Anda di halaman 1dari 18

INOVASI PELAYANAN PUBLIK ADMINISTRASI

KEPENDUDUKAN DALAM MEWUJUDKAN


E-GOVERNMENT

Makalah

Oleh:

Nama : Lela Arumsari P.


NIM : 202002015.
Program Studi : Magister Ilmu Hukum.

PROGRAM MAGISTER (S2) ILMU HUKUM


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
KUDUS

0
2021

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Administrasi kependudukan di Indonesia merupakan hal yang sangat

berperan dalam pembangunan, dimana dari sistem administrasi penduduk

tersebut dapat diketahui tentang data - data penduduk dan informasi yang

sesuai dengan keadaan penduduk dan tentang kondisi daerah tempat tinggal

penduduk. Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan

Undang - Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pada

hakikatnya berkewajiban untuk memberikan perlindungan dan pengakuan

terhadap penentuan status pribadi dan status hukum setiap Peristiwa

Kependudukan dan Peristiwa Penting yang dialami oleh penduduk yang

berada di dalam atau di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Demikianlah halnya dalam memberikan pelayanan kepada publik,

aparat pemerintah harus mengetahui tentang administrasi kependudukan

khususnya bagi pegawai yang bekerja di Dinas Kependudukan dan Pencatatan

Sipil. Setiap masyarakat, membutuhkan pelayanan administrasi kependudukan

untuk mendapatkan legalitas keberadaan mereka di dalam sebuah negara dan

mendapatkan status hukum.

Di banyak negara berkembang, pelayanan publik menjadi isu penting

untuk dibicarakan seperti di negara Indonesia yang menjadi salah satu negara

berkembang. Kemampuan dalam mengakses dan menggunakan pelayanan

1
publik sangat mempengaruhi kesejahteraan masyarakatnya. 1 Dilihat dari

pernyataan tersebut, pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah

harus dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat. Pada dasarnya,

pemerintah memiliki tugas untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Pemerintah tidak hanya melakukan pelayanan kepada dirinya sendiri,

melainkan juga melakukan pelayanan kepada masyarakat serta dapat

menciptakan suatu kondisi yang menjadikan masyarakat mampu untuk

berkembang dari segi pengetahuan dan kreatifitas untuk mencapai suatu

tujuan.2

Kecamatan dibentuk di wilayah kabupaten / kota dengan peraturan

daerah yang berpedoman pada Peraturan Pemerintah ( PP ). Kecamatan

dipimpin oleh seorang Camat yang dalam melaksanakan tugasnya

memperoleh pelimpahan sebagai wewenang dari Bupati atau Walikota untuk

menangani sebagian urusan otonomi daerah, selain melaksanakan tugas

tersebut Camat juga bertugas melaksanakan tugas-tugas umum pemerintahan.3

Di dalam PP Nomor 19 Tahun 2008 tentang kecamatan yaitu pada

pasal 15 camat menyelenggarakan tugas umum pemerintahan yang meliputi :

(1) Mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat.

(2) Mengoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban

umum.

(3) Mengoordinasikan penerapan dan penegakan perundang – undangan.

(4) Mengoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum.


1
Mulyadi, Deddy. 2015. Studi Kebijakan Publik dan Pelayanan Publik Konsep dan Aplikasi
Proses Kebijakan Publik dan Pelayanan Publik. Bandung: Alfabeta. Hal 178
2
Rasyid, Ryaas. 2004. Desentralisasi dalam Rangka Menunjang Pembangunan Daerah. Jakarta:
LP3ES
3
Undang-Undang Republik Indonesia No. 6 Tahun 2014 Republik Indonesia tentang
Undangundang Desa Kelurahan dan Kecamatan, (Yogyakarta : Pustaka Mahardika), hlm. 306

2
(5) Mengoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat

kecamatan.

(6) Membina penyelenggaraan pemerintahan desa dan / atau kelurahan.

(7) Melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup

tugasnya dan / atau yang belum dapat dilaksanakan pemerintahan desa

atau kelurahan.4

Pelayanan publik memiliki suatu makna yang berarti sebagai

penyelenggara suatu layanan atau yang melayani apa yang dibutuhkan dan

diperlukan oleh masyarakat berdasarkan aturan yang sah dan sesuai dengan

prosedur yang telah ditetapkan. Pemerintah saat ini melakukan suatu upaya

dalam pelayanan publik kepada masyarakat dengan diorientasikan pada

kebutuhan, kepuasan, permasalahan yang terjadi, kepentingan maupun

keterlibatan masyarakat yang diberikan layanan sehingga otonomi daerah

dapat melakukan peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat secara

professional, efektif, efisien, sederhana, transparan, tepat waktu dan dapat

beradaptasi sekaligus dapat membangun kapasitas sumber daya manusia.

Pelayanan publik merupakan rangkaian kegiatan dalam memberikan

pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-

undangan untuk setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan atau

pelayanan administratif yang telah disediakan oleh penyelenggara pelayanan

publik. Sedangkan menurut Undang - Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang

Pelayanan Publik menjelaskan bahwa pelayanan publik merupakan

serangkaian suatu kegiatan yang memiliki tujuan untuk memberikan jaminan

dalam hal pemenuhan atau penyediaan yang dibutuhkan berkaitan dengan


4
Ibid., hlm. 311

3
pelayanan publik sesuai dengan peraturan perundang - undangan yang berlaku

bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan / atau pelayanan

administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Namun

pada kenyataannya, berdasarkan rincian data yang diperoleh dari Ombudsman

RI, pelayanan publik yang berada di Indonesia masih terdapat perilaku mal

administrasi dimana mal administrasi diartikan sebagai perilaku atau

perbuatan melawan hukum, melampaui wewenang, menggunakan wewenang

untuk tujuan lain dari yang menjadi tujuan wewenang tersebut, termasuk

kelalaian atau pengabaian kewajiban hukum dalam penyelenggaraan

pelayanan publik yang dilakukan oleh Penyelenggara Negara dan

pemerintahan yang menimbulkan kerugian materiil dan atau immateriil bagi

masyarakat dan orang perseorangan.

Pemerintah sebagai penyelenggara pelayanan publik harus mampu

memberikan suatu pelayanan secara optimal kepada masyarakat. Selain itu,

pemerintah harus berupaya agar pelayanan yang disediakan dapat menjangkau

seluruh kalangan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat

untuk mengakses pelayanan yang diberikan. Akan tetapi dalam

pelaksanaannya masih terdapat ketidaksesuaian dengan apa yang diharapkan

oleh masyarakat sebagai penerima pelayanan publik.

Hal tersebut dapat dibuktikan dengan banyaknya keluhan atau

pengaduan dari masyarakat yang disampaikan melalui media elektronik

maupun media cetak. Suryadi mengatakan bahwa pengaduan masyarakat

merupakan bentuk ungkapan ketidakpuasan masyarakat atas kualitas

pelayanan yang diterima yang sering berujung lahirnya tuntutan publik,

4
seringkali dipandang sebagai hal yang buruk bagi kehidupan suatu organisasi,

termasuk birokrasi.5

Penyelenggaraan Adminitrasi Kependudukan bertujuan sebagai

berikut :

(1) Memberikan keabsahan identitas dan kepastian hukum atas dokemen

penduduk untuk setiap peristiwa kependudukan dan peristiwa penting

yang dialami oleh penduduk.

(2) Memberikan perlindungan status hak sipil penduduk.

(3) Menyediakan data dan informasi kependudukan secara nasional

mengenai pendaftaran penduduk dan pecatatan sipil pada berbagai

tingkatan secara akurat, lengkap, dan mudah diakses sehingga menjadi

acuan bagi perumusan kebijakan dan pembangunan pada umumnya.

(4) Mewujudkan administrasi kependudukan secara rasional dan terpadu.

(5) Menyediakan data penduduk yang menjadi rujukan dasar bagi sektor

terkait dalam penyelenggaraan setiap kegiatan pemerintahan, pembangunan,

dan kemasyarakatan.6

Beberapa fenomena yang menjadi persoalan mengenai buruknya

pelayanan publik adalah kecenderungan lambatnya pelayanan kepada

masyarakat. Hal tersebut ditandai dengan masih ditemukan aparatur sipil yang

pemahaman terhadap perkembangan teknologi masih relative kurang serta

tidak melaksanakan tugasnya sesuai SOP dan muncul praktik KKN

menimbulkan pelayanan publik bersifat diskriminatif.7 Hal ini menjadikan

5
Suryadi. 2010. Penanganan Keluhan Publik Pada Birokrasi Dinas Perijinan. Vol, 23.No, 4. pp,
293-303.
6
Masrin, “Studi tentang Pelayanan Pembuatan KTP di Kantor Kecamatan Samarinda Ulu Kota
Samarinda, Jurnal Ilmu Pemerintahan, Volume 1, Nomor 1, (2013), hlm. 68-69
7
Cendana News. 2017. “Percepatan Layanan Kepada Masyarakat Kelurahan Dinoyo Hadirkan

5
pemerintah berupaya untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan mulai

menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi ( TIK ) dalam

menjalankan birokrasi pemerintahan yaitu dengan e-government atau

pemerintahan elektronik. Pemerintah bertujuan untuk meningkatkan kualitas

proses layanan dari lembaga pemerintah kepada warga masyarakat melalui

sistem layanan online. Layanan online memiliki manfaat dalam memangkas

biaya dan waktu serta meminimalisir kemungkinan terjadinya praktik korupsi

dalam pelayanan publik yang dilakukan pemerintah.8

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diutarakan diatas maka

perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu Bagaimanakah Kualitas

Pelayanan Publik dalam Administrasi Kependudukan di Indonesia?

AplikasiSAKDINO”.https://www.cendananews.com/2017/07/percepat-layanan-kepada
masyarakat-kelurahan-dinoyo-hadirkan-aplikasi-sakdino.html (diakses tanggal 20Mei 2021)
8
Presiden RI. 2016.“E-Government Sebagai Wujud Reformasi Birokrasi”.
http://presidenri.go.id/program-prioritas-2/e-government-sebagai-wujud-reformasi-
birokrasi.html (diakses tanggal 20Mei 2021)

6
BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pelayanan Publik

Pelayanan publik merupakan elemen yang sangat penting dalam

penyelenggaraan pemerintahan. Pelayanan publik secara sederhana dipahami

oleh berbagai pihak sebagai pelayanan yang diselenggarakan oleh pemerintah.

Semua barang dan jasa yang diselenggarakan oleh pemerintah kemudian

disebut sebagai pelayanan publik.9 Selain itu dijelaskan sekali lagi oleh

Dwiyanto bahwa literature terdahulu menyatakan “ what government does is

public service”.10 Pendapat tersebut menunjukkan bahwa pada dasarnya

pemerintah memang memiliki peran yang sangat penting dalam

penyelenggaraan pelayanan publik.

Pelayanan publik telah menjadi isu kebijakan yang strategis, karena

penyelenggaraan pelayanan publik selama ini belum memiliki dampak yang

luas terhadap perubahan aspek – aspek kehidupan masyarakat. Karena

sebelum era reformasi, birokrasi pemerintah sangat mendominasi

penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik. Pemerintah lebih

dominan bertindak sebagai aktor dalam penyelenggaraan pelayanan publik,

sehingga keterlibatan warga negara dalam pemerintahan sangat terbatas.11

Kondisi sekarang yang didapat di daerah menunjukkan bahwa

penyelenggaraan pelayanan publik masih dihadapkan pada sistem

9
Dwiyanto, Agus. 2015. Manajemen Pelayan Publik: Peduli, Inklusif, dan Kolaboratif.
Yogyakarta: Hal 21
10
Ibid 44
11
Abdul Sabaruddin, Manajemen Kolaborasi dalam Pelayanan Publik (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2015), h. 1.

7
pemerintahan yang belum efektif dan efisien serta kualitas sumber daya

manusia aparatur yang belum memadai. Hal ini terlihat dari masih banyaknya

keluhan dan pengaduan dari masyarakat baik secara langsung maupun melalui

media massa, seperti prosedur yang berbelit - belit, tidak ada kepastian dalam

jangka waktu penyelesaian, biaya yang harus dikeluarkan, persyaratan yang

kurang transparan, sikap petugas yang kurang responsif dan lain - lain.

Sehingga menimbulkan citra buruk yang kurang baik terhadap citra

pemerintah dimata masyarakatnya sendiri terutama dimata masyarakat awam

yang memang tidak tahu menahu tentang pelayanan publik.12

Pelayanan oleh pemerintah ( government service ) dapat dimaknai

sebagai “ the delivery of a service by a government agency using its own

employees”.13 dengan kata lain bahwa pemberian pelayanan kepada

masyarakat / warga negara yang dilakukan oleh agen pemerintah melalui

pegawainya. Penyediaan pelayanan publik secara langsung oleh pemerintah

dilakukan lewat apa yang disebut sebagai sektor publik ( public sector ), yaitu

badan - badan pemerintah, sekolah milik pemerintah, kantor pos, perusahaan

listrik pemerintah, rumah sakit milik pemerintah, dan seterusnya. 14

Penyelenggaraan yang dilakukan oleh pemerintah dilaksanakan demi tujuan

agar tidak terjadi penyalahgunaan. Pemerintah sebagai penyedia harus

bersikap secara profesional dalam menjalankan fungsinya sebagai penyedia

pelayanan publik.

Para ahli memiliki ragam pemaknaan atau definisi terkait pelayanan

publik. Berikut ini beberapa pendapat pelayanaan publik oleh beberapa ahli
12
Surjadi, Pengembangan Kinerja Pelayanan Publik (Bandung: PT. Refika Aditama, 2012), h. 7.
13
Savas, E.S. 1987. “Privatization: The Key to Better Government”. New Jersey: Chatam House
Publisher.Hal 62.
14
Putra, Fadhila. Op.cit. Hal 62

8
tersebut: Pelayanan publik secara ringkas bisa diartikan sebagai layanan yang

diberikan oleh pemerintah kepada warga negaranya baik secara langsung

maupun secara tidak langsung ( yaitu lewat pembiayaan penyediaan layanan

yang diselenggarakan oleh pihak swasta ).15 Sedangkan menurut Mahmudi,

pelayanan publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh

penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan publik

dan pelaksanaan ketentuan peraturan perundang - undangan.16

Mengacu pada pendapat di atas, menjadikan bukti bahwa pelayanan

publik merupakan bentuk layanan yang diberikan pemerintah untuk

memenuhi kebutuhan hidup masyarakatnya. Pelayanan publik juga harus

mengacu dan didukung oleh undang - undang atau regulasi yang berlaku

sehingga dapat menjadi acuan dalam penyelenggarannya. Selain pihak dari

pemerintah yang menjadi penyelenggara pelayanan publik, dimungkinkan

pula pelayanan publik diselenggarakan oleh pihak non pemerintah, seperti

swasta atau masyarakat.

B. InovasiPelayanan Publik

Schumpeter mendefinisikan “ inovasi ” sebagai kombinasi baru dari

faktor - faktor produksi yang dibuat oleh pengusaha dan pemikiran inovasi

adalah kekuatan pendorong yang penting ( critical driving force ) dalam

pertumbuhan ekonomi.17

15
Putra, Fadhilla. 2012. New Public Governance. Malang: UB Press.
16
Mahmudi. 2010. Manajemen Kinerja Sektor Publik, Edisi. kedua. Sekolah Tinggi Ilmu
Manajemen YKPN. Yogyakarta. Hal 22
17
Dhewanto, Wawan. 2014. Manajemen Inovasi Peluang Sukses Menghadapi Perubahan.
Yogyakarta: CV. ANDI OFFSET. Hal 3

9
Albury ( 2003 ) dalam Yogi secara lebih sederhana mendefinisikan

inovasi sebagai new ideas that work. Ini berarti bahwa inovasi adalah

berhubungan erat dengan ide - ide baru yang bermanfaat. Inovasi dengan sifat

kebaruannya harus mempunyai nilai manfaat. Sifat baru dari inovasi tidak

akan berarti apa - apa apabila tidak diikuti dengan nilai kemanfaatan dari

kehadirannya. Selanjutnya Albury secara rinci menjelaskan bahwa:

“successful innovation is the creation and implementation of new

processes, products, services, and methods of delivery which result in

significant improvements in outcomes efficiency, effectiveness, or

quality”.

Ini menjelaskan bahwa ciri dari inovasi yang berhasil adalah adanya

bentuk penciptaan dan pemanfaatan proses baru, produk baru, jasa baru dan

metode penyampaian yang baru, yang menghasilkan perbaikan yang

signifikan dalam hal efisiensi, efektivitas maupun kualitas.18

Demikian pula menurut Muluk Inovasi merupakan sebuah

instrument untuk mengembangkan cara - cara baru dalam menggunakan

sumber daya dan memenuhi kebutuhan secara lebih efektif. Inovasi juga dapat

dimanfaatkan untuk mengembangkan strategi dan tindakan dalam pelayanan

publik.19

Menurut peraturan MENPAN dan RB Nomor 30 tahun 2014

tentang pedoman inovasi pelayanan publik, Inovasi Pelayanan Publik adalah

terobosan jenis pelayanan publik baik yang merupakan gagasan / ide kreatif

18
Suwarno, Yogi. 2008. Inovasi di Sektor Publik. Jakarta: STIA LAN. Hal.10
19
M. R. Khairul Muluk. 2008. Knowledge Management Kunci Sukses Inovasi Pemerintahan
Daerah. Malang. Malang: Bayumedia Publishing. Hal. 43.

10
orisinal dan / atau adaptasi / modifikasi yang memberikan manfaat bagi

masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dengan kata lain,

inovasi pelayanan publik sendiri tidak mengharuskan suatu penemuan baru,

melainkan pula mencakup satu pendekatan baru bersifat kontekstual baik

berupa inovasi pelayanan publik hasil dari perluasan maupun peningkatan

kualitas pada inovasi pelayanan publik yang ada.20

Senada dengan peraturan Menpan, dalam Erna menjelaskan bahwa

inovasi dalam pelayanan publik bisa diartikan sebagai pembaharuan /

kreativitas / ciptaan baru dalam pelayanan publik.21 Demikian pula Harditya

dalam jurnal inovasi pelayanan publik menarik kesimpulan dari berbagai

definisi bahwa inovasi pelayanan publik adalah ide atau gagasan baru yang

memberikan manfaat dalam pembaharuan dan perbaikan pelayanan

berdasarkan kebutuhan masyarakat yang sesuai dengan peraturan perundang -

undangan.22

C. Tipologi Inovasi Pelayanan Publik

Pelayanan publik merupakan suatu hal yang sangat terkait erat

dengan birokrasi. Osborne dan Plastrik menyatakan bahwa terdapat lima hal

yang berpengaruh terhadap kinerja pelayanan publik, yaitu misi, akuntabilitas,

konsekuensi, kekuasaan dan budaya. Kelima subsistem tersebut akan saling

mempengaruhi dalam membentuk perilaku birokrasi publik. Misi akan sangat


20
http://sinovik.menpan.go.id/index.php/inovasi Diakses tanggal 21 Mei 2021
21
Setijaningrum, Erna. 2009. Inovasi Pelayanan Publik. Surabaya: PT. Medika Aksara
Globalindo.Hal 83.
22
Harditya Bayu Kusuma. Inovasi Pelayanan Publik: Praktik Penyelenggaraan Otonomi Daerah.
Jurnal Analisis Kebijakan. Vol 1 No 1 Tahun 2016.Deputi Bidang Kajian Kebijakan Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.Hal. 74-93. (lan.go.id. diakses tanggal 15 Juli 2019)

11
menentukan kemampuan dari suatu sistem pelayanan publik dalam

merespondinamika yang terjadi dalam masyarakat secara tepat dan efisien.

Adapun jenis - jenis inovasi pada organisasi sektor publik menurut

Muluk sebagai berikut ini:23

a) Inovasi Produk

Inovasi memiliki perubahan pada suatu desain atau produk dari suatu

layanan yang dapat dibedakan antara produk layanan sebelumnya dengan

produk layanan yang diperbarui.

b) Inovasi Proses

Inovasi terdapat pembaharuan mengenai kualitas yang sifatnya

berkelanjutan dan memiliki perpaduan antara kebijakan, prosedur,

perubahan dan pengorganisasian untuk melakukan inovasi.

c) Inovasi Metode Pelayanan.

Inovasi terdapat perubahan dalam hal interaksi yang dilakukan kepada

pelanggan.

d) Inovasi Strategi atau Kebijakan.

Inovasi memiliki visi, misi, tujuan, dan strategi yang baru sehingga

diperlukan suatu strategi dan kebijakan baru.

e) Inovasi Sistem.

Inovasi yang terdapat interaksi atau hubungan baru yang dilakukan

dengan pihak lain yang bertujuan untuk suatu perubahan pengelolaan

organisasi.

Berdasarkan penjelasan dari Muluk diatas, dapat diketahui bahwasanya

ada beberapa jenis inovasi dalam sektor publik yang terdiri dari inovasi
23
Muluk, M.R. Khairul. 2008. Op.cit Hal 44

12
produk layanan, inovasi proses, inovasi dalam metode pelayanan, inovasi

dalam strategi atau kebijakan, dan inovasi sistem. Hal ini menunjukkan

inovasi memiliki tipe - tipe atau jenis - jenis yang beragam.Inovasi bukan

hanya mengacau pada suatu produk yang baru semata, apalagi inovasi hanya

diidentikkan dengan penggunaan teknologi dalam penyelenggaraan organisasi

sektor publik.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Persepsi masyarakat terhadap efektifitas pelayanan publik sudah

terlaksana dengan baik. Hal ini terbukti dari hasil jawaban para responden

berdasarkan hasil penelitian dilihat dari indikator yaitu Kesederhanaan;

Kejelasan dan Kepastian, Keamanan, Keterbukaan, Ekonomis, Keadilan

yang merata, Ketepatan waktu, dan Efisiensi. Dari delapan indikator

tersebut yang menunjukkan hasil responden berada pada kategori baik.

Hal ini berarti bahwa penyelenggara pelayanan menandakan bahwa

tingkat pelayanannya sudah baik, namun masih perlu ditingkatkan baik

dari segi kualitas maupun kuantitasnya.

2. Adapun mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas pelayanan

publik berdasarkan hasil penlitian adalah :

a. Sumber Daya Aparatur Pelayanan akan berjalan maksimal jika

didukung oleh sumber daya manusia yang memadai dan memiliki

tingkat kemampuan fungsional pelayanan . Aparat pelayanan yang

bertugas di Kecamatan merupakan lulusan SLTA dan Sarjana,

sehingga dapat dipastikan pelayanan yang diberikan kepada

masyarakat telah berjalan dengan maksimal. Selain itu pengalaman

dan telah sering melakukan pelatihan ( diklat ).

b. Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana yang merupakan salah satu

penunjang berjalannya suatu proses pelayanan publik seperti halnya

dengan SDM . Sarana dan prasarana fasilitas pelayanan publik yang


14
ada di Kantor - Kantor Kecamatan telah mencukupi, hal ini

menunjukkan bahwa masyarakat merasa nyaman jika datang ke kantor

melakukan pengurusan.

c. Kesadaran Masyarakat Hasil penelitian tentang kesadaran masyarakat

masih ada yang belum terlalu paham tentang pentingnya kepemilikan

administrasi kependudukan seperti KTP di karenakan masyarakat

aktifitas kesaharian mereka dan ada juga sebagian masyarakat yang

akan sadar hal tersebut.

B. Saran

a. Dengan melihat persepsi apartur pemerintah daerah dalam tugas, pokok

dan fungsi pelayanan ditinjau dari sikap dan norma - norma, sopan santun

dalam pelayanan terhadap masyarakat, pelaksanaan pelayanan di kantor

Kecamatan dan penilaian masyarakat terhadap pelayanan tersebut,

diharapkan pemerintah sebagai pelaku utama atau pengendali jalannya

sistem pemerintahan agar bisa lebih meningkatkan pelayanan khususnya

layanan dibidang administrasi kependudukan

b. Agar pemerintah lebih memperhatikan, menjaga dan merawat sarana

prasarana yang telah ada.

c. Kurangnya kesadaran masyarakat akan prosedur yang seyognya

dilengkapi dalam memperoleh suatu pelayanan menjadi suatu factor

penghambat dalam prosedur pelayanan, maka dari itu masyarakat harus

lebih memahami dan memperhatikan prosedur dalam memperoleh

pelayanan. Jadi pemerintah lebih bekerja keras untuk mensosialisasikan

15
kepada masyarakat akan pentingnya kepemilikan administrasi

kependudukan.

DAFTAR PUSTAKA

Cendana News. 2017. “ Percepatan Layanan Kepada Masyarakat Kelurahan


Dinoyo Hadirkan Aplikasi SAKDINO”.
https://www.cendananews.com/2017/07/percepat-layanan-kepada
masyarakat-kelurahan-dinoyo-hadirkan-aplikasi-sakdino.html(diakses
tanggal 20Mei 2021)

Dwiyanto, Agus. 2015. Manajemen Pelayan Publik: Peduli, Inklusif, dan


Kolaboratif. Yogyakart

Dhewanto, Wawan. 2014. Manajemen Inovasi Peluang Sukses Menghadapi


Perubahan. Yogyakarta: CV. ANDI OFFSET

Harditya Bayu Kusuma. Inovasi Pelayanan Publik: Praktik Penyelenggaraan


Otonomi Daerah. Jurnal Analisis Kebijakan. Vol 1 No 1 Tahun 2016.Deputi
Bidang Kajian Kebijakan Lembaga Administrasi Negara Republik
Indonesia.Hal. 74-93. (lan.go.id. diakses tanggal 21 Mei 2021)

Mulyadi, Deddy. 2015. Studi Kebijakan Publik dan Pelayanan Publik Konsep dan
Aplikasi Proses Kebijakan Publik dan Pelayanan Publik. Bandung: Alfabeta

Masrin, “Studi tentang Pelayanan Pembuatan KTP di Kantor Kecamatan


Samarinda Ulu Kota Samarinda, Jurnal Ilmu Pemerintahan, Volume 1,
Nomor 1, (2013)

M. R. Khairul Muluk. 2008. Knowledge Management Kunci Sukses Inovasi


Pemerintahan Daerah. Malang. Malang: Bayumedia Publishing
http://sinovik.menpan.go.id/index.php/inovasi Diakses tanggal 21 Mei 2021

16
Mahmudi. 2010. Manajemen Kinerja Sektor Publik, Edisi. kedua. Sekolah Tinggi
Ilmu Manajemen YKPN. Yogyakarta

Presiden RI. 2016. “E-Government Sebagai Wujud Reformasi Birokrasi”.


http://presidenri.go.id/program-prioritas-2/e-government-sebagai-wujud-
reformasi-birokrasi.html (diakses tanggal 20Mei 2021)

Putra, Fadhilla. 2012. New Public Governance. Malang: UB Press.

Rasyid, Ryaas. 2004. Desentralisasi dalam Rangka Menunjang Pembangunan


Daerah. Jakarta: LP3ES

Suryadi. 2010. Penanganan Keluhan Publik Pada Birokrasi Dinas Perijinan. Vol,
23. No, 4

Suwarno, Yogi. 2008. Inovasi di Sektor Publik. Jakarta: STIA LAN

Savas, E.S. 1987. “Privatization: The Key to Better Government”. New Jersey:
Chatam House Publisher

Setijaningrum, Erna. 2009. Inovasi Pelayanan Publik. Surabaya: PT. Medika


Aksara Globalindo.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 6 Tahun 2014 Republik Indonesia


tentang Undangundang Desa Kelurahan dan Kecamatan, (Yogyakarta :
Pustaka Mahardika)

17

Anda mungkin juga menyukai