Kisi-Kisi I. Apa dan Mengapa “Pendekatan HAK”? II. Ciri-Ciri Pelayanan Publik Berbasis HAK III. Masalah Pelayanan Publik IV. Elemen Pelayanan Publik Berbasis HAK V. Saran-Saran Untuk Naskah Perda Pelayanan Publik I. Mengapa Berbasis HAK ? UUD 45 Amandemen ke-4: pasal 281 ayat 4 [perlindungan dan pemajuan HAK tanggungjawab pemerintah pasal 28H [setiap warga berhak hidup sejahtera lahir dan batin] Pasal 34, ayt 2: [negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat] Pasal 34 ayat 3: (negara bertanggungjawab atas penyediaan fasilitas) Mengapa Berbasis HAK ? UU No 39/1999 Tentang Hak Asasi Manusia UU No 23/1992 Tentang Kesehatan UU No 20/2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional UU no 40/2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) UU no 23/1997 Tentang Lingkungan Hidup UU no 8/1999 Tentang Perlindungan Konsumen UU Kesehatan Pasal 4: “setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh derajat kesehatan yang optimal Pasal 7: “pemerintah bertugas menyelenggarakan upaya kesehatan yang merata dan terjangkau oleh masyarakat Pasal 8: “pemerintah bertugas menggerakkan peran serta masyarakat…” Pasal 9: “pemerintah bertanggungjawab untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat” UU Pendidikan Pasal 5 (1) “setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu” (5) Setiap warga negara berhak mendapat kesempatan meningkatkan pendidikan sepanjang hayat. UU Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)
“Sistem Jaminan Sosial Nasional merupakan
program negara yang bertujuan memberi kepastian perlindungan [sosial] dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” [penjelasan UU SJSN] Jaminan Sosial terdiri dari (a) jaminan kesehatan; (b) jaminan kecelakaan kerja; (b) jaminan hari tua; (c) jaminan pensiun; (d) jaminan kematian. II. Ciri-Ciri Pelayanan Berbasis HAK Ketersediaan [availability] Kemudahan memperoleh pelayanan publik – wilayah, bentuk dan informasi [accesability] Keberterimaan jumlah dan mutu [acceptability] Keterjangkauan – harga/biaya [affordability] Ciri-Ciri Pel. Publik Berbasis HAK Pendanaan Pelayanan Publik secara memadai [DOA: dana, orang dan alat] Adanya mekanisme akuntabilitas yang memadai kepada warga negara. Warga negara lebih “subyek” dan “pemilik” pelayanan publik, bukan sekadar dari “konsumen” dan “klien”. Kesetaraan dan universalisme [“untuk semua warga negara”] menjadi prinsip utama dalam penyediaan pelayanan publik Beban Ganda Kaum Perempuan [kesetaraan gender] menentukan prioritas dan cara penyediaan pelanyanan publik Memenuhi Hak pekerja pelaksana/penyedia pelayanan publik Pelayanan Publik diperbaiki termasuk proses dan hasil- hasilnya. Kinerja pelayanan publik dipantau dan dievaluasi secara reguler dan periodik untuk ditingkatkan. Ciri-Ciri Pel. Publik Berbasis HAK Resep utama sebuah negara-negara menjadi maju dan sejahtera [Eropa, Skandinavia, Amerika Utara dan Jepang] menaruh investasi yang tinggi dan luas pada pelayanan publik Pelayanan Publik yang luas dan bermutu memiliki andil utama dalam menciptakan kelas menengah dan masyarakat yang kohesive [rukun dan harmonis] Negara memainkan peran penting dalam mengatur dan menyediakan pelayanan publik – porsi belanja sosial [social spending] yang tinggi dari pendapatan negara. Pengalaman Indonesia sendiri di tahun 1970an dan awal 1980an – investasi besar untuk pertanian, pendidikan dan kesehatan berhasil menaikkan kesejahteraan dan menurunkan kemiskinan. III. Ada Apa dengan Pelayanan Publik? Lima KESENJANGAN dalam Pelayanan Publik [Public Services International-PSI] (1) Kesenjangan Sumberdaya [resource gap]:”kesenjangan antara pelayanan yang dibutuhkan dengan sumberdaya yang tersedia/disediakan” “kekurangan jumlah dokter dan bidan di Kab Kupang” Ada apa dengan Pelayanan Publik? (2)Kesenjangan Akuntabilitas [accountability gap]: “kesenjangan antara mereka yang memutuskan cara dan bentuk penyediaan pelayanan dengan mereka [warga negara] yang tergantung pada pelayanannya” “Pelayanan kesehatan masih mahal dan tak terjangkau bagi kelompok miskin” Ada apa dengan Pelayanan Publik? (3) Kesenjangan Kesetaraan [equity gap] : “Kesenjangan antara pelayanan untuk kelompok miskin dan marjinal dengan mereka yang lebih beruntung/kelompok kaya” “Universitas makin lama makin memerlukan biaya yang tinggi” Ada apa dengan Pelayanan Publik? (4) Kesenjangan Gender [Gender Gap]; “ kesenjangan antara beban kaum perempuan atas pelayanan yang buruk dengan partisipasi kaum perempuan dalam pengambilan keputusan pelayanan tersebut” “Bentuk dan rancangan pelayanan umum seperti sanitasi dan ketersediaan air minum/bersih di kota dan pedesaan sangat menentukan beban kaum perempuan” Ada apa dengan Pelayanan Publik? Kesenjangan Pekerja [labour gap]: “kesenjangan antara investasi aktual dan investasi yang diperlukan kepada pekerja pelaksana/penyedia yang memiliki hak dan pengetahuan” “Pelayanan Satu-Pintu” [one stop services] – Kab Sragen, Jembrana, dll. “Pelayanan Publik belum disertai Juklak, Juknis dan standar dan mutu pelayanan [teknis dan sosial]” IV. Elemen HAK: Apa yang perlu diperkuat dalam PERDA Naskah Perda Pelayanan Publik: 1. Naskah yang ada BELUM memasukkan kelima UU yang relevan dg Pelayanan Publik [pendidikan, kesehatan, SJSN, Konsumen dan lingkungan hidup] --- Lihat pada bag. “Menimbang” dan “Mengingat” dalam naskah Perda Elemen hak 2. Naskah Perda yang ada secara umum masih bertolak/berfokus pada masalah kesenjangan AKUNTABILITAS, dan BELUM mencakup kesenjangan (i) sumberdaya, (ii) kesetaraan, (iii) gender dan (iii) pekerja. Misal, naskah tidak berkata apa-apa tentang investasi yang diperlukan untuk memperbaiki mutu pelayanan. V. SARAN untuk naskah Perda Jika saja fokus AKUNTABILITAS pada naskah untuk sementara bisa diterima, maka ada beberapa elemen yang bisa/perlu ditambahkan agar naskah Tidak “kurus” dan “tipis”
(a) adanya pasal tambahan tentang “pakta integritas” --
bahwa pelaksana/penyelenggara tidak akan menyelewengkan kedudukannya dalam memberi pelyanan yang cepat, mudah dan murah. Termasuk tidak terlibat dlm suap/memeras.mengutip dana tambahan. SARAN untuk naskah Perda (b) Adanya pasal tentang “piagam warga” (Citizen Charter) dalam naskah -- komitmen dan pernyataan resmi tertulis di tiap dinas/badan bahwa para penyelenggara/penyedia pelayanan publik akan memenuhi (i) proses dan mutu pelayanan; (ii) hak dan kewajiban penerima layanan; (iii) komplain dan sanksi bagi penyelenggara SARAN untuk naskah Perda (c) Adanya tambahan pasal tentang “Inovasi Pelayanan Publik” di berbagai kota/kab dan dinas/badan dan masyarakat. Tujuannaya dua (i) mengakui secara legal berbagai inovasi yang telah ada [mis. Menggratiskan KK, KTP, akte kelahiran]; (ii) mendorong berbagai niat dan rencana inovasi pelayanan publik akan dan sedang dijalankan. Seperti misalnya JK3 Kab Kupang. SARAN untuk naskah Perda (d) Perlu ada pasal tambahan tentang “SK Gubernur untuk Pemantauan dan Evaluasi” [monev] yang intinya menetapkan (i) setiap tahun akan disusun laporan pemantauan tentang kemajuan dan hambatan dalam pelaksanaan pelayanan publik di berbagai kota/kab dan dinas-dinas/badan pemerintah; (ii) akan dibentuk gugus tugas yang akan membuat laporan monev tahunan. Gugus tugas akan terdiri tim propinsi dan perwakilan NGO dan akademik serta masyarakat/wakil masyarakat SARAN untuk naskah Perda (e ) Perlu pasal tambahan tentang “Forum Pelayanan Publik” yang diusulkan oleh warga/publik dan LSM dan diangkat oleh Gubernur dan nantinya akan dibentuk dengan SK Gubernur yang bertugas (tupoksi) : (i) memberikan saran dan input kebijakan dan teknis untuk mendorong inovasi pelayanan publik; (ii) menyusun laporan tahunan pemantauan kemajuan pelayanan publik; (iii) sebagai forum dua bulanan untuk tukar gagasan dan informasi dalam rangka memajukan pelayanan publik di berbagai kota/kab dan dinas/badan pemerintah.