Anda di halaman 1dari 22

Menerapkan Pendekatan HAK

dalam Pelayanan Publik

Sumbang Saran Untuk


Naskah Perda Pelayanan Publik Propinsi NTT

Sugeng Bahagijo
Associate Director, Prakarsa

Kupang, 23-25 Feb 2008


Kisi-Kisi
I. Apa dan Mengapa “Pendekatan HAK”?
II. Ciri-Ciri Pelayanan Publik Berbasis HAK
III. Masalah Pelayanan Publik
IV. Elemen Pelayanan Publik Berbasis HAK
V. Saran-Saran Untuk Naskah Perda
Pelayanan Publik
I. Mengapa Berbasis HAK ?
UUD 45 Amandemen ke-4:
pasal 281 ayat 4 [perlindungan dan pemajuan
HAK tanggungjawab pemerintah
pasal 28H [setiap warga berhak hidup
sejahtera lahir dan batin]
Pasal 34, ayt 2: [negara mengembangkan
sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat]
Pasal 34 ayat 3: (negara bertanggungjawab
atas penyediaan fasilitas)
Mengapa Berbasis HAK ?
UU No 39/1999 Tentang Hak Asasi Manusia
UU No 23/1992 Tentang Kesehatan
UU No 20/2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional
UU no 40/2004 Tentang Sistem Jaminan
Sosial Nasional (SJSN)
UU no 23/1997 Tentang Lingkungan Hidup
UU no 8/1999 Tentang Perlindungan
Konsumen
UU Kesehatan
Pasal 4: “setiap orang mempunyai hak yang
sama dalam memperoleh derajat kesehatan
yang optimal
Pasal 7: “pemerintah bertugas
menyelenggarakan upaya kesehatan yang
merata dan terjangkau oleh masyarakat
Pasal 8: “pemerintah bertugas menggerakkan
peran serta masyarakat…”
Pasal 9: “pemerintah bertanggungjawab untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat”
UU Pendidikan
Pasal 5
(1) “setiap warga negara mempunyai hak
yang sama untuk memperoleh pendidikan
yang bermutu”
(5) Setiap warga negara berhak
mendapat kesempatan meningkatkan
pendidikan sepanjang hayat.
UU Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)

“Sistem Jaminan Sosial Nasional merupakan


program negara yang bertujuan memberi kepastian
perlindungan [sosial] dan kesejahteraan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia” [penjelasan UU SJSN]
Jaminan Sosial terdiri dari (a) jaminan kesehatan;
(b) jaminan kecelakaan kerja; (b) jaminan hari tua;
(c) jaminan pensiun; (d) jaminan kematian.
II. Ciri-Ciri Pelayanan Berbasis
HAK
Ketersediaan [availability]
Kemudahan memperoleh pelayanan publik –
wilayah, bentuk dan informasi [accesability]
Keberterimaan jumlah dan mutu
[acceptability]
Keterjangkauan – harga/biaya [affordability]
Ciri-Ciri Pel. Publik Berbasis HAK
Pendanaan Pelayanan Publik secara memadai [DOA: dana,
orang dan alat]
Adanya mekanisme akuntabilitas yang memadai kepada
warga negara. Warga negara lebih “subyek” dan “pemilik”
pelayanan publik, bukan sekadar dari “konsumen” dan “klien”.
Kesetaraan dan universalisme [“untuk semua warga negara”]
menjadi prinsip utama dalam penyediaan pelayanan publik
Beban Ganda Kaum Perempuan [kesetaraan gender]
menentukan prioritas dan cara penyediaan pelanyanan publik
Memenuhi Hak pekerja pelaksana/penyedia pelayanan publik
Pelayanan Publik diperbaiki termasuk proses dan hasil-
hasilnya. Kinerja pelayanan publik dipantau dan dievaluasi
secara reguler dan periodik untuk ditingkatkan.
Ciri-Ciri Pel. Publik Berbasis
HAK
Resep utama sebuah negara-negara menjadi maju dan
sejahtera [Eropa, Skandinavia, Amerika Utara dan
Jepang] menaruh investasi yang tinggi dan luas pada
pelayanan publik
Pelayanan Publik yang luas dan bermutu memiliki andil
utama dalam menciptakan kelas menengah dan
masyarakat yang kohesive [rukun dan harmonis]
Negara memainkan peran penting dalam mengatur dan
menyediakan pelayanan publik – porsi belanja sosial
[social spending] yang tinggi dari pendapatan negara.
Pengalaman Indonesia sendiri di tahun 1970an dan awal
1980an – investasi besar untuk pertanian, pendidikan
dan kesehatan berhasil menaikkan kesejahteraan dan
menurunkan kemiskinan.
III. Ada Apa dengan Pelayanan
Publik?
Lima KESENJANGAN dalam Pelayanan
Publik [Public Services International-PSI]
(1) Kesenjangan Sumberdaya [resource
gap]:”kesenjangan antara pelayanan yang
dibutuhkan dengan sumberdaya yang
tersedia/disediakan”
“kekurangan jumlah dokter dan bidan di
Kab Kupang”
Ada apa dengan Pelayanan
Publik?
(2)Kesenjangan Akuntabilitas [accountability
gap]: “kesenjangan antara mereka yang
memutuskan cara dan bentuk penyediaan
pelayanan dengan mereka [warga negara]
yang tergantung pada pelayanannya”
“Pelayanan kesehatan masih mahal dan tak
terjangkau bagi kelompok miskin”
Ada apa dengan Pelayanan
Publik?
(3) Kesenjangan Kesetaraan [equity gap] :
“Kesenjangan antara pelayanan untuk
kelompok miskin dan marjinal dengan mereka
yang lebih beruntung/kelompok kaya”
“Universitas makin lama makin memerlukan
biaya yang tinggi”
Ada apa dengan Pelayanan
Publik?
(4) Kesenjangan Gender [Gender Gap]; “
kesenjangan antara beban kaum perempuan
atas pelayanan yang buruk dengan
partisipasi kaum perempuan dalam
pengambilan keputusan pelayanan tersebut”
“Bentuk dan rancangan pelayanan umum
seperti sanitasi dan ketersediaan air
minum/bersih di kota dan pedesaan sangat
menentukan beban kaum perempuan”
Ada apa dengan Pelayanan
Publik?
Kesenjangan Pekerja [labour gap]: “kesenjangan
antara investasi aktual dan investasi yang
diperlukan kepada pekerja pelaksana/penyedia
yang memiliki hak dan pengetahuan”
“Pelayanan Satu-Pintu” [one stop services] –
Kab Sragen, Jembrana, dll.
“Pelayanan Publik belum disertai Juklak, Juknis
dan standar dan mutu pelayanan [teknis dan
sosial]”
IV. Elemen HAK: Apa yang perlu
diperkuat dalam PERDA
Naskah Perda Pelayanan Publik:
1. Naskah yang ada BELUM memasukkan
kelima UU yang relevan dg Pelayanan
Publik [pendidikan, kesehatan, SJSN,
Konsumen dan lingkungan hidup] ---
Lihat pada bag. “Menimbang” dan
“Mengingat” dalam naskah Perda
Elemen hak
2. Naskah Perda yang ada secara umum
masih bertolak/berfokus pada masalah
kesenjangan AKUNTABILITAS, dan
BELUM mencakup kesenjangan (i)
sumberdaya, (ii) kesetaraan, (iii) gender
dan (iii) pekerja. Misal, naskah tidak
berkata apa-apa tentang investasi yang
diperlukan untuk memperbaiki mutu
pelayanan.
V. SARAN untuk naskah Perda
Jika saja fokus AKUNTABILITAS pada naskah untuk
sementara bisa diterima, maka ada beberapa
elemen yang bisa/perlu ditambahkan agar naskah
Tidak “kurus” dan “tipis”

(a) adanya pasal tambahan tentang “pakta integritas” --


bahwa pelaksana/penyelenggara tidak akan
menyelewengkan kedudukannya dalam memberi
pelyanan yang cepat, mudah dan murah. Termasuk
tidak terlibat dlm suap/memeras.mengutip dana
tambahan.
SARAN untuk naskah Perda
(b) Adanya pasal tentang “piagam warga”
(Citizen Charter) dalam naskah --
komitmen dan pernyataan resmi tertulis di
tiap dinas/badan bahwa para
penyelenggara/penyedia pelayanan publik
akan memenuhi (i) proses dan mutu
pelayanan; (ii) hak dan kewajiban
penerima layanan; (iii) komplain dan
sanksi bagi penyelenggara
SARAN untuk naskah Perda
(c) Adanya tambahan pasal tentang “Inovasi
Pelayanan Publik” di berbagai kota/kab
dan dinas/badan dan masyarakat.
Tujuannaya dua (i) mengakui secara legal
berbagai inovasi yang telah ada [mis.
Menggratiskan KK, KTP, akte kelahiran];
(ii) mendorong berbagai niat dan rencana
inovasi pelayanan publik akan dan sedang
dijalankan. Seperti misalnya JK3 Kab
Kupang.
SARAN untuk naskah Perda
(d) Perlu ada pasal tambahan tentang “SK
Gubernur untuk Pemantauan dan Evaluasi”
[monev] yang intinya menetapkan (i) setiap
tahun akan disusun laporan pemantauan
tentang kemajuan dan hambatan dalam
pelaksanaan pelayanan publik di berbagai
kota/kab dan dinas-dinas/badan pemerintah; (ii)
akan dibentuk gugus tugas yang akan membuat
laporan monev tahunan. Gugus tugas akan
terdiri tim propinsi dan perwakilan NGO dan
akademik serta masyarakat/wakil masyarakat
SARAN untuk naskah Perda
(e ) Perlu pasal tambahan tentang “Forum
Pelayanan Publik” yang diusulkan oleh
warga/publik dan LSM dan diangkat oleh
Gubernur dan nantinya akan dibentuk dengan
SK Gubernur yang bertugas (tupoksi) : (i)
memberikan saran dan input kebijakan dan
teknis untuk mendorong inovasi pelayanan
publik; (ii) menyusun laporan tahunan
pemantauan kemajuan pelayanan publik; (iii)
sebagai forum dua bulanan untuk tukar gagasan
dan informasi dalam rangka memajukan
pelayanan publik di berbagai kota/kab dan
dinas/badan pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai