Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.

“M” UK 40 MINGGU GIII P2001 AB000

JANIN TUNGGAL HIDUP INTRAUTERIN DENGAN KALA 1 FASE AKTIF

DI RUANG KASUARI RS KB HASTA HUSADA

TANGGAL : 12 OKTOBER 2022

Asuhan Kebidanan ini disusun untuk Memenuhi Tugas


Praktik Klinik Kebidanan I Semester V

DISUSUN OLEH :

DILLA SANDI PURBAYANI

BOB0201809

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN STIKES KENDEDES MALANG

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN


TAHUN AJARAN 2021/2022

LEMBAR KONSULTASI

Ditulis Oleh : Dilla Sandi Purbayani

NIM : BOB0201809

Judul : Asuhan Kebidanan Pada Ny. “M” UK 40 Minggu 0 hari dengan Bayi Baru
Lahir Normal di RuangKasuari RS KB Hasta Husada

Hari/Tanggal Materi Yang Di Konsulkan Perbaikan Tanda Tangan


LEMBAR PENGESAHAN

Ditulis Oleh : Dilla Sandi Pubayani

NIM : BOB0201808
Judul : Asuhan Kebidanan Pada By Ny. “S” Usia GIII P2001 AB000 Janin
Tunggal Hidup Intrauteri dengan kala 1 fase aktif di ruang Kausuari KB
Hasta Husada

Ulfia Yuanita Putri K Amd. Keb ( )( )

NIP/NIDN. Tanda tangan Tanggal

Pembimbing Klinik

Ulfa Nurhidayati, SKM., M.Kes ( )( )

NIP/NIDN. Tanda tangan Tanggal

Pembimbing Institusi

Eka Yuni Indah Nurmala, M.Keb ( )( )

NIP/NIDN. Tanda tangan Tanggal

Pembimbing Akademik

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas kerunia dan hidayahnya, sehingga
asuhan kebidanan dengan judul “ Asuhan kebidanan pada Ny. “M“ UK 40 Minggu GIII P2001
AB000 Janin tunggal hidup intrauterine dengan kala 1 fase aktif “ dapat terselsaikan dengan
baik.

Asuhan kebidanan ini berisi tentang pengkajian data, identifikasi data, identifikasi
diagnose / masalah, identifikasi masalah ptotensial,identifikasi kebutuhan segera, intervensi,
implementasi dan evaluasi.
Dalam penyusunan asuhan kebidanan ini, penulis mendapatkan banyak bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu pda kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih kepada :

1. Dr. Muljo Hadi Sungkono, SpOG(K), selaku pembina Yayasan kendedes malang.
2. Drg. Suharwani selaku ketua Yayasan kendedes malang

3. Dr. Endah Puspitorini, MscIH, DTMPH, selaku PLH STIKes Kendedes Malang.
4. Edi Murwani, AMd.keb., SPd., MMRS, selaku Ketua STIKes Kendedes Malang
5. Ulfa Nur Hidayati, S.KM., Kes, selaku Ketua Program Studi DIII Kebidanan STIKes
Kendedes Malang
6. Selaku direktur RS KB Hasta Husada Kepanjen Malang
7. Ulfa Yuanita Putri K amd. Keb , selaku Clinical Instructur (CI) di RS KB Hasta Husada
Kepanjen
8. Eva Inayatul Faizah SKM,. M, Kes selaku Clinical Teacher (CT) Prodi Diploma III
Kebidanan STIKes Kendedes Malang
9. Eka Yuni Indah Nurmala, M,. Keb selaku pembimbing akademik
Demikian asuhan kebidanan ini kami susun semoga bisa memberikan manfaat bagi diri kami
sendiri dan pihak lain yang menggunakan

Malang, 12 oktober 2022

Penulis

DAFTAR ISI

COVER

LEMBAR KONSULTASI

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


1.2 Tujuan

1.2.1. Tujuan Umum

1.2.2 Tujuan Kusus

1.3 Metodeologi penulisan

1.4 Sistematika penulisan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Persalinan

1.2.1 Definisi

1.2.2 Tanda – Tanda persalinan

1.2.3 Jenis Persalinan

1.2.4 Persalinan Berdasarkan Umur Kehamilan

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III
TINJAUAN KASUS
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAULUAN

1.1 Latar Belakang

Persalinan adalah proses dimana bayi, Plasenta, dan selaput ketuban keluar dari
uterus ibu bersalin. Persalinan yang normal terjadi pada usia kehamilan cukup bulan/setelah
usia kehamilan 37 minggu atau lebih tanpa penyulit. Pada akhir kehamilan ibu dan janin
mempersiapkan diri untuk menghadapi proses persalinan.

Janin bertumbuh dan berkembang dalam proses persiapan menghadapi kehidupan di


luar Rahim. Ibu menjalani berbagai perubahan fisiologis selama masa hamil sebagai
persiapan menghadapi proses persalinan dan untuk berperan sebagai ibu.Persalinan dan
kelahiran adalah akhir kehamilan dan titik dimulainya kehidupan di luar Rahim bagi bayi
baru lahir.Persalinan dimulai sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada
serviks yang membuka dan menipis dan berakhir dengan lahirnya bayi beserta plasenta
secara lengkap Pengalaman persalinan bisa dialami oleh ibu pertama kali (primi), maupun
kedua atau lebih (multi). (Fauziah, 2015)

Primigravida yaitu wanita yang hamil untuk pertama kali, sedangkan multigravida
adalah seorang ibu yang hamil untuk kedua atau lebih.Tanda-tanda kehamilan primigravida
seperti perut tegang, labla mayora tampak bersatu, hypen seperti pada beberapa tempat,
vagina sempit dengan rugae yang utuh jari, perineum utuh dan baik. Pada serviks terdapat
pembukaan yang di dahului dengan pendataran dan setelah itu baru pembukaan (pembukaan
rata-rata 1 cm dalam 2 jm) Lama kala I untuk primigravida berlangsung 12 jam sedangkan
multigravida lama kala I multigravida 8 jam (Moctar, 1998)

Wanita yang melahirkan mengharapkan persalinan berlangsung tanpa rasa nyeri,


Berbagai cara dilakukan agar ibu melahirkan tidak selalu merasa sakit dan merasa nyaman.
Saat ini hingga 50% persalinan di seluruh rumah sakit di Indonesia memilih melakukan
operasi cectio caesarea, tingginya operasi caesar disebabkan para ibu primigravida yang
hendak bersalin lebih memilih operasi cectio caesarea karena tidak kuat dan tidak ingin
mengalami nyeri persalinanpada saat kala 1 menurut penelitian (Jayanthi, 2010)

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum

Setelah melakukan asuhan kebidanan diharapkan mahasiswa dapat melaksanakan


asuhan kebidanan menurut 7 langkah Varney secara komprehensif.

1.2.1 Tujuan Khusus


Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan mahasiswa dapat:
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada klien yang meliputi data subyektif
dan obyektif secara komprehensif.
b. Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa kebidanan berdasarkan data subyektif dan
obyektif.
c. Mahasiswa mampu mengantisipasi masalah potensial yang mungkin terjadi.
d. Mahasiswa mampu melakukan identifikasi kebutuhan segera terhadap klien jika
terjadi masalah potensial.
e. Mahasiswa mampu membuat intervensi atau rencana yang akan dilaksanakan pada
klien.
f. Mahasiswa mampu melaksanakan tindakan dari rencana yang sudah dibuat.
g. Mahasiswa mampu melaksanakan evaluasi yang telah dilaksanakan dan melakukan
asuhan selanjutnya.
h. Mahasiswa mampu mendokumentasikan asuhan kebidanan secara baik dan
menyeluruh.

1.1 Metodologi Penulisan


a. Wawancara
Yaitu dengan melakukan tanya jawab secara langsung kepada klien dan kleuarga.
b. Observasi
Yaitu dengan melakukan pemantauan dan melihat tindakan yang dilakukan pada klien.
c. Praktek langsung
Yaitu dengan melakukan tindakan yang dilakukan pada klien secara langsung.
d. Dokumentasi status
Yaitu dengan cara melihat pada pencatatan data pendokumentasian mengenai klien dari
puskesmas.
e. Studi kepustakaan
Yaitu dengan membaca dan meninjau kasus yang diangkat pada buku atau literatur yang
ada.
1.2 Sistematika Penulisan
Penyusunan Asuhan Kebidanan ini terbagi dalam 5 BAB yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

berisi tentang latar belakang, tujuan, metodologi penulisan dan sitematika penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORI

Berisi tentang cuplikan/rujukan teori, konsep-konsep yang memiliki relevansi dengan asuhan
kebidanan yang diberikan beserta konsep teori manajemen kebidanan sesuai dengan kasus yang
dihadapi.

BAB III TINJAUAN KASUS

Berisi tentang pengkajian data, identifikasi diagnosa masalah, identifikasi masalah potensial,
identifikasi kebutuhan segera, intervensi, implementasi, evaluasi.

BAB IV PEMBAHASAN

berisi tentang pembahasan kesenjangan antara teori dengan kasus dan praktek di lapangan.

BAB V PENUTUP

Berisi tentang kesimpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA

BAB II

TINJAUN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Persalinan

2.1.1 Definisi
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke
dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang
terjadi pada kehamilan cukup bulan, lahir spontan dengan presentasi belakang kepala
tanpa komplikasi baik ibu maupun janin (Bandiyah, 2012).

Persalinan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup
bulan (37-42 minggu) lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung
dalam 18 jam tanpa komplikasi baik ibu maupun janin (Saifuddin, 2013).

2.1.2 Tahap persalinan

Tahap persalinan menurut Prawirohardjo (2012) antara lain :

a) Kala I (kala pembukaan)


Kala I persalinan adalah permulaan kontraksi persalinan sejati, yang ditandai oleh
perubahan serviks yang progresif yang diakhiri dengan pembukaan lengkap (10
cm) pada primigravida kala I berlangsung kira-kira 13 jam, sedangkan pada
multigravida kira-kira 7 jam.

 Terdapat 2 fase pada kala satu, yaitu :

Fase laten
Merupakan periode waktu dari awal persalinan pembukaan mulai berjalan
secara progresif, yang umumnya dimulai sejak kontraksi mulai muncul
hingga pembukaan 3-4 cm atau permulaan fase aktif berlangsung dalam 7-
8 jam. Selama fase ini presentasi mengalami penurunan sedikit hingga
tidak sama sekali.
Fase Aktif
Merupakan periode waktu dari awal kemajuan aktif pembukaan menjadi
komplit dan mencakup fase transisi, pembukaan pada umumnya dimulai
dari 3-4 cm hingga 10 cm dan berlangsung selama 6 jam. Penurunan
bagian presentasi janin yang progresif terjadi selama akhir fase aktif dan
selama kala dua persalinan.
Fase aktif dibagi dalam 3 fase, antara lain :
Fase Akselerasi, yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm
menjadi 4 cm.
Fase Dilatasi, yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan sangat cepat,
dari 4 cm menjadi 9 cm.
Fase Deselerasi, yaitu pembukaan menjadi lamban kembali dalam
waktu 2 jam pembukaan 9 cm menjadi lengkap.
b) Kala II (kala pengeluaran janin)
Menurut Prawirohardjo (2012), beberapa tanda dan gejala persalinan kala
II yaitu :
1) Ibu merasakan ingin mengejan bersamaan terjadinya kontraksi;
2) Ibu merasakan peningkatan tekanan pada rectum atau vaginanya,
3) Perineum terlihat menonjol; d) Vulva vagina dan sfingter ani
terlihat membuka;
4) Peningkatan pengeluaran lendir darah. Pada kala II his
terkoordinir, kuat, cepat dan lama, kirakira 2-3 menit sekali.
Kepala janin telah turun masuk ruang panggul sehingga terjadi
tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflek timbul
rasa mengedan. Karena tekanan pada rectum, ibu seperti ingin
buang air besar dengan tanda anus terbuka.
Pada waktu his kepala janin mulai terlihat, vulva membuka dan
perineum meregang. Dengan his mengedan yang terpimpin akan
lahir kepala dengan diikuti seluruh badan janin. Kala II pada primi:
1 ½ - 2 jam, pada multi ½ - 1 jam (Mochtar,
repository.unimus.ac.id 10 2012). Pada kala II persalinan, nyeri
tambahan disebabkan oleh regangan dan robekan jaringan
misalnya pada perineum dan tekanan pada otot skelet perineum.
Nyeri diakibatkan oleh rangsangan struktur somatik superfisial dan
digambarkan sebagai nyeri yang tajam dan terlokalisasi, terutama
pada daerah yang disuplai oleh saraf pudendus (Mander, 2012).
c) Kala III (kala pengeluaran plasenta)
Menurut Prawirohardjo (2012) tanda-tanda lepasnya plasenta mencakup
beberapa atau semua hal dibawah ini :
1) Perubahan bentuk dan tinggi fundus. Sebelum bayi lahir dan miometrium
mulai berkontraksi, uterus berbentuk bulat penuh (discoit) dan tinggi fundus
biasanya turun sampai dibawah pusat. Setelah uterus berkontraksi dan uterus
terdorong ke bawah, uterus menjadi bulat dan fundus berada di atas pusat
(sering kali mengarah ke sisi kanan).
2) Tali pusat memanjang Tali pusat terlihat keluar memanjang atau terjulur
melalui vulva dan vagina (tanda Ahfeld).
3) Semburan darah tiba-tiba Darah yang terkumpul di belakang plasenta akan
membantu mendorong plasenta keluar dan dibantu oleh gaya gravitasi.
Semburan darah yang secara tiba-tiba menandakan darah yang terkumpul
diantara melekatnya plasenta dan permukaan maternal plasenta (maternal
portion) keluar dari tepi plasenta yang terlepas.

Setelah bayi lahir kontraksi rahim istirahat sebentar. Uterus teraba keras
dengan fundus uterus setinggi pusat, dan berisi plasenta yang menjadi tebal
2x sebelumnya. Beberapa saat kemudian timbul his pelepasan dan
pengeluaran plasenta. Dalam waktu 5-10 menit plasenta
repository.unimus.ac.id 11 terlepas, terdorong ke dalam vagina akan lahir
spontan atau sedikit dorongan dari atas simfisis atau fundus uteri. Seluruh
proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran
plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc (Mochtar,
2012).
d) Kala IV
1) Kala pengawasan selama 2 jam setelah plasenta lahir untuk
mengamati keadaan ibu terutama bahaya perdarahan postpartum.
Perdarahan dianggap masih normal jika jumlahnya tidak melebihi
400 cc sampai 500 cc. Observasi yang harus dilakukan pada kala
IV antara lain : Intensitas kesadaran penderita
2) Pemeriksaan tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi dan pernafasan
3) Kontraksi uterus
4) Terjadinya perdarahan

1.2.2 Tanda – Tanda persalinan

Untuk mendukung deskripsi tentang tanda dan gejala persalinan, akan dibahas
materi sebagai berikut:

1. Lightening
Beberapa minggu sebelum persalinan, calon ibu merasa bahwa keadaannya
menjadi lebih enteng. Ia merasa kurang sesak, tetapi sebaliknya ia merasa bahwa
berjalan sedikit lebih sukar, dan sering diganggu oleh perasaan nyeri pada anggota
bawah.(Ari Kurniarum, S.SiT., 2016)
2. Pollikasuria
Pada akhir bulan ke-IX hasil pemeriksaan didapatkan epigastrium kendor,
fundus uteri lebih rendah dari pada kedudukannya dan kepala janin sudah mulai
masuk ke dalam pintu atas panggul. Keadaan ini menyebabkan kandung kencing
tertekan sehingga merangsang ibu untuk sering kencing yang disebut Pollakisuria.
(Ari Kurniarum, S.SiT., 2016)
3. False labor
Tiga (3) atau empat (4) minggu sebelum persalinan, calon ibu diganggu oleh
his pendahuluan yang sebetulnya hanya merupakan peningkatan dari kontraksi
Braxton Hicks. His pendahuluan ini bersifat:

 Nyeri yang hanya terasa di perut bagian bawah

 Tidak teratur

 Lamanya his pendek, tidak bertambah kuat dengan majunya waktu dan
bila dibawa jalan malah sering berkurang

 Tidak ada pengaruh pada pendataran atau pembukaan cervix. (Ari


Kurniarum, S.SiT., 2016)

4. Perubahan cervix
Pada akhir bulan ke-IX hasil pemeriksaan cervix menunjukkan bahwa cervix
yang tadinya tertutup, panjang dan kurang lunak, kemudian menjadi lebih lembut, dan
beberapa menunjukkan telah terjadi pembukaan dan penipisan. Perubahan ini berbeda
untuk masing- masing ibu, misalnya pada multipara sudah terjadi pembukaan 2 cm
namun pada primipara sebagian besar masih dalam keadaan tertutup.(Ari Kurniarum,
S.SiT., 2016)
5. Energy Sport
Beberapa ibu akan mengalami peningkatan energi kira-kira 24-28 jam
sebelum persalinan mulai. Setelah beberapa hari sebelumnya merasa kelelahan fisik
karena tuanya kehamilan maka ibu mendapati satu hari sebelum persalinan dengan
energi yang penuh. Peningkatan energi ibu ini tampak dari aktifitas yang
dilakukannya seperti membersihkan rumah, mengepel, mencuci perabot rumah, dan
pekerjaan rumah lainnya sehingga ibu akan kehabisan tenaga menjelang kelahiran
bayi, sehingga persalinan menjadi panjang dan sulit. (Ari Kurniarum, 12 S.SiT.,
2016)
6. Gastrointestinal Upsets
Beberapa ibu mungkin akan mengalami tanda-tanda seperti diare, obstipasi,
mual dan muntah karena efek penurunan hormon terhadap sistem pencernaan.(Ari
Kurniarum, S.SiT., 2016)

2.2.3 Jenis persalinan

Jenis persalinan yang aman tentu menjadi pertimbangan untuk ibu hamil
tua, apalagi bagi mereka yang menginginkan untuk persalinan normal
(Prawirohardjo, 2012).

1. Persalinan normal
Persalinan normal adalah jenis persalinan dimana bayi lahir melalui vagina,
tanpa memakai alat bantu, tidak melukai ibu maupun bayi (kecuali
episiotomi), dan biasanya dalam waktu kurang dari 24 jam. Kekuatan
mengejan ibu, akan mendorong janin kebawah masuk ke rongga panggul. Saat
kepala janin memasuki ruang panggul, maka posisi kepala sedikit menekuk
menyebabkan dagu dekat dengan dada janin. Posisi janin ini akan
memudahkan kepala lolos melalui jalan lahir, yang diikuti dengan beberapa
gerakan proses persalinan selanjutnya. Setelah repository.unimus.ac.id 12
kepala janin keluar, bagian tubuh yang lain akan mengikuti, mulai dari bahu,
badan, dan kedua kaki buah hati anda.
2. Persalinan dengan vakum (ekstrasi vakum)
Proses persalinan dengan alat bantu vakum adalah dengan meletakan alat di
kepala janin dan dimungkinkan untuk dilakukan penarikan, tentu dengan
sangat hati-hati. Persalinan ini juga disarankan untuk ibu hamil yang
mengalami hipertensi. Persalinan vakum bisa dilakukan apabila panggul ibu
cukup lebar, ukuran janin tidak terlalu besar, pembukaan sudah sempurna, dan
kepala janin sudah masuk ke dalam dasar panggul.
3. Persalinan Dibantu forsep (ekstrasi forsep)
Persalinan forsep adalah persalinan yang menggunakan alat bangu yang
terbuat dari logam dengan bentuk mirip sendok. Persalinan ini bisa dilakukan
pada ibu yang tidak bisa mengejan karena keracunan kehamilan, asma,
penyakit jantung atau ibu hamil mengalami darah tinggi. Memang persalinan
ini lebih berisiko apabila dibandingkan persalinan dengan bantuan vakum.
Namun bisa menjadi alternatif apabila persalinan vakum tidak bisa dilakukan,
dan anda tidak ingin melakukan persalinan caesar.
4. Persalinan dengan operasi sectio caesarea
Persalinan sectio caesarea adalah jenis persalinan yang menjadi solusi akhir,
apabila proses persalinan normal dan penggunaan alat bantu sudah tidak lagi
bisa dilakukan untuk mengeluarkan janin dari dalam kandungan. Persalinan
ini adalah dengan cara mengeluarkan janin dengan cara merobek perut dan
rahim, sehingga memungkinkan dilakukan pengambilan janin dari robekan
tersebut.
5. Persalinan di dalam air (water birth)
Melahirkan di dalam air (water birth) nadalah jenis persalinan dengan
menggunakan bantuan air saat proses peralinan. Ketika sudah mengalami
pembukaan sempurna, maka ibu hamil masuk ke dalam bak yang berisi air
dengan suhu 36-37 Celcius. Setelah bayi lahir, maka secara pelan-pelan
diangkat dengan tujuan agar tidak merasakan perubahan suhu yang ekstrem.

1.2.4 Persalinan Berdasarkan Umur Kehamilan

a. Abortus
Pengeluaran buah kehamilan sebelum kehamilan 22 minggu atau bayi dengan
berat badan kurang dari 500 gram.
b. Partus immaturus
Pengeluaran buah kehamilan antara 22 minggu dan 28 minggu atau bayi
dengan berat badan antara 500 gram dan 999 gram.
c. Partus prematurus
Pengeluaran buah kehamilan antara 28 minggu dan 37 minggu atau bayi
dengan berat badan antara 1000 gram dan 2499 gram.
d. Partus maturus atau a’term
Pengeluaran buah kehamilan antara 37 minggu dan 42 minggu atau bayi
dengan berat badan 2500 gram atau lebih.
e. Partus postmaturus atau serotinus 8
Pengeluaran buah kehamilan setelah kehamilan 42 minggu.

BAB III

TINJAUAN KASUS

Anda mungkin juga menyukai