Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “M” USIA 24 TAHUN G 1

P0000 Ab000 UMUR KEHAMILAN 14 MINGGU DENGAN


ABORTUS IMMINENT DI RSUD GRATI

Disusun oleh :
ITA DIANA
NIM. 2021050397

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)


HUSADA JOMBANG
TAHUN 2022 - 2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu indikator untuk mengetahui derajat kesehatan masyarakat adalah Angka
Kematian Ibu (AKI). Pada tahun 2007 AKI mengalami penurunan dari 307/100.000 menjadi
228/100.000 ibu melahirkan. Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan yang optimal (SDKI, 2007).

Abortus ialah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) pada atau
sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk
hidup di luar kandungan (Saiffudin, 2002). Di Indonesia tingkat abortus masih cukup tinggi
dibanding dengan negara-negara maju di dunia, yakni mencapai 2,3 juta abortus per tahun.
Penyebab kematian ibu terbesar adalah perdarahan 60 – 70%, pre eklampsi 10 – 20% dan
infeksi nifas 20 – 30% (Manuaba, 2002).

Estimasi Nasional menyatakan setiap tahun terjadi 2 juta kasus abortus di Indonesia,
artinya terdapat 43 kasus abortus per 100 kelahiran hidup pada perempuan usia 15 - 49
tahun. Dari angka tersebut di atas angka kejadian Abortus imminens menempati urutan
paling atas yaitu sebesar 34 kasus (80%) (Widyastuti, 2007). Bidan sebagai tenaga
pelayanan kesehatan yang berhubungan langsung dengan ibu hamil diharapkan mempunyai
dasar ilmu pengetahuan dan keterampilan yang baik. Karena penatalaksanaan yang benar
akan memberikan kontribusi keberhasilan asuhan kebidanan pada ibu hamil (Sofyan, 2006).

Abortus imminens merupakan suatu kejadian kegawatdaruratan obstetri terjadinya


perdarahan dari uterus pada kehamilan 20 minggu dengan berat badan janin 500 gram tanpa
disertai dengan adanya pembukaan serviks dan atau tanpa disertai rasa mules-mules dan
hasil konsepsi masih di dalam uterus (Wiknjosastro, 2005). Bidan sebagai pemberi
pelayanan yang berhubungan langsung dengan ibu hamil diharapkan mempunyai dasar ilmu
pengetahuan dan keterampilan yang baik. Karena penatalaksanaan yang benar akan
memberikan kontribusi keberhasilan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan abortus
imminens (Sofyan, 2006).

Jumlah ibu hamil yang mengalami abortus di RSUD Grati dari bulan Januari 2020 –
Desember 2021 sebanyak 77 kasus, di antaranya abortus incompletus 46 kasus, abortus
imminens 24 kasus, abortus insipient 6 kasus dan missed abortion 1 kasus. Dari data tersebut
menunjukkan bahwa kejadian abortus imminens masih cukup tinggi jika dibandingkan
dengan kejadian abortus jenis lain. Berdasarkan masalah tersebut di atas, maka penulis
tertarik untuk mengambil dan menyusun Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan
Kebidanan pada Ibu Hamil Ny. M G1 P0000 Ab000 dengan Abortus Imminens di RSUD
Grati”.

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu menerapkan dan mengembangkan pola pikir secara ilmiah ke dalam
proses asuhan kebidanan secara nyata.
2. Tujuan khusus
Dalam melakukan asuhan kebidanan Ny. ”M” G1P0000Ab000 Umur Kehamilan 14 minggu
dengan Abortus Iminent, diharapkan mahasiswa mampu mengetahui tentang:
1. Mengetahui apa itu Abortus Iminent
2. Mengetahui etiologi Abortus Iminent
3. Mengenali gejala Abortus Iminent
4. Mengetahui komplikasi Abortus Iminent
5. Mengetahui pencegahan Abortus Iminent
6. Mengetahui asuhan yang diberikan pada kasus Abortus Iminent
7. Untuk mengetahui bagaimanakah penanganan kegawatdaruratan yang dapat
dilakukan oleh seorang bidan

C. Manfaat
Bagi Penulis : Mendapat pengalaman serta dapat menerapkan teori yang didapat dalam
perkuliahan dengan kasus nyata dalam pelaksanaan praktek klinik.
Bagi Klien : Agar mengetahui masalah yang mungkin terjadi yang berkaitan dengan
asuhan kebidanan pada Ny ”M” G1P0000Ab000 Umur Kehamilan 14 Minggu
dengan Abortus Iminent”
Bagi Institusi : Sebagai bahan kepustakaan bagi yang membutuhkan asuhan kebidanan
dan perbandingan pada penanganan kasus kehamilan.
Bagi lahan : Sebagai bahan kepustakaan dalam memberikan asuhan kebidanan pada
Ny. ”M” G1P0000Ab000 Umur Kehamilan 14 Minggu dengan Abortus
Iminent”.

D. Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data yang dilakukan penyusun dalam menyusun asuhan kebidanan ini
menggunakan metode deskriptif dalam studi kasus, yaitu menggambarkan secara nyata
tentang kondisi saat ini dengan perbandingan antara teori dengan kasus nyata. Adapun
teknik yang digunakan dalam pengumpulan data diantaranya :
1. Studi Kepustakaan
Pengumpulan data dengan melihat konsep teori pada literatur yang mempunyai
hubungan dengan kehamilan fisiologis.
2. Wawancara
Pengumpulan data dengan cara tanya jawab langsung kepada sasaran atau klien tentang
hal-hal yang berkaitan dengan kehamilan fisiologis.
3. Pemeriksaan Fisik
Pengumpulan data melalui pemeriksaan fisik dengan cara inspeksi, palpasi, auskultasi
dan perkusi.
4. Dokumentasi
Pengumpulan data dengan meninjau data yang ada pada catatan medis pasien
5. Observasi
Pemantauan langsung terhadap perubahan yang terjadi pada klien.

E. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan asuhan kebidanan pada Ny. ”M” G1P0000Ab000 Umur Kehamilan 14 Minggu
dengan Abortus Iminent” terdiri dari :
BAB I PENDAHULUAN
Yaitu terdiri dari latar belakang, tujuan, manfaat, teknik pengumpulan data,
tempat dan waktu penyusunan dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini berisikan tentang teori medis yang meliputi kehamilan terdiri dari
pengertian, tanda dan gejala kehamilan. Abortus terdiri dari pengertian, macam-
macam abortus, etiologi, patofisiologi, diagnosis, komplikasi abortus,
tatalaksana penanganan abortus. Abortus imminens terdiri dari pengertian,
etiologi, patofisiologi, diagnosis, diagnosis banding, prognosis, penanganan,
komplikasi, perawatan pasca tindakan, pemantauan pasca abortus.
BAB III TINJAUAN KASUS
Meliputi pengkajian data, identifikasi dignosa, masalah dan kebutuhan,
antisipasi masalah potensial, identifikasi kebutuhan segera, intervensi,
implementasi dan evaluasi.
BAB IV PENUTUP
Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran. Kesimpulan dirumuskan
untuk menjawab tujuan penulis dan merupakan inti dari pembahasan
penanganan ibu hamil dengan Abortus Imminens. Saran merupakan alternatif
pemecahan masalah dan anggapan kesimpulan yang berupa kesenjangan,
pemecahan masalah hendaknya bersifat realistis, operasional yang artinya saran
itu dapat dilaksanakan

DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Medis
1. Kehamilan
A. Pengertian
Kehamilan adalah proses mulai dari ovulasi sampai partus, lamanya 280 hari
(40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). Kehamilan 40 minggu
disebut kehamilan matur (cukup bulan). Bila kehamilan lebih dari 43 minggu
disebut kehamilan post matur. Kehamilan antara 28 dan 36 minggu disebut
kehamilan prematur.
Ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan dibagi dalam 3 bagian, yaitu,
kehamilan triwulan pertama (antara 0 sampai 12 minggu). Kehamilan triwulan
kedua (antara 12 sampai 28 minggu) dan kehamilan triwulan terakhir (antara 28
sampai 40 minggu) (Wiknjosastro, 2005).

B. Tanda dan Gejala Kehamilan


Menurut Prawirohardjo (2005), tanda-tanda kehamilan dibagi menjadi 3 yaitu:
1) Tanda tidak pasti kehamilan
a. Amenorea (tidak dapat haid), gejala ini penting karena wanita hamil tidak
haid lagi dan perlu diketahui tanggal hari pertama haid terakhir untuk
menentukan tuanya kehamilan.
b. Nausea (enek) dan emesis (muntah), sering terjadi pada pagi hari, tetapi
tidak selalu.
c. Mengidam, terjadi pada bulan-bulan pertama dan menghilang dengan
makin tuanya kehamilan.
d. Mammae menjadi tegang dan membesar.
e. Anoreksia (tidak ada nafsu makan).
f. Sering kencing terjadi karena kandung kencing tertekan oleh uterus yang
mulai membesar.
g. Obstipasi terjadi karena tonus otot menurun.
h. Pigmentasi kulit terjadi karena pengaruh dari hormon kortikosteroid
plasenta yang merangsang melanofor dan kulit.
2) Tanda-tanda kemungkinan hamil
a. Perut membesar
b. Uterus membesar
c. Tanda hegar, yaitu: Hipertropi ismus, ismus menjadi panjang dan lunak.
d. Tanda chadwick, yaitu: Vagina dan vulva mengalami peningkatan
pembuluh darah, karena pengaruh estrogen, sehingga tampak makin merah
dan kebiru-biruan.
e. Tanda piscaseck, yaitu: Uterus membesar ke salah satu jurusan hingga
menonjol jelas ke jurusan pembesaran tersebut.
f. Kontraksi-kontraksi kecil uterus atau Broxton hicks
g. Teraba ballotement, yaitu: Lentingan dari janin.
h. Reaksi kehamilan positif.
3) Tanda pasti kehamilan
a. Pada umur kehamilan 20 minggu gerakan janin kadang-kadang dapat
diraba secara obyektif oleh pemeriksa dan bagian-bagian janin dapat diraba
pada kehamilan lebih tua.
b. Bunyi denyut jantung janin dapat didengar pada umur kehamilan 18 – 20
minggu memakai Doppler.
c. Pada primigravida ibu dapat merasakan gerakan janinnya pada usia
kehamilan 18 minggu sedangkan pada multigravida umur 16 minggu.
d. Bila dilakukan pemeriksaan USG, janin dapat terlihat.
2. Abortus
A. Pengertian
Abortus ialah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar
kandungan (Wiknjosastro, 2005).
Abortus ialah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) pada
atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum
mampu untuk hidup di luar kandungan (Saifuddin, 2002).
Diperkirakan kejadian abortus spontan berkisar antara 10-15%. Akan tetapi
kejadian seluruh abortus yang pasti sukar ditentukan, karena abortus buatan
banyak yang tidak dilaporkan, kecuali bila terjadi komplikasi (Wiknjosastro,
2005).

B. Macam-macam Abortus Abortus dapat dibagi atas dua golongan:


1) Abortus Spontan Menurut Saifuddin (2002), abortus spontan adalah abortus
yang terjadi secara alamiah tanpa interfensi luar (buatan) untuk mengakhiri
kehamilan tersebut.
Berdasarkan gambaran kliniknya, abortus spontan dapat dibagi menjadi:
a) Abortus Iminens adalah peristiwa terjadinya pedarahan dari uterus pada
kehamilan sebelum 20 minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam uterus,
dan tanpa adanya dilatasi servik.
b) Missed Abortion adalah kematian janin berusia sebelum 20 minggu, tetapi
janin mati itu tidak dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih.
c) Abortus Insipiens adalah peristiwa pedarahan uterus pada kehamilan
sebelum 20 minggu dengan adanya dilatasi servik uteri yang meningkat,
tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus.
d) Abortus incompletus adalah peristiwa pengeluaran hasil konsepsi pada
kehamilan sebelum 20 minggu dan masih ada sisa tertinggal dalam uterus.
(Wiknjosastro, 2005).
e) Abortus completus adalah peristiwa pedarahan pada kehamilan muda
dimana seluruh hasil konsepsi telah dikeluarkan dari cavum uteri
(Saifuddin, 2002).
f) Abortus habitualis adalah abortus sepontan yang terjadi tiga kali atau lebih
berturut-turut.
g) Abortus infeksiosus dan abortus septik. Abortus infeksiosus adalah
keguguran yang disertai infeksi genetalia. Abortus septik adalah
keguguran disertai infeksi berat dengan penyebaran kuman atau toksinnya
ke dalam peredaran darah atau peritoneum. (Wiknjosastro, 2005).
2) Abortus Provakatus (Induced Abortion) Merupakan abortus yang disengaja
baik dengan memakai obat-obatan maupun dengan alat. Abortus ini terbagi
lagi menjadi:
a) Abortus Medisinalis (abortus therapeutica) Ialah abortus karena tindakan
kita sendiri, dengan alasan bila kehamilan dilanjutkan dapat
membahayakan jiwa itu (berdasarkan indikasi medis).
b) Abortus Kriminalis Ialah abortus yang terjadi oleh karena tindakan yang tidak
legal atau tidak berdasarkan indikasi medis dan biasanya dilakukan secara
sembunyi-sembunyi oleh tenaga tradisional. (JKI, 2008).

C. Etiologi
Menurut Wiknjosastro (2005), hal-hal yang dapat menyebabkan abortus adalah
sebagai berikut:
1) Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi yang
dapat mengakibatkan kematian atau dilahirkannya hasil konsepsi dalam keadaan
cacat.
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan kelainan hasil konsepsi adalah:
a) Kelainan kromosom Kelainan yang sering ditemukan pada abortus spontan ialah
trisomi poliploidi dan kemungkinan pula kelainan kromosom seks.
b) Lingkungan kurang sempurna Bila kurang di endometrium yang terdapat di
sekitar implantasi kurang sempurna hingga pemberian zat-zat makanan pada hasil
konsepsi akan terganggu.
c) Pengaruh dari luar Radiasi yang mengenai ibu, virus, obat-obatan yang digunakan
ibu dapat mempengaruhi baik hasil konsepsi maupun lingkungan hidupnya di
dalam uterus.
2) Kelainan pada plasenta Ini dijumpai pada ibu yang menderita penyakit
hipertensi yang menahun, toxemia gravidarum dan lain-lain.
3) Penyakit ibu Penyakit infeksi yang dapat menyebabkan demam tinggi,
pneumonia, typhoid, rubella yang dapat menyebabkan abortus.
4) Kelainan traktus genetalis Seperti retroversi uteri, mioma uteri atau kelainan
bawaan uterus yang dapat menyebabkan abortus. Penyebab lain dari abortus
dalam trimester 2 adalah servik inkompeten yang disebabkan kelemahan
bawaan servik, dilatasi servik berlebihan, konisasi, amputasi, atau robekan
servik yang tidak dijahit.

D. Patofisiologi
Pada awal abortus terjadilah pendarahan dalam desidua basalis, kemudian
diikuti oleh nekrosis jaringan di sekitarnya. Hal tersebut menyebabkan hasil
konsepsi terlepas sebagian atau seluruhnya, sehingga merupakan benda asing
dalam uterus. Keadaan ini menyebabkan uterus berkontraksi untuk mengeluarkan
isinya (Wiknjosastro, 2005).
Pada kehamilan kurang dari 8 minggu, hasil konsepsi itu biasanya dikeluarkan
seluruhnya karena villi koriales belum menembus desidua secara mendalam.
Sedangkan pada kehamilan 8 sampai 14 minggu villi koriales sudah menembus
desidua lebih dalam, sehingga umumnya plasenta tidak dilepaskan sempurna yang
dapat menyebabkan banyak perdarahan. Pada janin yang telah meninggal dan tidak
dikeluarkan dapat terjadi proses mumifikasi, dimana janin mengering dan cairan
amnion menjadi berkurang, sehingga janin gepeng dan pada tindak lanjut menjadi
sangat tipis seperti kertas.
Pada kemungkinan yang lain pada janin mati tidak lekas dikeluarkan akan
terjadi kulit terlepas, tengkorak menjadi lembek, perut membesar karena terisi
cairan dan seluruh tubuh janin berwarna kemerahmerahan (Wiknjosastro, 2005).

E. Diagnosis Abortus yang dibahas adalah yang terjadi spontan bukan keguguran
buatan.
1) Manifestasi Klinis
a) Terlambat haid atau amenore kurang dari 20 minggu.
b) Pada pemeriksaan fisik: keadaan umum tampak lemah atau kesadaran
menurun, tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau
cepat dan kecil, suhu badan normal atau meningkat.
c) Pedarahan pervaginam, mungkin disertai keluarnya jaringan hasil konsepsi.
d) Rasa mulas atau kram perut di daerah atas simfisis, sering disertai nyeri
pinggang akibat kontraksi uterus.
e) Pemeriksaan ginekologi:
1) Inspeksi vulva: Pedarahan pervaginam, ada / tidak jaringan hasil
konsepsi, tercium/ tidak bau busuk dari vulva.
2) Inspekulo: Pedarahan dari kavum uteri, ostium uteri terbuka atau sudah
tertutup, ada/ tidak jaringan keluar dari ostium, ada/ tidak cairan/
jaringan berbau busuk.
3) Pemeriksaan dalam: Porsio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba
atau tidak jaringan pada kavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih
kecil dari usia kehamilan, tidak nyeri saat porsio digoyang, tidak nyeri
pada perabaan adneksa, kavum douglasi tidak menonjol dan tidak nyeri.
(Mansjoer, 2002).

2) Berdasarkan hasil pemeriksaan dapat ditetapkan diagnosis klinik abortus, yaitu:


a) Abortus imminen
b) Abortus inspien
c) Abortus completes
d) Abortus incompletes
e) Abortus infeksious atau septik
f) Habitual abortus
g) Missed abortion

F. Komplikasi Abortus
Komplikasi yang berbahaya pada abortus ialah pendarahan, perforasi, infeksi
dan syok.
1) Pendarahan
Pendarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil
konsepsi dan jika perlu pemberian transfusi darah.
2) Perforasi Perforasi uterus pada saat curetage dapat terjadi terutama pada uterus
dalam posisi hiperretrofleksi. Perforasi uterus pada abortus yang dikerjakan
oleh orang biasa menimbulkan persoalan gawat karena perlakuan uterus
biasanya luas, mungkin pula terjadi perlukaan pada kandung kemih atau usus.
3) Infeksi Biasanya pada abortus kriminalis infeksi kandung sampai sepsis dan
infeksi tulang yang dapat menimbulkan kemandulan.
4) Syok Syok pada abortus bisa terjadi karena pendarahan (syok hemeragik) dan
karena infeksi berat (syok endoseptik). (Wiknjosastro, 2005)

3. Abortus Imminens
A. Pengertian
Abortus imminens ialah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada
kehamilan 20 minggu dangan berat badan (BB) janin 500 gram tanpa disertai
dengan adanya pembukaan serviks dan atau tanpa disertai rasa mules-mules
dan hasil konsepsi masih di dalam uterus (Wiknjosastro, 2005).

B. Diagnosis Diagnosis abortus imminens ditegakkan antara lain:


1) Tanda-tanda hamil muda
2) Perdarahan melalui OUE (orifisiu uteri eksterna) positif
3) Uterus membesar sesuai usia kehamilan
4) Serviks belum membuka
Sehingga untuk menegakan diagnosis Abortus imminens yang perlu
diperhatikan adalah:
1) Riwayat menstruasi
2) Riwayat penggunaan zat dan obat-obatan
3) Riwayat penyakit dahulu
4) Riwayat operasi terutama pada uterus dan adneksa
5) Riwayat obstetrik dan ginekologis dahulu.
C. Prognosis
Macam dan lamanya perdarahan menentukan prognosis kelangsungan
kehamilan. Prognosisnya menjadi kurang baik bila perdarahan berlangsung
lama, mules-mules disertai dengan perdarahan dan pembukaan serviks.
Jika kehamilan terus berlanjut, maka sering diikuti dengan persalinan
preterm, plasenta previa, dan IUGR (intra uterine growth restriction).

D. Penanganan Penanganan abortus imminens terdiri atas:


1) Istirahat tirah baring
2) Menganjurkan ibu hamil untuk tidak berhubungan seks dahulu selama 2
minggu.
3) Pemberian terapi Preabor, Asam mefenamat dan Asam folat
4) Advis dokter yaitu dengan pemberian progesteron.
5) Pemeriksaan USG.
6) Bila perdarahan:
a. Berhenti: lakukan asuhan antenatal terjadwal dan penilaian ulang bila
terjadi perdarahan lagi.
b. Berlangsung lama: nilai kembali kondisi janin. Konfirmasikan
kemungkinan adanya penyebab lain (hamil ektopik atau mola).
BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “M” USIA 24 TAHUN G 1 P 0000Ab000 UMUR


KEHAMILAN 14 MINGGU DENGAN ABORTUS IMINENT DI RSUD GRATI

1.1 PENGKAJIAN DATA


Tanggal Pengkajian : 11 Agustus 2022
Jam Pengkajian : 02.00 WIB
Tempat Pengkajian : RSUD GRATI

Nama Ny “M” Nama Tn “S”


Umur  24 th Umur  26 th
Suku/Bangsa Jawa/Indonesia Suku/Bangsa Jawa/Indonesia
Agama  Islam Agama  Islam
Status
Status Perkawinan Kawin Kawin
Perkawinan
Kawin Ke 1 Kawin Ke 1
Lama Kawin 1 tahun Lama Kawin 1 tahun
Golongan Darah A Golongan Darah AB
Pendidikan SMU Pendidikan SMU
Pekerjaan IRT Pekerjaan Pedagang
Penghasilan - Penghasilan Rp. 3.000.000,-
Alamat  Banyubiru lor Alamat  Banyubiru lor
002/001 002/001
Winongan Winongan

1.1.1 DATA SUBYEKTIF


1. Alasan datang
Ibu mengatakan keluar darah banyak sejak jam 07.00, kepala pusing perut terasa mual
Ibu mengatkan ia sangat mengkhawatirkan keadaan janinnya karena ini hamil
pertama dan sangat diharapkan.

2. Riwayat Kesehatan sekarang


Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti hepatitis dan HIV
Aids dan tidak memiliki penyakit menurun atau menahun seperti penyakit TBC,
penyakit jantung, kencing manis, tekanan darah tinggi, serta tidak pernah operasi.
3. Riwayat kesehatan lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti hepatitis dan HIV
Aids dan tidak memiliki penyakit menurun atau menahun seperti penyakit TBC,
penyakit jantung, kencing manis, tekanan darah tinggi, serta tidak pernah operasi.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak pernah menderita penyakit menular seperti
hepatitis dan HIV Aids dan tidak memiliki penyakit menurun atau menahun seperti
penyakit TBC, penyakit jantung, kencing manis, tekanan darah tinggi, tidak ada
keturunan kembar.
5. Riwayat kebidanan
Menarche : 12 tahun
Lamanya menstruasi : 7-8 hari
Banyaknya : 2-3 softex/hari
Siklus : 28 hari
Teratur/tidak : Teratur
Warna : Merah
Bau : Anyir
Keluhan : Tidak ada
Flour albus : Kadang-kadang
Dismenorea : Tidak
6. Riwayat Perkawinan
Ibu mengatakan kawin syah 1 kali pada umur 23 tahun dengan suami umur 26 th

7. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu

Kehamilan Persalinan Anak Nifas


perka
ke Usia Jenis Pnlng Tmpt Pnylt BB / JK Hdp Pnylt ASI KB
winan
PB /mti

H A M I L I N I

8. Riwayat kehamilan sekarang


Hamil keberapa :I
HPHT : 5 Mei 2022
HPL : 17 februari 2023
UK : 14 Minggu
Keluhan : keluar darah banyak sejak jam 07.00, kepala pusing perut
ANC berapa kali : 1 Kali
Trimester I : 1 x di BPS dengan keluhan mual muntah
Riwayat TT : 2 TT
Gerakan janin : Belum terasa
9. Riwayat Kesehatan Reproduksi Dan Ginekologi
Ibu mengatakan tidak pernah mengalami keguguran dan tidak pernah menderita
penyakit ganguan reproduksi.
10. Riwayat KB dan Perencanaan Keluarga
Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan jenis KB apapun dan setelah melahirkan
ibu berencana ingin menggunakan KB suntik.
11. RiwayatPsikososial
a. Respon pasien dan keluarga : Pasien dan keluarga merasa
senang atas kehamilan saat
ini dan suami beserta
keluarga sangat mendukung
kehamilannya.
b. Pengambilan keputusan dalam keluarga : Suami
c. Tempat persalinan yang diinginkan : BPS
d. Penolong persalinan yang diinginkan : Bidan
e. Tempat rujukan jika terjadi komplikasi : RS
f. Pendamping saat persalinan : Suami dan Keluarga
12. Pola kebiasaan hidup

Pola Kebiasaan Sebelum Hamil Selama Hamil


Nutrisi Makan 3 kali sehari dengan Makan 3 kali sehari dengan
komposisi nasi, sayur, lauk, komposisi nasi, lauk, sayur,
terkadang makan buah. Dan dan kadang makan buah dan
selalu habis. Minum 6 – 7 minum susu. Dan selalu habis.
gelas per hari. Tidak ada Minum 6 – 7 gelas per hari.
pantangan terhadap makanan Tidak ada pantangan terhadap
seperti alergi telur dan ikan makanan seperti alergi telur
laut. dan ikan laut.
Eliminasi BAB sehari 1 kali dengan BAB sehari 1 kali dengan
konsistensi lunak, warna konsistensi lunak, warna
kuning. BAK 5 – 6 kali kuning. BAK 7 -8 kali sehari
sehari dengan warna kuning, dengan warna kuning, jernih.
jernih.
Istirahat Ibu istirahat malam 6 – 8 Ibu istirahat malam 6 – 8 jam,
jam, pada siang hari 1 – 2 pada siang hari 1 – 2 jam
jam
Aktivitas Ibu bekerja di rumah Ibu bekerja di rumah
melaksanakan pekerjaan melaksanakan pekerjaan
rumah tangga setiap hari rumah tangga setiap hari
seperti mencuci, memasak, seperti mencuci, memasak,
dan membersihkan rumah. dan membersihkan rumah.
Tetapi pekerjaannya tidak
terlalu berat.
Personal higiene Ibu mandi 2 kali sehari, dan Ibu mandi 2 kali sehari, dan
menggosok gigi setiap kali menggosok gigi setiap kali
mandi dan keramas 2 hari mandi dan keramas 2 hari
sekali, mengganti pakaian sekali, mengganti pakaian
setiap kali kotor dan setiap kali kotor dan
mengganti celana dalam mengganti celana dalam
sehari 1 kali. sehari 2 kali.
Rekreasi Ibu nonton TV dan Ibu nonton TV dan mengobrol
mengobrol dengan tetangga dengan tetangga jika ada
jika ada waktu luang. waktu luang.

13. Kebiasaan Minum Jamu, Alkohol atau Merokok


Ibu mengatakan tidak pernah mengkonsumsi jamu – jamuan, merokok dan minum
alkohol

1.1.2 DATA OBYEKTIF


1. keadaan umum
a. Keadaan umum : lemah
b. Kesadaran : composmentis
c. Tanda-tanda vital :
 Tensi : 100/70 mmhg
 Nadi : 98 x/mnit
 Suhu : 36,6 ˚c
 Pernafasan : 20 x/menit
d. BB sebelum hamil : 45 kg
e. BB saat periksa : 56,5 kg
f. Kenaikan BB : 1,5 kg
g. Tinggi badan : 151 cm
h. Bentuk tubuh : Lordosis
i. LILA : 24 cm

2. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
Muka : Bentuk simetris, tampak pucat, keadaan bersih, ada oedema
Rambut : lurus, tidak ada ketombe dan tidak mudah rontok.
Mata : Simetris, tidak ada pembengkakan pada kelopak mata,
konjungtiva merah muda, sclera tidak ikterik, berfungsi
dengan baik, keadaan bersih.
Mulut : Tidak ada kelainan bentuk pada mulut, tidak terdapat
stomatitis, keadaan gigi bersih, tidak caries, tidak ada
pembesaran tonsil.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, kelenjar limfe, dan
tidak ada pembengkakan vena jugularis.
Dada : Bentuk simetri, pergerakan nafas teratur, tidak ada benjolan
abnormal, dan tidak ada gatal-gatal.
Payudara : Membesar simetris, puting susu menonjol, hiperpigmentasi,
tidak ada benjolan abnormal, keadaan puting susu bersih.
Abdomen : Bentuk simetris, membesar sesuai dengan usia kehamilan,
tidak ada bekas operasi.
Genetalia : Keadaan bersih, tidak ada haemoroid, tidak ada varises, dan
oedema.
Ekstremitas : Bentuk simetris, tidak ada cacat, odema ekstremitas atas kiri
Atas dan kanan
Ekstremitas : Bentuk simetris, dapat berfungsi dengan baik, oedema
Bawah ekstremitas bawah kiri dan kanan sampai dengan tungkai.

a. Palpasi
Leopold I : TFU 3 jari atas sympisis
Leopold II : Tidak dilakukan pemeriksaan
Leopold III : Tidak dilakukan pemeriksaan
Leopold IV : Tidak dilakukan pemeriksaan
TBJ : Tidak dilakukan pemeriksaan
b. Auskultasi
 DJJ belum terdengar
 Paru-paru tidak terdengar ronchi dan wheezing
 Jantung ibu, detak jantung teratur, tidak terdengar mur-mur

c. Perkusi
Reflek patella positif
d. Anogenital
Varises : Tidak ada
Oedema : Tidak ada oedem
Kelenjar bartholini : Tidak ada pembesaran
Nyeri : Tidak ada nyeri tekan
VT : Dilakukan pemeriksaan VT dengan hasil portio lunak tidak
ada pembukaan
PPV : Keluarnya darah dari vagina
Anus : Tidak ada haemoroid
e. Pemeriksaan penunjang
Hb : 13,4 gr%
Leukosit : 9800/ mm3
Golongan darah :A
Trombosit : 255000/ mm3
USG : Tidak dilakukan
PP test : Positif
HBsAg : Non Reaktif
HIV : Non reaktif
Sifilis : Negatif
Swab Antigen : Negatif
1.2 ANALISA MASALAH
Ny. “M” G1P0000Ab000 usia kehamilan 14 minggu dengan Abortus Iminent

1.3 PELAKSANAAN
Tanggal : 11 Agustus 2022 Jam : 12.00
Dx : Ny. “M” G1P0000Ab000 usia kehamilan 14 minggu dengan Abortus Iminent
1. Memberitahu memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu mengalami
Abortus Imminens yaitu suatu kehamilan yang dapat dipertahankan, menggigat terdapat
tanda dan gejala Abortus Iminent.
Ditandai dengan:
- Keluar darah banyak
- Pada pemeriksaan dalam tidak ada pembukaan servik
2. menganjurkan ibu untuk bed rest total, untuk tidak berhubungan seks dahulu dan untuk
makan makanan yang bergizi serta menganjurkan ibu untuk personal hygiene.
3. Melakukan Tindakan pertolongan pertama, yaitu:
- Memasang infuse dengan cairan Ringer Lactat dengan kecepatan 20 tetes/menit
4. Lakukan kolaborasi dengan dokter SpOG untuk pemberian terapi ;
- Injeksi asam tranexsamat 500 mg untuk selanjutnya K/P
- Promavit 1x1
- Microgest 1 x 200 mg
5. Melakukan dokumentasi pada buku register dan rekam medik.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan yang penulis dapatkan dalam studi kasus dan pembahasan pada asuhan
kebidanan pada Ny. “M” dengan Abortus Imminens di Rumah Sakit Umum Daerah
Grati, maka penulis mampu mengambil kesimpulan yaitu:
1. Asuhan kebidanan pada Ny. “M” dengan Abortus Imminens dapat diterapkan
melalui pendekatan manajemen Asuhan kebidanan dengan baik sebagai berikut: a.
Pengkajian telah dapat dilaksanakan dengan mengumpulkan semua data menurut
lembar format yang telah tersedia melalui teknik wawancara dan observasi sistemik.
Data subjektif khususnya pada keluhan utama yaitu Ny. T hamil 8 minggu dengan
keluhan mengeluarkan flek-flek kecoklatan dari jalan lahir, ibu cemas dan
mengatakan perutnya tidak mules. Kemudian data objektif yaitu keadaan umum baik,
kesadaran composmentis, tekanan darah 110/ 70 mmHg, nadi 80 x/ menit, respirasi
20 x/ menit, suhu 36,50 C, tinggi badan 158 cm, BB sebelum hamil 47 kg, BB
sekarang 48 kg, LLA 24 cm, pemeriksaan USG (terdapat kantung kehamilan) dan PP
test (+). Pada langkah ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktik.

B. Saran
Dari kesimpulan di atas, maka perkenankanlah penulis memberikan saran sebagai
berikut:
1) Bagi Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan sebaiknya memberikan konseling kepada pasien tentang
Abortus Imminens agar mengerti dan paham tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya abortus, tanda dan gejala Abortus Imminens sehingga
pasien dapat mengantisipasi terjadinya Abortus Imminens.
2) Bagi Institusi RSUD Grati
Disarankan agar Rumah Sakit dapat lebih meningkatkan mutu pelayanan dalam
memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan Abortus Imminens secara
optimal melalui penanganan segera pada kasus ibu hamil.
3) Bagi Pasien
Pasien diharapkan lebih hati-hati untuk kehamilan berikutnya dengan cukup
istirahat dan mengurangi aktivitas yang berlebihan pada kehamilan muda karena
merupakan salah satu predisposisi terjadinya Abortus Imminens selain itu juga ibu
disarankan untuk mengkonsumsi makan makanan yang bergizi dan melakukan ANC
secara rutin.
4) Bagi Penulis
Diharapkan Karya Tulis Ilmiah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan
bagi penulis tentang kasus Abortus Imminens dan diharapkan dapat melaksanakan
asuhan kebidanan sesuai dengan teori dan prosedur, karena teori dan prosedur yang
mendasari setiap praktik dapat menghindari kesalahan.
Wibowo B. Wiknjosastro GH. Kelainan dalam Lamanya Kehamilan. Wiknjosastro GH,
Saifuddin AB, Rachimhadhi T, editor. Ilmu Kebidanan. Edisi 5. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

DAFTAR PUSTAKA

- Manuaba, kapita selekta penatalaksanaan rutin obsetri gynekologi dan kb.


EGC. Jakarta. 2010
- Prawirohardjo, Sarwono. 2012. Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBP – SP
- Wiknjosastro, Hanifa. 2017. Pelayanan Kesehatan Maternal Dan
Neonatal. Jakarta: YBP-SP
- Rukiyah, ai yeyeh, dkk. 2022. Asuhan kebidanan 4 (patologi). Jakarta: TIM
- Griebel CP, Vorsen JH, Golemon TB, Day AA. Management of Spontaneus
Abortion. American Family Physician. October 01 2005;72;1. Accesed on 13
June 2015.

Anda mungkin juga menyukai