Anda di halaman 1dari 35

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL

Ny.”M” G1 P0A0 UK 19 Minggu dengan Hipertensi Kronik


Di POLINDES TAMBERU TIMUR

Oleh:
MAGHFIROH
NIM: 412321116

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KEBIDANAN
SUKMAWIJAYA SAMPANG
Tahun 2023-2024

1
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan studi kasus ini telah mendapat persetujuan dan pengesahan oleh
pembimbing saya selama praktek di Polindes, yang dilaksanakan pada tanggal 15
Januari 2024 s/d 10 Februari 2024

Laporan studi kasus ini disusun oleh:


Nama : MAGHFIROH
NIM : 412321116
Disahkan dan disetujui pada:
Hari : sabtu
Tanggal : 10 02 2024

Mengetahui:

Pembimbing Akademik Pembimbing Praktek

(Abadiyah Zakiyah K.,S.ST.M.Kes.) (Yunanda Rizky M.S,Tr.Keb)

2
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah swt yang melimpahkan


rahmat, taufik dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
asuhan kebidanan.
Penulis menyadari bahwa bahwa dalam penyusunan laporan pendahuluan
ini tidak lepas dari bimbingan dan petunjuk serta bantuan dari beberapa pihak,
oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Direktur Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sukma Wijaya Sampang.
2. Pembimbing Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sukma Wijaya Sampang
3. Yunanda Rizky M.S.Tr.Keb selaku pembimbing praktek.
4. Kepada kedua orang tua yang telah memberikan dukungan moril maupun
material.
5. Kepada teman-teman Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sukma Wijaya
Sampang

Saya menyadari bahwa penulis laporan asuhan kebidanan ini masih


banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran
saya harapkan demi kesempurnaan laporan asuhan kebidanan ini dan kemajuan
profesi kebidanan untuk sekarang dan di masa yang akan datang.
Besar harapan semoga laporan asuhan kebidanan ini memberikan manfaat
bagi saya khususnya dan pembaca umumnya.

Sampang, 08 Februari 2024

(Maghfiroh)

3
DAFTAR ISI
Cover
Lembar Pengesahan
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 1
1.3 Ruang Lingkup 2
1.4 Metode Penulisan 2
1.5 Sistematika Penulisan 2
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Masa Kehamilan 4
2.2 Asuhan Antenatal Care 5
2.3 Perubahan Fisiologis Kehamilan 7
2.4 Pertumbuhan Janin Pada Kehamilan 8
2.5 Konsep Dasar Hipertensi Kronik Dalam Kehamilan 9
2.3 Konsep Asuhan Kebidanan 13
BAB III TINJAUAN KASUS
3.1 Data Subyektif 15
3.2 Data Obyektif 17
3.3 Analisa 18
3.4 Penatalaksanaan 18
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan 20
4.2 Saran 20
DAFTAR PUSTAKA 21

4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehamilan adalah sebuah proses yang dimulai dari tahap konsepsi
sampai lahirnya janin. Lamanya kehamilan normal adalah 280 hari (40
minggu) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Widatiningsih & Dewi,
2017).
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dan di lanjutkan dengan nidasi atau implantasi.
Kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu bila dihitung
dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi (Walyani, 2015).
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kehamilan
adalah suatu proses yang diawali dengan penyatuan spermatozoa dan ovum
(fertilisasi) dan dilanjutkan dengan implantasi hingga lahirnya bayi yang
lamanya berkisar 40 minggu.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Utama
Memperoleh pengalaman yang nyata serta menciptakan teori yang
selama ini diperoleh dan dapat mengembangkan pola pikir secara
menyeluruh dengan menggunakan asuhan kebidanan pada klien dengan
kehamilan patologis.
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada ibu dengan kehamilan
patologis diharapkan meliputi:
1. Melakukan pengkajian data.
2. Mengidentifikasi masalah dan diagnosa.
3. Mengidentifikasi masalah protein yang terjadi.
4. Berikan kebutuhan segera.
5. Merumuskan dan mengembangkan rencana asuhan kebidanan.
6. Melaksanakan asuhan kebidanan.
7. Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan.

5
1.3 Ruang Lingkup
Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal dengan beberapa perubahan
yang patologis baik pada ibu maupun pada tumbuh kembang janin.
1.4 Metode Penulisan
1.4.1 Wawancara / Anamnesa
Mengumpulkan data dengan cara tanya jawab secara langsung
antara petugas dengan klien dan keluarga.
1.4.2 Observasi
Melakukan pengamat langsung terhadap perubahan yang terjadi
pada klien.
1.4.3 Praktek
Dapat memberikan suatu masukan dalam upaya peningkatan mutu
dan pelayanan pada ibu hamil atau pada ANC.
1.4.4 Study Pustaka
Mempelajari buku-buku makalah tentang ANC.
1.5 Sistematika Penulisan
Judul
Kata pengantar
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Ruang Lingkup
1.4 Metode Penulisan
1.5 Sistematika Penulisan
BAB II: TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Kehamilan.
2.2 Asuhan Antenatul.
2.3 Perubahan fisiologi kehamilan.
2.4 Pertumbuhan Janin pada kehamilan.
2.5 Konsep Asuhan Kebidanan.
BAB III: TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian.

6
3.2 Identifikasi Diagnosa dan Masalah.
3.3 Antisipasi Masalah Potensial.
3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera.
3.5 Intervensi.
3.6 Implementasi.
3.7 Evaluasi.
BAB IV: PENUTUP
1.2 Kesimpulan.
1.2 Saran.
DAFTAR PUSTAKA

7
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Kehamilan


2.1.1 Definisi
Kehamilan adalah sebuah proses yang dimulai dari tahap konsepsi
sampai lahirnya janin. Lamanya kehamilan normal adalah 280 hari (40
minggu) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Widatiningsih & Dewi,
2017).
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dan di lanjutkan dengan nidasi atau implantasi.
Kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu bila dihitung
dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi (Walyani, 2015).
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kehamilan
adalah suatu proses yang diawali dengan penyatuan spermatozoa dan ovum
(fertilisasi) dan dilanjutkan dengan implantasi hingga lahirnya bayi yang
lamanya berkisar 40 minggu.
2.1.2 Tanda-tanda Kehamilan
Menurut Widatiningsih dan Dewi (2017) tanda – tanda kehamilan
dibagi menjadi tiga yaitu tanda dugaan hamil (presumtif sign), tanda tidak
pasti hamil (probable sign), dan tanda pasti hamil (positive sign).
1) Tanda−tanda dugaan hamil (presumtif sign)
a) Amenorea
b) Nausea dan vomitus (mual dan muntah)
c) Mengidam Ibu hamil ingin makanan atau minuman atau meginginkan
sesuatu.
d) Fatique (Kelelahan) dan sinkope (pingsan)
e) Mastodynia
f) Gangguan saluran kencing
g) Konstipasi
h) Perubahan Berat Badan Berat

8
i) Quickening Ibu merasakan adanya gerakan janin untuk yang pertama
kali.
2) Tanda tidak pasti kehamilan (probable sign)
a) Peningkatan suhu basal tubuh
b) Perubahan warna kulit Cloasma Gravidarum/topeng kehamilan
c) Pembesaran Perut
d) Epulis
e) Balotement
f) Kontraksi Uterus
g) Tanda Chadwick
3) Tanda Pasti Kehamilan (positive sign)
a) Teraba bagian−bagian janin Umumnya pada kehamilan 22 minggu
janin dapat diraba pada wanita kurus dan otot perut relaksasi.
Kehamilan 28 minggu jelas bagian janin dapat diraba demikian pula
gerakan janin dapat dirasakan oleh ibu.
b) Gerakan Janin Pada kehamilan 20 minggu gerakan janin dapat
dirasakan oleh pemeriksa.
c) Terdengar Denyut Jantung Janin Dengan menggunakan ultrasound
denyut jantung janin dapat terdengar pada usia 6 sampai 7 minggu.
Jika menggunakan dopler pada usia 12 minggu sedangkan jika
menggunakan stetoskop leannec 18 minggu. Frekuensi denyut
jantung janin antara 120 sampai dengan 160 kali permenit yang akan
jelas terdengar bila ibu tidur terlentang atau miring dengan punggung
bayi di depan.
d) Pemeriksaan Rontgent Gambaran tulang mulai terlihat degan sinar X
pada usia kehamilan 6 minggu namun masih belum dapat dipastikan
bahawa itu adalah gambaran janin. Pada kehamilan 12 sampai 14
minggu baru dapat dipastikan gambaran tulang janin.
e) Ultrasonografi USG dapat digunakan umur kehamilan 4 sampai 5
minggu untuk memastikan kehamilan dengan melihat adanya
kantong gestasi, gerakan janin dan deyut jantung janin.

9
f) Electrocardiography ECG jantung janin mulai terihat pada
kehamilan 12 minggu.
2.1.3 Kasifikasi Usia Kehamilan
Menurut Widatiningsih dan Dewi (2017), kehamilan dibagi menjadi:
1) Kehamilan Trimester I (1-12 minggu)
2) Kehamilan Trimester II (13−27 minggu)
3) Kehamilan Trimester III (28−40 minggu)
2.1.4 Perubahan Fisiologis dan Psikologis Kehamilan trimester III
Menurut Walyani (2015), Perubahan fisiologis yang dialami wanita
selama hamil yaitu:
a) Perubahan pada sistem reproduksi dan mamae
(1) Uterus
Pembesaran uterus awal kehamilan disebabkan oleh
peningkatan vaskularisasi, vasodilatasi, hiperplasia dan hipertropi
pada miometrium dan perkembangan endometrium yang menjadi
decidua disebabkan karena efek estrogen dan progesteron yang
dihasikan oleh corpus luteum. Berat Uterus naik secara luar biasa
dari 30−50 gram menjadi ±1000 gram pada akhir kehamilan. Pada
akhir kehamilan uterus akan terus membesar dalam rongga pelvis,
dan seiring perkembangannya uterus akan menyentuh dinding
abdomen mendorong usus kesamping dan keatas, terus tumbuh
hingga menyentuh hati.
(2) Serviks Uteri dan Vagina
Progesteron meyebabkan sel−sel endoserviks mensekresi
mukus yang kental, menutupi serviks yang dikenal dengan mucus
plug. Serviks bertambah vaskularisasinya dan menjadi unak pada
perabaan dan disebut tanda goodell. Dinding vagina mengalami
perubahan pada trimester III untuk mempersipkan persalinan yaitu
dengan mengendornya jaringan ikat, hipertropi sel otot polos.
Perubahan ini menyebabkan bertambah panjangnya dinding vagina.

10
(3) Fungsi Hormon dan ovarium
Setelah implantasi, villi chorionic akan mengeluarkan hormon
HCG guna mempertahankan produksi esterogen dan progesteron
corpus luteum sampai pasenta terbentuk sempurna yaitu 16 minggu.
Selanjutnya pasenta akan menggantikan fungsi corpus luteum
memproduksi estrogen dan progesteron. Tingginya esterogen dan
progesteron selam hamilakan menekan produksi FSH dan LH
sehingga tidak terjadi maturasi folikel dan ovulasi berhenti. Hormon
relaksin pada akhir kehamilan akan merelaksasikan jaringan ikat
terutama sendi sakroiliaka dan pelunakan serviks pada saat
persalinan.
(4) Perubahan pada mamae
Perubahan ada ibu hamil yaitu payudara menjadi lebih besar,
dan aerola mamae semakin hitam karena hiperpigmentasi. Gandula
montgomery makin tampak menonjol di permukaan aerola mamae
dan pada kehamian 12 minggu ke atas dari putting susu keluar
colostrum.
b) Perubahan Sistem Kardiovaskuler
Cardiac output (COP) meningkat 30%-50% selama kehamilan
dan tetap tinggi sampai persalinan. Bila ibu berbaring terlentang maka
dapat menyebabkan supine hypotension syndrome karena pembesaran
uterus menekan vena kava inferior mengurangi venous return ke jantung.
Selama awal kehamilan terjadi penurunan tekanan darah sistolik 5
sampai 10 mmHg, diastolik 10 sampai 15 mmHg dan setalah usia
kehamilan 24 minggu akan berangsur naik dan kembali normal.
Volume pasma mulai meningkat pada usia kehamiaan 10 minggu
dan mencapai batas maksimum pada usia 30 sampai dengan 34 minggu.
Rata-rata kenaikan berkisar 20 sampai dengan 100% dan eritrosit juga
meningkat mencapai 18 sampai dengan 30%. Ketidak seimbangan
peningkatan antara plasma dan eritrosit mengakibatkan hemodilusi yang
berdampak pada penurunan hematokrit selama kehamilan normal dan
menyebabkan anemia fisiologis.

11
c) Sistem Respirasi
Kecepatan pernapasan menjadi sedikit lebih cepat untuk memenuhi
kebutuhan oksigen yang meningkat selama kehamilan (15 sampai dengan
20%). Pada kehamilan lanjut ibu cenderung menggunakan pernafasan
dada daripada pernafasan perut, hal ini disebabkan oeh tekanan ke arah
diafragma akibat pembesaran rahim.
d) Sistem Pencernaan
Pada bulan pertama kehamilan sebagian ibu mengalami morning
sickness yang muncul pada awal kehamian dan berakhir setelah 12
minggu. Terkadang ibu mengalami perubahan selera makan (ngidam).
Gusi menjadi hiperemik dan terkadang bengkak sehingga cenderung
berdarah.
Peningkatan progesteron menyebabkan tonus otot traktus
digestivus menurun sehingga motilitas lambung berkurang. Makanan
lebih lama berada di dalam lambung sehingga menyebabkan rasa panas
pada ulu hati (heartburn). Selain itu peningkatan progesteron
menyebabkan absorbsi air meningkat di kolon sehingga menyebabkan
konstipasi.
e) Sistem Perkemihan
Aliran plasma renal meningkat 30% dan laju fitrasi glomerulus
meningkat (30 sampai dengan 50%) pada awal kehamilan mengakibatkan
poliuri. Usia kehamian 12 minggu pembesaran uterus menyebabkan
penekanan pada vesika urinaria menyebabkan peningkatan frekuensi
miksi yang fisiologis. Kehamilan trimester II kandung kencing tertarik ke
atas pelvik dan uretra memanjang. Kehamilan trimester III kandung
kencing menjadi organ abdomen dan tertekan oleh pembesaran uterus
serta penurunan kepala sehingga menyebabkan peningkatan frekuensi
buang air kecil.
f) Sistem Integumen
Peningkatan esterogen meningkatkan deposit lemak sehingga kulit
dan lemak subkutan menjadi tebal. Hiperpigmentasi pada puting dan

12
aerola aksila dan garis tengah perut serta pada pipi, hidung, dan dahi
disebabkan oleh peningkatan Melanophore Stimulating Hormone.
Keringat berlebihan selama hami karena peningkatan laju metabolisme
basal dan suplai darah ke kulit.
g) Metabolisme Basal metabolisme rate (BMR)
umumnya meningkat 15 sampai dengan 20% terutama pada
trimester III. Peningkatan BMR menunjukkan peningkatan pemakaian
oksigen karena beban kerja jantung yang meningkat. Vasodilatasi perifer
dan peningkatan aktivitas kalenjer keringat membantu mengeluarkan
kelebihan panas akibat peningkatan BMR selama hamil. Ibu hamil
normal menyerap 20% zat besi yang masuk. Teh, kopi, tembakau dapat
mengurangi penyerapan zat besi, sedangkan sayuran dan vitamin C
meningkatkan penyerapan zat besi.
h) Berat Badan dan Indeks Masa Tubuh
Penambahan berat badan yang diharapkan selama kehamilan
bervariasi antara satu ibu dengan lainnya. Faktor utama yang menjadi
pertimbangan untuk rekomendasikan kenaikan berat badan adalah body
mass index (BMI) atau Indeks Masa Tubuh (IMT) yaitu kesesuain berat
badan sebelum hamil terhadap tinggi badan, yaitu apakah ibu tergolong
kurus, normal atau gemuk. Untuk itu sangatlah penting mengetahui berat
badan ibu selama hamil.
Laju kenaikan berat badan optimal tergantung pada tahap
kehamilan atau trimester. Pada trimester I dan II pertumbuhan terjadi
terutama pada jaingan ibu dan pada trimester III pertumbuhan terutama
pada fetus. Selama trimester I rata−rata 1 sampai 2,5 kg. Setelah
trimester I, pola kenaikan BB pada trimester selanjutnya yang dianjurkan
adalah ± 0,4kg /minggu untuk ibu dengan IMT normal, untuk ibu dengan
IMt rendah diharapkan 0,5kg/minggu sedangkan untuk IMT tinggi
0,3kg/minggu. Namun secara rerata kenaikan berat badan perminggu
yang diharapkan untuk semua kategori adalah 0,5kg/minggu.
Menurut Wagiyo dan Putrono (2016) menjelaskan bahwa
penambahan berat badan yang diharapkan selama kehailan bervariasi

13
antara ibu yang satu dengan yang lainnya. Faktor utama yang menjadi
rekomendasi pertimbangan kenaikan berat badan adalah kesesuaian berat
badan sebelum hamil dengan tinggi badan. Kenaikan berat badan selama
hail berdasarkan usia kehailan yaitu 10 minggu 650 gram, 20 minggu
4000 gram, 30 minggu 8500 gram, dan 40 minggu 12500 gram.
i) Sistem Endokrin
Sejak trimester I terjadi peningkatan normal dari hormon tiroksin
(T4) dan triyodotironin (T3) yang mempunyai efek nyata pada kecepatan
metabolisme untuk mendukung pertumbuhan kehamilan. Pada kondisi
hiertiroid ringan, kalenjer tiroid bertambah ukuran dan dapat diraba akibat
laju metabolisme basal meningkat, intoleransi panas dan labilitas
emosional. Produksi insulin semakin meningkat karena sel-sel penghasil
insulin bertambah ukuran dan jumlahnya. Oleh karena itu, ibu akan lebih
cepat mengalami starvation (kelaparan) bila dalam kondisi tidak makan
yang cukup lama mengakibatkan glukosa darah menurun cepat
(hipoglikemi).
j) Sistem Muskuloskeletal
Bertambahnya beban dan perubahan struktur dalam kehamilan
merubah dimensi tubuh dan pusat gravitasi menyebabkan kondisi lordosis
(peningkatan kurvatura lumbosakral) disertai dengan mekanisme
kompensasi area vertebra servikalis (kepala cenderung fleksi ke arah
anterior) untuk mempertahankan keseimbangan. Lordosis bila tidak
dikoreksi akan menyebabkan ketegangan ligamen dan struktur otot yang
menimbulkan ketidaknyamanan selama hamil atau setelahnya pada ibu
yang sudah berusia lebih tua atau ibu dengan masalah tulang belakang.
k) Sistem Neurologik
Kompresi saraf pelvik atau stasis vaskuler akibat pombesaran
uterus dalam berakibat perubahan sensori pada tungkai. Lordosis dapat
menyebabkan nyeri karena tarikan atau penekanan pada syaraf. Edema
pada trimester akhir yang menekan saraf mediana dibawah ligamen
charpal pergelangan tangan menimbulakan carpal tunnel syndrome ynang
ditandai dengan kesemutan dan nyeri pada tangan yang menyebar ke

14
siku. Acroesthesia (bebal dan kesemutan pada tangan) yang disebabkan
oleh postur ibu membungkuk yang menyebabkan tarikan pada pleksus
brachialis, pusing, rasa seperti hendak pingsan akibat instabiitas
vasomotor, postura hipotensi, atau hipoglikemi juga dapat dialami.
2.2 Asuhan Antenatal Care
2.2.1 Definisi
Pengertian Antenatal Care Antenatal Care (ANC) adalah pelayanan
kesehatan oleh tenaga profesional untuk ibu selama masa kehamilannya
yang dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang
ditetapkan. Kunjungan ibu hamil ke pelayanan kesehatan dianjurkan yaitu
2 kali pada trimester 1, 1 kali pada trimester II dan minimal 3 kali pada
trimester III (Kemenkes, 2020).
2.2.2 Tujuan Antenatal Care
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) Antenatal Care selama
kehamilan untuk mendeteksi dini terjadinya resiko tinggi terhadap
kehamilan dan persalinan juga dapat menurunkan angka kematian ibu dan
memantau keadaan janin. Setiap wanita hamil ingin memeriksakan
kehamilannya, bertujuan untuk mendeteksi kelainan-kelainan yang
mungkin ada atau akan timbul pada kehamilan tersebut cepat diketahui,
dan segera dapat diatasi sebelum berpengaruh tidak baik terhadap
kehamilan tersebut dengan melakukan pemeriksaan Antenatal Care
(Kemenkes RI,2020). Tujuan dari Antenatal Care adalah ibu hamil
mendapatkan asuhan selama kehamilan meliputi pemeriksaan kehamilan,
edukasi dan deteksi risiko tinggi sehingga apabila ada temuan bisa segera
dilakukan upaya preventif dan kuratif guna mencegah morbiditas dan
mortalitas (Lestari, 2020). Tujuan pelayanan Antenatal Care menurut
Kementrian Kesehatan (2020) adalah:
a) Memantau kemajuan proses kehamilan untuk memastikan kesehatan
ibu dan tumbuh kembang janin di dalamnya.
b) Mengetahui adanya komplikasi kehamilan yang mungkin terjadi
selama kehamilan sejak usia dini, termasuk riwayat penyakit dan
pembedahan.

15
c) Meningkatkan dan memelihara kesehatan ibu dan bayi.
d) Mempersiapkan proses persalinan agar bayi dapat dilahirkan dengan
selamat dan meminimalkan trauma yang mungkin terjadi selama
persalinan.
e) Menurunkan angka kematian dan kesakitan ibu.
f) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga untuk menerima kelahiran
anak agar mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang normal.
g) Mempersiapkan ibu untuk melewati masa nifas dengan baik dan dapat
memberikan ASI ekslusif kepada bayinya.
2.2.3 Penerapan 10T Berdasarkan Kelengkapan Buku KIA
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian
penerapan adalah perbuatan penerapan. Sedangkan menurut para ahli
berpendapat bahwa, penerapan adalah suatu perbuatan mempraktekkan
suatu teori, metode, dan hal lain untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk
seuatu kepentingan ysng diinginkan oleh suatu kelompok atau golongan
yang telah terencana dan tersusun sebelumnya (KBBI, 2016).
Standar Minimal pelayanan Antenatal Care yang diberikan kepada
ibu hamil yaitu dalam melaksanakan pelayanan Antenatal Care, standar
pelayanan yang harus dilakukan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang
dikenal dengan 10 T. Menurut Permenkes No 4 Tahun 2019, penerapan
10T adalah sebagai berikut:
1. Pengukuran Tinggi Badan dan Penimbangan Berat Badan (T1)
Pengukuran tinggi badan cukup sekali dilakukan pada saat
kunjungan awal ANC saja, untuk penimbangan berat badan dilakukan
setiap kali kunjungan. Untuk pengisian tinggi badan dan penimbangan
berat badan ini diisi pada halaman 2 di kolom pemeriksaan ibu hamil.
Hal ini sangat penting dilakukan untuk mendeteksi faktor resiko
terhadap kehamilan yang sering berhubungan dengan keadaan rongga
panggul. Berat badan ideal untuk ibu hamil sendiri tergantung dari
IMT (Indeks Masa Tubuh) ibu sebelum hamil. Indeks massa tubuh
(IMT) adalah hubungan antara tinggi badan dan berat badan. Pada
trimester II dan III perempuan dengan gizi baik dianjurkan menambah

16
berat badan 0,4 kg. Perempuan dengan gizi kurang 0,5 kg gizi baik 0,3
kg. Indeks masa tubuh adalah suatu metode untuk mengetahui
penambahan optimal, yaitu:
a) 20 minggu pertama mengalami penambahan BB sekitar 2,5 kg
b) 20 minggu berikutnya terjadi penambahan sekitar 9 kg
c) Kemungkinan penambahan BB hingga maksimal 12,5 kg.
(Depkes RI, dalam Afriani 2018).
2. Pengukuran Tekanan Darah (T2)
Pengukuran tekanan darah dilakukan setiap kali melakukan
kunjungan periksa kehamilan, dicatat pada hamalan 2 di kolom
pemeriksaan ibu. Adapun tekanan darah dalam kehamilan yaitu pada
sistolik 120 dan diastolik 80. Hal ini dilakukan untuk mendeteksi
apakah tekanan darah normal atau tidak, tekanan darah pada ibu hamil
dikatakan tinggi pada tekanan sistolik 140 dan tekanan diastolik 90
selama beberapa kali (Mandriwati, 2011).
3. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) (T3)
Pengukuran lingkar lengan atas dilakukan pada awal kunjungan
ANC, hasil pengukuran dicatat di halaman 2 pada kolom pemeriksaan
ibu hamil, ini dilakukan untuk mengetahui status gizi ibu hamil
(skrinning KEK) dengan normal > 23,5 cm, jika didapati kurang dari
23,5 cm maka perlu perhatian khusus tentang asupan gizi selama
kehamilan. Pengukuran LILA tidak dapat digunakan untuk memantau
perubahan status gizi dalam jangka pendek. LILA merupakan salah satu
pilihan untuk penentuan status gizi ibu hamil (Wahyuni, 2018).
4. Pengukuran Tinggi Fundus Uteri (TFU) (T4)
Pengukuran Tinggi Fundus Uteri (TFU) dilakukan pada saat usia
kehamilan masuk 22-24 minggu dengan menggunakan pita ukur, ini
dilakukan bertujuan mengetahui usia kehamilan dan tafsiran berat
badan janin. Hasil pengukuran TFU ini dicatat pada halaman 2 pada
kolom pemeriksaan ibu hamil, yaitu bagian kolom yang tertulis periksa
tinggi rahim. Tujuan pemeriksaan TFU menggunakan tehnik Mc.
Donald adalah menentukan umur kehamilan berdasarkan minggu dan

17
hasilnya bisa di bandingkan dengan hasil anamnesis hari pertama haid
terakhir (HPHT) dan kapan gerakan janin mulai dirasakan. TFU yang
normal harus sama dengan UK dalam minggu yang dicantumkan dalam
HPHT (Depkes RI dalam Afriani 2018).
5. Pengukuran Persentasi Janin dan Detak Jantung Janin (DJJ) (T5)
Pengukuran Persentasi janin dan DJJ dilakukan setiap kunjungan
pemeriksaan kehamilan, dicatat di halaman 2 pada kolom yang tertulis
periksa letak dan denyut jantung janin. Detak jantung janin (DJJ) adalah
sebuah indikator atau dalam sebuah pemeriksaan kandungan yang
menandakan bahwa ada kehidupan di dalam kandungan seorang ibu.
Untuk memeriksa kesehatan janin di dalam kandungan ibu hamil,
dokter melakukan beberapa hal pemeriksaan dan denyut jantung bayi
yang baru bisa dideteksi kurang lebihnya pada usia 11 minggu
(Maharani, 2021). Menentukan persentasi janin dilakukan pada akhir
trimester III dengan usia kehamilan 34 sampai 36 minggu keatas, yaitu
untuk menentukan bagian terbawah janin atau mengetahui bagian
terbawah janin sudah masuk panggul 14 atau belum. Pengukuran detak
jantung janin dilakukan menggunakan doppler sebagai acuan untuk
mengetahui kesehatan ibu dan janin khususnya denyut jantung janin
dalam rahim dengan detak jantung janin yang normal nya 120x/menit
dilakukan pada ibu hamil pada akhir minggu ke 20 (Mandriwati, 2011).
6. Melakukan Skrinning TT (Tetanus Toksoid) (T6)
Tabel 1 Skrinning Tetanus Toksoid (TT)
ANTIGEN INTERVAL LAMA
PERLINDUNGAN
TT 1 Pada kunjungan -
antenatal pertama
TT 2 4 minggu setelah 3 tahun
TT1
TT 3 6 bulan setelah TT3 5 tahun
TT 4 1 tahun setelah TT3 10 tahun
TT 5 1 tahun setelah TT4 25 tahun/seumur hidup

18
Sumber: (Depkes, 2010)
7. Pemberian Tablet Fe (T7)
Pemberian tablet Fe diberikan setiap kunjungan ANC, setiap
pemberian dilakukan pencatatan di buku KIA halaman 2 pada kolom
yang tertulis pemberian tablet tambah darah. Pemberian tablet besi atau
Tablet Tambah Darah (TTD) diberikan pada ibu hamil sebanyak satu
tablet (60mg) setiap hari berturut-turut selama 90 hari selama masa
kehamilan, sebaiknya memasuki bulan kelima kehamilan, TTD
mengandung 200 mg ferro sulfat setara dengan 60 ml besi elemental
dan 0,25 mg asam folat baik diminum dengan air jeruk yang
mengandung vitamin C untuk mempermudah Antigen Interval Lama
Perlindungan TT 1 Pada kunjungan antenatal pertama - TT2 4 minggu
setelah TT1 3 tahun TT3 6 bulan setelah TT3 5 tahun TT4 1 tahun
setelah TT3 10 tahun TT5 1 tahun setelah TT4 25 tahun/seumur hidup
16 penyerapan (Depkes RI dalam Afriani 2018).
8. Pemeriksaan Laboratorium (Rutin dan khusus) (T8)
Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk mencegah hal-hal
buruk yang bisa mengancam janin. Hal ini bertujuan untuk
skrinning/mendeteksi jika terdapat kelainan yang perlu dilakukan lebih
lanjut (Depkes RI, dalam Afriani 2018). Hasil pemeriksaan
laboratorium dilengkapi dengan mencatat di buku KIA halaman 2 pada
bagian kolom test lab haemoglobin (HB), test golongan darah, test lab
protein urine, test lab gula darah, tes HIV, Tes Sifilis.
9. Tatalaksana atau penanganan khusus (T9)
Berdasarkan hasil pemeriksaan di atas dan hasil pemeriksaan
laboratorium atau setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil harus
ditangani sesuai dengan standar kewenangan tenaga kesehatan. Kasus-
kasus yang tidak dapat ditangani dirujuk sesuai dengan sistem rujukan.
Pengisian tersebut dicatat pada halaman 2 dikolom pemeriksaan ibu
hamil yang tertulis tatalaksana kasus (Soebyakto, 2016).

19
10. Temu wicara (Konseling) (T10)
Dilakukan pada setiap kunjungan antenatal, pengisian tersebut
dicatat di buku KIA hamalan 2 pada kolom pemeriksaan ibu hamil yang
tertulis konseling. Pemberian konseling yang meliputi, sebagai berikut:
a. Kesehatan Ibu.
b. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
c. Peran Suami/Keluarga Dalam Kehamilan.
d. Tanda Bahaya Pada Kehamilan, Persalinan dan Nifas Setiap ibu
hamil e. Asupan Gizi Seimbang.
f. Gejala Penyakit Menular dan Tidak Menular.
g. KB (Keluarga Berencana) Paska Persalinan. (Depkes RI, dalam
Afriani 2018).
2.3 Tanda Bahaya Kehamilan
Menurut Prawirohardjo (2016), deteksi dini gejala dan tanda bahaya
selama kehamilan merupakan upaya terbaik untuk mencegah terjadinya
gangguan yang serius terhadap kehamilan ataupun keselamatan ibu hamil.
1. Perdarahan Vagina
Perdarahan pada kehamilan muda atau usia kehamilan dibawah 20
minggu, umumnya disebabkan oleh keguguran. Sekitar 10-12%
kehamilan akan berakhir dengan keguguran yang pada umumnya (60-
80%) disebabkan oleh kelainan kromosom yang ditemui pada
spermatozoa ataupun ovum. Penyebab yang sama dan menimbulkan
gejala perdarahan pada kehamilan muda dan ukuran pembesaran uterus
yang diatas normal, pada umumnya disebabkan oleh mola hidatidosa.
Perdarahan pada kehamilan muda dengan uji kehamilan yangtidak jelas,
pembesaran uterus yang tidak sesuai (lebih kecil) dari usia kehamilan,
dan adanya massa biasanya disebabkan oleh kehamilan ektopik.
Perdarahan pada kehamilan lanjut atau diatas 20 minggu pada
umumnya disebabkan oleh plasenta previa. Perdarahan yang terjadi
sangat terkait dengan luas plasenta dan kondisi segmen bawah rahim
yang menjadi tempat implantasiplasenta tersebut. Pada plasenta yang

20
tipis dan menutupi sebagian jalan lahir, maka umumnya terjadi
perdarahan bercak berulang dan apabila segmen bawah rahim mulai
terbentuk disertai dengan sedikit penurunan bagian terbawah janin,
maka perdarahan mulai meningkat hingga tingkatan yang dapat
membahayakan keselamatan ibu.
2. Pre-Eklamsia
Pada umumnya ibu hamil dengan usia kehamilan diatas 20 minggu
disertai dengan peningkatan tekanan darah diatas normal sering
diasosiasikan dengan pre-eklamsia. Data atau informasi awal terkait
dengan tekanan darah sebelum hamil akan sangat membantu petugas
kesehatan untuk membedakan hipertensi kronis (yang sudah ada
sebelumnya) dengan pre-eklamsia. Gejala dan tanda lain dari
preeklamsia adalah sebagai berikut:
a. Hiperrefleksia.
b. Sakit kepala atau sefalgia yang tidak membaik dengan pengobatan
umum.
c. Gangguan penglihatan seperti pandangan mata kabur, skotomata, silau
atau berkunang–kunang.
d. Nyeri epigastrik.
e. Oliguria (luaran kurang dari 500 ml/jam).
f. Tekanan darah sistolik 20 – 30 mmHg dan diastolik 10 – 20 mmHg di
atas normal.
g. Proteinuria (diatas positif 3)
h. Edema menyeluruh.
3. Nyeri Hebat di Daerah Abdominopelvikum
Bila hal tersebut di atas terjadi pada kehamilan trimester kedua
atau ketiga dan disertai dengan riwayat dan tanda–tanda dibawah ini,
maka diagnosisnya mengarah pada solusio plasenta, baik dari jenis yang
disertai perdarahan (revealed) maupun tersembunyi (concealed).
a. Trauma abdomen.
b. Preeklamsia.
c. Tinggi fundus uteri lebih besar dari usia kehamilan (UK).

21
d. Bagian – bagian janin sulit diraba.
e. Uterus tegang dan nyeri.
f. Janin mati dalam rahim.
Beberapa gejala dan tanda lain yang harus diwaspadai terkait
dengan gangguan serius selama kehamilan adalah sebagai berikut:
1) Muntah berlebihan yang berlangsung selama kehamilan.
2) Disuria.
3) Menggigil atau demam.
4) Ketuban pecah dini atau sebelum waktunya.
5) Uterus lebih besar atau lebih kecil dari Usia Kehamilan (UK) yang
sesungguhnya.
Menurut buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) (2015), tanda
bahaya kehamilan adalah sebagai berikut:
1) Perdarahan pervaginam pada hamil mudah dan hamil tua.
2) Sakit kepala yang hebat.
3) Penglihatan kabur.
4) Bengkak kaki, tangan dan wajah, atau sakit kepala disertai kejang.
5) Keluar cairan pervaginam (Air ketuban keluar sebelum waktunya).
6) Janin dirasakan kurang bergerak dibandingkan sebelumnya.
7) Nyeri perut yang hebat
8) Demam tinggi.
9) Muntah terus dan tidak mau makan.
2.4 Konsep Dasar Hipertensi Kronik Dalam Kehamilan
2.4.1 Pengertian
Hipertensi kronis adalah hipertensi yang dideteksi sebelum usia
kehamilan 20 minggu. (Pelayanan Kesehatan Maternal dan Noenatal,
2002).
Hipertensi kronis jika tekanan darah sebelum kehamilan 20 minggu
tidak diketahui, sulit membedakan antara preeklamsia dan hipertensi
kronik, dalam hal demikian, tangani sebagai hipertensi karena kehamilan.
2.4.2 Etiologi
Penyebab utama dalam kehamilan adalah :

22
a. Hipertensi Esensial
Adalah penyakit hipertensi yang mungkin disebabkan oleh faktor
heriditer serta dipengaruhi oleh faktor emosi dan lingkungan.
b. Penyakit Ginjal
Dalam kehamilan terdapat perubahan-perubahan fungsional dan
anatomik ginjal dan saluran kemih yang sering menimbulkan gejala-
gejala dan kelainan fisik.
2.4.3 Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi hipertensi adalah sebagai berikut :
a. Hipertensi Karena Kehamilan
1) Sering pada primigravida, patologi telah terjadi akibat implantasi
sehingga timbul iksemia plasenta yang diikuti sindrom inflamasi.
2) Resiko meningkat pada :
(a) Masa placenta besar (pada gemeli, penyakit trofoglas)
(b) Diabetes militus
(c) Iso imunisasi rhesus
(d) Faktor krediter
(e) Masalah vaskuler
(f) Hipertensi karena kehamilan
– Hipertensi protein atau edema
– Preeklamsia ringan
– Preeklamsia berat
– Eklamsia
Hipertensi karena kehamilan dan preeklamsia ringan sering
ditemukan tanpa gejala, kecuali meningkatnya tekanan darah.
Preeklamsia berat diagnosis pada kasus dengan salah satu gejala
berikut:
– Tekanan diastolik > 110 mmHg
– Protein urin  2 +
– Oligo uria < 400 ml per 24 jam
– Edema paru: nafas pendek, siomosis, ronkhi
– Gangguan pengliharan : skotama atau penglihatan berkabut

23
– Nyeri kepala hebat tidak berkurang dengan analgesik biasa
– Eklamsia ditandai oleh gejala-gejala preeklamsia berat dan kejang
– Kejang terjadi tidak tergantung dari beratnya hipertensi
– Kome terjadi sesudah kejang dapat berlangsung lama (berjam-jam)
b. Hipertensi Kronik
– Hipertensi kronik dideteksi sebelum usia kehamilan 20 minggu
– Superimposed preeclansia adalah hipertensi kronik dengan
preeklamsia
2.4.4 Pengaruh Hipertensi Terhadap Kehamilan
a. Pertumbuhan janin terhambat
b. Kematian janin
c. Persalinan premature
d. Solutio placenta
2.4.5 Pengaruh Kehamilan Terhadap Hipertensi
a. Perdarahan serebral
b. Gagal jantung, ginjal, hati
c. Tromboembolisme
d. Gangguan pembengkakan
2.4.6 Diagnosa
Hipertensi Karena Kehamilan :
1. Hipertensi
Tekanan darah yaitu kenaikan tekanan diastolik 15 mmHg atau >
90 mmHg dalam 2 pengukuran berjarak 1 jam atau tekanan diastolik
sampai 110 mmHg.
2. Preeklamsia Ringan
Tekanan darah yaitu kenaikan tekanan diastolik 15 mmHg atau >
90 mmHg dalam 2 pengukuran berjarak 1 jam atau tekanan diastolik
sampai 110 mmHg. Tanda : protein uria 1 +.
3. Preeklamsia Berat
Tekanan darah yaitu tekanan diastolik > 110 mmHg. Tanda :
proteinuria 2 +, oliguria, triperfleksia, gangguan penglihatan, nyeri
epigastrium.

24
4. Eklamsia
Tekanan darah : yaitu hipertensi. Tanda : kejang.
5. Hipertensi Kronik
Tanda : kehamilan < 20 minggu
Superimpossed preeklamsia
Tekanan darah adalah hipertensi kronik
Tanda : protein uria + tanda-tanda lain pre eklamsia
2.4.7 Pencegahan
a. Hipertensi Kehamilan Tanpa Protemania
Jika kehamilan < 37 minggu tangani secara rawat jalan.
1) Pantau tekanan darah, proteinuria dan kondisi jamiran setiap
minggu.
2) Jika tekanan darah meningkat, tangani sebagai preeklamsia.
3) Jika kondisi janin memburuk atau terjadi pertumbuhan janin
terhambat rawat dan pertimbangkan terminasi kehamilan.
b. Pre-eklamsia Ringan
Jika kehamilan < 37 minggu, dan tidak ada tanda-tanda perbaikan,
lakukan penilaian 2 kali seminggu secara rawat jalan.
1) Pantau tekanan darah, protein urine, refleks dan kondisi janin
2) Lebih banyak istirahat
3) Diet biasa
4) Tidak perlu diberi obat-obatan
5) Jika rawat jalan tidak perlu rawat rumah sakit
– Diet biasa.
– Pantau tekanan darah 2 x sehari proteinurea 1 x sehari.
– Tidak perlu obat-obatan.
– Tidak perlu diureetik dll.
– Jika kehamilan > 37 minggu, pertimbangkan terminasi.
– Jika serviks matang, lakukan induksi dengan oksitosin SIV
dalam 500 ml dektrose IV 10 tetes/menit atau dengan
prostaglandin.

25
– Jika serviks belum matang, berikan prostaglandin misoprostol.

c. Preeklamsi Berat dan Eklamsi


Penanganan preeklamsi berat dan eklampsi sama, kecuali bahwa
persalinan harus berlangsung dalam 12 jam setelah timbulnya kejang
pada eclampsia.
d. Hipertensi Kronik
1) Jika pasien sebelum hamil sudah mendapat obat anti hipertensi,
dan terkontrol dengan baik lanjutkan pengobatan tersebut.
2) Jika tekanan diaslotik > 110 mmHg atau tekanan sistolik  160
mmHg berikan anti hpertensi.
3) Jika terdapat proteinuria, pikirkan suporimpossed preeklamsia.
4) Istirahat.
5) Pantau pertumbuhan dan kondisi janin.
6) Jika tidak ada komplikasi tunggu sampai aterm.
7) Jika terdapat preeklamsia, pertumbuhan janin terhambat atau
gawat janin lakukan 2-5 IV dengan 50 ml dektrose perintus 10
tetes/menit atau dengan prostaglandin. Jika servik belum matnag
berikan prostaglandin, miso prostol, aral kateter foloy.
8) Observasi komplikasi seperti solusio placenta, atau
supperimpossed prreklamsia.
2.5 Konsep Asuhan Kebidanan
2.5.1 Prinsip Metode Pendokumentasian SOAP
SOAP adalah catatan yang bersifat sederhana , jelas, logis dan tertulis.
Pencatatan ini dipakai untuk mendokumentasikan asuhan kebidanan. 4 (empat)
langkah dalam metode ini adalah secara rinci sebagai berikut:
S (Data Subjektif) : merupakan informasi yang diperoleh langsung dari klien.
Informasi tersebut dicatat sebagai kutipan langsung atau
ringkasan yang berhubungan dengan diagnosa.
O (Data Objektif) : data yang diperoleh dari apa yang dilihat dan dirasakan
oleh bidan pada waktu pemeriksaan termasuk juga hasil
pemeriksaan laboratorium, USG, dll. Apa yang dapat

26
diobservasi oleh bidan akan menjadi komponen yang
berarti diagnose yang akan ditegakkan.
A (Analisa) : merupakan kesimpulan yang dibuat berdasarkan data
objektif yang didapatkan.
Merupakan suatu proses yang dinamik, meliputi:
- Diagnosa.
- Antisipasi diagnosa/ masalah potensial.
- Perlunya tindakan segera.
P (Plan/ Planning) : merupakan perencanaan pelaksanaan dan evaluasi sesuai
dengan kesimpulan yang dibuat.
2.6.2 Langkah-langkah Manajement SOAP
Pengkajian
Identitas
a. Nama
Untuk dapat mengenali pasien dan tidak keliru dengan pasien lain.
b. Umur
Untuk mengetahui resiko kehamilan ibu, bila usia kurang dari 20 tahun
dan lebih dari 35 tahun dan untuk mengetahui masa reproduksi ibu.
c. Agama
Untuk berhubungan dengan perawatan pasien sesuai kepercayaan dan
pantangan makanan yang sesuai dengan agama.
d. Suku/ bangsa
Untuk berhubungan dengan adat istiadat atau kebiasaan pasien selama
kehamilan.
e. Pendidikan
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan pasien dan pemahaman pasien dan
penjelasan yang akan diberikan.
f. Pekerjaan
Untuk mengetahui aktifitas ibu sehari-hari, mengetahui taraf hidup sosial
ekonomi sehingga mempermudah dalam memberikan nasehat.
g. Alamat
Untuk mengetahui tempat tinggal pasien.

27
S : Data Subjektif
Berisi tentang data dari klien (segala bentuk pernyataan atau keluhan
klien) diperoleh dari anamnesa yang merupakan ungkapan langsung.
O : Data Objektif
Data yang diperoleh dari hasil observasi melalui pemeriksaan umum, fisik,
obstetric, penunjang (laboratorium, USG, inspekulo, VT, dll).
A : Analisa
Kesimpulan berdasarkan dari data S dan O, meliputi diagnosis, antisipasi
diagnosis atau masalah potensial, serta perlunya tindakan segera.
P : Plannig
Rencana tindakan yang akan dilakukan berdasarkan analisis, termask
asuhan mandiri, kolaborasi, tes diagnosis atau laboratorium, serta konseling.

28
BAB III
TINJAUAN KASUS

PENGKAJIAN
Tanggal pengkajian : 26-01-2024
Jam : 11:30 WIB
Nama mahasiswi : MAGHFIROH
NIM : 412321116

DATA UMUM
IDENTITAS
Nama : Ny. “M” Nama : Tn. “N”
Umur : 21 tahun Umur : 24 tahun
Agama : islam Agama : islam
Bangsa/suku : indonesia/ madura Bangsa/suku : indonesia/ madura
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMU
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : swasta
Alamat : Tamberu Barat Alamat : Tamberu Barat

A. DAT SUBYEKTIF
1. Keluhan Utama
Ibu mengatakan pusing di daerah kepala dari 7 hari yang lalu.
2. Riwayat Obstetric
a. Kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
Kehamilan Penolong Nifas
No. Suami Hamil U L/ BB/ H/ KB
Jenis Tempat Penolong Penyulit ASI Penyulit
ke- K P PB M Jenis Lama Kel

Hamil Ini

29
b. Kehamilan sekarang
Kehamilan ke :I
HPHT : 14 09 2023
HPL : 20-06-2024
Usia kehamilan : 19 minggu
Status TT : TT1
Keluhan : TM I : pusing dan mual
TM II : pusing terasa berat di kepala
TM III :-
3. Riwayat Penyakit
- Penyakit yang pernah diderita/ operasi:
Ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit menular (seperti
Hepatitis, TBC, HIV/ AIDS) dan penyakit menurun (seperti hipertensi, DM,
jantung, asma), serta tidak pernah operasi.
- Riwayat penyakit keluarga (ayah, ibu, mertua) yang pernah menderita sakit:
Keluarga ibu dan suamai tidak mempunyai riwayat penyakit menular
(seperti Hepatitis, TBC, HIV/ AIDS,) serta tidak mempunyai riwayat penyakit
menurun(seperti hipertensi, DM, jantung, asma).
4. Status Perkawinan : ya
- Menikah : 1 kali
- Usia saat menikah : 17 tahun
- Lama menikah : 4 tahun
5. Riwayat Psikosocial, Spiritual dan Ekonomi
- Respon pasien dan keluarga terhadap kehamilan : baik dan mendukung
- Pengambilan keputusan dalam keluarga : suami
- Tempat dan penolong persalinan yang di inginkan : polindes/ bidan
- Penghasian keluarga : tidak terkaji
6. Pola makan/ minum/ eliminasi/ istirahat
- Pola makan : 3-4 kali/ hari
- Pola minum : ±7 gelas/ hari alkohol jamu kopi
- Pola eliminasi : BAK : ± 6 kali/ hari, warna: kuning
BAB : 1 kali/ hari, karakteristik: lembek, warna: kuning

30
- Pola istirahat : ±10 jam, tidur terakhir jam: tidak terkaji.

B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
- Keadaan umum : baik
- Kesadaran : composmentis
- TTV : TD : 150/ 90 mmHg
Suhu : 36 5 0C
Nadi : 94 x/ menit
RR : 19 x/ menit
- BB : 54 kg
- TB : 151 cm
- LILA : 26 cm
2. Pemeriksaan Fisik (inspeksi & palpasi)
- Muka : simetris, tidak tampak oedema, mata, palpebra tidak
tampak oedema, sclera putih, konjungtiva merah muda.
- Axila : simetris, tidak teraba pembesaran kelenjar limfe.
- Leher : simetris tidak teraba pembesaran kelenjar limfe dan tyroid
dan bendungan vena jugularis.
- Payudara : simetris, papilla tampak menonjol +/+ tidak ada nyeri
tekan dan pembesaran +/+, tidak ada benjolan abnormal/
massa +/+.
- Abdomen : tidak tampak bekas operasi, terdapat stiae albican, linea
nigra, pembesaran perut sesuai UK.
Leopold I :TFU: 2 jari bawah pusat, mc donald: 15 cm
Ballotement
Leopold II :-
Leopold III :-
Leopold IV :-
- Genetalia : tidak terkaji.
- Ekstremitas
Atas : simetris, tidak tampak oedema, pergerakan aktif.

31
Bawah : simetris, tidak tampak oedema, pergerakan aktif, tidak
tampak varises, reflek patella +/+.
3. Pemeriksaan Penunjang
- Laboratorium : HB : 11,9 gr%
- Protein urine : (-)
- Reduksi urine : (-)
- Golda :O
- USG :-
- Ukuran panggul :

C. ASSESSMENT/ ANALISA/ DIAGNOSA


Ny. ”M” GI P0A UK 19 minggu dengan hipertensi

D. PENATALAKSANAAN
Tanggal : 26-01-2024
Waktu : 11:40WIB
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan, ibu memahami.
2. Memberikan obat tablet Fe, kalk, dan multivitamin kepada ibu.
3. Konseling:
– Makan : makan-makanan yang bergizi seimbang dan tetap
menjaga asupan nutrisi seperti banyak makan nasi
sayur, lauk pauk, dan buah- buahan, ibu memahami.
– Aktifitas : mengurangi pekerjaan yang teralu berat, seperti
menganggkat barang atau cucian yang berat- berat,
ibu memahami.
– Cara minum obat : obat tablet tambah darah (Fe) di minum sebelum
tidur malam karena dapat mengakibatkan mual-
muntah 1x1 setelah makan, kalk dan multivitamin
diminum 3x1 setelah makan, ibu memahami.
4. Menginformasikan kepada ibu tentang tanda- tanda bahaya ibu hamil seperti:
– Sakit kepala yang hebat.
– Bengkak di kaki, muka, tangan atau kejang.

32
– Penglihatan kabur.
– Demam atau panas yang tinggi.
– Perdarahan pervagianam.
– Nnyeri ulu hati.
– Gerakan janin berkurang, ibu memahami.
5. Menganjurkan kepada ibu untuk control ulang 1 bulan lagi/ jika ada keluhan,
ibu menyetujui.

33
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Mahasiswi diharapkan mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu
hamil bermasalah/ beresiko dalam pelayanan ANC melalui pengkajian dari data
subyektif pada Ny.“M” GIP0A0 UK 19 mgg, mengatakan sakit kepala, dan dari
analisa pada pasien diatas ibu mengalami hipertensi kronik untuk
penatalaksanaanya bidan memberikan HE pada ibu.
4.2 Saran
1. Bidan Pembimbing
– Dukungan dan motivasi pada mahasiswa untuk menjadi lebih baik.
– Mempertahankan dan meningkatkan pemberian pelayanan kesehatan
kepada pasien secara optimal.
2. Pembimbing Akademik
Memberikan motivasi dan membimbing mahasiswa dalam menghadapi
masalah sehingga dapat memberikan jalan keluar yang terbaik.

34
DAFTAR PUSTAKA

A.K. Muda, Ahmad. 2003. Kamus Lengkap Kedokteran. Surabaya: GITAMEDIA.


Hanifa, Wiknjosastro. 2005. Ilmu Kesehatan . Jakarta: YBP.
Mochtar, Rustam.2002.sinopsis obtetriedisi 2.jakarta : EGC
Manuaba, Ida Bagus Gde 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan
Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.
Manuaba, IBG. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana. Jakarta: EGC.
Prawihardjo, Sarwono. 2002. Buku Panduan Praktis, Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta: YBP-SP.
Prawihardjo, Sarwono. 2003. Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBP- SP.
Sastrawinata, Sulaiman. 1983. Obstetri Fisiologis. Bandung: ELEMAN.

35

Anda mungkin juga menyukai