postpartum dan Anemia berat

Masalah potensial : Syok hemoragik atau hipovolemik .

PLANNING (P)

Tanggal 18 januari 2021 pukul 13.35 WIB

26
1. Jelaskan pada pasien keadaan dan tindakan yang akan dilakukan, ibu mengerti
dengan keadaannya dan bersedia dengan tindakan yang akan dilakukan.
2. Ajarkan pada ibu,suami atau keluarga untuk melakukan masase fundus uteri,
suami bersedia melakukan masase setelah plasenta lahir karena ibu masih
tampak lemah.
3. Observasi jumlah tetesan infus RL tanggal 18 januari 2021 pukul 14.20 WIB,
jumlah tetesan 28tpm
4. Kosongkan kandung kemih,telah dilakukan kateter untuk megosongkan
kandung kemih jan jumlah
5. Observasi kontraksi uterus, TFU,perdarahan dan pengeluaran lochia,kontraksi
uterus teraba keras dan bulat,TFU 1jari bawah pusat, perdarahan ±150cc dan
pengeluaran lochia rubra.
6. Kolaborasi dengan dokter spesialis obgyn untuk tindakan penatalaksanaan
manual, kolaborasi via telepon untuk penatalaksanaan manual plasenta
dilakukan oleh bidan yang memiliki kompetensi dalam melakukan manual
plasenta.
7. Kolaborasi dengan dokter pemberian antibiotik,kolaborasi via telepon untuk
pemberian antibiotic setelah tindakan manual plasenta yakni cefotaxine
500mg/8jam secara IV dan metronidazone 500mg/12jam secara IV.
8. Lakukan skintes sebelum pemberian antibiotik melalui Intravena, skintes
cefotaxine telah dilakukan dan tampak tidak terjadi tanda-tanda alergi.
9. Anjurkan ibu istirahat yang cukup dan ciptakan suasana
yang tenang,ibu beristirahat dengan tetap berbaring.
10. Berikan Menganjurkan ibu untuk tetap makan dan
minum,ibu minum dan makan dibantu oleh suami.
11. Lakukan penyuntikan secara intravena dan drips
antibiotik, penyuntikan cefotaxine 500mg/8jam secara intravena tanggal 18
januari 2021 pukul 15.00 WIB dan drips metronidazone 500mg/12 jam tanggal
18 januari 2021 pukul 15.20 WIB.
12. Pantau kala IV, pemantauan dilakukan 15 menit jam
pertama dan 30 menit pada jam ke 2 setelah plasenta lahir lengkap.

27
Jam Waktu TD N S 0C TFU Kontraksi Kandung Perdarahan
ke (WITA) (mmHg) (x/menit) Uterus Kemih

I 14.20 90/70 88x/menit 36,90C 1jrbpst Baik Kosong ±50cc

14.35 88x/menit 1jrbpst Baik Kosong ±50cc

14.50 84x/menit 1jrbpst Baik Kosong ±35cc

15.05 84x/menit 1jrbpst Baik Kosong ±35cc

II 15.35 90/70 80x/menit 36,60C 1jrbpst Baik Kosong ±15cc

16.05 80x/menit 1jrbpst Baik Kosong ±15cc


13. Tabel 1.3
Pemantauan Kala IV

28
14. Berikan transfuse darah 2 kantong,bag kantong satu telah terpasang tanggal
18 januari 2021 pukul 16.00 WIB.
15. Observasi Hb setelah transfuse darah,dilakukan setelah transfusi selesai.
16. Berikan Health Education tentang nutrisi, istirahat, personal hygiene, Asi dan
rencana KB, ibu bersedia mengkonsumsi makanan bergizi,beristirahat yang
cukup,menjaga personal hygiene, berusaha menyusui bayi, bayi tampak
mengisap dengan baik, ibu berencana ber KB jangka panjang,namun ingin
membicarakan dengan suami terlebih dahulu.

29
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan studi kasus manajemen asuhan kebidanan intranatal pada Ny”I” dengan
retensio plasenta di RS Umum Daerah Kabupaten Gowa dengan 7 Langkah Varney
dapat disimpulkan bahwa:

1. Telah dilaksanakan pengkajian dan analisa data pada


Ny’’I” dengan retensio plasenta di RSUD Ahamd Muchtar Bukittinggi. Hasil
dari analisa data didapatkan Ny”I”, umur 35 tahun,G5P4A0 dengan keluhan
plasenta tidak lahir 2jam setelah bayi lahir dan perdarahan ±500cc.
2. Telah dilaksanakan perumuskan untuk menganalisa dan
menginterpretasikan data untuk menegakkan diagnosis atau masalah aktual
pada Ny’’I” dengan retensio plasenta di RSUD Achmad Muchtar
Bukittinggi. Hasil dari interpretasi data sehingga Ny”I”, umur 35 tahun
mengalami masalah actual retensio plaenta,perdarahan dan anemia sedang.
3. Telah dilaksanakan perumuskan untuk menganalisa dan
menginterpretasikan data untuk menegakkan diagnosis atau masalah
potensial pada Ny’’I” dengan retensio plasenta di RSUD Achmad Muchtar
Bukittinggi. Hasil dari analisa dan interpretasi data actual Ny”I” berpotensi
mengalami syok hemoragik.
4. Telah dilaksanakan identifikasi perlunya tindakan
segera atau kolaborasi pada Ny’’I” dengan retensio plasenta di RSUD
Achmad Muchtar Bukittinggi dengan hasil telah dilakukan tindakan segera
karena keadaan umum pasien yang lemah, sehingga dilakukan tindakan
segera untuk mencegah terjadinya komplikasi, yakni kolaborasi penanganan
retensio plasenta dengan manual plasenta dan perdarahan dengan pemberian
terapi serta untuk tindakan segera pemberian oksigen.
5. Telah menetapkan rencana tindakan asuhan kebidanan
pada Ny’’I” dengan retensio plasenta di RSUD Achmad Muchtar Bukittinggi
berdasarkan diagnose atau masalah actual dan masalah potensial dengan
rencana asuhan yang telah ditetapkan maka dilakukan,penanganan manual
plasenta, pemberian oxytocin dan transfuse darah.
30
6. Telah dilaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada
Ny’’I” dengan retensio plasenta di RSUD Achmad Muchtar Bukittinggi
dengan hasil semua rencana tindakan dapat dilakukan secara menyeluruh
tanpa adanya hambatan.
7. Telah dilakukan evaluasi hasil asuhan kebidanan pada
Ny’’I” dengan retensio plasenta di RSUD Achmad Muchtar Bukittinggi
dengan hasil tidak ditemukan kesenjangan tinjauan kasus dan tinjauan teori
dari hasil evaluasi yakni tanda-tanda vital dalam keadaan normal,anemia
teratasi dengan Hb:9g%,perdarahan telah berhenti.
8. Telah dilakukan pendokumentasikan semua hasil
temuan dan tindakan asuhan kebidanan pada Ny”I” dengan retensio plasenta
di RSUD Achmad Muchtar Bukittinggi dalam bentuk 7 langkah varney dan
SOAP.

3.2 Saran

Bidan mampu melaksanakan asuhan kegawatdaruratan maternal persainan


sesuai kewenangannya.

31
DARTAR PUSTAKA

1. Anggraeni,Novi dan Sri Anita Kusuma.”Gambaran Penatalaksanaan


Manajemen Aktif Kala III oleh Bisan Wilayah Kerja Puskesmas Blega
Kabupaten Bangkalan”, Skripsi. Bangkalan. Akademi Kebidanan Ngudia
Husada Madura.2015.
2. Billington,Mary dan Mandy Stevenson.2010.Kegawatan dalam
KehamilanPersalinan Buku Saku Bidan (critical care in childbearing for
midwives).Jakarta:EGC.
3. Kementerian Kesehatan dan Himpunan Obstetri dan Ginekologi Sosial
Indonesia (HOGSI).2013.Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan
Dasar dan Rujukan.Jakarta:Bina Kesehatan Ibu.
4. Kusmiyati Yuni.2012.Penuntun Belajar Keterampilan Dasar Praktik Klinik
Kebidanan.Yogyakarta:Fitramaya
5. Maryuni dan Yulianingsih.2009.Asuhan Kegawatdaruratan dalam
Kebidanan.Jakarta:Trans Info Media.
6. Mangkuji,Betty.dkk.2013.Asuhan Kebidanan 7 Langkah Varney
SOAP.Jakarta.:EGS. Nurhayati,dkk.2013.Konsep Kebidanan.Jakarta:
Salemba Medika.

32

Anda mungkin juga menyukai