Anda di halaman 1dari 45

ASUHAN KEBIDANAN NY “A” USIA 22 TAHUN P1001Ab000

DENGAN 6 JAM POST PARTUM NORMAL


DI PRAKTEK MANDIRI BIDAN LEJAR
KOTA MALANG

Oleh :

SRILEJARING TIYAS

NIM : 202108112

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


STIKES KARYA HUSADA KEDIRI
2021
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS NORMAL NY “A” USIA 22


TAHUN P1001AB000 DENGAN 6 JAM POST PARTUM NORMAL DI PMB
LEJAR KOTA MALANG
Telah disahkan dan disetujui pada oleh pembimbing penyusunan Asuhan pada :
Hari/tanggal :

Mahasiswa

Srilejaring Tiyas

Mengetahui,

Dosen Pembimbing, Pembimbing Klinik

Dwi Ertiana, SST, S. Keb, Bd. MPH Kalprina Todingan,S.Tr.Keb


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
kasih karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Asuhan Kebidanan Pada
Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Normal Ny “A” Usia 22 Tahun P1001Ab000
Dengan 6 Jam Post Partum Normal Di Praktek Mandiri Bidan Lejar Kota Malang
dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Dalam hal ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak,
karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada:

1. Ita Eko Suparni,SST., M. Keb., selaku Ketua STIKES Karya Husada Kediri.

2. Tintin Hariyani, SSiT.,M.Kes., selaku Ketua Program Studi Profesi

Kebidanan STIKES Karya Husada Kediri.

3. Dwi Ertiana, SST, S. Keb, Bd. MPH selaku pembimbing yang telah

memberikan bimbingan sehingga Asuhan kebidanan ini dapat terselesaikan

4. Kalprina Todingan S.Tr.Keb selaku pembimbing lahan yang telah

memberikan bimbingan sehingga Asuhan Kebidanan ini dapat terselesaikan.

5. Keluargaku atas motivasi, dukungan, dan do’a yang selalu diberikan, sehingga

asuhan kebidanan ini selesai tepat pada waktunya.


Kami menyadari bahwa dalam penyusunan Asuhan Kebidanan ini masih
jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan Asuhan Kebidanan selanjutnya. Semoga
asuhan kebidanan ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi
Mahasiswa STIKES Karya Husada pada khususnya.

Malang, 10 Maret 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas
atau puerperium dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6
minggu (42 hari) setelah itu (Dewi, 2014).
Angka kematian ibu dan angka kematian perinatal di Indonesia masih
tergolong sangat tinggi. Menurut definisi WHO (World Health Organization)
“Kematian maternal ialah kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam 42
hari sesudah bersalin. Akhirnya kehamilan oleh sebab apapun”. Angka kematian
ibu (AKI) sebagai salah satu indikator kesehatan ibu. Penyebab kematian ibu
tersebut adalah perdarahan 28%, infeksi 11%, persalinan macet / distosia 5%,
eklampsi 24%, komplikasi masa puerperium 8%, abortus 5%,emboli obat 3%.
(Depkes RI, 2015).
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Perkumpulan Keluarga Berencana
Indonesia (PKBI) mencatat, Angka Kematian Ibu (AKI) ketika melahirkan di
Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. berdasarkan laporan Survei
Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) mencatat tentang AKI tahun 2007 yaitu
228 kematian (132-323) per 1000.000 kelahiran hidup. Tetapi lima tahun
kemudian atau pada tahun 2012, AKI meningkat menjadi 359 (239-478) per
100.000 kelahiran hidup, Kondisi inilah yang membuat Indonesia disebutnya
belum dapat memenuhi harapan target Millenium Development Goals (MDGs)
tahun 2015, yang seharusnya AKI ditargetkan turun menjadi 112 per 100 ribu
kelahiran hidup. Faktanya AKI justru meningkat dan kini menjadi 359 kematian
per 100 ribu kelahiran hidup. Sementara itu, kepala badan penelitian dan
pengembangan kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Indonesia
mengatakan, penyebab tertinggi kematian ibu setelah melahirkan salah satunya
adalah pada ibu yang perdarahan post partum 20,3 persen. (Profil PKBI, 2015).
Tidak hanya perdarahan Post Partum, namun penyebab kematian ibu pada
masa nifas lainnya yaitu biasa disebabkan oleh infeksi nifas (10%), ini terjadi
karena kurangnya perawatan pada luka, eklampsi (13%), dan komplikasi masa
nifas lainnya (11%). (Joni, 2011) Lebih kritis lagi, banyak ibu post partum yang
kurang mengetahui tentang perawatan masa nifas dan masih banyak ibu yang
bergantung dengan tenaga kesehatan ataupun keluarga untuk melakukan sebuah
perawatan pada dirinya seperti perawatan payudara, defekasi, melakukan
perawatan pada luka perineum, ibu post partum yang masih takut untuk buang air
kecil karena adanya luka jahitan pada perineum, dan lain-lain. (Chapter. 2015)
Keadaan tersebut memacu kita untuk dapat melaksanakan asuhan kebidanan
yang tepat pada ibu nifas dengan memantau keadaaannya, memberikan informasi
dan pengetahuan tentang pentingnya perawatan pada masa nifas. Maka dengan ini
penulis tertarik membuat laporan dengan menerapkan dan mengaplikasikan
manajemen asuhan kebidanan pada ibu nifas terhadap Ny. M di Praktek Mandiri
Bidan Kota Makang
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menerapkan dan mengembangkan pola pikir secara
ilmiah ke dalam proses asuhan kebidanan secara nyata serta dapat
memecahkan masalah pada ibu post partum hari pertama.
1.2.2 Tujuan khusus
Dalam melakukan Asuhan Kebidanan pada ny. “M” P3003Ab000 6 jam
post partum normal, diharapkan mahasiswa mampu.
a. Melaksanakan pengkajian data
b. Mengidentifikasi masalah
c. Menentukan antisipasi masalah potensial
d. Mengidentifikasi kebutuhan / tindakan segera
e. Membuat rencana tindakan yang akan dilakukan
f. Melaksanakan tindakan sesuai rencana
g. Melakukan evaluasi
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Penulis
Mendapat pengalaman serta dapat menerapkan teori yang didapat
dalam perkuliahan dengan kasus nyata dalam pelaksanaan praktek
klinik.
1.3.2 Bagi Klien
Agar mengetahui masalah yang mungkin terjadi yang berkaitan
dengan Asuhan Kebidanan pada ny. “A” P1001 Ab000 dengan 6 jam
post partum normal
1.3.3 Bagi Institusi
Sebagai bahan kepustakaan bagi yang membutuhkan asuhan
kebidanan dan perbandingan pada penanganan kasus ibu nifas
1.3.4 Bagi lahan
Sebagai bahan kepustakaan dalam memberikan Asuhan Kebidanan
pada ny. “A” P1001 Ab000 dengan 6 jam post partum normal
1.4 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan penyusun dalam menyusun asuhan
kebidanan ini menggunakan metode deskriptif dalam studi kasus, yaitu
menggambarkan secara nyata tentang kondisi saat ini dengan perbandingan
antara teori dengan kasus nyata. Adapun teknik yang digunakan dalam
pengumpulan data diantaranya :
1.4.1 Studi Kepustakaan
Pengumpulan data dengan melihat konsep teori pada literatur yang
mempunyai hubungan dengan kehamilan fisiologis.
1.4.2 Wawancara
Pengumpulan data dengan cara tanya jawab langsung kepada sasaran
atau klien tentang hal-hal yang berkaitan dengan kehamilan fisiologis.
1.4.3 Pemeriksaan Fisik
Pengumpulan data melalui pemeriksaan fisik dengan cara inspeksi,
palpasi, auskultasi dan perkusi.
1.4.4 Dokumentasi
Pengumpulan data dengan meninjau data yang ada pada catatan medis
pasien.
1.4.5 Observasi
Pemantauan langsung terhadap perubahan yang terjadi pada klien.
1.5. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan Asuhan Kebidanan pada ny. “A” P1001 dengan 6 jam post
partum normal terdiri dari :
BAB I PENDAHULUAN
Yaitu terdiri dari latar belakang, tujuan, manfaat, teknik
pengumpulan data, tempat dan waktu penyusunan dan
sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Konsep dasar nifas.
BAB III TINJAUAN KASUS
Meliputi pengkajian data, identifikasi dignosa, masalah dan
kebutuhan, antisipasi masalah potensial, identifikasi kebutuhan
segera, intervensi, implementasi dan evaluasi.
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
Terdiri dari kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep nifas


2.1.1 Pengertian Nifas
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran
plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti
keadaan sebelum hamil. Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 2
jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari)
setelah itu (Dewi, 2014).
Masa nifas adalah masa atau waktu sejak bayi dilahirkan
dan plasenta keluar lepas dari rahim, sampai enam minggu berikutnya,
disertai dengan pulihnya kembali organ - organ yang berkaitan dengan
kandungan, yang mengalami perubahan seperti perlukaan dan lain
sebagainya berkaitan saatmelahirkan. (Suherni. 2014)
Masa nifas adalah masa setelah seorang ibu melahirkan
bayi yang dipergunakan untuk memulihkan kesehatannya kembali
yang umumnya memerlukan waktu 6-12 minggu (Nugroho, 2014).
2.1.2 Tahapan Masa Nifas
Menurut Prawirohardjo (2013) masa nifas dibagi menjadi tiga
tahapan, yaitu:
2.1.2.1 Puerpurium dini.
Ibu nifas sudah di perbolehkan bangun dari tempat tidurnya
dalam 24-48 jam setelah persalinan. Keuntungan dari
puerpurium dini adalah ibu merasa lebih sehat dan kuat, faal
usus dan kandung kemuh lebih baik, ibu dapat segera belajar
merawat bayinya.
2.1.2.2 Puerpurium intermedia
Adalah kepilihan menyeluruh alat-alat genetalia eksterna dan
interna yang selamanya 6-8 minggu, alat genetalia tersebut
meliputi uterus, bekas implantasi plasenta, luka jalan lahir,
cervix, eendometrium dan ligamen-ligamen
2.1.2.3 Remote puerperium
Waktu yang diperlukan untuk pulih da sehat sempurna
terutama bagi ibu selama hamil atau melahirkan mempunyai
komplikasi. Waktu sempurna bisa berminggu-minggu,
berbulan-bulan.
2.1.3 Kunjungan Masa Nifas
Menurut Prawirohardjo (2013) kunjungan selama nifas, bidan
dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan lanjutan pada ibu dan
bayinya unuk memastikan keadaan ibu dan bayi melalui kunjungan
rumah minimal 4 kali, yaitu :
2.1.3.1 Kunjungan 1 (6-8 jam masa nifas) :
1) Mencegah terjadinya perdarahan masa nifas.
2) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan dan
memberi rujukan bila perdarahan berlanjut.
3) Memberikan konseling kepada ibu atau salah satu
anggota keluarga mengenai bagaimana mencegah
perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
4) Pemberian ASI pada masa awal menjadi ibu.
5) Mengajarkan cara mempererat hubungan antara ibu dan
bayi baru lahir.
6) Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah
hipotermi.
7) Jika bidan menolong persalinan, maka bidan harus
menjaga ibu dan bayi untuk 2 jam pertama setelah
kelahiran atau sampai keadaan ibu dan bayi dalam
keadaan stabil.
2.1.3.2 Kunjungan 2 (6 hari masa nifas)
1) Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus
berkontraksi, fundus di bawah umbilikus, tidak ada
perdarahan ab-normal dan tidak ada bau.
2) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau
kelainan pasca persalinan.
3) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak ada
tanda-tanda penyulit.
4) Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan
pada bayi, cara merawat bayi, cara merawat tali pusat,
dan bagaimana menjaga bayi agar tetap hangat.
2.1.3.3 Kunjungan 3 (2 minggu masa nifas)
1) Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus
berkontraksi, fundus di bawah umbilikus, tidak ada
perdarahan abnormal dan tidak bau.
2) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau
kelainan masa nifas.
3) Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan, dan
istirahat.
4) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak ada
tanda-tanda penyulit
5) Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan
pada bayi, dan bagaimana menjaga bayi agar tetap
hangat.
2.1.3.4 Kunjungan 4 (6 minggu masa nifas)
1) Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang di
alami atau bayinya
2) Memberikan konseling untuk KB secara dini
2.1.4 Perubahan Fisiologi dan Psikologi Masa Nifas
2.1.4.1 Perubahan Fisiologis Masa Nifas
Pada masa nifas, organ reproduksi interna dan eksterna akan
mengalami perubahan seperti keadaan sebelum hamil.
perubahan ini terjadi secara berangsur-angsur berlangsung
selama lebih kurang 3 bulan selain. Selain organ reproduksi,
Menurut Reni (2015) beberapa perubahan fisiologi yang
terjadi selama masa nifas akan dibahas berikut ini :
1) Uterus merupakan organ reproduksi interna yang berongga
dan berotot, berbentuk seperti buah alpukat yang sedikit
gepeng dan berukuran sebesar telur ayam. Panjang uterus
7-8 cm, lebar sekitar 5-5,5 cm dan tebal sekitar 2,5 cm.
Letak uteruss secara fisiologis adalah anteversiofleksio.
Uterus terdiri dari 3 bagian yaitu : fundus uteri dan serviks
uteri. Dinding, perimerium, miometrium, endometrium.
Dalam keadaan fisiologis, pada pemeriksaann fisik yang
dilakukan secara palpasi didapat bahwa tinggi fundus uteri
akan berada setinggi pusat setelah plasenta lahir,
pertengahan antara pusat dan simfisis pada hari ke lima
postpartum dan stelah 12 hari postpartum (Maritalia,
2012).
2) Serviks mengalami involusi bersama-sama uterus. Setelah
persalinan, osrium uteri eksterna dapat simasuki oleh 2
hingga 3 jari tangan, setelah 6 minggu persalnan serviks
akan menutup.
3) Vulva dan vagina
Perubahan pada vulva dan vagina adalah :
Vulva dan vaginan mengalami penekanan serta
pergangan yang sangat besar selama proses melahirkan
bayi, dalam beberapa hari pertama sesudah proses
tersebut, kedua organ ini tetap berada dalam keadaan
kendur. Setelah 3 minggu vulva dan vagina kembali
kepada keadaan tidak hamil. Setelah 3 minggu rugae
dalam vagina secara berangsur-angsur akan mucul
kembali sementara labia menjadi lebih menonjol.
4) Lochea
Lochea adalah cairan / sekret yang berasal dari cavum
uteri dan vagina dalam masa nifas. Macam-macam
lochea :
a) Lochea rubra (cruenta) : berisi darah segar dan sisa
selaput ketuban, sel desidua, serviks caseosa, lanugo
dan mekonium, selama 2 hari.
b) Lochea sanguinolenta : berwarna kuning berisi darah
dan dari lendir, hari 3-7 nifas.
c) Lochea serosa : berwarna kuning cairan tidak
berdarah lagi, pada hari ke 7-14 nifas.
d) Lochea alba : cairan putih, keluar setelah 2 minggu
masa nifas.
Selain lochea di atas, ada jenis lochea yang tidak normal,
yaitu :
a) Lochea purulenta : terjadi infeksi, keluar cairan seperti
nanah berbau busuk.
b) Locheastasis : lochea tidak lancar keluarnya.
5) Payudara
Perubahan pada payudara dapat meliputi :
a) Penurunan kadar progesteron secara tepat dengan
peningkatan hormon prolaktin setelah persalinan.
b) Kolostrum sudah ada saat persalinan produksi ASI
terjadi pada hari ke-2 atau hari ke-3 setelah
persalinan.
c) Payudara menjadi besar dan keras sebagai tanda
memulainya proses laktasi.
6) Perineum
Perubahan yang terjadi pada perineum adalah :
a) Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur
karena sebelumnya teregang oleh tekanan kepala bayi
yang bergerak maju.
b) Pada masa nifas hari ke-5, tonus otot perineum sudah
kembai seperti keadaan sebelum hamil, walaupun
tetap lebih kendur dari pada keadaan sebelum
melahirkan. Untuk mengembalikan tonus otot
perineum, maka pada masa nifas perlu dilakukan
senam kegel.
7) Perubahan pada sistem perkemihan
Buang air kecil sering sulit selama 24 jam pertama hal
ini dikarenakan kemungkinan terdapat spame sfingter
dan edema leher buli-buli sesudah bagian ini
mengalami kompresi antara kepala janin dan tulang
pubis selama persainan. Urin dalam jumlah yang besar
akan dihasilkan dalam waktu 12-36 jam sesudah
melahirkan. Setelah plasenta dilahirkan, kadar hormon
estrogen yang bersifat menahan air akan mengalami
penurunan.
8) Perubahan pada sistem pencernaan.
Diperlukan waktu 3-4 hari sebelum faal usus kembali
normal. Meskipun kadar progesteron menurun setelah
melahirkan, namun asupan makanan juga mengalami
penurunan selama satu atau dua hari, gerak tubuh
berkurang dan usus bagian bawah sering kosong jika
belum melahirkan diberikan enema. Rasa sakit di
daerah perineum dapat menghalangi keinginan untuk
buang air besar (BAB)
sehingga pada masa nifas sering timbul keluhan
konstpasi akibat tidak teraturnya BAB.
9) Perubahan TTV pada masa nifas
Perubahan tanda-tanda vital pada masa nifas
diantaranya adalah :
a) Suhu badan
Sekitar hari ke-4 setelah persalinan suhu ibu mugkin
naik sedikit, antara 37,2 c-37,5 c. Kemungkinan
disebabkan karena ikutan dari aktivitas payudara.
Bila kenaikan mencapai 38 c pada hari ke-2 sampai
hari-hari berikutnya, perlu diwaspadai adanya
infeksi atau sepsis masa nifas.
b) Denyut nadi
Setelah persalinan jika ibu dalam keadaan istrahat
penuh, denyut nadi sekitar 60x/menit dan terjadi
terutama pada minggu pertama masa nifas.
c) Tekanan darah <140 mmHg, bisa meningkat dari
sebelum persalinan sampai 1-3 hari masa nifas.
d) Respirasi
Pernafasan umumnya lambat atau normal, karena
ibu dalam keadaan pemulihan atau keadaan istrahat.
Pernafasan yang normal setelah persalinan adalah
16-24x/menit.
2.1.4.2 Proses adaptasi psikologis ibu masa nifas
Adaptasi psikologi ibu dalam masa nifas berbeda antara
individu satu dengan yang lainnya. Periode ini diekspresikan
oleh Reva Rubin yaitu dalam memasuki peran menjadi seorang
ibu, seorang wanita mengalami masa adaptasi psikologis yang
terbagi dalam fase-fase berikut :
1) Taking on
Pada fase ini disebut meniru, pada taking in fantasi wanita
tidak hanya meniru tetapi sudah membayangkan peran
yang dilakukan pada tahaap sebelumnya. Pengalaman
yang berhubungan dengan masa lalu dirinya (sebelum
proses) yang menyenangkan, serta harapan untuk akan
datang. Pada tahap ini wanita meninggalkan perannya
pada masa lalu.
2) Taking in
Periode ini terjadi 1-2 sesudah melahirkan, ibu baru pada
umumnya pasif dan tergantung, perhatiannya tertuju pada
tubuhnya. Peningkatan nutrisi ibu mungkin dibutuhkan
karena selera makan ibu biasanya bertambah, kurangnya
nafsu makan menandakan tidak berlangsung normal.
3) Taking Hold
Periode ini berlangsung pada hari 2-4 post partum ibu
menjadi orang tua yang sukses dengan tanggung jawab
terhadap bayinya. Pada masa ini ibu agak sensitif dan
merasa tidak mahir melakukan hal-hal tersebut.
4) Letting Go
Periode yang biasanya terjadi setiap ibu pulang ke rumah,
pada ibu yang bersalin di klinik dan sangat berpengaruh
terhadap waktu dan perhatian yang diberikan oleh
keluarganya. Depresi post partum terjadi pada periode ini .
2.1.5 Kebutuhan Dasar Ibu Nifas
Menurut Sulistiyawati (2009) kebutuhan dasar ibu nifas dibagi menjadi
berikut :
2.1.5.1 Nutrisi dan Cairan
Kualitas dan jumlah makanan yang akan dikonsumsi akan
sangat mempengaruhi produksi ASI. Selama menyusui, ibu
dengan status gizi baik rata- rata memproduksi ASI sekitar 800
cc yang mengandung 600 kkal, sedangkan ibu yang status gizi
kurang biasanya akan sedikit menghasilkan ASI.
2.1.5.2 Ambulasi Dini
Ambulasi dini adalah kebijaksanaan untuk sebisa mungkin
membimbing pasien keluar dari tempat tidurnya dan
membimbing untuk berjalan. Ambulasi dini ini tidak
dibenarkan pada pasien dengan penyakit anemia, jantung dan
keadaan lain yang membutuhkan istirahat.
2.1.5.3 Eliminasi BAB dan BAK
Biasanya dalam 6 jam pertama postpartum, pasien sudah dapat
buang air kecil. Semakin lama urin ditahan, maka dapat
mengakibatkan infeksi. Maka dari itu bidan harus dapat
meyakinkan ibusupaya segera buang air kecil, karena biasanya
ibu malas buang air kencing karena takut akan merasa sakit.
Segera buang air kecil setelah melahirkan dapat mengurangi
kemungkinan terjadinya komplikasi postpartum.
Dalam 24 jam pertama, pasien juga sudah harus dapat buang
air besar. Buang air besar tidak akan memperparah luka jalan
lahir, maka dari itu buang air besar tidak boleh ditahan. Untuk
memperlancar buang air besar, anjurkan ibu untuk
mengkonsumsi makanan tinggi serat dan minum air putih.
2.1.5.4 Kebersihan Diri
Bidan harus bijaksana dalam memberikan motivasi ibu untuk
melakukan kebersihan diri secara mandiri dan bantuan dari
keluarga. Ada beberapa langkah dalam perawatan diri ibu
postpartum antara lain adalah menjaga kebersihan seluruh
tubuh ibu untuk mencegah infeksi pada ibu dan bayi,
membersihkan daerah alat kelamin, mengganti pembalut 2 kali
sehari atau jika dirasa pembalut sudah penuh, jika mempunyai
luka episiotomy,hindari untuk menyentuh daerah luka agar
terhindar dari infeksi.
2.1.5.5 Istirahat
Ibu post partum sangat membutuhkan istirahat yang cukup
untuk memulihkan kembali keadaan fisik. Kurang istirahat
pada ibu post partum akan mengakibatkan beberapa kerugian
misalnya, mengurangi jumlah ASI yang diproduksi,
memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak
perdarahan, menyebabkan depresi dan ketidaknyamanan untuk
merawat bayi dan diri sendiri. Bidan harus menyampaikan
kepada pasien dan keluarga agar ibu kembali melakukan
kegiatan rumah tangga secara perlahan dan bertahap. Namun
harus tetap melakukan istirahat minimal 8 jam sehari siang dan
malam.
2.1.5.6 Seksual
Secara fisik, aman untuk melakukan hubungan seksual begitu
darah merah berhenti dan ibu dapat memasukan satu atau dua
jarinya ke dalam vagina tanpa rasa nyeri. Tetapi banyak
budaya dan agama yang melarang sampai masa waktu tertentu
misalnya 40 hari atau 6 minggu setelah melahirkan. Namun
keputusan itu tergantung pada pasangan yang bersangkutan.
2.1.5.7 Latihan/ Senam Nifas
Senam ini dilakukan agar pemulihan organ- organ ibu cepat
dan maksimal, hendaknya ibu melakukan senam nifas sejak
awal (ibu yang menjalani persalinan normal).
2.1.6 Tanda-tanda Bahaya Pada Saat Nifas
Tanda-tanda bahaya pada saat nifas adalah :
2.1.6.1 Pendarahan pervaginam yang luar biasa atau tiba-tiba
bertambah banyak (lebih dari pendarahan haid biasa atau bila
memerlukan pergantian pembalut 2x dalam setengah jam)
2.1.6.2 Pengeluaran pervaginam yang baunya kurang sedap.
2.1.6.3 Rasa sakit bagian bawah abdomen atau punggung.
2.1.6.4 Sakit kepala yang terus-menerus, nyeri apigastrik atau masalah
penglihatan.
2.1.6.5 Pembengkakan di mata atau di tangan.
2.1.6.6 Demam, rasa sakit waktu BAK atau jika merasa tidak enak
badan.
2.1.6.7 Payudara yang berubah warna menjadi merah, panas dan terasa
sakit.
2.1.6.8 Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama.
2.1.6.9 Rasa sakit, gerah, lunak dan pembengkakan di kaki.
2.1.6.10 Merasa sangat sedih dan tidak mampu mengurus dirinya
sendiri dan bayinya.
2.1.6.11 Merasa sangat letih atau nafas terengah-engah
2.1.6.12 Lemas luar biasa.
2.1.6.13 Nyeri panggul atau abdomen yang lebih dari keram uterus
biasa.
2.1.7 Pathway / Pohon Masalah
2.2 Manajemen Kebidanan
Pengertian
Pengertian manajemen kebidanan adalah pemecahan masalah yang
dipergunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan
berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, keterampilan dalam tahapan
yang akurat untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada klien
(Varney,2004).
Proses manajemen kebidanan terdiri dari 7 langkah yang berurutan dimana
setiap langkah disempurnakan secara sistematis, proses dimulai dari
pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi. Ketujuh langkah
menurut Varney (2004) tersebut adalah sebagai berikut :
2.2.1 Langkah I : Pengumpulan Data Dasar
Pengkajian adalah langkah pertama yang dipakai dalam
menerapkanasuhan kebidanan pada pasien dan merupakan kebidanan
pada pasien danmerupakan suatu proses sistematis dalam
pengumpulan data-data.
2.2.1.2 Data Subyektif
Data subyektif adalah data yang didapatkan dari klien
sebagaisuatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian.
Data tersebut dapatditentukan oleh perawat secara
independen tetapi melalui suatuinteraksiatau komunikasi.
1)Identitas klien
a) Nama
Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan
sehari-hari agar tidak keliru dalam memberikan
penanganan. Untuk membedakan klien, mengetahui
dan mengenal pasien.
b) Umur
Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko
seperti kurang dari 20 tahun, alat-alat reproduksi
belum matang, mental dan psikisnya belum siap.
Sedangkan umur lebih 37 Tahun rentan sekali untuk
terjadi perdarahan dalam masa nifas. Untuk
mengetahui umur ibu dan untuk mengetahui faktor
resiko yang ada hubungannya dengan umur ibu.
c) Agama
Untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut untuk
membimbing atau mengarahkan pasien dalam
berdo’a. Untuk memberi motivasi pasien sesuai
dengan agamanya.
d) Suku / Bangsa
Berpengaruh pada adat-istiadat atau kebiasaan
sehari-hari. Untuk mengetahui faktor bawaan atau
ras pasien.
e) Pendidikan
Untuk mengetahui tingkat pendidikan yang
nantinya pentingdalam memberikan pendidikan
kesehatan atau KIE pada kliensesuai dengan
tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan kesehatan
diberikan sesuai tingkat pendidikan pasien.
f) Pekerjaan
Untuk mengetahui dan mengukur tingkat social
ekonominya,karena ini juga mempengaruhi dalam
gizi pasien tersebut. Untuk mengetahui
kemungkinan pengaruh Pekerjaan terhadap
permasalahan kesehatan atau untuk mengetahui
tingkat sosial ekonomi.
g) Alamat
Ditanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah
bila diperlukan. Untuk mengetahui tempat tinggal
pasien dan keadaan lingkungan sekitarnya.
2) Keluhan utama
Keluhan yang terjadi pada ibu nifas dengan perdarahan
post partum karena retensio sisa plasenta adalah
mengalami perdarahan yang lebih banyak, pasien
mengeluh lemah, pucat, berkeringat dingin, dan
menggigil.
3) Riwayat menstruasi
Menarche umur berapa, haid teratur atau tidak, siklus
berapa lama, lama haid, banyak darah, sifat darah (cair
atau ada bekuan, warnanya, baunya), dismenorhea atau
tidak, haid yang terakhir.
Dikaji untuk menentukan tanggal taksiran persalinan.
Hal ini memungkinkan bidan untuk memperkirakan
tanggal kelahiran dan setelah itu, memperkirakan usia
kehamilan saat itu.
a) Haid teratur dan siklus
Dipergunakan untuk memperhitungkan tanggal
persalinan. Taksiran Persalinan dapat ditentukan bila
HPHT diketahui dan siklus menstruasi teratur 25-35
hari dengan menggunakan rumus neagle untuk wanita
yang memiliki siklus mentruasi tidak teratur untuk
menghitung usia kehamilan dengan USG
(Hutahaean, 2013).
b) HPHT
Pada wanita dengan menstruasi yang terlambat dan
diduga hamil, ditanyakan hari pertama haid
terakhirnya (HPHT). Bila ibu tidak ingat HPHT,
tanyakan tentang hal lain seperti quickening
(Hutahean, 2013)
c) Lama haid terakhir
Untuk membedakan dengan tanda Hartman (Spotting)
yang terjadi pada 8-9 hari setelah pembuahan dan
lamanya 1-2 hari yaitu perdarahan vagina dalam
kehamilan trimester 1 yang merupakan hal fisiologis.
d) HPL
Hari perkiraan lahir atau Taksiran Tanggal Partus
dapat ditentukan dengan rumus Neagle (TTP = hari +
7, bulan – 3, tahun + 1) (Hutahean, 2013)
4) Riwayat perkawinan
Untuk mengetahui status perkawinannya, lama
perkawinan, syah atau tidak, sudah berapa kali menikah,
berapa jumlah anaknya

5) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu


Kehamilan Persalinan Bayi Baru Lahir Nifas KB
Ha Pen Pemeri Temp Status penolo Te mp Pe Jen BB TB Hidu A La P met La Pe
mil yuk ksa at persali ng at ber ny is p SI ma e ode ma ny
ke it/k periks nan sali n uli kel Me n pa uli
om a t ami net y kai t/k
plik n eki ul om
asi it pli
ka
si
1 - Bidan PMB NP Bidan PMB - P 3000 50 H + - - - - -

Ditanyakan riwayat obstetric terdahulu karena ibu hamil


dengan kehamilan resiko tinggi adalah ibu hamil yang
mempunyai resiko atau bahaya yang lebih besar pada
kehamilan/persalinannnya dibandingkan dengan ibu
hamil dengan kehamilan/persalinan normal. Faktor
resiko pada ibu hamil meliputi riwayat kehamilan dan
persalinan yang sebelumnya kurang baik yaitu pada saat
kehamilan memiliki riwayat keguguran, dan jumlah
kehamilan sudah memiliki 4 anak atau lebih, jarak antara
dua kehamilan kurang dari 2 tahun, jarak antara
kehamilan terlalu lama hamil lagi (anak terkecil usia >10
tahun), juga ibu yang memiliki penyulit pada kehamilan
sebelumnya seperti ibu menderita anemia atau kurang
darah, perdarahan pada kehamilan ini, tekanan darah
yang meninggi dan sakit kepala hebat dan adanya
bengkak pada tungkai, kelainan letak janin atau bentuk
panggul ibu tidak normal, riwayat penyakit kronik
seperti diabetes, darah tinggi, asma dan lain-lain. Pada
saat persalinan memiliki riwayat perdarahan pasca
kelahiran, lahir mati, dan lain-lain. (Suririnah, 2007).
6) Riwayat keluarga berencana
Untuk mengetahui apakah ibu sebelum hamil pernah
menggunakan KB atau tidak, jika pernah berapa
lamanya, berapa tahun dan jenis kontrasepsi yang
digunakan.
- Kontrasepsi yang pernah digunakan : jenis, lama dan
keluhan
- Alasan berhenti untuk kontrasepsi yang terakhir
adalah ingin hamil lagi
- Rencana penggunaan kontrasepsi yang akan datang,
contoh : ibu yang sudah menggunakan kontrasepsi
hormonal selama 7 tahun sebelumnya dianjurkan
mengganti kontrasepsi non-hormonal untuk
berikutnya.
7) Riwayat penyakit
a) Riwayat penyakit yang lalu
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan
adanya riwayat atau penyakit akut, kronis seperti :
jantung, DM, hipertensi, asma yang dapat
mempengaruhi pada masa nifas.
b) Riwayat penyakit sekarang
Data-data ini diperlukan untuk mengetahui
kemungkinan adanya penyakit yang diderita pada saat
ini yang ada hubungannya dengan masa nifas dan
bayinya.
c) Riwayat penyakit keluarga
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan
adanya pengaruh penyakit keluarga terhadap
gangguan kesehatan pasien dan bayinya, yaitu apabila
ada penyakit keluarga yang menyertainya.
8) Psikososial
Untuk mengetahui respon ibu dan keluarga terhadap
bayinya, wanita mengalami banyak perubahan emosi /
psikologi selama masa nifas sementara ia menyesuaikan
diri menghadapi menjadi seorang ibu.
9) Riwayat sosial
a) Dukungan keluarga
Bagaimana dukungan ibu atau keluarga terhadap ibu.
b) Pantangan makanan
Adakah kesulitan atau gangguan dalam pemenuhan
kebutuhan sehari-hari misalnya pola makan.

10) Pola kebiasaan sehari-hari sebelum dan selama hamil


a) Nutrisi
Nutrisi atau gizi adalah zat yang diperlukan oleh
tubuh untuk keperluan metabolismenya. Kebutuhan
gizi pada masa nifas terutama bila menyusui akan
meningkat 25 %, karena berguna untuk proses
kesembuhan karena setelah melahirkan dan untuk
memproduksi air susu yang cukup untuk menyehatkan
bayi.
Semua itu akan meningkat beberapa kali dari
kebutuhan biasa. Makanan yang harus dikonsumsi
adalah porsi cukup dan teratur, tidak terlalu asin,
pedas atau berlemak, tidak mengandung alkohol,
nikotin serta bahan pengawet atau berwarna.
Disampingitu makanan harus mengandung sumber
tenaga (energi), sumber pembangun (protein), sumber
pengatur dan pelindung adalah mineral, vitamin dan
air.
b) Pola Istirahat
Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam
beberapa hal antara lain mengurangi jumlah ASI yang
diproduksi, memperlambat proses involusio uteri dan
memperbanyak perdarahan, menyebabkan depresi dan
ketidakmampuan merawat bayi dan diri sendiri.
c) Eliminasi
BAB harus ada dalam 3 hari post partum dan BAK
harus dilakukan spontan dalam 8 jam post partum.
11) Personal Hygiene
Membersihkan daerah kemaluan setiap kali habis BAK
atau BAB dan ganti pembalut setiap 3-4 kali sehari.
2.2.1.3 Data Obyektif
1) Pemeriksaan fisik
Dilakukan dengan cara memeriksa keadaan umum ibu
(Manuaba,2007). Meliputi :
2) Keadaan umum
Untuk mengetahui keadaan umum ibu apakah baik,
sedang atau buruk.
3) Kesadaran
Untuk mengetahi tingkat kesadaran ibu apakah
compos menthis, somnolen atau koma. Tingkat
kesadaran pada ibu nifas dengan perdarahan post
partum karena retensio sisa plasenta adalah compos
mentis.
4) Tekanan darah
Untuk mengetahui faktor resiko hipertensi dengan di
nilai hipertensi dengan satuan mmHg. Batas
normalnya tensi untuk ibu nifas normal adalah 90/60 –
130/90mmHg. Pada kasus tekanan darah
110/70mmHg.
5) Suhu
Suhu badan waktu inpartu tidak melebihi dari 37,20C,
sesudah partus dapat naik 0,50C dari keadaan normal
tetapi tidak melebihi 380C. Normalnya 36,60C –
37,60C. Pada kasus suhu ibu 360C .
6) Nadi
Untuk mengetahui denyut nadi pasien dengan
menghitung dalam 1 menit, sedangkan normalnya
denyut nadi dalam 1 menit adalah 60-100 x/menit.
Pada kasus nadi ibu 80 x/menit.
7) Respirasi
Untuk mengetahui pernafasan pasien dalam waktu 1
menit. Sedangkan normalnya pernafasan dalam 1
menit adalah 16-20x/menit. Pada kasus respirasi
22x/menit.
8) Berat badan
Untuk mengetahui adanya kenaikan berat badan
selama hamil, penambahan badan rata-rata 0,3-0,5
kg/minggu, tetapi nilai normal untuk penambahan
berat badan selama kehamilan 9-12 kg.
9) Tinggi badan
Untuk mengetahui tinggi badan klien kurang dari 145
cm atau tidak, termasuk resiko tinggi atau tidak.
10) Lila
Untuk mengetahui lingkar lengan ibu 23,5 cm atau
tidak, termasuk resiko tinggi atau tidak

11) Inspeksi
Adalah pemeriksaan dengan melihat pasien dari ujung
rambut sampai ujung kaki (Nursalam, 2004).

(1) Kepala meliputi :


Rambut :Untuk menilai warna, kelebatan,
distribusi dan karakteristik lainnya.
Muka : Keadaan muka pucat atau tidak,
apakah terdapat kelainan atau
oedema.
Mata :Conjungtiva anemis atau tidak,
sklera ikterik atau tidak.
Hidung : Untuk mengetahui keadaan
hidung ada polip atau tidak .
Telinga : Untuk mengetahui bagaimana
keadaan dau telinga, liang
telinga dan timpani serta
ketajaman pendengaran.
Mulut dan gigi : Untuk mengetahui keadaan
mulut apakah bersih atau ada
caries dan ada karang gigi atau
tidak.
Leher : Apakah ada pembesaran
kelenjar thyroid atau kelenjar
getah bening.
(2) Dada dan Axilla
Mammae : Simetris atau tidak, konstitensi,
ada pembengkakan atau tidak, putting menonjol
atau tidak, lecet atau tidak .
Axilla : Adakah benjolan atau tidak, adakah
nyeri saat ditekan
(3) Genetalia dan perineum
Pengeluaran lochea (jenis, warna, jumlah, bau),
oedema, peradangan, keadaan jahitan, nanah,
tanda-tanda infeksi pada luka jahitan dan
kebersihan perineum.

(4) Anus
Adanya haemoroid atau tidak dan adanya varices
atau tidak.
(5) Eksteremitas
Untuk mengetahui ada tidaknya oedema, varices
dan reflekpatella.
12) Palpasi
Yaitu suatu teknik yang menggunakan indera peraba
tangan dan jari.
(1) Leher
Apakah ada pembesaran kelenjar thyroid atau
kelenjar getah bening.
(2) Dada Untuk mengetahui adanya benjolan pada
payudara, nyeri tekan ada atau tidak, ada kelainan
bentuk atau tidak, bengkak ada atau tidak, terdapat
nyeri tekan.
(3) Perut
Untuk mengetahui adanya sub involusio, kontraksi
uterus keras.
13) Perkusi
Adalah suatu pemeriksaan dengan jalan mengetuk atau
membandingkan kanan atau kiri pada daerah permukaan
tubuh. Pada kasus ibu nifas dengan perdarahan
postpartum karena retensio sisa plasenta pemeriksaan
perkusi digunakan untuk mengetahui reflek patella.
14) Auskultasi
Adalah pemeriksaan dengan jalan mendengarkan suara
yang dihasilkan oleh tubuh dengan menggunakan
stetoskop (Nursalam, 2004). Pada kasus ibu nifas dengan
perdarahan postpartum karena retensio sisa plasenta
pemeriksaan auskultasi digunakan untuk mendengarkan
denyut jantung pasien dan tekanan darah.
15) Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan yang tidak dapat diketahui dengan cara
pemeriksaan Fisik meliputi pemeriksaan laboratorium
dan rontgen (Wiknjosastro, 2005).
2.2.2 Langkah II Assasment
Analisis dan interpretasi data yang terkumpul kemudian dibuat
kesimpulan yang meliputi diagnosis, antisipasi diagnosisi, serta perl
tidaknya dilakukan tindakan segera
A: NY. “M” P1001 6 jam Post Partum Fisiologis
2.2.3 Langkah III Penatalaksanaan
Langkah pelaksanaan harus disesuaikan dengan rencana yang
ditetapkan untuk mencapai tujuan. Pada pelaksanaan yang dilakukan
bidan bisa dilaksanakan secara mandiri, kolaborasi dengan tim medis
lain. Selama kegiatan ini bidan melihat kemajuan kesehatan serta
diupayakan dalam waktu yang singkat dan efektif hemat dan
berkualitas.

BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN AL NY “A” USIA 22 Tahun P1001Ab000
DENGAN 6 JAM POST PARTUM NORMAL
DI PMB LEJAR KOTA MALANG

Tanggal : 05 Maret 2022 Jam : 10.00 WIB


3.1 Pengkajian
3.1.1 Data Subyektif
3.1.1.1 Biodata
Nama ibu : Ny. “A” Nama suami : Tn. “F”
Umur : 22 Tahun Umur : 23 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku / Bangsa : Jawa Suku / bangsa : Jawa
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Jual smbako Pekerjaan : Swasta
Penghasilan : Rp. 1.5jt Penghasilan : Rp.3jt
Lama Kawin : 1 tahun
Kawin ke :1
Golongan Darah : B Golongan darah : AB
Alamat : Jl. Masjid Arosidin rt 01 rw 05 Genengan
Pakisaji Malang
3.1.1.2 Keluhan Utama
Ibu mengeluh perut terasa mulas
3.1.1.3 Riwayat Penyakit Sekarang
Menurut ibu 6 jam yang lalu ibu melahirkan anak perempuan
jam 03.23 wib secara normal dan ibu mengeluh perut terasa
mulas . Riwayat Penyakit Dahulu Ibu mengatakan ia tidak
pernah menderita penyakit menular (HIV, Hepatitis, TBC)
penyakit menurun (DM,Asma) Penyakit kronis (Jantung) dan
tidak memiliki riwayat alerdi obat. Riwatat Penyakit Keluarga.
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita
penyakit menular (HIV, Hepatitis, TBC) penyakit menurun
(DM, Asma) Penyakit kronis (Jantung) dan tidak memiliki
keturunan kembar.
3.1.1.4 Riwayat Penyakit Yang Pernah Di Derita atau Operasi
Ibu tidak pernah menderita penyakit berat seperti penyakit
jantung, ginjal, kanker, tidak pernah menderita penyakit
menurun seperti kencing manis, cacat, ayan, penyakit kuning,
tekanan darah tinggi, penyakit jiwa, sesak napas, tidak
menderita penyakit menular seperti batuk lama, tidak memiliki
riwayat kembar dan tidak pernah terkena malaria
3.1.1.5 Riwayat Kesehatan Keluarga
Dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit berat
seperti penyakit jantung, ginjal, kanker, tidak ada yang
menderita penyakit menurun seperti kencing manis, cacat,
ayan, penyakit kuning, tekanan darah tinggi, penyakit jiwa,
tidak ada yang menderita penyakit menular seperti batuk lama,
tidak memiliki riwayat kembar.
3.1.1.6 Riwayat obstetri
1) Riwayat Kehamilan/Persalinan dan nifas yang lalu
Kehamilan Persalinan Bayi Baru Lahir Nifas KB
Ha Pen Pemeri Temp Status penolo Te mp Pe Jen BB TB Hidu A La P met La Pe
mil yuk ksa at persali ng at ber ny is p SI ma e ode ma ny
ke it/k periks nan sali n uli kel Me n pa uli
om a t ami net y kai t/k
plik n eki ul om
asi it pli
ka
si
1 - Bidan PMB NP Bidan PMB - P 3000 50 H + - - - - -

2) Riwayat KB
Jenis Kontrasepsi :-
Lama :-
Keluhan :-

3.1.1.7 Pola Kehidupan Sehari-Hari Masa Nifas


1) Pola Nutrisi
Selama Hamil : Ibu mengatakan selama hamil makan
3x1 porsi kecil (nasi, sayur dan buah)
tidak ada pantangan makanan apapun
dan minum ± 8 gelas / hari
Selama di Rs : Selama dalam 6 jam PP ibu makan nasi
1 dengan lauk dan sayur, tempe dan juga
daging minum ± 2 gelas air dan 1
cangkir teh
2) Pola Eliminasi
Selama Hamil : Ibu mengatakan BAK ± 8-10x / hr
warna kuning jernih, tidak ada keluhan
dan BAB 1x / hr konsistensi lunak tidak
ada keluhan
Selama di Rs : Selama dalam 6 jam PP ibu BAK 3 kali
warna kuning jernih Ibu tidak BAB
selama Post Partum
3) Pola Istirahat
Selama Hamil : Ibu mengatakan tidur siang ± 1
jam/hr dan tidur malam ±8 jam / hr
Selama di Rs : Selama dalam 6 jam PP setelah ibu
melahirkan ibu istirahat sebentar
dengan tidur ±15 menit
4) Personal Hygiene
Selama Hamil : Ibu mengatakan mandi 2x/hr dengan
sabun, ganti baju dan CD 2x/hr,
keramas 1x/hr
Selama di Rs : Selama dalam 6 jam PP ibu sudah
dimandikan

5) Aktivitas
Selama Hamil : Ibu mengatakan melakukan
pekerjaan rumah tangga dibantu
oleh keluarga
Selama di Rs : Selama dalam 6 jam PP ibu mulai
menyusui bayinya dan berjalan ke
kamar mandi
3.1.1.8 Riwayat Sosial Budaya
Kebiasaan klien mengadakan tingkepan dan akan
mengadakan selamatan lepasnya tali pusat serta 40 hari
kelahiran bayi dan rencana akan memberikan ASI yang
pertama bayi keluar dan menyusui bayinya sampai 2 tahun.
Tidak ada kebiasaan berpantang makanan
3.1.2 Data Obyektif
3.1.2.1   Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tensi : 110/70 mmHg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 37ºC
RR : 22x/menit
Antropometri :
BB : 75 kg
TB : 155 cm
3.1.2.2 Pemeriksaan Fisik
1) Inspeksi
Kepala : kulit kepala bersih, rambut hitam,
tidak berketombe, lurus, pendek dan
tidak rontok.

Muka : Tidak terdapat cloasma gravidarum,


klien tidak pucat

Rambut : lurus, tidak ada ketombe dan tidak


mudah rontok.

Mata : Simetris, konjungtiva merah muda,


sklera tidak ikterik, berfungsi dengan
baik, keadaan bersih.

Mulut : Tidak ada kelainan bentuk pada mulut,


tidak terdapat stomatitis, keadaan gigi
bersih, tidak caries, tidak ada
pembesaran tonsil.

Mammae : Simetris, puting susu menonjol,


payudara bersih.

Abdomen : Terdapat strie albican, tidak ada luka


bekas SC

Genetalia : Tidak ada varices, tidak ada


condiloma acuminata, pengeluaran
lochea rubra ± 1softek penuh, tidak
terlihat bekas luka operasi

Anus : Tidak ada hemoroid

Ekstremitas : Bentuk simetris, tidak ada cacat.


Atas

Ekstremitas : Bentuk simetris, dapat berfungsi


Bawah dengan baik.

2) Palpasi
Muka : tidak oedema

Mata : tidak ada pembengkakan pada kelopak


mata,

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid,


kelenjar limfe, dan tidak ada
pembengkakan vena jugularis.

Dada : Tidak teraba benjolan abnormal


Payudara : tidak teraba benjolan abnormal.

Abdomen : Diastasis Recti -1

Genetalia : tidak ada varises, dan oedema.

Ekstremitas : tidak ada oedema


Atas

Ekstremitas : tidak ada oedema.


Bawah

3) Auskultasi
Dada : ronchi (-), wheezing (-)
4) Perkusi
Reflek homan : negativ
Reflek Patela : positif

3.2 Assasment
Ny. “A” P1001 6 jam PP dengan nifas fisiologis
3.3 Penatalaksanaan
Tanggal : 05 Maret 2022 Jam : 10.00 WIB
3.3.1 Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan (TD:110/70 mmHg, N:80
x/menit, S: 37ºC, RR:20x/menit), ibu mengerti.
3.3.2 Menjelaskan tentang perubahan fisiologis yang terjadi pada masa nifas
yaitu vulva dan vagina masih terasa nyeri karena mengalami penekanan
serta peregangan yang sangat besar selama proses melahirkan bayi, ibu
mengerti.
3.3.3 Menjelaskan tentang perubahan psikologis yang terjadi pada masa nifas
dimana ibu masih memasuki periode talking in yaitu ibu masih pasif
dan sangat tergantung, fokus perhatiannya terhadap tubuhnya.
3.3.4 Menganjurkan ibu untuk melakukan mobilisasi dengan berjalan-jalan
karena sudah 6 jam ibu harus sudah bisa berjalan ke kamar mandi.
3.3.5 Menganjurkan ibu untuk makan makanan gizi seimbang seperti nasi,
ikan, sayur, buah dan minum air putih supaya jahitan cepat sembuh dan
tidak merasakan nyeri.
3.3.6 Menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene seperti ganti
pembalut setiap kali ketika basah tanpa menunggu penuh.
3.3.7 Menganjurkan ibu untuk selalu membersihan payudara agar asi nya tetap
lancar.
3.3.8 Menyepakati dengan ibu untuk kunjungan ulang tanggal 17 Maret 2022
untuk kontrol nifas dan juga bayinya, ibu setuju
BAB IV
PEMBAHASAN

Setelah melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan menggunakan


pendekatan manajemen kebidanan dan memahami penatalaksanaan yang
dilakukan pada Ny “A” dengan nifas fisiologi maka pada bab ini penulis akan
membahas kesenjangan penatalaksanaan antara teori dan penatalaksanaan.
Kebutuhan dasar ibu nifas dengan 6 jam antara lain yaitu pertama Nutrisi
dan Cairan karena Kualitas dan jumlah makanan yang akan dikonsumsi akan
sangat mempengaruhi produksi ASI. Yang kedua yaitu Istirahat Ibu post partum
sangat membutuhkan istirahat yang cukup untuk memulihkan kembali keadaan
fisik. Kurang istirahat pada ibu post partum akan mengakibatkan beberapa
kerugian misalnya, mengurangi jumlah ASI yang diproduksi, memperlambat
proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan, menyebabkan depresi dan
ketidaknyamanan untuk merawat bayi dan diri sendiri. Yang ketiga yaitu Latihan/
Senam Nifas Senam ini dilakukan agar pemulihan organ- organ ibu cepat dan
maksimal, hendaknya ibu melakukan senam nifas sejak awal (ibu yang menjalani
persalinan normal). Kemudian Ambulasi dini yang harus dilakukan secepat
mungkin, ibu post partum sudah diperbolehkan bangun dari tempat tidur dalam
24-48 jam, sebaiknya ibu sudah diperbolehkan untuk mandi dan pergi ke kamar
mandi dengan dibantu setelah 1 atau 2 jam melahirkan karena segera setelah
plasenta lahir, uterus berada kurang lebih pertengahan antara umbilikus dan
simfisis atau sedikit lebih tinggi dan pengeluaran lochea hari ke 2-3 post partum
yaitu lochea rubra. Pada 6 jam masa nifas, ibu memberikan kolostrum
dikarenakan ia mendengar informasi dari bidan bahwa kolostrum adalah ASI
pertama yang bermanfaat bagi kekebalan tubuh bayi sehingga bayi tidak mudah
terserang penyakit dan mengandung sel darah putih dan antibodi yang paling
tinggi dari pada ASI sebenarnya, khususnya kandungan imunoglobin A (Ig A)
yang membantu melapisi usus bayi yang masih rentan dan mencegah kuman
memasuki tubuh bayi (Saleha, 2013).
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada Ny.”A” didapatkan hasil bahwa
Masa nifas Ny.”A” berjalan secara normal. Pada 6 jam post partum dilakukan
pemeriksaan fisik dengan hasil TD : 110/70 mmHg, N : 80x/menit S : 37ºC RR :
20x/menit dan juga dilakukan pemeriksaan fisik dimana kondisi ibu baik, TFU 2
jari di bawah pusat, lochea rubra, perdarahan 1 kali ganti pembalut, ibu sudah
bisa jalan ke kamar mandi. selain ambulasi kebutuhan ibu nifas antara lain yaitu
istirhat yang ibu peroleh segera setelah melahirkan dan juga terdapat nutrisi
dimana dalam hal ini ibu sudah memperolehnya. Dari hal tesebut didapatkan
kesimpulan bahwa tidak terdapat kesenjangan teori dan praktek dalam pemberian
asuhan kebidanan pada Ny “A”
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Pada pengkajian pada ibu nifas di dapatkan kondisi ibu nifas dalam
batas normal Tensi : 110/70 mmhg, nadi : 80 x/menit, suhu: 37ºc, rr:
20x/menit. Tfu 2 jari bawah pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih
kosong, perdarahan ± 10 cc.
Diharapkan ibu mengetahui tentang kondisinya saat ini sehingga ibu
tidak khawatir tentang perubahan yang dialami saat masa nifas. Mengetahui
tentang tanda bahaya masa nifas. Mengetahui tanda merawat payudara agar
asi ibu lancar.
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Institusi
Lebih banyak menyediakan literature yang berkaitan degan kasus
sehingga lebih memudahkan dalam penyusunan Asuhan Kebidanan.
5.2.2 Bagi Lahan Praktek
Diharapkan para petugas bisa cepat dan tepat dalam memberikan
Asuhan Kebidanan sesuai Standart Pelayanan.
5.2.3 Bagi Penulis
Dengan penyusunan Asuhan Kebidanan semoga dapat dijadikan
sebagai pengalaman dan perbandingan antara teori yang didapat
dengan kasus nyata yang ada di lapangan.
5.2.4 Bagi Ibu
Diharapkan ibu lebih kooperatif, sehingga dalam pengobatan dapat
dilakukan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Ai Yeyeh, Rukiyah, Yulianti, Lia. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita.
Jakarta : Trans Info Medika.
Ambarwati, Eniratna. Diah Wulansari. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas.
Yogyakarta : Nuha Medika..
Lailiyana. dkk. 2011. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : Buku Kedokteran
EGC.
Mangkuji, Betty. Dkk. 2012. Asuhan Kebidanan 7 Langkah SOAP. Jakarta :
EGC.
Maritalia, Dewi. 2012. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.
Marni. 2012. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar..
Prasetyawati, Arsita Eka. 2012. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dalam Millenium
Development Goals (MDGs). Yogyakarta : Nuha Medika.
Prawirohardjo, Sarwono. 2014. ILMU KEBIDANAN. Jakarta : PT.BINA
PUSTAKA SARWONO PRAWIROHARDJO.
Sondakh, Jenny J.S. 2013. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Jakarta : Erlangga.
Sukarni K, Icashmi. Margareth. 2013. Kehamilan, Persalinan, Dan Nifas
dilengkapi dengan Patologi. Yogyakarta : Nuha Medika.
Sulistyawati, Ari. 2011. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Jakarta :
Salemba Medika.
Sulistyawati, Ari. Estinugraheni. 2011. Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin.
Jakarta : Salemba Medika.
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai