Anda di halaman 1dari 46

ASUHAN KEBIDANAN

PADA BAYI NY “V” USIA 5 JAM DENGAN


BAYI BARU LAHIR NORMAL
DI PUSKESMAS SUMBERPUCUNG
KAB. MALANG

Disusun Oleh :
ASRI DEWI WAHYUNINGTYAS
NIM 2082B0005

PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


IIK STRADA INDONESIA
2020
PERSETUJUAN

Laporan praktik dengan judul “BAYI NY “V” USIA 5 JAM DENGAN


BAYI BARU LAHIR NORMAL ” di Puskesmas Sumberpucung kabupaten
Malang telah disetujui oleh pembimbing penyusunan Asuhan pada :
Hari/tanggal : Sabtu , Juli 2021

Sumberpucung, Juli 2021

Mahasiswa

TTD

Asri Dewi Wahyuningtyas

Mengetahui,

Dosen Pembimbing Pembimbing Lahan

TTD TTD

Eri Puji Kumalasari, SST.,M.kes Tutik Rahayu, S.Tr.Keb

KATA PENGANTAR
........................................................... Puji syukur kehadirat tuhan YME atas segala rahm

Nya yang dilimpahkan, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Asuhan

Kebidanan Holistik di Puskesmas Sumberpucung.

Penyusunan Laporan Asuhan Kebidanan Holistik ini merupakan

tugas yang diwajibkan bagi mahasiswa Program studi Pendidikan Profesi Bidan

IIK STRADA INDONESIA KEDIRI yang akan menyelesaikan pendidikan akhir

program. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang

telah membantu dalam penyusunan Asuhan Kebidanan ini terutama:

1. Dr. Byba Melda Suhita, S.Kep.,Ns.,M.Kes selaku Dekan Fakultas

Keperawatan dan Kebidanan IIK STRADA Indonesia.

2. Yenny Puspitasari,S.Kep.,Ns.,M.Kes selaku Ka Prodi Pendidikan Profesi

Bidan IIK STRADA Indonesia.

3. Eri Puji Kumalasari, SST.,M.kes,……. Selaku Dosen pembimbing

4. Tutik Rahayu, S.Tr..Keb selaku pembimbing Lahan di Puskesmas

Sumberpucung

5. Dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Askeb ini.

Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam

penyusunan Asuhan Kebidanan holistic ini. Untuk itu penyusun mengharapkan

kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca demi peningkatan

penyusunan Asuhan Kebidanan holistic selanjutnya.

Malang, 2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada tahun 2015 jumlah bayi baru lahir di Indonesia mencapai 60,8 juta
jiwa. Hal ini menunjukkan laju pertumbuhan penduduk Indonesia yang sangat
tinggi mencapai 1,55 % per tahun. Sedangkan angka kematian bayi pada tahun
yang sama mencapai 50/1000 kelahiran hidup. Karena kematian pada periode
neonatus sangat tinggi, sehingga kelainan-kelainan pada neonatus harus
dideteksi sedini mungkin. (Saifudin, 2002)
Keadaan bayi sangat tergantung pada pertumbuhan janin di dalam
uterus, kualitas pengawasan antenatal, penyakit yang menyertai kehamilan
ibu, penanganan persalinan dan perawatan sesudah lahir. Penanggulangan bayi
tergantung pada keadaan apakah ia normal atau tidak. (Mansjoer, 1999)
Pada umumnya kelahiran bayi normal dapat dipertanggungjawabkan
secara penuh terhadap keselamatan ibu dan bayi pada persalinan. Setiap
petugas kesehatan harus mengetahui segera timbulnya perubahan pada ibu dan
bayi dan jika perlu segera berikan pertolongan pertama. (Saifuddin, 2002)
Penelitian tahun 1998 menunjukkan > 50 % kematian bayi terjadi dalam
periode neonatal yaitu pada bulan pertama kehidupan. Kurang baiknya
penanganan bayi baru lahir akan menyebabkan kelainan-kelainan dan dapat
juga mengakibatkan cacat seumur hidup, bahkan kematian. Lebih dari 40 %
kematian bayi terjadi karena asfiksi, 30 % infeksi, 20% tetanus neonatorum
sedangkan yang lain diakibatkan oleh hipotermi, hipoglikemia, dan lain-lain.
Hipotermi dapat mengakibatkan cold stress yang selanjutnya dapat
menyebabkan hipoxia dan hipoglikemia yang mengakibatkan kerusakan otak.
(Saifudin, 2002)
Dari data yang diperoleh dari puskesmas Sumberpucung jumlah bayi
baru lahir tahun 20

07-2008 yaitu 221 jiwa.


Dengan demikian, penulis tertarik untuk melaksanakan Asuhan
Kebidanan pada bayi Ny “V” usia 5 jam dengan bayi baru lahir normal.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Agar mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru
lahir.
1.2.2 Tujuan Khusus
Dengan disusunnya laporan ini diharapkan mahasiswa mampu :
a. Melakukan pengkajian terhadap BBL normal
b. Mengidentifikasi diagnosa dan masalah
c. Mengantisipasi masalah potensial
d. Mengidentifikasi kebutuhan segera
e. Menyusun intervensi untuk menangani BBL normal
f. Mengimplementasikan masalah BBL normal
g. Melaksanakan evaluasi

1.3 Metode Penulisan


Asuhan kebidanan ini disusun dengan cara :
a. Observasi
Melakukan pengamatan langsung pada klien.
b. Wawancara
Mengadakan tanya jawab langsung pada klien guna mengetahui keluhan
yang dirasakan ibu, sehingga dapat memberikan asuhan yang tepat dan
benar sesuai masalah yang ada.
c. Praktek
Mengadakan praktek langsung melalui pendekatan manajemen kebidanan.
d. Tinjauan Pustaka
Membaca sumber buku yang dapat mendukung terlaksananya asuhan dan
dapat membandingkan antara teori dan praktek.
1.4 Sistematika Penulisan
Kata Pengantar
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Metode Penulisan
1.4 Sistematika Penulisan
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Bayi Baru Lahir
2.2 Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan
BAB 3 TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian Data
3.2 Identifikasi Diagnosa dan Masalah
3.3 Intervensi
3.4 Implementasi
3.5 Evaluasi
BAB 4 PEMBAHASAN
4.1 Pengkajian Data
4.2 Identifikasi Diagnosa dan Masalah
4.3 Intervensi
4.4 Implementasi
4.5 Evaluasi
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Daftar Pustaka
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Bayi Baru Lahir


2.1.1 Definisi
 Bayi baru lahir (neonatus) adalah bayi baru lahir sampai usia 28 hari
atau 4 minggu. (Unicef, 1999: 81)
 Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37 –
42 minggu dengan berat lahir antara 2500 gram sampai 4000 gram.
(Manuaba, 1998: 56)
2.1.2 Ciri-Ciri BBL Normal
 Berat badan 2500 gr sampai 4000 gr
 Panjang badan bayi 48 – 52 cm
 Lingkar dada bayi 32 – 34 cm
 Lingkar kepala bayi 33 – 35 cm
 Bunyi jantung dalam menit pertama ± 180 x/menit, kemudian turun
sampai 120 – 140 x/menit pada waktu bayi berumur 30 menit.
 Pernafasan cepat pada menit-menit pertama kira-kira 80 x/menit disertai
pernafasan cuping hidung, retraksi supraseternal dan intercostals, serta
rintihan hanya berlangsung 10 – 15 menit.
 Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subcutan, cukup
terbentuk dan dilapisi vernik caseosa.
 Rambut lanugo telah hilang, rambut kepala tumbuh baik
 Kuku telah agak panjang dan lemas
 Pada genetalia : testis sudah turun dan berkerut (pada bayi laki-laki) dan
labia mayora telah menutupi labia minora (pada bayi perempuan)
 Reflek hisap : menelan, reflek morro telah terbentuk
 Eliminasi : urine dan mekonium normalnya keluar pada 24 jam pertama.
Mekonoium bersifat hitam kehijauan dan lengket.
(Syahlan, 1992: 131)
2.1.3 Perubahan-perubahan yang Terjadi Pada BBL
 Gangguan metabolisme karbohidrat
Oleh karena kadar gula darah tali pusat yang 65 mg/100 ml akan
menurun menjadi 50 mg/100 ml dalam waktu 2 jam sesudah lahir, energi
tambahan yang diperlukan neonatus pada jam-jam pertama sesudah lahir
diambil dari hasil metabolisme asam lemak sehingga kadar gula akan
mencapai 120 mg/100 ml. Bila perubahan glukosa menjadi glikogen
meningkat / adanya gangguan metabolisme asam lemak yang tidak dapat
memenuhi kebutuhan neonatus, maka kemungkinan besar bayi
mengalami hipoglikemia.
 Gangguan Umum
Sesaat sesudah bayi lahir ia akan berada di tempat yang suhunya lebih
rendah dari dalam kandungan dan dalam keadaan basah. Bila dibiarkan
saja dalam suhu kamar 25 0C maka bayi akan kehilangan panas melalui
evaporasi, konveksi, konduksi dan radiasi sebanyak 200 kalori / kg /
BB / menit. Sedangkan pembentukan panas yang dapat diproduksi hanya
sepersepuluh dari pada yang tersebut diatas, dalam waktu yang
bersamaan. Hal ini akan menyebabkan penurunan suhu tubuh sebanyak
2 0C dalam waktu 15 menit. Suhu lingkungan yang tidak baik akan
menyebabkan bayi menderita hipotermi dan trauma dinin (cold injury).
Bayi baru lahir dapat mempertahankan suhu tubuhnya dengan
mengurangi konsumsi energi serta merawatnya di dalam NTE (Natural
Thermal Environment) adalah suhu lingkungan rata-rata dimana
produksi panas, pemakaian O2 dan kebutuhan nutrisi untuk pertumbuhan
adalah minimal agar suhu tubuh menjadi normal.
 Perubahan sistem pernafasan
Pernafasan pertama pada bayi normal terjadi dalam waktu 30 detik
sesudah kelahiran. Pernafasan ini timbul sebagai akibat aktivitas normal
sistem saraf pusat dan perifer yang dibantu oleh beberapa rangsangan
lainnya. Semua ini menyebabkan perangsangan pusat pernafasan dalam
otak yang melanjutkan rangsangan tersebut untuk menggerakkan
diafragma serta otot-otot pernafasan lainnya. Tekanan rongga dada bayi
pada waktu melalui jalan lahir pervaginam mengakibatkan paru-paru
pada bayi normal cukup bulan mengandung 80 – 100 ml cairan,
kehilangan 1/3 dari cairan ini. Sesudah bayi lahir, cairan yang hilang
diganti dengan udara.
 Perubahan sistem sirkulasi
Dengan perkembangan paru-paru tekanan O2 di dalam alveoli
meningkat, sebaliknya tekanan CO2 menurun. Hal ini mengakibatkan
turunnya resistensi pembuluh-pembuluh darah dari arteri pulmonalis
mengalir ke paru-paru, ductus arteriosus tertutup. Setelah tali pusat
dipotong, aliran darah dari plasenta terhenti dan foramen ovali tertutup.
 Perubahan lain
Alat-alat pencernaan, hati, ginjal dan lain-lain mulai berfungsi.
(Sarwono Prawirohardjo, 2002: 230)

2.1.4 Perawatan Bayi Baru Lahir


a.Pertolongan pada saat bayi lahir
 Sambil secara cepat menilai pernafasannya, letakkan bayi dengan
handuk di atas perut bayi
 Dengan kain bersih dan kering atau kasa, lap darah atau lendir dari
wajah bayi untuk mencegah jalan udaranya terhalang. Periksa ulang
pernafasan bayi yaitu sebagian besar bayi akan menangis atau
bernafas secara spontan dalam waktu 30 detik setelah lahir.
(Saifuddin, 2002: 221)
b. Penilaian Bayi waktu lahir
Keadaan umum bayi yaitu secara setelah bayi lahir. Dengan cara menilai
bayi segera menangis atau tidak, warna kulit bayi kemerahan atau
kebiru-biruan, serta bagaimana gerak bayi (aktif atau tidak).
(Depkes RI, 2002: 76)
c.Perawatan Tali Pusat
Pemotongan dan pengikatan tali pusat menyebabkan pemisahan fisik
terakhir antara ibu dan bayi. Pemotongan sampai denyut nadi tali pusat
berhenti dapat dilakukan pada bayi normal, sedangkan pada bayi gawat
(high risk baby) dapat dilakukan pemotongan tali pusat secepat mungkin
agar dapat dilakukan resusitasi sebaik-baiknya. Tali pusat dijepit dengan
kocher kira-kira 5 cm dan 7,5 cm dari pusat. Pemotongan dilakukan
antara kedua klem tersebut. Kemudian dilakukan pengikatan tali pusat
dengan alat penjepit plastik atau pita dari nilon atau dapat juga barang
katun steril. Untuk menghindari infeksi tali pusat yang dapat
menyebabkan sepsis, meningitis, dll, maka di tempat pemotongan dan
dipangkal tali pusat serta 2,5 cm sekitar pusat diberi antiseptik.
Selanjutnya tali pusat di rawat dalam keadaan steril/ bersih dan kering.
(Sarwono Prawirohardjo, 2002: 231)
d. Jagalah bayi agar tetap hangat
 Pastikan bayi tersebut tetap hangat dan terjadi kontak antara kulit bayi
dan kulit ibu.
 Gantilah handuk/ kain yang basah dan bungkus bayi tersebut dengan
selimut dan jangan lupa memastikan bahwa kepala telah terlindung
dengan baik untuk mencegah keluarnya panas tubuh. Pastikan bayi
tetap hangat.
(Saifuddin, 2002: 222)
e.Perawatan Mata
Obat mata eritromisin 0,5 % atau tetrasiklin 1 % dianjurkan untuk
pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit menular seksual).
Obat perlu diberikan pada jam pertama setelah persalinan. Yang lazim
dipakai adalah larutan perak nitrat atau neosporin dan langsung
diteteskan pada mata segera setelah lahir.
(Saifuddin, 2002: 222)
2.1.5 Pemeriksaan Fisik Bayi
 Kepala
Besar, bentuk, sutura menutup/ melebar, caput succedaneum, cephal
hematoma, dsb.
 Mata
Perdarahan, sub konjungtiva, tanda-tanda infeksi
 Hidung dan mulut
Labioskisis, labiopalatoskisis, reflek hisap (dinilai dengan mengamati
bayi saat menyusu)
 Leher
Hematom sberno kleidomastoideus, ductus firoglasus, nigromakali.
 Dada
Bentuk, pembesaran buah dada, pernafasan, retraksi interkostal,
subcostal sifoid, merintih, pernafasan cuping hidung, bunyi paru-paru
(sonor, vesikuler, bronkial, dll)
 Jantung
Pulsasi, frekuensi bunyi jantung, kelainan bunyi jantung.
 Abdomen
Membuncit (pembesaran hati, limfa, tumor oster), skafoid (kemungkinan
bayi menderita diafragmatika / atresia esofagi tanpa fistula)
 Tali pusat
Perdarahan, jumlah darah pada tali pusat, warna dan besar tali pusat,
hernia di tali pusat/ diselangkangan.
 Alat kelamin
Testis berada dalam scrotum, penis berlubang pada ujung (pada bayi
laki-laki), vagina berlubang, labia mayora menutupi labia minora (pada
bayi perempuan).
 Lain-lain
Mekonium harus keluar dalam 24 jam sesudah lahir, bila tidak, harus
waspada atresia ani/ obstruksi usus. Urine juga harus keluar dalam 24
jam. Kadang pengeluaran urine tidak diketahui oleh karena keluar pada
saat bayi lahir dan bercampur dengan air ketuban. Bila urine tidak ada
dalam 24 jam harus diperhatikan bila obstruksi saluran kencing.
(Sarwono Prawirohardjo, 2002: 233)

2.1.6 Pemeriksaan Antropometri


1. Lingkar kepala
 Ukuran muka belakang
- Diameter sub occipito Bregmatika
Ukuran dari foramen magnum ke ubun-ubun besar. Normalnya
9,5 cm.
- Diameter sub occipito frontalis
Ukuran dari foramen magnum ke pangkal hidung. Normalnya
11 cm.
- Diameter fronto occipitalis
Ukuran dari pangkal hidung ke titik terjauh belakang kepala.
Normalnya 12 cm.
- Diameter mento occipitalis
Ukuran dari dagu ke titik terjauh belakang kepala. Normalnya
13,5 cm
- Diameter sub mento bregmatika
Ukuran dari bawah dagu ke ubun-ubun besar. Normalnya 9,5 cm.
 Ukuran melintang
- Diameter bi parietalis
Ukuran terbesar antara kedua ossa parietalis. Normalnya 9 cm
- Diameter bi temporalis
Ukuran terbesar antara sutura coronaria kiri dan kanan.
Normalnya 8 cm.
 Ukuran melingkar
- Circumferentia sub occipito brematica
Normalnya 32 cm
- Circumferentia fronto occipitalis
Normalnya 34 cm
- Circumferentia mento occipitalis
Normalnya 35 cm
2. Lingkar dada
Diukur dari dada ke arah punggung kembali ke dada melalui puting
susu. Normalnya 32 – 34 cm.
3. Lingkar lengan bayi
Diukur di daerah lengan atas. Normalnya 10 – 11 cm.
(IKA, 1985: 150)

2.1.7 Macam-Macam reflek pada Neonatus :


1. Reflek moro / reflek terkejut
Apabila bayi diberi sentuhan mendadak khususnya dengan jari dan
tangan, maka akan menimbulkan gerak terkejut.
2. Reflek menggenggam
Apabila telapak tangan disentuh dengan jari, maka bayi akan berusaha
menggenggam jari tersebut.
3. Reflek rooting / mencari
Apabila pipinya disentuh dengan jari, maka ia akan menolehkan pipinya.
4. Reflek menghisap / sucking reflek
Apabila bayi diberi dot / puting susu di mulutnya, maka ia akan berusaha
menghisap.
5. Glabella reflek
Bayi disentuh pada os glabella atau pangkal hidung dengan jari tangan,
maka ia akan mengerutkan keningnya atau matanya mengedip.
6. Gland reflek
Bayi disentuh pada lipatan paha dengan jari tangan, maka ia akan
berusaha mengangkat pahanya.
7. Conjungtiva mandibularis reflek
Apabila diberi rangsangan mulai pangkal kelopak mata ke atas kemudian
membentuk garis lurus menuju mandibularis, bayi akan menutup mata
dan disertai reflek mengangkat pipi.
8. Tonick Neck reflek
Bila bayi diangkat dari tempat tidur/ bila digendong, maka ia akan
berusaha mengangkat kepalanya.
(Saifuddin, 2002: 223)

2.1.8 Perawatan lain-lain


1. Lakukan perawatan Tali pusat
 Pertahankan sisa tali pusat dalam keadaan terbuka agar terkena udara
dan ditutupi dengan kain bersih secara longgar.
 Jika tali pusat terkena kotoran atau tinja, cuci dengan sabun dan air
dan keringkan betul-betul.
2. Dalam waktu 24 jam dan sebelum ibu dan bayi dipulangkan ke rumah,
berikan imunisasi BCG, polio dan hepatitis B.
3. Ajarkan tanda-tanda bahaya bayi pada orang tua dan berperilaku orang
tua agar merujuk bayi segera untuk perawatan lebih lanjut, yaitu :
 Pernafasan : Sulit atau lebih dari 60 x/menit
 Warna : kuning (terutama pada 24 jam pertama), biru atau pucat.
 Tali pusat : merah, bengkak, keluar cairan, bau busuk, berdarah.
 Infeksi : suhu meningkat, merah, bengkak, keluar cairan (nanah), bau
busuk, pernafasan sulit.
 Tinja / kemih : tidak berkemih dalam 24 jam, tinja lembek, sering
kejang, tidak bisa tenang, menangis terus menerus.
4. Ajarkan pada orang tua cara merawat bayi mereka dan perawatan harian
untuk bayi baru lahir.
 Beri ASI sesuai dengan kebutuhan setiap 2-3 jam mulai dari hari
pertama
 Jaga bayi dalam keadaan bersih, hangat dan kering serta mengganti
popok
 Jaga tali pusat dalam keadaan bersih dan kering
 Jaga keamanan bayi terhadap trauma dan penyakit infeksi.
(Saifuddin, 2002: 224)

2.1.9 Perawatan Bayi Baru Lahir


1. Pertolongan pada saat bayi lahir
a. Sambil secara cepat menilai pernafasannya, letakkan bayi dengan
handuk di atas perut bayi
b. Dengan kain bersih dan kering atau kasa, lap darah atau lendir dari
wajah bayi untuk mencegah jalan udaranya terhalang. Periksa
ulang pernafasan bayi yaitu sebagian besar bayi akan menangis
atau bernafas secara spontan dalam waktu 30 detik setelah lahir.
(Saifuddin, 2002: 221)
2. Penilaian Bayi waktu lahir
a. Keadaan umum bayi yaitu secara setelah bayi lahir. Dengan cara
menilai bayi segera menangis atau tidak, warna kulit bayi
kemerahan atau kebiru-biruan, serta bagaimana gerak bayi (aktif
atau tidak).
(Depkes RI, 2002: 76)
3. Perawatan Tali Pusat
Pemotongan dan pengikatan tali pusat menyebabkan pemisahan fisik
terakhir antara ibu dan bayi. Pemotongan sampai denyut nadi tali pusat
berhenti dapat dilakukan pada bayi normal, sedangkan pada bayi gawat
(high risk baby) dapat dilakukan pemotongan tali pusat secepat
mungkin agar dapat dilakukan resusitasi sebaik-baiknya. Tali pusat
dijepit dengan kocher kira-kira 5 cm dan 7,5 cm dari pusat.
Pemotongan dilakukan antara kedua klem tersebut. Kemudian
dilakukan pengikatan tali pusat dengan alat penjepit plastik atau pita
dari nilon atau dapat juga barang katun steril. Untuk menghindari
infeksi tali pusat yang dapat menyebabkan sepsis, meningitis, dll,
maka di tempat pemotongan dan dipangkal tali pusat serta 2,5 cm
sekitar pusat diberi antiseptik. Selanjutnya tali pusat di rawat dalam
keadaan steril/ bersih dan kering.
(Sarwono Prawirohardjo, 2002: 231)
4. Jagalah bayi agar tetap hangat
a. Pastikan bayi tersebut tetap hangat dan terjadi kontak antara kulit
bayi dan kulit ibu.
b. Gantilah handuk/ kain yang basah dan bungkus bayi tersebut
dengan selimut dan jangan lupa memastikan bahwa kepala telah
terlindung dengan baik untuk mencegah keluarnya panas tubuh.
Pastikan bayi tetap hangat.
(Saifuddin, 2002: 222)
5. Perawatan Mata
Obat mata eritromisin 0,5 % atau tetrasiklin 1 % dianjurkan untuk
pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit menular
seksual). Obat perlu diberikan pada jam pertama setelah persalinan.
Yang lazim dipakai adalah larutan perak nitrat atau neosporin dan
langsung diteteskan pada mata segera setelah lahir.
(Saifuddin, 2002: 222)
2.1.10 Pemeriksaan Fisik Bayi
 Kepala
Besar, bentuk, sutura menutup/ melebar, caput succedaneum, cephal
hematoma, dsb.
 Mata
Perdarahan, sub konjungtiva, tanda-tanda infeksi
 Hidung dan mulut
Labioskisis, labiopalatoskisis, reflek hisap (dinilai dengan mengamati
bayi saat menyusu)
 Leher
Hematom sberno kleidomastoideus, ductus firoglasus, nigromakali.
 Dada
Bentuk, pembesaran buah dada, pernafasan, retraksi interkostal,
subcostal sifoid, merintih, pernafasan cuping hidung, bunyi paru-paru
(sonor, vesikuler, bronkial, dll)
 Jantung
Pulsasi, frekuensi bunyi jantung, kelainan bunyi jantung.
 Abdomen
Membuncit (pembesaran hati, limfa, tumor oster), skafoid (kemungkinan
bayi menderita diafragmatika / atresia esofagi tanpa fistula)
 Tali pusat
Perdarahan, jumlah darah pada tali pusat, warna dan besar tali pusat,
hernia di tali pusat/ diselangkangan.
 Alat kelamin
Testis berada dalam scrotum, penis berlubang pada ujung (pada bayi
laki-laki), vagina berlubang, labia mayora menutupi labia minora (pada
bayi perempuan).
 Lain-lain
Mekonium harus keluar dalam 24 jam sesudah lahir, bila tidak, harus
waspada atresia ani/ obstruksi usus. Urine juga harus keluar dalam 24
jam. Kadang pengeluaran urine tidak diketahui oleh karena keluar pada
saat bayi lahir dan bercampur dengan air ketuban. Bila urine tidak ada
dalam 24 jam harus diperhatikan bila obstruksi saluran kencing.
(Sarwono Prawirohardjo, 2002: 233)

2.1.11 Pemeriksaan Antropometri


1. Lingkar kepala
 Ukuran muka belakang
- Diameter sub occipito Bregmatika
Ukuran dari foramen magnum ke ubun-ubun besar. Normalnya
9,5 cm.
- Diameter sub occipito frontalis
Ukuran dari foramen magnum ke pangkal hidung. Normalnya
11 cm.
- Diameter fronto occipitalis
Ukuran dari pangkal hidung ke titik terjauh belakang kepala.
Normalnya 12 cm.
- Diameter mento occipitalis
Ukuran dari dagu ke titik terjauh belakang kepala. Normalnya
13,5 cm
- Diameter sub mento bregmatika
Ukuran dari bawah dagu ke ubun-ubun besar. Normalnya 9,5 cm.
 Ukuran melintang
- Diameter bi parietalis
Ukuran terbesar antara kedua ossa parietalis. Normalnya 9 cm
- Diameter bi temporalis
Ukuran terbesar antara sutura coronaria kiri dan kanan.
Normalnya 8 cm.
 Ukuran melingkar
- Circumferentia sub occipito brematica
Normalnya 32 cm
- Circumferentia fronto occipitalis
Normalnya 34 cm
- Circumferentia mento occipitalis
Normalnya 35 cm
2. Lingkar dada
Diukur dari dada ke arah punggung kembali ke dada melalui puting
susu. Normalnya 32 – 34 cm.
3. Lingkar lengan bayi
Diukur di daerah lengan atas. Normalnya 10 – 11 cm.
(IKA, 1985: 150)
2.2 Konsep Dasar Manajemen Kebidanan
2.2.1 Pengkajian Data
Tanggal : ............
Jam : ..............
Tempat : ...............
A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama bayi : ..............
Tanggal lahir : untuk mengetahui usia neonatus
Jenis kelamin : ............
Umur : Neonatus yaitu bayi baru lahir yang berumur 0 –
29 hari.
Alamat : ...............
Nama Ibu : ..................
Umur : Termasuk golongan resiko tinggi atau tidak, usia
yang reproduktif untuk hamil dan melahirkan
yaitu antara 20 – 35 tahun.
Agama : ................
Pendidikan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan orang tua,
sehingga memudahkan dalam pemberian KIE.
Pekerjaan : Untuk mengetahui tingkat sosial ekonomi.
Alamat : ......................
Nama ayah : ................
Umur : .................
Agama : .....................
Pendidikan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan orang tua,
sehingga memudahkan dalam pemberian KIE.
Pekerjaan : Untuk mengetahui tingkat sosial ekonomi
Alamat : ..................
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan telah melahirkan bayinya pada tanggal ........
jam ....... WIB dengan berat badan ....... kg dan panjang badan .......
cm.
3. Riwayat kehamilan dan persalinan
a. Riwayat Prenatal
Meliputi pemeriksaan pada waktu hamil, berapa kali periksa,
periksa dimana dan obat-obatan yang dikonsumsi ibu pada waktu
hamil. Jika pada waktu hamil ibu tidak mengkonsumsi tablet Fe,
nutrisinya kurang dan ibu menderita hipertensi, dapat
menyebabkan BBLR, lahir prematur maupun IUFD. Apabila ibu
menderita hepatitis dapat menyebabkan icterus pada bayinya.
Jika ibu menderita DM pada waktu hamil kemungkinan bayi
yang akan dilahirkan mengalami makrosomia (BB > 4000 gram).
b. Riwayat Natal
Ibu yang melahirkan pada UK 38 – 42 minggu menunjukkan
bahwa bayinya aterm. Apabila ibu waktu hamil minum jamu-
jamuan dapat menyebabkan ketuban keruh, sehingga dapat
mengakibatkan asfiksia pada bayi.
c. Riwayat Post natal
Mengetahui adanya kelainan-kelainan pada bayi baru lahir
misalnya anencephalus, hidrocephalus, cephal hematoma, caput
succedanum, bayi mengalami asfiksia, icterus, dll. Pemberian
injeksi vitamin K1 untuk mencegah perdarahan otak. Pemberian
imunisasi HB1 untuk mencegah penyakit TBC. Untuk mencukupi
kebutuhan nutrisi, pemberian ASI sangat dianjurkan karena ASI
mengandung zat-zat yang diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangan bayi. Perhatikan juga keadaan tali pusat. Apabila
terjadi perdarahan dapat disebabkan oleh pengikatan tali pusat
yang kurang erat.
4. Pola Kebiasaan sehari-hari
a. Pola Nutrisi
Setelah bayi lahir segera susukan pada ibunya untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi dan mencegah icterus pada bayi. Dengan sering
menyusukan ke bayi akan memperlancar pengeluaran ASI.
Apabila ASI belum keluar sama sekali, dapat diberikan susu
formula ± 2-3 kali.
b. Pola Eleminasi
Proses pengeluaran defekasi dan urine terjadi dalam 24 jam
pertama setelah lahir. Bayi BAB ± 2-3 kali dalam sehari dengan
konsistensi agak lembek dan warnanya kehijauan. Bayi BAK ± 7
kali dalam sehari warna urine kuning jernih.
c. Pola istirahat
Pola tidur normal bayi baru lahir ± 14 – 18 jam/hari.
d. Pola aktivitas
Pola aktivitas pada bayi seperti tidur, menangis apabila lapar,
BAB atau BAK.
e. Pola personal hygiene
Bayi baru lahir dimandikan setelah 6 jam untuk mencegah
terjadinya hipotermi. Mulut dan lidah bayi dibersihkan dengan
kasa yang diberi air hangat setiap kali selesai menetek.
5. Riwayat psikososial
Ikatan batin bayi dengan ibu yaitu diam dan tenang jika digendong
dan disusui bayinya.
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
 Keadaan umum : baik
 Kesadaran : composmentis
 TTV
Suhu : normalnya 36 – 37,5 0C. bila suhu < 36 0C bayi
mengalami hipotermia dan jika suhu > 37,5 0C
bayi mengalami demam.
Pernafasan : normalnya 30 – 60 x/menit. Bila pernafasan < 30
x/menit bayi mengalami apnea
Heart rate : normalnya 130 – 160 x/menit
- BB : normalnya 2500 – 4000 gram. Jika BB < 2500 gram disebut
BBLR dan jika BB > 4000 gram disebut bayi makrosomi.
- PB : antara 48 – 52 cm.
2. Pemeriksaan fisik
Kepala : bentuk bulat, rambut hitam, tidak terdapat caput
succedaneum dan cephal hematoma yang dapat
disebabkan karena lamanya proses persalinan, ibu
mengedan pada pembukaan yang tidak lengkap dan
ibu salah mengedan.
Muka : warna kulit merah, apabila warna kulit biru bayi
mengalami sianosis
Mata : simetris, sclera tidak kuning dan conjungtiva tidak
pucat. Jika sclera kuning, bayi mengalami icterus
Hidung : bersih, tidak ada secret, pernafasan cuping hidung
dapat terjadi apabila bayi menderita apbea, asma
Mulut : reflek menghisap baik, bibir berwarna biru/ pucat
menandakan bayi mengalami sianosis, hiptermia.
Telinga : simetris, tidak ada pengeluaran sekret
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid maupun vena
jugularis
Dada : simetris, adanya retraksi dinding dada menandakan
bayi mengalami sesak nafas/ asfiksia, adanya ronkhi
dan wheezing mungkin disebabkan karena menghisap
lendir yang kurang bersih.
Abdomen : apabila abdomen membuncit dapat disebabkan oleh
pembesaran hati dan limpa.
Tali pusat : bersih, tidak ada perdarahan maupun infeksi tali
pusat, tali pusat terbungkus kassa kering. Perdarahan
tali pusat dapat terjadi apabila pengikatan tali pusat
kurang erat. Sedangkan infeksi tali pusat dapat
disebabkan oleh pemberian ramuan-ramuan / bobok
pada tali pusat
Genetalia : untuk bayi laki-laki yang aterm, testis sudah turun dan
surotum relatif besar dan berkerut. Sedangkan untuk
bayi perempuan yang aterm, labia mayora harus
menutupi labia minora.
Anus : terdapat lubang anus, dan keluar mekonium. Atresia
ani dapat disebabkan oleh kegagalan pembentukan
organ (organogenesis) pada trimester awal.
Ekstremitas : simetris, ekstremitas terasa dingin dan berwarna
pucat/ biru menandakan bayi mengalami sianosis,
hipotermia. Polydaktil dan syndaktil dapat disebabkan
oleh kelainan kromosom dan pembelahan dalam
organogenesis pada trimester awal.
3. Pemeriksaan Neurologis
 Reflek moro/ reflek terkejut (+)
 Reflek menggenggam (+)
 Reflek rooting / mencari (+)
 Reflek menghisap / sucking reflek (+)
 Glabella reflek (+)
 Gland reflek (+)
 Conjungtiva mandibularis reflek (+)
 Tonick Neck reflek (+)
4. Pemeriksaan tingkat perkembangan
 Adaptasi sosial
Ikatan batin bayi dengan ibunya
 Bahasa
Kemampuan bayi untuk mengungkapkan perasaannya melalui
tangisan untuk menyatakan lapar, BAB, BAK.
 Motorik halus
Kemampuan bayi untuk menggerakkan bagian kecil dan anggota
badannya.
 Motorik kasar
Kemampuan bayi untuk melakukan aktivitas dengan
menggerakkan anggota tubuhnya.

2.2.2 Identifikasi Diagnosa dan Masalah


Dx : Bayi Ny ....... usia ......... jam dengan bayi baru lahir normal
Ds : Ibu mengatakan telah melahirkan bayinya pada tanggal ...........
jam ....... WIB dengan berat badan ......... kg dan panjang badan .......
cm.
Do : - KU : baik koma
- Kesadaran : composmentis
- TTV :
Suhu : normalnya 36 – 37,5 0C
HR : normalnya 130 – 160 x/menit
RR : normalnya 30 – 60 x/menit
- BB : normalnya 2500 – 4000 gram
- PB : 48 – 52 cm
- LD : normalnya 32-34 cm
- LL : normalnya 10-11 cm
- Warna kulit merah
- Tonus otot baik
- Tangisan kuat
- Tali pusat masih basah dan tidak terdapat perdarahan tali pusat.
- Tidak terjadi infeksi tali pusat
- Reflek-reflek (+)
2.2.3 Intervensi
Dx : Bayi Ny .......... usia ......... jam dengan bayi baru lahir
normal.
Tujuan :  Membersihkan jalan nafas
 Memotong dan merawat tali pusat
 Mempertahankan suhu tubuh bayi
 Identifikasi
 Mencegah infeksi tali pusat

Kriteria hasil :  Bayi dalam keadaan sehat


 Bayi tidak mengalami hipotermia, suhunya tidak
< 36 0C
 Bayi tidak mengalami perdarahan tali pusat
 Kebutuhan nutrisi bayi terpenuhi
 Tidak terjadi infeksi tali pusat
Intervensi
1. Lakukan pendekatan dengan klien dan keluarga dengan komunikasi
terapiutik
R/ dengan komunikasi terapeutik akan membuat pasien lebih kooperatif
dengan petugas kesehatan.
2. Lakukan pemeriksaan antropometri
R/ deteksi dini adanya kelainan.
3. Bungkus bayi dengan kain
R/ menghangatkan tubuh bayi untuk mencegah kehilangan panas.
4. Anjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif.
R/ ASI mengandung zat-zat yang diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangan bayi.
5. Ajarkan pada ibu cara menyusui yang benar.
R/ mengetahui cara menyusui yang benar, mencegah putting lecet, dan
mencegah bayi tersedak.
6. Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya tiap 2 jam sekali atau tiap bayi
menangis.
R/ kebutuhan nutrisi bayi terpenuhi.
7. Anjurkan ibu untuk menyendawakan bayi setelah minum susu
R/ mencegah gumoh.
8. Anjurkan ibu untuk mengganti popok bayi setelah BAK atau BAB
R/ mencegah ruam pada kulit bayi.
9. Ajarkan pada ibu tentang perawatan bayi sehari-hari
R/ meningkatkan pengetahuan ibu

2.2.4 Implementasi
Disesuaikan dengan Intervensi.
2.2.5 Evaluasi
Tanggal : ...................
Jam : ...................
Dx : Bayi Ny “...” usia ......... jam dengan bayi baru lahir normal
S : Ibu mengatakan bayinya hanya minum ASI saja dan telah
mengerti tentang penjelasan yang telah diberikan.
O : - KU : baik
- Kesadaran : composmentis
- TTV normal
- BB normal
- PB normal
- LD normal
- LL normal
- Warna kulit merah
- Tonus otot baik
- Tangisan kuat
- Tali pusat masih basah dan tidak terdapat perdarahan tali
pusat.
- Tidak terjadi infeksi tali pusat
A : Bayi Ny “....” usia ........... jam dengan bayi baru lahir normal
P :  Ajarkan pada ibu untuk melakukan perawatan bayi sehari-
hari
 Anjurkan pada ibu untuk memberikan ASI eksklusif
 Jelaskan pada ibu tentang imunisasi
BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian Data


Tanggal : 10 Juli 2021
Jam : 18.40 WIB
Tempat : Puskesmas Sumberpucung – Malang
A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama bayi : By Ny “V”
Tanggal lahir : 10 Juli 2021
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 5 jam
Alamat : -Malang
Nama Ibu : Ny “V”
Umur : 23 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMU
Pekerjaan : IRT
Alamat : -Malang

Nama ayah : Tn “A”


Umur : 24 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMU
Pekerjaan : swasta
Alamat : -Malang
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan telah melahirkan bayinya pada tanggal 10 Juli 2021
pukul 13.40 WIB dengan berat badan 2600 gram dan panjang badan 45
cm.
3. Riwayat kehamilan dan persalinan
a. Riwayat Prenatal
Ibu mengatakan hamil kedua. Ibu memeriksakan kehamilannya di
bidan dan diberi vitamin, tablet tambah darah. Ibu tidak pernah
menderita penyakit yang dapat mempengaruhi bayinya seperti
kencing manis, hipertensi, jantung, , asma, dll. Ibu makan 3x sehari
selama hamil. Ibu tidak mengkonsumsi jamu-jamuan, tidak pernah
merokok dan tidak mengkonsumsi minum-minuman beralkohol.
HPHT : 06-10-2020 TP : 13-07-21
b. Riwayat Natal
Ibu mengatakan melahirkan saat usia kehamilannya 9 bulan. Bayi
lahir tanggal 10 Juli 2021 jam 13.30 WIB. Bayi lahir normal,
langsung menangis dengan berat badan 2600 gram dan panjang
badan 45 cm.
c. Riwayat Post natal
Ibu mengatakan telah melahirkan anaknya 5 jam yang lalu. ASI-
nya sudah keluar dan bayinya hanya diberi minum ASI saja. Ibu
mengatakan bayinya sudah BAK 2 kali dan BAB 1 kali berwarna
hitam kehijauan, agak lembek dan lengket.
4. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Pola nutrisi
Ibu mengatakan bayinya sudah diberi ASI sejak setelah melahirkan
tadi. Ibu hanya memberi ASI tanpa dibantu dengan susu formula.
Ibu memberi ASI ketika bayi lapar atau menangis.
b. Pola eliminasi
Ibu mengatakan bayinya sudah BAK 2 kali dan BAB 1 kali
berwarna hitam kehijauan, agak lembek dan lengket.
c. Pola istirahat
Bayi tidur ± 3,5 jam mulai lahir sampai saat pengkajian.
d. Pola aktivitas
Bayi menangis keras saat lapar, BAK maupun BAB.
e. Pola personal hygiene
Ibu mengatakan bayinya belum dimandikan setelah lahir, tiap bayi
BAK maupun BAB ibu segera menggantinya dengan popok yang
kering.
5. Riwayat Psikososial
Ibu mengatakan bayinya tampak tenang dan tidak rewel saat
digendong.
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
KU : baik
Kesadaran : composmentis
TTV
Suhu : 36,4 0C
Pernafasan : 40 x/menit
HR : 140 x/menit
BB : 2700 gram
PB : 45 cm
LD : 32 cm
LL : 10 cm
2. Pemeriksaan fisik
Kepala : Simetris,bentuk bulat, rambut hitam, tidak terdapat
caput succedaneum maupun cephal hematoma, tidak
ada kelainan lain pada kepala.
Muka : Simetris, bentuk bulat, warna merah
Mata : simetris, sclera tidak kuning, konjungtiva tidak pucat
Hidung : Simetris, bersih, tidak ada secret, tidak ada pernafasan
cuping hidung
Mulut : Simetris, bibir merah, reflek menghisap baik, tidak ada
labiopalatoskisis
Telinga : Simetris, tidak ada pengeluaran secret
Leher : Simetris, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid maupun
bendungan vena jugularis.
Dada : simetris, tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada
ronkhi dan wheezing
Abdomen : tidak ada massa
Tali pusat : bersih, tidak ada perdarahan tali pusat, tali pusat
terbungkus kassa kering.
Genetalia : labioa mayora menutupi labia minora
Ekstremitas : simetris, tidak pucat, tidak ada polydaktili maupun
syndaktili
3. Pemeriksaan Neurologis
 Reflek moro / reflek terkejut(+)
 Reflek menggenggam (+)
 Reflek rooting / mencari (+)
 Reflek menghisap / sucking reflek (+)
 Glabella reflek (+)
 Gland reflek (+)
 Conjungtiva mandibularis reflek (+)
 Tanick Neck Reflek (+)
4. Pemeriksaan Tingkat Perkembangan
 Adaptasi sosial
Ikatan batin bayi dengan ibunya, bayi tampak tenang dan tidak
rewel saat digendong.
 Bahasa
Bayi menangis saat lapar, BAK, BAB
 Motorik halus
Bayi banyak bergerak
 Motorik kasar
Bayi belum bisa melakukan aktivitas.
3.2 Identifikasi Diagnosa dan Masalah
Dx : Bayi Ny “V” usia 5 jam dengan bayi baru lahir normal
Ds : Ibu mengatakan telah melahirkan bayinya pada tanggal 10 Juli 2021
jam 13.40 WIB dengan berat badan 2600 gram dan panjang badan 45
cm dan bayinya menangis keras saat lahir.
Do :  KU : baik
 Kesadaran : composmentis
 TTV
 Suhu : 36,4 0C
 HR : 140 x/menit
 RR : 40 x/menit
 BB : 2600 gram
 PB : 45 cm
 LD : 32 cm
 LL : 10 cm
 Warna kulit merah
 Tonus otot baik
 Tangisan kuat
 Tali pusat masih basah dan tidak terdapat
perdarahan tali pusat.
 Tidak terjadi infeksi tali pusat
 Reflek-reflek (+)

3.3 Intervensi
Dx : Bayi Ny “V” usia 5 jam dengan bayi baru lahir normal
Tujuan : - Membersihkan jalan nafas
- Memotong dan merawat tali pusat
- Mempertahankan suhu tubuh bayi
- Identifikasi
- Mencegah infeksi tali pusat
Kriteria hasil : - Bayi dalam keadaan sehat
- Bayi tidak mengalami hipotermia
- Bayi tidak mengalami perdarahan tali pusat
- Kebutuhan nutrisi bayi terpenuhi
- Tidak terjadi infeksi tali pusat
Intervensi
1. Lakukan pendekatan dengan klien dan keluarga dengan komunikasi
terapiutik
R/ dengan komunikasi terapeutik akan membuat pasien lebih kooperatif
dengan petugas kesehatan.
2. Lakukan pemeriksaan antropometri
R/ deteksi dini adanya kelainan.
3. Bungkus bayi dengan kain
R/ menghangatkan tubuh bayi untuk mencegah kehilangan panas.
4. Anjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif.
R/ ASI mengandung zat-zat yang diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangan bayi.
5. Ajarkan pada ibu cara menyusui yang benar.
R/ mengetahui cara menyusui yang benar, mencegah putting lecet, dan
mencegah bayi tersedak.
6. Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya tiap 2 jam sekali atau tiap bayi
menangis.
R/ kebutuhan nutrisi bayi terpenuhi.
7. Anjurkan ibu untuk menyendawakan bayi setelah minum susu
R/ mencegah gumoh.
8. Anjurkan ibu untuk mengganti popok bayi setelah BAK atau BAB
R/ mencegah ruam pada kulit bayi.
9. Ajarkan pada ibu tentang perawatan bayi sehari-hari
R/ meningkatkan pengetahuan ibu
3.4 Implementasi
Tanggal : 10 Juli 2021
Jam : 18.40 WIB
Dx : Bayi Ny “V” usia 5 jam dengan bayi baru lahir normal
1. Tanggal : 10 Juli 2021
Jam : 18.40 WIB
Melakukan pendekatan pada ibu dan keluarga sehingga ibu mengerti
tentang tindakan yang akan dilakukan oleh petugas serta ibu dapat diajak
kerjasama dalam penentuan tindakan.
2. Tanggal : 10 Juli 2021
Jam : 19.00 WIB
Membungkus bayi dengan kain bersih dan kering agar bayi tetap hangat
dan mencegah terjadinya hipotermi.
3. Tanggal : 10 Juli 2021
Jam : 19.15 WIB
Memberitahu ibu untuk memberikan ASI eksklusif sampai bayi berusia 6
bulan karena ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi yang
mengandung zat-zat nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan
perkembangan bayi, mengandung kekebalan tubuh dan juga harganya
yang relatif murah dibandingkan dengan susu formula.
4. Tanggal 10 Juli 2021
Jam : 19.25 WIB
Mengajarkan pada ibu cara menyusui yang benar, yaitu :
 Sebelum menyusui puting susu dibersihkan terlebih dahulu dengan
kapas yang diberi air hangat sampai ke bagian areola (yang berwarna
hitam)
 Letakkan bayi pada siku kiri/ kanan bagian dalam menghadap ke
badan ibu, kemudian tangan yang lain memegang pantat dan paha
bayi.
 Sangga payudara dengan tangan lain, jangan di bagian areola (yang
berwarna hitam). Sentuh mulut bayi dengan puting susu untuk
mulutnya dan menghisap.
 Ketika menyusui, kepala bayi ditengadahkan sedikit. Kemudian
masukkan puting susu sampai daerah hitam (areola) masuk ke mulut
bayi. Sehingga puting susu masuk ke dalam lidah dan langit-langit
mulutnya.
 Pakai ibu jari untuk menekan sedikit payudara yang dipakai untuk
menyusui agar hidung bayi etap bisa bernafas.
 Setelah 10-15 menit atau setelah bayi kenyang, lepaskan hisapan bayi
dengan cara menekan dagunya sedikit atau bisa dengan memasukkan
jari kelingking.
5. Tanggal : 10 Juli 2021
Jam : 19.35 WIB
Memberitahu ibu untuk menyusui bayinya maksimal tiap 2 jam sekali atau
tiap bayi menangis karena lapar, 10 – 12 kali dalam sehari sehingga
kebutuhan nutrisi bayi terpenuhi.
6. Tanggal : 10 Juli 2021
7. Jam : 19.40 WIB
Menganjurkan ibu untuk menyendawakan bayinya agar tidak gumoh/
muntah, dengan cara memposisikan bayi setengah duduk dan menepuk-
nepuk punggungnya.
8. Tanggal : 10 Juli 2021
9. Jam : 19.45 WIB
Memberitahu ibu untuk segera mengganti pakaian bayinya setelah BAB
atau BAK untuk menghindari terjadinya iritasi/ ruam pada kulit bayi.
10. Tanggal : 10 Juli 2021
11. Jam : 19.50 WIB
Mengajarkan pada ibu tentang perawatan bayi sehari-hari yaitu :
1. Memandikan Bayi
Untuk waktu yang tepat untuk mandi dapat dilakukan kapan saja,
tetapi mandi seblum tidur akan membantu relaksasi sehingga
mempermudah tidur. Hindari mandi tepat sesuadah atau sebelum
makan, karena jika perut yang penuh tidak sengaja tertekan maka bayi
bisa muntah, juga bayi akan sulit diajak bekerja sama jika perutnya
kosong. Siapkan banyak waktu untuk memandikan bayi, sehingga
tidak perlu memandikan bayi dengan tergesa-gesa atau
meninggalkannya sendirian beberapa detik selagi harus menyelesaikan
pekerjaan lain.
a. Tujuan Memandikan Bayi
 Membersihkan seluruh tubuh bayi
 Mengobservasi keadaan
 Memberi rasa nyaman
 Supaya bayi terlihat sehat (merasa sehat)
 Supaya tidak terjadi iritasi
b. Hal-hal yang perlu diperhatikan
 Peralatan harus dipersiapkan lebih dahulu, agar bayi tidak
kedinginan.
 Suhu air harus hangat-hangat kuku
 Perhatikan keadaan umum bayi
 Telinga, hidung, mulut mata jangan sampai kemasukan air
 Bayi jangan ditinggal sendirian
 Jangan memandikan bayi dibak mandi yang lebar.
c. Persiapan Alat
 1 ember bayi berisi 2/3 air hangat
 Sebelum mandi bayi
 1 handuk
 Pakaian bayi lengkap (baju, popok, guruta, sarung tangan,
sarung kaki, gedong, topi)
 Kapas rebus untuk mata
 Kasa steril
 Menyik telon, bedak
 Kapas basah untuk membersihkan pantat bayi
 Tempat kapas dan baju kotor
 Sisir bayi
d. Langkah-langkah
 Ibu mencuci tangan dan membersihkannya dengan handuk
 Mendekatkan alat dekat bayi
 Mempersiapkan pakaian yang akan digunakan
 Mengangkat bayi dengan perasat garpu
 Membaringkan bayi diatas meja yang telah dialasi handuk
 Membersihkan mata bayi dengan kapas rebus dari ujung mata
kepangkal hidupng
 Membersihkan mulut bayi dengan yang telah dibasahi air DTT
 Melepaskan pakaian bayi
 Membersihkan kotoran bayi (jika ada) dengan kapas yang sudah
basahi
 Membersihkan muka tanpa sabun
 Membersihkan tubuh bayi dengan sabun yang dimuali dari :
kepala, telinga, leher, data, perut, lengan, ketiak, punggung,
pantat dan terakhir alat kelamin.
 Memasukkan bayi kedalam ember bayi  memegang bayi
dengan perasat garpu kemudian membilas tubuh bayi
 Mengeringkan bayi dengan handuk sambil memperhatikan
kemungkinan adanya kelainan-kelainan.
 Merawat tali pusar
 Memberikan bedak pada tubuh bayi dengan hati-hati, jangan
sampai terhirup oleh bayi.
 Mengenakan popok, gurita, dan baju bayi serta sarung tangan
serta sarung kaki.
 Menyisir rambut secara perlahan-lahan dan berhati-hati
 Membungkus bayi dengan kain besar (gedong)
 Meletakkan bayi ditempat yang nyaman atau bayi disusui oleh
ibunya.
 Memberesakan dan mengembalikan alat
 Ibu mencuci tangan
2. Perawatan Tali Pusat
a. Tujuan
Mencegah dan mengidentifikasi pendarahan atau infeksi secara
dini
b. Hal-hal yang harus diperhatikan
 Adanya tanda-tanda infeksi tali pusat seperti :
Disekitar pangkal tali pusat berwarna merah dan tali busat
berbau
c. Kebersihan alat :
Kasa steril (bersih), kering
c. Langkah-langkah
 Terlengtangkan bayi, bersihkan sisi-sisi tepi tali pusat dengan
bola kapas yang sudah dicelup dalam air dingin (air matang)
 Ganti bola kapas atau kapas berpangkal setiap membasuh daerah
lain
 Keringkan dengan handuk yang lebut
 Gunakan kasa steril (bersih) sebagai penutup tali pusat, lilitkan
kain kasa pada tali pusat lipat kearah atas dan bawah.

3.5 Evaluasi
1. Tanggal : 10 Juli 2021
Jam : 20.00 WIB
Dx : Bayi Ny “V” usia 7 jam dengan bayi baru lahir normal
S : Ibu mengatakan bayinya hanya minum ASI saja dan telah
mengerti tentang penjelasan yang telah diberikan.
O :  KU : baik
 Kesadaran : composmentis
 TTV normal
 BB normal
 PB normal
 Warna kulit merah
 Tonus otot baik
 Tangisan kuat
 Tali pusat masih basah dan tidak terdapat perdarahan tali
pusat.
 Tidak terjadi infeksi tali pusat
 Reflek-reflek (+)
A : Bayi Ny “V” usia 7 jam dengan bayi baru lahir normal
P :  Ajarkan pada ibu untuk melakukan perawatan bayi sehari-
hari
 Anjurkan pada ibu untuk memberikan ASI eksklusif
 Jelaskan pada ibu tentang imunisasi
BAB IV
PEMBAHASAN

Bayi baru lahir (neotatus) adalah bayi baru lahir sampai usia 28 hari atau 4
minggu (UNICEF, 1999).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang pada usia kehamilan 37-42 minggu
dengan berat lahir antara 2500 sampai 4000 gram (Manuaba, 1998).
Penelitian tahun 1998 menunjukkan > 50% kematian bayi terjadi dalam
periode neonatal yaitu pada bulan pertama kehidupan. Kurang baiknya
penanganan bayi baru lahir akan menyebabkan kelainan-kelainan dan dapat juga
mengakibatkan cacat seumur hidup, bahkan kematian. Semua itu dapat dicegah
dengan penanganan yang baik pada bayi baru lahir, tentunya sesuai dengan
prosedur perawatan bayi baru lahir.
Di dalam teori pengkajian data meliputi tanggal, jam, tempat, biodata bayi
dan orang tua bayi dan dalam peleksanaanya telah didapatkan data pada tanggal
10 Juli 2021 jam 13.40 WIB tempat Puskesmas Sumberpucung, pada bayi Ny “V”
usia 5 jam dengan bayi baru lahir normal.
Di dalam teori pada identifikasi diagnosa masalah terdapat diagnosa. Data
subyektif dan data obyektif yang meliput keadaan umum, kesadaran, TTV, BB,
PB, LD, LL, dan bagaimana warna kulitnya, tonus ototnya, tangisannya, keadaan
tali pusat, dan juga reflek-refleknya yang meliputi reflek moro, reflek terkejut,
reflek, menggengam, reflek rooting/ menari, reflek menghisap/ sucking reflek,
glabella reflek, gland reflek conjugtua mandibularis reflek, tonick neck reflek dan
didalam pelaksanaannya didaptkan pada bayi Ny “V” usia 5 jam dengan bayi baru
lahir normal didaptkan hasil pemeriksaan yaitu keadaan umum baik, kesadaran
composmentis, TTV dalam batas normal, BB normal, PB normal, LD normal, LL
normal warna kulit merah, tonus otot baik, tangisan kuat dan tali pusat masih
basah dan tidak terdapat perdarahan tali pusat dan juga tidak terdapat infeksi tali
pusat dan reflek-reflek (+).
Di dalam teori pada intervensi terdapat pemeriksaan antropometri, dan
dalam asuhan dituliskan juga tentang pemeriksaan antropometri. Namun didalam
pelaksanaanya (implementasi) tidak dilakukan karena keterbatasan alat, selain itu
implementasi dilakukan sesuai intervensi yang ada.
Di dalam teori evaluasi yaitu hasil akhir dalam pengkajian dan juga hasil
pemeriksaan dan didalam pelaksanaannya pada bayi Ny “V” usia 7 jam dengan
bayi baru lahir normal, dapat di lihat keadaan bayi sehat dan nutrisi bayi terpenuhi
sehinga bayi tidak rewel dan tidak mengalami hipotermia.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir cukup bulan, yaitu antara
38 – 42 minggu dengan berat badan sekitar 2500 – 4000 gram dan panjang
47 – 52 cm. Kematian bayi sering terjadi pada periode neonatal. Kurang
baiknya penanganan bayi baru lahir akan menyebabkan kelainan-kelainan dan
dapat juga mengakibatkan cacat seumur hidup, bahkan kematian.
Dalam menghadapi bayi baru lahir normal, yang harus diperhatikan
adalah cara perawatan tali pusat agar tidak terjadi perdarahan dan infeksi tali
pusat pada waktu yang akan datang, serta menjaga dan mempertahankan suhu
tubuh bayi agar tidak terjadi hipotermi dan selalu memperhatikan nutrisi yang
diberikan kepada bayi.

5.2 Saran
5.2.1 Untuk Masyarakat
Diharapkan masyarakat dapat mengetahui cara perawatan bayi baru lahir
dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
5.2.2 Untuk Tenaga Kesehatan
Diharapkan lebih meningkatkan perawatan, menjaga kehangatan, kebersihan
bayi dan lingkungan dan memperhatikan juga nutrisi/ pemberian ASI untuk
bayi yang sangat berguna untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
5.2.3 Untuk Mahasiswa
Diharapkan kepada mahasiswa agar dapat melakukan asuhan kebidanan
pada bayi baru lahir karena bayi baru lahir sangat rentan terjadi kesakitan.
DAFTAR PUSTAKA

Manuaba, Ida Bagus Gde. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC

Prawirohardjo, Sarwono. 1999. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP-SP

Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP-SP

Prawirohardjo. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan maternal dan


Neonatal. Jakarta : YBP-SP

Staf Pengajar IKA FKUI. 1985. Ilmu Kesehatan Anak 3. Jakarta : Bagian IKA
FKUI

Syahlan, JH. 1992. Asuhan Kebidanan Anak. Jakarta : Pusdik Nakes DEPKES RI.

Anda mungkin juga menyukai