A. PENDAHULUAN
Ketika pemerintahan (government) mengandung makna
sebuah usaha menentukan berbagai kebijakan yang
diselenggarakan untuk mencapai tujuan masyarakat negara,
memperkirakan arah perkembangan masyarakat pada masa
yang akan datang, dan mempersiapkan langkah-langkah
kebijakann untuk menyongsong perkembangan masyarakat,
serta mengelola dan mengarahkan masyarakat ketujuan yang
ditetapkan maka semua itu hanya akan terwujud manakala
adanya hubungan yang baik antara pemerintah dengan
masyarakatnya. Pada prinsipnya setiap negara mempunyai
suatu tatanan organisasi atau pemerintahan yang berwenang
untuk merumuskan dan melaksanakan keputusan-keputusan
yang mengikat bagi seluruh penduduk didalam wilayahnya.
Keputusan-keputusan ini antara lain berbentuk undang-undang
dan peraturan-peraturan lain. Dalam hal ini pemerintah
bertindak atas nama negara dan menyelenggarakan kekuasaan
dari negara.
Bermacam-macam kebijaksanaan kerap kali dibuat
kearah tercapainya tujuan-tujuan masyarakat dilaksanakannya
sambil menertibkan hubungan-hubungan manusia dalam
masyarakat. Pada setiap gugusan masyarakat yang membentuk
suatu tata kepemerintahan tidak bisa dilepaskan dari aspek
politik. Politik sebagaimana kita ketahui bersama terdiri dari
orang-orang yang berperilaku dan bertindak politik (consist of
people acting politically) yang diorganisasikan secara politik
oleh kelompok-kelompok kepentingan dan berusaha mencoba
mempengaruhi pemerintah untuk mengambil dan
melaksanakan suatu kebijakan dan tindakan yang bisa
mengangkat kepentingannya dan mengenyampingkan
kepentingan kelompok lainnya.
Kelompok masyarakat itu mempunyai kepentingan
yang diperjuangankan agar pemerintah terpengaruh. Birokrasi
pemerintah langsung ataupun tidak langsung akan selalu
berhubungan dengan kelompok-kelompok kepentingan dalam
masyarakat. Penguasa pemerintah dihampir setiap negara
percaya bahwa tugas utama dari setiap pemerintahan apakah
demokratis atau otoritarian adalah untuk menjamin agar negara
dan bangsanya tetap hidup dan berjaya.
B. PEMBAHASAN
1. PENGRETIAN DAN ARTI PELAYANAN PUBLIK
Pelayanan publik tersebut harus memenuhi skala
kegiatan yang didasarkan pada ukuran besaran biaya tertentu
yang digunakan dan jaringan yang dimiliki dalam kegiatan
pelayanan publik untuk dikategorikan sebagai
penyelenggara pelayanan publik. Pelayanan administratif
meliputi:
a. Tindakan administratif pemerintah yang diwajibkan oleh
negara dan diatur dalam peraturan perundang-undangan
dalam rangka mewujudkan perlindungan pribadi,
keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda warga
negara. Tindakan administratif pemerintah merupakan
pelayanan pemberian dokumen oleh pemerintah, antara
lain yang dimulai dari seseorang yang lahir memperoleh
akta kelahiran hingga meninggal dan memperoleh akta
kematian, termasuk segala hal ihwal yang diperlukan
oleh penduduk dalam menjalani kehidupannya, seperti
memperoleh izin mendirikan bangunan, izin usaha,
sertifikat tanah, dan surat nikah.
b. Tindakan administratif oleh instansi nonpemerintah
yang diwajibkan oleh negara dan diatur dalam peraturan
perundang-undangan serta diterapkan berdasarkan
perjanjian dengan penerima pelayanan. Tindakan
administratif nonpemerintah merupakan pelayanan
pemberian dokumen oleh instansi di luar pemerintah,
antara lain urusan perbankan, asuransi, kesehatan,
keamanan, pengelolaan kawasan industri, dan
pengelolaan kegiatan sosial.
2. PELAYANAN PUBLIK MENURUT PARADIG NEW
PUBLIC SERVICE
Haque (1999) mengungkapkan bahwa dalam
masyarakat yang sudah matang demokrasinya, ada
hubungan yang unik antara administrasi publik dengan
warga negara di mana ada pemeliharaan atas identitas publik
melalui penguatan legitimasinya, penetapan standar
etikanya, penentuan peran, dan tugasnya, yang membedakan
dirinya dari manajemen bisnis sektor swasta.
Ide-ide pokok yang dikemukakan paradigma New
Public Service adalah :
Melayani Warga Negara, bukan customer (Serve
Citizens, Not Customers)
Mengutamakan Kepentingan Publik (Seeks the Public
Interest)
Kewarganegaraan lebih berharga daripada
Kewirausahaan (Value Citizenship over
Entrepreneurship)
Berpikir Strategis, Bertindak Demokratis (Think
Strategically, Act Democratically)
Tahu kalau Akuntabilitas Bukan Hal Sederhana
(Recognize that accountability is not simple).
Melayani Ketimbang Mengarahkan (Serve Rather than
Steer)
Menghargai Manusia, Bukan Sekadar Produktivitas
(Value People, Not Just Productivity)
d. REFERENSI
IPEM4425 – Hubungan Pusat dan Daerah (Edisi 3) Modul
7
Hubungan Pusat-Daerah dalam Bidang Pelayanan Publik