Anda di halaman 1dari 7

NAMA : AZELIA RENATA

NIM : 14010120140106
PRODI : ILMU PEMERINTAHAN 2020
MATKUL : PELAYANAN SEKTOR PUBLIK 06

Kinerja Pelayanan Publik Untuk Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat

A. LATAR BELAKANG
Negara Republik Indonesia menganut sistem demokrasi artinya dari rakyat, Oleh rakyat
dan Untuk rakyat, dimana rakyatlah memegang kekuasaan tertinggi. Konsep ini merupakan
pola/patron dalam memberikan pelayanan publik. Hal ini sebagaimana sudah diatur dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 31 tentang pendidikan dan
pasal 33 tentang kekayaan alam, selain itu ada lagi pasal pasal yang menyangkut tentang pelayan
publik atau yang menjadi hak rakyat. Dengan sendirinya jelas sudah bahwa secara menyeluruh
pelaksanaan pelayanan publik adalah menjadi tanggung jawab pemerintah, Negara berkewajiban
melayani setiap warga negara dan penduduk/masyarakat untuk memenuhi hak dan kebutuhan
dasarnya dalam kerangka pelayanan publik yang merupakan amanat Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 tersebut.

Membangun kepercayaan masyarakat atas pelayanan publik yang dilakukan penyelenggara


pelayanan publik merupakan kegiatan yang harus dilaksanakan seiring dengan harapan dan
tuntutan seluruh warga negara dan penduduk Indonesia tentang peningkatan pelayanan publik
yang akhir akhir ini semangkin menjadi perhatian umum. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009
tentang Pelayanan Publik mendefinisikan pelayanan publik sebagai kegiatan atau rangkaian
kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan
administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Seiring dengan
perkembangan manajemen penyelenggaraan pemerintahan dan dalam upaya mewujudkan
pelayanan prima dan berkualitas, paradigma pelayanan publik berkembang dengan memfokuskan
pada pengelolaan barang jasa dan administrasi yang berorientasi untuk kepuasan pelanggan.
Pelayanan publik ini mengatur pengadaan dan penyaluran barang publik yang dilakukan oleh
instansi pemerintah yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara, dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang dilakukan oleh suatu
badan usaha, yang modal pendiriannya sebagian atau seluruhnya bersumber dari kekayaan negara,
dan/atau kekayaan daerah yang dipisahkan dan pembiayaannya tidak bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara.

Hubungan pemerintah dengan masyarakat dalam suatu negara sangatlah penting karena
syarat berdirinya suatu negara adalah adanya rakyat atau masyarakat, selain syarat adanya wilayah
dan pengakuan dari negara lain. Rakyat atau masyarakat vis a vis pemerintah memiliki hak dan
kewajiban demikian halnya pemerintah vis a vis rakyat memiliki hal yang sama. Dalam tata
hubungan pemerintah dengan masyarakat dikenal berbagai konsep seperti hukum administrasi
negara, hukum tata pemerintahan atau hukum tata negara maupun hukum pelayanan
publik. Hukum administrasi negara (administrative law) cabang ilmu hukum yang mempelajari
mengenai tindakan-tindakan dalam menyelenggarakan sebuah Negara sehingga sering juga
disebut hukum tata usaha negara. Hukum administrasi negara diuji dan dilaksanakan dalam
lingkungan peradilan tata usaha negara. hukum pelayanan publik mengatur hak dan kewajiban
penyelenggara pelayanan publik dan terdapat sanksi bagi pelanggarnya. Karena itu Hukum
Pelayanan Publik memiliki sifat memaksa, mengikat dan mengatur hubungan masyarakat sebagai
penerima manfaat pelayanan publik dengan pelaksana dan penyelenggara pelayanan
publik. Tujuan dibentuknya Hukum Pelayanan Publik sama dengan pembentukan hukum pada
umumnya yaitu untuk menciptakan kebaikan, menjamin keadilan dan ketertiban dalam kehidupan
bermasyarakat. Kebaikan yang diinginkan dalam hukum pelayanan publik adalah Good
Governance dan Clean Government. Hukum pelayanan publik sebagaimana hukum pada
umumnya juga dapat dijadikan sebagai sebuah alat menciptakan tatanan masyarakat dalam
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (Putra, 2020).

B. PEMBAHASAN

Banyak pakar organisasi dan manajemen memberikan batasan yang berbeda-beda tentang
definisi Pelayanan Publik. Kata dasar "Pelayanan" menurut Pasalong (2010:128), didefinisikan
sebagai aktivitas seseorang, sekelompok dan/atau organisasi baik secara langsung maupun tidak
langsung untuk memenuhi kebutuhan. Sedangkan definisi "Pelayanan Publik" menurut Mahmudi
(2010:223), adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan
publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan publik dan pelaksanaan ketentuan peraturan
perundang-undangan.Definisi lain Pelayanan publik menurut Harbani Pasolong (2007:128)
adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah terhadap sejumlah manusia yang memiliki
setiap kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan, dan menawarkan
kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu produk secara fisik. Sementara Sinambela
dalam buku "Reformasi Pelayanan Publik" (2014:5) menyatakan bahwa "Pelayanan publik adalah
pemenuhan keinginan dan kebutuhan masyarakat oleh penyelenggara negara. Negara didirikan
oleh publik (masyarakat) tentu saja dengan tujuan agar dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Pada hakikatnya negara dalam hal ini pemerintah (birokrat) haruslah dapat memenuhi
kebutuhan masyarakat. Kebutuhan dalam hal ini bukanlah kebutuhan secara individual akan tetapi
berbagai kebutuhan yang sesungguhnya diharapkan oleh masyarakat, misalnya kebutuhan akan
kesehatan, pendidikan dan lain-lain."

Sementara pakar luar negeri seperti Roth (1926: 1) mendefenisikan sebagai layanan yang
tersedia untuk masyarakat baik secara umum (seperti museum) atau secara khusus (seperti di
restoran makanan). Sedangkan Lewis & Gilman (2005:22) mendefinisikan pelayanan publik
adalah kepercayaan publik. Warga negara berharap pelayanan publik dapat melayani dengan
kejujuran dan pengelolaan sumber penghasilan secara tepat dan dapat dipertanggungjawabkan
kepada publik. Pelayanan publik yang adil dan dapat dipertanggungjawabkan menghasilkan
kepercayaan publik. Dibutuhkan etika pelayanan publik sebagai pilar dan kepercayaan publik
sebagai dasar untuk mewujudkan pemerintah yang baik. Sementara definisi menurut Undang-
Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan
dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi
setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang
disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Kata "barang, jasa dan pelayanan administratif"
dalam bagian penjelasan dianggap sudah jelas, tetapi sebenarnya maksud "barang" bukanlah
barang yang bisa diperdagangkan oleh manusia sehari-hari tetapi yang dimaksud adalah barang
publik (public goods) yang penyediannya dilakukan oleh pemerintah. Pelaksanaan pelayanan
publik di Indonesia diawasi oleh sebuah lembaga independen yang terbebas dari wilayah eksekutif
bernama Ombudsman Republik Indonesia. Kewenangan Ombudsman dalam mengawasi
pelaksanaan pelayanan publik sebagaimana disebutkan dalam Pasal 1 Undang-Undang No. 37
Tahun 2008 bahwa Ombudsman adalah lembaga negara yang mempunyai kewenangan mengawasi
penyelenggaraan pelayanan publik baik yang diselenggarakan oleh penyelenggara negara dan
pemerintahan termasuk yang diselenggarakan oleh BUMN, BUMD dan BHMN serta badan swasta
atau perseorangan yang diberi tugas menyelenggarakan pelayanan publik tertentu yang sebagian
atau seluruh dananya bersumber dari APBN dan/atau APBD.

Seperti yang sudah di jelaskan dan di paparkan di atas, bahwa pelayanan sektor publik terbagi
menjadi ke dalam tiga kategori, yaitu:

a. Pelayanan administratif

Pelayanan ini merupakan jenis pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk


dokumen resmi seperti misalnya status kewarganegaraan, serrtifikat kompetensi,
kepemilikan atau penguasaan terhadap suatu barang dan sebagainya. Dokumen-
dokumen ini antara lain kartu Tanda Penduduk (KTP), Akte Pernikahan, Akte
kelahiran, Akte Kematian, Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB), Surat Izin
Mengemudi (SIM), Surat Tanda Kendaraan Bermotor (STNK), Izin Mendirikan
Bangunan (IMB), Paspor, Sertifikat Kepemilikan/Penguasaan Tanah dan sebagainya

b. Pelayanan barang

Pelayanan ini merupakan jenis pelayanan yang menghasilkan barang, seperti jaringan
telepon, pengahasil jaringan listrik atau air dan lain sebagainya.

c. Pelayanan jasa

Pelayanan ini merupakan pelayanan yang menyediakan dalam bentuk jasa seperti jasa
pendidikan, kesehatan, hukum, atau bisa juga seprti jasa transportasi.

Dari ketiga jenis pelayan publik tersebut diatas, yang harus dipahami sesungguhnya ialah bahwa
pelayanan masyarakat (public service) merupakan produk dari organisasi pemerintahan. Pelayanan
publik tersebut diberikan untuk memenuhi kebutuhan dan hak masyarakat, artinya kegiatan
pelayanan pada dasarnya menyangkut pemenuhan suatu hak, dan melekat pada setiap orang, baik
secara pribadi maupun berkelompok (organisasi), yang diberikan oleh penyelenggara pemerintah
serta dilakukan secara universal. Berdasarkan kategori dari pelayanan sektor public, salah stu
kategori yang sering ramai di perbincangkan adalah terkait pelayanan dokumen seperti contoh
dalam pembuatan surat izin mengemudi (SIM). Sudah menjadi rahasia umum bahwa ketika
masyarakat ingin mudah dalam proses pembuatan sim, maka masyarakat di haruskan membayar
sekian rupiah, jika ingin mudah dan tidak perlu melakukan proses tes mengemudi yang pada
akhirnya sulit untuk lolos, dan pada akhirmya masyarakat merasa malas untuk melakukan sesuai
dengan prosedur dan lebih memilih untuk membayar saja karena masyarakat merasa di persulit.
Sebenarnya ini merupakan sebuah tindakan yang melanggar, dan mencoreng nama baik pelayanan
sektor publik dan tentu ini merupakan tindak pelanggaran. Namun hal ini tetap di biarkan hingga
saat ini dan masi terus berjalan.

Kemudian dari kategori pelayanan dalam bentuk jasa, terdapat juga salah satu hal yang
menarik untuk kita bahas, yaitu terkait jasa di bidang kesehatan. Indonesia sendiri memiliki
program yang bernama BPJS, yang merupakan sebuah pelayanan dalam bentuk jasa kesehatan
yang di luncurkan oleh pemerintahan guna untuk mempermudah masyarakat baik mampu ataupun
tidak mampu untuk merasakan kemerataan dalam bidang kesehatan di Indonesia. Namun pada
fakta nya, BPJS ini sering kali tidak sesuai dengan tujuan awal nya. Banyak masyarakat yang
mengelukan terkait perbedaan perlakuan yang di berikan oleh pelayanan sektor public kepada
masyarakat yang menggunakan BPJS. Masyarakat itu mengira bahwa hanya mungkin karena
pengguna BPJS rata-rata orang yang tidak mampu makan dari situ mereka di perlakukan berbeda
dengan para masyarakat lain nya yang non bpjs atau berbayar seperti biasa nya. Padahal perlu di
ketahui juga bahwa bpjs itu berbayar juga setiap bulan nya tergantung golongan yang di ambil.

Hal hal seperti di atas yang sudah saya paparkan, yang mencoreng nama baik pelayanan
sektor public. Padahal memang itu terjadi tidak pada semua jajaran pelayanan sektor public, alias
hanya untuk beberapa kategori saja. Jika hal ini terus di biarkan dan di anggap “biasa” maka bukan
hal yang tidak mungkin bahwa kinerja pelayanan sektor public akan terus menurun karena di
anggap kurang professional dalam mengemban amanah serta tanggung jawab nya. Memang pada
dasarnya, publik selalu menuntut kualitas pelayanan publik dari birokrat, meskipun tuntutan ini
tidak sesuai dengan harapan karena pelayanan publik secara empiris yang terjadi selama ini masih
ditandai dengan hal-hal seperti berbelit-belit, lambat, mahal, ketidakpastian melelahkan,. Dalam
keadaan seperti itu terjadi karena orang masih diposisikan sebagai pihak yang "melayani" tidak
dilayani. Jika dianggap isu-isu pelayanan publik di Indonesia, masalah utama dari pelayanan
publik saat ini dikaitkan dengan peningkatan kualitas layanan itu sendiri. Menurut Albrecht dan
Zemke (1990) kualitas pelayanan publik merupakan hasil interaksi dari berbagai aspek, sistem
pelayanan, sumber daya manusia penyedia layanan, strategi, dan pelanggan. Sementara
Mohammad (2003) menyatakan bahwa kualitas pelayanan tergantung pada aspek- aspek seperti
bagaimana pola pelaksanaannya, dukungan sumber daya manusia, dan manajemen kelembagaan.

Diperlukan nya evaluasi secara besar-besaran oleh pihak yang terkait agar bisa lebih
dibenahi lagi dalam kinerja pelayanan sektor public demi kesejahteraan bersama. Karena bukan
tidak mungkin bahwa stigma negative yang di layangkan untuk para birokrat pelayanan sektor
public akan terus menerus berkembang semakin pesat dan mungkin saja sulit untuk di bendung,
akibatnya hal tersebut bisa fatal bagi para pelayan sektor public. Pemerintah harus tau hal apa saja
yang menjadi permasalahan di dalam pelayanan sektor public sehingga perbaikan atau bebenah
nya pas sesuai target permasalahan nya.

C. KESIMPULAN

Berdasarkan penjelasan di atas bahwa sebenar nya pelayanan sektor public bukan semata
mata sosok “pelayan” namun juga mereka merupakan para birokrat yang bertugas melayani
berbagai kebutuhan masyarakat. Terdapat tiga kategori yaitu pelayanan bidang jasa,
pelayanan bidang dokumen , dan pelayanan bidang administrative. Di indoneia sendiri
memang banyak isu-isu negative atau isu miring terkait pelayanan sektor public, misalnya
tentang pelayanan sektor public di bidang kesehatan dimana banyak ditemukan perlakuan
tidak adil antara pasien regular dengan pasien bpjs, kemudian ditemukan juga pelanggaran
juga dalam pelayanan bidang administrative dimana terjadi nya pelanggaran dalam
pembuatan sim. Tentu hal tersebut bukan lah hal sepele yang bisa selesai dengan sendiri
nya, diperlukan beberapa strategi oleh pemerintahan dalam penyelesaian nya. Karena jika
terus di biarkan bukan hal yang tidak mungkin bahwa nama baik pelayanan sektor public
semakin tergerus oleh isu-isu miring. Diperlukan juga kesadaran bersama dan sikap saling
menghormati serta menghargai dan tidak lupa taat aturan antar pemerintah, para birokrat
dan masyarakat dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan sektor public demi mencapai
Indonesia yang adil, sejahtera, dan damai.
DAFTAR PUSTAKA

[1] M. B. Putra, "mengenal pelayanan publik," ombudsman republik indonesia, 29 november 2020.
[Online]. Available: ombudsman.go.id/artikel/r/artikel--mengenal-pelayanan-publik. [Accessed 14
oktober 2021].

[2] TRY, "Pelayanan publik "apa dan mengapa ada pelayanan publik"," badan kepegawaian daerah
provinsi riau, 2021 oktober 2021. [Online]. Available: bkd.riau.go.id/index.php/berita/pelayanan-
publik-apa-dan-mengapa-ada-pelayanan-publik-2.

Anda mungkin juga menyukai