Reading Jurnal
PENCEGAHAN INFEKSI SALURAN KEMIH PADA PEMASANGAN KATETER
Disusun Oleh :
Sherly Nisa Mukti
1810105118
A. Telaah Jurnal
Infeksi saluran kemih terkait kateter tetap menjadi salah satu infeksi terkait perawatan
kesehatan yang paling umum namun dapat dicegah dan sebagian besar terjadi pada pasien
dengan kateter urin yang menetap. Infeksi Saluran Kemih merupakan istilah umum yang
menunjukkan keberadaan mikroorganisme dalam urin. Adanya bakteri dalam urin disebut
baktteriuria. Infeksi saluran kemih merupakan suatu infeksi yang disebabkan oleh pertumbuhan
mikroorganisme di dalam saluran kemih manusia yang melibatkan ginjal, ureter, buli-buli,
ataupun uretra (Mangarengi, Kes, Devi, & Octavia, 2019).
Infeksi saluran kemih yang terjadi di rumah sakit, sekitar 75-80% disebabkan karena
pemasangan kateter urin 15% sampai 20% pasien yang dirawat di rumah sakit mendapatkan
tindakan pemasangan kateter selama perawatan di rumah sakit (Pramudyaningrum, Huriah, &
Chayati, 2019). National Healthcare Safety Network (NHSN) melaporkan angka kejadian infeksi
saluran kemih karena pemasangan kateter tahun 2011 pada pasien yang dirawat inap antara 0,2–
4,8 kejadian per 1000 pemasangan kateter (Sobeih &Nasr, 2015). Angka kejadian infeksi saluran
kemih akibat pemasangan kateter di RSUD pada tahun 2015 dilaporkan sebanyak 6 kejadian,
tahun 2016 sebanyak 12 kejadian dan tahun 2017 pada bulan Januari–Juni sebanyak 16 kejadian.
Faktor resiko terjadinya infeksi saluran kemih yang disebabkan oleh pemasangan kateter adalah
jenis kelamin perempuan, usia lanjut, penyakit penyerta misalnya diabetes melitus dan tingkat
kreatinin darah yang tinggi.
2. Faktor penyebab
Faktor penyebab dari infeksi saluran kemih adalah bakteriuria. Mikroorganisme penyebab
infeksi saluran kemih yang menjadi penyebab infeksi saluran kemih meliputi Proteus, Escherchia
coli, Klebseilla, Enterobacter, S aureus, Candida, Pseudomonas, Staphylococcus saprophytucus
dan Enterococcus. Bakteri mikroorganisme yang paling sering menginfeksi adalah E coli, karena
bakteri hidup didalam anus dan dapat berjalan menuju saluran kemih melalui urethra
(Pramudyaningrum et al., 2019).
Dampak infeksi saluran kemih karena pemasangan kateter sangat berkaitan dengan
meningkatnya morbiditas, lama rawat inap yang memanjang dan membesarnya biaya perawatan
pada pasien. Infeksi saluran kemih masih menjadi faktor utama penyebab kuman patogen
resisten terhadap antibiotik. Penggunaan antibiotik tidak direkomendasikan untuk pencegahan
infeksi saluran kemih terkait kateter urin. Menurut DEPKES RI 2019 angka kejadian infeksi di
rumah sakit merupakan salah satu sasaran dari keselamatan pasien oleh karena itu strategi
pencegahan infeksi saluran kemih terkait pemasangan kateter di pelayanan kesehatan sangat
diperlukan. Strategi untuk pencegahan infeksi saluran kemih terkait pemasangan kateter disebut
dengan “bundle catheter”. Bundle catheter meliputi intervensi edukasi untuk memperbaiki
penggunaan kateter yang tepat dan keterampilan klinis dalam penempatan kateter, intervensi
praktek seperti pembatasan kateter dan protokol pelepasan dan penggunaan teknologi spesifik
seperti ultrasound kandung kemih. Bundle catheter yang rekomendasikan dalam strategi
pencegahan infeksi saluran kemih pada pemasangan kateter dibagi menjadi enam tahap yaitu
identifikasi kebutuhan pemasangan kateter, pemilihan kateter menurut tipe dan sistem,
pemasangan kateter (insersi kateter), perawatan kateter, pendidikan terhadap petugas kesehatan
dan pasien dan sistem intervensi untuk menurunkan resiko infeksi.
Selain edukasi Bundle catheter untuk mencegah terjadinya infeksi selama pemasangan
kateter yaitu dengan melakukan tahapan pemasangan kateter sesuai dengan prosedur yang sudah
ada, diantaranya :
B. Pembahasan
Kateterisasi kandung kemih merupakan suatu tindakan memasukkan selang lateks atau
plastik ke kandung kemih melalui uretra. Kateter menjadi saluran aliran urine kontinu pada klien
yang tidak mampu menahan dan mengendalikan miksi atau pada penderita obstruksi.
Berdasarkan hasil uji Mann Whietney pada kelompok intervensi untuk tingkat
pengetahuan didapatkan hasil p value 0,001 dan untuk sikap dan ketrampilan didaptkan hasil p
value 0,000. Dari hasil tersebut dapat simpulkan bahwa bundle cateter education terbukti secara
statistik dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan tentang pencegahan infeksi
saluran kemih terkait pemasangan kateter urin. Tingkat pengetahuan pada penelitian ini dinilai
dari hasil pengisian kuesioner yang berisi tentang pengetahuan responden mengenai cara insersi
kateter, perawatan kateter, pengunaan teknik steril dan pelepasan kateter urin. Hasil yang
didapatkan adalah tingkat pengetahuan responden pada kelompok intervensi meningkat pada
kategori baik sebanyak 18 reponden (58,2%) menjadi 24 responden (100%). Pada kelompok
tingkat pengetahuan turun dari kategori baik sebanyak 14 responden (58,3%) menjadi 13
responden (54,2%). Uji Wilcoxon didapatkan hasil nilai p value 0,00 dan uji Mann Whitney
didapatkan hasil p value 0,00.
Peningkatan pengetahuan pada responden sesudah diberikan intervensi bundle catheter education
membuktikan bahwa tujuan dari pendidikan adalah untuk menanamkan pengetahuan atau
pengertian, pendapat dan konsep – konsep. Dengan dilakukan edukasi maka akan terbentuk
faktor pendorong(reinforcing factor) yang berupa peningkatan ilmu pengetahuan dari petugas
kesehatan.
Pada vidio yang telah diberikan perawatan dan pemasangan kateter sudah sesuai dengan
standar operasional prosedur (SOP) yang ada. Melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah
melakukan tindakan sangat penting untuk pencegahan infeksi. Hal yang harus selalu diperhatikan
saat tindakan pemasangan kateter semua alat harus steril agar aman, tenaga kesehatan harus
memakai sarung tangan/APD dan melakukan tindakan secara hati-hati agar uretra tidak luka.
Untuk meminimalisir terjadinya infeksi.
Hasil penelitian yang dilakukan Ratih Pramudyaningrum dkk (2019) ini menunjukkan
bundle catheter education efektif untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan
perawat dalam pencegahan infeksi saluran kemih terkait pemasangan kateter urin.
BAB III
1. Kesimpulan
Bundle Catheter Education yang diberikan kepada perawat dalam penelitian
ini adalah suatu tindakan untuk memberikan tambahan pengetahuan kepada
perawat dengan cara presentasi atau metode pendidikan classical dengan satu
edukator memberikan pembelajaran mengenai cara mencegah infeksi saluran
kemih terkait pemasangan kateter. Materi yang diberikan meliputi konsep dasar
infeksi saluran kemih terkait pemasangan kateter urin, indikasi pemasangan
kateter, cara insersi kateter yang tepat, pelepasan kateter secara tepat, perawatan
kateter, hand hygiene, dan penerapan prinsip sterilitas.
2. Saran
a) Bagi responden
Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan keterampilan dalam tindakan
kateterisasi sehingga dapat mencegah kesalahan pemasangan kateter yang dapat
menimbulkan resiko infeksi, serta dapat mengaplikasikannya dalam praktek
keperawatan sesuai dengan SOP.
b) Bagi Tempat Penelitian
Diharapkan tempat penelitian dapat memperhatikan dan mengawasi prosedur
pemasangan kateter dengan baik sehingga tidak ada kejadian infeksi saluran
kemih.
c) Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan dapat dijadikan referensi tentang penelitian terkait hubungan
pemasangan kateter dengan kejadian infeksi saluran kemih
Daftar Pustaka
Mangarengi, Y., Kes, M., Devi, S., & Octavia, R. (2019). Penerbit : Fakultas Kedokteran
Universitas Muslim Indonesia INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) KOMPLIKATA DI
RUMAH SAKIT IBNU SINA MAKASSAR. UMI Medical Journal : Jurnal Kedokteran,
3(2), 130–140.
Pramudyaningrum, R., Huriah, T., & Chayati, N. (2019). Pencegahan infeksi saluran kemih pada
pemasangan kateter dengan teknik bundle catheter education. Jurnal Kebidanan Dan
Keperawatan Aisyiyah. https://doi.org/10.31101/jkk.1033