Anda di halaman 1dari 5

Nama : Wiranti Bonde

Nim : 041929737
Prodi : Ilmu Pemerintahan

PENDAHULUAN

Birokrasi merupakan instrumen untuk bekerjanya suatu administrasi, dimana birokrasi


bekerja berdasarkan pembagian kerja, hirarki kewenangan, impersonalitas hubungan, pengaturan
perilaku, dan kemampuan teknis dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai penyelenggara
administrasi pemerintahan. Sebagai suatu organisasi modern, menurut Henry Mintzberg
(1983:11) birokrasi pada dasarnya memiliki lima elemen dasar sebagai berikut: satu, the
strategic-apex, atau pimpinan puncak yang bertanggungjawab penuh atas berjalannya roda
organisasi: dua, the middle-line, pimpinan pelaksana yang bertugas menjembatani pimpinan
puncak dengan bawahan: tiga, the operatingcore, bawahan yang bertugas melaksanakan
pekerjaan pokok yang berkaitan dengan pelayanan dan produk organisasi: empat, the
technostructure, atau kelompok ahli seperti analis, yang bertanggungjawab bagi efektifnya
bentukbentuk tertentu standardisasi dalam organisasi: lima, the supportstaff, atau staf pendukung
yang ada pada unit, membantu menyediakan layanan tidak langsung bagi organisasi.

Dalam sistem Pemerintah Indonesia, istilah reformasi birokrasi sering dihubungkan


dengan pelaksanaan good governance. Pemerintahan yang baik itu sendiri berkaitan erat dengan
keberadaan birokrasi yang memiliki ciri-ciri minimal sebagai berikut:

Pertama, secara struktural dilambangkan dengan birokrasi yang efektif efisien,


memfokuskan pada pelayanan. Kedua, secara sistemik dilambangkan dengan berlakunya
birokrasi yang memiliki standar kepastian dan kemudahan serta terukur.

Ketiga, secara kultur dilambangkan dengan penampilan yang ramah, dan perilaku
manusiawi. Peran Birokrasi Pemerintahan dalam Pelayanan Publik yakni berfungsi dalam
penyelenggaraan pelayanan publik di masyarakat dan aparatur negara.

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik dimaksudkan untuk


memberikan kepastian hukum bagi pihak penyelenggara pelayanan publik maupun masyarakat.
Mengenai keinginan undang-undang ini, selanjutnya dapat dilihat atau tercermin  di dalam
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009, yang didalam ketentuan pada pasal 4 disebutkan,
sebagai berikut:

1. Pertama, terwujudnya batasan dan hubungan yang jelas tentang hak, tanggung jawab,
kewajiban, dan kewenangan seluruh  pihak yang terkait dengan penyelenggaraan pelayanan
publik.

2. Kedua, terwujudnya sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang layak sesuai dengan asas-
asas umum pemerintahan dan korporasi yang baik.

3. Ketiga, terpenuhinya penyelenggaraan pelayanan publik sesuai dengan peraturan perundang-


undangan.

4. Keempat, terwujudnya perlindungan dan kepastian hukum bagi  masyarakat dalam


penyelenggaraan pelayanan publik.

Berdasarkan hal diatas dapat dikemukakan bahwa pelayanan publik merupakan


kewajiban pemerintah untuk dilaksanakan sebaik-baiknya, baik dalam hal pelayanan
administrasi, maupun pelayanan atas barang jasa.

Oleh karena itu sesungguhnya tidak cukup alasan untuk tidak memberikan pelayanan
yang baik kepada masyarakat, sebab hal tersebut adalah kewajiban bagi aparat penyelenggara
negara untuk memberikan pelayanan yang terbaik. Selain itu, bentuk pelayanan publik yang
diberikan kepada masyarakat menurut Lembaga Administrasi Negara (1998) dapat dibedakan ke
dalam beberapa jenis pelayanan yaitu:

Pelayanan Pemerintahan, yaitu merupakan pelayanan masyarakat  yang erat dalam tugas-
tugas umum pemerintahan seperti pelayanan Kartu Keluarga/KTP, IMB, Pajak Daerah, Retribusi
Daerah, Imigrasi, Pertanahan, Pelayanan Kepolisian, Pengadilan, bidang Kelistrikan,
Telekomunikasi dan Transportasi umum dan masal baik Darat Laut dan Udara

Pelayanan pembangunan, merupakan pelayanan masyarakat yang terkait dengan


penyediaan sarana dan prasarana untuk memberikan fasilitas kepada masyarakat dalam
aktifitasnya sebagai warga masyarakat, seperti penyediaan jalan, jembatan, pelabuhan dan
lainnya.
Pelayanan Utilitas merupakan penyediaan utilitas seperti listrik, air, telepon, dan
transportasi. Pelayanan Kebutuhan Pokok, merupakan pelayanan yang menyediaan bahan-bahan
kebutuhan pokok masyarakat dan kebutuhan perumahan  seperti penyediaan beras, gula, minyak,
gas, tekstil dan perumahan murah.

Pelayanan Kemasyarakatan, merupakan pelayanan yang berhubungan dengan sifat dan


kepentingan yang lebih ditekankan kepada kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan seperti
pelayanan kesehatan, pendidikan, ketenagakerjaan, penjara, rumah yatim piatu dan lainnya.

Pelayanan publik adalah segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik
maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh
Instansi Pemerintah di Pusat, di Daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau
Badan Usaha Milik Daerah, dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun
dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Masalah Pelayanan Publik

Pelayanan publik adalah pemberian jasa, baik oleh pemerintah, pihak swasta atas nama
pemerintah , atau pun pihak swasta kepada masyarakat, dengan atau tanpa pembayaran guna
Memenuhi kebutuhan dan atau kepentingan msyarakat.Dengan demikian, yang memberikan
pelayanan publik kepada masyarakat bukan hanya instansi pemerintah, melainkan juga pihak
swasta.

Akhir-akhir ini sering kita dengar keluhan masyarakat atas buruknya pelayanan publik
oleh birokrasi pemerintah, seperti pelayanan yang memakan waktu lama dan berbelit-belit,
minimnya sarana milik pemerintah dalam memfasilitasi kebutuhan pengguna layanan, kurang
sigapnya aparatur pemerintah dalam menyikapi kebutuhan pengguna atau penerima layanan dan
sebagainya. Hal-hal lain yang menyebabkan ketidakpuasan masyarakat terhadap birokrasi
pemerintah dalam menyelenggarakan pelayanan publik adalah; sambutan yang tidak ramah ,
Waktu tunggu penyelesaian yang cukup lama disebabkan pegawai yang kurang memahami tugas
pokok dan fungsinya, keharuskan membayar biaya tambahan di luar tarif pelayanan yang telah
ditentukan dan lain sebagainya.

Pelayanan kesehatan yang kurang memuaskan masih kerap terjadi pada Rumah sakit
milik pemerintah,seperti masyarakat yang butuh layanan kesehatan dengan menggunakan jasa
BPJS harus rela menambah biaya untuk mendapatkan ruang inap di rumah sakit karena informasi
dari petugas menyatakan bahwa kamar yang tersedia sesuai haknya berdasarkan tarif iuran yang
dibayar si pasien telah penuh, padahal bila saja keluarga sipasien bersikeras menuntut haknya
maka ruang inap yang dimaksudkan bisa didapatkan karena memang masih ada yang
kosong.Contoh lain ,Pasien yang masih dalam perawatan dipulangkan dengan alasan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang membatasi waktu rawat inap.

Pelayanan publik lainnya yang dikeluhkan banyak Warga dan sangat mengecewakan
adalah Pelayanan KTP warga masyarakat yang berlarut-larut disebabkan tidak tersedianya
blangko sehingga kebutuhan akan KTP tidak terpenuhi dan warga harus rela diganti dengan surat
keterangan . Beranjak dari kenyataan tersebut di atas Pemerintah telah mulai menata sistem
penyelenggaraan administrasi Negara dengan menggunakan media elektronik melalui jaringan
informasi on line namun upaya ini masih menghadapi masalah, padahal melalui fasilitas ini
sangat diharapkan untuk tersedianya data dan informasi yang dapat diakses secara cepat dan
akurat untuk dianalisis.

Upaya lain ntuk memperbaiki kelemahan-kelemahan tersebut di atas, dilakukan evaluasi


manajemen pada birokrasi pemerintah agar tidak lagi menerapkan gaya manajemen yang terlalu
mengacu kepada tugas (task oriented) yang menyebabkan petugas pelayanan dalam hal ini
pegawai yang dihunjuk passif dalam memberikan layanan.Selain itu,pimpinan di unit organisasi
diberi kewenangan untuk meminimalisir formalitas dalam rincian tugas yang senantiasa
menuntut keseragaman, dengan demikian diharapkan petugas pelayanan mampu berkreasi,
berani berbuat di luar ketentuan pedoman kerja,dan jika kedua hal ini terpenuhi maka akan
terwujudlah perubahan kinerja organisasi birokrasi pemerintah dalam hal pelayanan publik
dengan mambawa peningkatan terhadap kepuasan masyarakat dalam menerima layanan birokrasi
pemerintah.

Untuk dapat keluar dari permasalahan-permasalahan sebagaimana tersebut di atas


Pemerintah melakukan optimalisasi dalam menerapkan Pedoman penyelenggaraan Pelayanan
Publik dengan memperhatikan asas-asas yang termuat dalam penyelenggaraan publik.
Selanjutnya dalam penyelenggaraan pelayanan publik diterapkan pula prinsip-prinsip pelayanan
publik, seperti Kesederhanaan,yaitu prosedur pelayanan yang tidak berbelit-belit, mudah
dipahami dan dilaksanakan, Kepastian waktu,dimana pelayanan dapat diselesaikan sesuai waktu
yang telah ditentukan, Kemudahan akses, dimana tempat pelayanan berlokasi di tempat yang
mudah dijangkau,memadai,memiliki jaringan telekomunikasi dan informasi yang lancar.

Anda mungkin juga menyukai