Anda di halaman 1dari 56

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny “S”GI P0000 Ab000 UMUR

KEHAMILAN 34-36 MINGGU JANIN TUNGGAL


HIDUP INTRAUTERIN DENGAN DHF
DI RS TK III BRAWIJAYA
SURABAYA

Tanggal 27 Juli 2008

Asuhan kebidanan ini disusun untuk memenuhi tugas


praktek klinik kebidanan I semester IV

Oleh:
PENI CAHYANTI SUSTINA PUTRI
O6. 262

AKADEMI KEBIDANAN KENDEDES MALANG

1
2008
LEMBAR PENGESAHAN

Ditulis oleh : Peni Cahyanti Sustina Putri


Judul : ASUHAN KEBIDANAN PADA NY”S” GI P 0000 Ab000 UMUR
KEHAMILAN 34 - 36 MINGGU JANIN TUNGGAL HIDUP
INTRAUTERIN DENGAN DHF DI RS TK III BRAWIJAYA
SURABAYA

Malang, 27 Juli 2008


Mengetahui

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Ulfa Nurhidayati, Amd. Keb Lestari, Amd. Keb

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat srta
hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Asuhan Kebidanan yang
berjudul “ Asuhan Kebidanan pada Ny ”S” G1 P0000 Ab000 Umur Kehamilan 34-36
Minggu Janin Tunggal Hidup Intrauterin dengan DHF di Ruang Bougenvil di RS TK III
Brawijaya “. Tidak lupa penulis ucapkan kepada :
1. dr. Nirawan Putranto, SpM, selaku kepala Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya
2. Mayor CKM ( K ) Ni Made Suntari selaku Kepala Instalasi Pendidikan Rumah Sakit
Tingkat III Brawijaya Surabaya
3. Kapten CKM ( K ) Nova Lumentut, selaku Kepala Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit
Tingkat III Brawijaya Surabaya
4. Djamiatun, selaku Kepala Ruangan Poli Kandungan Rumah sakit Tingkat III
Brawijaya Surabaya
5. Ludyaningrum, Amd. Keb, selaku Pembimbing Klinik Rumah Sakit Tingkat III
Brawijaya Surabaya
6. Lestari, Amd. Keb, selaku Pembimbing Klinik Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya
Surabaya
7. dr. Mulyohadi Sungkono, SpOG ( k ), selaku Pembina Yayasan Kendedes Malang
8. drg. Suharwati selaku Ketua Yayasan Kendedes Malang
9. dr. Djabro Widarto, SpOG, selaku Dekan Koordinator Yayasan Kendedes Malang
10. Sri Untari, Amd. Keb, Spd, M. Kes, selaku Direktur Akademi Kebidanan Kendedes
Malang
11. Ulfa Nurhidayati, Amd. Keb, selaku Dosen Pembimbing Praktek Klinik
12. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan Asuhan Kebidanan ini
Penulis menyadari dalam penulisan Asuhan Kebidanan ini masih banyak kelemahan
dan kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan sarannya demi membangun
penulisan Asuhan Kebidanan berikutnya.
Surabaya, Agustus 2008

3
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar
di neegara berkembang. Di negara berkembang miskin,sekitar 25-50% kematian
wanita usia subur disebabkan hal berkaitan dengan keham,ilan. Tahun 1996, WHO
memperkirakan lebih dari 585.000 ibu pertahunnya meninggal saat hamil atau
bersalin.
( Abdul bari, 2002 )

Berdasarkan penelitian WHO di seluruh dunia terhadapkematian ibu sebesar


500.000 jiwa pertahun. Kematian maternal dan bayi tersbut terjadi terutama di Negara
berkembang sebesar 99%.
( Ida Bagus Gde Manuaba, 1998 )

Maka dari itu untuk mengurangi angka kematian ibu dan bayi perlu dilakukan
asuhan kebidanan pada pelayanan antenatal. Pelayanan antenatal ini bertujuan untuk
mencegah adanya komplokasi obstetric bila mungkin, dan memastikan bahwa
komplikasi dideteksi sedini mungkin serta ditangani secara memadai.
( Abdul Bari, 2002 )

1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan Asuhan Kebidanan di Ruang Bersalin di RS Tingkat
III Brawijaya Surabaya diharapkan mahasiswa mampu melaksanakan asuhan
kebidanan pada ibu hamil usia kehamilan 34 – 36 minggu secara komprohensif.
2. Tujuan Khusus

4
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada ibu atau klien GI P0000 Ab000
Umur Kehamilan 34 – 36 Minggu dengan DHF diharapkan :
1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data baik data subyektif
maupun obyektif.
2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnosa dan masalah yang muncul
dari hasil pengkajian.
3. Mahasiswa dapat mengantisipasi masalah potensial yang timbul
4. Mahasiswa dapat melakukan identifikasi kebutuhan segera berdasarkan
masalah potensial yang mungkin timbul.
5. Mahasiswa mampu mengembangkan rencana sesuai kebutuhan.
6. Mahasiswa dapat melakukan implementasi sesuai dengan rencana yang
sudah dibuat.
7. Mahasiswa dapat mengevaluasi semua tindakan yang sudah dilakukan.
8. Mahasiswa mampu mendokumentasikan asuhan kebidanan secara
menyeluruh.

1.3 Metode Penulisan


1. Wawancara : Makalah asuhan kebidanan ini dibuat dengan menanyakan
langsung kepada klien maupun keluarga
2. Observasi : Makalah asuhan kebidanan ini dibuat dengan melakukan
pengamatan langsung dan melihat tindakan yang dilakukan
untuk pasien.
3. Studi kasus : Makalah asuhan kebidanan ini dibuat dengan melakukan
tindakan yang dilakukan kepada klien secara langsung.
4. Studi Dokumen : Makalah asuhan kebidanan ini dibuat dengan melihat rekam
medik klien yang meliputi catatan kesehatan klien dan terapi
yang meliputi catatan kesehatan klien dan terapi yang diberikan
pada klien.
5. Studi Pustaka : Makalah asuhan kebidanan ini dibuat dengan melihat teori-
teori yang mengacu pada kasus yang relevan.

5
1.4 Sistematika Penulisan
Penyusunan Asuhan Kebidanan ini terbagi dalam 6 bab, yaitu :
BAB I : PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, tujuan, metodologi penulisan dan
sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN TEORI
Isi berupa cuplikan/rujukan teori, konsep-konsep yang memiliki
relevansi dengan asuhan kebidanan yang diberikan beserta konsep
teori manajemen kebidanan sesuai dengan kasus yang dihadapi.
BAB III : TINJAUAN KASUS
Berisi tentang pengkajian data, Identifikasi diagnosa/masalah,
Identifikasi masalah potensial, Identifikasi kebutuhan segera,
Intervensi, Implementasi, Evaluasi.
BAB IV : PEMBAHASAN
Berisi tentang pembahasan kesenjangan antara teori dengan kasus dan
praktek di lapangan.
BAB V : PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA

6
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Teori Kehamilan


Kehamilan adalah pertemuan sel sperma yang diikuti dengan nidasi atau konsepsi
yang diikuti denagn nidasi
( Rustam Mochtar, 1998 )

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil
normal adalah 280 hari ( 40 minggu atau 9 bulan 7 hari ) dihitung dari hari pertma
haid terakhir .
( Abdul Bari, 2002 )

Kehamilan adalah masa yang dimulai dari ovulasi sampai partus adalah kira-kira
280 hari ( 40 minggu ) dan tidak lebih dari 300 hari ( 43 minggu ).
( Sarwono Prawirohardjo, 2006 )

2.2 Pembagian kehamilan


Ditinjau dari tuanya kehamiln, kehamilan dibagi dalam 3 bagian :
1. Kehamilan triwulan pertama ( antara 0 sampai 12 minggu )
2. Kehamilan triwulan kedua ( antara 12 sampai 28 minggu )
3. Kehamilan triwulan terakhir ( antara 28 sampai 40 minggu )

2.3 Proses Kehamilan


Proses kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan dan terdiri dari :
1. Ovulasi pelepasan ovum

7
2. Terjadi migrasi spermatozoa dan ovum
3. Terjadi konsepsi dan pertumbuhan zigot
4. Terjadi nidasi ( implantasi ) pada uterus
5. Pembentukan plasenta
6. Tmbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm

2.4 Tanda dan gejala Kehamilan


1.Tanda-tanda presumptive
Amenore, mual dan muntah, mengidam, tidak tahan suatu bau-bauan, tidak
ada selera makan, lelah, pingsan, payudara membesar, tegang dan sedikit nyeri,
miksi sering, konstipasi, pigmentasi kulit, epulish dan pemekaran vena-vena.
2. Tanda-tanda kemungkinan hamil
Perut membesar, uterus membesar, tanda hegar, tanda Chadwick, tanda
piscaseck, kontraksi-kontraksi kecil uterus bila dirangsang, teraba ballothemen,
reaksi kehamilan positif.
3. Tanda Pasti ( tanda positif )
Gerakan janin yang dapat dilihat atau diraba, juga bagian-bagian janin, denyut
jantung janin, terlihat tulang-tulang janin dalam foto roentgen
( Rustam Mochtar, 1998 )

2.5 Diagnosis banding Kehamilan


Suatu kehamilan kadang kala harus dibedakan dengan keadaan atau penyakit yang
dalam pemeriksaan meragukan :
1. Hamil Palsu (Pseudocyesis) adalah kehamilan sepuria. Gejala dapat sama dengan
kehamilan, seperti amenore, perut membesar, mual, muntah, air susu keluar dan
bahkan wanita ini merasakan gerakan.
2. Mioma uteri : perut dan rahim membesar, namun pada perabaan, rahim terasa
padat. Kadang kala rahim terasa benjol. Tanda kehamilan negatif dan tidak
dijumpai tanda-tanda kehamilan lainnya.
3. Kista ovari : perut membesar bahkan makin bertambah besar, namun pada
pemeriksaan dalam, rahim teraba sebesar biasa. Reaksi kehamilan negative.

8
4. Kandung kemih penuh dan terjadi retensi uri.
5. Hematometra : uterus membesar karena terisi darah yang disebabkan hymen
imperforate stenosis vagina atau servik.
( Rustam Mochtar, 1998)
2.6 Perubahan Anatomik dan Fisiologi pada Wanita Hamil.
Pada kehamilan terdapat perubahan pada seluruh tubuh wanita khususnya pada
alat genetalia eksterna dan interna dan pada payudara.
1. Uterus
Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama. Berat uterus normal ± 30 gram,
pada akhir kehamilan (40 minggu) berat uterus menjadi 1000 gram dengan panjang ±
20 cm dan dinding ± 2,5 cm.
Pada kehamilan 8 minggu, uterus membesar sebesar telur bebek, dan pada
kehamilan 12 minggu kira-kira sebesar telur angsa. Pada kehamilan 16 Minggu,
uterus kira-kira sebesar kepala bayi. Pada kehamilan 20 minggu, fundus uteri terletak
kira-kira di bawah pinggir pusat, 24 minggu berada tepat di pinggir atas pusat, 28
minggu terletak kira-kira 3 jari di atas pusat, 32 minggu terletak di antara setengah
jarak pusat dan prosessus xifoideus dan 36 minggu fundus uteri terletak kira-kira 1
jari di bawah proses xifoideus.
2. Servik uteri
Akibat kadar esterogen meningkat, dan dengan adanya hipervaskularisasi, maka
konsistensi menjadi lunak. Kelenjar-kelenjar di serfik akan berfungsi lebih dan akan
mengeluarkan sekresi lebih banyak. Kadang-kadang wanita yang sedang hamil
mengeluh mengeluarkan cairan pervaginam lebih banyak. Keadaan ini sampai batas
tertentu masih merupakan keadaan yang fisiologils.
3. Vagina dan Vulva
Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulvat tampak lebih merah,
agak kebiru-biruan (livide). Tanda ini disebut tanda Chadwick. Warna porsio pun
tampak livide. Pembuluh-pembuluh darah alat genetalia interna akan membesar.
4. Ovarium

9
Terdapat korpus luteum graviditatis sampai terbentuknya placenta pada kira-kira
16 minggu. Korpus luteum graviditatis berdiameter kira-kira 3 cm. Kemudian ia
mengecil setelah placenta terbentuk.

5. Mammae
Esterogen menimbulkan hipertrofi system saluran, sedangkan progesterone
menmbah sel-sel asinus dan menimbulkan perubahan dalam sel-sel, sehingga terjadi
pembuatan kasein, laktabulmin dan laktaglobulin. Papila membesar, lebih tegak dan
tampak lebih hitam. Meskipun kolostrum telah dapat dikeluarkan, pengeluaran air
susu belum berjalan, oleh karena prolaktin ini ditekan oleh PIH (Ploraktin Inhibiting
Hormon).
6. Sirkulasi Darah
Volume darah ibu dalam kehamilan bertambah secara fisiologi dengan adanya
pencairan darah yang disebut hidrenia. Volume darah akan bertambah bannyak kira-
kira 25% dengan puncak kehamilan 32 mingu diikuti dengan cardiacouput yang
meninggi kira-kira 30%.
Meskipun ada peningkatan dalam volume eritrosit secara keseluruhan, tetapi
penambahan volume plasma jauh lebih besar, sehingga konsentrasi hemoglobin
dalam darah menjadi lebih rendah.
7. Sistem Respirasi
Pada Kehamilan 32 minggu ke atas oleh karena uterus yang membesar ke arah
diafragma, sehingga diafragma kurang leluasa bergerak. Untuk memenuhi kebutuhan
oksigen yang meningkat kira-kira 20%, sehingga wanita hamil selalu bernafas lebih
dalam, dan bagian bawah toraknya juga melebar ke sisi,yang sesudah partus kadang-
kadang menetap jika tidak dirawat dengan baik.
8. Traktus digestifus
Pada bulan-bulan pertama kehamilan terdapat perasaan enek atau nausea.
Mungkin ini akibat kadar hormone esterogen yang meningkat. Tonus oto-otot
digestifus. Makanan lebih lama berada di dalam lambung dan apa yang telah
dicernakan lebih lama di dalam usus-usus. Hal ini mungkin baik untuk resorpsi, tetapi

10
menimbulkan obstipasi, yang merupakan salah satu keluhan utama paada wanita
hamil. Salivasi adalah pengeluaran air liur pada biasa.
9. Traktus urinarius.
Pada bulan-bulan pertama kehamilan, kandung kencing tertekan oleh uterus yang
mulai membesar, sehingga timbul sering kencing. Keadaan ini hilang dengan makin
tuanya kehamilan bila uterus gravidarus keluar dari rongga panggul. Pada akhir
kehamilan, bila kepala mulai turun ke bawah pintu atas panggul, keluhan sering
kencing akan timbul lagi karena kandung kencing akan tertekan lagi.
10. Kulit
Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-alat tetentu.
Pigmentasi ini disebabkan oleh pengaruh melanophore stimulating hormone (MSH)
yang meningkat MSH adalah salah satu hormone yang dikeluarkan oleh lobus
anterior hipofisis. Kadang-kadang terdapat deposit pigmentasi pada dahi, pipi, dan
hidung, dikenal sebagai cloasma gravidarum.
11. Metabolisme dalam Kehamilan
Wanita dalam kehamilan memerlukan tambahan besi sekitar 800 mg. janin
membutuhkan 30-40 gram kalsium untuk pembetukan tulang-tulangnya dan ini
terjadi terutama dalam trimester akhir. Berat badan wanita hamil akan naik antara 6,5
-16,5 kg rata-0rata 12,5 kg. Kenaikan berat badan ini terjadi terutama dalam
kehamilan 20 minggu terakhir.

2.7 Perubahan Psikologis pada Wanita Hamil


Kehamilan pada umumnya dianggap sebagai krisis dengan titik akhir yang
jelas ketika bayi dilahirkan. Kehamilan merupakan suatu transisi antara kehidupan
sebelum anak dilahirkan dan kehidupan setelah anak lahir.
1. Trimester I
Sebagian wanita hamil mengalami kegembiraan karena mereka telah
menyesuaikan diri dengan rencana mmbentuk hidup baru.
Calon ibu tidak merasa sehat benar dan umumnya mengalami depresi
Karena emosi dan tubuh seluruhnya berhubungan, perubahan fisik dapat
mempenaruhi emosi.

11
2. Trimester II
Biasanya lebih menyenangkan, telah menerima khamilan dan dapat menggunakan
pikiran serta energi lebih konstruktif
Lebih tenang/ beradaptasi, sudah mulai menerima kehamilan.

3. Trimester III
Ditandai dengan klimaks kegembiraan emosi karena kelahiran bayi.
Sekitar bulan ke-8 terdapat periode tidak semangat dan depresi, ketidaknyamanan
bertambah
Kekhawatiran bertambah karena takut lahir cacat atau tidak normal
Reaksi calon ibu terhadap persalinannya secara umum tergantung pada
persiapannya

2.8 Demam Berdarah Dengue

Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi yang disebabkan


virus dengue, dengan jalur transmisi melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penyakit
DBD mengakibatkan demam, kecenderungan perdarahan, trombositopenia, dan
kebocoran plasma.
Kehamilan tidak mempengaruhi perjalanan klinis DBD. Penyakit ini hampir
tidak pernah mengakibatkan kelainan kongenital, tetapi kematian janin mungkin
terjadi. Pada pasien hamil dengan risiko tinggi perdarahan (misal plasenta previa),
infeksi DBD dengan trombositopenia menambah risiko perdarahan. Demikian pula
terdapat kenaikan risiko perdarahan dan anemia postpartum.
Tansmisi vertikal virus dengue, meskipun jarang, telah dilaporkan. Keadaan ini
umumnya terjadi bila infeksi dengue terjadi menjelang kelahiran dan mengakibatkan
bayi baru lahir mengalami kondisi klinis seperti DBD pada umumnya.
Penyakit DBD didiagnosis berdasarkan kriteria WHO 1986, meliputi :
- Kriteria klinis : demam tinggi mendadak tanpa sebab jelas terus menerus 2-7 hari,
manifestasi perdarahan, pembesaran hati, syok/kegagalan sirkulasi dan perfusi
- Kriteria laboratoris : trombositopenia<100.000, hemokonsentrasi/peningkatan hct
>=20%

12
DBD didiagnosis bila terdapat minimal 2 tanda klinis, trombositopenia &
hemokonsentrasi.
Tindakan pencegahan DBD meliputi menghindari gigitan nyamuk, fogging
fokus, abatisasi, dan pemberantasan sarang nyamuk. Penderita harus disarankan
banyak minum air, menghindari pemakaian salisilat atau obat anti inflamasi non
steroid lain (misal ibuprofen)13. Panas badan dapat dicoba diatasi dengan kompres
dan bila diperlukan dengan parasetamol. Antibiotika pada dasarnya tidak perlu
diberikan. Pasien perlu mendapat perhatian saat panas mulai turun, atau bila ada
keluhan nyeri perut, mual dan muntah. ( http : // www.pkusolo.wordpress.com )

1. Terapi Antibiotika dan Kehamilan


Tidak setiap infeksi memerlukan terapi antibiotika. Infeksi virus kebanyakan
bersifat self-limited, sehingga terapi bersifat suportif. Beberapa infeksi virus
diterapi dengan anti viral.
Pemberian antibiotika, anti viral, dan semua obat pada kehamilan harus
memperhatikan keamanan janin. Sedapat mungkin diberikan obat dengan
pregnancy risk category A atau B.
Berikut disajikan beberapa contoh obat yang sering dipakai pada ibu hamil
dan katagori keamanannya. Sulfa/kotrimoksazol : C/D, ampisilin : B,
amoksisilin : B, tetrasiklin : D, kloramfenikol : C, tiamfenikol : tidak diketahui,
siprofloksasin : C.

2. Universal Precaution
Universal precaution disusun oleh Centers for Disease Control (CDC), dan
berlaku untuk semua prosedur invasif yang memungkinkan operator / petugas
medis terpapar cairan tubuh pasien yang mungkin bersifat infeksius. Tidak semua
pasien dengan penyakit menular dapat didiagnosis pada saat masuk rumah sakit
maupun selama pengobatan kemudian. Oleh karena patogen yang ditularkan lewat
darah atau cairan tubuh tetap berpotensi menginfeksi petugas medis, terutama
pada saat melakukan prosedur invasif, beberapa langkah kehati-hatian dianggap
perlu untuk perawatan rutin semua pasien, tanpa memandang status apakah pasien

13
tersebut pasien isolasi atau tidak. Langkah-langkah tersebut meliputi antara lain :
1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien
2. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan prosedur invasif
3. Sarung tangan harus dipakai setiap kondisi dimana kontak dengan darah pasien
mungkin terjadi, seperti : pungsi vena, pemasangan kateter vena, manipulasi set
IV, perawatan luka, dan sebagainya.
4. Sarung tangan dipergunakan sekali pakai kemudian dibuang. Tidak
diperkenankan pemakaian kepada 2 pasien berbeda atau 2 pekerjaan berbeda
yang berlainan tempat pada seorang pasien.
5. Sarung tangan dipergunakan pada setiap keadaan dimana kontak dengan cairan
tubuh pasien mungkin terjadi, seperti urin, feses, cairan luka, perawatan saluran
napas, pungsi torak atau abdomen
6. Gaun pelindung harus dipakai bila percikan darah atau cairan tubuh ke pakaian
mungkin terjadi
7. Perlindungan tambahan mungkin diperlukan untuk prosedur invasif tertentu
dimana percikan cairan atau terbentuknya gas terjadi secara bermakna. Hal ini
mungkin terjadi pada kondisi tertentu di ruang operasi, IGD, ICU, selama
prosedur invasif, dan resusitasi jantung paru. Masker selalu harus dipakai pada
saat kaca mata pelindung diperlukan, demikian pula sebaliknya.

( Dr. Suryo Taruno Aribowo, Sp.PD, Bagian Penyakit Dalam RS. PKU Muhammadiyah
Surakarta
3. Penatalaksanaan
Bunyavejchevin S., dkk., melaporkan penatalaksanaan DBD dengan
kehamilan antepartum, intrapartum, dan masa nifas. Penatalaksanaan DBD dengan
kehamilan sebagai berikut:
Penatalaksanaan Antepartum
Setiap penderita DBD sebaiknya dirawat di tempat yang terpisah dengan
penderita lain dan seyogianya kamar yang bebas nyamuk (berkelambu).
Penatalaksanaan antepartum tanpa penyulit biasanya dilakukan secara
konservatif5,19, antara lain:

14
1. Tirah baring.
2. Makanan lunak. Bila tidak ada nafsu makan dianjurkan untuk minum banyak
1,5--2 liter dalam 24 jam, air tawar ditambah garam saja.
3. Medikamentosa yang bersifat simptomatis yaitu:
a.. Untuk demam tinggi dan sakit kepala diberikan dari golongan asetaminofen,
eukinin atau dipiron, tetapi pemakaian asetosal harus dihindari mengingat
bahaya perdarahan.
b. Glukokortikosteroid merupakan pengobatan pertama untuk menaikkan
jumlah trombosit yang rendah, tetapi pada umumnya di Indonesia hal ini
tidak dilakukan karena terbukti tidak terdapat perbedaan yang bermakna
antara terapi tanpa atau dengan kortikosteroid.
c. Antibiotik dapat diberikan bila dicurigai infeksi sekunder.
d. Terapi cairan pengganti diberikan pada penderita sesuai derajat dehidrasi.
e. Transfusi trombosit jika diperlukan.
Para ahli hematologi umumnya tidak mengobati penderita dengan jumlah
trombosit di atas 20,000/mm3 atau bila tidak terjadi perdarahan spontan.
Batas usia trombosit yang ditransfusikan biasanya pendek20.
f.Terhadap kehamilannya dilakukan pemantauan terhadap janin dan perawatan
secara konservatif.

Dilakukan pengawasan yang ketat terhadap tanda-tanda vital, Hb


(hemoglobin), dan Ht (hematokrit) setiap 4--6 jam pada hari-hari pertama
pengamatan, selanjutnya tiap 24 jam. Periode kritis timbulnya syok umumnya
24--48 jam perjalanan penyakit.
Penatalaksanaan Intrapartum
Penatalaksanaan ibu hamil aterm dengan DBD sama seperti antepartum, namun
terhadap kehamilannya sebagai berikut:
1. Obat-obat tokolitik dapat dipergunakan hingga periode kritis terlewati atau
trombosit kembali normal5. Obat-obat tokolitik umumnya menyebabkan
takikardia yang dapat menutupi keadaan status pasien. Magnesium Sulfat
dapat menjadi obat pilihan pada situasi ini karena tidak menyebabkan

15
takikardia.
2. Jika proses melahirkan tidak dapat dihindarkan, rute vaginal lebih disukai
daripada abdominal. Kontraksi uterus setelah melahirkan akan menstrangulasi
pembuluh-pembuluh darah yang menyebabkan hemostasis walaupun
gangguan koagulasi masih terjadi. Transfusi trombosit diindikasikan pada
proses melahirkan melalui vagina bila jumlah trombosit di bawah
20,000/mm3.
3. Bila perlu dilakukan tindakan pembedahan, terutama pada saat inpartum perlu
diberikan konsentrat trombosit preoperatif dan konsentrat trombosit selama
operasi serta pasca operasi jika diperlukan5. Transfusi trombosit diindikasikan
pada pembedahan jika jumlah trombosit maternal di bawah 50,000/mm3.
Tranfusi trombosit pada saat insisi kulit dapat memberikan hemostasis yang
cukup. Setiap unit konsentrat trombosit yang ditransfusikan dapat
meningkatkan hitung trombosit hingga 10,000/mm3. Sebelum melakukan
operasi, sebaiknya telah dilakukan konsultasi dengan tim anastesi,
neonatologis, dan ahli jantung.
4. Pemberian plasma beku segar (30 mL/kg/hari) dapat diberikan bila ada
kelainan koagulopati, namun harus hati-hati kemungkinan terhadap
penumpukan cairan tubuh yang berlebihan13,14,20.

Beberapa teknik pembedahan seksiosesaria yang perlu diperhatikan pada pasien


dengan trombositopenia berat20:
Jika pasien mengalami perdarahan yang secara klinis nyata, lebih baik gunakan
insisi kulit garis tengah (midline). Walaupun demikian, insisi Pfannenstiel
masih dapat dipertimbangkan.
Gunakan elektrokauter untuk menghentikan perdarahan.
Jahit uterus dengan dua lapis.
Tinggalkan flap kandung kemih terbuka untuk mencegah terbentuknya
hematoma yang dapat menuntun terjadinya abses dan demam.
Tutuplah peritoneum untuk mencegah perdarahan dari pembuluh-pembuluh
darah yang terdapat pada tepi sayatan peritoneum, yang sering tidak terlihat dan

16
dapat terbentuk suatu ruangan untuk drainase subfascial.
Tempatkan drain subfascial dan tinggalkan sampai tidak ada cairan yang
mengalir keluar.
Sebaiknya gunakan staples kulit, walaupun dengan insisi Pfannenstiel. Ini
memungkinkan kita membuka sebagian dari insisi jika terbentuk hematoma
subkutis.
Tempatkan balutan kuat dengan tekanan di atas insisi dan tidak dibuka selama
48 jam, kecuali tanda-tanda perdarahan aktif ditemukan.
Penatalaksanaan Masa Nifas
Bila DBD terjadi pada masa nifas, penatalaksanaannya hampir sama dengan
antepartum (tirah baring, terapi cairan pengganti, simtomatis, pengawasan yang
ketat terhadap tanda-tanda vital, hemoglobin, hematokrit, dan trombosit). Demam
berdarah dengue jarang sebagai penyebab morbiditas demam nifas.
Bayi-bayi yang dilahirkan umumnya sehat bila ibunya tidak memderita
komplikasi selama kehamilan14. Pemberian air susu ibu dapat memberi
perlindungan pada bayi terhadap infeksi demam berdarah dengue karena
komponen lemak dari air susu ibu dan colostrum memiliki aktivitas anti dengue.

4. Efek Demam Berdarah Dengue pada Kehamilan, Fetus, Bayi, dan Imunitas
Chong KY dkk., melaporkan bahwa tidak ada bukti bahwa virus dengue
dapat menyebabkan efek teratogenik, aborsi, atau pertumbuhan janin yang
terhambat yang dikandung oleh ibu hamil yang menderita DBD. Beberapa kasus
menjalani pemeriksaan amniocentesis atau biopsi villi choriales dan dilakukan
analisa kromosom, namun tidak dijumpai kelainan. Alfa-fetoprotein di cairan
amnion maupun di serum maternal berada dalam batas normal. Adanya transmisi
vertikal dari ibu ke fetus4,6,7,13,14,15 menyebabkan bayi baru lahir mudah
menderita demam berdarah dengue atau sindroma syok dengue pada saat
terinfeksi virus dengue.
Figueiredo L.T. dkk., mengamati bahwa pada bayi yang dilahirkan tidak
dijumpai kelainan bawaan, lamanya kehamilan, Skor APGAR, berat badan janin,
dan plasenta. Pada serum bayi dijumpai antibodi IgG yang progesif menurun dan

17
menghilang setelah 8 bulan. Namun, menurut Marchette N.J. dkk antibodi
tersebut menghilang setelah 10--12 bulan. Walaupun begitu, Chye J.K. dkk.,
melaporkan dua ibu hamil mengalami demam berdarah dengue 4 sampai 8 hari
sebelum inpartum. Satu ibu mengalami kehamilan dengan pre-eklampsia berat
disertai sindroma HELLP (Hemolysis, Elevated Liver enzymes and Low
Platelets) dan memerlukan transfusi darah lengkap, konsentrat trombosit, serta
plasma beku segar. Bayi laki-lakinya saat lahir menderita gangguan pernapasan
dan perdarahan intracerebral kiri yang banyak serta tidak terkontrol. Akhirnya,
bayi meninggal pada hari ke-6 karena kegagalan berbagai organ.
Virus dengue tipe 2 diisolasi dari darah bayi dan antibodi IgM spesifik
terhadap virus dengue terdeteksi dalam darah ibu tersebut. Ibu ke-2 mengalami
keadaan klinis yang lebih ringan. Dia melahirkan bayi perempuan yang
mengalami trombositopenia dan tidak memerlukan perawatan yang khusus. Virus
Dengue tipe 2 ditemukan dalam darah ibu dan antibodi IgM spesifik terhadap
virus dengue dideteksi pada darah bayi tersebut. Hal ini berarti bahwa demam
berdarah dengue memiliki risiko yang potensial menyebabkan kematian janin
yang terinfeksi2, Poli dkk., juga melaporkan gambaran klinis bayi-bayi yang
mengalami transmisi vertikal dari ibu pada saat menjelang akhir kehamilan
berupa demam, gangguan vasomotor, trombositopenia, dan hepatomegali. IgM
antibodi spesifik terhadap virus dengue ditemukan pada semua bayi. Berat-
ringannya keadaan penyakit bervariasi. Thaithumyanon P. dkk., juga melaporkan
trombositopenia pada bayi yang dilahirkan dari ibu hamil dengan DBD. Falker
J.A. dkk. melaporkan bahwa aktivitas anti-dengue dijumpai pada komponen lipid
air susu ibu (ASI) dan kolostrum. Konsentrasinya tidak menurun selama 10 bulan
setelah melahirkan. Disarankan pemberian ASI agar dapat melindungi bayi dari
infeksi virus dengue di daerah endemis.

5. Komplikasi
Thaithumyanon P. dkk., melaporkan seorang ibu hamil dengan DBD yang
menjalani bedah sesar mengalami perdarahan masif dan berkepanjangan (8 hari)
dari luka serta memerlukan berbagai tranfusi darah, trombosit, dan plasma beku

18
segar. Chye J.K. dkk., melaporkan seorang ibu hamil dengan demam berdarah
dengue mengalami preeklamsia berat dan sindroma HELLP memerlukan berbagai
transfusi darah. Saat lahir anaknya menderita gangguan pernapasan dan
perdarahan hebat pada intracerebral kiri.
( http://www.tempo.co.id )
2.9 Konsep Ante Natal Care
Definisi
1. Ante natal care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan
pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.
2. Pengawasan ante natal adalah pemeriksaan kehamilan untuk
mengoptimalisasikan kesehatan mental dan fisik ibu hamil sehingga mampu
meghadapi persalinan, masa nifas, persiapan laktasi dan kembalinya kesehatan
reproduksi

Tujuan Asuhan Ante natal:


1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang bayi.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan social ibu
dan bayi.
3. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi selama hamil, termasuk penyakit secara umum, kebidanan
dan pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu
dengan bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar
dapat tumbuh kembang secara normal.

Kebijakan Program
Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 x selama kehamilan.
1. 1 x pada triwulan pertama
2. 1 x pada triwulan kedua

19
3. 2 x pada triwulan ketiga
Pelayanan atau asuhan standar minimal termasuk”7T” :
1. Timbang berat badan
2. Ukur tekanan darah
3. Ukur tinggi fundus uteri
4. Pemberian imunisasi tetanus toxoid ( TT ) lengkap
5. Pemberian tablet zat besi, minimal 90 tablet selama kehamilan
6. Tes terhadap penyakit menular seksual
7. temu wicara dalam rangka persiapan rujukan

2.10 Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan


I. Pengkajian
Hari / Tanggal :…
Jam :…
No register :…
A. Data Subyektif
1. Biodata
 Nama ibu dan suami untuk mengenal, memanggil dan menghindari
terjadinya kekeliruan
(Cristina, 1993 : 41)
 Umur ibu, terutama pada ibu hamil yang pertama kali hamil, bila umur
lebih dari 35 tahun disebut primi tua gravida dan bila umur kurang dari
18 tahun disebut primi muda gravida. wanita kurang dari 18 tahun
pinggulnya belum cukup pertumbuhannya, sehingga menyebabkan
kesulitan untuk melahirkan. Wanita umurnya lebih dari 35 tahun,
badannya mungkin bisa kecapean dan kurang teratur, wanita sudah
berumur 40 tahun ada kemungkinan atau kelambanan jiwannya
(Pusdiknakes, 2000 :143)
 Agama. ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya
terhadap agama pasien, akan memudahkan bidan melakukan
pendekatan di dalam melaksanakan asuhan kebidanan

20
(Depkes RI, 1995 :14)
 Pendidikan untuk memberikan bimbingan sesuai dengan tingkat
pendidikannya
 Pekerjaan ibu untuk mengetahui ibu bekerja karena mungkin pekerjaan
ibu terlalu berat sehingga mengganggu kesehatan ibu sendiri/
mempengaruhi kesehatan janin
 Pekerjaan suami untuk mengetahui taraf kehidupan
 Alamat untuk memudahkan komunikasi, kunjungan rumah
2. Alasan datang
Apa alasan ibu sehingga datang untuk periksa
3. Keluhan utama
Apakah penderita datang untuk pemeriksaan kehamilan rutin atau ada
keluhan seperti perdarahan, nyeri kepala, dan lalin-lain
4. Riwayat kesehatan yang lalu
Meliputi penyakit yang pernah dialami, penyakit yang sedang diderita dan
mendapat pengobatan yang sedang aatau pernah di lakukan. hal ini penting
diketahui untuk melihat kemungkinan adanya penyakit-penyakit yang
menyertai dan yang dapat mempengaruhi kehamilnnya, sehubungan
dengan keadaan ibu yang lemah pada waktu kehamilan dan setelah
melahirkan penyakit tersebut antara lain : jantung, diabetes melitus,
anemia, hipertensi asensial, gonoshea, TBC paru, asma, kelainan
pembekuan darah, hepatitis
5. Riwayat kesehatan sekarang
Meliputi penyakit yang sedang diderita dan mendapat pengobatan yang
sedang di lakukan. Hal ini penting diketahui untuk melihat kemungkinan
adanya penyakit-penyakit yang menyertai dan yang dapat mempengaruhi
kehamilnnya, sehubungan dengan keadaan ibu yang lemah pada waktu
kehamilan dan setelah melahirkan, penyakit tersebut antara lain : jantung,
diabetes melitus, anemia, hipertensi asensial, gonorhea, TBC paru, malaria,
asma, kelainan pembekuan darah, hepatitis
6. Riwayat kesehatan keluarga

21
Ditanyakan mengenai latar belakang keluarga terutama :
a. anggota keluarga yang mempunyai penyakit tertentu terutama penyakti
menular seperti TBC, hepatitis
b. penyakit keluarga yang diturunkan seperti kencing manis, kelainann
pembekuan darah, jiwa, asma
c. riwayat kelahiran kembar, faktor yang meningkatkan
kemungkinanhamil kembar adalah faktor ras, keturunan, umur wanita
dan paritas. oleh karena itu apabila ada yang pernah melahirkan atau
hamil dengan anak kembar harus di waspadai karena hal ini bisa
menurunkan pada ibu
(Manuaba, 1998 : 265)

7. Riwayat haid
a. Menarche adalah terjadi haid yang pertama kali
menarche terjadi pada usia pubertas, yaitu sekitar 12-16 tahun
b. Siklus haid pada setiap wanita tidak sama. siklus haid normal /
dianggap sebagai siklus adalah 28 hari, tetapi siklus ini bisa maju
sampai 3 hari atau mundur sampai 3 hari. panjang siklus haid yang
biasa pada manusia adalah 25-32 hari
c. Lamanya haid . biasanya antara 2-5 hari, ada yang 1-2 hari diikuti
darah sedikit-sedikit dan ada yang sampai 7-8 hari. Pada wanita
biasanya lama haid ini tetap.
d. Keluhan yang dirasakan
e. Keputihan, warnanya, bau, gatal/ tidak

8. Riwayat perkawinan
Ibu menikah berapa kali, lamanya, umur pertama kali nikah
a. Jika lama menikan ≥ 4 tahun tetapi belum hamil bisa menyebabkan
masalah pada kehamilannya (pre-eklamsia), persalinan tidak lancar
b. Lama menikah ≤ 2 tahun, sudah punya lebih dari 1 anak, bahayanya
perdarahan ssetelah bayi lahir karena kondisi ibu masih lemah, bayi
prematur, BBLR

22
c. Umur pertama kali menikah < 18 tahun, pinggulnya belum cukup
pertumbuhannya ssehingga jika hamil berisiko kesulitan waktu
melahirkan
d. Jika hamil umur > 35 tahun bahayannya bisa terjadi hipertensi, pre-
ekslamsia, KPD, persalinan tidak lancar/ macet, perdarahan ssetelah
bayi lahir, BBLP
9. Riwayat kehamilan sekarang
a. Berapa kali periksa dan dimana
pemeriksaan sebaiknya dilakukan tiap 4 minggu bila segala sesuatu
normal sampai kehamilan 28 minggu, sesudah itu pemeriksaan
dilakukan tiap 2 minggu dan sesudah 36 minggu tiap minggu
b. Gerakan janin. umumnya gerakan janin dirasakan ibu pada kehamilan
18 minggu pada primigrafida dan kehamilan 16 minggu pada multi
gravida. pengamatan pergerakan janin dilakukan setiap hari setelah
usia kehamilan lebih dari 28 minggu
c. Masalah dan tanda bahaya seperti perdarahan yang keluar dari vagina,
penglihatan kabur, bengkak pada muka/ kaki, nyeri perut, sakit kepala
yang hebat, muntah-muntah yang hebat tidak merasakan gerakan janin
d. Keluhan-keluhan yang lazim pada kehamilan
e. Imunisasi TT diberikan sekurang-kurangnya diberikan 2x dengan
internal minimal 4 minggu, kecuali bila sebelumnya ibu pernah
mendapat TT 2x pada kehamilan yang lalu atau pada calon pengantin.
Maka TT cukup diberikan satu kali (TT baster). pemberian TT pada
ibu hamil tidak membahayakan janin walaupun diberikan pada
kehamilannya muda
f. Pemberian vitamin, zat besi, tablet sehari segera setelah masa mual
hilang, minimal sebanyak 90 tablet selama kehamilan
g. Riwayat kehamilan sekarang membantu bidan untuk menentukan usia
kehamilan, memberikan konseling tentang keluhan hamil usia
kehamilan, memberikan konseling tentang keluhan hamil yang biasa
dan dapat mendeteksi adanya komplikasi

23
10. Riwayat KB
Pernah ikut KB/ tidak. apa macamnya, ada keluhan apa tidak setelah
persalinan rencananya ibu menggunakan KB apa
11. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Istirahat
waktu istirahat harus lebih lama 10-11 jam. untuk wanita hamil, juga
dianjurkan untuk tidur siang
(Cristina, 1993 : 108)
Jadwal istirahat dan tidur harus diperhatikan dengan baik karena
istirahat dan tidur yang teratur dapat meningkatkan kesehatan jasmani
dan rohani untuk kepentingan pertumbuhan dan perkembangan janin
(Manuaba, 1998: 140)
b. Aktivitas
wanita yang sedang hamil boleh bekerja tetapi sifatnya tidak
melelahkan dan tidak mengganggu kehamilan, misalnya ; pekerjaan
rumah tanggga yang ringan, masak, menyapu tetapi jangan menimba,
mengangkat air, dan lain-lain
c. Nutrisi
nutrisi yang diperlukan ibu hamil kalori, protein, kalsium, zat besi,
vitamin A,D,C,B dan air. bahan makanan yang banyak mengandung
lemak dan hidrat arang seperti manisan dan gorengan dikurangi untuk
menghindari kelebiihan berat badan yang berlebihan
d. Eliminasi
pada bulan pertama dan terakhir kehamilan biasanya ibu mengeluh
sering kencing karena kandung kemih tertekan oleh uterus dan kepala
janin
Perubahan hormonal mempengaruhi aktivitas usus halus dan usus
besar sehingga mengakibatkan obstipasi. sembelit dapat terjadi secara
mekanis yang disebabkan karena menurunnya gerkana ibu hamil,
tekanan kepala janin terhadap usus besar dan reklum
e. Kebersihan

24
a. rambut harus sering dicuci
b. gigi betul-betul harus mendapat perawatan untuk mencegah karies
c. buah dada adalah organ yang erat hubungannya dengan kehamilan
dan nifas, sebagai persiapan untuk produksi makanan bayi oleh
karena itu bila kurang kebersihannya bisa menyebabkan infeksi
d. kebersihan vulva. vulva harus selalu dalam keadaan bersih. setelah
BAK/BAB harus selalu dikeringkan, cara cebok yang dari depan
ke belakang
e. kebersihan kuku tidak boleh dilupakan karena dibawah kuku bisa
tersembunyi kuman penyakit
f. kebersihan kulit dilakukan dengan mandi 2x sehari, mandi tidak
hanya membersihkan kulit tetapi menyegarkan badan, karena
pembuluh darah terangsang dan badan terasa nyaman
g. kebersihan pakaian . wanita hamil ganti pakaian yang bersih kalau
dapat pagi dan sore, lebih-lebih pakaian dalam seperti BH dan CD
(Cristina, 1993: 159-160)
f. Kebiasaan
Merokok, minum alkohol dan kecanduan narkotika merupakan
kebiasaan yang secara langsung dapat mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan janin, menimbulkan cacat bawaan atau kelainan
pertumbuhan dan perkembangan mental
(Manuaba, 1998 : 140)
h. Pola seksual
Frekuensi intersitas, dan posisi untuk kegiatan seksual merupakan
penyesuaian bagi wanita hamil karena perubahan fostur tubuhnya.
Hamil bukan halangan untuk melakukan hubungan seksual
Hubungan seksual disarankan untuk dihentikan bila :
12. Keadaan psikologis
Bagaimana tanggapan ibu dan suami tentang kehamilan dan bagaimana
masa dukungannya, ibu menginginkan persalinan dimana. bagaimana mas
ahubungan ibu dengan keluarga dengan warga sekitar, petugas kesehatan

25
13. Latar belakang sosial budaya
Kepercayaan terhadap takhayul, upacara adat yang pernah dilakukan ada
pantang makan atau tidak

B. Data obyekyif
1. Pemeriksaan umum
keadaan umum : baik/ cukup/lemah
kesadaran : composmentis/samnolen/koma
tekanan darah : 90/60-140/90 mmHg
nadi : 60-80x/menit (Pusdiknaker, 2000 :160)
Jika denyut nadi ibu 100x/menit atau lebih, mungkin ibu mengalami salah
satu atau lebih keluhan sebasgai berikut :
b. tegang, ketakutan atau cemas akibat masalah tertentu
c. perdarahan hebat
d. anemia
e. sakit/demam
f. gangguan tyroid
g. gangguan jantung
h. penggunaan obat
Temperatur : 36,1 – 37,6oC (Doenges, 2001 :43)
Pernafasan : 16-24 x/menit (Doenges, 2001 :43)
BB sebelum hamil
BB sekarang : selama kehamilan TM II dan III pertambahan berat badan
0,5 kg perminggu, pertambahan > 0,5 kg perminggu pada TM III harus
diwasapadai mengalami preeklamsia. hingga akhir kehamilan
pertambahan BB yang normal sekitar 9-13,5 kg
(Hamilton, 1993:67)
TB : > 145 cm, ibu hamil dengan tinggi badan kurang dari 145 cm
kemungkinan panggulnya sempit
(Roecjadi Poedji, 2003 :67)

26
LILA : > 23,5cm, bila kurang merupakan indikator kuat untuk status gizi
ibu kurang baik/buruk. sehingga ia beriseko untuk melahirkan
BBLR
(Depkes RI, 1996 :62)

2. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
Rambut : bersih/ kotor, warna, mudah rontok/tidak, rambut yang mudah
dicabut menandakan kurang gizi/ kelainana tertetnu
Muka : tampak pucat/tidak, tampak oedema/tidak, tampak cloasma
gravidarum/tidak
Mata : simetris/tidak, sklera ikterus/tidak, konjungtiva anemis/tidak,
konjungtiva normal warna merah muda, bila pucat
menandakan anemia. sklera berwarna putih, bila kuning
menandakan terinfeksi hepatitis, bila merah kemungkinan ada
conjungtivitis
Telinga : simetris/tidak, tampak secret/tidak
Bibir : kering/tidak, biru/tidak, tampak stomatitis/tidak, tampak
caries/tidak
Dalam kehamilan sering timbul stomatitis dan gingivitas yang mengadnung
pembuluh darah dan mudah berdarah, maka perlu perawatan mulut agar
terlihat bersih. Adanya caries gigi yang mennadakan ibu kekurangan kalsium
saat hamil sering terjadi caries yang berkaitan dengan enesisi diperemesis
gravidarum. Adanya kerusakan gigi dapat menjadi sumber infeksi
(Manuaba, 1998:140)
Leher : - tampak pembesaran kelenjar tiroid, vena jugularis, kelenjar
limfe/tidak
- dalam kehamilan biasa kelenjar tiroid mengalami hiperfungsi
dan kadang disertai pembesaran ringan. metabolisme basal
dapat meningkatkan hiperfungsi glandula tyroid namun
wanita hamil itu tidak menderita hypertyroidisme
(Sarwono, 2005)

27
- bila terdapat pembesaran kelenjar limfe mungkin disebabkan
oleh berbagai penyakit, misalnya peradangan akut/ kronis di
kepala, oro foring kulit kepala. daerah leher, selain itu
kemungkinan terjadi TBC, sifilir
(Robert Priharjo, 1996:62)
- Bila terdapat pembendungan vena jugularis, menandakan
adanya kelainan cardiovaskuler, kemungkinan besar ibu
mengidap penyakit jantung.
Dada : simetris/tidak, payudara tegang/tidak, tampak hiperpimentasi
areola mamae/tidak, putting susu tampak menonjol
datar/masuk, nafas teratur/tidak, sesak/tidak
Perut : tampak striae lividae/tidak, tampak linea nigra/tidak, ada bekas
luka operasi/tidak
Genetalia : Bersih/tidak, ada kelainan/tidak, tampak varises/tidak, tampak
oedema/tidak, flour +/-, condilomata +/-
Ekstrimitas : tampak oedema/tidak, tampak varises/tidak

b. Palpasi
Leher : teraba pembesaran kelenjar tiroid/ tidak, teraba pembesaran
vena jugularis/tidak, teraba pembesaran kelenjar limfe/tidak
Payudara : teraba benjolan abnormal/tidak, ada nyeri tekan/tidak,
colostrum sudah keluar/tidak.
Abdoment :
Leopol I : pada bagian fundus teraba bulat, lunak, dan melenting yaitu
bokong. TFU : 28-30 cm TBJ : 2500-3500 gram
Leopold II : pada bagian kiri/kanan abdoment teraba lurus seperti papan
yaitu punggung dan pada bagian kiri/kanan abdoment teraba
bagian-bagian terkecil janin.
Leopold III : pada bagian terbawah teraba bulat, lunak dan melenting yaitu
kepala
Leopold IV : konvergen/ divergen
Ekstrimitas : teraba oedema/tidak, teraba varises/tidak

28
c. Auskultasi
Dada : terdengar ronchi/tidak, terdengar weezhing/tidak
Djj : frekuensi 120 – 260 x/menit, teratur/tidak
d. Perkusi
Reflek patela +/-
Normal : tungai bawah akan bergerak sedikit ketika tendon ditekuk. bila
gerakannya berlebihan dan cepat, maka hal ini mungkin
merupakan tanda ekslamsia ( Depkes RI, 2000 : 20)
Bila reflek patela negatif, kemungkinan pasien mengalami
kekurangan B1 (Pusdiknakes, 1993, 68)

3. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium tanggal......
- Hb : 12-16 g/dl
- Trombosit : 150.000-350.000/ mm³
- Hematokrit : 35-47%
II. Identifikasi Diagnosa Masalah
Dx : GI P0000 Ab000 Umur Kehamilan 34-36 Minggu Janin Tunggal Hidup
Intrauterin dengan DHF
Ds : Ibu mengatakan hamil ... bulan, kehamilan keberapa,
Menstruasi terakhir...
Ibu mengatakan saat ini sedang menderita demam berdarah
Do : Keadaan umum : baik/ cukup/lemah
Kesadaran : composmentis
Tanda-tanda Vital :
TD : 90/60 – 140/90 mmHg
N : 60 – 80 x/menit
RR : 16 – 24 x/menit
Suhu : 36,1 – 37,6o
Abdomen

29
Leopold I : pada bagian fundus teraba bulat, lunak dan tidak
melenting yaitu bokong
TFU : 28-30 cm
TBJ : 2500-3500 gram
Leopold II : pada bagian kiri/kanan abdoment teraba lurus
seperti papan dan pada bagian kiri/kanan andoment
teraba bagian-bagian terkecil janin
Leopold III : pada bagian terbawah teraba keras, bulat dan
melenting yaitu kepala
Leopold IV : konvergen/divergen
DJJ : frekuensi 120 – 260 x/menit, teratur/tidak
Pemeriksaan Laboratorium :
- Hb : 12-16 g/dl
- Trombosit : 150.000-350.000 /mm³
- Hematokrit : 35-47 %
Masalah :
1. Gangguan rasa nyaman sehubungan dengan gatal-gatal pada tubuh
Ds : Ibu mengatakan gatal-gatal pada tubuh
Do : Keadaan umum : baik/cukup/lemah
Kesadaran : composmentis
Tanda-tanda Vital :
Tekanan darah: 90/60-140/90 mmHg
Nadi : 60-80x/menit
Suhu : 36,1 – 37,6oC
Pernafasan : 16-24 x/menit

III.Identifikasi Masalah / Diagnosa Potensial


1. Potensial terjadi perdarahan
Ds : Ibu mengatakan saat ini sedang menderita demam berdarah
Do : Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis

30
Tanda-tanda vital :
Tekanan darah: 90/60-140/90 mmHg
Nadi : 60-80x/menit
Suhu : 36,1 – 37,6oC
Pernafasan : 16-24 x/menit
Hidung : tidak ada epistaksis
Kulit : tampak petekie

2. Potensial terjadi syok


Ds : Ibu mengatakan saat ini sedang menderita demam berdarah
Do : Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Tanda-tanda vital :
Tekanan darah: 90/60-140/90 mmHg
Nadi : 60-80x/menit
Suhu : 36,1 – 37,6oC
Pernafasan : 16-24 x/menit
Hidung : tidak epistaksis
Kulit : tampak petekie

IV. Identifikasi Kebutuhan Segera


Pemberian infus
V. Intervensi
Dx : GI P0000 Ab000 Umur Kehamilan 34-36 Minggu Janin Tunggal Hidup
Intrauterin dengan DHF
Tujuan : setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan ibu dapat mengerti
tentang kondisi dirinya dan janinnya, kehamilan berjalan normal
sampai aterm dan ibu dapat melahirkan dengan normal serta tidak ada
komplikasi selama kehamilan.
Kriteria hasil :

31
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
TTV
TD : 90/60 – 140/90 mmHg
N : 60 – 80 x/menit
RR : 16 – 24 x/menit
Suhu : 36,1 – 37,6oC
Hidung : tidak ada epistaksis
Kulit : tidak tampak petekie
Abdoment :
Leopol I : pada bagian fundus teraba bulat, lunak, dan melenting yaitu
bokong. TFU : 28-30 cm TBJ : 2500-3500 gram
Leopold II : pada bagian kiri/kanan abdoment teraba lurus seperti papan
yaitu punggung dan pada bagian kiri/kanan abdoment teraba
bagian-bagian terkecil janin.
Leopold III: pada bagian terbawah teraba bulat, lunak dan melenting yaitu
kepala
Leopold IV: konvergen/ divergen
DJJ : frekuensi 120 – 260 x/menit, teratur/tidak
Pemeriksaan Laboratorium :
- Hb : 12-16 g/dl
- Trombosit : 150.000-350.000 /mm³
- Hematokrit : 35-47 %

Intervensi
1. Lakukan pendekatan terapeutik pada ibu
R/ Ibu lebih kooperatif terhadap petugas
2. Lakukan pemantauan keadaan umum pada ibu
R/ Keadaan umum merupakan parameter untuk mengetahui keadaan tubuh
baik/ buruk.

32
3. Lakukan pemantauan tanda-tanda vital pada ibu
R/ tanda-tanda vital mrupakan parameter untuk mengetahui keadaan ibu
membaik atau memburuk
4. Jelaskan kondisi kehamilan pada ibu
R / Mengurangi kecemasan ibu terhadap janin yang dikandungnya
5. Lakukan pemantauan pemasukan dan pengeluaran cairan
R/ mengetahui keseimbangan antara intake dan output
6. Lakukan pemantauan tanda-tanda perdarahan
R/ Mengetahui secara dini perdarahan
7. Anjurkan pada ibu untuk istirahat yang cukup
R/ Istirahat yang cukup dapat memulihkan kembali tenaga, melemaskan
otot-otot
8. Kolaborasi dengan dokter umum dan spesialis penyakit obstetri ginekologi
dalam pemberian terapi
R/ Pemberian terapi yang tepat dapat menyembuhkan dan mengurangi
terjadinya komplikasi

Masalah :
1. Gangguan rasa nyaman sehubungan dengan gatal-gatal pada tubuh
Tujuan : Ibu tidak mengalami gangguan rasa nyaman
Kriteria hasil : Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Tanda-tanda vital :
Tekanan Darah : 90/60 – 140/90 mmHg
Nadi : 60 – 80 x/menit
Pernafasan : 16 – 24 x/menit
Suhu : 36,1 – 37,6oC
Tidak ada gatal-gatal
Intervensi :
1. Lakukan observasi keadaan umum ibu

33
R/ keadaan umum merupakan parameter untuk mengetahui keadaan tubuh
baik/ buruk
2. Lakukan observasi tanda-tanda vital
R/ Tanda-tanda vital merupakan parameter untuk mengetahui keadaan tubuh
baik/ buruk
3. Lakukan observasi gatal-gatal
R/ Mengetahui penyebab gatal-gatal
4. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi
R/ Pemberian terapi yang tepat dapat menyembuhkan dan mengurangi
terjadinya komplikasi

Masalah Potensial :
1. Potensial terjadi perdarahan
Ds : Ibu mengatakan saat ini sedang menderita demam berdarah
Do : Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Tanda-tanda vital :
Tekanan darah: 90/60-140/90 mmHg
Nadi : 60-80x/menit
Suhu : 36,1 – 37,6oC
Pernafasan : 16-24 x/menit
Hidung : tidak ada epistaksis
Kulit : tampak petekie
Intervensi :
1. Lakukan observasi keadaan umum ibu
R/ keadaan umum merupakan parameter untuk mengetahui keadaan tubuh
baik/ buruk
2. Lakukan observasi tanda-tanda vital
R/ Tanda-tanda vital merupakan parameter untuk mengetahui keadaan tubuh
baik atau buruk
3. Lakukan observasi perdarahan

34
R/ Mencegah terjadinya komplikasi
4. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi
R/ Pemberian terapi yang tepat dapat mencehag terjadinya komplikasi

2. Potensial terjadi syok


Ds : Ibu mengatakan saat ini sedang menderita demam berdarah
Do : Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 90/60-140/90 mmHg
Nadi : 60-80x/menit
Suhu : 36,1 – 37,6oC
Pernafasan : 16-24 x/menit
Hidung : tidak epistaksis
Kulit : tampak petekie
Intervensi :
1. Lakukan observasi keadaan umum ibu
R/ keadaan umum merupakan parameter untuk mengetahui keadaan tubuh
baik/ buruk
2. Lakukan observasi tanda-tanda vital
R/ Tanda-tanda vital merupakan parameter untuk mengetahui keadaan tubuh
baik atau buruk
3. Lakukan observasi perdarahan
R/ Mencegah terjadinya komplikasi
4. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi
R/ Pemberian terapi yang tepat dapat mencehag terjadinya komplikasi

35
VI. Implementasi
Dilakukan sesuai dengan intervensi yang dibuat. Rencana menyeluruh seperti
yang diuraikan di atas secara efisien dan aman.

VII. Evaluasi
Dilakukan unutuk mngetahui sejauh mana keefektifan dan keberhasilan dari
asuhan yang telah diberikan dengan mengacu pada kriteria hasil.

36
BAB III
TINJAUAN KASUS

I. Pengkajian
Hari : Sabtu
Tanggal : 26 Juli 2008
Jam : 14.00 WIB
No. Register : 037656
Tanggal MRS : 24 Juli 2008
A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama ibu : Ny ” S” Nama suami : Tn ”H”
Umur : 21 th Umur : 26 th
Suku : Jawa Suku : Jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SLTA Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pegawai Percetakaan Pekerjaan : Wiraswasta
Penghasilan : ± 800.000 Penghasilan : -
Alamat : Gunung Baru Jaya Surabaya
2. Alasan datang
Ibu mengatakan hamil 8 bulan dan sedang sakit demam berdarah
3. Keluhan utama
Ibu mengatakan gatal-gatal pada tubuh
4. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti HIV/AIDS,
TBC dan hepatitis dan ibu tidak menderita penyakit kronis seperti jantung,
ginjal serta tidak pernah menderita penyakit menurun seperti asma, tekanan
darah tinggi dan kencing manis

37
5. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan saat ini menderita demam berdarah sejak tanggal 21 Juli 2008.
Ibu sudah periksa ke dokter dan mendapatkan obat tambah darah, paracetamol
dan amoxilin. Ibu mengatakan di rawat di Rumah Sakit selama 2 hari.
6. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan didalam keluarga ada yang menderita penyakit asma yaitu ibu.
Tetapi tidak ada yang menderita penyakit menular seperti TBC, hepatitis,
malaria dan HIV/ AIDS maupun penyakit menurun seperti tekanan darah
tinggi, kencing manis juga tidak terdapat riwayat kembar.
7. Riwayat Haid
Menarche : 14 tahun
Lama haid : 3 hari
Banyak haid: 2-3 bulan
Keluhan : tidak ada keluhan
Keputihan : tidak ada
8. Riwayat Pernikahan
Ibu mengatakan menikah 1 x menikah 1 tahun, umur petama kali menikah 20
tahun.
9. Riwayat Kehamilan Sekarang
Trimester I :
Ibu mengatakan hamil anak pertama, tidak pernah keguguran, dengan usia
kehamilan 8 bulan. Ibu mengatakan menstruasi terakhir 24-11-2007. Ibu telah
melakukan pemeriksaan ke bidan setiap bulan di bidan dan diberi tablet
penambah darah. Pada saat hamil muda ibu mengalami mual tetapi tidak
mengganggu nafsu makan.
Trimester II :
Ibu sangat senang dengan perkembangan janinnya. Ibu mendapatkan suntuk
TT pada usia 4 bulan. Ibu merasakan gerakan janin pada usia 5 bulan. Ibu
tidak merasakan tanda bahaya atau penyulit. Ibu tidak mengkonsumsi obat-
obatan maupun jamu.

38
Trimester III :
Ibu mengatakan pada saat hamil tua ibu mengeluh demam tinggi. Kemudian
ibu melakukan pemeriksaan ke dokter dinyatakan sedang menderita sakt
demam berdarah. Oleh karena itu ibu dianjurkan untuk melakukan
pemeriksaan lebih lanjut di rumah sakit.
10. Riwayat KB
Ibu mengatakan setelah menikah tidak pernah mengikuti KB. Setelah
melahirkan ini ibu berencana mengikuti mengikuti KB suntik.
11.Riwayat Psikologi
a.Psikologi
Ibu mengatakan senang dengan kehamilannya begitu juga dengan suami dan
keluarganya. Ibu mengatakan berencana melahirkan di bidan
b. Sosial
Ibu mengatakan pengambil keputusan dalam keluarga adalah suami.
Hubungan ibu dan keluarga baik, hubungan ibu dan masyarakat sekitar juga
baik. Ibu menganut budaya Jawa
c. Sosial Budaya
Ibu mengatakan menganut bidaya Jawa, mengadakan acara tujuh bulanan. Ibu
tidak pantang makanan dan tidak mengkonsumsi jamu
12. Pola kebiasaan sehari-hari
Pola kebiasaan Di Rumah Di Rumah Sakit
Nutrisi makan 3x sehari dengan makan 3x sehari dengan
komposisi : nasi, lauk, porsi 1 piring nasi
sayur terkadang dengan lembek, lauk, sayur. Ibu
buah. Minum ± 5 gelas. minum ± 6 gelas dan
minum susu
Eliminasi BAK 5-6x sehari BAB BAK ±7 x sehari, BAB
1x sehari konsistensi 1 x sehari, konsistensi
lunak, lunak
Istirahat Ibu istirahat siang ± 2 Ibu istirahat siang ± 2
jam dan tidur malam 7 jam dan tidur malam 6
jam jam
Aktivitas Ibu melakukan Ibu lebih banyak
pekerjaan ibu rumah menghabiskan waktu
tangga seperti memasak, ditempat tidur
mencuci dan
membersihkan rumah

39
Personal Higiene Ibu mandi dan gosok Ibu diseka oleh
gigi 2x sehari, ganti anggota keluarga
baju 2x sehari, ganti sehari 2 kali, gosok
celana dalam 2x gigi dan ganti pakaian
sehari dan keramas 3x tiap selesai di seka
seminggu
Rekreasi Ibu nonton TV jika Ibu menghabiskan
ada waktu luang pergi waktu luang untuk
ke rumah saudaranya berkumpul dengan
keluarga
Pola kebiasaan hidup ibu tidak pernah ibu tidak pernah
sehat merokok, tidak merokok, tidak
mengkonsumsi obat- mengkonsumsi obat-
obatan terlarang obatan terlarang

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
- Keadaan umum : baik
- Kesadaran : composmentis
- BB sebelum hamil : 46 kg
- BB saat ini : 59 kg
- Tinggi badan : 159 cm
- Lingkar lengan atas : 25 cm
Tanda-tanda vital
- TD : 110/80 mmHg
- Nadi : 80 x/ mnit
- Pernafasan : 24 x/ menit
- Suhu : 37 oC
2. Pemeriksaan fisik
a.Inspeksi
Kepala : bersih, warna rambut hitam, tidak mudah rontok
Muka : tampak pucat, tidak tampak oedema, tidak tampak cloasma
gravidarum
Mata : simetris, sklera tidak ikterus, konjungtiva tidak anemis
Telinga : simetris/tidak, tampak secret/tidak

40
Hidung : bersih, tidak tampak polip, tidak tampak secret, tidak ada
epistaksis
Bibir : tidak kering, tidak tampak stomatitis, tidak tampak caries
Leher :tidak tampak pembesaran kelenjar tiroid, tidak tampak
pembesaran vena jugularis, tidak tampak pembesaran kelenjar
limfe.
Dada : simetris, payudara tidak tampak tegang, tampak hiperpimentasi
areola mamae, putting susu tampak
Abdoment : tampak striae lividae, tampak linea nigra, tidak ada bekas luka
operasi
Genetalia : bersih, tidak tampak varises, tidak tampak oedema, tidak
tampak flour, tidak tampak condilomata
Ekstrimitas : simetris, tidak tampak oedema, tidak tampak varises, tampak
petekie
b. Palpasi
Leher : tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid, tidak teraba
pembesaran vena jugularis, tidak teraba pembesaran kelenjar
limfe
Payudara : tidak teraba benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan,
colostrum belum keluar.
Abdoment :
Leopol I : TFU : setengah jarak pusat dan prosessus xifoideus
pada bagian fundus teraba bulat, lunak, dan melenting yaitu
bokong.
Leopold II : pada perut sebelah kanan teraba lurus seperti papan yaitu
punggung dan pada perut sebelah kiri teraba bagian-bagian
terkecil janin.
Leopold III : pada perut bawah teraba bulat, lunak dan melenting yaitu
kepala. Konvergen
Ekstrimitas : tidak teraba oedema, tidak teraba varises

41
c. Auskultasi
Dada : tidak terdengar ronchi, tidak terdengar weezhing
Djj : frekuensi 144 x/menit, teratur
d. Perkusi
Reflek patela +/-
3. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium tanggal 26 Juli 2008
- Hb : 11,4 g/dl N: 12-16 g/dl
- Trombosit : 81.000/ mm³ N: 150.000- 350.000/ mm
- Hematokrit : 31,8 % N: 35-47 %

II. Identifikasi Diagnosa Dan Masalah


Dx : GI P0000 Ab000 Umur Kehamilan 34-36 Minggu Janin Tunggal Hidup
Intrauterin dengan DHF
Ds : Ibu mengatakan hamil anak pertama, tidak pernah keguguran dengan usia
kehamilan 8 bulan.
Ibu mengatakan menstruasi terakhir tanggal 24 -11-2007
Ibu mengatakan saat ini sedang menderita demam berdarah sejak tanggal 21
Juli 2008
Do : Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Tanda-tanda vital
TD : 110/80 mmHg
Nadi : 80 x/ mnit
Pernafasan : 24 x/ menit
Suhu : 37 oC
- BB sebelum hamil : 46 kg
- BB saat ini : 59 kg
- Tinggi badan : 159 cm
- Lingkar lengan atas : 25 cm
Abdoment :
Leopol I : TFU : setengah jarak pusat dan prosessus xifoideus

42
pada bagian fundus teraba bulat, lunak, dan melenting yaitu
bokong.
Leopold II : pada perut sebelah kanan teraba lurus seperti papan yaitu
punggung dan pada perut sebelah kiri teraba bagian-bagian
terkecil janin.
Leopold III : pada perut bawah teraba bulat, lunak dan melenting yaitu
kepala. Konvergen
DJJ : frekuensi 144 x/menit, teratur
3. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium tanggal 26 Juli 2008
- Hb : 11,4 g/dl N: 12-16 g/dl
- Trombosit : 81.000/ mm³ N: 150.000- 350.000/ mm
- Hematokrit : 31,8 % N: 35-47 %
Masalah :
1. Gangguan rasa nyaman sehubungan dengan gatal-gatal pada tubuh
Ds : Ibu mengatakan gatal-gatal pada tubuh
Do : Keadaan umum : baik/cukup/lemah
Kesadaran : composmentis
Tanda-tanda Vital :
TD : 110/80 mmHg
Nadi : 80 x/ mnit
Pernafasan : 24 x/ menit
Suhu : 37 oC

III. Antisipasi Masalah Potensial


Masalah Potensial :
1. Potensial terjadi perdarahan
Ds : Ibu mengatakan saat ini sedang menderita demam berdarah
Do : Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis

43
Tanda-tanda vital :
Tekanan darah: 90/60-140/90 mmHg
Nadi : 60-80x/menit
Suhu : 36,1 – 37,6oC
Pernafasan : 16-24 x/menit
Hidung : tidak ada epistaksis
Kulit : tampak petekie

2. Potensial terjadi syok


Ds : Ibu mengatakan saat ini sedang menderita demam berdarah
Do : Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Tanda-tanda vital :
TD : 110/80 mmHg
Nadi : 80 x/ mnit
Pernafasan : 24 x/ menit
Suhu : 37 oC
Hidung : tidak epistaksis
Kulit : tampak petekie

IV.Identifikasi Kebutuhan Segera


Kolaborasi dengan Tim Medis dalam pemberian infus asering 30 tetes/ menit

V.Intervensi
Dx : GI P0000 Ab000 Umur Kehamilan 34-36 Minggu Janin Tunggal Hidup
Intrauterin dengan DHF
Tujuan : setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan ibu dapat mengerti tentang
kondisi dirinya dan janinnya, kehamilan berjalan normal sampai aterm dan
ibu dapat melahirkan dengan normal serta tidak ada komplikasi selama
kehamilan.

44
Kriteria hasil : Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Tanda-tanda vital :
Tekanan Darah : 90/60 – 140/90 mmHg
Nadi : 60 – 80 x/menit
Pernapasan : 16 – 24 x/menit
Suhu : 36,1 – 37,6oC
DJJ : frekuensi 120 – 160 x/menit, teratur

Intervensi
1. Lakukan pendekatan terapeutik pada ibu
R/ Ibu lebih kooperatif terhadap petugas
2. Lakukan pemantauan keadaan umum pada ibu
R/ Keadaan umum merupakan parameter untuk mengetahui keadaan tubuh
baik/ buruk.
3. Lakukan pemantauan tanda-tanda vital
R/ Tanda-tanda vital merupakan parameter untuk mengetahui keadaan tubuh
baik/buruk
4. Jelaskan kondisi kehamilan pada ibu
R / Mengurangi kecemasan ibu terhadap janin yang dikandungnya
5. Lakukan pemantauan pemasukan dan pengeluaran cairan
R/ mengetahui keseimbangan antara intake dan output
6. Lakukan pemantauan tanda-tanda perdarahan
R/ Mengetahui secara dini perdarahan
7. Anjurkan pada ibu untuk istirahat yang cukup
R/ Istirahat yang cukup dapat memulihkan kembali tenaga, melemaskan
otot-otot
8. Kolaborasi dengan dokter umum dan spesialis penyakit obstetri ginekologi
dalam pemberian terapi
R/ Pemberian terapi yang tepat dapat menyembuhkan dan mengurangi
terjadinya komplikasi

45
Masalah :
1. Gangguan rasa nyaman sehubungan dengan gatal-gatal pada tubuh
Tujuan : Ibu tidak mengalami gangguan rasa nyaman
Kriteria hasil : Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Tanda-tanda vital :
Tekanan Darah : 90/60 – 140/90 mmHg
Nadi : 60 – 80 x/menit
Pernafasan : 16 – 24 x/menit
Suhu : 36,1 – 37,6oC
Tidak ada gatal-gatal
Intervensi :
1. Lakukan observasi keadaan umum ibu
R/ keadaan umum merupakan parameter untuk mengetahui keadaan tubuh
baik/ buruk
2. Lakukan observasi tanda-tanda vital
R/ Tanda-tanda vital merupakan parameter untuk mengetahui keadaan tubuh
baik/ buruk
3. Lakukan observasi gatal-gatal
R/ Mengetahui penyebab gatal-gatal
4. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi
R/ Pemberian terapi yang tepat dapat menyembuhkan dan mengurangi
terjadinya komplikasi

Masalah Potensial :
1. Potensial terjadi perdarahan
Ds : Ibu mengatakan saat ini sedang menderita demam berdarah
Do : Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Tanda-tanda vital :
Tekanan darah: 90/60-140/90 mmHg

46
Nadi : 60-80x/menit
Suhu : 36,1 – 37,6oC
Pernafasan : 16-24 x/menit
Hidung : tidak ada epistaksis
Kulit : tampak petekie
Intervensi :
1. Lakukan observasi keadaan umum ibu
R/ keadaan umum merupakan parameter untuk mengetahui keadaan tubuh
baik/ buruk
2. Lakukan observasi tanda-tanda vital
R/ Tanda-tanda vital merupakan parameter untuk mengetahui keadaan tubuh
baik atau buruk
3. Lakukan observasi perdarahan
R/ Mencegah terjadinya komplikasi
4. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi
R/ Pemberian terapi yang tepat dapat mencehag terjadinya komplikasi

2. Potensial terjadi syok


Ds : Ibu mengatakan saat ini sedang menderita demam berdarah
Do : Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 90/60-140/90 mmHg
Nadi : 60-80x/menit
Suhu : 36,1 – 37,6oC
Pernafasan : 16-24 x/menit
Hidung : tidak epistaksis
Kulit : tampak petekie
Intervensi :
1. Lakukan observasi keadaan umum ibu

47
R/ keadaan umum merupakan parameter untuk mengetahui keadaan tubuh
baik/ buruk
2. Lakukan observasi tanda-tanda vital
R/ Tanda-tanda vital merupakan parameter untuk mengetahui keadaan tubuh
baik atau buruk
3. Lakukan observasi perdarahan
R/ Mencegah terjadinya komplikasi
4. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi
R/ Pemberian terapi yang tepat dapat mencehag terjadinya komplikasi

VI.Implementasi
Dx : GI P0000 Ab000 Umur Kehamilan 34-36 Minggu Janin Tunggal Hidup
Intrauterin dengan DHF

Implementasi
1. Melakukan pendekatan terapeutik pada ibu dengan ramah menanyakan keluhan-
keluhan yang mungkin dirasakan
2. Melakukan pemantauan keadaan umum pada ibu dengan hasil keadaan umum baik.
3. Melakukan pemantauan tanda-tanda vital yaitu pada pukul 17.00 WIB
- Tekanan Darah : 110/80 mmHg
- Nadi : 84 x/ menit
- Suhu : 36,5 oC
- Pernafasan : 24 x/ menit
4. Menjelaskan kondisi kehamilan pada ibu bahwa kondisi kehamilan ibu baik namun
membutuhkan pengawasan karena penyakit yang diderita ibu.
5. Melakukan pemantauan pemasukan dan pengeluaran cairan
6. Melakukan pemantauan tanda-tanda perdarahan
7. Menganjurkan pada ibu untuk istirahat yang cukup
8. Melakukan kolaborasi dengan dokter umum dan spesialis penyakit obstetri
ginekologi dalam pemberian terapi

48
Masalah :
1. Gangguan rasa nyaman sehubungan dengan gatal-gatal pada tubuh
Implementasi :
1. Melakukan observasi keadaan umum ibu dengan hasil keadaan umum ibu
baik
2. Melakukan observasi tanda-tanda vital pada pukul 17.00 WIB
- Tekanan Darah : 110/80 mmHg
- Nadi : 84 x/ menit
- Suhu : 36,5 oC
- Pernafasan : 24 x/ menit
3. Melakukan observasi gatal-gatal dengan hasil gatal-gatal masih terasa

Masalah Potensial :
1. Potensial terjadi perdarahan
Implementasi :
1. Melakukan observasi keadaan umum ibu bahwa keadaan ibu baik
2. Melakukan observasi tanda-tanda vital pada pukul 17.00 WIB
- Tekanan Darah : 110/80 mmHg
- Nadi : 84 x/ menit
- Suhu : 36,5 oC
- Pernafasan : 24 x/ menit
3. Melakukan observasi perdarahan dengan hasil tampak petekie pada kulit
2. Potensial terjadi syok
Implementasi :
1. Melakukan observasi keadaan umum ibu bahwa keadaan umum baik
2. Melakukan observasi tanda-tanda vital pada pukul 17.00 WIB
- Tekanan Darah : 110/80 mmHg
- Nadi : 84 x/ menit
- Suhu : 36,5 oC
- Pernafasan : 24 x/ menit
3. Melakukan observasi perdarahan dengan hasil tampak petekie pada kulit

49
VII.Evaluasi
Tanggal : 26 Juli 2008
Jam : 17.30 WIB
Dx : GI P0000 Ab000 Umur Kehamilan 34-36 Minggu Janin Tunggal Hidup
Intrauterin dengan DHF
Ds : -Ibu mengatakan keadaannya sudah membaik
Do : Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 84x/menit
Suhu : 36,5 oC
Pernapasan : 24x/ menit
A : Masalah teratasi sebagian
P : Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup

Masalah :
1. Gangguan rasa nyaman sehubungan dengan gatal-gatal
Ds : Ibu mengatakan masih terasa gatal-gatal
Ibu mengatakan belum merasa nyaman
Do : Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 84x/menit
Suhu : 36,5 oC
Pernapasan : 24x/ menit
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan observasi gatal-gatal

50
Masalah Potensial:
1. Potensial terjadi perdarahan
S : Ibu mengatakan mengerti dengan penjelasan yang telah diberikan
O : Keadaan Umum : baik
Kesadaran : composmentis
Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 84x/menit
Suhu : 36,5 oC
Pernapasan : 24x/ menit
Ekstrimitas : tampak petekie
A : Masalah potensial tidak terjadi
P : Ingatkan pada ibu untuk istirahat yang cukup

2. Potensial terjadi syok


S : Ibu mengatakan mengerti dengan penjelasan yang telah diberikan
O : Keadaan Umum : baik
Kesadaran : composmentis
Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 84x/menit
Suhu : 36,5 oC
Pernapasan : 24x/ menit
Ekstrimitas : tampak petekie
A : Masalah potensial tidak terjadi
P : Ingatkan pada ibu untuk istirahat yang cukup

51
BAB IV
PEMBAHASAN

Kehamilan merupakan masa dimana dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.
Lamanya 280 hari ( 40 minggu atau 9 bulan 10 hari ) dihitung dari hari pertama haid
terakhir. Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu serta
perubahan sosial di dalam keluarga.
Pembahasan merupakan analisa dalam meninjau antara kesenjangan dengan teori
yang ada dengan tinjauan kasus. Pada tanggal 26 Juli 2008 dilakukan pengkajian pada Ny
”S” GI P0000 Ab000 Umur Kehamilan 34 – 36 Minggu Janin Tunggal Hidup Intrauteri
dengan DHF, ini sesuai prosedur tidak ada kesenjangan teori dengan prakteknya, terbukti
semua anamnesa sudah terkaji dengan baik. Pada pengambilan diagnosa dan identifikasi
masalah tidak terjadi kesenjangan pula baik melalui teori dengan hasilnya karena
pengangkatan diagnosa sesuai kasus.
Dalam pengkajian data Ny”S” didapatkan data subyektif yaitu yang dikatakan
oleh ibu bahwa Ibu mengatakan hamil 8 bulan dan sedang sakit demam berdarah sejak
tanggal 21 Juli 2008. Sedangkan pada data obyektif didapatkan hasil keadaan umum baik,
kesadaran composmentis,Tanda-tanda vital TD: 110/80 mmHg, Nadi :80 x/ menit,
Pernafasan: 24 x/ menit, Suhu: 37 oC. Pada pemeriksaan laboratorium tanggal 26 Juli
2008 didapatkan hasil : Hb : 11,4 g/dl, trombosit: 81.000/ mm³, hematokrit: 31,8 %. Dari
data diatas dapat disimpulkan bahwa Ny”S”mengalami demam berdarah.
Hal yang dialami Ny ”S” bersifat patologis karena dapat memberikan efek yang
buruk pada kehamilan, terutama pada janin. Oleh karena itu Ny”S” membutuhkan
perawatan dan pemantauan agar tidak terjadi komplikasi.
Berdasarkan pengkajian Ny ”S” mengalami masalah yaitu gangguan rasa
cemas sehubungan dengan gatal-gatal. Sedangkan pada masalah potensial ditemukan
potensial terjadi perdarahan dan potensial terjadi syok. Sesuai dengan masalah yang
ada, maka intervensi yang diberikan pada Ny ”S”adalah observasi keadaan umum ibu
dan tanda-tanda vital, observasi gatal-gatal, dan kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian terapi. Pada masalah potensial terjadinya perdarahan dan potensial

52
terjadinya syok intervensi yang dilakukan adalah observasi keadaan umum, observasi
tanda-tanda vital, observasi perdarahan, dan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian
terapi
Pada langkah implementasi dan evaluasi juga tidak ditemukan kesenjangan antara
teori dan praktek. Implementasi yang dilakukan pada Ny”S” telah sesuai dengan
intervensi. Dan pada langkah evaluasi dapat ditemukan bahwa Ny”S” telah mengerti
dengan semua penjelasan yang telah diberikan oleh petugas kesehatan. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahawa tidak ditemukan kesenjangan antara tori dan praktek di
lapangan.

BAB V

53
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kehamilan adalah masa mulai dari hasil konsepsi sampai lahirnya janin,
lamanya 280 hari ( 40 minggu atau 9 bulan 10 hari ) dihitung dari hari pertama haid
terakhir. Dalam asuhan kebidanan pada Ny. S mulai langkah I sampai VII sesuai
dengan prinsip manajemen kebidanan Varney. Pada langkah pengkajian sudah
didapatkan tanda pasti kehamilan yaitu pembesaran perut sesuai dengan usia
kehamilan dan pada riwayat penyakit yang diderita sekarang didapatkan bahwa ibu
sedang menderita penyakit demam berdarah. Pada pemeriksaan penunjang yaitu
laboratorium didapatkan hasil Hb : 11,4 g/dl, trombosit: 81.000/ mm³, hematokrit:
31,8. Berdasarkan data yang didapatkan maka diagnosa yang ditegakkan adalah G I
P0000 Ab000 Umur Kehamilan 34 – 36 Minggu Janin Tunggal Hidup Intrauterin dengan
DHF. Intervensi yang diberikan pada kasus ini adalah sama dengan intervensi yang
ditentukan. Pada terakhir evaluasi didapatkan ibu mengerti dengan penjelasan yang
diberikan oleh petugas kesehatan.

5.2 Saran
1. Bagi petugas kesehatan
a. Diharapkan dalam memberikan asuhan / pelayanan kesehatan secara
menyeluruh sesuai dengan kebutuhan klien.
b. Diharapkan petugas mempunyai pengetahuan dan kemampuan serta
ketrampilan dalam melakukan tindakan asuhan kebidanan pada klien.
c. Diharapkan dalam memberikan asuhan kebidanan selalu melibatkan keluarga

2. Bagi keluarga dan pasien


a. Keluarga diharapkan selalu bekerjasam dengan petugas kesehatan dalam
proses pelayanan kesehatan sehingga asuhan dapat berjalan dengan baik.
b. Memenuhi ketentuan dan peraturan yang telah ditetapkan oleh suatu BPS / RB
/ RS.

54
c. Melaksanakan saran dan petunjuk yang diberikan oleh petugas kesehatan
d. Diharapkan pasien maupun keluarga mengajukan pertanyaan apabila ada hal
yang tidak diketahui.
e. Segera datang / memeriksakan diri kepada petugas kesehatan jika mengalami
suatu kelainan atau ketidaknyamanan.

DAFTAR PUSTAKA

55
Bari, Abdul. 2002. Buku Acuan Nasioanal Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal
. Jakarta : YBPSP.

Bari, Abdul. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonetal.
Jakarta : YBPSP.

Manuaba, Bagus Gede. 1998. Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan dan KB Untuk
Pendidikan Bidan

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid 2. Jakarta : EGC

Prawirohardjo, Sarwono. 2005 .Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP

Salmah, Rusmiati, dkk. 2006. Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta : EGC.

( http : // www.pkusolo.wordpress.com )
( http://www.tempo.co.id)

56

Anda mungkin juga menyukai