Disusun oleh :
ITA DIANA
NIM. 2021050397
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu indikator untuk mengetahui derajat kesehatan masyarakat adalah Angka
Kematian Ibu (AKI). Pada tahun 2007 AKI mengalami penurunan dari 307/100.000 menjadi
228/100.000 ibu melahirkan. Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan yang optimal (SDKI, 2007).
Abortus ialah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) pada atau
sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk
hidup di luar kandungan (Saiffudin, 2002). Di Indonesia tingkat abortus masih cukup tinggi
dibanding dengan negara-negara maju di dunia, yakni mencapai 2,3 juta abortus per tahun.
Penyebab kematian ibu terbesar adalah perdarahan 60 – 70%, pre eklampsi 10 – 20% dan
infeksi nifas 20 – 30% (Manuaba, 2002).
Estimasi Nasional menyatakan setiap tahun terjadi 2 juta kasus abortus di Indonesia,
artinya terdapat 43 kasus abortus per 100 kelahiran hidup pada perempuan usia 15 - 49
tahun. Dari angka tersebut di atas angka kejadian Abortus imminens menempati urutan
paling atas yaitu sebesar 34 kasus (80%) (Widyastuti, 2007). Bidan sebagai tenaga
pelayanan kesehatan yang berhubungan langsung dengan ibu hamil diharapkan mempunyai
dasar ilmu pengetahuan dan keterampilan yang baik. Karena penatalaksanaan yang benar
akan memberikan kontribusi keberhasilan asuhan kebidanan pada ibu hamil (Sofyan, 2006).
Jumlah ibu hamil yang mengalami abortus di RSUD Grati dari bulan Januari 2020 –
Desember 2021 sebanyak 77 kasus, di antaranya abortus incompletus 46 kasus, abortus
imminens 24 kasus, abortus insipient 6 kasus dan missed abortion 1 kasus. Dari data tersebut
menunjukkan bahwa kejadian abortus imminens masih cukup tinggi jika dibandingkan
dengan kejadian abortus jenis lain. Berdasarkan masalah tersebut di atas, maka penulis
tertarik untuk mengambil dan menyusun Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan
Kebidanan pada Ibu Hamil Ny. M G1 P0000 Ab000 dengan Abortus Imminens di RSUD
Grati”.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu menerapkan dan mengembangkan pola pikir secara ilmiah ke dalam
proses asuhan kebidanan secara nyata.
2. Tujuan khusus
Dalam melakukan asuhan kebidanan Ny. ”M” G1P0000Ab000 Umur Kehamilan 14 minggu
dengan Abortus Iminent, diharapkan mahasiswa mampu mengetahui tentang:
1. Mengetahui apa itu Abortus Iminent
2. Mengetahui etiologi Abortus Iminent
3. Mengenali gejala Abortus Iminent
4. Mengetahui komplikasi Abortus Iminent
5. Mengetahui pencegahan Abortus Iminent
6. Mengetahui asuhan yang diberikan pada kasus Abortus Iminent
7. Untuk mengetahui bagaimanakah penanganan kegawatdaruratan yang dapat
dilakukan oleh seorang bidan
C. Manfaat
Bagi Penulis : Mendapat pengalaman serta dapat menerapkan teori yang didapat dalam
perkuliahan dengan kasus nyata dalam pelaksanaan praktek klinik.
Bagi Klien : Agar mengetahui masalah yang mungkin terjadi yang berkaitan dengan
asuhan kebidanan pada Ny ”M” G1P0000Ab000 Umur Kehamilan 14 Minggu
dengan Abortus Iminent”
Bagi Institusi : Sebagai bahan kepustakaan bagi yang membutuhkan asuhan kebidanan
dan perbandingan pada penanganan kasus kehamilan.
Bagi lahan : Sebagai bahan kepustakaan dalam memberikan asuhan kebidanan pada
Ny. ”M” G1P0000Ab000 Umur Kehamilan 14 Minggu dengan Abortus
Iminent”.
E. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan asuhan kebidanan pada Ny. ”M” G1P0000Ab000 Umur Kehamilan 14 Minggu
dengan Abortus Iminent” terdiri dari :
BAB I PENDAHULUAN
Yaitu terdiri dari latar belakang, tujuan, manfaat, teknik pengumpulan data,
tempat dan waktu penyusunan dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini berisikan tentang teori medis yang meliputi kehamilan terdiri dari
pengertian, tanda dan gejala kehamilan. Abortus terdiri dari pengertian, macam-
macam abortus, etiologi, patofisiologi, diagnosis, komplikasi abortus,
tatalaksana penanganan abortus. Abortus imminens terdiri dari pengertian,
etiologi, patofisiologi, diagnosis, diagnosis banding, prognosis, penanganan,
komplikasi, perawatan pasca tindakan, pemantauan pasca abortus.
BAB III TINJAUAN KASUS
Meliputi pengkajian data, identifikasi dignosa, masalah dan kebutuhan,
antisipasi masalah potensial, identifikasi kebutuhan segera, intervensi,
implementasi dan evaluasi.
BAB IV PENUTUP
Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran. Kesimpulan dirumuskan
untuk menjawab tujuan penulis dan merupakan inti dari pembahasan
penanganan ibu hamil dengan Abortus Imminens. Saran merupakan alternatif
pemecahan masalah dan anggapan kesimpulan yang berupa kesenjangan,
pemecahan masalah hendaknya bersifat realistis, operasional yang artinya saran
itu dapat dilaksanakan
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Medis
1. Kehamilan
A. Pengertian
Kehamilan adalah proses mulai dari ovulasi sampai partus, lamanya 280 hari
(40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). Kehamilan 40 minggu
disebut kehamilan matur (cukup bulan). Bila kehamilan lebih dari 43 minggu
disebut kehamilan post matur. Kehamilan antara 28 dan 36 minggu disebut
kehamilan prematur.
Ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan dibagi dalam 3 bagian, yaitu,
kehamilan triwulan pertama (antara 0 sampai 12 minggu). Kehamilan triwulan
kedua (antara 12 sampai 28 minggu) dan kehamilan triwulan terakhir (antara 28
sampai 40 minggu) (Wiknjosastro, 2005).
C. Etiologi
Menurut Wiknjosastro (2005), hal-hal yang dapat menyebabkan abortus adalah
sebagai berikut:
1) Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi yang
dapat mengakibatkan kematian atau dilahirkannya hasil konsepsi dalam keadaan
cacat.
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan kelainan hasil konsepsi adalah:
a) Kelainan kromosom Kelainan yang sering ditemukan pada abortus spontan ialah
trisomi poliploidi dan kemungkinan pula kelainan kromosom seks.
b) Lingkungan kurang sempurna Bila kurang di endometrium yang terdapat di
sekitar implantasi kurang sempurna hingga pemberian zat-zat makanan pada hasil
konsepsi akan terganggu.
c) Pengaruh dari luar Radiasi yang mengenai ibu, virus, obat-obatan yang digunakan
ibu dapat mempengaruhi baik hasil konsepsi maupun lingkungan hidupnya di
dalam uterus.
2) Kelainan pada plasenta Ini dijumpai pada ibu yang menderita penyakit
hipertensi yang menahun, toxemia gravidarum dan lain-lain.
3) Penyakit ibu Penyakit infeksi yang dapat menyebabkan demam tinggi,
pneumonia, typhoid, rubella yang dapat menyebabkan abortus.
4) Kelainan traktus genetalis Seperti retroversi uteri, mioma uteri atau kelainan
bawaan uterus yang dapat menyebabkan abortus. Penyebab lain dari abortus
dalam trimester 2 adalah servik inkompeten yang disebabkan kelemahan
bawaan servik, dilatasi servik berlebihan, konisasi, amputasi, atau robekan
servik yang tidak dijahit.
D. Patofisiologi
Pada awal abortus terjadilah pendarahan dalam desidua basalis, kemudian
diikuti oleh nekrosis jaringan di sekitarnya. Hal tersebut menyebabkan hasil
konsepsi terlepas sebagian atau seluruhnya, sehingga merupakan benda asing
dalam uterus. Keadaan ini menyebabkan uterus berkontraksi untuk mengeluarkan
isinya (Wiknjosastro, 2005).
Pada kehamilan kurang dari 8 minggu, hasil konsepsi itu biasanya dikeluarkan
seluruhnya karena villi koriales belum menembus desidua secara mendalam.
Sedangkan pada kehamilan 8 sampai 14 minggu villi koriales sudah menembus
desidua lebih dalam, sehingga umumnya plasenta tidak dilepaskan sempurna yang
dapat menyebabkan banyak perdarahan. Pada janin yang telah meninggal dan tidak
dikeluarkan dapat terjadi proses mumifikasi, dimana janin mengering dan cairan
amnion menjadi berkurang, sehingga janin gepeng dan pada tindak lanjut menjadi
sangat tipis seperti kertas.
Pada kemungkinan yang lain pada janin mati tidak lekas dikeluarkan akan
terjadi kulit terlepas, tengkorak menjadi lembek, perut membesar karena terisi
cairan dan seluruh tubuh janin berwarna kemerahmerahan (Wiknjosastro, 2005).
E. Diagnosis Abortus yang dibahas adalah yang terjadi spontan bukan keguguran
buatan.
1) Manifestasi Klinis
a) Terlambat haid atau amenore kurang dari 20 minggu.
b) Pada pemeriksaan fisik: keadaan umum tampak lemah atau kesadaran
menurun, tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau
cepat dan kecil, suhu badan normal atau meningkat.
c) Pedarahan pervaginam, mungkin disertai keluarnya jaringan hasil konsepsi.
d) Rasa mulas atau kram perut di daerah atas simfisis, sering disertai nyeri
pinggang akibat kontraksi uterus.
e) Pemeriksaan ginekologi:
1) Inspeksi vulva: Pedarahan pervaginam, ada / tidak jaringan hasil
konsepsi, tercium/ tidak bau busuk dari vulva.
2) Inspekulo: Pedarahan dari kavum uteri, ostium uteri terbuka atau sudah
tertutup, ada/ tidak jaringan keluar dari ostium, ada/ tidak cairan/
jaringan berbau busuk.
3) Pemeriksaan dalam: Porsio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba
atau tidak jaringan pada kavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih
kecil dari usia kehamilan, tidak nyeri saat porsio digoyang, tidak nyeri
pada perabaan adneksa, kavum douglasi tidak menonjol dan tidak nyeri.
(Mansjoer, 2002).
F. Komplikasi Abortus
Komplikasi yang berbahaya pada abortus ialah pendarahan, perforasi, infeksi
dan syok.
1) Pendarahan
Pendarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil
konsepsi dan jika perlu pemberian transfusi darah.
2) Perforasi Perforasi uterus pada saat curetage dapat terjadi terutama pada uterus
dalam posisi hiperretrofleksi. Perforasi uterus pada abortus yang dikerjakan
oleh orang biasa menimbulkan persoalan gawat karena perlakuan uterus
biasanya luas, mungkin pula terjadi perlukaan pada kandung kemih atau usus.
3) Infeksi Biasanya pada abortus kriminalis infeksi kandung sampai sepsis dan
infeksi tulang yang dapat menimbulkan kemandulan.
4) Syok Syok pada abortus bisa terjadi karena pendarahan (syok hemeragik) dan
karena infeksi berat (syok endoseptik). (Wiknjosastro, 2005)
3. Abortus Imminens
A. Pengertian
Abortus imminens ialah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada
kehamilan 20 minggu dangan berat badan (BB) janin 500 gram tanpa disertai
dengan adanya pembukaan serviks dan atau tanpa disertai rasa mules-mules
dan hasil konsepsi masih di dalam uterus (Wiknjosastro, 2005).
TINJAUAN KASUS
H A M I L I N I
2. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
Muka : Bentuk simetris, tampak pucat, keadaan bersih, ada oedema
Rambut : lurus, tidak ada ketombe dan tidak mudah rontok.
Mata : Simetris, tidak ada pembengkakan pada kelopak mata,
konjungtiva merah muda, sclera tidak ikterik, berfungsi
dengan baik, keadaan bersih.
Mulut : Tidak ada kelainan bentuk pada mulut, tidak terdapat
stomatitis, keadaan gigi bersih, tidak caries, tidak ada
pembesaran tonsil.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, kelenjar limfe, dan
tidak ada pembengkakan vena jugularis.
Dada : Bentuk simetri, pergerakan nafas teratur, tidak ada benjolan
abnormal, dan tidak ada gatal-gatal.
Payudara : Membesar simetris, puting susu menonjol, hiperpigmentasi,
tidak ada benjolan abnormal, keadaan puting susu bersih.
Abdomen : Bentuk simetris, membesar sesuai dengan usia kehamilan,
tidak ada bekas operasi.
Genetalia : Keadaan bersih, tidak ada haemoroid, tidak ada varises, dan
oedema.
Ekstremitas : Bentuk simetris, tidak ada cacat, odema ekstremitas atas kiri
Atas dan kanan
Ekstremitas : Bentuk simetris, dapat berfungsi dengan baik, oedema
Bawah ekstremitas bawah kiri dan kanan sampai dengan tungkai.
a. Palpasi
Leopold I : TFU 3 jari atas sympisis
Leopold II : Tidak dilakukan pemeriksaan
Leopold III : Tidak dilakukan pemeriksaan
Leopold IV : Tidak dilakukan pemeriksaan
TBJ : Tidak dilakukan pemeriksaan
b. Auskultasi
DJJ belum terdengar
Paru-paru tidak terdengar ronchi dan wheezing
Jantung ibu, detak jantung teratur, tidak terdengar mur-mur
c. Perkusi
Reflek patella positif
d. Anogenital
Varises : Tidak ada
Oedema : Tidak ada oedem
Kelenjar bartholini : Tidak ada pembesaran
Nyeri : Tidak ada nyeri tekan
VT : Dilakukan pemeriksaan VT dengan hasil portio lunak tidak
ada pembukaan
PPV : Keluarnya darah dari vagina
Anus : Tidak ada haemoroid
e. Pemeriksaan penunjang
Hb : 13,4 gr%
Leukosit : 9800/ mm3
Golongan darah :A
Trombosit : 255000/ mm3
USG : Tidak dilakukan
PP test : Positif
HBsAg : Non Reaktif
HIV : Non reaktif
Sifilis : Negatif
Swab Antigen : Negatif
1.2 ANALISA MASALAH
Ny. “M” G1P0000Ab000 usia kehamilan 14 minggu dengan Abortus Iminent
1.3 PELAKSANAAN
Tanggal : 11 Agustus 2022 Jam : 12.00
Dx : Ny. “M” G1P0000Ab000 usia kehamilan 14 minggu dengan Abortus Iminent
1. Memberitahu memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu mengalami
Abortus Imminens yaitu suatu kehamilan yang dapat dipertahankan, menggigat terdapat
tanda dan gejala Abortus Iminent.
Ditandai dengan:
- Keluar darah banyak
- Pada pemeriksaan dalam tidak ada pembukaan servik
2. menganjurkan ibu untuk bed rest total, untuk tidak berhubungan seks dahulu dan untuk
makan makanan yang bergizi serta menganjurkan ibu untuk personal hygiene.
3. Melakukan Tindakan pertolongan pertama, yaitu:
- Memasang infuse dengan cairan Ringer Lactat dengan kecepatan 20 tetes/menit
4. Lakukan kolaborasi dengan dokter SpOG untuk pemberian terapi ;
- Injeksi asam tranexsamat 500 mg untuk selanjutnya K/P
- Promavit 1x1
- Microgest 1 x 200 mg
5. Melakukan dokumentasi pada buku register dan rekam medik.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan yang penulis dapatkan dalam studi kasus dan pembahasan pada asuhan
kebidanan pada Ny. “M” dengan Abortus Imminens di Rumah Sakit Umum Daerah
Grati, maka penulis mampu mengambil kesimpulan yaitu:
1. Asuhan kebidanan pada Ny. “M” dengan Abortus Imminens dapat diterapkan
melalui pendekatan manajemen Asuhan kebidanan dengan baik sebagai berikut: a.
Pengkajian telah dapat dilaksanakan dengan mengumpulkan semua data menurut
lembar format yang telah tersedia melalui teknik wawancara dan observasi sistemik.
Data subjektif khususnya pada keluhan utama yaitu Ny. T hamil 8 minggu dengan
keluhan mengeluarkan flek-flek kecoklatan dari jalan lahir, ibu cemas dan
mengatakan perutnya tidak mules. Kemudian data objektif yaitu keadaan umum baik,
kesadaran composmentis, tekanan darah 110/ 70 mmHg, nadi 80 x/ menit, respirasi
20 x/ menit, suhu 36,50 C, tinggi badan 158 cm, BB sebelum hamil 47 kg, BB
sekarang 48 kg, LLA 24 cm, pemeriksaan USG (terdapat kantung kehamilan) dan PP
test (+). Pada langkah ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktik.
B. Saran
Dari kesimpulan di atas, maka perkenankanlah penulis memberikan saran sebagai
berikut:
1) Bagi Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan sebaiknya memberikan konseling kepada pasien tentang
Abortus Imminens agar mengerti dan paham tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya abortus, tanda dan gejala Abortus Imminens sehingga
pasien dapat mengantisipasi terjadinya Abortus Imminens.
2) Bagi Institusi RSUD Grati
Disarankan agar Rumah Sakit dapat lebih meningkatkan mutu pelayanan dalam
memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan Abortus Imminens secara
optimal melalui penanganan segera pada kasus ibu hamil.
3) Bagi Pasien
Pasien diharapkan lebih hati-hati untuk kehamilan berikutnya dengan cukup
istirahat dan mengurangi aktivitas yang berlebihan pada kehamilan muda karena
merupakan salah satu predisposisi terjadinya Abortus Imminens selain itu juga ibu
disarankan untuk mengkonsumsi makan makanan yang bergizi dan melakukan ANC
secara rutin.
4) Bagi Penulis
Diharapkan Karya Tulis Ilmiah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan
bagi penulis tentang kasus Abortus Imminens dan diharapkan dapat melaksanakan
asuhan kebidanan sesuai dengan teori dan prosedur, karena teori dan prosedur yang
mendasari setiap praktik dapat menghindari kesalahan.
Wibowo B. Wiknjosastro GH. Kelainan dalam Lamanya Kehamilan. Wiknjosastro GH,
Saifuddin AB, Rachimhadhi T, editor. Ilmu Kebidanan. Edisi 5. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
DAFTAR PUSTAKA