Anda di halaman 1dari 149

UJIAN TENGAH SEMESTER

MATA KULIAH METODE PENELITIAN ADMINISTRASI

DISUSUN OLEH :

KELAS A

ANGKATAN 2017

PRODI S1 ILMU ADMINISTRASI NEGARA

JURUSAN ADMINISTRASI PUBLIK

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

2020
Nama : Ayu Apriliana Puspita Styareni
NIM : 17040674001
Kelas : 2017A

Pertanyaan:
1. Tentukan salah satu topik
2. Buat judul sebuah penelitian
3. Buat latar belakang masalah
4. Tentukan rumusan masalah
5. Buat tujuan penelitian
6. Buat manfaat penelitian

Jawaban :
1. Topik yang saya angkat pada penelitian ini yaitu sebuah inovasi pelayanan yang ada di
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten
Blitar
2. “Inovasi Program Layanan Jemput Online Single Submission Bersama Instansi Terkait
dan Malam Hari Bisa di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
(DPMPTSP) Kabupaten Blitar”
3. Latar Belakang
Negara merupakan suatu wilayah dipermukaan bumi yang kekuasaannya baik
militer, politik, ekonomi, social dan budayanya diatur oleh pemerintah diwilayah
tersebut. Syarat utama yang harus dimiliki oleh sebuah negara adalah adanya penduduk,
dimana secara hukum memiliki izin untuk tinggal di negara tersebut.
Negara mempunyai kewajiban untuk melayani dan memenuhi segala kebutuhan dasar
setiap warga negara yang merupakan tanggung jawabnya. Melayani dalam hal ini adalah
memberikan pelayanan publik untuk masyarakat secara umum tanpa membedakan status
sosial dan golongan. Kepercayaan masyarakat terhadap negaranya dinilai dari pemberian
pelayanan publiknya apakah sudah memberikan kepuasan atau belum.
Dalam organisasi pemerintah, pelayanan kepada masyarakat merupakan tujuan utama.
Oleh karena itu pemerintah terus berupaya dan berbenah untuk memberikan pelayanan
publik yang berkualitas kepada masyarakat.
Sinambela (2010, hal : 3), pada dasarnya setiap manusia membutuhkan
pelayanan, bahkan secara ekstrim dapat dikatakan bahwa pelayanan tidak dapat
dipisahkan dengan kehidupan manusia. Menurut Kotlern dalam Sampara Lukman,
pelayanan adalah setiap kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kumpulan atau
kesatuan, dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu produk
secara fisik. Selanjutnya Sampara berpendapat, pelayanan adalah suatu kegiatan yang
terjadi dalam interaksi langsung antar seseorang dengan orang lain atau mesin secara
fisik, dan menyediakan kepuasan pelanggan.
Pelayanan publik merupakan suatu kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh
pemberi pelayanan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat yang harus digerakkan dan
disosialisasikan secara terbuka.Menurut Mahmudi (2010:223), pelayanan publik adalah
berbagai kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik
sebagai upaya pemenuhan kebutuhan publik dan pelaksanaan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, aparatur pemerintah
bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat dalam
rangka menciptakan kesejahteraan masyakarat. Indikator pelayanan publik menurut
Sinambella (2006:6) yaitu bahwa indikator pelayanan publik terdiri dari transparansi,
akuntabilitas, kondisional, partisipasi, kesamaan hak, keseimbangan hak dan kewajiban.
Indikator pelayanan publik merupakan tolak ukur suatu pelayanan publik yang
berkualitas. Penyelenggaraan pemerintah dikatakan baik jika pelayanan publik yang
dilakukan berorientasi pada kepentingan masyarakat. Pendapat lain diungkapkan oleh
Surjadi (2009:7) tentang pelayanan publik sebagai upaya negara untuk memenuhi
kebutuhan dasar yang merupakan hak setiap warga negara atas barang, jasa dan
pelayanan administrasi lainnya. Dari berbagai difinisi diatas dapat disimpulkan bahwa
pelayanan publik merupakan suatu kegiatan yang diselenggarakan oleh penyelenggaa
pelayanan publik yakni organisasi atau instansi pemerintah dalam memenuhi kebutuhan
masyarakat.
Pelayanan publik yang ada di Indonesia saat ini masih dianggap kurang oleh
beberapa masyarakat. Kekecewaan masyarakat terhadap kurangnya pelayanan oleh
instansi pemerintah ditunjukan melalui pengaduan laporan masyarakat kepada
Ombudsman Republik Indonesia. Berdasarkan pasal 1 Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 37 Tahun 2008 tentang Ombudsman Republik Indonesia pengertian
Ombudsman adalah:
“Lembaga negara yang mempunyai kewenangan mengawasi penyelenggaraan pelayanan
publik baik yang diselenggarakan oleh penyelenggara negara dan pemerintahan termasuk
yang diselenggarakan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan Badan Usaha Milik
Daerah (BUMD) serta Badan Swasta atau perseorangan yang diberi tugas
menyelenggarakan pelayanan publik tertentu yabg sebagian atau seluruh dananya
bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja Negara dan/ ata anggaran pendapatan
dan belanja daerah.”
Berikut merupakan data laporan pengaduan masyarakat di seluruh Indonesia
kepada Ombudsman Republik Indonesia dalam kurun waktu 2019:

Bagan 1.1
Substansi Laporan Pengaduan Masyarakat Kepada Ombudsman RI Tahun
2019
Sumber: Ombudsman RI
(www.ombudsman.go.id diakses pada 23 Maret 2020)

Dari data diatas dapat diketahui bahwa jumlah laporan pengaduan masyarakat yang
diterima oleh Ombudsman RI bidang perijinan (PTSP) memperoleh 2.56%. Prosentase
tersebut memang tidak terlalu besar dibandingkan pengaduan dibidang Agraria atau yang
lainnya, akan tetapi hal tersebut dapat menjadi bahan evalusi pemerintah terhadap bidang
perijinan. Maka pelayanan publik di Indonesia masih perlu perbaikan untuk lebih baik
lagi. Jadi pemerintah harus lebih bekerja keras agar dapat terwujudnya pelayanan publik
yang berstandar tinggi sehiingga dapat memuaskan dan mensejahterakan masyarakat
dalam hal pelayanan publik. Agar dapat terwujudnya pelayanan publik yang berstandar
tinggi, masyarakat mempunyai hak dan kewajiban yaitu mengawasi kegiatan pemerintah
dalam penyelenggarakan negara serta pada proses pelayanan publik. Banyaknya
pengaduan dan laporan dari masyarakat sehingga pemerintah membuat terobosan baru
untuk memperbaiki pelayanan publik, terobosan tersebut berupa inovasi layanan.
Inovasi menurut Everett Rogers dalam Suwarno (2008:17) mengatakan bahwa
inovasi sebagai sebuah ide, praktek, objek yang dianggap baru oleh individu satu unit
adopsi lainnya. Damanpour dalam Suwarno (2008:9) juga berpendapat bahwa sebuah
inovasi dapat berupa produk atau jasa yang baru, teknologi proses produksi yang baru,
system struktur dan administrasi baru atau rencana baru bagi anggota organisasi.
Penyelenggaraan inovasi pelayanan dilakukan oleh pemerintah baik di tingkat pusat,
provinsi maupun tingkat kabupaten/kota yang bertujuan agas seluruh masyarakat dapat
merasakan pelayanan yang berkualitas. Saat ini berbagai terobosan inovasi pelayanan
publik sedang marak digalakkan di berbagai kalangan Indonesia sebagai bentuk
komitmen pemerintah untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Begitu pula dengan
Provinsi Jawa Timur yang terus menghimbau kepada Kabupaten/Kota agar terus
meningkatkan inovasi pelayanan publik. Sejak tahun 2016 silam, sudah banyak inovasi-
inovasi yang lahir dari pemerintah Kabupaten/Kota di Jawa Timur. Hal ini dibuktikan
dengan adanya berita bahwa salah satu Kabupaten yang ada di Jawa Timur yaitu
Pemerintah Kabupaten Blitar berhasil meraih penghargaan Top 25 Kompetisi Inovasi
Pelayanan Publik (Kovablik) 18 Jawa Timur pada Tahun 2018 (www.blitarkab.go.id
/diakses pada tanggal 23 Maret 2020).
Salah satu inovasi yang diciptakan oleh Kabupaten Blitar yaitu dalam hal pelayanan
publik bidang penanaman modal dan perizinan melalui Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP). Pentingannya penanaman modal dan
perizinan tertuang pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman
Modal, dalam pasal 25 ayat 4 menyatakan bahwa:
“Perusahaan penanaman modal yang akan melakukan usaha dan/atau kegiatan wajib
memperoleh izin sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-unangan dari instansi yang
memiliki kewenangan, kecuali ditentukan lain dalam undang-undang”
Melakukan perizinan usaha merupakan kewajiban bagi setiap pelaku usaha
sehingga negara dapat memberikan hak-hak yang seharusnya didapat pelaku usaha.
Dengan memiliki izin usaha, maka pelaku usaha akan mendapatkan jaminan dari badan
hukum yang berwenang jika terjadi terjadi hal yang merugikan pelaku usaha.
Salah satu permasalahan yang terjadi di Kabupaten Blitar dalam hal pelayanan
administrasi penanaman modal dan perizinan yaitu Jauhnya lokasi kantor yang berada
ditengh-tengah kota sehingga masyarakat membutuhkan waktu seharian hanya untuk
mengurus surat izin usaha mereka dan prosedur yang jarang diketahui oleh masyarakat
secara luas.
Dari permasalahan diatas Kabupaten Blitar melalui Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) melakukan terobosan baru agar
permasalahan tersebut dapat terselesaikan. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Blitar merupakan instansi pemerintahan
memberikan pelayanan administrasi perizinan sehingga harus memperhatikan setiap
pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. Sebuah inovasi yang digalakkan oleh
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten
Blitar adalah Jemput Online Single Submission Bersama Instansi Terkait dan Malam
Hari Bisa (JOSS BANGET MAS) yang dapat mempermudah masyarakat dalam
mengurus perizinan berusaha. Inovasi Layanan Jemput Online Single Submission
Bersama Instansi Terkait dan Malam Hari Bisa (JOSS BANGET MAS) ini diluncurkan
pada Hari Selasa, 10 September 2019.
Hal ini dijelaskan oleh Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Blitar, Drs. Rully Wahyu P, ME bahwa:
“Jemput Online Single Submission Bersama Instansi Terkait dan Malam Hari Bisa
(JOSS BANGET MAS) diharapkan dengan inovasi tersebut, mempercepat dan
mempermudah pelayanan perizinan berusaha. Sehingga dapat meningkatkan investasi di
Kabupaten Blitar dan juga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten
Blitar.” (https://jatim.deliknews.com /diakses pada tanggal 23 Maret 2020)
Sehingga dengan adanya inovasi JOSS BANGET MAS sangat bisa untuk
dijadikan percontohan bagi daerah-daerah lainnya. Begitu juga manfaatnya untuk
memperkecil praktek percaloan dan juga dalam hal efisiensi waktu yang tidak
membutuhkan waktu yang lama untuk mengurus surat-surat perizinan seperti izin usaha.
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang
berjudul “Inovasi Program Layanan Jemput Online Single Submission Bersama
Instansi Terkait Dan Malam Hari Bisa (Joss Banget Mas) Di Dinas Penanaman
Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Blitar”.
4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang dapat diambil dalam
penelitian ini adalah “Bagaimana Inovasi Program Layanan Jemput Online Single
Submission Bersama Instansi Terkait Dan Malam Hari Bisa (JOSS BANGET MAS) Di
Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten
Blitar?”
5. Tujuan Penelitian
Sehubungan dengan pemaparan latar belakang dan juga rumusan masalah dalam
penelitian ini, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan Inovasi Program
Layanan Jemput Online Single Submission Bersama Instansi Terkait Dan Malam Hari
Bisa (JOSS BANGET MAS) Di Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Blitar.
6. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kajian tentang pelayanan public serta
dapat digunakan sebagai rujukan penelitian-penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Mahasiswa
1) Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang pelayanan
publik sehingga dapat menambah keterampilan professional sebagai bekal
untuk terjun ke masyarakat.
2) Peneliti ini diharapkan dapat menambah pengalaman dan keterampilan
melakukan penelitian.
b. Bagi Unesa
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai tambahan referensi dalam
rangka menambah dan melengkapi kajian tentang pelayanan publik.
c. Bagi Kabupaten
Penelitian ini diharapkan dapat sebagai bahan masukan dan pertimbangan untuk
perbaikan proses Inovasi Program Layanan Jemput Online Single Submission
Bersama Instansi Terkait Dan Malam Hari Bisa (JOSS BANGET MAS) Di Dinas
Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten
Blitar.
Nama : Shifani Fitri Sauli
Nim : 17040674002
Kelas : 2017A
1. Topik Penelitian : PUDAK (Produk Unggulan dan Aneka Kuliner) Gallery
2. Judul Penelitian : “Inovasi PUDAK (Produk Unggulan dan Aneka Kuliner) Gallery Oleh
Dinas Koperasi Usaha Mikro Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Gresik”
3. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki banyak masalah dalam
melaksanakan kesejahteraan rakyatnya. Salah satu masalah yang dialami oleh Indonesia yaitu
kurangnya pemberdayaan terhadap Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Indonesia kaya
akan budaya, kesenian, kerajinan, kuliner dan lain-lain. Menurut Menurut Undang-Undang
Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah “Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah (UMKM) merupakan kegiatan usaha yang mampu memperluas lapangan kerja
dan memberikan pelayanan ekonomi secara luas kepada masyarakat, berperan dalam proses
pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan
mewujudkan stabilitas ekonomi nasional.” Salah satu masalah pemberdayaan UMKM yang
terjadi di Indonesia yaitu minimnya wadah bagi para UMKM. Oleh karena itu peningkatan
peran dan pemberdayaan UMKM perlu ditingkatkan. Sehubungan dengan itu Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah (UMKM) perlu diberdayakan dengan cara penumbuhan iklim usaha
yang mendukung pengembangan UMKM, dan pengembangan dan pembinaan UMKM
Sebagai upaya dalam meningkatkan kemampuan dan peran serta kelembagaan
UMKM dalam perekonomian nasional, maka pemberdayaan tersebut perlu dilaksanakan oleh
pemerintah, pemerintah daerah, dunia usaha, dan masyarakat secara menyeluruh, sinergis,
dan berkesinambungan. Pelayanan Publik menurut Joko Widodo (2001:131) menjelaskan
bahwa “Pelayanan publik dapat dimaknai sebagai pemberian pelayanan (melayani) keperluan
orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi sesai dengan aturan
pokok dan tata cara yang telah ditetapkan"
Pemerintah merupakan pelayan masyarakat dan masyarakat sebagai pihak yang
dilayani. Sehingga berhasil dan tidaknya suatu pelayanan dapat diukur dari tingkat kepuasan
dari masyarakat itu sendiri. Tanggung jawab pelaksana pelayanan publik yaitu memberikan
pelayanan publik yang baik dan professional. Oleh karena itu pemerintah pusat memberikan
wewenang kepada pemerintah daerah untuk menangani urusan pemerintahan sesuai dengan
bidang kepada Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) agar menjadi kewenangan daerah
secara efektif dan efisien. Permasalahan yang banyak terjadi di Indonesia adalah
pemberdayaan UMKM yang masih jauh dari kata maksimal. Padahal melihat potensi
masyarakat yang kreatif tentu saja para UMKM bisa menjadi maju di industry perdagangan.
Dalam hal ini, salah satu urusan pemerintah Kabupaten Gresik tentang pemberdayaan
UMKM memberikan wewenang kepada Dinas Koperasi Usaha Mikro Perindustrian dan
Perdagangan. Tugas pokok Dinas Koperasi Usaha Mikro Perindustrian dan Perdagangan
sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Gresik yaitu membantu Bupati dalam
melaksanakan urusan pemerintah di bidang koperasi, usaha mikro, urusan pemerintahan
bidang perindustrian dan urusah pemerintahan bidang perdagangan.
Permasalahan UMKM perlu mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Pasalnya
beberapa lapak berjualan jajanan khas Gresik tidak menempati lokasi strategis. Hal tersebut
dapat dibuktikan dengan beberapa lapak yang berjajar di Jalan Veteran Gresik yang terpantau
sepi karena letaknya berada di pinggir jalan, jauh dari wisata religi, dan tidak ada lahan
parkir. Pemerintah Kabupaten Gresik dibantu dengan Diskoperindag cukup baik dalam
mengatasi permasalahan tersebut. Pemerintah Kabupaten Gresik membangun PUDAK
(Produk Unggulan dan Aneka Kuliner) Gallery untuk memperkuat peran UMKM dengan
memanfaatkan lahan parkir Makam Maulana Malik Ibrahim dan sebagian bangunan eks
Kantor Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR). Pudak Gallery tersebut
merupakan inovasi dalam meningkatkan peran para UMKM di Kabupaten Gresik khususnya
untuk memasarkan kerajinan, souvenir, jajanan serta kulinernya. Bukan hanya para UMKM
dari kota, namun UMKM dari berbagai desa di Kabupaten Gresik pun ikut membuka lapak.
Sehingga adanya Pudak Gallery mengenalkan berbagai keragaman kuliner Gresik serta
membantu perekonomian para UMKM di Gresik.
Pudak Gallery tersebut menempati dua lantai. Disetiap lantai peruntukannya berbeda.
Lantai satu digunakan untuk produk unggulan seperti souvenir dan produk kerajinan khas
Gresik. Lantai dua digunakan untuk sentra kuliner. Total stan yang terdapat pada Pudak
Gallery berjumlah 34 unit dengan rincian 16 stan berada di lantai 1 dan 18 stan di lantai dua.
Uniknya Gedung tersebut tersambung dengan hall di lantai 3 yang bisa dipakai untuk rapat,
seminar ataupun resepsi. Lokasi PUDAK (Produk Unggulan dan Aneka Kuliner) Gallery
terletak di Jalan Pahlawan Gresik. Lokasi yang dipilih sangat strategis karena letaknya
berada di Kawasan Religi Makam Maulana Malik Ibrahim. Sehingga membuka peluang bagi
masyarakan Gresik maupun dari luar Gresik untuk berkunjung ke Pudak Gallery.
Menurut Mulgan dan Albury (dalam Muluk) berpendapat bahwa inovasi yang sukses
merupakan kreasi dan implementasi dari proses, produk, layanan, dan metode pelayanan baru
yang merupakan hasil pengembangan nyata dalam efisiensi, efektivitas, atau kualitas hasil.
Dari pengertian tersebut Adanya inovasi tersebut menarik perhatian penulis untuk
mengatahui lebih mendalam tentang “INOVASI PUDAK (PRODUK UNGGULAN DAN
ANEKA KULINER) GALLERY OLEH DINAS KOPERASI USAHA MIKRO
PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN GRESIK” sebagai solusi
dari pemberdayaan UMKM di Kabupaten Gresik.
4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana
Inovasi PUDAK (Produk Unggulan dan Aneka Kuliner) Gallery Oleh Dinas Koperasi Usaha
Mikro Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Gresik?

5. Tujuan Penelitian
Sehubungan dengan pokok permasalahan yang telah dikemukakan, maka yang menjadi
tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan Inovasi PUDAK (Produk Unggulan dan
Aneka Kuliner) Gallery Oleh Dinas Koperasi Usaha Mikro Perindustrian dan Perdagangan
Kabupaten Gresik

6. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi tentang kajian inovasi pelayanan
publik dam bisa dijadikan rujukan penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, ilmu dan wawasan penulis
tentang Inovasi Pelayanan Publik.
b. Bagi Instansi
Penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi bagi Dinas Koperasi Usaha Mikro
Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Gresik untuk mengetahui tingkat
keberhasilan dan masukan untuk Inovasi Gedung PUDAK (Produk Unggulan dan
Aneka Kuliner) Gallery
c. Bagi Universitas Negeri Surabaya
Penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat sebagai referensi dan bahan acuan untuk
penelitian selanjutnya terkait inovasi pelayanan publik.
UTS Mata Kuliah Metode Penelitian Administrasi
Nama : Belinda Gracia Dewi
NIM : 17040674003

1. Topik Penelitian : Desentralisasi Pendidikan


2. Judul Penelitian : Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah pada Sekolah Menengah Atas
Negeri 3 Surabaya
3. Latar Belakang
Setelah ditetapkannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999, pelaksanaan
otonomi daerah secara resmi dilakukan. Pengertian otonomi daerah menurut Undang
Undang Nomor 23 Tahun 2014 adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom
untuk mengatur dan mengurus sendiri Urusan Pemerintahan dan dan kepentingan
masyarakat setempat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Otonomi daerah memiliki perjalanan yang cukup panjang di Indonesia. Prinsip ini
sebenarnya sudah dikenal pada awal kemerdekaan Indonesia. Hal tersebut dibuktikan
dengan dibuatnya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1948 yang mengatur mengenai
hubungan pusat-daerah untuk memberikan kebebasan kepada. Namun sayangnya tidak
dapat berjalan dengan maksimal karena kurangnya kekuasaan pemerintah pusat dan
situasi ibu kota yang saat itu masih belum stabil. Dan pada era demokrasi terpimpin,
otonomi daerah tidak lagi digunakan karena Indonesia kembali memakai sistem politik
sentralis.
Era Orde Baru membawa harapan bahwa Otonomi Daerah dapat kembali
dilakukan, namun kenyataannya pada era ini tidak jauh berbeda. Penerapan otonomi
daerah tidak berlangsung dengan maksimal. Pada era ini dikeluarkan Undang-Undang
Nomor 5 tahun 1974 yang mengatur mengenai Otonomi Daerah namun hasilnya tidak
maksimal. Otonomi daerah terkesan seperti sebuah formalitas dan hanya berbentuk
kepanjangan tangan dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Pemerintah Daerah
tidak diberikan hak dan wewenang untuk mengatur urusan pemerintahnya sendiri.
Ditetapkannya Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 menandakan bahwa otonomi
daerah telah benar-benar diterapkan. Tidak hanya penyerahan hak dan wewenang saja,
namun dalam Undang Undang tersebut juga memberikan semangat demokrasi kepada
pemerintah daerah. Namun terdapat beberapa kelemahan pada Undang-Undang ini, salah
satunya adalah masih belum ada batasan yang jelas antara urusan pemerintah pusat
dengan urusan pemerintah daerah. Luasnya hak dan wewenang yang diberikan pada
pemerintah daerah pada Undang-Undang tersebut, maka dibuat Undang-Undang No. 32
Tahun 2004 sebagai penyempurna. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 dinilai masih
memiliki kelemahan, salah satunya adalah masih lebarnya struktur SKPD (Satuan Kerja
Perangkat Daerah) sehingga menyebabkan ketidakefektifan dalam proses
penyelenggaraannya. Undang-Undang No. 23 tahun 2014 ditetapkan untuk mengatasi
kelemahan-kelemahan tersebut.
Pendidikan merupakan salah satu urusan yang didesentralisasikan kepada
pemerintah daerah. Pendidikan menjadi salah satu urusan pemerintahan wajib yang
dikelola oleh setiap Pemerintah Daerah. Seperti yang kita ketahui, pendidikan di
Indonesia masih belum dikatakan dalam kondisi yang baik. Pergantian kurikulum yang
terjadi terus menerus, masih terjadi kekurangan tenaga pendidik di suatu sekolah, masih
ada pelabelan sekolah favorit dan sekolah pinggiran, merupakan masalah yang terjadi
hingga saat ini.
Bank dunia (1998) mengidentifikasi empat unsur yang menjadi penghambat
potensial kemajuan pendidikan di Indonesia, yaitu : (a) sistem organisasi yang kompleks
di tingkat pendidikan, (b) manajemen yang terlalu sentralistik, (c) terpecah belah dan
kakunya sistem pembiayaan, dan (d) manajemen yang tidak efektif. Sistem organisasi
yang kompleks dapat dibuktikan dengan dualisme pengorganisasian dan
pengadminsistrasian pendidikan. Sistem administrasi tenaga pendidik diatur oleh dua
lembaga, yaitu Departemen Pendidikan Nasional dan Departemen Dalam Negeri.1
Departemen Pendidikan Nasional mengatur mengenai materi pendidikan dan mutu teknis,
dan Departemen Dalam Negeri mengatur dan bertanggung jawab atas material, tenaga
kerja dan sumber daya lainnya. Dualisme ini yang menyebabkan lambatnya proses dan
terjadinya perebutan kewenangan atas guru. Manajemen yang terlalu sentralistik oleh
Departemen Pendidikan Nasional menyebabkan lambatnya pencapaian tujuan
pendidikan.
2
Selain itu manajemen yang tidak efektif dapat dideteksi dari sempitnya
kewenangan kepala sekolah untuk mengatur dan mengelola sumber daya yang
dimilikinya. Kepala sekolah juga memiliki kemampuan kepemimpinan manajerial yang
rendah karena pengangkatannya yang berdasarkan jenjang kepangkatan, bukan
berdasarkan kemampuan.
3
Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut dan sejalan dengan
kebijakan desentralisasi pendidikan yang dilaksanakan pemerintah sejak tahun 1999,
maka dibentuklah program Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Program pengelolaan
sekolah ini memberikan otonomi yang lebih besar kepada sekolah dan mendorong
sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif untuk memenuhi
kebutuhan mutu sekolah dalam kerangka pendidikan nasional.

4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah pada penelitian ini adalah
Bagaimana Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah pada Sekolah Menengah Atas
Negeri 3 Surabaya?
5. Tujuan Penelitian

1 Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 17, Nomer 4, Juli 2011, hal. 419
2 Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 17, Nomer 4, Juli 2011, hal 420
3 Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 17, Nomer 4, Juli 2011, hal 420
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan manajemen
berbasis sekolah pada Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Surabaya.
6. Manfaat Penelitian
1. Bagi Mahasiswa
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan baru dan dapat
diterapkannya ilmu yang telah dipelajari selama perkuliahan yang berlangsung serta
dapat memberikan solusi terhadap permasalahan yang ada.
2. Bagi Instansi
Penelitian ini diharapkan bagi instansi terkait dapat memberikan saran dan
menjadi alternatif dalam pengambilan keputusan yang akan diputuskan.
3. Bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat memberi pengetahuan dan masukan bagi
masyarakat untuk turut serta dalam berpartisipasi pada program Manajemen Berbasis
Sekolah yang diterapkan oleh Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Surabaya
NADYA RINDAYU

17040674004

1. Topik : Pendidikan
2. Judul :Evaluasi Kebijakan Full Day School di Kabupaten Tuban
3. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu aspek penting yang menjadi penentu masa
depan suatu bangsa. Hal ini juga tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar
1945 yang berbunyi "… untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan…” yang ditegaskan bahwa pendidikan
menjadi tujuan suatu bangsa untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Di Indonesia
terdapat beberapa tingkatan pendidikan yakni mulai dari pendidikan dasar, pendidikan
menengah, dan pendidikan tinggi yang diwujudkan dalam bentuk satuan pendidikan yang
diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan/ atau masyarakat.
Dalam mewujudkan tujuan bangsa dalam mencerdaskan kehidupan rakyatnya,
pemerintah Indonesia mengeluarkan peraturan melalui Peraturan Menteri (Permen)
Nomor 23 Tahun 2017 tentang Hari Sekolah yang mengatur sekolah 8 jam sehari selam 5
hari atau disebut full day school. Peraturan ini memiliki tujuan untuk membangun
karakter siswa melalui belajar di sekolah dengan waktu yang lama agar pergaulan siswa
berada di dalam lingkup yang positif.
Mulai diterapkan sekolah-sekolah di seluruh Indonesia baik sekolah negeri
maupun swasta pada awal tahun ajaran 2017. Namun, tidak semua sekolah langsung
melaksanakan peraturan tersebut, termasuk Kabupaten Tuban. Sebelum pemerintah
mengeluarkan peraturan full day school, sudah ada beberapa sekolah dasar di Kabupaten
Tuban yang sudah menerapkan full day school yang hingga saat ini masih diterapkan.
Namun, pada awal tahun pelajaran 2017 Kabupaten Tuban menolak melaksanakan
peraturan full day school untuk seluruh sekolah di Kabupaten Tuban karena dianggap
sekolah masih belum siap. Apalagi dengan fasilitas, sarana, maupun prasarana yang
belum menunjang.
Beberapa Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA)
di Kabupaten Tuban menerapkan full day school pada awal tahun ajaran 2018. Hal ini
menjadi perkembangan yang baik untuk mendukung tujuan pemerintahan dalam bidang
pendidikan nasional.

4. Rumusan Masalah
Bagaimana evaluasi penerapan program full day school di Kabupaten Tuban?
5. Tujuan Penelitian
Untuk mengevaluasi dan mendeskripsikan kekurangan maupun kendala dalam program
full day school Kabupaten Tuban.
6. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a) Menambah kajian ilmu administrasi Negara
b) Menjadi referensi untuk penelitian pada bidang yang berkaitan atau serupa.
2. Manfaat Praktis
a) Bagi Penulis
Penilitian ini diharapkan mampu memberikan pengalaman menulis yang baik dan
pengaplikasian ilmu yang sudah ditempuh dalam bangku perkuliahan.
b) Bagi Mahasiswa
Penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan referensi atau tambahan literasi
untuk materi perkuliahan maupun penelitian mahasiswa.
c) Bagi Universitas
Diharapkan mampu menjadi tolak ukur untuk mengembangkan penelitian serta
menjadi kajian ilmiah dalam bidang evaluasi kebijakan publik.
Nama : Lailatus Suhroh
NIM : 17040674005
Topik : Electronic Government

Peran Dinas Komunikasi dan Informatika


Dalam Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan di Kabupaten Bangkalan

Melalui Program GPR (Government Public Relation)

1. Latar Belakang
Indonesia sebagai negara berkembang membutuhkan berbagai perubahan guna
meningkatkan kemampuan serta daya saing agar mampu menciptakan kehidapn masyarakat
yang layak dan sejahtera. Untuk mewujudkan hal tersebut salah satu hal yang perlu dilakukan
oleh pemerintah adalah membangun kerjasama khususnya dengan elemen masyarakat untuk
menjalankan amanah pancasila pada sila kelima “keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia” dengan berfokus pada penurunan tingkat kesenjangan sosial dalam masyarakat
guna mencapai misi dan tujuan bersama untuk mendukung adanya pembangunan
berkelanjutan agar mendorong Indonesia menjadi negara yang maju dan sejahtera.
Dalam proses pelaksanaannya hal yang perlu diperhatikan oleh pemerintah yaitu harus
mampu membentuk suatu program yang mengarah pada pembangunan berkelanjutan dengan
fokus yang lebih terarah, sehingga nantinya mampu menciptakan pembangunan yang merata
tidak hanya dalam segi pembangunan kepentingan pemerintah dan infrastruktur saja, akan
tetapi juga memperhatikan aspek pendukung lainnya, seperti Optimalisasi pelayanan
pemerintahan, pengelolaan keuangan pemerintahan tingkat dasar sampai pusat, pengelolaan
pembangunan terhadap Sumber Daya Alam bahkan Sumber Daya Manusia, karena
“Pembangunan yang tepat tidak semata memajukan aspek ekonomi namun juga mampu
memajukan aspek kehidupan manusia yang lebih baik” (Stiglitz, 2013).
Fokus terhadap aspek optimalisasi pelayanan pemerintahan, mampu dimaksimalkan
dengan cara melakukan pengembangan dari segi sistem informasi dan komunikasi
pemerintah. Melakukan pengalihan layanan konvensional, menjadi layanan elektronik,
karena pada saat ini seluruh aktivitas pemerintahan pada dasarnya harus beralih mengikuti
adanya perkembangan zaman, sehingga dengan hal ini masyarakat lebih mengetahui
bagaimana kegiatan pemerintah dalam merumuskan dan membentuk suatu kebijakan,
sehingga menjadi program yang harus ditaati oleh masyarakat.
Sehingga dengan hal ini, melalui adanya era Revolusi Industri 4.0. Masyarakat lebih
menekan agar pemerintah lebih transparan dan akuntabel, melalui keterbukaan pemerintah
terhadap masyarakat serta memberikan peluang bagi masyarakat untuk melibatkan diri dalam
proses kerja pemerintah, tentunya mampu menekan stigma masyarakat akan adanya batasan
antara pemerintah dengan masyarakat.
Seperti yang kita ketahui, kebutuhan akan adanya perkembangan layanan elektronik
pemerintah tidak hanya saja dibutuhkan oleh pemerintah pusat, bahkan juga pemerintah
daerah ataupun desa. Electronic Government mpada saat ini menjadi bagian dari media massa
dan suatu hal populer setelah dihubungkan dengan adanya otonomi daerah. Pada konteksnya
pengertian e-government adalah e-government refers to the processes and structures pertinent
to the electronic delivery of government services to the public (www.eu.com/e-
government.html ). Sementara itu, Kementerian Kominfo memberi definisi e-government
sebagai aplikasi teknologi informasi yang berbasis internet dan perangkat digital lainnya yang
dikelola oleh pemerintah untuk keperluan penyampaian informasi dari pemerintah ke
masyarakat, mitra bisnis, pegawai, badan usaha, dan lembaga-lembaga lainnya secara online.
intinya e-government adalah proses pemanfaatan teknologi informasi sebagai alat untuk
membantu menjalankan sistem pemerintahan secara lebih efisien. Saat ini telah banyak
instansi pemerintah pusat dan pemerintah daerah otonom yang berinisiatif mengembangkan
pelayanan publik melalui jaringan komunikasi dan informasi dalam bentuk situs web.
Berbagai kebutuhan tersebut tentunya dibutuhkan oleh seluruh pemerintah di Indonesia,
salah satunya Badan Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, sehingga dengan
adanya dengan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2015 tentang Pengelolaan Komunikasi
Publik dikeluarkanlah website GPR (Government Public Relation), penggunaan website ini
telah disebar ke berbagai seluruh Dinas Komunikasi dan Infromatika Di seluruh Indonesia,
salah satunya yaitu di Kabupaten Bangkalan.
Fungsi utama dari adanya GPR adalah pengelolaan informasi dan komunikasi yang
berkelanjutan untuk memperoleh pemahaman dan dukungan publik terhadap Program dan
Kebijakan Pemerintah. Tidak Hanya itu saja, GPR juga turut memabantu adanya
pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Bangkalan, salah satunya memalui informasi
terkait sektor perekonomian dan perkembangan politik di Kabupaten Bangkalan. Adanya
fungsi tersebut tentunya dibutuhkan peranan pemerintah untuk mampu mengoptimalisasi
peranannya melalui program yang telah dibentuk, sehingga mampu bersaing dengan
pemerintah daerah lainnnya.

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka terdapat ditarik suatu rumusan masalah yaitu
“Bagaimana peran Dinas Komunikasi dan Informatika dalam mewujudkan pembangunan
berkelanjutan di Kabupaten Bangkalan melalui Program GPR (Government Public
Relation)?”

3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran Dinas Komunikasi dan
Informatika dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Bangkalan melalui
Program GPR (Government Public Relation).

4. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi penelitian selanjutnya, serta berkontribusi
terhadap adanya Ilmu Administrasi Negara.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan serta penemuan-
penemuan baru terkait permasalahan sosial yang perlu dipecahkan melalui
implementasi pengetahuan ataupun ilmu yang diperoleh pada saat perkuliahan
berlangsung.
b. Bagi Universitas negeri Surabaya, sebagai tolak ukur instansi terhadap kemampuan
mahasiswa yang mampu mengembangkan serta mengembangkan ilmu dengan
mengimplementasikannya sesuai dengan kebutuhan lapangan secara praktis dan penuh
tanggungjawab.
c. Bagi Mahasiswa, mampu menggunakan hasil atau temuan yang terdapat dalam
penlitian sebagai bahan rujukan ataupun referensi untuk pengembangan penelitian
selanjutnya.
d. Bagi Dinas Komunikasi dan Informatika, Kabupaten Bangkalan. Besar harapan
penelitian ini mampu memberikan masukan terkait dengan implementasi GPR
(Government Public relation) yang telah dilaksanakan.
e. Bagi Masyarakat, Penelitian ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan yang
lebih luas terkait pentingnya pemahaman mengenai pembangunan berkelanjutan
dalam era Revolusi Industri 4.0 s serta peningkatan responsivitas masyarakat terhadap
kebijakan dan program apapun yang dibentuk oleh pemerintah khususnya di
Kabupaten Bangkalan.
DAFTAR PUSTAKA

Kharismawati, Ika Surya. 2018.Implementasi Bantuan Pangan Non Tunai(BNPT) melalui e-


Warung di kelurahan Sidosermo Kecamatan Wonocolo Kota Surabaya.Skripsi. Tidak
Diterbitkan. Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum, Universitas negeri Surabaya

Rahadian, A. H. (2016, February). Strategi pembangunan berkelanjutan. In Prosiding Seminar


STIAMI (Vol. 3, No. 1, pp. 46-56).

Sosiawan, E. A. (2015, June). Evaluasi implementasi e-government pada situs web pemerintah
daerah di Indonesia: Prespektif content dan manajemen. In Seminar Nasional
Informatika (SEMNASIF) (Vol. 1, No. 5).
NAMA : NADA THALIA
NIM : 17040674006 / SI ILMU ADMINSTRASI NEGARA 2017A

UTS METODE PENELITIAN ADMINISTRASI

1. Topic : Kesehatan melalui program “CINTA HATI” Dacin Balita Sehat di Tarik Di
Puskesmas Kecamatan Tarik Kabupaten Sidoarjo

2. Judul : Pelayanan Prima Melalui Program “CINTA HATI” Dacin Balita Sehat di Tarik
Di Puskesmas Kecamatan Tarik Kabupaten Sidoarjo (studi kasus di desa kemuning).

3. Latar Belakang
Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan terutama di bidang kesehatan sangat
bertambah dan mendesak perlu mendapatkan perhatian yang serius bagi semua kalangan
yang berkompeten khususnya dalam bidang Dinas Kesehatan dan Puskesmas.
Tujuan pelayanan kesehatan yang pertama adalah tercapainya pelayanan kesehatan
masyarakat yang memuaskan harapan, melalui pelayanan yang prima oleh pemberi
pelayanan yang memuaskan harapan. Untuk itu diperlukannya aspirasi masyarakat untuk
diberikannya pelayanan yang sesuai dengan SOP, maka pemerintah mendirikan lembaga
yang menangani kesehatan ditingkat daerah salah satunya yaitu Pusat Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas). Puskesmas merupakan unit pelaksana pelayanan kesehatan di wilayah
kecamatan yang melaksanakan tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan.
Pembangunan Puskesmas di tingkat kecamatan dituntut untuk memberikan pelayanan yang
berkualitas bagi masyarakat sesuai dengan standar yang ditetapkan dan dapat menjangkau
seluruh lapisan masyarakat.
Pembangunan kesehatan di Indonesia mempunyai visi “Indonesia sehat” diantaranya
dilaksanakan melalui pelayanan kesehatan oleh puskesmas dan rumah sakit. Selama ini
pemerintah telah membangun puskesmas dan jaringannya di seluruh Indonesia rata-rata
setiap kecamatan mempunyai 2 puskesmas, setiap 3 desa mempunyai 1 puskesmas
pembantu. Puskesmas telah melaksanakan kegiatan dengan hasil yang nyata, status kesehatan
masyarakat makin meningkat, ditandai dengan makin menurunnya angka kematian bayi, ibu,
makin meningkatnya status gizi masyarakat dan umur harapan hidup (Kepmenkes, 2004).
Berdasarkan data yang diperoleh pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan Kabupaten
Sidoarjo telah menugaskan 4 orang dokter umum, 3 orang dokter gigi, 20 orang bidan lulusan
akademi perawat dan akademi kebidanan, 6 orang bidan, 3 orang perawat (umum) dan 2
orang perawat gigi, 1 orang SPPH, 1 orang SAA, 2 orang tenaga laborat, 2 orang lulusan
akademi gizi, 7 orang administrasi, dan 5 orang tenaga umum dan puskesmas waru sehari
seringkali menerima kunjungan pasien kurang lebih 300-400 orang.
Kebijakan tersebut dilakukan tidak hanya untuk mendukung terlaksananya program yang
bermuara pada Masyarakat Sehat Secara Mandiri dan Berkeadilan. Namun juga ditujukan
demi mewujudkan Visi Indonesia Sehat 2011. Puskesmas Tarik pun telah
mengimplementasikan semua itu dalam kegiatan pelayanan kesehatan dasar yang ramah,
profesional dan partisipatif untuk mencapai masyarakat sehat.
Puskesmas Tarik memiliki trobosan menarik yakni adanya beberapa inovasi yang
salah satunya adalah CINTA HATI (Dacin Balita Sehat di Tarik) dacin sendiri yaitu jenis
timbangan, alat untuk posyandu contohnya mobil-mobilan timbangan bayi. Alat ini diberikan
untuk setiap desa satu persatu di Kecamatan Tarik. Dengan adanya inovasi baru ini menjadi
daya tarik yang cukup kuat untuk bara balita buat pergi ke posyandu untuk imunisasi atau
lainya.
Selain roda yang dapat bergerak, mobil-mobilan tersebut dilengkapi dua tiang dari besi.
Tiang yang menyangga besi tempat menggantung ayunan dari rotan itu cukup untuk
menampung satu anak balita dan pastinya juga ada alat untuk menimbang balita itu sendiri.
Timbangan unik ini dilaunching pada 5 Mei 2014. Pihak puskesmas sendiri pasti ada
maksud untuk membuat trobosan inovasi baru ini diantaranya adalah belum optimalnya
partisipasi orang tua untuk rutin menimbang anak-anaknya. Dari kelahiran 90 anak balita di
Kecamatan Tarik per bulan, baru 70 persen anak yang rajin ditimbang.
Sebanyak 16 di antara 20 desa di Kecamatan Tarik sudah memiliki timbangan tersebut di
balai desa masing-masing. Empat desa lainnya, yaitu Mindugading, Singogalih,
Balongmacekan, dan Janti, menunggu pengadaan barang itu tahun depan. Beberapa desa di
luar Tarik juga sudah memilikinya. Hingga kini, ada 25 desa yang memanfaatkan timbangan
berbentuk mobil-mobilan tersebut. Diharapkan agar para orang tua khususnya ibu-ibu agar
lebih rajin untuk pergi ke posyandu dibadalai desa setempat guna menjaga kesehatan sang
buah hati itu sendiri.
Untuk mengetahui harapan apa yang di inginkan oleh masyarakat, sejauh mana pelayanan
public yang telah diberikan dan bagaimana tingkat kepuasan masyarakat Kecamatan Tarik
mengenai pelayanan di puskesmas lalu dikembangkan pada balai desa setempat untuk
posyandu, dengan adanya program yang baru ini yang menggunakan alat dacin yang menarik
ini. Maka penulis mengambil judul dalam skripsi ini adalah : “Pelayanan Prima Melalui
Program “CINTA HATI” Dacin Balita Sehat di Tarik Di Puskesmas Kecamatan Tarik
Kabupaten Sidoarjo (studi kasus di desa kemuning)”.

4. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang yang ada di atas, rumusan masalah dalam
penelitian ini dapat dirumuskan pertanyaan bagaimana Pelayanan Prima Melalui Program
“CINTA HATI” Dacin Balita Sehat di Tarik Di Puskesmas Kecamatan Tarik Kabupaten
Sidoarjo (studi kasus di desa kemuning)?.

5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang ada diatas, maka tujuan yang akan dicapai dalam
penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan bagaimana Pelayanan Prima Melalui Program
“CINTA HATI” Dacin Balita Sehat di Tarik Di Puskesmas Kecamatan Tarik Kabupaten
Sidoarjo (studi kasus di desa kemuning).

6. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak antara lain :
1. Manfaat Teoritis
Dari penelitian ini maka dapat memberikan tambahan ilmu terutama bagi ilmu
administrasi negara terkait dengan pelayanan prima di Puskesmas Kecamatan Tarik
Kabupaten Sidoarjo khususnya di desa kemuning sendiri.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti
Penelitian ini dilakukan untuk menambah wawasan bagi peneliti karena dapat
mengimplementasikan ilmu selama kuliah, peneliti dapat melakukan analisis secara nyata
untuk mengetahui pelayanan prima melalui program “CINTA HATI” Dacin Balita
Sehat di Tarik Di Puskesmas Kecamatan Tarik Kabupaten Sidoarjo (studi kasus di desa
kemuning) serta untuk penyusunan skripsi sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana di
Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum, Universitas Negeri Surabaya.
b. Bagi Puskesmas Tarik
Puskesmas Tarik Kecamatan Tarik Kabupaten Sidoarjo selaku tempat penelitian
ini dapat digunakan sebagai bahan acuan dan evaluasi untuk pertimbangan lebih
lanjut mengenai program dan upaya peningkatan Pelayanan Prima.
c. Bagi Universitas Negeri Surabaya
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat yaitu sebagai bahan
tambahan referensi dalam rangka menambah dan melengkapi kajian mengenai
Pelayanan Prima melalui Program “CINTA HATI” Dacin Balita Sehat di Tarik Di
Puskesmas Kecamatan Tarik Kabupaten Sidoarjo (studi kasus di desa kemuning).
d. Bagi Masyarakat Desa Kemuning
Penelitian ini dapat digunakan untuk menambah wawasan dan informasi kepada
masyarakat mengenai Pelayanan Prima melalui Program “CINTA HATI” Dacin
Balita Sehat di Tarik Di Puskesmas Kecamatan Tarik Kabupaten Sidoarjo (studi
kasus di desa kemuning).
Nama :Rima Pratiwi (17040674007)
1.Topik : Pendidikan
Evaluasi program sistem sekolah terbuka di SMA Negeri 19 Surabaya
A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan aspek terpenting dalam kemajuan setiap negara. Bahkan


pentingnya sebuah pendidikan dapat dilihat dari sejarah terjadinya Bom Hirosima dan Nagasaki
yang terjadi puluhan tahun lalu. Hal yang pertama kali dilakukan yaitu dengan mencarinya guru
yang tersisa pada situasi tersebut. Dari peristiwa penting itulahlah dapat ditafsirkan bahwa
penting sekali keberadaan pendidikan dalam suatu negara. Dan pentingnya pendidikan dapat
dilihat dari pembukaan Undang-Undang Dasar Repblik Indonesia Tahun 1945 yang tertulis
“Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum mencerdaskan kehidupan bangsa,dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan ,perdamaian abadi dan keadilan sosila ,maka
dengan ini....”. Hal ini menunjkkan betapa pentingnya pendidikan disuatu negara.
Sejak kemerdekaan Indonesia hingga saat ini sistem pendidikan di Indonesia selalu
mengalami perubahan sistem. Perubahan ini dimaksud untuk mencapai visi agar terwujudnya
pendidikan yang berkualitas. Tak hanya perubahan sistem yang terjadi, hal ini juga terwujudnya
program-program baru yang muncul karena adanya peningkatan sistem pendidikan. Seperti
halnya sistem pendidikan terbuka. Hal ini tercantum pada Peraturan mneteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2013 Tentang “Penyelenggaran Pendidikan
Layanan Khusus”. Program sistem sekolah terbuka ini merupakan akses agar anak yang kurang
mampu berasal dari Jawa Timur khususnya Surabya dapat mengenyam pendidikan yang layak
tanpa adanya perbedaan.
SMA Negeri 19 menjadi sekolah induk untuk sekolah tebuka. Dalam proses pelaksanaan
SMA 19 sudah menerapkan program sistem terbuka selama 5 tahun. Namun dalam
pelaksanaannya terdapat beberpa hal yang menjadi faktor penyebab pembelajaran yang
dilakukan kurang optimal. Hal ini terkait lambatnya dana yang diperoleh oleh pihak sekolah.
Maka mau ataupun tidaknya pihak sekolah harus menggunakan dana pribadi sekolahnya untuk
pengelolaan operasional siswa terbuka. Kendala itu tidak cukup sampai sana, akan tetepi
kelambatan Ijazah dirasakan oleh siswa terbuka
B. Rumusan Masalah
1.Bagaimana Evaluasi Program Sistem Sekolah Terbuka di SMA Negeri 19 Surabaya

C. Tujuan

Untuk mengdeskripsikan sejauh mana program sistem sekolah terbuka berjalan di SMA negeri
19 Surabaya. Dengan begitu juga mengehaui mengenai kelemahan ataupun kendala yang terjadi
di lapangan.
D. Manfaat Penelitian

 Maksud dari adanya peneilitian ini ialah mengembangkan ilmu pengetahuan terutama
dalam bidang pendidikan
 Menggambarkan situasi kondisi yang berada dilapangan
 Sebagai sarana unttuk menyusun strategi dan mengembangkan sistem pendidikan yang
berlaku agar terwujudnya pendidikan yang berkarakter untuk memajukan suatu negara
NAMA : MIFTAKHUL NURUL JANNAH
NIM : 17040674008 / 2017 A
MK : METODOLOGI PENELITIAN ADMINISTRASI

MANAJEMEN PELAYANAN PUBLIK (STUDI TENTANG


STANDAR PELAYANAN MAL PELAYANAN PUBLIK MINI
DI KECAMATAN SUKODONO, KABUPATEN SIDOARJO)

A. Latar Belakang
Pelayanan publik pada dasarnya menyangkut aspek kehidupan yang sangat luas.
Pelayanan publik merupakan segala kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar
sesuai hak-hak dasar setiap warga negara dan penduduk atas suatu barang, jasa dan atau
pelayanan administrasi yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan yang terkait dengan
kepentingan publik, baik petugas publik Pemerintah Daerah maupun Pusat serta Badan Usaha
Milik Negara/Daerah. Dalam kehidupan bernegara, maka pemerintah memiliki fungsi dalam
memberikan berbagai pelayanan publik yang diperlukan oleh masyarakat, mulai dari
pelayanan dalam bentuk pengaturan ataupun pelayanan-pelayanan lain dalam rangka
memenuhi kebutuhan masyarakat dalam bidang pendidikan, kesehatan, utlilitas, dan lainnya.
Sedangkan menurut keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:
Kep/25M.Pan/2/2004 Tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat
Unit Pelayanan Instansi Pemerintah. Pelayanan publik adalah segala kegiatan pelayanan yang
dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya untuk pemenuhan
kebutuhan penerima pelayanan, maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Kualitas pelayanan memiliki hubungan erat dengan kepuasan pelanggan. Kualitas
pelayanan memberikan suatu dorongan pada pelanggan untuk menjalin ikatan hubungan yang
kuat dengan pemerintah. Dalam jangka panjang, pemerintah dapat meningkatkan kepuasaan
pelanggan dimana pemerintah memaksimumkan pengalaman pelanggan yang menyenangkan
dan meminimumkan pengalaman pelanggan yang kurang menyenangkan. Sedangkan
kepuasan pelanggan merupakan respon pelanggan terhadap ketidaksesuaian antara tingkat
kepentingan sebelumnya dengan kinerja yang dirasakan setelah pemakaian. Kepuasan
pelanggan ditentukan oleh kualitas pelayanan yang ditawarkan, sehingga kualitas merupakan
prioritas utama bagi pemerintah sebagai tolak ukur keunggulan untuk bersaing.
Masyarakat yang merupakan pelanggan dari pelayanan publik, juga memiliki kebutuhan
dan harapan pada kinerja penyelenggara pelayanan publik yang profesional. Sehingga yang
sekarang menjadi tugas Pemerintah Pusat maupun Pemerintahan Daerah adalah bagaimana
cara memberikan pelayanan publik yang mampu memuaskan masyarakat. Adanya
implementasi kebijakan Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia yang tertuang dalam
Undang-Undang tentang Pemerintahan Daerah menyebutkan bahwa Pemerintah mempunyai
tanggung jawab, kewenangan dan menentukan standar pelayanan minimal.
Pemerintah yang gagal memuaskan pelayanan akan menghadapi suatu masalah. Pada
umumnya, pelanggan yang tidak puas akan menyampaikan pengalaman buruknya kepada
orang lain dan hal itu merupakan hal yang gagal dalam memuaskan pelanggan. Oleh karena
itu, setiap pemerintahan wajib merencanakan, mengorganisasikan dan mengendalikan sistem,
kualitas sedemikian rupa, sehingga pelayanan dapat memuaskan para pelanggannya.
Setiap pelayanan publik harus memiliki standar pelayanan dan dipublikasikan sebagai
jaminan adanya kepastian bagi penerima pelayanan. Standar pelayanan merupakan ukuran
yang harus dimiliki dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang wajib ditaati oleh pemberi
dan penerima pelayanan. Pelayanan publik dapat dijadikan standar tolak ukur dari hasil
kinerja pemerintah itu sendiri sudah berjalan dengan baik atau masih ada yang perlu
diperbaiki.
Namun pada kenyataannya, pelayanan publik di Indonesia belum sepenuhnya berjalan
dengan baik atau sesuai dengan tujuan yang direncanakan, khususnya di Kabupaten Sidoarjo.
Hal ini membuat Pemerintah Kabupaten Sidoarjo selalu memperbaiki cara pengelolaan dalam
melayani pelanggan atau masyarakat.
Berlakunya otonomi daerah dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 dimana otonomi
daerah didefinisikan sebagai hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur
dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai
dengan peraturan perundang-undangan. Oleh karena itu, pemerintah daerah dalam hal ini
adalah pemerintah daerah kabupaten/kota mempunyai hak dan wewenang untuk mengatur dan
mengurus urusan pemerintahannya sendiri.
Salah satu bentuk pelayanan publik di Indonesia adalah pelayanan administratif.
Pelayanan administratif merupakan pelayanan berupa penyediaan berbagai bentuk dokumen
yang dibutuhkan oleh publik. Salah satu contoh pelayanan administratif adalah akta kelahiran,
akta kematian, pencatatan perkawinan, pencatatan perceraian, pencatatan pengakuan dan
pengesahan anak. Pelayanan administratif yang sesuai dengan Standar Pelayanan Publik di
Indonesia adalah pelayanan yang profesional, efektif, transparan, dan akuntabel yang akan
mengangkat citra positif di bidang pemerintahan tersebut.
Berdasarkan Undang-undang No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan
dijelaskan bahwa instansi pelaksana administrasi kependudukan untuk wilayah
kabupaten/kota adalah Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil yang berwenang memberikan
pelayanan yang sama dan profesional kepada setiap penduduk atas pelaporan peristiwa
kependudukan dan peristiwa penting, Dinas ini melayani surat surat penting seperti akte
kelahiran, akte kematian, pencatatan perkawinan, pencatatan perceraian, pencatatan
pengakuan dan pengesahan anak.
Selain dapat mengurus di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Kabupaten Sidoarjo
juga mempunyai Mal Pelayanan Publik (MPP) di Jalan Lingkar Timur. Namun, Mal
Pelayanan Publik (MPP) ini tidak hanya ada di Jalan Lingkar Timur saja, tetapi juga dibangun
di Jalan Raya Desa Pekarungan Kecamatan Sukodono.
Menurut Kepala Bagian Organisasi Pemkab Sidoarjo, Drs Ahadi Yusuf MSi, mengatakan
bahwa MPP yang ada di Kantor Kecamatan Sukodono itu, ibaratnya MPP mini. Karena jenis
stand layanan yang ada disana tidak sebanyak stand yang ada di MPP Sidoarjo di Gedung
Serba Guna (Jalan Lingkar Timur). Jenis stand layanan publik yang direncanakan disana,
diantaranya pelayanan paten dari Kecamatan Sukodono, stand dari Bank Jatim, stand dari
BPR Delta Artha, stand dari Samsat, stand pengurusan SIM dan SKCK, stand dari BPJS
Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. Ada juga stand layanan dari KUA, stand dari Kantor
Pajak Pratama, stand Kantor POS, galery ATM, stand untuk pamer produk UMKM dan ruang
untuk fasilitas anak dan Laktasi.
MPP yang bersifat mini ini diharapkan bisa dimanfaatkan warga Kec Sukodono dan
sekitarnya yang sedang ada urusan yang diperlukan. Dengan ada MPP Mini itu, masyarakat
tak sampai jauh–jauh ke MPP yang ada di Gedung serba guna. Oleh karena itu, peneliti
mengambil judul “MANAJEMEN PELAYANAN PUBLIK (STUDI TENTANG STANDAR
PELAYANAN MAL PELAYANAN PUBLIK MINI DI KECAMATAN SUKODONO,
KABUPATEN SIDOARJO)”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka rumusan
permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini adalah Bagaimana Manajemen Pelayanan
Publik (Studi Tentang Standar Pelayanan Mal Pelayanan Publik Mini Di Kecamatan
Sukodono, Kabupaten Sidoarjo)?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
dan mendeskripsikan mengenai hasil Manajemen Pelayanan Publik (Studi Tentang Standar
Pelayanan Mal Pelayanan Publik Mini Di Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sidoarjo).

D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang ingin diberikan adalah:
1. Manfaat Teoritis
Peneliti diharapkan mampu memberikan ilmu pengetahuan Administrasi Negara
khususnya mengenai manajemen dalam pelayanan publik.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa masukan bagi pihak yang
terkait dan yang memiliki kepentingan dengan permasalahan yang diteliti, yaitu:
a. Bagi Instansi
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan atau pedoman bagi
pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo dalam memperbaiki dan melakukan
pembaruan pada Standar Pelayanan Mal Pelayanan Publik Mini di Kecamatan
Sukodono, Kabupaten Sidoarjo.
b. Bagi Universitas Negeri Surabaya
Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi bacaan perpustakaan bagi
mahasiswa yang mengkaji mengenai standar pelayanan publik.
c. Bagi Penulis
Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai standar pelayanan publik untuk
meningkatkan kualitas pelayanan terhadap teori yang ada dengan hasil praktek di
lapangan.
d. Bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi
masyarakat mengenai Manajemen Pelayanan Publik (Studi Tentang Standar
Pelayanan Mal Pelayanan Publik Mini Di Kecamatan Sukodono, Kabupaten
Sidoarjo).
ERZA RIZKI

17040674009

A. LATAR BELAKANG
Indonesia memutuskan beradaptasi ke era revolusi industri 4.0. Maka setiap
pihak harus segera bertindak dan menjaga keberlangsungannya secepat mungkin. Hal ini
tentunya juga berdampak terhadap pengoptimalan SDM generasi Z untuk menunjang
berubahnya Revolusi industri 4.0.
Sebagai Negara kesatuan Republik Indonesia memiliki system pemerintahan yang
memberikan mandat kepada presiden sebagai penyelenggara kekuasaan pemerintahan
tertinggi untuk mengembangkan kebijakan pelayanan yang berlaku nasional. Negara
memberikan mandat kepada pemerintah pusat untuk mengembangkan standar pelayanan
yang berlaku di seluruh wilayah Indonesia. Namun, karena Indonesia memiliki system
pemeritahan yang desentralistik maka pengembangan system pelayanan public nasional
harus memberikan ruang kepada daerah untuk mengembangkan manajemen pelayanan
yang responsif sesuai dengan aspirasi dan dinamika social daerah masing masing.
Pelayanan publik menjadi konsep yang sering digunakan oleh banyak pihak, baik
dari kalangan praktisi maupun ilmuwan, dengan makna yang berbeda-beda. Dalam
sejarah perjalanan administrasi publik, pelayanan public semula dipahami secara
sederhana sebagai pelayanan yang diselenggarakan oleh pemerintah. Semua barang dan
jasa yang diselenggarakan oleh pemerintah di sebut sebagai pelayanan publik.
Selama beberapa dekade terakhir ini, system pelayanan public di Indonesia
mengalami banyak tekanan dan sekalgus tantangan yang baru saja berjalan dengan
semakin menguatnya persaingan global. Globalisasi telah memaksa banyak Negara,
termasuk Negara Indonesia untuk mereformasi system pelayanan public yang berlaku,
karena globalisasi ekonomi telah memperluas lingkungan dari system pelayanan publik.
Di indonesia sudah banyak melakukan inovasi untuk menunjang berlangsungnya
revolusi industri 4.0 salah satunya dengan membuat strategi pelayanan untuk
meningkatkan kualitas difabel di indonesia. Padahal dalam PP 52 Tahun 2019 tentang
penyelenggaraan kesejahteraan sosial bagi penyandang difabilitas yang ada di indonesia.
Sudah jelas menyebutkan bahwa setiap penyandang difabel berhak mendapatkan
kesejahteraan sosial melalui Rehabilitas sosial, Jaminan sosial, pemberdayaan sosial, dan
perlindungan sosial dengan memperhatikan ragam. Akan tetapi strategi tersebut tidak
dapat berjalan optimal di Kota Blitar. Selama ini masyarakat Blitar yang berkebutuhan
khusus tersebut sangat sulit untuk mendapatkan pelayanan yang setara dengan
masyarakat pada umumnya, yang dibuktikan dengan jumlah difabel di Kota Blitar yang
cukup banyak yakni 515 jiwa (menurut data DSD Kota Blitar 2018) serta minimnya
fasilitas untuk pelayanan kesejahteraan sosial bagi difabel di Kota Blitar. Hal ini
menyebabkan program pemerintah yakni PP 52 Tahun 2019 sangat kurang ditinjaklanjuti
lebih serius yang berakibat bahwa kesejahteraan penyandang difabilitas masih di bawah
ukuran sejahtera. Maka untuk meningkatkan kulitas pelayanan Difabel kami berinovasi
membuat pelayanan prima difabilitas melalui program aplikasi “Blitar Inklusi”.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah di paparkan, maka yang menjadi rumusan
masalah, dalam penelitian ini adalah bagaimana inovasi pelayanan prima difabilitas
melalui program aplikasi “Blitar Inklusi” oleh Dinas Sosial Kota Blitar?
C. TUJUAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana inovasi pelayanan prima
difabilitas melalui program aplikasi “Blitar Inklusi” oleh Dinas Sosial Kota Blita

D. MANFAAT
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis dari penelitian mengenai pelayanan public di Dinas Sosial
Kota Blitar (Studi inovasi pelayanan prima difabilitas melalui program “Blitar
Inklusi”) dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan Ilmu Administrasi
Negara, khususnya pada kajian pelayanan sosial.
2. Manfaat praktis
a. Bagi Mahasiswa
Diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan khususnya dalam
bidang Ilmu Administrasi Negara serta dapat digunakan sebagai referensi
bagi penelitian selanjutnya.
b. Bagi peneliti
Melalui penelitian ini diharapkan bisa menjadi masukan dan sumbangan
pemikiran bagi pihak Dinas Sosial di Kota Blitar (Studi inovasi pelayanan
prima difabilitas melalui program “Blitar Inklusi”). Selaku lembaga milik
Jawa Timur yang terletak di Kota Blitar yang memberikan pelayanan
kepada masyarakat difabilitas di Kota Blitar. Sehingga kedepannya dapat
dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan dan meningkatkan
mutu pelayanan public yang diberikan kepada masyarakat di masa yang
akan datang.
c. Bagi Universitas Negeri Surabaya
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai salah satu acuan bagi
penelitian selanjutnya khusunya yang sejenis dan tambahan referensi guna
menambah atau melengkapi kajian-kajian yang telh ada sebelumnya.
d. Bagi masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan kepada
masyarakat mengenai kondisi nyata yang dihadapi oleh masyarakat agar
pihak dari Dinas Sosial bias peduli dan ikut serta berpartisipasi membantu
peran pemerintah dalam upaya mengatasi masalah yang dihadapi oleh
masyarakat kurang mampu.
TRISNA ANGGUN CAHYANINGTYAS (17040674010)

INOVASI PELAYANAN PROGRAM SAPUTANGAN (SAMSAT JEMPUT PETANI


NGANJUK) DI KANTOR BERSAMA SISTEM ADMINISTRASI MANUNGGAL SATU
ATAP (SAMSAT) KABUPATEN NGANJUK
A. Latar Belakang
Negara merupakan suatu wilayah di permukaan bumi yang didalamnya terdapat
penduduk yang mempunyai hak dan kewajiban yang sudah diatur oleh pemerintah. Salah satu
hak warga negara yaitu memperoleh pelayanan. Negara mempunyai kewajiban untuk melayani
dan memenuhi kebutuhan dasar warga negaranya. Melayani dalam hal ini mengurus apa yang
dibutuhkan warga negara tanpa membeda-bedakan. Pelayanan publik merupakan pelayanan yang
diberikan oleh pemerintah sebagai penyelenggara negara kepada warga negara dan penduduk
untuk memenuhi kebutuhannya serta mensejahterakan masyarakat. Menurut Kotler & Keller
(2016:422) “A service is any act or performance that one party can offer to another that is
essentially intangible and does not result in the ownership of anything. It’s production may or
may not be tied in physical produce”. (Pelayanan merupakan setiap tindakan atau pelaksanaan
yang dapat diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya menunjukkan tidak
nyata dan tidak mengakibatkan kekuasaan atas segala sesuatunya.)
Menurut Mahmudi (2010:223), pelayanan publik adalah berbagai kegiatan pelayanan
yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan
publik dan pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam penyelenggaraan
pelayanan publik, aparatur pemerintah bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan yang
terbaik kepada masyarakat dalam rangka menciptakan kesejahteraan masyakarat. Indikator
pelayanan publik menurut Sinambella (2006:6) bahwa indikator pelayanan publik terdiri dari
transparansi, akuntabilitas, kondisional, partisipasi, kesamaan hak, keseimbangan hak dan
kewajiban. Indikator pelayanan publik merupakan tolak ukur suatu pelayanan publik yang
berkualitas. Penyelenggaraan pemerintah dikatakan baik jika pelayanan publik yang dilakukan
berorientasi pada kepentingan masyarakat.
Masyarakat akan selalu menuntut pelayanan publik yang prima oleh pemerintah. Instansi
pemerintah sebagai penyelenggara pemerintahan dituntut untuk memberikan pelayanan yang
efektif dan efisien terutama seiring berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan. Masyarakat
menuntut pelayanan yang baik dari instansi pemerintah. Semua instansi pemerintah berusaha
meningkatkan kualitas pelayanannya karena pelayanan merupakan bagian dari kepercayaan
masyarakat.
Pelayanan publik di Indonesia saa ini masih dirasa kurang oleh beberapa masyarakat. Hal
ini dibuktikan oleh masih banyaknya laporan/aduan dari masyarakat kepada Ombudsman.
Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2008 tentang
Ombudsman Republik Indonesia, pengertian Ombudsman adalah:
“Lembaga negara yang mempunyai kewenangan mengawasi penyelenggaraan pelayanan
publik baik yang diselenggarakan oleh penyelenggara negara dan pemerintahan termasuk
yang diselenggarakan oleh Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, dan
Badan Hukum Milik Negara serta badan swasta atau perseorangan yang diberi tugas
menyelenggarakan pelayanan publik tertentu yang sebagian atau seluruh dananya
bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara dan/atau anggaran pendapatan dan
belanja daerah.”
Berikut merupakan data laporan pengaduan masyarakat diseluruh Indonesia yang diterima
oleh Ombudsman Republik Indonesia pada taun 2019.
Bagan 1.1
Substansi Laporan Pengaduan Masyarakat Kepada Ombudsman RI Tahun 2019

Lainnya; 5.89%
Kejaksaan; 1.04%
Komisi / Lembaga
Kesejahteraan
Negara; 1.17%
Sosial;
Pajak; 1.26%
1.37%
Pemukiman /
Asuransi / Jaminan
Perumahan; 1.43%
Informasi
Sosial; Publik;
1.48%
Sumber Daya Alam
1.61%
dan
Air Energi; 1.89%
Lembaga
Minum; 1.94%
Pemasyarakatan;
Listrik;
1.96% 2.05% /
Perhubungan
Perijinan (PTSP);
Infrastruktur; 2.47%
2.56%
Kesehatan; 2.86%
Perbankan; 3.07%
Perdesaan; 3.15%
Peradilan; 3.17%
Ketenagakerjaan;
Administrasi
3.37%
Kependudukan;
4.56% Kepolisian; 10.08%
Pendidikan; 12.04%
Kepegawaian;
Agraria /
13.71%
Pertanahan; 15.83%

Persentase

Sumber: Ombudsman RI (www.ombudsman.go.id diakses pada 23 Maret 2019)

Dari data diatas dapat diketahui bahwa jumlah laporan pengaduan masyarakat yang
diterima oleh Ombudsman RI bidang pajak sebesar 1,37%. Prosentase tersebut memang tidak
terlalu besar bila dibandingkan dengan bidang lainnya, akan tetapi hal tersebut dapat menjadi
bahan evaluasi pemerintah terhadap permasalahan pajak. Selain itu upaya dalam pembayaran
pajak khususnya pajak daerah merupakan tanggungjawab pemerintah daerah.
Berdasarkan data laporan pengaduan masyarakat tersebut, pemerintah berusaha
memperbaiki kualias pelayanan untuk memperoleh kembali kepercayaan masyarakat. Salah satu
hal yang dilakukan pemerintah yakni melakukan inovasi terhadap pelayanan publik. Alasan
pemerintah berinovasi adalah untuk mencapai good governance yang menggiring pemerintah
untuk melakukan pelayanan yang lebih baik dan dengan standar yang lebih tinggi.
Mayoritas pekerjaan penduduk Kabupaten Nganjuk adalah petani dan petani hampir
menghabiskan waktunya di rumah karena sudah mearasa lelah apabila berpergian. Banyak petani
yang menunggak pembayaran pajak karena menunggu hasil panen. Jaunya jarak antara tempat
tinggal dengan kantor Samsat kota juga menjadi masalah dalam melakukan kewajibannya untuk
mengesahkan STNK, membayar Pajak Kendaraan Bermotor, membayar Sumbangan Wajib Dana
Kecelakaan Lalu Lintas Jalan, serta membayar Parkir Berlangganan.
Sebagai wujud nyata setiap instansi pemerintah berusaha untuk berinovasi dalam
memberikan layanannya. Salah satu instansi pemerintah yang menerapkan inovasi pelayanan
publik adalah di Kantor Bersama Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat)
Kabupaten Nganjuk menghadirkan inovasi pembayaran pajak tanpa harus datang ke kantor.
Layanan ini dinamakan Program Saputangan (Samsat Jemput Petani Nganjuk) untuk
mempermudah pembayaran pajak petani.
Inovasi SAPUTANGAN dilakukan atas kerjasama dan kolaborasi yang baik antar
instansi Pemerintah yang tergabung dalam Kantor Bersama Samsat, yang terdiri dari Satlantas
Polres Nganjuk dari unsur Polri, Badan Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Timur dari unsur
Pemerintah Daerah, dan PT. Jasa Raharja dari unsur BUMN yang menangani asuransi
kecelakaan lalu lintas. Pemerintah ingin selalu hadir untuk mendekatkan diri dalam melayani
masyarakat dengan menyediakan pelayanan publik yang lebih berkualitas dan tidak jauh dari
fokus komunitas masyarakat.
Dengan adanya inovasi SAPUTANGAN ini maka petani bisa melakukan pengurusan
berkas dan pajak kendaraan bermotor baik roda dua maupun roda empat di desa dan tidak perlu
jauh-jauh ke kantor Samsat kota. Selain itu juga untuk pengurusan berkas dan pajak kendaraan
bermotor baik roda dua maupun roda empat, petani tidak perlu menunggu panen tiba, tetapi para
petani yang tergabung dengan Koperasi LKMA Syariah Amanah Mandiri Desa Sekarputih
Kecamatan Bagor Kabupaten Nganjuk.bisa melakukan pembayaran dengan menyicil.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang dapat diambil dalam
penelitian ini adalah “Bagaimana Inovasi Pelayanan Program Saputangan (Samsat Jemput Petani
Nganjuk) Di Kantor Bersama Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat) Kabupaten
Nganjuk?”.
C. Tujuan Penelitian
Sehubungan dengan pemaparan latar belakang dan juga rumusan masalah dalam
penelitian ini, maka tujuan penelitian ini adalah Untuk mendeskripsikan Inovasi Pelayanan
Program Saputangan (Samsat Jemput Petani Nganjuk) Di Kantor Bersama Sistem Administrasi
Manunggal Satu Atap (Samsat) Kabupaten Nganjuk.
D. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kajian tentang pelayanan publik serta dapat
digunakan sebagai rujukan penelitian-penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis
a. Bagi Mahasiswa
1) Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan peneliti tentang pelayanan
pubik sehingga dapat menambah ketrampilan profesional sebagai bekal untuk terjun
ke masyarakat.
2) Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman dan ketrampilan melakukan
peneltian.

b. Bagi Unesa
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan tambahan refrensi dalam rangka
menambah dan melengkapi kajian tentang pelayanan publik.
c. Bagi Kantor Bersama Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat) Kabupaten
Nganjuk.
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat dan masukan bagi Kantor
Bersama Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat) Kabupaten Nganjuk terkait
dengan Inovasi Pelayanan Program Saputangan (Samsat Jemput Petani Nganjuk) di Kantor
Bersama Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat) Kabupaten Nganjuk.

Daftar Pustaka
https://tribratanews.id/inovatif-layanan-saputangan-jadi-program-unggulan-satlantas-polres-
nganjuk/
https://www.pelajaran.co.id/2017/17/pengertian-pelayanan-menurut-ahli-faktor-serta-fungsi-
dan-tujuan-pelayanan-terlengkap.html
https://www.kajianpustaka.com/2019/10/asas-prinsip-standar-dan-jenis-pelayanan-
publik.html?m=1
http://www.jdih.kemenkeu.go.id/fullText/2008/37TAHUN2008UU.html
https://ombudsman.go.id/
IMPLEMENTASI
BOLAM (BIOSKOP LITERASI ANAK DAN MASYRAKAT)
DI DINAS PERPUSTAKAAN DAN KERSIPAN KABUPATEN SIDOARJO
Oleh :
Linda Wahyuni (17040674011)

A. Latar Belakang
Pemerintah sebagai pelaksana pelayanan publik kepada masyarakat wajib
memberikan pelayanan yang bermutu dan berkualitas, masyarakat sebagai penerima
pelayanan menuntut untuk diberikan layanan yang mudah dan tidak berbelit-belit. Untuk
mencapai hal tersebut berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah untuk mencapai
kepuasan masyarakat yang telah diberikan, oleh karena itu berbagai inovasi dalam
pelayanan dilakukan oleh pemerintah agar tujuan utama dalam pelayanan dapat tercapai.
Setiap pelayanan publik baik di tingkat pusat maupun daerah merupakan tanggung jawab
pemerintah sebagaimana dalam Undang-Undang No.25 Tahun 2009 Pasal 1 tentang
pelayanan publik sebagai berikut :
‘’ 1. Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan
dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga
negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan
administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan
publik’’.
‘’2. Penyelenggara pelayanan publik yang selanjutnya disebut
Penyelenggara adalah setiap institusi penyelenggara
negara, korporasi, lembaga independen yang dibentuk
berdasarkan undang-undang untuk kegiatan pelayanan
publik, dan badan hukum lain yang dibentuk semata-mata
untuk kegiatan pelayanan publik’’
Salah satu bentuk pelayanan publik dan kewajiban pemerintah adalah memberikan
sarana dan prasarana yang lengkap dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang
ada, ini merupakan salah satu cita-cita bangsa indonesia sejak lama yang tertuang dalam
pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alenia keempat yang menyatakan bahwa :
"Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu
pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu
dalam suatu Undang-Undang Dasar negara Indonesia,(...)’’.
Kualitas sumber daya manusia yang ada pada suatu negara sangat mempengaruhi
bagaimana kondisi suatu negara, baik dimasa sekarang ataupun dimasa depan yang akan
datang. Pentingnya sumber daya manusia dalam proses pembangunan suatu negara dan
yang menentukan apakah negar tersebut akan berkembang dan maju atau mungkin
sebaliknya, suatu negara juga dapat menurun dan tidak aka pernah berkembang apabila
kualitas sumber daya yang ada kurang berkualitas. Karena sebgus apapun uang yang
teredia, fasilitas, atau bahkan sumber daya alam yang melimpah pada suatu negar kan
tetapi sumber daya manusia yang mengelola kekayaan negara tersebut masih dibawah
rata-rata, sehingga msih belum mampu mengelola dan mengembangkan kekayaan negara
maka akan sia- sia. Oleh karena itu sumber daya manusia yang berkualitas sangat di
perlukan dalam suatu negara.
Dalam pasal 7 UU No 43 tahun 2007 : ‘’Pemerintah berkewajiban:
a. mengembangkan sistem nasional perpustakaan sebagai upaya
mendukung sistem pendidikan nasional;
b. menjamin kelangsungan penyelenggaraan dan pengelolaan
perpustakaan sebagai pusat sumber belajar masyarakat’’;
Merujuk dari kutipan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 diatas untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa sangat perlu ditanamkan, untuk itu dilakukan memlalui
menumbuhkan dan membiasakan kebudayaan gemar membaca. Dengan membca jendela
dunia terbuka, wawasan terbuka lebar, dan banyak manfaat jangka panjang yang
didapatkan apabila suatu negara memiliki mayoritas masyarakat yang cerdas. Untuk itu
perlu diberikan sarana dan prasarana melalui perpustakaan. Dengan adanya perpustakaan
semua kalangan masyarakat dan pelajar dapat melakukan kebudayaan dalam membaca
melalui karya tulis, karya cetak, dan berbagai media sumber-sumber informasi yang
penting yang mana dapat di kumpulkan menjadi satu tempat yaitu perpustakaan. Hal ini
diperkuat dengan salah satu isi Undang-Undang Nomor 43 tahun 2007 yang berbunyi:
‘’Bahwa dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa
sebagaimana diamanatkan dalam UndangUndang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, perpustakaan sebagai wahana
belajar sepanjang hayat mengembangkan potensi masyarakat agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab dalam mendukung penyelenggaraan pendidikan nasional; b.
bahwa sebagai salah satu upaya untuk memajukan kebudayaan
nasional, perpustakaan merupakan wahana pelestarian kekayaan
budaya bangsa;’’
Untuk memenuhi cita-cita bangsa Indonesia pemerintah Kabupaten Sidoarjo
dalam hal ini melakukan daan membetuk satu perpustakaan daerah, dengan perpustakaan
diharapkan memenuhi kebutuhan pendidikan melalui pelayanan bidang pendididikan dan
penunjang pendidikan, karena salah satu penunjang pendidikan adalah menyediakan
perpustakaan. Pemerintah kabupaten Sidoarjo melakukan hal terseut dengan membentuk
dinas perpustakaan dan kearsipan kabupaten Sidoarjo, seperti dalam Undang-Undang
Nomor 43 tahun 2007 tentang Perpustakan menyebutkan bahwa:
‘’Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis,
karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem
yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian,
pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka. Pemustaka
adalah pengguna perpustakaan, yaitu perseorangan, kelompok
orang, masyarakat, atau lembaga yang memanfaatkan fasilitas
layanan perpustakaan. Pustakawan adalah seseorang yang memiliki
kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan dan/atau pelatihan
kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk
melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan’’.
Perpustakaan merupakan salah satu layanan yang mana terbuk untuk semua orang,
semua kalangan dapat menikmati fasilitas dan pelayanan di perpustakaan, hal ini tertuang
dalam PERDA Kabupaten Sidoarjo Nomor 16 Tahun 2019 Tentang Penyelenggaraan
Perpustakaan yang menyebutkan bahwa:
‘’Hak, Kewajiban, Dan Kewenangan Bagian Kesatu Hak Pasal 5
(1) Masyarakat mempunyai hak yang sama untuk: a. memperoleh
layanan serta memanfaatkan dan mendayagunakan fasilitas
perpustakaan; b. mendirikan dan/atau menyelenggarakan
perpustakaan; dan c. berperan serta dalam pengawasan dan
evaluasi terhadap penyelenggaraan dan pengelolaan
perpustakaan.
(2) Penyandang disabilitas berhak memperoleh layanan
perpustakaan.
(3) Layanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan kemampuan perpustakaan dan ketersediaan
sarana dan prasarana perpustakaan’’.
Di dinas kearsipan dan perpustakaan kabupaten sidoarjo terdaapat sarana dan
prasarana yang tersedia untuk masyarakat dan pelajar kabupaten sidoarjo antara lain :
1. Free wifi
2. Ruang khusus membaca
3. Area bermain untuk anak-anak umur 1-12 th
4. Ruang untuk pelajar dan umum di lantai 2
5. Layanan buku berbasis IT
6. E-book perpustakaan
7. Dan fasilitas lainnya
Melihat dari peraturan daerah kabupaten sidorjo No. 16 tahun 2019
Bagian Kedua Tujuan Pasal 3 tentang penyelengaraan
perpustakan menyebutkan bahwa: ‘’Penyelenggaraan
perpustakaan bertujuan untuk:
a. menyediakan layanan perpustakaan kepada masyarakat secara
cepat dan tepat;
b. mewujudkan keberlangsungan pengelolaan dan pengembangan
perpustakaandi Daerah; dan meningkatkan minat, perilaku
gemar membaca dan
c. membudayakan kegemaran membaca dan memperluas wawasan
serta pengetahuan, meningkatkan literasi kritis guna
mencerdaskan kehidupan masyarakat dan pembelajaran
sepanjang hayat’’.

UU 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah menjeleskan tekait inovasi


daerah antara lain sebagai berikut:
‘’Majunya suatu bangsa sangat ditentukan oleh inovasi
yang dilakukan bangsa tersebut. Untuk itu maka diperlukan adanya
perlindungan terhadap kegiatan yang bersifat inovatif yang
dilakukan oleh aparatur sipil negara di Daerah dalam memajukan
Daerahnya. Perlu adanya upaya memacu kreativitas Daerah untuk
meningkatkan daya saing Daerah. Untuk itu perlu adanya kriteria
yang obyektif yang dapat dijadikan pegangan bagi pejabat Daerah
untuk melakukan kegiatan yang bersifat inovatif. Dengan cara
tersebut inovasi akan terpacu dan berkembang tanpa ada
kekhawatiran menjadi obyek pelanggaran hukum’’. Selain itu
dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun
2017 TentangINOVASI DAERAH: Inovasi Daerah adalah semua
bentuk pembaharuan dalam penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah.

Dari perda di atas maka Dinas Kearsipan dan Perpustakaan kabupaten Sidoarjo
membuat suatu inovasi untuk meningkatkan budaya kegemaran dalam membaca untuk
memperluas pengetahuan yaitu dengan membangun satu fasilitas, fasilitas ini berbeda
dengan perpustakaan yang lainnya, yang mana inovasi yang dilakukan dalam hal ini
menjadi suatu hal yang menarik di perpustakaan Sidoarjo. Dengan sesuatu hal yang unik
dan berbeda dengan yang lainya, pihak perpustakaan berharap hal ini dapat meningktkan
jumlah pengunjung yang ada, sehingga selain meningkatkan jumlah pengunjung yang
datang juga berakibat pada peningkatan ketertarikan masyarakat dan kesukaan masyarakat
khususnya pelajar dan anak-anak tentang perpustakaan.

Dengan begitu kebiasaan dan budaya dalam mengunjungi perpustakaan akan


menjadi sesuatu kegiatan yang menyenangkan, hal ini diharapkan dengan adanya inovasi
yang dibuat di perpustakaan daerah kabupaten Sidoarjo memacu perpustakaan lainnya
untuk membuat inovasi yang unik, agar di mata masyarakat khususnya pelajar
perpustakaan bukanlah sesuatu hal yang membosankan akan tetapi berubah menjadi
sesutau hal yang sangat meyenangkan.
Selain fasilitas yang ada sebelumnya fasilitas yang terbaru dan terunik di
kabupaten Sidoarjo khususnya Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Sidoarjo
membuat suatu sarana dan prasarana yang bernama BOLAM (Bioskop Literasi Anak dan
Masyarakat). Ini dilakukan agar meningkatkan minat baca dan menambah pengetahuan
masyarakat sehingga masyarakat dan anak-anak di kabupaten sidoarjo tertarik untuk
berkunjung ke perpustakaan daerah sidoarjo. Bioskop Literasi Anak dan Masyarkat yang
selanjutnya disingkat BOLAM ini memiliki luas bangunan 8m x 10m. Dengan bangunan
baru bisokop mini literasi ini tak kalah dengan XXI karena dilengkapi dengan kursi yang
nyaman, Full AC, dan dapat menampung kapasitas penonton film atau video literasi
setidaknya 30 orang.
Gambar 1.1
Biosop Literasi Anak dan Masyrakat
Sumber surabaya.tribunnews.com

Bioskop Literasi Anak dan Masyarakat ini dibuat karena memiliki fungsi sebagai
sarana pelengkap edukasi dan hiburan khususnya di perpustakaan, sehingga pelajar dan
masyarakat yang datang ke perpustakaan kabupaten sidoarjo merasa nyaman dan bahagia
tidak berasa membosankan ketika berada di ruang lingkup perpustakaan. Sesuai dengan
namanya Bioskop Literasi di dalam Bisokop mini ini film yang diputar terkait video
litersi yang di tampilkan dalam bentuk video visual. Selain itu film-film yang diputar
dalam Bioskop Literasi Anak dan Masyarakat ini seperti perkembangan sejarah
Kabupaten Sidoarjo, Bupati yang pernah menjabat di kabupaten sidoarjo, kemudian
terkait film-film semburan lumpur yang menjadi bencana khas di daerah Kabupaten
Sidoarjo. Masih banyak film-film lain yang diputar di Bioskop Literasi dan Anak yang
ada di perpustakaan Kabupaten Sidoarjo bekerja sama juga dengan dinas-dinas lain
seperti Dinas Kepemudaan dan Olahraga dan masih banyak lainnya. Dikutip dari
(https://jatim.tribunnews.com/2019/01/17) Dalam pers ketika peresmian Bioskop Litersi
Anak dan Masyarkat pada tanggal 16 januari 2019 Kepala
Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Sidoarjo Endang Soesijanti mengtakan
"Film akan kita putar jam 09.00 WIB dan siang hari jam 11.00 WIB. Kita putar antara 1
sampai 2 judul film, gratis alias tidak dipungut biaya, Bukan seperti bioskop pada
umumnya’’.
Sedangkan dikutip dari website (https://beritatrends.com/2019/01/20) Bioskop
Literasi Anak dan Masyarakat ini di resmikan pada Menjelang peringatan Hari Jadi
Kabupaten Sidoarjo ke 160 yang jatuh pada tanggal 31 Januari 2019 nanti, Dinas
Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Sidoarjo sudah menyiapkan kado untuk masyarakat
Sidoarjo. Kado tersebut berupa Bioskop Mini Home Theater atau yang disebut Biosokop
Literasi Anak dan Masyarakat yang Berada di Dinas Perpustakan dan Kearsipan
Kabupaten Sidoarjo berlokasi di Jl Jaksa Agung Suprapto 5.
Sementara itu, Bupati Sidoarjo, Saiful Ilah mengapresiasi inovasi yang dilakukan
dinas Perpustakaan dan Arsip dengan melengkapi sarana dan prasarana yang dibutuhkan
sesuai dengan perkembangan jaman milenial seperti saat ini. 

Masalah yang ada adalah, pengunjung yang datang khususnya anak-anak hanya
anak- anak dan pelajar yang bertempat tinggal di sekitaran area lokasi perpustakaan
kabupaten sidoarjo, walaupun perpustakaan ini lingkupnya perpustakaan milik
pemerintah kabupaten sidoarjo sehingga dapat dijangkau masyarakat, anak, dan kalangan
pelajar area kabupaten sidoarjo. Berikut hasil beberapa wawancara dengan pelajar dan
mahasiswa terkait adanya perpustakaan kabupaten sidoarjo dan fasilitas yang ada di
dalamnya salah satunya Biosop Literasi Anak dan Masyarkat di sidoarjo sebgaai berikut :

Nurmalitasari Ega Arwidya (20 th), Mahasiswa, Perumahan Bluru Permai


Sidoarjo beliau menjawab :
‘’saya tau adanya perpustakaan karena dekat rumah
saya itu, waktu SMA sering ke sana tapi sekarang sudah
gapernah. Untuk adanya bioskop literasi cuma pernah tau dari
temen tapi belum pernah masuk’’. (Hasil wawancara tanggal
16 Febuari 2020, pukul 18.27)

Fulvian Rokhman Hakim (21 th), Mahasiswa, Perumahan TNI AL Sugihwaras,


beliau menjawab :
‘’selama ini saya tidak tau jika di sidoarjo ada
perpustakaan daerah, selama ini tidak tau jadi apalagi
mengunjunginya sama sekali tidak pernah, ditmbah lagi
fasilitasnya tidak tau sama sekali’’. (Hasil wawancara
tanggal 16 Febuari 2020, pukul 18.23)

Hal ini juga di ungkapan oleh Krisna yang rumahnya dekat dengan Fulvian
sebagai berikut Septyan Krisna Nugraha (20th), Mahasiswa, Perumahan TNI AL
Kedungkendo, beliau menjawab:
‘’perpustakaan sidoarjo tau, tidak pernah
mengunjungi karena di internet udah ada, dan juga mager
kejauhan, adanya bioskop saya tidak tau’’ (Hasil wawancara
tanggal 16 Febuari 2020, pukul 19.01)

Rizqi Silviasti (22 th) , Mahasiswa, Desa Balongdowo, beliau menjawab:


‘’aku tau kalau ada perpustakaan sidoarjo, dan
pernah mengunjungi 2 kali kalau engga 3 kali waktu SMA
sama kuliah semster 1 dulu, dan sekarang aku gatau kalau
ada bioskop literasi di sidoarjo’’. (Hasil wawancara tanggal
16 Febuari 2020, pukul 18.06)

Mella Nova W (21 th), Mahasiswa, Desa Kupang Lor Jabon, beliau menjawab:
‘’iya saya tau jika ada dinas perpustakaan di sidoarjo,
pernah mengunnjungi cuma 2 kali, tentang fasilitas bioskop
baru masih belum tau’’. (Hasil wawancara tanggal 16
Febuari 2020, pukul 18.26)

Selain dari para kalangan pelajar khususnya mahasiswa di atas ada juga dari
masyarakat yakni jawaban wawancara dari Mei Indah Sari (21 th), masyarakat perkerja
swasta, Desa Pamotan Porong menjawab:
‘’pernah berkunjung kesana tapi hanya sekali saja, jadi
mengenai fasilitas sarana dan prasarana disana saya kurang
tau’’ (Hasil wawancara tanggal 16 Febuari 2020, pukul
20.00)

Dari berbgai macam jawaban yang ada, saya berusaha mendapatkan narasumber
yang memiliki tempat tinggal yang berbeda- beda jaraknya dari lokasi perpustakaan
kaupaten sidoarjo. Mulai dari yang rumahnya terdekat sampai yang paling jauh dari lokasi
namun masih di kabupaten sidoarjo. Dari hasil tersebut dapat dianalisis bahwa masih
banyak mahaiswa yang tidak pernah dan jarang yang mengunjungi perpustakaan di
kabupaten sidoarjo, apalagi masyarakat. Nurmalitasari yang rumahnya dekat saja hanya
mengetahui namun sudah tidak pernah berkunjung ke perpustakaan bertahun-tahun
lamanya. Selain itu sample Fulvian yang berstatus mahasiwa saja tidak mengetahui
dengan adanya fasilitas yang ada di kabupaten sidoarjo terkait perpustakaan daerah nya
apalagi fasilitas di perpustakaan kabupaten sidoarjo salah satunya tentang Bioskop
Literasi yang tersedia.

Hasil wawancara dari beberapa mahasiswa dan pekerja atau sebagai masyarakat
terlihat bahwa kendala atau permasalahannya adalah ada pada lokasi yang kurang
menjangkau seluruh wilayah kabupaten sidoarjo dan informasi yang memuat
perpustakaan, salah satunya adalah Bioskop Literasi Anak dan Masyarakat yang menjadi
fasilitas baru di perpustakaan, hampir seluruh sample yang saya wawancara tidak tau
tentang adanya Bioskop Literasi Anak dan Masyarakat, apalagi mengunjungi bioskop
tersebut.
Berdasarkan latar belakang diatas, Bioskop Literasi Anak dan Masyarakat
(BOLAM) di resmikan kurang lebih satu tahun lamanya, dimana Biosokop ini dibuat dan
dibangun oleh Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Sidoarjo, dalam
pengimplementasiannya selama ini masih banyak masyarakat bahkan dikalangan
mahasiswa dan pelajar belum mengetahui tentang adanya fasilitas di perpustakaan
kabupaten sidoarjo, sehingga bkurangnya sosialisasi dan komunikasi yang seharusnya
dilakukan oleh pihak pengelola perpustakaan Kabupaten Sidoarjo. Karena sebagaimana
tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan jumlah pengunjung yang datang di
perpustakaan daerah ini.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat di tarik rumusan masalah
seagai berikut ‘’Bagaimana Implementasi Bioskop Literasi Anak dan Masyarakat di
Dinas Perpustakan dan Arsip Kabupaten Sidoarjo?’’.
C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab rumusan masalah diatas, untuk
mediskripsikan Bagaimana Implementasi Bioskop Literasi Anak dan Masyarakat di
Dinas Perpustakan dan Arsip Kabupaten Sidoarjo
D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang diatas, maka diharapkan penelitian ini memiliki


manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis
Dari hasil penelitian ini maka diharapkan penelitian ini dapat berguna bagi
perkembangan Ilmu Administrasi Negara, dan mampu memberikan manfaat
bagi peneliti-peneliti dengan tema yang sama, sehingga mampu membrikan
kontribusi bagi keilmuan Administrasi Negara sebagai upaya untuk:
a) Memperkaya kajian-kajian Ilmu Administrasi Negara
b) Sebagai bahan pertimbangan dan referensi untuk peneliti-peneliti
dengan tema implementasi ataupun penelitian terkait bioskop
literasi
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman dalam menulis
dan mengaplikasikan pengetahuan teori selama di bangku kuliah dengan
pengaplikasian di lapangan, serta memberikan semangat untuk melakukan
penelitian berikutnya.
b. Bagi Mahasiswa
Dengan penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi
untuk penelitian mahasiswa lainnya.
c. Bagi Universitas
Bagi Universitas Negeri Surabaya Diharapkan dapat menjadi tolak ukur
dalam pengembangan penelitian dan dapat dijadikan kajian-kajian ilmiah
khususnya penelitian dibidang implementasi kebijakan publik.
d. Bagi Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Sidoarjo
Dengan hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan kritikan dan
masukan bagi pihak Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Sidoarjo
dalam implementasi Bioskop Literasi Anak dan Masyarakat agar terus
memberikan pembaruan dalam pelaksanaan sehingga tujuan dapat tercapai
dengan maximal.
Nama : Alhandi Buditama
NIM : 17040674012

1. Topik : Kesejahteraan Masyarakat


2. Judul :
“Pengaruh Adanya Universitas Negeri Surabaya Terhadap Kesejahteraan
Masyarakat di Daerah Ketintang”

3. Latar Belakang
Surabaya merupakan Ibu Kota Provinsi Jawa Timur. Sebagai Kota Metropolitan,
Surabaya menjadi pusat kegiatan ekonomi, keuangan dan bisnis di daerah Jawa Timur.
Surabaya dan kawasan sekitarnya merupakan kawasan yang paling pesat pembangunan
ekonominya di Jawa Timur dan salah satu yang paling maju di Indonesia dengan
pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 7,5% per tahun. Sebagian besar penduduknya
bergerak dalam bidang jasa, industri, dan perdagangan. Surabaya juga merupakan pusat
pendidikan di wilayah Jawa Timur. Mulai dari pendidikan tingkat dasar hingga lanjutan
atau Perguruan Tinggi terdapat di Surabaya. Salah satu yang menjadi pusat pendidikan di
Surabaya adalah Perguruan Tinggi baik Negeri maupun Swasta. Terdapat 74 Perguruan
Tinggi di Surabaya. Hal tersebut yang menjadikan Surabaya menjadi kota padat
penduduk. Bukan hanya penduduk asli Surabaya, akan tetapi banyak penduduk
pendatang di Surabaya. Penduduk pendatang tersebut sebagian besar terdiri dari pelajar
atau mahasiswa. Mereka datang dari daerah yang ada di Indonesia. Adanya Perguruan
Tinggi di Surabaya berdampak positif bagi masyarakat salah satunya adalah perubahan
sosial ekonomi. Hal ini dapat dilihat dari peningktan pendapatan yang lumayan
signifikan, perubahan mata pencaharian yag dulunya petani kini menjadi pedagang,
pengusaha kos, dan juga ada yang menjadi bagian dari Perguruan Tinggi baik petugas
keamaan, petugas kebersihan, pegawai biro, dan juga dosen Perguruan Tinggi sekitar,
selain itu juga perubahan yang dapat dilihat melalui peningkatan taraf kehidupan yang
menjadi lebih baik yang berdampak dari dua faktor perubahan penghasilan dan
perubahan mata pencaharian seperti saat ini masyarakat banyak yang sudah memiliki
kendaraan dan rumah yang permanen untuk kehidupan yang lebih layak dan juga akses
ekonomi yang lancar. Salah satu Perguruan Tinggi di Surabaya adalah Universitas Negeri
Surabaya. Universitas Negeri Surabaya memiliki 2 kampus yang berada di wilayah
Ketintang, dan Lidah Wetan Surabaya. Kampus pusat Universitas Negeri Surabaya
terletak di wilayah Lidah Wetan.
Sejarah Unesa tidak dapat dipisahkan dari IKIP Surabaya yang dimulai sekitar
tahun 1950. Berawal dari kursus B-I dan B-II bidang Ilmu Kimia dan Ilmu Pasti yang
memanfaatkan sarana dan prasarana berupa ruang kelas dan laboratorium dari pendidikan
Belanda, Hoogere Burger Schol (HBS). Kursus-kursus tersebut diselenggarakan di
Surabaya untuk memenuhi kebutuhan tenaga guru setingkat SLTP dan SLTA.
Berdasarkan SK Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan nomor 182/1964
tertanggal 19 Desember 1964, secara resmi IKIP Surabaya berdiri sendiri dengan
pimpinan suatu presidium Tanggal tersebut ditetapkan sebagai tanggal kelahiran IKIP
Surabaya yang setiap tahun diperingati sebagai dies natalis IKIP Surabaya. Pada tahun
1964, IKIP Surabaya mempunyai lima fakultas, yaitu (1) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP),
(2) Fakultas Keguruan Ilmu Sosial (FKIS), Fakultas Keguruan Sastra Seni (FKSS), (4)
Fakultas Keguruan Ilmu Eksakta (FKIE), dan (5) Fakultas Keguruan Ilmu Teknik
(FKIT). Dengan kepercayaan untuk menyelenggarakan perluasan mandat (wider
mandate), IKIP Surabaya berubah menjadi Universitas Negeri Surabaya (Unesa)
berdasarkan SK Presiden R.I. nomor 93/1999 tertanggal 4 Agustus 1999 dengan
mengelola enam fakultas, yaitu (1) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), (2) Fakultas Bahasa
dan Sastra (FBS), (3) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), (4)
Fakultas Ilmu Sosial (FIS), (5) Fakultas Teknik (FT), dan (6) Fakultas Ilmu Keolahragaan
(FIK).
Saat ini Unesa mengelola 63 program studi, kependidikan maupun nonkependidikan,
dengan jenjang diploma (D2 dan D3), strata satu (S1), dan pascasarjana yang terdiri atas
strata dua (S2) dan strata tiga (S3). Karena perjalanan Unesa tidak dapat dipisahkan dari
IKIP Surabaya, maka hari kelahiran (dies natalis) Unesa tetap menggunakan dies natalis
IKIP Surabaya.
Kehadiran Universitas Negeri Surabaya membawa dampak positif bagi
masyarakat Ketintang, terutama dalam sektor kesejahteraan masyarakat. Faktor
kesejahteraan tersebut dapat dinilai melalui meningkatnya perekenomian masyarakat
Ketintang. Sebagian besar masyarakat memanfaatkan kehadiran Universitas Negeri
Surabaya untuk membangun tempat kos, warung makan, cafe, usaha percetakan dan alat
tulis, dll . Dengan demikian, wilayah Ketintang menjadi salah satu pusat keramaian di
Surabaya. Hal tesebut menarik investor baik lokal maupun asing untuk mendirikan usaha
di wilayah Ketintang. Kehadiran Universitas Negeri Surabaya juga didukung dengan
adanya pusat belanja modern yang benama Royal Plaza. Royal Plaza meupakan pusat
belanja modern di Surabaya yang memiliki fasilitas lengkap dengan harga yang
terjangkau. Dengan adanya Royal Plaza diharapkan memberikan dampak positif bagi
masyarakat Ketintang baik masyarakat asli, maupun pendatang. Dengan demikian,
kehadiran Universitas Negeri Surabaya memiliki pengaruh dan dampak yang besar bagi
kesejahteraan masyarakat Ketintang.
4. Rumusan Masalah
1. Apa dampak dari adanya Universitas Negeri Surabaya bagi masyarakat Ketintang?
2. Apa faktor yang mempengaruhi kesejahteraan masyarakat di lingkungkungan
Ketintang dengan adanya Universitas Negeri Surabaya ?

5. Tujuan Penelitian
Tujuan penulisan penelitian ini adalah untuk mengkaji keberhasilan dengan adanya
Universitas Negeri Surabaya dalam upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
di daerah Ketintang

6. Manfaat Penelitian
1. Mengetahui dampak dari adanya Universitas Negeri Surabaya di daerah Ketintang.
2. Mengetahui faktor yang mempengaruhi kesejahteraan masyarakat di lingkungkungan
Ketintang dengan adanya Universitas Negeri Surabaya.

Daftar Pustaka
https://id.scribd.com/doc/298951577/Deskripsi-Wilayah-Kota-Surabaya
https://www.unesa.ac.id/page/tentang-unesa/sejarah
Nama : Vivi Roudlotus Syarifah
Nim : (17040674013)
Kelas : S1 Ilmu Adm. Negara 2017 A

1. Topik masalah : Pendidikan


2. Judul penelitian : “ Evaluasi Program Sekolah Terbuka di SMAN 1 Kepanjen, Malang“
3. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan anak dan bagi
kemajuan perkembangan suatu bangsa dan Negara sesuai dalam Pembukaan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 yang berbunyi “Kemudian
daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka…”.
Sehingga pendidikan menjadi salah satu tujuan penting di Indonesia.
Pendidikan di Indonesia dapat ditempuh melalui pendidikan formal dan
pendidikan non-formal. Namun, tidak semua anak dapat menempuh pendidikan dengan
optimal karena banyak faktor seperti faktor ekonomi , terdampak bencana, terpencil, dll.
Dalam mengatasi hal ini pemerintah mengeluarkan suatu kebijakan melalui peraturan
menteri yaitu Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
72 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan Pendidikan Layanan Khusus. Dalam Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2013 Tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Layanan Khusus terdapat bentuk penyelenggaraan
pendidikan melalui sekolah terbuka. Sekolah terbuka merupakan salah satu upaya
pemerintah menjamin akses pelayanan pendidikan agar tercukupi, merata, dan terjangkau
di daerah tersebut, sehingga anak-anak atau siswa memperoleh akses yang mudah ke
sekolah dan pendidikan dapat merata untuk semua kalangan masyarakat. Sekolah terbuka
juga bertujuan untuk melengkapi layanan pendidikan yang sudah ada dan diutamakan
melayani peserta didik yang mengalami hambatan secara social, ekonomi, geografis dan
juga keterbatasan waktu. SMA terbuka merupakan solusi yang tepat untuk peningkatan
Angka Partisipasi Kasar (APK) tingkat menengah.Di Jawa Timur terdapat beberapa
sekolah terbuka yang ditunjuk oleh pemerintah salah satunya adalah SMAN 1 Kepanjen,
Malang.
SMAN 1 Kepanjen, Malang menjadi sekolah induk untuk sekolah terbuka
berbasis online. Dimana dalam hal ini SMAN 1 Kepanjen, Malang menjadi pelaksana
program sekolah terbuka tingkat SMA jarak jauh . Prinsip jarak jauh yang diterapkan di
SMA terbuka yang diselenggarakan di SMAN 1 Kepanjen Malang ini memiliki sistem
terpisah antara pendidik dan peserta didik lintas ruang dan waktu, adanya interaksi
pembelajaran oleh berbagai sumber belajar TIK (Teknologi, Informasi dan Komputer)
dan juga media lain, serta diorganisasikan secara sistematis dalam suatu organisasi sesuai
aturan yang berlaku dan layanan bantuan belajar dan dimungkinkan adanya tatap muka
secara terbatas hal ini tentu berbeda dengan konsep di SMA regular. Pemerintah
Kabupaten Malang Jawa Timur merintis sekolah terbuka jenjang Sekolah lanjutan tingkat
atas guna meningkatkan Angka Partisipasi Kasar (APK) siswa sekolah menengah atas
atau kejuruan (SMA/SMK) dengan didukung fasilitas perangkat tablet. Dalam hal ini
program belajar mengajar jarak jauh akan menggunakan sistem online dengan tablet serta
pulsa gratis oleh pemerintah. Namun dalam tahap implementasinya ini masih
memperoleh beberapa hambatan diantaranya rentan terjadi penyelewengan penggunaan
tablet oleh para siswanya serta kurangnya bekal ilmu informasi dan teknologi para
pengajar di SMA terbuka ini.
4. Rumusan Masalah

1. Bagaimana evaluasi dari program sekolah terbuka di SMAN 1 Kepanjen, Malang?

5. Tujuan

1. Untuk mengevaluasi dan mendeskripsikan kekurangan maupun kendala dalam program


sekolah terbuka SMAN 1 Kepanjen, Malang.

6. Manfaat Penelitian

3. Manfaat Teoritis
c) Menambah kajian ilmu administrasi Negara
d) Menjadi referensi untuk penelitian pada bidang yang berkaitan atau serupa.
4. Manfaat Praktis
d) Bagi Penulis
Penilitian ini diharapkan mampu memberikan pengalaman menulis yang baik dan
pengaplikasian ilmu yang sudah ditempuh dalam bangku perkuliahan.
e) Bagi Mahasiswa
Penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan referensi atau tambahan literasi
untuk materi perkuliahan maupun penelitian mahasiswa.
f) Bagi Universitas
Diharapkan mampu menjadi tolak ukur untuk mengembangkan penelitian serta
menjadi kajian ilmiah dalam bidang evaluasi kebijakan publik.
Nama : Annisah Ristiananda
NIM : 17040674028

1. Judul
Implementasi Program Permakanan Dinas Sosial Kota Surabaya (Studi Kasus
pada Kelurahan Lontar, Kecamatan Sambi Kerep, Kota Surabaya)

2. Latar Belakang
Sebuah Negara dapat dikatakan maju apabila negara tersebut dapat memenuhi
beberapa kriteria yang ada seperti memiliki Pendapatan Nasional Bruto per kapita tinggi,
angka pertumbuhan penduduk yang relatif rendah, standar hidup yang relatif tinggi yang
dapat dilihat dari kemajuan teknologi dan perekonomiannya yang merata. Perekonomian
yang merata inilah yang dapat mempengaruhi kualitas hidup dan kesejahteraan rakyat yang
tinggi (https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/10/070000769/perbedaan-negara-
maju-dan-negara-berkembang?page=all). Kesejahteraan rakyat ini meliputi pula
kesejahteraan sosial.
Di Negara Indonesia, kesejahteraan sosial masyarakatnya juga menjadi salah satu
tujuan Negara yang dituangkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun 1945
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kesejahteraan Sosial rakyat menjadi salah satu
tanggung jawab besar Negara, karena dengan terselenggaranya kesejahteraan sosial maka
dapat mempengaruhi jalannya suatu Negara. Di Indonesia terdapat peraturan tertulis yang
mengatur terkait kesejahteraan sosial yaitu pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 39 Tahun 2012.
Namun, meskipun telah diatur dalam sebuah peraturan perundang-undangan,
kesejahteraan sosial di Indonesia masih belum berjalan dengan baik. Hal ini dikuatkan
dengan masih banyaknya para penyandang masalah kesejahteraan sosial yang sering disebut
dengan PMKS yang tersebar di hampir seluruh daerah di Indonesia. Menurut Kementerian
Sosial Republik Indonesia, PMKS ini mengalami satu atau beberapa masalah terkait
kesejahteraan sosial seperti kemiskinan, anak terlantar, lanjut usia terlantar dan sebagainya.
Dalam penanganan PMKS, setiap daerah di Indonesia memiliki kebijakannya masing-
masing sesuai dengan otonomi daerahnya. Salah satu contoh daerah dengan kebijakannya
untuk menangani PMKS ini adalah Kota Surabaya. Pemerintah Kota Surabaya memiliki
program permakanan yang diatur dalam Peraturan Walikota Nomor 19 Tahun 2016.
Program permakanan ini dilaksanakan Pemerintah Kota Surabaya melalui Dinas Sosial Kota
Surabaya yang bekerjasama dengan kelurahan dan pihak-pihak pelaksana yaitu Karang
Werdha, Panti Asuhan, dan IPSM yang telah dipercayai oleh Dinas Sosial. Program
permakanan ini dilakukan untuk mengurangi angka PMKS yang menderita karena
kelaparan.
Program permakanan yang telah berjalan dari tahun 2016 ini tak luput dari adanya
permasalahan dalam pengimplementasiannya. Dalam pengamatan peneliti terdapat beberapa
petugas kirim yang mengantarkan permakanan pada sekitar pukul 10.00. Sedangkan
berdasarkan kutipan dari Kasi Perlindungan Sosial Dinas Sosial Surabaya, Edy Siswanto
kepada Radar Surabaya mengatakan bahwa program permakanan dibantu oleh 251 petugas
kirim yang bertugas mengirim makanan sebelum pukul 09.00.
(https://radarsurabaya.jawapos.com/read/2018/08/14/92687/bantuan-permakanan-dari-
pemkot-surabaya-2018-capai-17537-orang, online. diakses pada 13 april 2019). Serta
berdasarkan dari wawancara pada Bapak Rosyid selaku dari Dinas Sosial terdapat suatu
permasalahan dimana petugas kirim juga hanya mengirimkan bantuannya hanya ke balai
RW saja tanpa mengirimkan hingga ke alamat penerima bantuan permakanan (Wawancara
dengan Bapak Rosyid selaku dari Dinas Sosial pada 16 April 2019). Hal ini jelas
bertentangan dengan yang dituliskan dalam peraturan yang tertulis tentang pelaksanaan
program permakanan ini.

Adanya permasalahan dalam program permakanan ini menyebabkan


pengimplementasian Program permakanan ini menjadi kurang maksimal. Berdasarkan
model implementasi Grindle (1980), terdapat gap antara realita dengan kepatuhan dan daya
tanggap pelaksana kebijakan. Pelaksana kebijakan yang dimaksud disini adalah petugas
kirim yang tak patuh terhadap peraturan yang telah dibuat. Oleh karena adanya masalah
dalam proses implementasi program permakanan tersebut menjadikan peneliti tertarik untuk
mengkaji terkait implementasi program permakanan, yang juga disebut sebagai program
satu-satunya di Indonesia oleh Walikota Surabaya Tri Risma Harini yang membagikan
makanan bagi masyarakatnya (https://radarsurabaya.jawapos.com/
read/2018/08/14/92687/bantuan-permakanan-dari-pemkot-surabaya-2018-capai-17537-
orang, online. diakses pada 13 april 2019).

3. Rumusan Masalah
Bagaimana implementasi program permakanan dari Dinas Sosial Kota Surabaya
terhadap masyarakat Kelurahan Lontar, Kecamatan Sambi Kerep, Kota Surabaya?

4. Tujuan Penelitian
Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi program
permakanan dari Dinas Sosial Kota Surabaya terhadap masyarakat Kelurahan Lontar,
Kecamatan Sambi Kerep, Kota Surabaya.

5. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi tentang
Implementasi Program Permakanan Kota Surabaya di Kelurahan Lontar,
Kecamatan Sambi Kerep, Kota Surabaya.
2. Manfaat Praktis
1. Pemerintah Kota Surabaya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu acuan untuk
meningkatkan implementasi program permakanan di Kelurahan Lontar,
Kecamatan Sambi Kerep, Kota Surabaya dan dapat sebagi evaluasi untuk
program kedepannya.
2. Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan masyarakat
tentang program permakanan di Kelurahan Lontar, Kecamatan Sambi Kerep,
Kota Surabaya.
3. Mahasiswa
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi salah satu acuan dalam penelitian
selanjutnya dan sebagai bahan untuk mempelajari tentang Studi
Implementasi.

4. Peneliti
Manfaat bagi penelti adalah mendapatkan pengalaman langsung dalam
meneliti tentang program permakanan di Kelurahan Lontar, Kecamatan
Sambi Kerep, Kota Surabaya.
Nama : I Made Prastika Angga
Nim : 17040674029
Mtkul : Metode Penelitian Administrasi
Jurusan : Administrasi Publik

1. Topik penelitian
- Topik penelitian yang saya ambil yaitu tentang Penataan Pedagang Kaki Lima (dalam
sektor tata ruang dan ekonomi)
2. Judul Penelitian
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA DI KOTA
SURABAYA
(Studi kasus di Kawasan Sentra PKL Karah - Surabaya)
3. Latar Belakang
Kota Surabaya merupakan salah satu kota Metropolitan yang memiliki berbagai macam
permasalah yang harus diselesaikan, Surabaya secara fisik dan ekonomi memang telah
berkembang secara luar biasa, namun pertumbuhan kota yang besar-besaran itu tidak diimbangi
dengan ekonomi yang memberikan kesempatan kerja bagi penduduk yang bertambah dengan
cepat. Di berbagai kota besar, kesempatan kerja yang tersedia biasanya lebih banyak di sektor
formal dan jasa yang menuntut prasyarat pendidikan tinggi, padahal ciri-ciri para migran yang
melakukan urbanisasi ke kota besar umumnya adalah berpendidikan rendah, dan sudah
berkeluarga.
Terciptanya perluasan kesempatan kerja bagi masyarakat luas merupakan pencerminan
yang terdapat dalam Undang-Undang Dasar 1945, dimana kemakmuran masyarakatlah yang
diutamakan bukan kemakmuran orang per orang. Tingkat pertumbuhan angkatan kerja yang
terus meningkat baik itu di desa maupun di kota besar seperti Surabaya, itu sering tidak
diimbangi dengan tingkat pertumbuhan lapangan pekerjaan. Dari sinilah awal adanya
kecenderungan bahwa, mereka yang tidak tertampung di sektor formal terpaksa berpartisipasi
pada sektor informal yang bisanya bergerak dalam bidang atau sektor jasa dan perdagangan.
Surabaya, sekalipun telah diakui terjadi berbagai kemajuan dalam hal pembangunan fisik, tetapi
kita tidak bisa menutup mata bahwa disaat yang sama juga masih menyisakan berbagai masalah
sosial yang tak kalah pelik. Terutama aktivitas Pedagang Kaki Lima yang tersebar di Kota
Surabaya yang menjajakan dagangannya tanpa mengindahkan aturan yang ada. Dimana dari
tahun ke tahun jumlah PKL di Surabaya terus bertambah dan tidak bisa dikontrol sepenuhnya
oleh pemerintahan Kota Surabaya
Berdasakakn kenyataan awal keberadaan PKL liar di Kota Surabaya masih banyak dan
masih tumbuh dengan pesat khususnya di wilayah Kota Surabaya. Permasalahan PKL bukan
hanya permasalahan pemerintah kota Surabaya dan pedagang kaki lima saja tetapi juga
merupakan masalah masyarakat umum. Namun bila pedagang kaki lima digusur begitu saja,
masyarakat pun akan sulit memenuhi kebutuhan mereka yang biasanya disediakan oleh
pedagang kaki lima tersebut. Sedangkan bagi pemerintah kota Surabaya, kebijakan yang
dikeluarkannya belum dapat diterapkan dengan baik. Tujuan untuk menciptakan sebuah kota
yang indah, tertib dan teratur belum dapat terpenuhi karena keberadaan mereka, sedangkan
pemerintah sendiri belum dapat memberikan solusi yang tepat bagi persoalan pedagang kaki
lima. Pemerintah Kota Surabaya terus melakukan penataan bagi Pedagang Kaki Lima (PKL),
hal ini dibuktikan dengan adanya sentra-sentra PKL yng sudah disiapkan oleh Pemkot Surabaya
khususnya oleh dinas Kopersai dan Usaha kecil Mirkro. Sentra – sentra PKL ini dibuat untuk
mengatur dan memberikan tempat berjualan yg layak untuk PKL, agar PKL tidak lagi
menganggu ketertiban dan keindahan Kota Surabaya. Dimana di wilayah Kota Surabaya masih
kita temui PKL liar yang berjualan secara semrawut dan mengganggu ketertiban umum. Dari
kondisi inilah maka kami ingin meneliti lebih lanjut bagaimana Pelaksanaan Penataan Pedagang
Kaki Lima di Sentra PKL Karah, Kota Surabaya. Apakah para PKL di Sentra PKL Karah ini
mendapatkan perhatian, pembinaan, sarana dan prasarana penunjang serta tempat yang layak dan
strategis untuk mereka berjualan .
4. Rumusan Masalah :
Bagaimana Implementasi Kebijakan Penataan Pedagang Kaki Lima di Kawasan Sentra
PKL Karah, Kota Surabaya?
5. Tujuan Penelitian :
Untuk mengetahui Implementasi Kebijakan Penataan Pedagang Kaki Lima di Kawasan
Sentra PKL Karah, Kota Surabaya

6. Manfaat Penelitian :
a. Manfaat secara Teoritis
- Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman dan pengembanagn teori
khususnya Metode Penelitian Administrasi.
- Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber referensi penelitian-
penelitian berikutnya yang sejenis.
b. Manfaat secara Praktis
- Hasil penelitian ini diharapkan dapat memenuhi tugas Metode Penelitian Administrasi dan
menambah wawasan mengenai implementasi kebijakan, serta meningkatkan kemampuan
menganalisis dan meningkatkan pola pikir kami melalui penulisan karya ilmiah ini.
- Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran terhadap segala
permasalahan yang terjadi di masyarakat khususnya PKL dan menambah koleksi laporan
penelitian terkait Implementasi Kebijakan untuk Universitas Negei Surabaya.
- Hasil penelitian ini diharapkan mampu dijadikan patokan dasar dalam mengevaluasi
pengimplementasian Kebijakan Penataan Pedagang Kaki Lima di Kawasan Sentra PKL Karah,
Kota Surabaya oleh Dinas Koperasi dan Usaha Mikro dalam pengoptimalan kebijakan yang
dibuat.
- Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembaca
Ahmad doni (030)
Judul : Pengukuran Efektivitas Program Surabaya Green & Clean berbasis sustainable
development

Latar Belakang
Surabaya, sebagai kota yang sedang berkembang berupaya melakukan
pembangunan, mulai dari infrastruktur, sarana prasarana, hingga kualitas sumber daya
manusianya. Pertambahan jumlah penduduk di perkotaan yang pesat berdampak terhadap
peningkatan jumlah sampah yang di hasilkan. Berdasarkan data pada tahun 2013 dan
2014, volume sampah yang dihasilkan warga Surabaya mencapai 1.100 ton. Namun
memasuki tahun 2015, volume sampah meningkat menjadi sekitar 1.400 ton setiap
harinya. Jumlah tersebut akan meningkat pada saat-saat tertentu, seperti lebaran idul fitri
dan tahun baru. Sampah padat sebanyak ± 27.966 M³ per hari tersebut baru sekitar 25.925
M³ sampah diangkut oleh 757 truk ke Tempat TPA sampah, sehingga menyisakan ± 2041
M³ yang tak terangkut dan tercecer di berbagai tempat. Peningkatan jumlah sampah yang
tidak diikuti oleh perbaikan dan peningkatan sarana dan prasarana pengelolaan sampah
mengakibatkan permasalahan sampah menjadi komplek, antara lain sampah tidak
terangkut dan terjadi pembuangan sampah liar, sehingga dapat menimbulkan berbagai
penyakit, kota kotor, bau tidak sedap, mengurangi daya tampung sungai dan lain-lain.
Green city merupakan salah satu konsep pendekatan perencanaan kota yang
berkelanjutan, dikenal juga sebagai kota ekologis atau kota yang sehat. Artinya adanya
keseimbangan antara pembangunan dan perkembangan kota dengan kelestarian
lingkungan. Green 95 city bukan hanya kota yang hijau berkat taman-taman kota yang
indah di RTH, tatapi juga didukung oleh planning and design atau perencanaan dan
rekayasa. Kota Surabaya sebagai green city dengan program green building, dilengkapi
dengan salah satu indikatornya yaitu green waste. Artinya, pembangunan kota Surabaya
masa depan harus ditunjang dengan kebersihan lingkungan.
Terobosan yang patut dibanggakan adalah, diadakannya program Surabaya Green
and Clean (SGC). Program ini dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Surabaya sejak tahun
2005. Program ini diinisiasi oleh pemkot yang diwakili Dinas Kebersihan dan
Pertamanan Kota Surabaya, pihak media yaitu Jawa Pos, dan pihak swasta yakni Yayasan
Unilever Indonesia (YUI). Program ini merupakan bentuk strategi sosialisasi, edukasi dan
apresiasi pada masyarakat, demi peningkatan kualitas lingkungan. Kota Surabaya yang
dulu terkenal dengan kota panas ini bekerja keras bersama masyarakat dan banyak
lembaga, ormas dan perusahaan berhasil membangun image baru.

Rumusan Masalah
1. Bagaimana pelaksanaan program Green and Clean di Kota Surabaya?
2. Apakah seluruh warga Surabaya dapat menerapkan program tersebut?
3. Bagaimana hasil dari diterapkannya program Surabaya Green and Clean (SGC)
yang berimplikasi pada konsep Sustainable Development?
4. Bagaimana manfaat serta kekurangan dari diterapakannya program Surabaya
Green and Clean yang berbasis Sustainable Development?

TujuanPenelitian
1. Mengetahuibagaimanapenerapandalampelaksanaan program Green and Clean di
Kota Surabaya
2. Mengukur sejauh mana tingkat budaya mutu lingkungan warga Surabaya dan
menggali seberapa besar hubngan budaya mutu lingkungan dalam pelaksanaan
SGC
3. Mengetahuihasildaripenerapan program Surabaya Green and Clean (SGC)
apakahsudahdapatmerubahwajahbarudari Surabaya ataukah belum
4. Dapatmengetahuimanfaat yang diperolehdaripenerapan program SGC
sertadapatmenganalisiskekuranganapasaja yang adapada program tersebut

ManfaatPenelitian
1. Manfaatsecarateoritis
a. Hasildaripenelitian in
diharapkandapatmemberikanpemahamandanpengembangan teori khususnya
mengenai pengimplementasian kebijakan publik dan pembangunan
berkelanjutan.
b. Hasil dari penelitian ini diharap dapat dijadikan sebagai sumber referensi
penelitian-penelitian berikutnya.
2. Manfaatsecarapraktis
a. Hasilpenilitian inI
diharapkandapatmemenuhitugasMetodePenelitiansertadapatmenambahpenget
ahuandanwawasanmengenaiinovasi program Surabaya Green and clean.
b. Hasilpenelitian inI diharapkanmampu untuk dijadikan bahan dasar dalam
mengukur efektifitas penerapann program SGC.
c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menginspirasi dan memotivasi
masyarakat mengenai permasalahan tentang sampah demi masa depan yang
akan datang untuk bekal anak cucu dikemudian hari dengan menerapkan dan
menjalankan pembangunan bekelanjutan.
d. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menembah wawasan dan pengetahuan
bagi pembaca.
NAMA : ALIFIAH TRI SETYA CAHYANDARI
NIM : 17040674031

1. Topik penelitian:
Kerjasama Antar Daerah
2. Judul Penelitian
Efektifitas Program Kerjasama Antar Daerah di Kawasan Perkotaan Metropolitan
Yogyakarta, Sleman, dan Bantul (Kartamantul) dalam Pengelolaan Prasarana Jalan
3. Latar Belakang Masalah
DalamUU Nomor 22 Tahun 1999 tentang otonomi daerah telah memberikan kesempatan
bagi Pemerintah Daerah untuk memberikan alternatif solusi yang inovatif dalam
menghadapi tantangan-tantangan yang dihadapinya. Pemerintah Daerah dituntut untuk
memberikan perhatian yang lebih besar terhadap kualitas penyelenggaraan pelayanan publik
dasar serta bagaimana meningkatkan kemandirian daerah dalam melaksanakan
pembangunan. Berasal dari pengertian tersebut, pada saat ini konsep desentralisasi dan
Otonomi Daerah diartikan oleh daerah hanya fokus pada usaha penataan dan percepatan
pembangunan di wilayahnya masing-masing. Penerjemahan seperti ini ternyata belum cukup
efisien dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, karena tidak dapat dipungkiri
bahwa maju mundurnya satu daerah juga bergantung pada daerah-daerah lain, khususnya
daerah yang berdekatan.
Pada UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah lebih jelas memberikan
legalitas yang besar untuk dilaksanakannya kerjasama pembangunan, baik dengan pihak
ketiga (publik atau swasta) maupun kerjasama antar daerah yang bertetangga. Dalam pasal
195 (1) dinyatakan bahwa “Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat, daerah dapat
kerja sama dengan daerah lain yang didasarkan pada pertimbangan efisiensi dan efektifitas
pelayanan publik, sinergi dan saling menguntungkan.” Bahkan pasal 196 (2) lebih tegas lagi
berisi “perintah” untuk membuat kerjasama antar daerah, dengan menyatakan: “Untuk
menciptakan efisiensi, daerah wajib mengelola pelayanan publik secara bersama dengan
daerah sekitarnya untuk kepentingan masyarakat.”
Berangkat dari begitu pentingnya kerja sama antar daerah, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai efektifitas kerja sama antar daerahdi Kawasan Perkotaan
Metropolitan Yogyakarta, Sleman, dan Bantul (Kartamantul) dalam Pengelolaan Prasarana
Jalan. Pertumbuhan yang pesat di kota Yogyakarta yang digerakkan oleh sektor
perdagangan, pariwisata dan pendidikan dengan kondisi Yogyakarta yang memiliki kondisi
yang khas lahan yang terbatas. Maka mendorong pemerintah di kawasan perkotaan
metropolitan Yogyakarta, Sleman, dan Bantul untuk mengelola permasalahan jalan di
perkotaan yang terjadi akibat ketidakseimbangan pertumbuhan jalan dengan pertumbuhan
kendaraan bermotor. Permasalahan jalan perbatasan antara lain siapa yang bertanggung
jawab pembangunan, pemeliharaan dan peningkatan jalan, perbedaan status ruas jalan,
perbedaan lebar jalan dan dimensi jalan, kualitas dan konstruksi teknis jalan serta utilitas
pendukung. Maka dari itu kerjasama Pemerintah di kawasan Kartamantul ini perlu dinilai
sejauh mana efektifitas kerjasama antar tiga wilayah tersebut melalui program Kartamantul.
4. Rumusan Masalah
Bagaimana efektifitas program kerjasama antar daerah di Kawasan Perkotaan Metropolitan
Yogyakarta, Sleman, dan Bantul (Kartamantul) dalam Pengelolaan Prasarana Jalan?
5. Tujuan penelitian
Untuk mengetahui efektifitas program kerjasama antar daerah di Kawasan Perkotaan
Metropolitan Yogyakarta, Sleman, dan Bantul (Kartamantul) dalam Pengelolaan Prasarana
Jalan?
6. Manfaat Penelitian
6.1 Manfaat Teoritis
 Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pengembangan Ilmu Pengetahuan
dan sebagai sumbangan pikiran dalam bidang Administrasi Negara terutama
mengenai pengembangan kerja sama antar daerah.
6.2 Manfaat Praktis
 Untuk instansi yang berkaitan dengan bidang kerja sama antar daerah dapat
meningkatkan kinerjanya dalam memaksimalkan program Kartamantul tersebut.
 Untuk kaum akademisi yaitu dapat membuat penelitian – penelitian yang tujuannya
sebagai memberikan informasi kepada masyarakat dan menyampaikan kepada
pemerintah sebagai penengah antara masyarakat dan pemerintah kabupaten atau
kota   untuk memaksimalkan program Kartamantul tersebut.
 Untuk masyarakat sendiri dapat memberikan masukan berupa kritikan dan saran agar
program Kartamantuldapat tercapai serara maksimal dan tentunya setiap tahunnya
terdapat peningkatan manfaat bagi masyarakat sendiri yang berada diwilayah
Yogyakarta, Sleman, dan Bantul.
NAMA : YAZID DWI KURNIAWAN
NIM : 17040674032
KELAS : S1 ILMU ADMINISTRASI NEGARA 2017 A

Topik : E-Governance
“IMPLEMENTASI APLIKASI TapRose (Tuban Public Report Services) OLEH DINAS
KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA SEBAGAI UPAYA OPTIMALISASI
PELAYANAN DI KABUPATEN TUBAN”

BAB I
A. Latar Belakang

Pelayanan kepada masyarakat sudah menjadi tujuan utama dalam penyelenggaraan


administrasi publik. Di Indonesia penyelenggaraan pelayanan publik menjadi isu kebijakan yang
semakin strategis karena perbaikan pelayanan publik di negara ini cenderung berjalan di tempat
atau sangat lambat, sedangkan implikasinya sebagaimana diketahui sangat luas karena
menyentuh seluruh ruang-ruang kepublikan baik dalam kehidupan ekonomi, sosial, politik,
budaya dan lain-lain. Buruknya pelayanan publik akan berimplikasi pada penurunan angka
penggunaan pelayanan publik tersebut. Akibat lebih lanjut dari masalah ini adalah timbulnya
kerawanan sosial yang masyarakat akan beralih ke pelayanan yang diberikan oleh swasta.
Perbaikan pelayanan publik akan bisa memperbaiki akibat dari kerawanan sosial tersebut.
Sayangnya upaya menuju kepada perbaikan tersebut masih sebatas lips service. Dalam berbagai
studi yang dilakukan terhadap pelayanan publik ini rupanya tidak berjalan linear dengan
reformasi yang dilakukan dalam berbagai sektor sehingga menyebabkan masyarakat malah
memilih pelayanan swasta. Akibatnya pelayanan di Indonesia akan dipandang buruk oleh
masyarakat. Maka dari itu banyak inovasi yang dilakukan oleh Pemerintahan Indonesia dalam
melakukan perbaikan, yang diantaranya melalui penjaringan pendapat atau pengaduan masalah
mengenai pelayanan pubik yang di berikan oleh Pemerintah Indonesia.
Sehubungan dengan itu perbaikan pelayanan publik mutlak diperlukan agar image buruk
masyarakat kepada pemerintah dapat diperbaiki, karena dengan perbaikan kualitas pelayanan
publik yang semakin baik dapat mempengaruhi kepuasan masyarakat sehingga kepercayaan
masyarakat terhadap pemerintah dapat dibangun kembali. Perbaikan tersebut dilakukan dengan
memanfaatkan perkembangan teknologi yang ada sekarang dan meningkatnya kebutuhan
masyarakat akan informasi pelayanan publik. Dalam hal ini Pemerintahan Indonesia melalui
KemenPAN-RB, Kantor Staf Presiden dan OMBUDSMEN telah menciptakan pengaduan
pelayanan berbasis aplikasi yang disebut dengan LAPOR (Layanan Aspirasi dan Pengaduan
Online Rakyat).
Tidak hanyan Pemerintahan Pusat yang terdapat problem didalam pelayanan publik, di
tingkat Provinsi juga banyak kendala di dalam pelayanan publik. Permasalahan yang muncul di
dalam lingkup pelayanan seperti banyak fasilitas umum yang kurang memadai, rusaknya akses
jalan raya, kegiatan palayanan yang diberikan sangat rumit dan lama. Mengenai hal tersebut
Pemerintahan Provinsi juga melakukan perbaikan didalam pemberian pelayanan dengan cara
perbaikan sistem pelayanan di setiap OPD (Organisasi Pemerintah Derah) dan juga melakukan
hal lainnya yang dapat memperbaiki pelayanan publik. Seperti halnya yang dilakukan oleh
Pemerintahan Indonesia, terdapat juga Pemerintahan Provinsi yang melakukan perbaikan dengan
cara yang sama yakni di Pemerintahan Provinsi Jawa Timur.
Di dalam tatanan organisasi untuk memperbaiki pelyanan publik, Pemerintahan Provinsi
Jawa Timur menyerahkan tugas tersebut ke pada Inspektorat Provinsi Jawa Timur. Yang
dilakukan oleh Inspektorat Provinsi Jawa Timur dalam memperbaiki permasalahan yang ada
memanfaatkan juga kemajuan teknologi dan berkembangnya sistem komunikasi serta tuntutan
masyarakat dalam penyampaian pendapat mereka. Maka Inspektorat Provinsi Jawa Timur juga
menciptakan sistem Layanan Pengaduan, Layanan pengaduan ini merupakan salah satu bentuk
pelayanan publik Inspektorat Provinsi Jawa Timur yang bersifat langsung dan terutama ditujukan
kepada masyarakat maupun PNS di lingkungan Provinsi Jawa Timur. Mengingat adanya batas
kewenangan dan tanggung jawab antar entitas pemerintahan, Inspektorat Provinsi hanya akan
menangani pengaduan yang terkait dengan entitas di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa
Timur kecuali ada pelimpahan wewenang/permintaan dari entitas pemerintahan terkait. Materi
pengaduan yang berada di luar kewenangan Inspektorat Provinsi Jawa Timur akan diteruskan
kepada entitas pemerintahan lain yang lebih berwenang. Mengingat adanya asas efisiensi dan
efektivitas dalam pelaksanaan APBD serta mempertimbangkan ketersediaan sumber daya yang
dimiliki, Inspektorat Provinsi Jawa Timur hanya akan melayani pengaduan yang telah memenuhi
syarat dan ketentuan yang berlaku.
Yang dimaksud dalam pemerintahan lain ini adalah Pemerintahan Kabupaten/Kota yang
memasukki lingkup Provinsi Jawa Timur. Dan mengenai permasalan pelayanan publik yang ada
di tiap Kabupaten/Kota juga banyak, seperti Kabupaten Tuban dimana dalam hal pelayanan,
aparatur pemerintah sudah sejak lama menyandang kesan negatif dimata masyarakat. Masyarakat
mengeluarkan dana yang cukup besar untuk mendapatkan pelayanan prima dari aparatur
pemerintah, namun hal tersebut tidak sesuai dengan fakta dilapangan. Dapat dikatakan pelayanan
yang diberikan belum terbilang maksimal. Hal ini sesuai pendapat Sujadi (2009:7) mengatakan
bahwa penyelenggaraan pelayanan publik sebagai berikut: “Kondisi obyektif menunjukkan
bahwa penyelenggaraan pelayanan publik masih dihadapkan pada sistem pemerintahan yang
belum efektif dan efisien serta kualitas sumber daya manusia aparatur yang belum memadai.
Kondisi ini terlihat dari masih banyaknya keluhan masyarakat baik secara langsung maupun
tidak langsung melalui media massa, seperti prosedur yang berbelit-belit, persyaratan yang tidak
transparan, sikap petugas yang tidak responsif, dan lain-lain, yang pada akhirnya menimbulkan
citra buruk kepada pemerintahan”
Pemerintahan juga sangat dituntu untuk melakukan inovasi E-Governance yang
digunakan untuk meningkatkan pelayanan publik dan pelaksanaan kinerja didalam tatanan OPD
Pemerintahan. Menurut Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi
Nasional Pengembangan E-Government, menegaskan bahwa pemerintah harus memanfaatkan
kemajuan teknologi komunikasi dan informasi dalam melaksanakan kemampuan mengolah,
mengelola, menyalurkan informasi secara cepat dan akurat. Oleh karena itu, EGovernment perlu
diterapkan di instansi pemerintahan. Salah satunya adalah Dinas Komunikasi dan Informatika
Kabupaten Tuban yang menerapkan aplikasi layanan pengaduan masyarakat. Dinas Komunikasi
dan Informatika Kabupaten Tuban berinisiatif mengeluarkan aplikasi Taprose (Tuban Public
Report Service) Temanku. Aplikasi ini merupakan aplikasi yang dibuat atas dasar turunan dari
layanan pengaduan yang masuk dalam Website Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tuban. Jika
layanan pengaduan melalui Website Pemkab Tuban terbilang lebih rumit dan prosesnya lama,
maka aplikasi Taprose (Tuban Public Report Service) Temanku akan lebih efisien dan efektif
karena proses aduan langsung diterima oleh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang terkait
dengan jangka waktu tindak lanjut permasalahan selama satu minggu.
Taprose (Tuban Public Report Service) Temanku adalah aplikasi yang memungkinkan
pengguna dalam melaporkan ataupun melakukan pengaduan secara langsung ke Pemerintah
Kabupaten Tuban. Di dalam aplikasi Taprose Temanku terdapat berbagai macam fitur-fitur,
salah satunya fitur inti dari aplikasi Taprose Temanku yaitu fitur pengaduan (laporan
masyarakat). Melalui fitur tersebut, masyarakat dapat secara langsung melakukan pelaporan
terkait dengan pembangunan daerah. Aplikasi Taprose Temanku ini menyediakan 54 jenis
kategori laporan masyarakat. Taprose ini telah berjalan tiga tahun dari tahun 2017, dari hal
tersebut Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tuban juga sering melakukan kegiatan
mempromosikan kepada masyarakat yang ada di Kecamatan Tuban sampai ke seluruh penjuru
Kecamatan yang ada di Kabupaten Tuban. Walaupun telah melakukan promos, masih terdapat
kendala yang di rasakan oleh masyarakat yaitu minimnya sosialisasi tentang penerapan aplikasi
Taprose Temanku mengenai implentasi dari pengaduan oleh masyarakat sampai penyelesaian
oleh pemerintahan Kabupaten Tuban.
Berdasarkan pemaparan diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti Implementasi
Aplikasi Taprose (Tuban Public Report Services) Oleh Dinas Komunikasi Dan Informatika
Sebagai Upaya Optimalisasi Pelayanan Di Kabupaten Tuban. Yang nantinya dapat berguna
untuk melakukan perbaikan dalam proses implementasinya.
B. Rumusan Masalah

Bagaimana Implementasi Aplikasi Taprose (Tuban Public Report Services) Oleh Dinas
Komunikasi Dan Informatika Sebagai Upaya Optimalisasi Pelayanan Di Kabupaten Tuban?
C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan Implementasi Aplikasi Taprose (Tuban
Public Report Services) Oleh Dinas Komunikasi Dan Informatika Sebagai Upaya Optimalisasi
Pelayanan Di Kabupaten Tuban.

D. Manfaat penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi penelitian-penelitian dengan tema yang sama.
Sehingga mampu memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu administrasi negara.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan mampu memberi bekal pengalaman untuk
mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama mengikuti kegiatan
perkuliahan kedalam karya nyata.
b. Bagi Universitas Negeri Surabaya, dapat digunakan sebagai tolak ukur daya serap
mahasiswa selama menempuh pendidikan tentang kemampuannya dalam
menerapkan ilmu yang didapat secara praktis.
c. Bagi Mahasiswa, dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk pengembangan
penelitian selanjutnya.
d. Bagi Masyarakat Kabupaten Tuban Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi kepada masyarakat tentang apa itu Aplikasi Taprose (Tuban Public
Report Services) Aplikasi Taprose (Tuban Public Report Services).
Nama : Muhammad Khoirul Ichwan
NIM : 17040674033
Kelas : S1 Adm. Negara 2017 A

1. Topik Penelitian
Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan (sustainable tourism development).
2. Judul Penelitian
“Strategi Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan Dalam Perspektif Otonomi Daerah di
Kabupaten Magetan”
3. Latar belakang Penelitian
Pariwisata merupakan salah satu sektor penghasil pendapatan bagi daerah-daerah di
Indonesia. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dengan jumlah pulau
mencapai 16.056 pada tahun 2017. Berdasarkan informasi dari Kementerian Dalam Negeri
tahun 2018 yang dipublikasikan dalam Buku Statistik Indonesia 2018, Indonesia terdiri dari
34 provinsi yang terletak di lima pulau besar dan empat kepulauan, yaitu: pulau Sumatera,
pulau Jawa, pulau Kalimantan, pulau Sulawesi, pulau Papua, kepulauan Riau, kepulauan
Bangka Belitung, kepulauan Nusa Tenggara dan kepulauan Maluku. [1]
Setiap provinsi terdiri dari beberapa Kota/Kabupaten, Pemerintah Kota/Kabupaten
diberikan kebebasan untuk mengatur sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat sesuai dengan kondisi, potensi dan kebutuhan daerah tersebut melalui
kebijakan “Otonomi Daerah” yang diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. [2]
Indonesia memiliki banyak sekali sumber daya yang dapat dijadikan sebagai modal
untuk mewujudkan cita-cita bangsa sesuai dengan UUD 1945. Mulai dari kekayaan alam,
kebudayaan, hingga sumber daya manusia. Pada tahun 2030, Indonesia diprediksi akan
mengalami masa bonus demografi, yang artinya jumlah penduduk usia produktif (15-64
tahun) lebih besar dibandingkan dengan penduduk usia tidak produktif (di bawah 15 tahun
dan di atas 64 tahun). Dengan adanya kondisi tersebut, pemerintah harus segera menyusun
strategi dalam melakukan pengelolaan terhadap SDM (sumber daya manusia) usia produktif
agar dapat memberikan dampak positif bagi kemajuan dan kesejahteraan bangsa.
Selain SDM, sumber daya alam dan budaya merupakan modal utama yang harus
dikelola dengan baik agar dapat memberikan kontribusi dalam mewujudkan cita-cita bangsa.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan kekayaan alam dan budaya
adalah melalui sektor pariwisata. Kita tahu bahwa sektor pariwisata sangat berperan dalam
pembangunan nasional, sebagai salah satu sumber penghasil devisa, meratakan dan
meningkatkan kesempatan kerja serta pendapatan masyarakat. Pajak pembangunan yang
diperoleh dari sektor ini juga telah menjadi tumpuan dalam pendapatan asli daerah (PAD).
Mengingat pembangunan pada hakekatnya adalah pemanfaatan sumber daya untuk
meningkatkan kesejahteraan, maka pembangunan pariwisata merupakan salah satu usaha
untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi. [3]
Sektor pariwisata memang menjadi sektor yang paling potensial untuk terus
dikembangkan sebagai upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan kondisi
tersebut membuat pemerintah semakin gencar melakukan pengembangan terhadap destinasi-
destinasi wisata yang tersebar diberbagai daerah di Indonesia, baik melalui promosi di dalam
dan luar negeri maupun pembangunan sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan sektor
pariwisata tersebut.
Oleh sebab itu, diperlukan adanya pengembangan pariwisata berkelanjutan (sustainable
tourism) yang tetap memperhatikan autentisitas dari destinasi wisata tersebut, sehingga
kelestarian alam dan kondisi sosial budaya masyarakat yang menjadi ciri khas dan keunikan
suatu daerah selalu terjaga dengan baik.

4. Rumusan Masalah
Bagaimana strategi Pemkab Magetan dalam Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan
(Sustainable Tourism Development)?
5. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui bagaimana strategi Pemkab Magetan dalam Pengembangan Pariwisata
Berkelanjutan (Sustainable Tourism Development)?

6. Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis, bermanfaat dalam menambah wawasan mengenai penerapan strategi
Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan (Sustainable Tourism Development) oleh
Pemerintah Kabupaten Magetan untuk meningkatkan kemampuan menganalisis serta
meningkatkan pola pikir kami melalui penulisan karya ilmiah ini.
2. Bagi instansi, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk meningkatkan
pelaksanaan Manajemen strategi Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan (Sustainable
Tourism Development) oleh Pemerintah Kabupaten Magetan
3. Secara praktis, hasil penelitian ini dapat dijadikan sumbangan pemikiran dalam mata
kuliah Otonomi Daerah.

Daftar Pustaka
[1] B. P. Statistik, Statistik Indonesia 2018, 2018th ed. 2018.
[2] UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG
PEMERINTAHAN DAERAH, vol. 2014, no. June. Indonesia, 2014, pp. 1–2.
[3] I. Setiawan, “Potensi Destinasi Wisata Di Indonesia Menuju Kemandirian Ekonomi,”
Pros. Semin. Nas. Multi Disiplin Ilmu Call Pap. UNISBANK Kaji. Multi Disiplin Ilmu
untuk Mewujudkan Poros Marit. dalam Pembang. Ekon. Berbas. Kesejaht. Rakyat, pp.
978–979, 2015.
Nama : Kismiati Ratri Ramadani
NIM : 17040674034
Kelas : S1 Ilmu Administrasi Negara 2017 A

1. Topik
Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam bidang pariwisata.
2. Judul Penelitian
Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Kampung Adat Segunung di Desa
Carangwulung Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang
3. Latar Belakang Masalah
Pembangunan suatu negara pada dasarnya adalah untuk mensejahterakan kehidupan warga
negara, begitu juga dengan negara Indonesia. Seperti yang tercantum dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke IV, yakni tujuan pembangunan nasional bangsa
Indonesia adalah melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia,
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut dalam
melaksanakan ketertiban dunia. Berdasarkan hal tersebut, pembangunan nasional perlu
dilaksanakan untuk mewujudkan tujuan tersebut.
Pembangunan nasional telah diatur dalam Undang-Undang. Selain itu, pembangunan juga
telah menyentuh pada pembangunan tingkat daerah, terutama desa. Hal ini diatur dalam
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah. Salah satu kabupaten
yang menngimplementasikan hal ini adalah Kabupaten Jombang. Jombang merupakan salah
satu kabupaten dengan jumlah penduduk yang relatif sedang di Provinsi Jawa Timur dengan
potensi yang dimiliki setiap desanya sehingga dirasa perlu dilakukan pembangunan budaya
desa. Pembangunan desa yang telah diatur dalam undang-undang tersebut, menggunakan
Dana Desa sebagai wujud pembangunan nasional yang ditransfer melalui pemerintah pusat.
Dalam hal ini, salah satu desa yang memanfaatkan adalah Desa Carangwulung, Kecamatan
Wonosalam, Kabupaten Jombang.
Sebagai salah satu desa yang menerima dan memanfaatkan Dana Desa, pemerintah Desa
Carangwulung mengalokasikan dana tersebut untuk pembangunan salah satunya Kampung
Adat Segunung yang berada di Dusun Segunung. Program yang didukung oleh Pemerintah
Kabupaten Jombang ini terus diupayakan memberikan pemasukan yang nantinya dapat
digunakan untuk meningkatkan daya saing wisata di Kabupaten Jombang. Kampung Adat
Segunung juga mengembangkan kawasan wisata, mulai dari buah durian dengan berbagai
kreasi olahan, kuliner, dan lainnya. Selain itu, hal yang paling populer pada kampung ini
adalah kopi asli Dusun Segunung, yaitu Kopi Robusta. Dalam hal ini, partisipasi masyarakat
Dusun Segunung Desa Carangwulung sangat penting untuk meningkatkan daya tarik wisata
Kampung Adat Segunung.
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk mengkaji bagaimana partisipasi masyarakat
dan apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam pembangunan
Kampung Adat Segunung di desa Carangwulung Kecamatan Wonosalam Kabupaten
Jombang. Sehubungan dengan hal ini maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Kampung Adat Segunung di
Desa Carangwulung Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang”

4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan dikaji oleh penulis dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana partisipasi masyarakat dalam pembangunan Kampung Adat Segunung di
Desa Carangwulung Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang?
2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam pembangunan
Kampung Adat Segunung di Desa Carangwulung Kecamatan Wonosalam Kabupaten
Jombang?
5. Tujuan Penelitian
Tujuan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui dan menganalisis partisipasi masyarakat dalam pembangunan
Kampung Adat Segunung di Desa Carangwulung Kecamatan Wonosalam Kabupaten
Jombang.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
partisipasi masyarakat dalam pembangunan Kampung Adat Segunung di Desa
Carangwulung Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang.
6. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat kepada:
1. Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat dijadikan suatu bahan studi perbandingan
selanjutnya dan dapat menjadi sumbangan pemikiran ilmiah, serta dapat melengkapi
kajian-kajian yang mengarah pada ilmu pengetahuan, khususnya menyangkut masalah
pembangunan desa.
2. Secara praktis, hasil penelitian ini dapat menjadi suatu bahan masukan bagi pemerintah
daerah dalam usaha meningkatkan partisipasi masyarakat diberbagai bidang khususnya
pada pembangunan di Desa Carangwulung Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang.
NUR ZALIZA GAUS

17040674035

Efektivitas Pelayanan Publik Pada Program Kampung Pejabat Sebagai Bentuk CSR PT.
Pertamina MOR V di Kecamatan Jambangan Kota Surabaya
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Perkembangan dunia bisnis saat ini mengalami kemajuan yang sangat pesat dan
persaingannya begitu ketat. Ketika perusahaan semakin berkembang, maka tingkat
kesenjangan sosial dan kerusakan lingkungan semakin tinggi karena adanya aktivitas
perusahaan yang tidak terkendali. Dampak dari peningkatan laba perusahaan ke masyarakat
sekitar membuat perusahaan berkewajiban melaksanakan program tanggung jawab sosial
atau Corporate Sosial Resposibility (CSR). CSR merupakan tanggung jawab yang dilakukan
oleh perusahaan kepada karyawan dan keluarganya kemudian berkembang ke masyarakat
luas. Secara umum, kegiatan ini dilakukan sebagai pertimbangan etis perusahaan dalam
meningkatkan kualitas hidup karyawan dan masyarakat.
The World Business Council of Sustainable Development mengeluarkan pendapat
mengenai CSR. Menurut mereka, CSR adalah suatu komitmen bisnis dalam rangka
menciptakan pembangunan ekonomi berkelanjutan, membantu karyawan beserta
keluarganya, termasuk masyarakat dan komunitas setempat dengan tujuan untuk
memperbaiki kualitas hidup. (https://www.edusaham.com/). Hartman dalam Widenta (2011)
mengemukakan bahwa CSR merupakan tanggung jawab yang dimiliki oleh perusahaan
terhadap komunitas yang berkaitan dengan operasional bisnis sehingga perusahaan harus
mengidentifikasikan kelompok-kelompok stakeholders dan menggabungkan kebutuhan serta
kepentingan mereka dalam proses pembuatan keputusan operasional dan strategis.

Menurut Kotler dan Lee (2005), CSR adalah “Corporate social responsibility is a
commitment to improve community will being through discretionary business practices and
contribution of corporate resources”. Artinya, tanggung jawab sosial perusahaan berkaitan
dengan komitmen untuk meningkatkan persatuan melalui praktik bisnis gratis dan kontribusi
sumber daya perusahaan. Sedangkan Wibisono (2007:8) mengatakan bahwa CSR adalah
tanggung jawab perusahaan kepada para pemangku kepentingan berlaku etis, meminimalkan
dampak negative dan memaksimalkan dampak positif yang mencakup aspek ekonomi sosial
dan lingkungan untuk pembangunan berkelanjutan.(https://www.artikelsiana.com).
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, dapat diketahui bahwa CSR merupakan
tanggung jawab perusahaan yang berhubungan dengan pihak internal dan eksternal
perusahaan. Menurut Edi Suharto (2010) pemahaman tentang CSR pada umumnya berkisar
pada tiga pokok hal utama, yaitu :
Pertama, suatu peran yang sifatnya sukarela (voluntary) dimana suatu perusahaan membantu
mengatasi masalah sosial dan lingkungan. Oleh karena itu, perusahaan memiliki kehendak
bebas untuk melakukan atau tidak melakukan peran ini.
Kedua, disamping sebagai institusi profit, perusahaan menyisihkan sebagian keuntungannya
untuk kedermawanan (philantrophy) yang tujuannya untuk memberdayakan sosial dan
perbaikan kerusakan lingkungan akibat eksploitasi.
Ketiga, CSR sebagai bentuk kewajiban (obligation) perusahaan untuk peduli terhadap dan
mengentaskan krisis kemanusiaan dan lingkungan yang terus meningkat. Pemahaman CSR
selanjutnya bukan hanya didasarkan dari pemikiran pemerintah melalui penetapan kebijakan
publik, tetapi juga perusahaan pun harus ikut bertanggung jawab terhadap pembangunan
berkelanjutan.
Berbicara mengenai tanggung jawab sosial, PT. Pertamina berkomitmen untuk senantiasa
memprioritaskan keseimbangan dan kelestarian alam serta lingkungan dan masyarakat dalam
mewujudkan pembangunan berkelanjutan. PT. Pertamina menetapkan beberapa inisiatif
strategis sebagai wujud komitmennya :
1. Pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan (melalui pendidikan perubahan perilaku,
pola pikir, serta pelatihan keterampilan dan kesehatan)
2. Berwawasan pelestarian lingkungan
3. Terkait strategis bisnis
4. Dilaksanakan secara tuntas (termasuk penyediaan prasarana, perubahan pola pikir,
perilaku, tata nilai, dan membekali dengan pengetahuan/keterampilan).

Seperti kebanyakan perusahaan pada umumnya, PT. Pertamina juga mengelola kegiatan
Corporate Social Responsibility (CSR) yang mencakup program Bina Lingkungan dan
Kemitraan. Tujuan strategis program CSR PT. Pertamina adalah meningkatkan reputasi dan
kredibilitas Pertamina sendiri melalui kegiatan Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL)
yang terintegrasi dengan strategis bisnis. PT. Pertamina mengimplementasi strategis-strategis
besar, seperti :
1. Saling memberi manfaat (fair shared value)
2. Berkelanjutan
3. Prioritas wilayah operasi dan daerah terkena dampak
4. Pengembangan energi hijau sebagai tanggung jawab terhadap dampak operasi
5. Sosialisasi dan publikasi yang efektif

Komitmen PT. Pertamina dapat dilihat dalam kegiatan program CSR yang mereka
laksanakan guna mewujudkan TJSL yang meliputi bidang pendidikan, kesehatan,
lingkungan, infrastruktur, pemberdayaan masyarakat, manajemen bencana dan bantuan
khusus. Realisasi kegiatan tidak hanya dilakukan di kantor pusat, unit operasi maupun anak
perusahaan serta cabang juga. Dalam menjalankan pembangunan berkelanjutan untuk
meningkatkan kualitas pemberdayaa masyarakat, PT. Pertamina berfokus pada empat pilar
utama dalam program CSR, yaitu Pertamina Cerdas, Pertamina Sehati, Pertamina Hijau,
Pertamina Berdikari. (https://www.pertamina.com/). Tujuan dari program CSR PT.
Pertamina sendiri adalah agar dapat membantu pemerintah Indonesia memperbaiki Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia melalui pelaksanaan program-program yang dapat
membantu pencapaian target pembangunan Millenium Development Goals (MDGs).
Perusahaan Pertamina telah menetapkan program CSR sejak tahun 1993. Dibentuknya
seksi CSR pada bagian Humas secara terstruktur menunjukkan keseriusan PT. Pertamina
dalam menjalankan program tanggung jawab sosialnya. Dalam mengelola kegiatan CSR,
PT.Pertamina memiliki dua cakupan, yaitu program Bina Lingkungan dan program
Kemitraan.
Salah satu nama program CSR PT.Pertamina MOR V adalah Kampung Pejabat sebagai
bentuk pemberdayaan masyarakat dan lingkungan, yaitu di Kecamatan Jambangan.
Dibentuknya program tersebut karena melihat kebutuhan masyarakat dan sebagai bentuk
bantuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup dari masyarakat. Program CSR
tersebut dilakukan tim kerja bagian CSR PT. Pertamina MOR V bekerja sama dengan
masyarakat Jambangan dalam bentuk pengelolaan lingkungan dan UMKM. Berdasarkan
informasi singkat dari Ibu Risnani, selaku Koordinasi antara masyarakat Jambangan dengan
Pertamina, beliau mengatakan bahwa satu Kecamatan mendapatkan bantuan CSR dari
Pertamina MOR V Surabaya. Masing-masing kelurahan, memiliki kegiatan dari program
Kampung Pejabat yang berbeda. Terdapat empat kelurahan yang memanfaatkan CSR dari
PT. Pertamina untuk mengelola lingkungan. Dan ada pula yang memfokuskan kegiatan
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) mulai dari bahan umum sampai bahan daur ulang
sebagai bagian dari program Kampung Pejabat untuk membuka lapangan pekerjaan baru
yang sudah berjalan dua tahun belakangan ini. Salah satu kegiatan dari program CSR ini
masuk ke dalam program penghijauan yang dapat menghemat setidaknya 19,02 Ton CO2e,
sehingga bermanfaat bagi kesehatan masyarakat sekitar. Program Kampung Pejabat sebagai
bentuk CSR PT.Pertamina MOR V untuk masyarakat Kecamatan Jambangan diprogram
selama lima tahun terhitung dari tahun 2018. Saat ini program CST tersebut memasuki tahap
ke dua.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk mengadakan pembahasan dalam
penelitian yang berjudul “Efektivitas Pelayanan Publik Pada Program Kampung Pejabat
Sebagai Bentuk CSR PT. Pertamina MOR V di Kecamatan Jambangan Kota Surabaya”.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Efektivitas Pelayanan Publik Pada Program Kampung Pejabat Sebagai
Bentuk CSR PT. Pertamina MOR V di Kecamatan Jambangan Kota Surabaya?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui Efektivitas Pelayanan Publik Pada Program Kampung Pejabat Sebagai
Bentuk CSR PT. Pertamina MOR V di Kecamatan Jambangan Kota Surabaya.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kontribusi yang
positif bagi semua pihak. Adapun manfaat penelitian ini dapat diklarifikasikan sebagai bentuk:
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumber referensi dalam menambah
pengetahuan dan bahan acuan bagi peneliti sejenis di masa yang akan datang.
b. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memperkaya kajian administrasi, terutama
mengenai kajian pelayanan publik.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Universitas Negeri Surabaya
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan tambahan koleksi sehingga
memberikan wawasan dan pengetahuan yang lebih luas tentang studi kajian
administrasi yang ada dalam kehidupan masyarakat.
b. Bagi Instansi
Hasil penelitian ini dapat menjadi gambaran nyata dan menjadi bahan
pertimbangan bagi instansi dalam membuat kebijakan yang berkaitan dengan
pelayanan publik.
c. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada peneliti
mengenai masalah yang diangkat dan dapat menjadi pertimbangan untuk karya
ilmiah.
ROSA FATMA DEWI

17040674036

KERJASAMA DINAS PERPUSTAKAAN DAN DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN


LAMONGAN DALAM RANGKA MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT

A. Latar Belakang
Membaca merupakan aktivitas yang sangat penting dalam masyarakat. Selain untuk
menambah informasi, juga untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan berpikir yang
luas. Namun rendahnya literasi pada masyarakat Indonesia berdampak luas pada kemajuan
bangsa dan produktivitas bangsa Seperti di Kabupaten Lamongan. Kabupaten Lamongan yang
memiliki luas wilayah hingga 181,280 km persegi dan dapat dikatakan sebagai kabupaten yang
cukup maju dalam kualitas pendidikannya. Namun, budaya literasi di Kabupaten tersebut
belum dilaksanakan dengan baik. Berbicara mengenai Literasi mungkin sudah tidak asing
lagi bagi telinga kita. Literasi diartikan sebagai keterampilan membaca dan menulis. Seiring
dengan perkembangan zaman, pengertian Literasi mengalami banyak perkembangan. Sebab,
Literasi dikatakan sebagai sebuah konsep yang memiliki makna kompleks, dinamis, terus
ditafsirkan dan didefinisikan dengan beragam cara dan sudut pandang. Budaya literasi
di Indonesia mengalami kemunduran yang sangat signifikan, rendahnya literasi pada
masyarakat Indonesia berdampak luas pada kemajuan bangsa dan produktivitas bangsa
yang berujung pada kemiskinan, pengangguran dan kesenjangan.
Berdasarkan hasil penilaian PISA (Program for Internasional Student Assesment) dari
61 negara yang diteliti, Indonesia berada pada posisi ke-60 di atas Botswan, untuk kawasan
ASEAN posisi Indonesia berada di bawah Singapura, Malaysia, dan Thailand. Kurangnya
minat baca bisa disebabkan kurangnya saranaprasarana, di Indonesia infrastruktur
pendidikan jauh tertinggal dibandingkan dengan negara di ASEAN. Dilansir dari data penelitian
yang dilakukan United Nations Development Programme (UNDP), tingkat pendidikan
berdasarkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia masih tergolong rendah,
yaitu 14,6%. Persentase ini jauh lebih rendah dibandingkan Malaysia yang mencapai angka 28%
dan Singapura yang mencapai angka 33%. Artinya, masih banyak daerah di Indonesia
yang mengalami ketertinggalan dalam hal literasi, salah satu faktor penyebabnya ialah
tingkat kesadaran masyarakat yang minim akan pentingnya budaya literasi,serta sarana dan
prasarana yang tidak memadai atau bahkan tidak tersedia.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan membaca siswa, baik faktor
dari dalam maupun faktor dari luar. Salah satunya motivasi dan bahan bacaan, motivasi
merupakan faktor yang cukup besar mempengaruhi kemampuan membaca, apabila seseorang
tidak memiliki motivasi maka akan mengakibatkan enggan membaca, sedangkan yang memiliki
motivasi tinggi akan memiliki dorongan yang cukup kuat untuk membaca. Bahan bacaan juga
mempengaruhi minat pembaca untuk membaca. Bahan bacaan yang terlalu sulit dipahami akan
membuat seseorang untuk enggan membaca. Maka, persoalan utama dalam meningkatkan minat
baca masyarakat Lamongan adalah dengan melaksanakan program “Gemar Membaca” yang
dilaksanakan oleh Dinas Perpustakaan berkerja sama dengan Dinas Pendidikan Kab. Lamongan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pelaksanaan program “Gemar Membaca” yang dilaksanakan oleh Dinas
Perpustakaan bersama dengan Dinas Pendidikan Kab. Lamongan dalam meningkatkan
minat baca masyarakat?
2. Bagaimana dampak adanya program “Gemar Membaca” bagi kedua instansi yang
terlibat?

C. Tujuan
1. Meningkatkan minat baca masyarakat melalui program “Gemar Mambaca” oleh Dinas
Perpustakaan berkerja sama dengan Dinas Pendidikan Kab. Lamongan.
2. Menjalin kerja sama antar instansi dalam meningkatkan hubungan yang harmonis.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang ingin hendak dicapai adalah:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan implikasi teoritis serta konsep terhadap
perkembangan minat baca masyarakat kabupaten Lamongan yang dilakukan oleh Dinas
Perpustakaan bersama dengan Dinas Pendidikan Kab. Lamongan sesuai dengan perintah
pelaksanaan dari Pemerintah Daerah.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi penulis
Melalui penelitian ini penulis dapat mengetahui dan memahami berbagai hal
mengenai pentingnya literasi dalam meningkatkan ketrampilan generasi muda.
Melalui penelitian ini juga diharapkan penulis dapat menerapkan ilmu yang telah
didapat dan menambah wawasan dan kepedulian terhadap tingkat baca yang ada pada
masyarakat.
b. Bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Lamongan.

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan dan penjelasan terkait


pelaksanaan program “Gemar Mambaca” oleh Dinas Perpustakaan yang berkerja
sama dengan Dinas Pendidikan Kab. Lamongan. Hasil penelitian ini juga diharapkan
dapat menjadi referensi dalam peninkatan minat baca masyarakat yang
diselenggarkan dalam program yang yang akan datang.
c. Bagi Universitas Negeri Surabaya
Bahan penelitian ini sebagai bahan kajian, perbandingan maupun referensi bagi
mahasiswa lain yang akan menyusun karya tulis ilmiah atau penelitian selanjutnya
serta dapat menambah pembendaharaan kepustakaan.
d. Bagi Masyarakat Lamongan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan tentang pentingnya literasi
dalam hal meningkatkan kemauan masyarakat dalam hal melakukan kegiatan
membaca serta pentingnya membaca agar menambah wawasan masyarakat
Kabupaten Lamongan yang berdampak luas pada kemajuan bangsa dan
produktivitas bangsa.
Nama : Ayu Aldania
NIM : 17040674037
UTS : MPA

1. Tentukan salah satu topik


Lambatnya pelayanan Call Center PDAM Surabaya dalam menangani keluhan pelanggan
2. Judul Penelitian
Strategi Komunikasi PDAM Surya Sembada Surabaya dalam Menangani Keluhan Pelanggan
3. Latar Belakang Masalah
Adanya penilaian masyarakat terhadap sebuah perusahaan tentu memerlukan waktu yang
cukup lama. Bagi perusahaan, adanya nilai tersebut akan mempengaruhi citra perusahaan dimata
masyarakat sebagai pelangganya. Apabila perusahaan tidak memperlihatkan sebuah system kerja
yang baik, maka masyarakat akan menilai perusahaan tersebut tidak memiliki kredibilitas yang
baik karena kesan seseorang atau individu tentang sesuatu adalah muncul sebagai hasil dari
pengetahuan dan pengalamannya (Ardianto dan Soemirat, 2002:14).
Perusahaan milik negara maupun daerah hampir seluruhnya memiliki bagian humas.
Bagian yang mengelola informasi dan opini public. Aktifitas humas dalam tugasnya adalah
menjalankan dan menyelenggarakan komunikasi timbal balik antara perusahaan dan masyarakat
untuk menciptakan salaing pengertian dan dukungan dalam mencapai tujuan tertentu. Humas ini
erat kaitanya dengan adanya komunikasi. Komunikasi merupakan salah satu hal yang penting
dalam memberikan pelayanan. Adanya komunikasi dua arah yang baik dapat memberikan solusi
dari adanya suatu permasalahan. Begitu juga dalam hal pelayanan public kepada masyarakat.
Komunikasi massa dimana organisasi media memproduski dan menyebarkan pesan kepada
masyakarat secara luas melalui media massa sebagai alat dalam menyebarkan pesannya.
Salah satu perusahaan daerah yang potensial yang bergerak dalam bidang pelayanan dan
jasa adalah Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surya Sembada Surabaya, yang merupakan
badan usaha milik daerah yang bertanggung jawab dalam bidang produksi, pengolahan, dan
pendistribusian air di Kota Surabaya. Saat ini, PDAM merupakan satu-satunya perusahaan yang
menyediakan dan mengelola air di Surabaya. Dikarenakan tidak adanya pesaing dalam usahanya,
makan PDAM dituntut untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari bagi masyarakat Surabaya.
PDAM Surabaya memang tidak luput dari adanya masalah seperti yang sering terjadi adalah air
macet, kebocoran pipa, air keruh, hingga mengeluh angka meter yang tidak sesuai dengan
penggunaanya. Dalam praktiknya, Humas PDAM Kota Surabaya hampir sama dengan
perusahaan negara atau daerah yang lain yang selalu diawasi oleh pemerintah.
PDAM sebagai perusahaan yang monopoli dalam mengejar target operasionalnya tak
luput dari gangguan-gangguan komunikasi, berbagai noise atau gangguan seperti konflik pihak
internal seperti perbedaan sudut pandang dalam mengartikan pesan dan lain sabagainya dan
eksternal yang meliputi keluhan, kurangnya kepuasan pelayanan, kualitas produk, Untuk
mengatasi hal-hal semacam itu, maka diperlukan strategi komunikasi yang sudah ditetapkan oleh
manajemen strategis, guna mempertahankan citra dan eksistensi perusahaan.
Keluhan pelanggan sendiri adalah salah satu contoh komunikasi organisasi bisnis dengan
stakeholder eksternal perusahaan khususnya customer. Baik yang disampaikan dalam bentuk
saran, kritikan, atau masalah yang dirasakan pelanggan. Perusahaan terkait harus mampu
memberikan jawaban permasalahan yang dikeluhkan pelanggan, sesuai dengan prosedur atau
kebijakan dari perusahaan tersebut. Salah satu alasan yang sering memicu pelanggan untuk
menyampaikan keluhan adalan ketika pelanggan merasa pelayanan yang berikan kurang optimal,
sehngga menimbulkan rasa ketidakpuasan bagi pelanggan. Terlebih untuk perusahaan monopli
seperti PDAM Kota Surabaya. Ketika pelanggan merasa kurang memuaskan, maka keluhan akan
secara langsung maupun tidak langsung akan mengkritik kinerja dari PDAM Kota Surabaya.
Penanganan keluahn pelanggan akan sangat penting, mengingat dapat meningkatkan
kinerja pelayan publiknya dan mampu mempertahankan loyalitas pelanggan bahkan
meningkatkan jumlah pelanggannya. Adanya keluhan baik dari pelanggan dapat menghindarkan
dan mengurangi ancaman maupun nilai negative perusahaan secara efektif dan efisien.
Demi kelancaran usaha yang dilakukan, PDAM Kota Surabaya memerlukan dukungan
dari banyak pihak. Oleh karena itu, dalam pelaksanaanya tidak lepas dari peran aktif praktisi
Humas serta UP3 (Unit Pelayanan, Pemasaran, dan Pelanggan) didalamnnya. UP3 merupakan
bagian yang bertugas melayani pengaduan atau keluhan dari pelanggan serta kegiatan
pemasaran. UP3 mencakup tiga bagian penting yakni customer service, call center serta
pemasaran. Pencantuman nomor customer servise dan call center merupakan kewenangan
perusahaan untuk menyebarluaskan demi pelayanan pelanggan yang lebih baik.
Permasalahan mengenai adanya call center PDAM Kota Surabaya pada Maret 2020
dimulai saat terjadi masalah kebocoran pipa yang terjadi di daerah Gunung Anyar. Masyarakat
yang mengeluh mengenai penanganan perbaikan yang melebihi dari waktu yang telah ditentukan
PDAM Kota Surabaya dan diberikan bantuan air bersih melaporkan adanya kelambanan dari call
center yang diberikan. Bahkan ada masyarakat yang memberitahu bahwa nomor call center yang
diberikan tidak aktif atau bahkan call center sedang libur dan sibuk. Dengan hal tersebut sudah
membuktikan bahwa call center PDAM Kota Surabaya kurang dalam pelayanannya.
Dari penjabaran permasalahan yersebut, membahas tentang bagaimana langkah strategi
komunikasi pdam surya sembada surabaya dalam menangani keluhan pelanggan untuk
meningkatkan mutu pelayanan dan citra perusahaan bagi pelanggan PDAM Surya Sembada Kota
Surabaya.
4. Rumusan Masalah
Tujuan perumusan masalah adalan untuk memberikan batasan pada pembahasan masalah yang
diteliti, sehingga diharapkan adanya pemecahan masalah yang tidak menyimpang dari ruang
lingkup permasalahan. Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana strategi komunikasi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surya Sembada
Surabaya dalam menangani keluhan pelanggan?
2. Apa saja hambatan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surya Sembada Surabaya dalam
menangani keluhan pelanggan?

5. Tujuan Penelitian
Dengan mengacu pada konteks penelitian dan focus penelitian yang telah dijelaskan, maka
tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk memahami dan mendeskripsikan strategi komunikasi Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) Surya Sembada Surabaya dalam menangani keluhan pelanggan.
2. Untuk memahami dan mendeskripsikan hambatan Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Surya Sembada Surabaya dalam menangani keluhan pelanggan.

6. Manfaat Penelitian
6.1 Secara Teoritis
Secara teoritis hasil penilitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran bagi Ilmu
Administrasi Negara dan Ilmu Komunikasi dalam hal pemahaman dan
6.2 Secara Praktis
a. Bagi Penulis
Dapat dijadikan bahan pengetahuan dan pengalaman. Khususnya mengenai efektivitas
peranan humas dalam meningkatkan mutu pelayanan dan citra perusahaan bagi pelanggan
PDAM Surya Sembada Kota Surabaya.
b. Bagi PDAM Surya Sembada Kota Surabaya
Diharapkan dapat dijadikan bahan masukan dalam melakukan perbaikan untuk
meningkatkan mutu pelayanan yang sebaik mungkin dan meningkatkan citra positif perusahaan
yang hendak diberikan kepada para pelanggan.
AYU WANDAN SARI
17040674038 – 2017A
1. TOPIK : Manajemen Strategi Pembangunan Sentra Pedagang Kaki Lima sebagai
upaya penataan dan penertiban pedagang kaki lima di Surabaya. Namun adanya sentra
tersebut rupanya masih terjadi berbagai masalah dimana beberapa sentra tersebut
ditemukan “mati suri”

2. JUDUL : Manajemen Strategi Program Sentra Wisata Kuliner oleh Dinas Koperasi
dan Usaha Mikro Kota Surabaya (Studi Kasus di Sentra Wisata Kuliner Urip
Sumoharjo Surabaya)

3. LATAR BELAKANG MASALAH :


Surabaya merupakan kota terbesar di Indonesia setelah Jakarta. Menjadi ibu kota
provinsi Jawa Timur tentunya Surabaya memiliki berbagai masalah yang berhubungan
langsung dengan kehidupan masyarakat (publik). Masyarakat yang dimaksud tersebut
selalu berdampingan langsung dengan upaya pelayanan yang dikelola oleh Pemerintah
setempat, yaitu Pemerintah Kota Surabaya. Sebagai pusat perdagangan komersial di
wilayah timur Indonesia, pedagang dari sektor besar sampai sektor terkecil sering
dijumpai. Umumnya yang banyak ditemui yaitu para pedagang kaki lima (PKL) di taman,
di depan sekolah-sekolah, di depan swalayan, bahkan di tepi-tepi jalan. Tak hanya itu,
ada juga yang rela membawa anak saat berdagang di tepi jalan yang berbahaya. Para PKL
tersebut mendagangkan produknya hingga ke tepi jalan sebagai sumber mata pencaharian
keluarga. Namun pada satu sisi, keberadaan para PKL ini dibutuhkan oleh masyarakat
untuk memenuhi sebagian kebutuhannya yang tidak bisa disediakan oleh jasa sektor
formal. Hal tersebut menjadi perhatian khusus dari Dinas Koperasi dan Usaha Mikro
Kota Surabaya yang bertugas menangani kasus tersebut.
Kehadiran para PKL ini memang memberikan keuntungan bagi penyedia barang
dan jasa yang diperlukan masyarakat kelas bawah. Namun dibalik itu, terdapat
permasalahan-permasalahan yang disebabkan oleh keberadaan PKL yang tidak
semestinya. Diantaranya seperti kebersihan dan keindahan kota menjadi terganggu,
jalannya lalu lintas menjadi tidak lancar, menghambat aktivitas pejalan kaki di atas
trotoar, dan membuat pengendara merasa tidak nyaman.
Menurut McGee dan Yeung (1977: 25), PKL mempunyai pengertian yang sama dengan
”hawkers”, yang didefinisikan sebagai orang-orang yang menjajakan barang dan jasa
untuk dijual di tempat yang merupakan ruang untuk kepentingan umum, terutama di
pinggir jalan dan trotoar. Dari pengertian tersebut menunjukkan bahwa salah satu
karakterisrik PKL yaitu berjualan di pinggir jalan, sehingga hal tersebut menimbulkan
suatu masalah yang perlu mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Beberapa tahun
belakangan ini Pemerintah Kota Surabaya melakukan penataan besar-besaran untuk
menertibkan para PKL yang kerap kali mengganggu aktivitas masyarakat di jalan.
Penataan tersebut dilakukan setelah Pemerintah Kota Surabaya mendirikan 44 Sentra
Wisata Kuliner (SWK) di Surabaya, terhitung sampai tahun 2018 lalu. Sentra PKL
khususnya Sentra Wisata Kuliner (SWK) ini merupakan salah satu solusi dari
permasalahan PKL di Kota Surabaya, dimana bangunan ini diupayakan agar aktivitas
PKL dalam menjajakan dagangannya lebih sehat, layak, dan terjamin.
Dari 44 sentra PKL yang telah dibuat, nampaknya menimbulkan masalah yang
lebih darurat lagi. Bagaimana tidak, segala upaya dan anggaran besar yang telah
digelontorkan oleh Pemerintah Kota Surabaya belum terserap secara sempurna. Hal
tersebut dapat dibuktikan dengan banyaknya berita yang beredar mengenai banyaknya
Sentra Wisata Kuliner yang “mati suri”. Sebagai salah satu contoh, yaitu portal media
online paling bergengsi di Jawa menyoroti program yang dibuat oleh Pemerintah Kota
Surabaya. Terbukti lewat wawancara antara wartawan dengan segelintir pedagang di
Sentra Wisata Kuliner Urip Sumoharjo yang diunggah di portal online JawaPos,
pedagang mengungkapkan bahwa minat pembeli di sentra tersebut menurun, dibuktikan
lagi saat wartawan mengunjungi SWK pada saat jam makan siang hanya 2 meja terisi
pengunjung, sedangkan puluhan meja kosong, dan hal tersebut juga dibenarkan oleh
pedagang di SWK setempat.
Sentra Wisata Kuliner Urip Sumoharjo ini terletak di Jalan Urip Sumoharjo No.
46-48, Embong Kaliasin, Kecamatan Genteng, Kota Surabaya. Dapat dilihat di peta
maupun situs online, Kecamatan Genteng ini merupakan tempat yang berlokasi di tengah
kota dan menjadi titik pusat Pemerintahan Kota Surabaya, dimana seharusnya lokasi yang
dipilih sebagai Sentra Wisata Kuliner ini adalah lokasi yang strategis. Namun fakta
menunjukkan sebaliknya, dimana sentra tersebut hanya menjadi tempat pedagang yang
tidak menarik minat pembeli. Hal ini memunculkan persepsi bahwa pemilihan lokasi
untuk penempatan sentra bisa jadi mengalami masalah pada manajemem strategi program
yang dibuat oleh Pemerintah Kota Surabaya bersama Dinas Koperasi dan Usaha Mikro
Kota Surabaya.
Adanya pemberitaan tersebut membuat banyak mata para peneliti tertuju pada
bagaimana cara Pemerintah Kota setempat bersama dinas terkait, yaitu Dinas Koperasi
dan Usaha Mikro Kota Surabaya mengelola (manajemen strategi) sentra PKL yang
awalnya dibentuk sebagai solusi mengupayakan penertiban para PKL agar efektif dan
tepat sasaran.
4. RUMUSAN MASALAH : Bagaimana Manajemen Sttrategi Program Sentra Wisata
Kuliner oleh Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kota Surabaya? (Studi Kasus pada Sentra
Wisata Kuliner Urip Sumoharjo Surabaya)
5. TUJUAN PENELITIAN : untuk menggambarkan manajemen strategi program sentra
wisata kuliner oleh Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kota Surabaya dengan Studi Kasus
pada Sentra Wisata Kuliner Urip Sumoharjo Surabaya.

6. MANFAAT PENELITIAN :

 Bagi Peneliti
Untuk menerapkan dan mengembangkan teori yang sudah diperoleh sehingga
dapat membandingkan teori dengan kenyataan yang ada di lapangan, serta dapat
memberikan tambahan wawasan bagi peneliti mengenai manajemen strategi
program SWK yang dilakukan oleh Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kota
Surabaya.
 Bagi Instansi
Sebagai sumbangsih saran dan masukan kepada Dinas Koperasi dan Usaha Mikro
Kota Surabaya untuk peningkatan manajemen strategi program sentra PKL,
khususnya SWK yang tepat sasaran melalui program-program pemerintah.
 Bagi Universitas
Sebagai salah satu sumbangan pemikiran dan informasi dalam melengkapi dan
mengembangkan perbendaharaan ilmu sosial dan khususnya Ilmu Administrasi
Negara dan bagi Universitas Negeri Surabaya atau mahasiswa yang hendak
mengetahui manajemen strategi program sentra wisata kuliner oleh Dinas
Koperasi dan Usaha Mikro Kota Surabaya, khususnya pada SWK Urip
Sumoharjo.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.eastjava.com/tourism/surabaya/ina/about.html diakses pada 123 Maret 2020


https://www.merdeka.com/peristiwa/cara-pemkot-surabaya-kelola-pkl-relokasi-ke-sentra-wisata-
kuliner.html diakses pada 23 Maret 2020
http://nayamaugak.blogspot.com/2013/01/pedagang-kaki-lima.html diakses pada 23 Maret 2020
https://dinkopum.surabaya.go.id/wp-content/uploads/2019/05/lkjlp_2018.pdf diakses pada 23
Maret 2020
https://www.jawapos.com/surabaya/21/02/2020/kalah-oleh-online-banyak-sentra-wisata-kuliner-
surabaya-mati-suri/ diakses pada 23 Maret 2020
https://id.wikipedia.org/wiki/Genteng,_Surabaya diakses 23 Maret 2020
https://www.republika.co.id/berita/ekonomi/makro/17/01/11/ojmctc384-dinas-koperasi-
surabaya-fokus-hidupkan-sentra-kuliner diakses ppada 23 Maret 2020
Nama : Novi Ekri Nurwahyuni
Kelas : S1 Ilmu Administrasi Negara 2017 A
NIM : 17040674039
UTS : Mata Kuliah Metode Penelitian Administrasi

1. Topik Penelitian
Dalam penelitian yang akan saya angkat yaitu mengenai pengelolaan ADD.
2. Judul Penelitian
Judul penelitian yang akan saya angkat mengenai pemberdayaan masyarakat di desa yaitu
“Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan Alokasi Dana Desa dengan upaya meningkatkan
pendapatan masyarakat melalui Desa Wisata Jambu ”
3. Latar Belakang
Menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, disebutkan bahwa definisi
Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa,
adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk
mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan
prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam
sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pada Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2014 pasal 72 disebutkan bahwa pendapatan desa bersumber dari :
a. Pendapatan asli Desa terdiri atas hasil usaha, hasil aset, swadaya dan partisipasi, gotong
royong, dan lain-lain pendapatan asli Desa
b. Alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
c. Bagian dari hasil pajak daerah dan retribusi daerah Kabupaten/Kota
d. Alokasi dana Desa yang merupakan bagian dari dana perimbangan yang diterima
Kabupaten/Kota.
e. Bantuan keuangan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi dan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota
f. Hibah dan sumbangan yang tidak mengikat dari pihak ketiga
g. Lain-lain pendapatan Desa yang sah.
Salah satu sumber pendapatan desa adalah dengan adanya Dana Desa. Dana Desa mulai
dilaksanakan pada tahun 2015 dengan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014
tentang Dana Desa yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Pada
landasan hukum tersebut di jelaskan bahwa Dana Desa adalah dana yang bersumber dari
Anggara Pendapatan dan Belanja Negara yang diperuntukkan bagi desa yang ditransfer melalui
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten / kota dan digunakan untuk
penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan
pemberdayaan masyarakat. Penggunaan dana desa di prioritaskan untuk membiyai program
pembangunan dan program pemberdayaan masyarakat.
Pengelolaan alokasi dana desa yang diberikan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah
desa merupakan salah satu bentuk otonomi daerah. Dimana dalam pengelolaan dana desa tidak
melibatkan campur tangan pemerintah pusat. Sehingga dengan demikian, pemerintah desa dapat
memanfaatkan pendanaan ini secara maksimal dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas
pelayanan publik dan pemberdayaan masyarakat demi tercipta masyarakat yang sejahtera. Salah
satu wujud keberhasilan pengelolaan dana desa yaitu pada terbentuknya Desa Wisata yang ada di
Desa Jambu Kecamatan Kayen Kidul Kabupaten Kediri.
Mulai dibangun pada tahun 2018, pengelolaan Desa Wisata Jambu diperoleh dari ADD
yang diberikan kepada desa di setiap tahunya. Namun, pada awal pembangunan menggunakan
dana hibah, dana iuran warga, dan sumbangan dari kepala desa. Program pembangunan Desa
Wisata Jambu didedikasikan mengelola potensi desa dengan tujuan mampu meningktakan
pendapatan masyarakat desa. Dengan itu, program pengelolaan desa wisata mengikutsertakan
masyarakat desa untuk bersama-sama saling mendukung kemajuan desa wisata.
Desa Wisata Jambu bergerak dalam berbagai bidang seperti pengelolaan kolan ikan,
pengelolaan kebun bibit, perkebunan kelengkeng, wisata air, dan wisata edukasi. Sehingga,
dengan adanya ADD pengelolaan desa wisata mampu berkembang secara pesat. Dalam
pengelolaanya melibatkan masyarakat desa sehingga mampu meminimalisir pengangguran dan
meningkatkan pendapatan. Namun, pada pengelolaanya banyak masyarakat yang tidak menataati
peraturan yang telah dibuat oleh pemerintah desa dan disepakati bersama. Sehingga, ditengah
pengelolaan desa wisata terjadi beberapa permasalahan.
4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
Bagaimana partisipasi masyarakat dalam pengelolaan Alokasi Dana Desa dengan upaya
meningkatkan pendapatan masyarakat melalui Desa Wisata Jambu?
5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, bahwa penelitian ini memberikan tujuan yaitu :
Untuk mengetahui bagaimana partisipasi masyarakat dalam pengelolaan Alokasi Dana Desa
dengan upaya meningkatkan pendapatan masyarakat melalui Desa Wisata Jambu.
6. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis :
Sebagai sumber dan bahan referensi bagi penulis lain untuk menggali informasi mengenai
partisipasi masyarakat dalam pengelolaan Alokasi Dana Desa dengan upaya meningkatkan
pendapatan masyarakat melalui Desa Wisata Jambu.
2. Manfaat Praktis :
a. Untuk menabah wawasan masyarakat mengenai partisipasi masyarakat dalam
pengelolaan Alokasi Dana Desa di Desa Wisata Jambu.
b.Sebagai bahan pertimbangan pemerintahan desa dalam upaya membenahi peran serta
masyarakat dalam pengelolaan Desa Wisata Jambu.
NAMA : ERFANDY BUDI QOWIYYUM
NIM :17040674040

UTS METODE PENELITIAN ADMINISTRASI

1. Topik : Manajemen Strategis


2. Judul :
“Strategi Pengembangan Wisata Desa Berkelanjutan Oleh Dinas Budaya dan Pariwisata
Di Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang “
3. Latar Belakang
Jombang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur yang memiliki
letak diantara Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Nganjuk, kabupaten memiliki luas
wilayah 1.159,50 km , disisi selatan terdapat daerah pegunungan yang merupakan area
perkebunan dan pertanian, tepatnya di daerah wonosalam, dengan wilayah berupa
dataran tinggi dan pegunungan, wilayah kecamatan wonosalam memiliki potensi yang
sangat besar dalam bidang perkebunan, pertanian, dan pariwisata.
Khusunya di bidang pariwisata seiring berkembangnya teknologi dan mudahnya
mengakses informasi banyak bermunculan wisata – wisata baru yang berbasis wisata
desa, , kreativitas masyarakat dalam memanfaatkan kekayaan alam sebagai sumber
ekonomi baru dengan memanfaatkan paguyuban maupun perkumpulan unuk
membangun sebuah objek wisata baru dan dipublikasikan melalui media sosial sebagai
promosi, dalam (Muzha, 2015) kesuksesan dalam perencanaan dan pengelolaan
pariwisata secara berkelanjutan tergantung pada perencanaan dan manajemen fungsi
yang memandu pengembangan dan kemampuan untuk menekan infrastruktur dan
lingkungan yang meningkatkan permintaan pembuatan pariwisata. Inovasi masyarakat
yang begitu banyak membuat banyak wisata desa sebagai objek wisata dan juga ikon
dari sebuah desa itu sendiri, namun dalam pelaksanaannya wisata desa terbengkalai
setelah sepi pengunjung dan kurang nya perhatian para ahli di bidang pariwisata untuk
mengembangkan wisata desa, dapat dilihat dari keluhan pengunjung di media sosial
yang mengatakan bahwa wisata desa disana kekurangan fasilitas yang membuat
pengunjung kurang nyaman akan berwisata, hal ini merupakan pekerjaan rumah bagi
dinas yang terkait.
4. Rumusan Masalah
Berdasarkan kronologi permasalahan yang disampaikan dalam latar belakang di atas,
dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
a. Bagaimana pengelolaan Wisata Desa yang ada di Kecamatan Wonosalam?
b. Bagaimana peran Dinas Budaya dan Pariwisata dalam mengelola dan mengembangkan
Wisata Desa yang ada di Kecamatan Wonosalam?
c. Bagaimana strategi Dinas Budaya dan Pariwisata dalam mengelola dan mengembangkan
Wisata Desa yang ada di Kecamatan Wonosalam?
5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan permasalahan di atas, tujuan penelitian yang ingin dicapai
adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui pengelolaan Wisata Desa yang ada di Kecamatan Wonosalam.
b. Untuk mengetahui peran Dinas Budaya dan Pariwisata dalam mengelola dan
mengembangkan Wisata Desa yang ada di Kecamatan Wonosalam.
c. Untuk mengetahui strategi yang digunakan oleh Dinas Budaya dan Pariwisata dalam
mengembangkan Wisata Desa yang ada di Kecamatan Wonosalam.

6. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pengembangan suatu ilmu.
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pertama, sebagai bahan referensi
tambahan untuk para akademisi dibidang yang sama yakni ilmu administrasi negara yang
lebih khusus mengenai strategi Dinas Budaya dan Pariwisata dalam mengembangan dan
mengelola wisata lokal yang ada di daerahnya masing-masing. Kedua, penelitian ini
diharapkan bisa menjadi bahan referensi untuk peneliti lain.
b. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat secara praktis sebagai masukan
bagi seksi promosi dan pengelolaan data pariwisata Jombang untuk memaksimalkan dan
mengoptimalkan kinerjanya.
JHON DEARSON PARAPAT

17040674041

EVALUASI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN TERKAIT PENGELOLAAN SAMPAH


DAN PENDAURULANGAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT OLEH DINAS
LINGKUNGAN HIDUP DAN KEBERSIHAN KABUPATEN SIDOARJO
1.1 LatarBelakang
Di dalam administrasi publik, terdapat suatu kebijakan yang merupakan hasil dari
pengelolaan teori pemerintah sehingga dapat diimplementasikan oleh masyarakat.
Kebijakan tersebut merupakan kebijakan publik, yang mana setiap keputusan yang
dibuat tujuaannya adalah untuk kepentingan publik. Kebijakan publik, dilihat dari
perspektif Instrumental, adalah alat untuk mencapai suatu tujuan yang berkaitan dengan
upaya pemerintah mewujudkan nilai-nilai kepublikan (public values). Nilai-nilai
kepublikan sebagai tujuan kebijakan tersebut dapat memiliki wujud bermacam-macam.
Namun demikian, menurut Purwanto (2012, h.64).
Pengertian umum kebijakan publik adalah alat untuk mewujudkan nilai-nilai yang
diidealkan masyarakat seperti keadilan, persamaan, dan keterbukaan, seperti
memecahkan masalah yang dihadapi oleh masyarakat misalnya: masalah kemiskinan,
pengangguran, kriminalitas, dan pelayanan publik yang buruk, Memanfaatkan peluang
baru bagi kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat seperti mendorong investasi,
inovasi pelayanan, dan peningkatan ekspor, untuk melindungi masyarakat dari praktek
swasta yang merugikan misalnya pembuatan undang-undang perlindungan konsumen,
ijin trayek, ijin gangguan dan lain-lain.
Suatu kebijakan tidak akan tercapai dengan sendirinya tanpa kebijakan tersebut
diimplementasikan. Implementasi menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah
sama dengan pelaksanaan. Implementasi kebijakan merupakan aspek yang penting dari
keseluruhan proses kebijakan. Dalam kaitan ini, seperti yang dikemukakan oleh Ujodi
dalam Wahab Solichin (1990, h.51) yang menyatakan bahwa, Pelaksanaan kebijakan
adalah sesuatu yang terpenting, bahkan mungkin jauh lebih penting dari pada pembuatan
kebijaksanaan. Kebijaksanaan-kebijaksanaan akan sekedar berupa impian atau rencana
bagus yang tersimpan rapi dalam arsip kalau tidak diimplementasikan. Tahapan
implementasi merupakan proses untuk mewujudkan tujuan kebijakan sering disebut
sebagai tahap yang penting (critical stage). Disebut panting karena tahapan ini
merupakan “jembatan” antara dunia konsep dengan dunia realita seperti Grindle dalam
purwanto (2012, h.65) yang menyebut bahwa implementasi “establish a link that allows
goals of public policies to be realized as outcomes of governmental activity”. Dunia
konsep yang dimaksud di sini tercermin dalam kondisi ideal, sesuatu yang dicita-citakan
untuk diwujudkan sebagaimana terformulasikan dalam dokumen kebijakan. Sementara
dunia nyata adalah realitas dimana masyarakat sebagai kelompok sasaran kebijakan
sedang bergelut dengan berbagai persoalan sosial, ekonomi dan politik.
Kebijakan terkait pengelolaan lingkungan hidup dan kebersihan merupakan salah
satu kebijakan yang harus dilakukan oleh semua daerah baik di lingkup daerah provinsi,
kabupaten/ kota dan daerah. Salah satu daerah yang melaksanakan/ melakukan
implementasi adalah daerah di Kabupaten Sidoarjo yang mana melakukan pelaksanaan
kebijakan dan strategi nasional (JAKSTRANAS) lingkungan hidup terkait pengelolaan
sampah dalam mitigasi perubahan iklim.
Lingkungan hidup merupakan sebuah kesatuan ruang dengan segala benda dan
makhluk hidup di dalamnya termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi
keberlangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan manusia dan makhluk hidup yang
lainnya. Lingkungan hidup mencakup ekosistem, perilaku sosial, budaya, dan juga udara
yang ada.
Peraturan Menteri LHK Nomor P.7/MENLHK/SETJEN/KUM.1/2/2018 tentang
Pedoman Kajian Kerentanan, Risiko, dan Dampak Perubahan Iklim memiliki latar
belakang pertimbangan sebagai berikut: bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 63 ayat (1)
huruf j dan huruf w, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup, Pemerintah berwenang menetapkan dan melaksanakan
kebijakan di bidang pengendalian dampak perubahaniklim.
Peraturan presiden republik indonesia nomor 97 tahun 2017 tentang kebijakan dan
strategi nasional pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah
tangga dalam pasal 1 ayat (6), Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan Sampah
Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga yang selanjutnya disebut
Jakstranas adalah arah kebijakan dan strategi dalam pengurangan dan penanganan
Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga tingkat nasional
yang terpadu dan berkelanjutan.
Isu lingkungan paling dominan pada dekade terakhir ini adalah isu pemanasan global
beserta tata kaitan permasalahannya. Pemanasan global membangkitkan fenomena
perubahan iklim yang pada gilirannya menjadi biang bencana lingkungan dari skala
paling kecil sampai dengan bencana lingkungan dahsyat yang berpotensi
meluluhlantakkan kehidupan di bumi. Laporan Semester III tahun 2002 dari The Inter-
govermental Panel on Climate Change (IPCC) mengatakan bahwa terdapat bukti baru
dan kuat dari hasil pengamatan selama lima puluh tahun terakhir bahwa pemanasan
global disebabkan oleh ulah dan kegiatan manusia. Laporan ini memperkirakan terjadi
peningkatan suhu global antara 1,4 sampai 5,8 derajat celscius pada abad ini, tergantung
pada jumlah bahan bakar fosil yang kita bakar serta kepekaan sistem iklim.
Gas rumah kaca adalah gas-gas di atmosfer yang memiliki kemampuan untuk
menyerap radiasi matahari yang dipantulkan oleh bumi sehingga menyebabkan suhu di
permukaan bumi menjadi hangat. Meningkatnya jumlah emisi gas rumah kaca (GRK) di
atmosfir akan meningkatkan pemanasan bumi, yang antara lain disebabkanoleh kegiatan
manusia di berbagai sektor seperti energi, kehutanan, pertanian dan peternakan serta
sampah. Sampah mempunyai kontribusi besar terhadap meningkatnya emisi gas rumah
kaca karena penumpukan sampah tanpa diolah akan melepaskan gas metana/methane
(CH4). Setiap 1 ton sampah padat menghasilkan 50 kg gas metana. Dengan jumlah
penduduk Indonesia yang terus meningkat, diperkirakan pada tahun 2020, sampah yang
dihasilkan sekitar 500 juta kg/hari atau 190 ribu ton/tahun.
Fakta menunjukkan bahwa sampah adalah salah satu penyumbang gas rumah kaca
dalam bentuk CH4 dan CO2 (karbondioksida). Pembuangan sampah terbuka (open
dumping) di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah mengakibatkan sampah organik
yang tertimbun mengalami dekomposisi secara anaerobik. Proses itu menghasilkan gas
CH4 (methane). Sampah yang dibakar juga akan menghasilkan gas CO2. Gas methan
mempunyai kekuatan merusak 20 kali lipat dari gas CO2.
Pemanasan global kemudian pada prosesnya menyebabkan terjadinya perubahan
seperti meningkatnya suhu air laut, yang dapat menyebabkan meningkatnya penguapan
di udara, dan berubahnya pola curah hujan serta tekanan udara. Perubahan tersebut pada
gilirannya menyebabkan terjadinya perubahan iklim.
Perubahan iklim adalah berubahnya pola dan unsur cuaca secara terus menerus dan
dalam jangka waktu yang lama. Cuaca terutama dikendalikan oleh temperatur.
Konsentrasi gas rumah kaca (GRK) di atmosfer yang kian meningkat mengakibatkan
akumulasi panas di atmosfer, sehingga terjadi efek rumah kaca berlebihan yang disebut
sebagai “Pemanasan Global” (KLH, 2007).
1.1.1 Dari uraian diatas strategi pengelolaan sampah sangat penting dalam mitigasi
perubahan iklim agar dampak- dampak yang ditimbulkan dan masalah terkait
kebersihan lingkungan yang bedampak pada perubahan iklim dapat diminimalisir.
Oleh karena itu, penelitian ini diadakan untuk mengetahui bagaimana proses
implementasi Kebijakan Terkait Pengelolaan Sampah dan Pendaurulangan Sampah
Berbasis Masyarakat Oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten
Sidoarjo

1.2 Rumusan Masalah


1.1.2 Bagaimana Implementasi Kebijakan Terkait Pengelolaan Sampah dan
Pendaurulangan Sampah Berbasis Masyarakat Oleh Dinas Lingkungan Hidup dan
Kebersihan Kabupaten Sidoarjo
1.3 Tujuan Penelitian
1.1.1 Untuk mendeskripsikan Implementasi Terkait Pengelolaan Sampah dan
Pendaurulangan Sampah Berbasis Masyarakat Oleh Dinas Lingkungan Hidup dan
Kebersihan Kabupaten Sidoarjo.
1.4 Manfaat Penelitian
1.1.2 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan Ilmu Administrasi Negara
khususnya dalam bidang Evaluasi Kebijakan Publik.
1.1.3 Manfaat Praktis
1.1.3.1 Bagi Mahasiswa
Memperluas pengetahuan Mahasiswa tentang Implementasi Terkait
Pengelolaan Sampah dan Pendaurulangan Sampah Berbasis Masyarakat Oleh
Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Sidoarjo
1.1.3.2 Bagi Instansi
Diharapkan laporan ini sebagai pertimbangan dan perbaikan bagi Instansi
terkait dalam melaksanakan Upaya-upaya perumusan, implementasi, dan
evaluasi Kebijakan Publik.
1.1.3.3 Bagi Masyarakat
Diharapkan Masyarakat dapat mengetahui keberadaan Program Penerapan
Sistem Insentif untuk Upaya Pengurangan Sampah Berbasis Masyarakat
melalui Kegiatan Pendauran Ulang dan Pemanfaatan Kembali Sampah
dengan tujuan mampu mengambil sikap dan manfaat dari wawasan ini.
“Strategi Peningkatan Pelayanan di Loket Kantor Pos Pusat Kebon Rojo Surabaya”
Nama : merah mega p
Nim : 17040674044
A. Latar Belakang
Semakin berkembanganya revolusi industri 4.0 di Indonesia sendiri tentunya menuntut
perusahaan-perusahaan untuk memenuhi kebutuhan pasar yang dibutuhkan saat ini. Revolusi
industri 4.0 adalah memiliki konsep bahwa revolusi industri 4.0 mengubah hidup dan kerja
manusia secara fundamental menurut (Prof. Klaus Schwab, 2017). Banyak munculnya
perusahaan-perusahaan baru yang berhubungan dengan barang dan jasa, sehingga adanya
persaingan antara perusahaan satu dengan yang lainya. Jika masyarakat semakin
membutuhkan barang atau jasa tsb, maka akan banyak juga perusahaan baru yang
menyediakan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Sehingga untuk
mengatasi persaingan perusahaan dibutuhkan strategi yang berbeda-beda agar masyarakat
dapat melihat perusahaan mana yang barang atau jasanya lebih bagus. Strategi adalah
serangkaian keputusan dan tindakan mendasar yang dibuat oleh manajemen puncak dan di
implementasikan oleh seluruh jajaran suatu organisasi dalam rangkah pencapaian tujuan
organisasi tersebut menurut (Siagian, 2004). Dari adanya strategi, mampu meningkatkan
pelayanan yang ada di perusahaan, sehingga menciptakan pelayanan yang prima untuk
masyarakat. Pelayanan adalah suatu usaha pemberian bantuan maupun pertolongan pada
orang lain, baik itu berupa materi maupun non materi agar orang tersebut dapat mengatasi
masalahnya itu sendiri menurut (suparlan, 2000:35). Banyak perusahaan bumn yang
menggunakan strategi untuk mengembangkan perusahaanya, salah satunya yaitu kantor pos
pusat kebon rojo Surabaya ini. Karena banyak bermunculan jasa pengantaran seperti jne, jnt,
ninja express, tiki dll, keberadaan kantor pos ini mulai kurang diminati oleh masyarakat.
Sehingga perlu adanya strategi peningkatan pelayanan dikantor pos kebon rojo Surabaya ini,
strategi tsb dapat dilihat dari pelayanan yang ada di loket.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana strategi peningkatan pelayanan di loket kantor pos pusat kebon rojo Surabaya?

C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui strategi peningkatan pelayanan diloket kantor pos pusat kebon rojo
Surabaya.
D. Manfaat Penelitian
Sebagai masukan untuk kantor pos pusat kebon rojo agar dapat meningkatkan strategi
pelayanan
Nama : Ridho Imam Rivaldi
NIM : 17040674045
Prodi : S1 Ilmu Administrasi Negara 2017A
Matkul : Metode Penelitian Administrasi

Jawaban soal UTS MPA


1. Topik
Evaluasi bantuan jaminan kesehatan nasional terhadap masyarakat

2. Judul
Evaluasi program jaminan kesehatan nasional terhadap masyarakat ekonomi lemah di
kabupaten madiun, jawa timur

3. Latar Belakang
Penyelenggaraan jaminan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia diamanatkan dalam
Undang-Undang Dasar (UUD) Tahun 1945 Pasal 28 H dan Undang-Undang No. 36
Tahun 2009 tentang kesehatan. Dalam UndangUndang No. 36/2009 ditegaskan bahwa
setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di
bidang kesehatan dan memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan
terjangkau.
Nasional akan diselenggarakan oleh BPJS, yang terdiri atas BPJS Kesehatan dan
BPJS Ketenagakerjaan. Khusus untuk Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) akan
diselenggarakan oleh BPJS kesehatan yang implementasinya dimulai 1 Januari 2014.
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah badan hukum publik yang dibentuk
untuk menyelenggarakan program Jaminan Sosial. Kepesertaan BPJS Kesehatan dibagi
menjadi 2 yaitu Penerima Bantuan Iuran (PBI) dan Bukan Penerima Bantuan Iuran (PT.
ASKES, 2013).
Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2013, menyatakan bahwa Jaminan Kesehatan
adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat
pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan
yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar
oleh pemerintah. Secara operasional, pelaksanaaan JKN dituangkan dalam Peraturan
Pemerintah No. 101 Tahun 2012 tentang Penerima Bantuan Iuran (PBI), dan Peta Jalan
JKN (Roadmap Jaminan Kesehatan Nasional).
Penentuan pemilihan jenis iuran yang dilakukan masyarakat, dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain seperti pengetahuan, sikap, dan tingkat sosial 3 ekonomi.
Tingkat sosial ekonomi menggambarkan kedudukan seseorang dalam bermasyarakat
yang biasanya ditentukan oleh unsur pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan yaitu
kelompok tinggi, kelompok menengah, dan kelompok rendah. Tingkat sosial ekonomi
dapat mempengaruhi seseorang untuk menentukan suatu pilihan jenis iuran sesuai dengan
kemampuannya.
Di daerah madiun terdapat sekitar 204 ribu penduduk Kota Madiun, keikutsertaan
BPJS Kesehatan melalui program JKN-KIS telah mencapai 95 persen. Angka tersebut
dapat dikatakan sudah sangat baik dalam implementasi progaram jaminan kesehatan
nasional,akan tetapi pelayanan yang diberikan dalam penggunaan jaminan kesehatan
nasional tersebut seringkali mendapati keluhan dari masyarakat kurang mampu. Karena
pelayanan yang diberikan dirasa kurang maksimal apabila menggunakan JKN. Serta
sosialisai terhadap penggunaan Jaminan Kesehatan Nasional yang masih kurang,
sehingga masyarakat tersebut masih kebingungan dalam hal penggunaan JKN apa yang
harus dilengkapi.

4. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang masalah tersebut, maka peneliti membuat rumusan
masalah sebagai berikut :
1) Bagaimana pelayanan jaminan kesehatan nasional kepada masyarkat ekonomi
lemah ?
2) Apakah masyarakat tersebut mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan SOP
jaminan kesehatan nasional
5. Tujuan Penelitian
1) Untuk mengetahui apakah jaminan kesehatan nasional dapat merata tanpa
memandang ekonomi
2) Untuk mengetahui kepuasan masyarakat ekonomi lemah dalam mendapatkan
jaminan kesehatan nasional

6. Manfaat Penelitian
1) Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Sebagai bahan acuan untuk meningkatkan cakupan Jaminan Kesehatan Nasional
di wilayah lainnya dan sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan
sosialisasi.
2) Bagi Masyarakat
Menambah wawasan dan pengetahuan tentang JKN (Jaminan Kesehatan
Nasional).
3) Bagi Peneliti Lain
Sebagai data dasar bagi penelitian selanjutnya untuk menggali dan melakukan
penelitian berikutnya.
Nama : Dicky Yuda Erdy Permana
NIM : 17040674046

1. Topik : Kebersihan Lingkungan


2. Judul :

“Efektivitas Program Lamongan Green and Clean(LGC) Berbasis Bank Sampah Pada
Masyarakat Pesisir di Kelurahan Brondong”
BAB I

PENDAHULUAN

3. Latar Belakang Masalah

Kebersihan lingkungan merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk dijaga
karena banyak sekali manfaatnya. Lingkungan yang bersih adalah suatu keadaan dimana
lingkungan sekitar kita bersih dari sampah dan juga kotoran. Jika lingkungan di sekitar kita
bersih maka melakukan aktivitas juga menjadi nyaman Kebersihan sebuah cerminan bagi setiap
individu dalam menjaga kesehatan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Kehidupan
masyarakat sendiri tidak bisa dipisahkan baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Maka
sebagai masyarakat kita harus menjaga dan memelihara lingkungan disekitar kita agar terhindar
dari segala penyakit seperti penyakit korona yang sedang mewabah di Indonesia.
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup pasal 1 ayat 1 menyebutkan bahwa “Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang
dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya
yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan kehidupan, dan kesejahteraan manusia serta
makhluk hidup lain”. Maksudnya terlihat bahwa lingkungan hidup sangat berperan dalam
mempengaruhi kelangsungan kehidupan manusia. Interaksi manusia dengan lingkungan
hidupnya merupakan suatu proses yang wajar dan terlaksana sejak manusia itu dilahirkan sampai
ia harus meninggal dunia. Hal ini disebabkan karena manusia memerlukan daya dukung unsur-
unsur lingkungan untuk kelangsungan hidupnya. Udara, air, makanan, sandang, papan dan
seluruh kebutuhan manusia harus diambil dari lingkungan hidupnya (Mulia, 2005).
Salah satu masalah lingkungan yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari adalah
masalah sampah. Semakin banyaknya kegiatan manusia akan semakin banyak jumlah sampah
yang diproduksi saat melakukan aktivitasnya. Kondisi lingkungan pemukiman masyarakat
pesisir, khususnya pemukiman nelayan di Kelurahan Brondong masih belum tertata dengan baik
dan terkesan kumuh. Yang dimaksud dengan kumuh adalah kondisi lingkungan yang cukup
memprihatinkan terutama dalam hal sampah yang ada di bibir pantai. Permasalahan sampah di
kawasan pesisir merupakan permasalahan yang menjadi masalah serius. Kebanyakan masyarakat
menjadikan laut sebagai tempat pembuangan sampah akhir. Namun dengan kondisi tersebut
ternyata sangat berpengaruh pada wilayah pesisir yang selalu terkena dampak sampah yang
dibawa oleh air laut akibat terjadinya banjir rob yang datang hampir setiap hari. Dalam hal ini
tentunya mengubah kebiasaan membuang limbah dan sampah ke laut menjadi hal yang tidak
mudah karena sudah menjadi kebiasaan bagi masyarakat untuk membuang sampahnya ke laut.
Untuk itu Kementerian Lingkungan Hidup melakukan upaya serius dari semua pihak. Salah satu
pendekatan kearah perubahan perilaku adalah dengan penegakkan hukum yang konsisten dan
berkelanjutan. Dalam hal ini Kementerian Negara Lingkungan Hidup tampak berusaha
menyiapkan perangkat hukum, seperti Undang-Undang pengelolaan sampah, dan sebagainya
yang dapat dijadikan acuan bersama (Kementerian Lingkungan Hidup, 2009). Selain itu
pemerintah juga menyiapkan program-program bagi masyarakat untuk menanggulangi masalah
sampah tersebut. Salah satu program pengelolaan lingkungan yang telah diperkenalkan kepada
masyarakat dunia dan juga masyarakat Indonesia adalah program bank sampah.

4. Rumusan Masalah
Adapun yang perumusan masalah dalam pembuatan tugas penelitian tentang “Program
Lamongan Green and Clean Berbasis Bank Sampah pada Masyarakat Pesisir di Kelurahan
Brondong” yaitu :
1. Apa saja faktor-faktor yang melatarbelakangi masyarakat ikut serta dalam program Bank
Sampah di Kelurahan Brondong?
2. Bagaimana penerapan program bank sampah dalam upaya penyadaran kebersihan lingkungan
pada masyarakat pesisir di Kelurahan Brondong Kecamatan Brondong?
3. Bagaimana pola kesadaran masyarakat pesisir Kelurahan Brondong dalam hal kebersihan
lingkungan sekitar setelah adanya program bank sampah?

5. Tujuan Penelitian
Setelah menemukan rumusan masalah selanjutnya adalah menetapkan tujuan penelitian.
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui faktor-faktor apakah yang melatarbelakangi masyarakat ikut serta
dalam program bank sampah di Kelurahan Brondong.

2. Untuk mengetahui upaya program rumah kompos dan bank sampah dalam
memberdayakan masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan.

3. Untuk mengetahui pola kesadaran kebersihan lingkungan masyarakat pesisir dalam hal
menjaga kebersihan lingkungan.
6. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini.

1. Penelitian ini dapat memberikan informasi, pemahaman, serta sumbangsih bagi mahasiswa
maupun masyarakat luas dalam meningkatkan wawasan.
2. Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi masyarakat dan pemerintah setempat
dalam hal pengelolaan sampah.
NAMA : OLIVIA AGUSTIN NAILATUL WARDAH
NIM : 17040674047
Kelas : 2017 A

UTS METODE PENELITIAN ADMINISTRASI

a. Tentukan salah satu topik !

Topik yang saya ambil yaitu mengenai manajemen strategi dalam aspek lingkungan
dalam program Urban Farming di Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Surabaya.
b. Judul Penelitian !

Judul yang saya ambil yaitu "Manajemen Strategi Program Urban Farming Pada
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Surabaya"
c. Latar Belakang Masalah !

Indonesia merupakan negara agraris, yang sebagian besar mata pencaharian


penduduknya adalah dengan bertani. Indonesia memiliki Sumber Daya Manusia (SDM)
yang beranekaragam dan memiliki wilayah yang cukup luas, sehingga Indonesia menjadi
salah satu Negara agraris terbesar di dunia. Di Negara agraris pertanian memiliki peranan
yang penting baik di sektor perekonomian ataupun pemenuhan kebutuhan pokok atau
pangan, dengan semakin bertambahnya penduduk maka konsumsi pangan juga akan
meningkat sehingga dapat meningkatkan perekonomian bagi petani.
Indonesia merupakan negara dengan kepadatan penduduk nomor 4 di dunia
setelah China, India, dan Amerika Serikat. Hal ini dibuktikan dengan data statistik yang
tercatat yaitu sebanyak 268.074.600 jiwa penduduk yang ada di Indonesia per tanggal 1
Juli 2019. Sedangkan untuk data yang terdapat di situs Badan Pusat Statistik pada tahun
2018 memproyeksikan pada tahun 2020 jumlah penduduk di Indonesia akan mencapai
angka 269,6 juta jiwa. Di mana jumlah penduduk laki-laki 135,34 juta jiwa, lebih banyak
dibanding perempuan yang hanya 134,27 juta jiwa. Tiga provinsi di Pulau Jawa
mendominasi sekitar 46% jumlah populasi di Indonesia. Ketiga provinsi tersebut adalah
Jawa Barat (49,57 juta jiwa), Jawa Timur (39,96 juta jiwa), dan Jawa Tengah (34,74 juta
jiwa). Sementara tiga provinsi dengan populasi paling sedikit adalah Kalimantan Utara
(710 ribu jiwa), Papua Barat (990 ribu jiwa), dan Gorontalo (1,19 juta jiwa). Ketiga
provinsi tersebut merupakan daerah hasil pemekaran wilayah.

Indonesia sendiri menjadi salah satu negara dengan tingkat konsumerisme cukup tinggi
apalagi melihat situasi terbukanya setiap sektor dari dalam maupun luar negeri. Hal ini dilihat
dari indeks impor dan ekspor yang dilakukan pemerintah Indonesia.
Nilai Ekspor/Impor
Nilai Ekspor & Impor Menurut
Kategori (Juta US$) 2020 Januari
Ekspor Minyak & Gas 805.9
Ekspor Non-Minyak & Gas 12 605.1
Total Expor 13 411.0
Impor Minyak & Gas 1 987.1
Impor Non-Minyak & Gas 12 288.1
Total Impor 14 275.2

Berdasarkan data diatas, impor yang dilakukan Indonesia lebih besar draipada
ekspor, hal ini menandakan bahwa perilaku masyrakat Indonesia menggantungkan
hidupnya dari segala sesuatu yang ada dari luar, yang artinya bahwa masyarakat
Indonesia menjadi target konsumen negara negara yang memproduksi barang yang
dibutuhkan oleh Indonesia.
Indonesia merupakan negara dengan kekayaan sumber daya alam yang melimpah.
Sehingga menjadikan Indonesia sebagai negara agraris. Sebagian besar mata pencarian
penduduk Indonesia berasal dari sektor pertanian. Selain itu sektor pertanian mempunyai
peran strategis dalam pembangunan perekonomian nasional. Sektor pertanian meliputi
(pertanian, perkebunan, perhutanan, perburuhan dan perikanan). Telah menyerap
lapangan pekerjaan 31.9% dari total angkatan kerja di Indonesia (2016) dan menyumbang
13,38 % bagi GNP Indonesia (2014) (Khoirunnas, 2019). Namun saat ini masih
rendahnya pola perilaku masyarakat perkotaan yang memanfaatkan budaya pertanian
seperti di pedesaan. Adanya paradigma bahwa yang bisa melakukan dan menjalankan
produksi yaitu masyrakat desa, padahal banyak hal yang dapt dilakukan juga di kota kota
besar yang mayoritas mata pencaharian nya bukan bertani ataupun berkebun.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor sepanjang Agustus 2019
mencapai US$ 14,20 miliar atau turun 8,53% dibanding Juli 2019, demikian pula jika
dibandingkan Agustus 2018, atau turun 15,60%. Namun bukan itu, Indonesia juga
kebanjiran produk buah dan sayuran. Adapun impor buah-buahan sebesar US$ 118 juta
dan sayuran US$ 57,9 juta. Keduanya bila konversi ke rupiah mencapai Rp2,4 triliun.
Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian Prihasto Setyanto menuturkan, untuk
komoditas sayur dan buah, bawang putih menjadi yang terbesar diimpor pada Agustus
2019. Hal itu merujuk pada RIPH (Rekomendasi Impor Produk Hortikultura) yang
dikeluarkan Kementerian Pertanian. Hal ini diartikan bahwa komoditi seperti buah dan
sayur di Indonesia masih mengandalkan impor padahal Indonesia merupakan negara yang
sebagian besar penduduknya bekerja sebagai petani.
Diperlukannya upaya-upaya pemerintah guna memperbaiki pola perilaku
masyarakat Indonesia agar berpindah menjadi negara yang dapat memproduksi segala
kebutuhan terutama di sektor pangan. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat suatu
program program maupun kebijakan yang diharapkan nantinya dapat membantu
masyarakat dalam berproduksi. Di Indonesia sendiri mulai muncul banyak program
program yang digagas oleh pemerintah dalam upaya merubah pola perilaku masyarakat
yang bisa berproduksi.
Upaya yang dilakukan diharapan dapat memperbaiki segala permasalahan yang
timbul di Indonesia terkait pengadaan pangan maupun mengenai ekspor impor yang
dilakukan dan dijalankan pemerintahan. Dilain sisi Pemerintah telah membuat berbagai
program yang nantinya dapat meningatan indeks pereonomian maupun dalam lingkup
ketahanan pangan masyarakat. Hal ini banyak dilakukan di berbagai tempat seperti di
pedesaan untu meningkatkan swasembada pangan, selain itu program perbaikan ini juga
dilakukan di perkotaan seperti Surabaya.
Surabaya merupakan kota terbesar kedua setelah Jakarta di Indonesia. Pemerintah
kota Surabaya juga memiliki upaya upaya demi merubah pola perilaku masyarakat
perkotaan dalam hal berdudidaya, bertani, dan berkebun untuk memproduksi segala
kebutuhan di sektor pangan. Program program yang digagas bervariasi mulai dari adanya
inovasi perbaikan fasilitas taman kota, penyediaan fasilitas sosialisasi di bidang
pertanian, yang nantinya bertujuan untuk merubah sikap konsumerisme masyarakat kota
Surabaya menjadi berproduksi untuk memenuhi kebutuhan masing–masing maupun
khalayak umum.
Salah satu program di Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Surabaya
yaitu Urban Farming. Program ini digagas pada awal 2009 di Dinas Ketahanan Pangan
dan Pertanian sebagai penanggung jawab program. Program ini awalnya ditujukan
kepada masyarakat miskin sebagai bekal untuk memulai pembudidayaan tanaman yang
nantinya dimanfaatkan guna pemenuhan kebutuhan pangan oleh masyarakat dan
menjadikannya batu loncatan untuk menuju kesejahteraan. Program Urban Farming
adalah suatu kegiatan pemanfaatkan lahan sempit dan tidak terpakai di lingkup perkotaan
milik pemerintah maupun perseorangan. Diharapkan adanya program ini akan
meningkatkan penghijauan yang ada di Surabaya serta meningkatkan kadar oksigen di
Kota Surabaya menjadi 0,2%, dan juga melatih perilaku berbudidaya yang ada di
masyarakat Surabaya.
Program ini sendiri selain guna pemenuhan kebutuhan akan pangan yang akhir
akhir ini mengalami masalah, seperti pada masalah ekspor bawang putih yang merupakan
salah satu komoditi terpenting dalam pemenuhan kebutuhan masyrakat Indonesia yang di
impor dari China mengalami masalah dikarenakan munculnya Virus Corona. Hal ini
mengakibatkan terhentinya pasokan bawang putih karena di Indonesia, petani bawang
putih masih kurang untuk memenuhi kebutuhan sluruh masyrakat. Adapun manfaat yang
akan diterima selain perubahan sikap masyarakat yaitu program ini akan meningkatkan
tingkat oksigen di Kota Surabaya dan memperindah tata kota akan pemanfaatan lahan
yang sempit untuk urban farming.
Pemerintah kota Surabaya membuat suatu inovasi seperti program Urban Farming
tentunya melihat beberapa aspek dan permasalahan yang ada di masyarakat Kota
Surabaya. Dari awal pembuatan program tersebut yakni pada tahun 2010, program ini
masih belum dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat. Namun hingga 10 tahun
berjalan, program ini masih dianggap tabu pemanfaatannya oleh masyarakat khususnya
kota Surabaya. Sehingga membuat segelintir orang bertanya tanya bagaimana pemerintah
memanajemen program tersebut, apa kendala yang dihadapi, dan apakah upaya yang
dilakukan pemerintah dalam mengatasi permasalahan tersebut.
Hal ini pula yang melatarbelakangi peneliti dalam mengambil topik Manajemen
Strategi Program Urban Farming tersebut. Selain karena masih belum efektif nya
program tersebut namun masih sedikit orang yang memanfaatkan program ini. Dalam
manajemen strategi ini akan dijelaskan bagaimana pendapat yang dibuat menurut
Fitrotun Niswah dan Meirinawati (2015:1) bahwa manajemen strategi terdapat dua
hal penting yaitu:

a. Manajemen strategi terdiri dari tiga proses yaitu :

C. Pembuatan strategi, meliputi pengembangan misi dan tujuan jangka panjang,


pengidentifikasian peluang dan ancaman dari luar serta kekuatan dan kelemahan
organisasi, pengembangan alternatif-alternatif strategi dan penentuan strategi
yang sesuai untuk diadopsi.
D. Penerapan strategi meliputi sarana-sarana operasional tahunan, kebijakan
organisasi, memotivasi anggota, dan mengalokasikan sumber-sumber daya agar
strategi yang telah ditetapkan dapat diimplementasikan.
E. Evaluasi atau kontrol strategi, mencakup usaha-usaha untuk memonitor seluruh
hasil-hasil dari pembuatan dan penerapan strategi, termasuk mengukur kinerja
individu dan perubahan serta mengambil langkah-langkah perbaikan jika
diperlukan.
b. Manajemen strategis memfokuskan pada penyatuan atau penggabungan aspek-aspek
pemasaran, riset dan pengembangan, produksi atau operasional dari berbagai jenis
bidang.
Hal ini menjadikan poin utama yang diambil peneliti dalam penelitian yang
berjudul "Manajemen Strategi Program Urban Farming Pada Dinas Ketahanan
Pangan dan Pertanian" menemukan titik terang sehingga dalam pemanfaatannya dapat
berjalan dengan baik sesuai apa yang manajemen strategi tersebut lakukan.
d. Rumusan Masalah

Bagaimana Manajemen Strategi Program Urban Farming pada Dinas Ketahanan


Pangan dan Pertanian Kota Surabaya ?
e. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui, mendeskripsikan, dan menilai Bagaimana Manajemen Strategi


Program Urban Farming pada Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Surabaya
sehingga dapat berjalan dengan baik pemanfaatannya oleh masyarakat khusunya warga
Kota Surabaya.
f. Manfaat Penelitian

b. Manfaat Teoritis
1). Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan teori yang sudah ada
sebelumnya.
2). Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah baru di bidang
Administrasi negara khususnya konsep Manajemen Strategi.
3). Menambah ilmu pengetahuan melalui penelitian yang dilaksanakan, sehingga
memberikan kontribusi pemikiran khususnya bagi pengembangan ilmu
administrasi negara.
4). Sebagai bahan pemahaman dan pembelajaran bagi peneliti maupun mahasiswa
lain untuk melaksanakan penelitian-penelitian secara lebih mendalam mengenai
Manajemen Strategi Program Urban Farming pada Dinas Ketahanan Pangan dan
Pertanian Kota Surabaya.
c. Manfaat Praktis
1).Bagi Penulis
Diharapkan penelitian ini dapat memperluas wawasan penulis dalam
menulis penelitian serta memperluas pengetahuan penulis tentang Manajemen
Strategi Program Urban Farming pada Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian
Kota Surabaya.
2). Bagi Mahasiswa
Diharapkan laporan ini dapat dijadikan sebagai studi literatur bagi
mahasiswa lainnya saat melakukan suatu penelitian yang berkaitan dengan
Program Urban Farming.

d. Bagi Universitas Negeri Surabaya

Diharapan hasil penelitian tersebut dapat menambah literatur yang ada


untuk sumber data penelitian-penelitian mahasiswa lain di lingkup Universitas
Negeri Surabaya serta menjadi tolak ukur dalam pengembangan penelitian lain di
bidang Manajemen Strategi.
e. Bagi Instansi

Dengan hasil penelitian ini diharapkan laporan ini dapat digunakan


sebagai pertimbangan dan perbaikan untuk instansi terkait dalam subyek
Manajemen Strategi Program Urban Farming agar pemanfaatannya dapat
maksimal dan berguna bagi masyarakat khususnya Kota Surabaya.

DAFTAR PUSTAKA

 Sumber Website

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2020/01/02/inilah-proyeksi-jumlah-penduduk-
indonesia-2020 Diakses pada 23 Maret 2020
https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_negara_menurut_jumlah_penduduk Diakses pada 23
Maret 2020
https://www.bps.go.id/subject/8/ekspor-impor.html#subjekViewTab6 Diakses pada 23 Maret
2020
https://www.cnbcindonesia.com/news/20190917154835-4-100093/impor-buah-dan-sayur-
rp24-triliun-sayuran-ini-juaranya Diakses pada 23 Maret 2020

 Sumber Buku

Niswah,Fitrotun & Meirinawati. 2015. Manajemen Strategis Sektor Publik. Surabaya:


Unesa University Press
NAMA : ALICYA CINDY PRADANA
NIM : 17040674048 (S1 ILMU ADMINISTRASI NEGARA 2017/A)
UTS METODE PENELITIAN ADMINISTRASI
1. Topik: Sosial
2. Judul: Implementasi Program Keluarga Harapan (PKH) Dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Sosial pada Masyarakat Kecamatan Modo Kabupaten Lamongan
3. Latar Belakang Masalah:

Latar Belakang
Jumlah masyarakat Indonesia semakin tahun semakin mengalami peningkatan.
Berdasarkan proyeksi penduduk 2015-2045 hasil Survei Penduduk Antar Sensus (Supas)
2015, jumlah penduduk Indonesia akan mencapai 269,6 juta jiwa pada 2020. Dari data ini
menunjukkan bahwasannya prediksi peningkatan jumlah penduduk semakin meningkat
signifikan. Dari fenomena tersebut dapat diperkirakan terjadinya perubahan pada sector
ekonomi, sosial, budaya, dan bidang-bidang lainnya. Permasalahan terbesar mencakup
fenomena ekonomi dan sosial dimana yang menjadi permasalahan terbesar bangsa
Indonesia saat ini yakni permaslahan yang bersumber dari factor ekonomi dan berdampak
pada sosial masyarakat sehari-harinya. Menghadapi hal ini masyarakat telah lama
mencanangkan berbagai produk kebijakan berupa program-program yang menunjang
urusan masyarakat. Salah satu produk kebijakan yang dikeluarkan untuk meminimalisir
kemiskinan dan kesenjangan sosial di Indonesia yakni dibentuknya Program Keluarga
Harapan.
Mengacu pada Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2018
Tentang Program Keluarga Harapan, Program Keluarga Harapan yang selanjutnya
disingkat PKH adalah program pemberian bantuan sosial bersyarat kepada keluarga
dan/atau seseorang miskin dan rentan yang terdaftar dalam data terpadu program
penanganan fakir miskin, diolah oleh Pusat Data dan Informasi Kesejahteraan Sosial dan
ditetapkan sebagai keluarga penerima manfaat PKH. PKH hadir sebagai program
pemberian bantuan sosial PKH di wilayah sulit dijangkau baik secara geografis,
ketersediaan infrastruktur, maupun sumber daya manusia dengan pengkondisian secara
khusus. Dengan pembentukan program ini diharapkan pemenuhan cita-cita bangsa
Indonesia seperti yang tercantum pada Pembukaan UUD 1945 dengan ayat “Memajukan
Kesejahteraan Umum” dapat terpenuhi.

4. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Implementasi Program Keluarga Harapan (PKH) Dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Sosial pada Masyarakat Kecamatan Modo Kabupaten Lamongan?
2. Bagaimana Upaya Pemerintah dalam menangani permasalahan yang terjadi dalam
implementasi Bagaimana Implementasi Program Keluarga Harapan (PKH) Dalam
Meningkatkan Kesejahteraan Sosial pada Masyarakat Kecamatan Modo Kabupaten
Lamongan?
5. Tujuan Penelitian
1. Untuk mendeskripsikan Implementasi Program Keluarga Harapan (PKH) Dalam
Meningkatkan Kesejahteraan Sosial pada Masyarakat Kecamatan Modo Kabupaten
Lamongan
2. Untuk mengetahui Upaya Pemerintah dalam menangani permasalahan yang terjadi
dalam implementasi Bagaimana Implementasi Program Keluarga Harapan (PKH)
Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Sosial pada Masyarakat Kecamatan Modo
Kabupaten Lamongan
6. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan Keilmuan Administrasi Negara
Khususnya dalam bidang Kebijakan Publik.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Mahasiswa
Mengembangkan Pengetahuan Mahasiswa tentang Implementasi Program
Keluarga Harapan.
b. Bagi Instansi
Diharapkan Penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan dan
masukan bagi Instansi terkait dalam melaksanakan upaya-upaya perumusan
kebijakan publik.
c. Bagi Masyarakat
Diharapkan Masyarakat dapat mengetahui keberadaan Program Keluarga
Harapan dengan harapan mampu mengambil sikap dan manfaat dari wawasan ini.
ANGGA FITRIATMUJI
17040674050
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan ekonomi menurut Arsyad (1999:6) adalah suatu proses yang menyebabkan
pendapatan per kapita penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang yang
disertai dengan perbaikan sistem kelembagaan. Menurut Sukirno (2006:3), pembangunan
ekonomi merupakan suatu rangkaian usaha untuk mengembangkan kegiatan ekonomi,
meningkatkan ketersediaan infrastruktur, menambah perusahaan semakin banyak dan
berkembang, pendidikan semakin tinggi, serta teknologi yang meningkat. Dari proses
pembangunan ekonomi ini diharapkan kesempatan kerja dan kemakmuran masyarakat akan
meningkat. Proses pembangunan ekonomi yang terjadi di suatu daerah merupakan suatu proses
di mana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber daya yang ada dengan
membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk
menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang pertumbuhan ekonomi di wilayah
tersebut (Arsyad (1999:108)). Salah satu upaya pembangunan ekonomi adalah melalui
perdagangan.

Perdagangan ialah suatu kegiatan ekonomi yang menghubungkan produsen dan


konsumen. Dan sebagai sebuah kegiatan distribusi, maka perdagangan menjamin terhadap
penyebaran, peredaran dan juga penyediaan barang dengan melalui mekanisme pasar yang ada
(Marwati Djoened). Surabaya mengalami kenaikan ekonomi terutama pada bidang perdagangan,
ini dapat dilihat dari data Badan Pusat Statistik Kota Surabaya. Salah satu perdagangan yang
dikenal pleh masyarakat terdapat pada UKM/UMKM.

UKM (Usaha Kecil dan Menengah) merupakan kegiatan ekonomi yang sangat nyata
yang ada di Indonesia. UKM sangat berperan penting terhadap kehidupan masyarakat Indonesia,
khususnya terhadap perkembangan dan kemajuan perekonomian Indonesia. Selain itu, UKM
juga berperan dalam penyerapan tenaga kerja, artinya UKM juga berperan menciptakan lapangan
pekerjaan. Menurut Keppres RI No. 99 Tahun 1998 pengertian UKM (Usaha Kecil dan
Menengah) adalah “Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang
secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari
persaingan usaha yang tidak sehat” (Irriyanti, 2012). UKM mampu bertahan di saat krisis
moneter tahun 1998 namun pertumbuhannya ternyata melambat. Seperti data yang terdapat pada
Worldbank yang menunjukkan bahwa usaha kecil tumbuh lebih cepat sebelum tahun 1998 dari
pada sesudah tahun 1998. Indonesia merupakan negara yang memiliki UKM/UMKM terbesar
sejak tahun 2014. Menurut data BPS 2014, jumlah UMKM di Indonesia memiliki 57,89 juta unit
atau 99,99 persen dari total jumlah pelaku usaha nasional. Berdasarkan Data Kementerian
Koperasi dan UKM, jumlah wirausahawan di Indonesia melonjak tajam dari 0,24 persen menjadi
1,56 persen dari jumlah penduduk. Jumlah tersebut masih jauh dari target wirausaha Indonesia
yaitu minimum 2 persen dari jumlah penduduk.

Ada beberapa UKM/UMKM di Surabaya, salah satunya adalah Gedung “Sentra Jahit
Bukit Barisan” yang merupakan bentuk kebijakan yang di buat oleh Walikota Surabaya dengan
bantuan Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah untuk mengurangi masalah
kemacetan di jalan Patua akibat dari para penjahit yang membuka usahanya di pinggir jalan
tersebut. Para penjahit ini sudah membuka usahanya beberapa tahun yang lalu. Namun karena
semakin banyaknya penjahit di jalan tersebut mengakibatkan jalan yang di lalui kendaraan
semakin sempit sehingga menimbulkan kemacetan. Gedung ini di resmikan pada bulan
Desember tahun 2017 dengan jumlah penjahit sekitar 54 orang. Akan tetapi implementasi
kebijakan gedung tersebut tidak berjalan sesuai rencana. Banyak penjahit yang masih saja
membuka usahanya di pinggir Jalan Patua.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang permasalahan, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana kebijakan perda no 9 tahun 2014 tentang penyediaan ruang bagi pedagang
kaki lima di pusat perbelanjaan dan pusat perkantoran di Surabaya?
2. Bagaimana implementasi kebijakan perda no 9 tahun 2014 tentang penyediaan ruang bagi
pedagang kaki lima di pusat perbelanjaan dan pusat perkantoran di Surabaya?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan agar dapat mengetahui bagaimana
implementasi perda No 9 tahun 2014 tentang penyediaan ruang bagi pedagang kaki lima di pusat
perbelanjaan dan pusat perkantoran di Surabaya. Disamping itu juga dapat meningkatkan
kemampuan, pengetahuan dan keterampilan mahasiswa yang bersangkutan dalam bidang yang
ditekuni, dalam hal ini bidang Ilmu Administrasi Negara

D. Manfaat Penelitian
1 Bagi Mahasiswa
a. Dapat mengenal lebih jauh realita ilmu yang diterima dibangku kuliah melalui kenyataan yang
ada dilapangan.
b. Memperdalam dan meningkatkan ketrampilan serta kreativitas diri dalam lingkungan yang sesuai
dengan disiplin ilmu yang dimilikinya.
c. Menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman selaku generasi yang dididik untuk siap
terjun langsung di masyarakat khususnya dilingkungan kerja.
2 Bagi Instansi Yang Ditempati Observasi Lapangan
Merupakan sarana penghubung antara instansi terkait dengan Lembaga Pendidikan
Tinggi.

Daftar Pustaka
 JDIH BPK RI (2014). “Penyediaan Ruang bagi Pedagang Kaki Lima di Pusat
Perbelanjaan dan Pusat Perkantoran di Surabaya” diakses melalui
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/23621 pada 23 Maret 2020
NAMA : FARHAN NAUFAL FALAKH ALHAMDA
NIM : 17040674051
JURUSAN : ADMINISTRASI NEGARA 2017 A
UTS MPA
1. Tentukan salah satu topic : kesiapan pemerintah dalam menangani wabah pandemic
corona
2. Buat judul sebuah penelitihan
3. Buat latar belakang masalah
4. Tentukan rumusan masalah
5. Buat tujuan penelitihan
6. Buat manfaat penelitihan

JAWAB :

2. IPLEMENTASI SOSIAL DISTANCING PEMKOT SURABAYA DALAM MENCEGAH


PENYEBARAN PANDEMI CORONA
3.LATAR BELAKANG
Belum lama ini masyarakat dunia dibuat bersatu untuk dalam hal yang baik, banyak yang
menyarakan tentang kesehatan revitalisasi dunia atau pun tentang cara pemerintah mengatasi
masalah global ini. Di negara yang kita cintai ini terdampak oleh masalah global belum lama ini
masyarakat dituttut waspada dalam berbagai aspek, Pandemi koronavirus di Indonesia diawali
dengan temuan penderita penyakit koronavirus 2019 (COVID-19) pada 2 Maret 2020. Sampai
tanggal 23 Maret 2020, telah terkonfirmasi 579 kasus positif COVID-19. Kasus dinyatakan
tersebar di 22 provinsi: Sumatra Utara, Jambi, Riau, Kepulauan Riau, Lampung, DKI Jakarta,
Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan
Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi
Tenggara, Maluku, Maluku Utara, dan Papua. khususnya di kota pahlawan ini, pemkot setempat
bergerak sangat cepat agar pandemic ini tidak tersebar maupun bermutasi
"Kami mengimbau saat ini Pengunjung untuk tinggalkan tempat ini. Seperti yang kita
tahu tidak ada kumpul-kumpul seperti ini. Kepada pemilik kafe jangan hanya memikirkan
keuntungan. Jangan memikirkan keuntungan tetapi diimbau (tak berkumpul-red). Terima
kasih. Saya kasih batas waktu hanya 10 menit, terima kasih atas perhatian dan kerja sama
yang baik,” ujar polisi tersebut, seperti dilihat dalam akun media sosial instagram
@suroboyo.ku, Senin, 23 Maret 2020.
Dari kitipan diatas dijelaskan bahwah Pmemerintah Kota Surabaya menjalankan otoritas nya
untuk menghimbau masayarakat Surabaya aga tetap aman dan sehat agar masalah global ini
dapat teratasi dengan maksimal
4. Rumusan masalah
- Bagaimana cara pemerintah Kota Surabaya menangulangi masalah pandemic
koronavirus ini
- Bagaimana Sosial distancing berdampak dalam kegiatan ekonomi masyarakat Surabaya
5. Tujuan penelitihan
-untuk mengetahui cara pemerintah Kota Surabaya menangulangi masalah pandemic
koronavirus ini
-untuk mengetahui Sosial distancing berdampak dalam kegiatan ekonomi masyarakat
Surabaya
6. Manfaat penelitihan
Melalui penjabaran tujuan penelitihan ini adapaun manfaat sebagai berikut :
- Bagi Mahasiswa
Didalam penelitihan ini diharapkan memiliki manfaat dalam penerapan metode ilmu
yang diperoleh selama perkuliahan dan melatih untuk menganalisa permasalahan
yang ada serta solusi yang diberikan untuk mengatasi permasalahan tersebut
- Bagi Pemerintah
Didalam penelitihan ini diharapkan bermanfaar bagi pemerintah setempat untuk
digunakan sebagai koreksi maupun acuan dalam menangani masalah
- Bagi Masyarakat
Didalam penelitihan ini diharapkan untuk masyarakat tau dampak yang dikerjakan
agar masyarakat lebih smart dalam menangapi suatu masalah yang ada
DWIEKA SEPTIANI

17040674076

KUALITAS PELAYANAN PROGRAM COACHING CLINIC


DI POLRES KABUPATEN MOJOKERTO
A. Latar Belakang
Secara naluriah, manusia memiliki naluri dalam hidup untuk saling berinteraksi atau
bersosialisasi dengan manusia lain. Keperluan dalam berinterkasi tersebut merupakan salah
satu syarat utama terjadinya aktivitas sosial yang dinamis (Mukarom, 2015). Aktivitas sosial
tersebut mengarahkan dengan adanya suatu komunitas atau organisasi publik yang menjadi
tempat bernaung atau sebagai pemenuhan kebutuhan masyarakat itu sendiri. Pemerintah yang
memiliki peranan dalam hal memaksakan kehendak secara hukum, dan berusaha memenuhi
kebutuhan masyarakat diwajibkan selalu melahirkan sebuah ide – ide ataupun konsep terbaru
dalam bidang pelayanan publik.
Seiring dengan perkembangan zaman, revolusi dalam berbagai bidang terus menerus
dilaksanakan untuk pemenuhan kebutuhan baik dari bidang pelayanan publik ataupun swasta.
Revolusi yang dilakukan tersebut secara tidak langsung memberikan sebuah dampak untuk
menciptakan sebuah inovasi – inovasi baru yang berkembang dan menyesuaikan kebutuhan
serta permasalahan yang masyarakat atau publik hadapi. Melalui website resmi Kementrian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi mengatakan, dalam pelaksanaan
lokakarya Program One Agency, One Innovation dan Peluncuran Buku Inovasi Daerah yang
telah diselenggarakan pada 9 Oktober 2013 yang lalu, Wakil Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Prof. Dr. Eko Prasojo, mencanangkan program
One Agency, One Innovation sebagai suatu langkah terobosan dalam melakukan percepatan
peningkatan kualitas pelayanan publik (Menpan.go.id). Melalui kutipan berita tersebut bahwa
inovasi yang ada untuk menjawab permasalahan masyarakat mampu meningkatkan kualitas
pelayanan publik untuk memenuhi kepuasan konsumen. Tidak hanya penyedia pelayanan di
pemerintahan pusat, akan tetapi penyedia pelayanan di tingkat daerah seperti setingkat
kecamatan juga melaksanakan sebuah inovasi bersama pemerintahan yang berada
dibawahnya.
Seperti halnya inovasi program yang ada di Kabupaten Mojokerto, tidak hanya
pemerintah daerah saja akan tetapi pihak kepolisian juga membuat program inovasi yang
diberi nama Program Coaching Clinic. Didalam program tersebut Polres Kabupaten
Mojokerto menjawab permasalahan masyarakat terkait dengan perolehan SIM (Surat Izin
Mengemudi), dengan memberikan fasilitas berupa latihan dalam ujian praktik dan ujian teori
bagi pemohon SIM. Dilansir dari laman Surabaya.tribunnews.com, program tersebut dibuka
mulai Hari Senin sampai dengan Hari Jumat mulai pukul 15.00 – 17.00 WIB, sedangkan
untuk Hari Sabtu mulai pukul 11.00 – 13.00 WIB. Pada ruangan berlatih ujian teori yang
dapat menampung 9 orang dengan 1 petugas, terdapat berbagai fasilitas yaitu berupa kursi
sofa yang dilengkapi dengan tombol jawaban serta layar besar untuk memutar video
mengenai tertib dalam berkendara. Masyarakat yang sering mengeluh dalam proses
pembuatan SIM, diharapkan melalui program tersebut masyarakat lebih mudah mendapatkan
SIM karena sering berlatih dalam ujian teori dan ujian praktik.
B. Rumusan Masalah
Melalui latar belakang yang telah diuraikan diatas, penelitian ini mendapat rumusan
masalah yang terkait dengan “Bagaimana Kualitas Pelayanan Program Coaching Clinic di
Polres Kabupaten Mojokerto ?”.
C. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah yang telah dijabarkan, didalam penelitian ini mampu
memberikan deskripsi mengenai “Kualitas Pelayanan Program Coaching Clinic di Polres
Kabupaten Mojokerto”.
D. Manfaat Penelitian
Melalui penjabaran tujuan penelitian diatas, adapun manfaat dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Bagi Mahasiswa
Didalam penelitian ini diharapkan memiliki manfaat dalam penerapan metode atau ilmu
yang diperoleh selama perkuliahan dan melatih untuk menganalisa permasalahan yang ada
serta solusi yang diberikan untuk mengatasi permasalahan tersebut.
2. Bagi Instansi
Didalam penelitian ini, diharapkan bagi instansi terkait dapat memberikan beberapa
masukan berupa saran – saran serta menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan
keputusan ataupun perumusan kebijakan terkait dengan pelayanan yang diberikan kepada
masyarakat.
3. Bagi Masyarakat
Didalam penelitian ini, diharapkan melalui pelayanan tersebut masyarakat mengetahui
kemudahan dan kepedulian pemerintah setempat terkait dengan permasalahan yang
sedang terjadi untuk mencapai kesejahteraan masyarakat.
RENI PURNAMA YULIANITA
17040674077

A. Latar Belakang
Di dalam suatu wilayah atau daerah pasti tidak akan lepas dari pelayanan kepada
masyarakat baik di lingkungan pemerintah maupun swasta pun juga melaksanakan kegiatan
pelayanan. Pelayanan publik merupakan salah satu kewajiban dari pemerintah yang harus
diberikan kepada masyarakat di segala bidang, baik di bidang kesehatan, pendidikan dan
sebagainya.
Pelayanan publik atau masyarakat merupakan suatu usaha atau kegiatan yang
dilakukan oleh suatu organisasi/ lembaga/ instansi guna mamberikan pemenuhan kebutuhan
kepada masyarakat baik berupa barang maupun jasa. Menurut KEMENPAN Nomor:
63/KEP/M.PAN/7/2003 pelayanan publik merupakan segala kegiatan pelayanan yang
dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan
penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pelayanan publik ini menrupakan suatu kegiatan
yang dilakkukan oleh instansi atau lembaga publik untumk menjamin pemenuhan kebutuhan
masyarakat baik berupa barang maupun jasa serta pelaksanaannya berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Pelayanan publik sendiri memiliki tujuan yaitu untuk
membantu memudahkan masyarakat khususnya dalam menyelesaikan urusan-urusan baik
administrasi maupun pelayanan mengenai barang atau jasa.
Kegiatan pelayanan publik ini dilakukan hampir di seluruh organisasi yang ada di
Indonesia, salah satunya kegiatan pelayanan publik yang dilakukan di Kantor Satlantas
Polres Kabupaten Jombang berupa pelayanan perpanjangan SIM drive thru.
Melihat dari banyaknya praktek pungli dan calo yang terjadi pada saat masyarakat
hendak melakukan pelayanan perpanjangan SIM, membuat penyedia pelayanan publik
dalam hal ini Polres Kabupaten Jombang lebih antisipatif dan inovatif dengan membuat
sebuah inovasi layanan. Hal tersebut yang menjadi dorongan kepada Polres Kabupaten
Jombang untuk memecahkan masalah dengan membuat sebuah inovasi yang dapat
meminimalisir adanya KKN tersebut. Sehingga diharapkan dengan adanya inovasi layanan
tersebut dapat memberikan rasa aman dan nyaman masyarakat dalam melakukan pelayanan
publik serta dapat lebih efisien dan efektif.
Pelayanan perpanjangan SIM drive thru ini merupakan sebuah inovasi pelayanan
publik yang digagas oleh Polres Jombang yang bertujuan untuk memberikan pelayanan yang
lebih efisien , efektif. Dengan adanya inovasi pelayanan tersebut diharapkan dapat
membantu memecahkan masalah yang kerap kali terjadi ketika masyarakat sedang
melakukan perpanjangana SIM.
Didalam pelayanan perpanjangan SIM drive thru ini masyarakat hanya cukup
menghabiskan waktu sekitar 7 menit untuk dapat menyelesaikan proses pelayanan
perpanjangan SIM. Masyarakat pun juga tidak perlu turun dari kendaraan mereka untuk
melakukan perpanjangan SIM tersebut cukup diatas kendaraan masing-masing. Untuk
memanfaatkan pelayanan SIM drive thru ini caranya cukup mudah yaitu pemohon hanya
cukup datang dengan membawa persyaratan yang telah ditentukan. Misalnya seperti SIM
asli yang masih berlaku, e-KTP asli, foto kopi SIM dan e-KTP masing-masing 3 lembar,
surat keterangan sehat.
Pada loket kedua, pemohon akan difoto, scan sidik jari serta tanda tnagan secara
elektronik. Setelah itu pemohon akan bergeser ke loket selanjutnya dengan tetap berada
diatas kendaran masing-masing untuk menandatangani formulir sekaligus mengambil SIM
yang sudah selesai dicetak.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka penulis tertarik untuk
mengambil judul Inovasi Pelayanan SIM Drive Thru di Kantor Satlantas Polres
Kabupaten Jombang.

B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka rumusan masalah pada
penelitian ini adalah bagaimana Inovasi Pelayanan SIM Drive Thru di Kantor Satlantas
Polres Kabupaten Jombang?

C. Tujuan Penelitian
Dari penjelasan rumusan masalah diatas dapat diketahui bahwasanya penelitian ini
bertuujan untuk mengetahui Inovasi Pelayanan SIM Drive Thru di Kantor Satlantas Polres
Kabupaten Jombang.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat Teoritis
Dengan melakukan penelitian terkait inovasi aplikasi smart desa berbasis
digital sebagai upaya peningkatan mutu pelayanan pemerintah desa, dengan ini
diharapkan dapat dijadikan sebagai kajian ilmu tentang inovasi aplikasi smart desa
berbasis digital sebagai upaya peningkatan mutu pelayanan pemerintah desa
.

Manfaat Praktis
1. Bagi Masyarakat
Untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai inovasi
pelayanan SIM drive thru sehingga masyarakat dapat berpartisipasi untuk
mendukung inovasi pelayanan SIM drive thru.

2. Bagi UNESA
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat serta
pemberian masukan kepada Jurusan dalam bidang Ilmu Administrasi Publik
untuk dapat mengembangkan kajian ilmu pengetahuan mengenai pelayanan
publik khususnya tentang inovasi pelayanan SIM drive thru.

3. Bagi Penulis
Dengan adanya kegiatan penelitian ini diharapkan dapat menambah
pengetahuan tentang pelayanan yang telah dikembangkan pada saat ini serta
dapat menerapkan teori-teori yang telah didapat selama masa perkuliahan.

4. Bagi Polres Jombang


Kegiatan penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi
dalam menjalankan pelayanan publik untuk Kabupaten Jombang khususnya
supaya dapat berkembang menjadi lebih baik lagi

M. RIZAL FIRDAUS
17040674078
S1 ILMU AN 2017A
1. Tema : KEDISIPLINAN PEGAWAI
2. Judul :
MANAJEMEN STRATEGIS PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG
DALAM MENERAPKAN KEDISIPLINAN PEGAWAI MENGGUNAKAN
SIPERLU (SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ADMINISTRASI
KEPEGAWAIAN ) OLEH
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
(Studi Kasus pada Dinas Pendidikan Kabupaten Lumajang)

3. Buat latar belakang masalah

1.1 LATAR BELAKANG


Pemerintah Kabupaten Lumajang terletak kurang lebih 154 km dari ibukota Provinsi
Jawa Timur yaitu Kota Surabaya. Kabupaten Lumajang terdiri dari 21 ( dua puluh satu )
kecamatan, yaitu: Yosowilangun, Kunir, Tempeh, Pasirian, candipuro, Pronojiwo, Tempursari,
Rowokangkung, Tekung, Sumbersuko, Lumajang, Sukodono, Pasrujambe, Padang, Gucialit,
Jatiroto, Randuagung, Kedungjajang, Klakah, dan Ranuyoso. Dengan adanya banyak pembagian
kecamatan tersebut Lumajang memiliki sebuah permasalahan yang langsung dengan pelayanan
langsung kepada masyarakat. Untuk melayani masyarakat maka dari itu yang harus dibenahi
adalah aparatur sipil negara (ASN).
Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai unsur utama sumber daya manusia aparatur negara
mempunyai peranan yang menentukan keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan. Sosok PNS yang mampu memainkan peranan tersebut adalah PNS yang
mempunyai kompetensi yang diindikasikan dari sikap disiplin yang tinggi, kinerja yang baik
serta sikap dan perilakunya yang penuh dengan kesetiaan dan ketaatan kepada negara, bermoral
dan bermental baik, profesional, sadar akan tanggung jawabnya sebagai pelayan publik serta
mampu menjadi perekat persatuan dan kesatuan bangsa (Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion,
n.d.)
PNS sebagai aparat pemerintah dan abdi masyarakat diharapkan selalu siap sedia
menjalankan tugas yang telah menjadi tanggungjawabnya dengan baik, namun realitanya sering
terjadi dalam suatu instansi, para pegawainya melakukan pelanggaran disiplin PNS yang
tentunya akan mempengaruhi kinerja pegawai (I Alit Pramawati & Ayu Putu Sri Widnyani,
2017).
Kedisiplinan pegawai merupakan hal yang penting dalam melayani masyarakat
dikarenakan Jika pegawainya tidak disiplin. Maka, tidak akan bisa melayani masyarakat dengan
maksimal. Dengan adanya ini, sebuah ketidak kedisiplinan yang ada di pemerintah kabupaten
lumajang maka pemerintah Kabupaten Lumajang mempunyai sebuah solusi yaitu menggunakan
SIPERLU ( Sistem Informasi Presensi Lumajang) .
Presensi Online ini diperuntukan untuk PNS maupun yang Non PNS. Dengan adanya
sebuah sistem ini, membuahkan sebuah hasil yang cukup baik untuk mendisiplinkan PNS
maupun yang Non PNS. dengan adanya sistem tersebut, maka PNS maupun Non Pns akan
berpikir kembali untuk melakukan tindakan yang tidak disiplin tersebut antaranya pulang
sebelum waktunya ataupun tidak masuk tanpa izin daripada pimpinan.
Kehadiran PNS maupun Non PNS yang tidak disiplin ini berdampak pada pelayanan
masyarakat. Yang seharusnya pelayanan itu maksimal maka tidak maksimal. Permasalahan-
permasalahan yang dikarenakan PNS maupun Non PNS yang tidak disiplin antaranya seperti
pelayanan yang lambat, petugas sulit untuk ditemui dan pegawai bekerja seadanya tidak all out.
Menurut Robbins ( Perilaku Organisasi, edisi 10 : 2006) pegawai adalah “orang pribadi
yang bekerja pada pemberi kerja, bagi sebagai pegawai tetap atau tidak, berdasarkan kesepakatan
kerja baik tertulis maupun tidak tertulis, untuk melaksanakan suatu pekerjaan dalam jabatan atau
kegiatan tertentu yang ditetapkan oleh pemberi kerja”. Dari pengertian tersebut menunjukan
karakteristik pegawai yaitu sebuah individu yang bekerja dalam sebuah instansi pekerjaan yang
sudah terikat oleh pemberi kerja. Sebelum menyetujui keterikatan tersebut melalui sebuah
kesepakatan bersama antara pemberi kerja dan yang akan bekerja. Sehingga, dengan adanya itu
pegawai tersebut mempunyai sebuah komitmen untuk bekerja sungguh-sungguh. Maka dari itu,
belakangan ini pemerintah Kabupaten Lumajang melakukan penertiban PNS maupun Non PNS
menggunakan sistem SIPERLU .

Gambar tersebut merupakan sebuah gambaran yang ada didalam aplikasi SiPERLU yang
terlihat adanya salah satu bukti manajemen pegawai Pemerintah Kabupaten Lumajang mulai dari
waktu presensi lokasi masuk dan lokasi presensi pulang. Tidak hanya itu saja fitur aplikasi juga
dilengkap dengan waktu dan identifikasi wajah. penerapan Si Perlu untuk tenaga Non PNS
dilakukan untuk mendisiplinkan pegawai di lingkup Pemkab. Lumajang. Penerapan Si Perlu
tersebut sebelumnya telah diterapkan bagi PNS dan diklaim berhasil mengurangi ketidaksiplinan
pegawai karena diterapkan sanksi bagi pelanggarnya. “Seperti yang sudah dikatakan Pak Sekda
pada apel sebelumnya, hanya karena Apel tidak mengikuti selama 4 kali untuk tenaga honorer
Non PNS akan diberhentikan, dengan Si Perlu akan dipertajam,” ujarnya.

4. Tentukan rumusan masalah!


1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dari itu peneliti ingin meninjau dan
mengetahui bagaimana tentang Manajemen Strategis Pemerintah Lumajang Dalam
Menerapkan Kedisiplinan Pegawai Menggunakan SIPERLU ( Sistem Infromasi
Presensi Lumajang) Oleh Badan Kepegawaian Daerah Lumajang (Studi Kasus Dinas
Pendidikan Lumajang)

5. Buat tujuan penelitian


1.3 TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, tujuan peneliti ini dilakukan
yaitu untuk mengetahui manajemen strategis Program absensi melellui SiPerlu ( Sistem
Informasi Presensi Lumajang) oleh Badan Kepegawaian Daerah Kabupeten Lumajang
dengan studi kasus di Dinas Pendidikan Kabupaten Lumajang.

6. Buat manfaat penelitian!


1.4 MANFAAT PENELITIAN
Berdasarkan rumusan dan tujuan penelitian diatas, maka manfaat yang diharapkan dari
peneliti ini sendiri adalah:
A. Bagi Peneliti
Untuk menerapkan dan mengembangkan teori yang sudah diperoleh sehingga dapat
belajar dan membandingkan dengan teori dengan praktek yang ada di kenyataan yang ada
dilapangan dan diterapkan , serta memberikan wawasan ilmu bagi peneliti itu sendiri agar
kelak menjadi penerus bangsa bisa lebih berinovasi lagi dengan baik.
B. Bagi Universitas
Sebagai salah satu masukan kepada universitas untuk menambah ilmu yang ada, agar
dapat dikembangkan lagi oleh para warga Universitas Negeri Surabaya. Agar, bisa
berinovasi lagi dengan sistem program yang lebih baik. Serta sebagai sumbangan
Informasi dan pemikiran.
C. Bagi Instansi
Sebagai bentuk masukan dan saran kepada Badan Kepegawain Daerah Lumajang untuk
meningkatkan manajemen strategi dalam mendisiplinkan pegawai. agar bisa bekerja
secara disiplin lagi dan tertib. Sehingga, bisa menghapus citra Aparatur Sipin Negara
yang suka bolos kerja atau tidak melayani dengan baik.

Daftar Pustaka

I Alit Pramawati, A. A., & Ayu Putu Sri Widnyani, I. (2017). Implementasi Kebijakan Disiplin
Pegawai Negeri Sipil Dalam Rangka Meningkatkan Kinerja Pegawai Pada Badan Kepagwaian
Dearah Kabupaten Klungkung. JAKP) Jurnal Administrasi Dan Kebijakan Publik, 3.
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion. (n.d.).
 
NAMA : REDIKA WIDYA PRABANINGRUM
NIM : 17040674079
KELAS : 2017A

1. Topik Penelitian : PROGRAM SEKOLAH LAPANG DI KABUPATEN


BOJONEGORO
2. Judul Penelitian : MANAJEMEN STRATEGI PROGRAM SEKOLAH LAPANG di
DINAS PERTANIAN KABUPATENBOJONEGORO
3. Latar Belakang Masalah :
Pertanian bukan sekedar sebuah aktivitas ekonomi untuk menghasilkan
pendapatan bagi petani saja. Lebih dari itu pertanian dapat menjadi sebuah cara hidup
atau way of life sebagian besar petani. Oleh karena itu sistem dan sektor pertanian harus
menempatkan subjek petani sebagai pelaku sektor pertanian secara utuh (Pantjar
Simatupang, 2003).
Bagi negara agraris seperti Indonesia, peran sektor pertanian sangat penting dalam
mendukung perekonomian nasional, terutama sebagai penyedia bahan pangan, sandang
dan papan bagi segenap penduduk, serta penghasil komoditas ekspor non migas untuk
menarik devisa. Lebih dari itu, mata pencaharian sebagian besar rakyat Indonesia
bergantung pada sektor pertanian.
Sampai saat ini sektor pertanian tetap dijadikan sebagai sektor andalan, karena sektor ini
telah terbukti tetap bertahan dari badai krisis moneter, sementara itu sektor-sektor lainnya
justru banyak yang mengalami kebangkrutan. Peran sektor pertanian dalam
perekonomian nasional dapat ditinjau dari berbagai aspek, antara lain sebagai penyedia
lapangan kerja (sumber mata pencaharian penduduk), sumber devisa negara, sumber
bahan baku industri, dan sumber pendapatan nasional. Selain itu, sektor pertanian juga
merupakan sumber bahan pangan bagi sebagian besar penduduk Indonesia.
Pembangunan pertanian sebagai bagian dari pembangunan nasional diarahkan pada
perkembangan pertanian yang maju, efisien dan tangguh dengan tujuan selain untuk
memperluas lapangan kerja, tetapi juga untuk mendukung pembangunan daerah, dari
lima subsektor pertanian maka masing-masing subsektor tersebut mempunyai peran dan
kontribusi yang berbeda dalam sumbangannya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB)
nasional.
Jawa Timur merupakan salah satu provinsi yang berbasis pada sektor pertanian.
Jadi tidak dapat dipungkiri rata-rata masyarakatnya bekerja sebagai petani. Kabupaten
Bojonegoro merupakan salah satu penghasil padi di Jawa Timur. Bahkan Kabupaten
Bojonegoro mendapat julukan sebagai lumbung padi nasional. Produksi padi di
Kabupaten Bojonegoro pada tahun 2016 mencapai 1 juta ton. Akan tetapi,pada tahun
2017 mengalami penurunan produksi menjadi 880.000 ton. Selain itu juga di era yang
sudah berkembang pesat saat ini atau bisa dikatakan era modern, banyak anak muda
khususnya di desa yang tidak mau memilih profesi sebagai petani. Mereka lebih memilih
merantau ke kota atau berprofesi yang lain. Agar masalah ini bisa ditangani, Dinas
Pertanian Kabupaten Bojonegoro memiliki manajemen strategi yaitu dengan menciptakan
program Sekolah lapang yang bertujuan untuk mengajarkan para petani bagaimana
bertanam yang baik, cara memupuk dan membasmi hama agar menghasilkan panen yang
baik serta juga bertujuan untuk menciptakan para petani muda. Hal ini diharapkan agar
masyarakat di desa khususnya yang berprofesi sebagai petani memiliki wawasan yang
luas tentang cara bercocok tanam dan juga bertujuan agar memikat para anak muda untuk
mau menjadi petani. Program ini mulai dilakukan pada tahun 2019 lalu, dan dialokasikan
diseluruh desa di Kabupaten Bojonegoro yakni sebanyak 419 desa, dan dimana setiap
desa menyediakan lahan seluas 1 Ha untuk sekolah lapang tersebut, sedangkan biaya
pupuk, bibit disediakan oleh Pemkab dan hasilnya untuk desa penyedia lahan tersebut.
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan diatas, telah memperkuat
penulis sehingga tertarik untuk melakukan sebuah penelitian yang bertujuan untuk
mendeskripsikan atau menganalisis manajemen strategi program sekolah lapang di Dinas
Pertanian Kabupaten Bojonegoro. Berdasarkan latar belakang yang ditulis diatas maka
penulis tertarik untuk membahas tentang “MANAJEMEN STRATEGI PROGRAM
SEKOLAH LAPANG di DINAS PERTANIAN KABUPATEN BOJONEGORO”.

4. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian serta penjelasan yang telah dikemukakan pada latar belakang diatas,
maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
Bagaimana manajemen strategi program sekolah lapang di Dinas Pertanian Kabupaten
Bojonegoro?

5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka penelitian ini mempunyai tujuan
yang ingin dicapai yaitu:
Untuk mendeskripsikan atau menganalisis manajemen strategi program sekolah lapang di
Dinas Pertanian Kabupaten Bojonegoro.

6. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu manfaat
teoritis dan manfaat praktis, dengan penjelasan sebagai berikut:
 Manfaat Teoritis
f. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi pemerintah
kabupaten dalam mensejahterakan para petani.
g. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu acuan untuk
penelitian berikutnya yang sejenis.
 Manfaat Praktis
g. Bagi penulis, dapat menambah wawasan tentang sekolah lapang yang
diperuntukkan untuk para petani.
h. Bagi pemerintah kabupaten, agar hasil penelitian ini dapat dijadikan untuk
memberikan informasi tambahan bagi Dinas Pertanian mengenai sekolah lapang.

Rioska Restoe Irsyadillah (17040674080)


I.I Latar Belakang Masalah
Dewasa ini persaingan dalam dunia bisnissudah semakin tajam, para pemasar
dituntut tidak hanya meningkatkan kualitas produk tetapi juga kualitas pelayanan untuk
bisa tampil sebagai pemenang dalam persaingan. Kepuasan yang dirasakan oleh
pelanggan akibat dari pelayanan yang diterima dengan memberikan suatu dorongan untuk
menjalin hubungan yang lebih baik sehingga timbul kepercayaan dan kesetiaan yang dapat
memberikan citra positif tentang perusahaan tersebut terhadap orang lain. Semuanya itu
perlu ditempuh olehperusahaan untuk mencapai profitabilitas yang tinggi sehingga
perusahaan dapat terus tumbuh dan berkembang sesuai dengan tuntutan persaingan dan bisa
menjadi pemimpin pasar yang tangguh.
Banyaknya perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa saat ini mengacu suatu
perusahaan untuk mampu bersaing dan memenangkan hati konsumen. Salah satunya adalah
PT.Pos Indonesia (persero), PT.Pos Indonesia (persero) merupakan salah satu Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang jasa. Namun saat ini PT Pos
Indonesia tidak sendirian. Perusahaan di luar pemerintah (swasta) yang bergerak di bidang jasa
pelayanan pengiriman paket saat ini sudah banyak. Dahulu PT Pos selalu menjadi andalan utama
dalam jasa pengiriman uang maupun barang. tapi saat ini PT Pos sudah mulai terpinggirkan oleh
para kompetitor yang ternyata lebih disukai oleh masyarakat. PT Pos Indonesia memiliki cabang
yang terletak di seluruh penjuru Indonesia, hal ini bisa saja menjadi keuntungan bagi PT Pos
karena para pesaing lain belum memiliki cabang diseluruh pelosok Indonesia. Bahkan hal ini
bisa dimanfaatkan oleh pemerintah untuk membuat program-program pelayanan yang
berhubungan langsung dengan masyarakat di daerah pelosok, yaitu program tentang ketersediaan
informasi di daerah pelosok agar daerah-daerah yang jauh dari jangkauan informasi seperti akses
internet dapat tersedia aksesnya dan kantor pos sebagai penghubung dari program tersebut.
Kenyataannya saat ini PT Pos masih kalah bersaing dengan ekspedisi swasta yang lain.
Prosentase TBI Pos Indonesia mengalami penurunan pada tahun 2017 yakni sekitar 1,2%
dibanding tahun 2016, padahal pada tahun 2016 mengalami peningkatan yang cukup baik, yakni
naik 2,6% dari tahun sebelumnya. Hal tersebut tidak sebanding jika melihat prosentase TBI JNE
dan TIKI yang notabene adalah perusahaan swasta, berbeda dengan Pos Indonesia yang
merupakan perusahaan BUMN. Sehingga hal ini diperlukan adanya inovasi yang dilakukan PT
Pos Indonesia untuk dapat menyerap pangsa pasar lebih besar. Semarang merupakan ibukota
Propinsi Jawa Tengah yang memiliki tiga kantor utama dan memiliki fungsi berlainan. Pertama,
Kantor Pos Besar Semarang 50000 terletak di Jalan Pemuda, merupakan kantor yang
berhubungan langsung dengan pelanggan. Kedua, Kantor Wilayah Pos yang terletak di jalan
Sisingamangaraja, berfungsi sebagai pusat kegiatan manajerial untuk wilayah Jawa Tengah dan
DIY. Ketiga, Mail Processing Centre atau Sentral Pengolahan Pos terletak di Jl. Imam Barjo,
Pleburan, Semarang 50241, merupakan kantor yang berfungsi sebagai tempat pengolahan semua
kegiatan transaksi pengiriman yang dilakukan pada semua Kantor Pos yang ada di Semarang
Dalam penelitian ini peneliti memilih lokasi kantor pos yang berhubungan langsung
dengan pelanggan, yakni Kantor Pos Besar Semarang 50000. Kantor ini berorientasi untuk
mendapatkan pelanggan sebanyak-banyaknya. Kantor Pos Besar Semarang 50000 pada akhir
tahun 2017 melakukan inovasi layanan free pick up (layanan jemput kiriman gratis, pengantar
pos yang mendatangi konsumen, satu pucuk surat tetap di jemput dan membantu mengepak
barang kiriman konsumen). Terdapat pula inovasi yang dilakukan oleh Kantor Pos Semarang
50000 yakni suatu layanan yang berbasis teknologi, pengguna layanan cukup melakukan
transaksi melaui handphone berbasis android, layanan ini disebut dengan Mobile pos payment
atau Mpospay, namun dari sisi pelayanan masih ada juga beberapa keluhan pelanggan mengenai
layanan jasa Kantor Pos Semarang bahwa jenis keluhan pelanggan tertinggi adalah surat/paket
tidak datang tepat waktu. Hal tersebut menunjukkan layanan yang diberikan oleh kantor Pos
Semarang 50000 belum dapat dikatakan optimal, karena masih tingginya angka keluhan
pelanggan mengenai keterlambatan pengiriman surat maupun paket. Sedangkan untuk keluhan
lainnya seperti barang hilang dan rusak memperoleh prosentase sebesar 1,4% dan 0,9%.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti merasa perlu untuk membahas lebih
lanjut tentang upaya Kantor Pos Semarang 50000 agar dapat bersaing dengan kompetitor yang
menawarkan pelayanan dibidang yang sama. Peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul
Inovasi Layanan Mpospay dan Free Pick Up Dalam Peningkatan Kualitas Pelayanan dan akan
melakukan Studi Pada Kantor Pos Semarang 50000.
I.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang dan identifikasi terhadap permasalahan inovasi layanan
Mpospay dan Free Pick Up dalam peningkatan kualitas pelayanan di Kantor Pos Semarang
50000, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimanakah inovasi layanan Mpospay dan Free Pick Up di Kantor Pos Semarang 50000?
2. Bagaimana kualitas pelayanan yang diberikan oleh Kantor Pos Semarang 50000?

I.3. Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui inovasi layanan Mpospay dan Free Pick Up di Kantor Pos Semarang
50000.
2. Untuk mengetahui kualitas pelayanan yang diberikan oleh Kantor Pos Semarang 50000.

I.4. Manfaat Penelitian

Manfaat Teoritis : Mengembangkan pengetahuan dan menambah wawasan bagi peniliti inovasi
pelayanan publik kantor pos indonesia semarang 50000 dalam menghadapi era teknologi
informasi dan dapat menjadikan dasar penelitian sejenis

Manfaat Praktis: Dipakai untuk memenuhi tugas mata kuliah atau tugas akhir dan sebagai
masukan kepada institusi terkait yaitu Kantor Pos Semarang 50000

NAMA : DYAH EKA PRATIWI


NIM : 17040674081
KELAS : 2017-A

1. Topik
Program Park and Ride Joyoboyo Surabaya

2. Judul Penelitian
Inovasi Pelayanan Publik Park and Ride Joyoboyo Oleh Dinas Perhubungan Kota
Surabaya

3. Latar Belakang Masalah


Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan meningkatnya
kepemilikankendaraan di perkotaan akan mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan kegiatanmanusia didalamnya terutama pada kawasan yang memiliki
peresentase yang tinggi ataskegiatan perdagangan dan komersial. Tarikan pergerakan
kendaraan yang terjadi sudah pastidiawali dan diakhiri di tempat parkir. Sebagai bagian
dari anggota masyarakat dan sebagai pemakai jalan, tidak dapat dipungkiri hampir
seluruh aktifitas kita di luar rumah berhubungan dengan jalan sebagai sarana penghubung
dari suatau tempat ke tempat yang lain dan sarana penghubung seperti alat transportasi
kendaraan bermotor pasti tidak jauh dengan tempat parkir.
Perparkiran juga menjadi fenomena yang sering dijumpai dalam sistem
transportasi. Fenomena parkir tersebut terjadi hampir di seluruh daerah yang ada di
Indonesia. Parkir dapat berupa parkir kendaraan bermotor dan kendaraan tidak bermotor.
Keduanya dapat mengganggu keindahan kota apabila tidak dilakukan penataan dengan
baik. Parkir yang serampangan berada di tepi jalan dipandang sebagai bagian dari awal
kemacetan. Kita melihat dan merasakan, di jalan-jalan (banyak jalan) di Surabaya
semakin hari semakin terasa sempit dan menjemukan. Setelah pedestrian diperbaiki dan
dilebarkan, badan jalan semakin sesak. Argumentasi untuk memberikan ruang yang lebih
beradab untuk para pejalan kaki memang sebuah langkah yang bijaksana, namun
pengendalian kebiasaan masyarakat kota untuk menaati rambu larangan masih perlu
waktu.
Inovasi adalah suatu pembaharuan terhadap berbagai sumber daya sehingga
sumber daya tersebut mempunyai manfaat yang lebih bagi manusia. Proses inovasi sangat
dipengaruhi oleh kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan karena kedua hal tersebut
dapat memudahkan dalam memproduksi sesuatu yang baru dan berbeda. Inovasi menurut
Kuniyoshi Urabe:
“Inovasi adalah segala hal yang dihasilkan melalui suatu proses yang panjang dan
kumulatif, meliputi banyak proses pengambilan keputusan, mulai dari penemuan
gagasan hingga ke implementasian nya di pasar.”
Walaupun berbagai masalah masih mewarnai pelaksaan parkir, tetapi komitmen
Pemerintah KotaSurabaya untuk tetap meningkatkan pelayanan publik semakin diperkuat
oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Perhubungan (Dishub) dengan
dibuatnya inovasi Park and Ride atau bisa juga disebut sebagai suatu tempat yang
digunakan sebagai tempat penitipan kendaraan bermotor. Pemerintah Kota Surabaya
telah membangun 3 titik Park and Ride yang awal mulanyamulai membangun pada tahun
2017 dan mulai bisa dioperasikan pada tahun 2018. 3 titik tersebut dibangun secara
berkala yaitu di Jalan Mayjen Sungkono, Jalan Adityawarman. Dan yang ke tiga ini yaitu
Pemerintah Kota Surabaya membuat inovasi untuk Park and Ride ini di Jalan Joyoboyo
tepatnya pada Terminal Joyoboyo. Park and RideJoyoboyo ini baru saja di uji coba akhir
tahun bulan Desember 2019, dan kemudian diresmikan awal tahun 2020. Park and
RideJoyoboyo ini sebagai satu diantara cara untuk menggeser parking on street to
parking off street. Diharapkan kedepannya semakin sedikit jumlah pengguna jalan yang
memanfaatkan bahu jalan untuk parkir. Selain itu, Park and Ride juga bisa membatasi
penggunaan kendaraan pribadi. Sebab, dengan memakirkan kendaraan di Park and
RideJoyoboyo, pengguna bisa alih transportasi ke angkutan umum.
Inovasi yang dibuat oleh Pemerintah Kota Surabaya melalui Dinas Perhubungan
dengan membuat Park and Ride Joyoboyo bertujuan untuk membantu menguraikan
masalah mengenai parkir di tepi jalan yang membuat arus di Jalan Joyoboyo saat
masyarakat telah melakukan aktivitas pekerjaan menjadi macet, ditambah lagi dengan
adanya terminal angkutan umum Joyoboyo yang banyak para pengemudi angkutan umum
malas untuk memarkirkan kendaraannya di tempat yang benar, sehingga banyak
angkutan umum berjejer di pinggir jalan. Selain itu juga adanya tempat wisata Kebun
Binatang Surabaya (KBS) yang pada hari libur terjadi lonjakan pengunjung, dan hal
tersebut membuat pengunjung parkir di ruas Jalan Joyoboyo sampai Jalan Setail depan
pintu masuk akses Kebun Binatang Surabaya. Hal tersebut juga mengganggu aktivitas
pengguna jalan yang hendak melewati daerah tersebut dan membuat kemacetan.
Terobosan ini muncul karena masih belum maksimalnya inovasi lain seperti
parkir zona, parkir elektronik yang membantu masyarakat untuk mempermudah proses
parkir kendaraan mereka. Masih ada masyarakat belum paham inovasi baru dan
masyarakat yang mengeluh karena banyak oknum-oknum yang mengambil keuntungan
atas rumitnya lahan parkir di Surabaya dengan adanya parkir liar yang mematok tarif
parkir yang begitu tinggi. Salah satu lahan parkir yang dikelola oleh Dinas Perhubungan
yang memiliki beberapa permasalahan yakni ditemukan adanya penarikan tarif parkir
melebihi ketentuan, yaitu yang seharusnya Rp. 2.000,00 ditarik Rp. 5.000,00. Selain
harga yang tidak wajar, fasilitas yang diberi oleh parkir liar pun terkesan apa adanya dan
tidak menjamin untuk kendaraan kita aman, di tepi jalan umum yang seringkali melebihi
batas garis pakir yang ada. Selain itu di kawasan Terminal Joyoboyo berjejer jejer
angkutan umum yang parkir pinggir jalan sehingga mempersempit lebar jalan umum, dan
membuat kemacetan lalu lintas di sekitar.

4. Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut, maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah sebagai
berikut : Bagaimana inovasi pelayanan publikpark and ride Joyoboyo oleh Dinas
Perhubungan Kota surabaya?

5. Tujuan Penelitian
 Untuk mengetahui asal mula inovasi pelayanan publikpark and ride Joyoboyo
oleh Dinas Perhubungan Kota Surabaya.
 Untuk mengetahui hambatan apa saja yang terjadi dalam inovasi pelayanan publik
park and ride Joyoboyo oleh Dinas Perhubungan Kota Surabaya.
 Untuk mengetahui dampak sebelum dan sesudah adanya inovasi tersebut.

6. Manfaat Penelitian
 Manfaat Teoritis
Untuk mengetahui bagaimana inovasi pelayanan publik park and ride Joyoboyo oleh
Dinas Perhubungan Kota Surabaya.

 Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Untuk mendapatkan informasi inovasi pelayanan publik park and ride
Joyoboyo oleh Dinas Perhubungan Kota Surabaya.
b. Bagi Instansi Dinas Perhubungan Kota Surabaya
Dapat lebih memperhatikan proses inovasi pelayanan publik park and ride
Joyoboyo oleh Dinas Perhubungan Kota Surabaya agar bisa berjalan dengan
baik dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dengan sesuai peraturan.
c. Bagi pembaca
Untuk menambah informasi dan pengetahuan tentang inovasi pelayanan
publik park and ride Joyoboyo oleh Dinas Perhubungan Kota Surabaya.
d. Bagi Prodi S1 Ilmu Administrasi Negara
Untuk menambah referensi dan pembelajaran mengenai inovasi pelayanan
publik park and ride Joyoboyo oleh Dinas Perhubungan Kota Surabaya.
Ahmad Rizal Zakky Ghufron (17040674082)

E-TOLL CCTV SEBAGAI ALTERNATIF PENGURANGAN KEMACETAN


JALAN TOLL

A. Latar Belakang

Di Indonesia pertumbuhan kendaraan laju bermotor tidak di ikuti dengan peningkatan


infrastruktur jalan, alhasil sering terjadi kemacetan. Salah satu alternatifnya dengan
pembangunan jalan tol. Dalam pembangunan ini juga melibatkan PT. Jasamarga yang
memiliki konsep 2 sistem untuk jalan tol yaitu sistem tertutup dan sistem terbuka. Sistem
tertutup dimana menghitung biaya tol sesuai dengan ruas jalan yang dilalui. Sedangkan sistem
terbuka adalah sistem dimana tidak melihat ruas jalan yang dilalui.
Meskipun perusahaan PT. Jasamarga telah membuat kartu E-toll yang bekerjasama
dengan pihak Bank Mandiri,nyatanya masih terjadi kepadatan di setiap ruas jalan tol. Program
tersebut masih kurang efektif dan efisien. Oleh sebab itu penulis mengemukakan sebuah
gagasan untuk mengganti sistem kartu E-toll dengan E-toll CCTV. E-toll CCTV ini mirip
dengan penggunaan e-tilang yang dipasang di setiap berlawanan arah. Sebelum memasuki
gerbang tol terdapat rambu menunjukkan kendaraan memiliki batas maksimal 20 km/jam.
Sehingga pengendara menurunkan kecepetan menjadi 20 km/jam. Setelah meleawti rambu di
jalan tol, maka akan melewati gerbang tol yang dilengkapi CCTV canggih beresolusi tinggi.
CCTV tersebut akan memindai plat kendaraan dan situasi pada saat kendaraan ditempat
kejadian tersebut. Para pengendara hanya tinggal mendaftarkan nomor rekening saja
kemudian ketika kendaraan melalui gardu tol sistem tersebut akan langsung memotong
otomatis lewat rekening. Hadirnya sistem ini maka akan dapat mempercepat transaksi di
gerbang tol. Saat ini untuk setiap transaksi di gerbang tol manual memakan waktu selama
20 detik, sedangkan untuk transaksi di gerbang tol otomatis (GTO) memakan waktu 15
detik. Untuk merealisasikan sistem tersebut pihak perusahaan PT. Jasamarga bisa
menggandeng badan usaha milik negara (BUMN), yakni PT Telekomunikasi Indonesia
(Persero) Tbk (TLKM).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka dapat dirumuskan
suatu masalah yaitu “ E-TOLL CCTV SEBAGAI ALTERNATIF PENGURANGAN
KEMACETAN JALAN TOLL “

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan terkait “ E-TOLL CCTV SEBAGAI
ALTERNATIF PENGURANGAN KEMACETAN JALAN TOLL “
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk membantu peneliti yang lain
sebagai pembanding terhadap kajian atau topik yang diteliti. Selain itu hasil penelitian
ini diharapkan dapat bermanfaat terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan dapat
menambah wawasan terkait program
2. Manfaat Praktis
a. Bagi PT. Jasa Marga
1) Menjadi lebih cepat dan efisien.
Karena pengendara tidak perlu sampai memberhentikan kendaraannya dan antrian
panjang tidak akan terjadi.
2) Sarana pendeteksi kejahatan
CCTV ini menerapkan hal yang sama dilakukan oleh E-Tilang.Nantinya
pelanggar/kriminalitas yang melewati gerbang gardu tol akan ter-capture dengan jelas
baik jenis kendaraan maupun pelat nomornya. Petugas kemudian mengirim data
pelanggar tersebut ke pemilik kendaraan. Foto pelanggaran juga akan menjadi bukti
faktual saat di pengadilan. Sehingga ini akan meringankan beban polisi selama ini.

b. Bagi Mahasiswa
1) Dengan penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dan wawasan yang lebih luas
terkait bagaimana pelaksanaan “ E-TOLL CCTV SEBAGAI ALTERNATIF
PENGURANGAN KEMACETAN JALAN TOLL “
2) Dapat menerapkan teori-teori yang didapat selama perkuliahan dalam penelitian di
lapangan atau lingkungan masyarakat.
3) Dengan hasil penelitian yang didapat, diharapkan penulis dapat memberikan solusi
dan mengaplikasikan teori-teori serta hasil penelitiannya pada daerah yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Ramdani Dwi Dandy dkk. Triple C (Centralize And Comprehensive Concept) Sebagai Usaha
Strategis Penerapan E-Money Indonesia. Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomika dan Bisnis,
Universitas Indonesia.
Susilo Daniel Eduardus dkk. Evaluasi dan Usulan Perbaikan Sistem Penggunaan kartu E-Toll di
Tol Pasteur Bandung. Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Industri, Universitas Katolik
Parahyangan.
https://www.google.co.id/amp/s/m.liputan6.com/amp/3131865/3-tahun-jokowi-jk-568-km-jalan-
tol-baru-terbangun
https://news.okezone.com/read/2017/10/30/337/1805036/biar-ngga-gagal-paham-begini-
mekanisme-e-tilang
https://www.wartaekonomi.co.id/read35259/jasa-marga-siapkan-pengganti-etoll-card-dan-etoll-
pass.html
Nama : Filandita Ananda K.P.
NIM : 17040674083

1. Topik Penelitian : Program Tahu Panas (Tak takut kehuanan, tak takut
kepanasan) oleh Dinas Sosial Kota Surabaya
2. Judul Penelitian : Manajemen strategi program tahu panas (tak takut kehujanan,
tak takut kepanasan) oleh Dinas Sosial Kota Surabaya
3. Latar Belakang Masalah
Pelayanan Publik merupakan layanan yang diberikan pemerintah kepada
masyarakat. Pelayanan publik diberikan dengan tujuan untuk membantu masyarakat agar
dipermudah dalam memenuhi kebutuhannya. Pelayanan publik yang diberikan
pemerintah bisa berupa pelayanan kesehatan, pelayanan pendidikan, pelayanan
administratif, pelayanan barang dan jasa serta pelayanan yang lain.
Kemiskinan merupakan salah satu persoalan mendasar yang menjadi pusat
perhatian pemerintah di negara manapun. Kemiskinan merupakan gambaran kehidupan di
banyak negara.Kemiskinan juga menjadi salah satu permasalahan yang dihadapi oleh
pemerintah negara indonesia, sampai saat ini pemerintah belum mampu menghadapi atau
menyelesaikan permasalahan tersebut. Kondisi kemiskinan Indonesia semakin parah
akibat krisis ekonomi yang menerjang Indonesia pada tahun 1998, jumlah penduduk
miskin di Indonesia bertambah pesat dan hal ini tidak seimbang dengan perekonomian
yang didapat oleh masyarakat Indonesia.
Rumah tinggal merupakan kebutuhan pokok yang ketiga setelah pangan dan
sandang. Rumah tinggal selain berfungsi untuk melindungi diri dari alam juga berfungsi
untuk meningkatkan harkat hidup sebagaimana bangunan pada umumnya. Rumah tinggal
juga dituntut untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang sesuai dengan zamannya,
antara lain sebagai tempat berkumpul anggota keluarga, tempat untuk melakukan
bermacam-macam kegiatan meliputi kegiatan ekonomi, produksi, pengasuhan dan
pendidikan anak, merawat orang tua, kegiatan sosial, dan sebagainya.
Dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat pemerintah kota Surabaya
memiliki inovasi layanan publik yang diberi nama tahu panas (tak takut kehujanan,tak
tajut kepanasan). Program ini telah berjalan sejak tahun 2003 dan program ini berfokus
untuk memperbaiki rumah warga yang tidak layak huni dan pembuatan jamban sehat.
Setiap kampung diminta untuk mendata rumah yang tidak layak huni untuk kemudian
diajukan ke Pemerintah Kota Surabaya. Program rehabilitasi sosial daerah kumuh ini
diapresiasi oleh pemerintah dengan memasukkannya dalam Top 40 Inovasi Layanan
Publik 2018.
Program andalan Pemerintah Kota Surabaya ini memiliki tujuan untuk
mengurangi kemiskinan dan meningkatkan taraf hidup warga Surabaya. Untuk dapat
mengikuti program Tahu Panas ini ,ada beberapa syarat yang harus dipenuhi diantaranya
luas lantai bangunan kurang dari 8 meter persegi per orang, lantainya tanah, dindingnya
terbuat dari bamboo / kayu / tembok tanpa plesteran dan tidak memiliki fasilitas buang air
besar. Yang paling penting status tanahnya tidak sengketa.

Untuk mewujudkan program Tahu Panas ini, Pemerintah Kota Surabaya


menggandeng swasta untuk turut bekerja sama. Beberapa perusahaan swastapun
mengiyakan hal itu dan menghibahkan dana CSR (Corporate Social Responsibility)
mereka guna menyukseskan program ini. Dari tahun 2016 sampai 2018 sudah sekitar
3666 unit rumah yang dibangun / diperbaiki lewat program Tahu Panas Ini (Data Dinas
Sosial Kota Surabaya). Diperkirakan masih ada sekitar 11.000 rumah yang belum layak
huni di Kota Surabaya. Semoga program ini terus berjalan dan menginspirasi banyak kota
lain di Indonesia untuk melakukan inovasi terutama pada layanan publik.
Dengan adanya program tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Surabaya dan dapat menjadikan Kota yang lebih memperhatikan keadaan warga nya.

4. Rumusan Masalah :Bagaimana Manajemen Strategis yang digunakan pemerintah kota


surabaya yang dikembangkan oleh Dinas Sosial Kota Surabaya dalam menjalankan
program Tahu Panas ?
5. Tujuan Penelitian :Untuk mendeskripsikan cara kerja Program Tahu Panas ini dan
mengetahui bagaimana manajemen strategis yang digunakan oleh Dinas Sosial Kota
Surabaya.

6. Manfaat Penelitian :

E. Manfaat Teoritis

 Untuk mengaplikasikan serta mengembangkan ilmu yang telah didapat selama


mengikuti mata kuliah Metode penelitian administrasi di Jurusan Administrasi
Publik.
 Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi bagi penelitian
selanjutnya.
F. Manfaat Praktis
hasil dari penelitian ini dapat digunakan oleh pihak pelaksana program tahu panas
(tak takut kehujanan,tak tajut kepanasan).
NAMA : MAHFUNDOH ISNAINI
NIM : 17040674084
KELAS : 2017 A

UTS METODE PENELITIAN ADMINISTRASI


1. Tentuan salah satu topic !

Topik yang saya ambil yaitu mengenai strategi pelayanan publik dalam program
Layanan Tacs ( Traffic Accident Claim System ) Di Polres Bojonegoro.

2. Buat judul sebuah penelitian

Judul yang saya ambil yaitu Strategi Peningkatan Pelayanan Publik Melalui Layanan
Tacs ( Traffic Accident Claim System ) Di Polres Bojonegoro.

3. Buat latar belakang masalah !


Pemerintah pada hakekatnya adalah pelayan masyarakat, yang tidak diadakan
untuk melayani dirinya sendiri, tapi juga untuk melayani masyarakat serta menciptakan
kondisi yang memungkinkan setiap anggota masyarakat mengembangkan kemampuan
dan kreatifitasnya demi mencapai tujuan bersama. Hal ini sejalan dengan pendapat
Rasyid (2008 : 139) yang menyatkaan bahwa “Birokrasi publik berkewajiban dan
bertanggung jawab untuk memberikan layanan publik yang baik dan profisional”.
Dengan demikian pelayanan publik dapat diartikan sebagai pemberian layanan
(melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada
organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan.
Pelayanan terhadap publik atau masyarakat merupakan permasalahan yang
penting dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan program-program pemerintahan, karena
inti dari pelaksanaan dan penyelenggaraan pemerintahan ialah bagaimana memberi
pelayanan yang sebaik- baiknya agar kepentingan masyarakat umum dapat terpenuhi.
Kualitas pelayanan publik menjadi sesuatu yang sangat penting diperhatikan agar tujuan
pelayanan terbaik kepada masyarakat dapat terwujud. Untuk mencapai pelayanan yang
berkualitas, maka disusun suatu aturan ataupun ketentuan mengenai pelayanan kepada
masyarakat. Hal ini dilakukan agar pelayanan yang diberikan lebih terarah dan lebih
maksimal, walaupun pada kenyataannya selalu saja ada isu-isu berkembang yang
menunjukan bahwa terdapat permasalahan tentang kualitas pelayanan itu sendiri.
Pelayanan publik oleh aparatur pemerintah dewasa ini masih banyak dijumpai
kelemahan sehingga belum dapat memenuhi kualitas yang diharapkan masyarakat.Hal
ini ditandai dengan masih adanya berbagai keluhan masyarakat, sehingga dapat
menimbulkan citra yang kurang baik terhadap aparatur pemerintah. Mengingat fungsi
utama pemerintah adalah melayani masyarakat maka pemerintah perlu terus berupaya
meningkatkan kualitas pelayanan menjadi lebih baik lagi.
Isu pelayanan publik tersebut menjadi isu penting saat ini dalam kebijakan yang
semakin strategis, karena perbaikan pelayanan publik di Indonesia cenderung jalan di
tempat. Buruknya pelayanan publik selama ini sudah menjadi citra yang melekat seperti
proses yang berbelit-belit, lambat, mahal, dan melelahkan. Buruknya praktik
pemerintahan dalam penyelenggaraan pelayanan publik sangat dirasakan oleh
masyarakat luas (Dwiyanto, 2008:21). Perbaikan pelayanan publik mutlak dilakukan
agar image buruk masyarakat kepada pemerintah dapat diperbaiki (Sinambela, 2006:1).
Untuk memberikan pelayanan yang lebih responsif kepada masyarakat, perencanaan
strategi sangatlah penting untuk pencapaian dalam memberikan pelayanan. Perlu
dilakukannya upaya peningkatan kualitas melalui berbagai strategi di instansi
Pemerintah.
Instansi pemerintah yang menjalankan fungsi pelayanan publik salah satunya
adalah kepolisian. Fungsi pelayanan kepolisian diatur dalam Undang-Undang Nomor 2
Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia yang menetapkan bahwa
fungsi kepolisian adalah sebagai salah satu fungsi pemerintahan negara di bidang
pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan,
pengayoman. Dalam menjalankan fungsi tersebut Institusi Kepolisian Republik
Indonesia berupaya mewujudkan peningkatan pelayanan publik untuk menuju Polri yang
Profesional, Modern, dan Terpercaya (Promoter) Kapolri Jendral Polisi Tito Karnavian
memiliki 11 Program Prioritas Polri dimana program yang kedua yaitu peningkatan
pelayanan publik yang lebih mudah bagi masyarakat dan berbasis TI.
Konsekuensi dari adanya 11 Program Priorotas Polri tersebut, maka masing-
masing Polres di setiap daerah-daerah saat ini sedang berupaya secara maksimal
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat secara efisien, efektif, transparan, dan
mempunyai akuntabilitas sesuai dengan prinsip tatakelola yang baik serta meningkatkan
pelayanan publik yang lebih mudah bagi masyarakat dan berbasis IT.
Mengacu pada program Prometer Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian tersebut,
salah satu Polres yang ikut bersaing yaitu Polres Bojonegoro. Dalam hal ini Polres
Bojonegoro meluncurkan Aplikasi TACS (Traffic Accident Claim System) pada Januari
2018 lalu. TACS ini merupakan aplikasi besutan dari Satlantas Polres Bojonegoro untuk
memudahkan masyarakat yang menjadi korban kecelakaan untuk mendapatkan
penanganan dan perawatan medis, kepastian hukum,serta mendapatkan jaminan dari Jasa
Raharja. Aplikasi TACS ini dibuat untuk bisa menekan angka fatalitas korban laka lantas
dan memudahkan proses klaim asuransi korban laka-lantas. Aplikasi berbasis web yang
terintegrasi untuk digunakan membantu korban kecelakaan dalam mendapatkan
penanganan, perawatan medis, kepastian hukum serta mendapatkan santunan Jasa
Raharja tanpa melalui proses panjang. Karena selama ini masih banyak masyarakat yang
mengeluhkan proses dan prosedur pengurusan asuransi laka-lantas, dimana sebelumnya
masih dengan proses yang berbelit-belit, lambat, mahal, dan melelahkan, diharapkan
sekarang menjadi lebih mudah.
TACS bisa terkoneksi selama 24 jam dengan beberapa instansi diantaranya rumah
sakit, kantor asuransi jasa raharja, dan kantor satlantas. Dengan aplikasi TACS ini
tentunya akan lebih mempercepat pengurusan administrasi klaim asuransi kecelakaan.
Korban laka lantas di wilayah Bojonegoro hanya menunjukkan kartu identitas diri
kepada polantas atau pihak rumah sakit. Petugas akan mengisi data diri korban pada
aplikasi. Sehingga dalam waktu yang relatif cepat, proses penanganan medis atau klaim
santunan uang dapat diserahkan.
Sebelumnya aplikasi Crime Alarm System (CAS) yang diluncurkan oleh Polres
Bojonegoro meraih banyak penghargaan dan diadopsi oleh Polres lain, aplikasi Traffic
Accident Claim System (TACS), aplikasi terbaru dari Sat Lantas Polres Bojonegoro juga
meraih penghargaan dari Dir Lantas Polda Jatim. Kapolres menuturkan, Polres
Bojonegoro akan terus berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik
menuju polri yang promoter (profesional, modern dan tepercaya). Karena, jika tanpa
keunggulan maka akan berat menghadapi persaingan baik dari dalam maupun dari luar.
Konsep membangun keunggulan, bisa diawali dengan membuat model berpikir secara
konseptual maupun teoritikal. Berpikir model dan membuat cetak biru, merupakan road
map (peta jalan) membangun keunggulan. ketika konsep ini diterapkan dalam suatu
program implementasi kerja, pada suatu bidang pelayanan publik, maka bisa melihat
unsur-unsur pelayanan publik, yang diantaranya mencakup aturannya, petugasnya,
infrastruktur maupun sarana dan prasarananya serta masyarakat yang dilayaninya.
(Tribatanewsbojonegoro.com)
Hal tersebut membuktikan bahwa Polres Bojonegoro berupaya terus
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dengan memberikan kemudahan bagi
masyarakat dalam mengurus segala kebutuhannya di Pokres Bojonegoro. Hal tersebut
yang membuat peneliti tertarik untuk mengetahui dan mendeskripsikan tentang
bagaimana strategi pelayanan yang dilakukan Polres Bojonegoro dalam meningkatkan
Pelayanan publik melalui aplikasi TACS tersebut. Dan peneliti tertarik untuk mengkaji
sebuah penelitian dengan judul " Strategi Peningkatan Pelayanan Publik Melalui
Layanan Tacs ( Traffic Accident Claim System ) Di Polres Bojonegoro”.

4. Tentukan rumusan masalah !


Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang akan dibahas
dalam penelitian ini adalah Bagaimana Strategi Peningkatan Pelayanan Publik melalui
Layanan TACS ( Traffic Accident Claim System ) di Polres Bojonegoro ?

5. Buat tujuan penelitian !


Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan Mendeskripsikan Strategi
Pelayanan Publik Melalui Layanan TACS ( Traffic Accident Claim System ) di Polres
Bojonegoro.
6. Buat manfaat penelitian !
Secara teoritis, penelitian ini dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan
terutama dalam pembahasan mengenai strategi pelayanan publik, serta dapat digunakan
sebagai bahan referensi bagi peneliti dan pihak lain yang tertari dengan penelitian ini.
a. Bagi Penulis
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah dan
memperluas wawasan keilmuan peneliti dibidang strategi pelayanan publik,
terutama dalam kaitannya dengan pelayanan publik di Kepolisian.
b. Bagi Lembaga
Hasil penelitian ini diharapkan pula sebagai sumbangan pemikiran bagi
Institusi Pemerintah selaku penyelenggara pelayanan publik untuk selalu
melakukan perbaikan dan evaluasi terhadap untuk selalu melakukan perbaikan
dan peningkatan dalam pelayanan publik.
c. Bagi Universitas Negeri Surabaya
Dengan adanya laporan penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai
bahan referensi untuk observasi serupa di masa mendatang.
MOCH YUSUF S
17040674085
S1 ILMU AN 2017A
Tema : Penertiban PKL
Judul :
“Implementasi Kebijakan Pemerintah Kabupaten Ponorogo dalam
Penataan dan Penertiban para pedagang kaki lima di Kawasan Alun-alun”

A. Latar Belakang
Kota merupakan pusat dari kegiatan suatu masyarakat, sebagian besar masyarakat menganggap
bahwa kota sebagai tempat yang menjanjikan dalam hal mencari mata pencaharian. Hal inilah
yang menyebabkan semakin banyaknya jumlah penduduk yang berpindah dari desa ke kota.
Akan tetapi akibat perkembangan teknologi yang semakin maju, maka sumberdaya manusia
tidak lagi diperlukan karena semua pekerjaan dapat diselesaikan dengan menggunakan tenaga
mesin. Hal ini dapat membawa pengaruh bagi kehidupan masyarakat diantaranya yaitu
ketersediaan lapangan pekerjaan yang semakin sedikit dan bertambanya jumlah pengangguran.
Dengan adanya tenaga mesin tersebut tentunya akan membuat semakin banyak nya
penganggutan yang ada dalam suatu wilayah. Oleh sebab itu masyarakat harus mencari inovasi
untuk bisa mencukupi keberlangsungan hidupnya. Dengan komdisi yang seperti itu banyak dari
masyarakat bekerja di bidang informal. Adapun hal itu terjadi karena pekkerjaan di sektor formal
mempunyai beberapa kriteria untuk dapat bekerja di dalamnya, berbeda dengan sektor informal.
Salah satu pekerjaan di sektor informal yaitu PKL (Pedagang Kaki Lima). Banyaknya PKL yang
ada di sekitaran pusat perkotaan dan sanggat mudah di jumpai di tempat umum membuat sektor
informal identik dengan pedagang kaki lima. Menurut Gasper Liauw (2015: 5), menjelaskan
pedagang kaki lima adalah sebagai tulang punggung ekonomi masyarakat lemah membutuhkan
perhatian lebih dari pemerintah dalam hal penyelenggaraan iklim yang kondusif bagi
perkembangannya usaha mereka.
Pedagang kaki lima yang selanjutnya disingkat PKL, adalah pelaku usaha yang melakukan usaha
perdagangan dengan mengunakan sarana bergerak maupun tidak bergerak, menggunakan
prasarana kota, fasilitas sosial, fasilitas umum, lahan dan bangunan milik pemerintah dan/atau
swasta yang bersifat sementara/tidak menetap. (Permendagri, 2012: 41)
Tidak dapat dipungkiri bahwa keberadaan PKL menjadi penyelamat bagi penggangguran untuk
dapat bersaing di dunia kerja sebagai pembantu pemerintah dalam upaya pengurangan
pengangguran. Karena pedagang kaki lima mampu menyerap banyak tenaga kerja. Namun dalam
kenyataannya, volume PKL yang terus meningkat dan keberadaan PKL dengan jumlah skala
yang tidak sedikit dianggap sebagai salah satu persoalan penataan tata ruang kota. Keberadaan
PKL yang menempati ruang publik yang digunakan untuk kepentingan umum seperti badan
jalan, trotoar, saluran air, jalur hijaum taman atau tempat umum lainnya.
Keberadaan PKL di perkotaan menjadikan solusi, karena menyediakan harga lebih murah. Bagi
masyarakat yang berpendapatan rendah, PKL menjadi pilihan serta menciptakan kesempatan
kerja bagi pengangguran. Namun perkembangan PKL yang terus meningkat memicu timbulnya
permasalahan dalam proses pembangunan dan kondisi kebersihan yang tidak terjaga. Beberapa
permasalahan lingkungan yang timbul akibat kegiatan perdagangan kaki lima antara lain masalah
kebersihan, keindahan, ketertiban, pencemaran, dan kemacetan lalu lintas.Keberadaan PKL ini
justru akan menambah eksotika keindahan sebuah lokasi wisata di tengah-tengah kota. Hal ini
bisa terjadi apabila PKL dijadikan sebagai bagian dari solusi dan perlu adanya kebijakan
pemerintah untuk penataan dan penertiban para pedagang kaki lima. Adapun kebijakan
pemerintah mengenai penataan dan penertiban PKL diantaranya yaitu Peraturan Daerah No. 5
tahun 2011 pasal 2 disebutkan ruang lingkup yang harus diatur dalam keteriban umum dan
ketentraman masyarakat meliputi tertib jalan, fasilitas umum dan jalur hijau, tertib lingkungan.
Selain itu terdapat dalam pasal 10 disebutkan setiap orang atau badan dilarang membuang
sampah, menumpuk barang bekas di jalan fasilitas umum dan setiap orang atau badan dilarang
mengalih fungsi jalan, jembatan, trotoar tanpa izin.

B. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang, maka penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini
sebagai berikut:
1. Bagaimana implementasi kebijakan Pemerintah Kabupaten Ponorogo dalam penataan dan
penertiban pedagang kaki lima (PKL) di kawasan alun-alun?
2. Apa saja kendala yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Ponorogo dalam proses penataan dan
penertiban pedagang kaki lima (PKL) di kawasan alun-alun?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang dan perumusan masalah di atas, maka dalam kesempatan ini
dapat disampaikan tujuan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Untuk mendeskripsikan implementasi kebijakan Pemerintah Kabupaten Ponorogo dalam
penataan dan penertiban pedagang kaki lima (PKL) di kawasan alun-alun.
2. Untuk mendiskripsikan kendala yang dihadapi pemerintah Kabupaten Ponorogo dalam proses
penataan dan penertiban pedagang kaki lima dikawasan alun-alun.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi banyak pihak, antara lain:
1. Bagi penulis
Untuk meningkatkan pengetahuan dan menganalisa terhadap Kebijakan Pemerintah dalam
penataan dan penertiban pedagang kaki lima sebagai salah satu masyarakat Ponorogo yang
menempuh kuliah jurusan Administrasi Publik
2. Bagi PKL
Untuk memberikan informasi yang dimaksudkan agar para PKL mengetahui tentang posisi dan
tata letak aktivitas PKL tersebut yang di ijinkan atau tidak di larang sesuai dengan peraturan
yang ada.
3. Bagi Pemerintah
Sebagai masukan bagi Pemerintah Kabupaten Ponorogo dalam membuat kebijakan terhadap
penataan dan penertiban pedagang kaki lima di kawasan alun-alun.
Nama : Rani Wahyuningsih
Nim : 17040674086
Topik : perbaikan infrastruktur
“KURANG TEREALISASINYA FASILITAS PARKIRAN FISH UNESA SECARA
MAKSIMAL”

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Parkir merupakan suatu keadaan dimana kendaraan berhenti di suatu tempat karena
ditinggalkan pengemudinya dan bersifat hanay sementara. Fasilitas parkir di bangun sesuai
gedung yang ditempati. Dimana fasilitas parkir merupakan bagian dari insfraktruktur suatu
tempat guna mendukung pengembangan suau tempat.pada era modern dimana masyarakat
cenderung memiliki pola hidup konsumtif, hal ini berpengaruh pada transportasi. Dimana
masyarkat cenderung lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi bila dibandingkan
dengan kendaraan umum. Oleh karena hal tersebut, maka volume kendaraan cenderung
meningkta. Dan tentunya akan berdampak pada fasilitas parkir pada sutu tempat. Maka dari
itu mendukung fasilitas lahan parkir harus dilakukan. Kurangnya fasilitas pada lahan parkir
menjadi permasalahan.
Seperti halnya terjadi di parkiran FISH-UNESA yang kurang maksimal dalam
menggunakan fasilitas lahan parkir yang sudah tersedia. Dengan kurang maksimalnya
pemanfaatan fasilitas ini, sehingga terjadi beberapa hambatan dalam penggunaan lahan
parkir. Terjadi penumpukan kendaraan mahasiswa akibat tidak teraturnya penataan
kendaraan. Hal ini terjadi karena kebanyakan mahasiswa menggunakan kendaraan pribadi
saat berangkat kuliah. Selain itu, insfrastruktur portal yang hanya digunakan satu saja
mengakibatkan kerancuan dalam pintu masuk dan keluar lahan parkir. Sehingga terjadi
kepadatan kendaraan di depan portal spade saat jam-jam perkuliahan.
Selain mengenai permasalahan insfraktruktur, juga karena permasalahan petugas penjaga
parkir di FISH-UNESA. Ketidakseimbangan antara volume kendaraan dengan penjaga parkir
juga menadi salah satu factor dalam permaslaahan parkir. Kurangnya petugas penjaga parkir
mengakibatkan kurang maksimalnya penataan kendaraan. Akibatnya kendaraan menjadi
tidak teratur penataanya dan menghambat parkir kendaraan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana keadaan lahan parkir di Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum-UNESA?
2. Apakah lahan parkir di FISH-UNESA sudah memaksimalkan penggunaan
insfrasktuktur yang ada dengan maksimal?
3. Apakah lahan parkir di FISH-UNESA sudah di dukung dengan petugas parkir yang
cukup?
4. Apakah tata letak parkir FISH-UNESA sudah sesuai dengan teori yang ada?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana keadaan pada lahan parkir di Fakultas Ilmu Sosial dan
Hukum-UNESA.
2. Untuk mengetahui apakah lahan parkir di Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum-UNESA
sudah memaksimalkan penggunaan insfrasktuktur yang ada dengan maksimal.
3. Untuk mengetahui apakah lahan parkir di Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum-UNESA
sudah di dukung dengan petugas parkir yang cukup.
4. Untuk mengetahui apakah tata letak parkir FISH-UNESA sudah sesuai dengan teori
yang dikemukakan para ahli.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Untuk menambah wawasan mengenai lahan parkir yang ada di Fakultas Ilmu Sosial
dan Hukum-UNESA
2. Untuk menjadikan acuan data dalam meningkatkan mutu lahan parkir di Fakultas
Ilmu Sosial dan Hukum-UNESA
3. Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan strategi pengambilan keputusan
dalam upaya memperbaiki lahan parkir
TRY FERISIANSYAH
17040674087
S1 ILMU AN 2017A
Implementasi Program e-health Di Puskesmas Gayungan Kota Surabaya
A. Latar Belakang
Perencanaan kesehatan adalah sebuah proses untuk merumuskan masalah-
masalah kesehatan yang berkembang di masyarakat, menentukan kebutuhan
dan sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan program yang paling
pokok dan menyusun langkah-langkah praktis untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Perencanaan akan menjadi efektif jika perumusan masalah sudah
dilakukan berdasarkan Fakta-Fakta dan bukan berdasarkan log atau angan-angan
saja Fakta-Fakta diungkap dengan menggunakan data untuk menunjang
perumusan masalah. Perencanaan juga merupakan proses pemilihan alternatif
tindakan yang terbaik untuk mencapai tujuan. Perencanaan juga merupakan
suatu keputusan untuk mengerjakan sesuatu di masa akan datang,yaitu
suatu tindakan yang diproyeksikan di masa yang akan datang.
Pelayanan kesehatan menurut Depkes RI adalah upaya untuk menyelenggarakan
perorangan atau bersama-sama dalam organisasi untuk mencegah dan meningkatkan
kesehatan, memelihara serta menyembuhkan penyakit dan juga memulihkan kesehatan
perorangan, kelompok, keluarga dan ataupun publik masyarakat.
Pelayanan kesehatan menurut Levey dan Loomba adalah upaya untuk menyelenggarakan
sendiri ataupun secara bersama-sama dalam suatu organisasi kesehatan untuk mencegah
dan meningkatkan kesehatan, memelihara, dan menyembuhkan penyakit dari seseorang,
kelompok, keluarga, ataupun masyarakat.
Diadakan nya program eHealth ini karena banyak nya antrian yang membeludak
di Puskesmas Gayungan. banyak pasien yang mengeluh karena antrean yang terlalu
panjang, Program eHealth ini untuk mempermudah masyarakat untuk mrngurangi waktu
antrean pasien di bagian pelayanan pendaftaran bagi pasien di faskes pertama ataupun
faskes lanjutan.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya Ery Cahyadi
mengungkapkan, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya sudah menyiapkan berbagai
rencana pembangunan di 2019. Dalam bidang kesehatan Pemkot Surabaya akan lebih
fokus pada pelayanan salah satunya memaksimalkan aplikasi kesehatan digital, eHealth
Surabaya. Program eHealth ini untuk mempermudah pasien yang akan berkunjung ke
Puskesmas Gayungan. Sehingga nanti nya aplikasi eHealth Surabaya akan di
maksimalkan untuk memberikan informasi kepada pasien terkait lama waktu pelayanan
kesehatan di Puskesmas dan rumah sakit pemerintah
B. Rumusan Masalah
Bagaimana implementasi program eHealth di Puskesmas Gayungan Kota Surabaya
C. Tujuan
Mendeskripsikan dan menganalisis implementasi program e-Health di Puskesmas
Gayungan Kota Surabaya
D. Manfaat
Untuk menambah ilmu pengetahuan administrasi negara dalam pelayanan kesehatan

Anda mungkin juga menyukai