Anda di halaman 1dari 8

MENGANALISIS KESALAHAN ATAU

FALLACIES DALAM PENALARAN

Disusun Oleh

Kelompok 3

Krisanti Losa NIM. PO.62.24.2.20.341


Kristitin NIM. PO.62.24.2.20.342
Lestari Eka Putri NIM. PO.62.24.2.20.343
Marisa Taria NIM. PO.62.24.2.20.344
Noor Aisyah NIM. PO.62.24.2.20.345
04
PENGERTIAN
01
Fallacy berasal dari bahasa Yunani 03
dan Latin yang berarti ‘sesat pikir’.
Fallacy didefinisikan secara akademis
sebagai kerancuan pikir yang
diakibatkan oleh ketidakdisiplinan
pelaku nalar dalam menyusun data
dan konsep, secara sengaja maupun
tidak sengaja. Hal ini juga bisa
diterjemahkan dalam bahasa
sederhana dengan berpikir ‘ngawur’.

02
04
Proses Penalaran
Penalaran Induktif
Penalaran Deduktif

Penalaran Deduktif adalah Secara sederhana, penalaran


proses penalaran dengan induktif merupakan bentuk
membuat dan mengevaluasi penalaran dari umum ke khusus.
sebuah argumen dengan Dapat dikatakan penalaran
mengikuti kaidah logika induktif ini menguji kemungkinan
(McBride, & Cutting, 2016 : benarnya suatu kesimpulan
299). Ada dua bentuk daripada kebenaran mutlak dari
penalaran deduktif yaitu hasil pernyataan yang
penalaran silogistik dan dikemukakan.
penalaran kondisional.
TIPE KESESATAN DALAM PENALARAN
Kesesatan formal adalah kesesatan yang
dilakukan karena bentuk (forma) penalaran
01 yang tidak tepat atau tidak sahih.
Kesesatan ini terjadi karena pelanggaran
terhadap prinsip-prinsip logika mengenai
term dan proposisi dalam suatu argumen
(hukum-hukum silogisme).

Kesesatan material adalah kesesatan


yang terutama menyangkut isi (materi)
penalaran. Kesesatan ini dapat terjadi
karena faktor bahasa (kesesatan bahasa)
02 yang menyebabkan kekeliruan dalam
menarik kesimpulan, dan juga dapat teriadi
karena memang tidak adanya hubungan
logis atau relevansi antara premis dan
kesimpulannya (kesesatan relevansi).
Kesesatan Relevansi” (Kesesatan Material) yang sering dilakukan
oleh kaum sofis sejak masa Yunani kuno

Argumentum ad Hominem
Tipe II (Sirkumstansial) Argumentum Auctoritatis

Argumentum ad Hominem Kesesatan Non Causa


Tipe I (Abuse) Pro Causa

Fallacy of Dramatic Instance Argumentum ad Baculum


FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES PENALARAN

Pengetahuan mengenai sesuatu yang sedang dibahas.


01 Pengetahuan ini mencakup juga pengalaman yang telah
seseorang lewati

Keterbatasan memori. Semakin banyak model mental yang ditemukan,


03 maka semakin banyak model mental yang diperlukan untuk
mengevaluasi argumen dikemudian hari.

Konsistensi dengan keyakinan. Maksud dari konsistensi tersebut


adalah, seseorang cenderung menerima sesuatu yang diyakini dan
03 tidak menerima pernyataan atau fakta yang bertentangan dengan
keyakinan orang tersebut
Fallacies begitu sering dan lumrah terjadi , maka
penting sekali untuk dapat mengenalnya.
Beberapa Fallacy timbul karena tidak sengaja,
tetapi bisa jadi fallacy digunakan untuk
menjebak para pendengar atau pembaca yang
Kesimpulan tidak waspada sehingga dapat digiring menuju
kesimpulan yang keliru. Pengalaman yang kita
dapatkan dalam menganalisa fallacy akan
menjadi dasar dalam membangun kemampuan
berpikir kritis (critical thinking skills).

Anda mungkin juga menyukai