DISKUSI TERFOKUS
TENTANG EVALUASI DAN
Diselenggarakan oleh Direktorat PEPPD
SUCCESS STORY KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
PENGAWASAN SOLO, 5 MEI 2023
PELAYANAN PUBLIK DI
JAWA TENGAH
https://www.radioidola.com/2017/ombudsman http://m.liputan6.com/jateng/read/4889805/ombuds
-jateng-minta-pemkab-purworejo-turun-tangan man-jateng-beberapa-titik-tertentu-di-desa-wadas-s
ering-tak
-selesaikan-pembangunan-jembatan-desa-wad adasinyal?utm_source=Mobile&utm_
as-yang-belum-rampung/ medium=whatsapp&utm_campaign=Share_Top
Tujuan Ombudsman:
a. mewujudkan negara hukum yang demokratis, adil, dan sejahtera;
b. mendorong penyelenggaraan negara dan pemerintahan yang
efektif dan efisien, jujur, terbuka, bersih, serta bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme;
c. meningkatkan mutu pelayanan negara di segala bidang agar setiap
warga negara dan penduduk memperoleh keadilan, rasa aman, dan kesejahteraan yang semakin
baik;
d. membantu menciptakan dan meningkatkan upaya untuk pemberantasan dan pencegahan
praktek-praktek maladministrasi, diskriminasi, kolusi, korupsi, serta nepotisme;
e. meningkatkan budaya hukum nasional, kesadaran hukum masyarakat,
dan supremasi hukum yang berintikan kebenaran serta keadilan.
(Pasal 4 UU 37/2008 tentang Ombudsman RI)
Tugas Ombudsman RI
• menerima Laporan atas dugaan Maladministrasi dalam penyelenggaraan pelayanan
publik;
• melakukan pemeriksaan substansi atas Laporan;
• menindaklanjuti Laporan yang tercakup dalam ruang lingkup kewenangan
Ombudsman;
• melakukan investigasi atas prakarsa sendiri terhadap dugaan Maladministrasi dalam
penyelenggaraan pelayanan publik;
• melakukan koordinasi dan kerja sama dengan lembaga negara atau lembaga
pemerintahan lainnya serta lembaga kemasyarakatan dan perseorangan;
• membangun jaringan kerja;
• melakukan upaya pencegahan Maladministrasi dalam penyelenggaraan pelayanan
publik; dan
• melakukan tugas lain yang diberikan oleh undang-undang
Kewenangan Ombudsman RI
• meminta keterangan secara lisan dan/atau tertulis dari Pelapor, Terlapor, atau pihak lain
yang terkait mengenai Laporan yang disampaikan kepada Ombudsman;
• memeriksa keputusan, surat-menyurat, atau dokumen lain yang ada pada Pelapor
ataupun Terlapor untuk mendapatkan kebenaran suatu Laporan;
• meminta klarifikasi dan/atau salinan atau fotokopi dokumen yang diperlukan dari
instansi mana pun untuk pemeriksaan Laporan dari instansi Terlapor;
• melakukan pemanggilan terhadap Pelapor, Terlapor, dan pihak lain yang terkait dengan
Laporan;
• menyelesaikan laporan melalui mediasi dan konsiliasi atas permintaan para pihak;
• membuat Rekomendasi mengenai penyelesaian Laporan, termasuk Rekomendasi untuk
membayar ganti rugi dan/atau rehabilitasi kepada pihak yang dirugikan;
• demi kepentingan umum mengumumkan hasil temuan, kesimpulan, dan Rekomendasi.
Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2011 tentang Pembentukan, Susunan, Dan Tata Kerja
Perwakilan Ombudsman Republik Indonesia Di Daerah
Kantor Perwakilan Ombudsman RI yang dipimpin seorang Kepala Perwakilan memiliki hubungan hierarkis
dengan Ketua Ombudsman RI serta bertanggung jawab atas pelaksanaan Tugas, Fungsi dan Kewenangan di Kantor
Perwakilan.
“Kewenangan Ombudsman RI Perwakilan sesuai Undang-Undang 37 Tahun 2008 seluruhnya berlaku, kecuali
penerbitan Rekomendasi Ombudsman, karena di undang-undang tersebut mengatur bahwa Rekomendasi
Ombudsman di tandatangani oleh Ketua Ombudsman RI berdasarkan Rapat Pleno”
Ombudsman RI
Kepala Perwakilan
“Kewenangan terkait Pemeriksaan sebagaimana diatur di Undang-Undang juga berlaku bagi Kantor Perwakilan, namun
untuk hasil akhir pemeriksaan bernama Laporan Akhir Hasil Pemeriksaan (LAHP) yang berisi tindakan korektif, jika
tidak dilaksanakan terlapor maka diserahkan kepada Ombudsman RI di Jakarta untuk diterbitkan Rekomendasi”
Gambaran Umum Wilayah Kerja
Ombudsman RI Jawa Tengah Luas Wilayah:
32.801 km²
Jumlah Penduduk:
36,7 Juta jiwa
Jumlah Kabupaten:
29 Kabupaten
Jumlah Kota:
6 Kota
Jumlah Desa:
8.567 Desa
Sumber: www.bps.go.id
KONSTRUKSI PELAYANAN PUBLIK
MELAPOR/
MENGAWASI
PENGAWAS MENGADU Critical point:
Pengawasan;
PENYELENGGARA PENERIMA Pengelolaan
LAYANAN LAYANAN pengaduan;
Persepsi
REGULASI: Maladministrasi
(KEWENANGAN,
KEKUASAAN) MALADMINISTRASI berarti
PELAYANAN pelayanan yang jelek. Dalam kaitan
MALADMINISTRASI PUBLIK dengan pelayanan publik,
berasal kata MAL dalam MALADMINISTRASI berarti
bahasa Latin MALUM = pelayanan publik yang tidak sesuai
Jahat/Jelek/buruk dengan standar dan perilaku pelayanan
ADMINISTRASI asal STANDAR PELAYANAN PUBLIK publik
katanya ADMINISTRATE
= melayani PERILAKU MELAYANI
Menyebabkan kerugian negara
Menyebabkan kerugian warga
MENDEKATKAN KUALITAS PELAYANAN DASAR YANG DIBERIKAN
DENGAN HARAPAN MASYARAKAT
120
100
101
92
80 85
75
60
54
40
42
20 23 22 19 18
0
l
ria ka
n
ia
n
aa
n
ai
an an an an an s ia
ra di lis s ah nk at ja So
g i
po de aw m a e h er
A nd e g ru rb s ak n
Pe Ke P pe Pe Pe Ke g aa
Ke n na t er
da e te ah
an
K s ej
im Ke
uk
rm
Pe
90
80
80
70
70
60
60
50
50
40
40
30
30 20
20 10
10 0
Series1
0
Series1 Penyimpangan Prosedur Penundaan Berlarut
Desa Kepolisian Pendidikan Agraria Kepegawaian Tidak Memberikan Pelayanan
TUJUAN PENILAIAN
Perbaikan peningkatan kualitas pelayanan publik serta pencegahan terhadap
maladministrasi melalui pemenuhan standar pelayanan, pemenuhan sarana
prasarana, peningkatan kompetensi penyelenggara layanan, serta kualitas
pengelola pengaduan pada tiap unit pelayanan publik baik di pemerintah pusat
maupun pemerintah daerah.
KATEGORISASI PENILAIAN
Hijau 34 97,14
Kuning 1 3,86
Merah - -
CAPAIAN HASIL PENILAIAN KEPATUHAN STANDAR
PELAYANAN PUBLIK TAHUN 2022 WILAYAH JAWA TENGAH
Hasil Penilaian Kepatuhan Penyelenggaraan Pelayanan Publik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
Hasil Penilaian Kepatuhan Penyelenggaraan Pelayanan Publik Tingkat Kabupaten Tahun 2022
16 88,79 A Hijau
Pemerintah Kab. Jepara Kualitas Tertinggi
17 88,27 A Hijau
Pemerintah Kab. Semarang Kualitas Tertinggi
18 88,2 A Hijau
Pemerintah Kab. Banjarnegara Kualitas Tertinggi
19 88,03 A Hijau
Pemerintah Kab. Boyolali Kualitas Tertinggi
20 85,98 B Hijau
Pemerintah Kab. Magelang Kualitas Tinggi
21 85 B Hijau
Pemerintah Kab. Klaten Kualitas Tinggi
22 84,56 B Hijau
Pemerintah Kab. Temanggung Kualitas Tinggi
23 83,37 B Hijau
Pemerintah Kab. Pati Kualitas Tinggi
24 83,1 B Hijau
Pemerintah Kab. Purbalingga Kualitas Tinggi
25 82,18 B Hijau
Pemerintah Kab. Wonogiri Kualitas Tinggi
26 81,26 B Hijau
Pemerintah Kab. Batang Kualitas Tinggi
27 80,8 B Hijau
Pemerintah Kab. Karanganyar Kualitas Tinggi
28 78,51 B Hijau
Pemerintah Kab. Pekalongan Kualitas Tinggi
29 74,15 C Kuning
Pemerintah Kab. Purworejo Kualitas Sedang
4 PILAR UNTUK MENCAPAI TARGET
KEPATUHAN TINGGI DI JAWA TENGAH
Warga Klaten Mengeluh BPJS Kesehatan Tidak Dapat Digunakan Lansia Mengeluh BPJS Kesehatan Tidak Dapat Digunakan
Februari 2023- Pada kegiatan Ombudsman On The Spot di Mal Maret 2023- Pada kegiatan Ombudsman On The Spot di Kabupaten
Pelayanan Publik, Ombudsman Jateng menerima keluhan warga Karanganyar, seorang lansia mengeluh karena kondisi kesehatannya
terkait BPJS Kesehatannya (PBI) yang tidak aktif, padahal ia akan yang kurang baik sehingga tidak bisa berjalan, untuk berobat pun
melahirkan dalam beberapa pekan ke depan dan tidak memiliki tidak ada biaya. Harapanya hanyalah BPJS Kesehatan bantuan dari
biaya. pemerintah. Namun ternyata tidak dapat digunakan.
Atas tindak lanjut Ombudsman dengan memeriksa Instansi Terkait, Pelapor di pingpong berkali-kali oleh instansi. Ombudsman
Pelapor memperoleh fasilitas UHC dari Dinas Kesehatan Klaten. memeriksa dan pada akhirnya Pelapor dapat menggunakan Kembali
kartu BPJS nya.
RCO Bantuan Sosial
2020 dan 2021,
banyak
menyelesaikan
laporan terkait
pandemi COVID-19
dan layanan
pendidikan
Slamet, Warga Disabilitas Kota Semarang
Tim Ombudsman melakukan pemeriksaan karena Tim Ombudsman melakukan Respon Cepat Ombudsman
menerima laporan Slamet Minarso, penyandang disabilitas terkait laporan anggota Paguyuban Penyandang Disabilitas
netra, Warga Kota Semarang yang menjadi korban Klaten mengenai ditolaknya permohonan Kartu Indonesia
maladministrasi oleh Pemerintah Kota Semarang, karena Sehat. Dari hasil tindakan Ombudsman, Dinkes Klaten
yang bersangkutan dalam kondisi ekonomi yang rentan dan menerbitkan KIS untuk Pelapor
tidak mendapatkan bantuan dikarenakan dokumen
adminduk yang tidak sesuai domisilnya. Pada akhirnya,
Pelapor memperoleh tindaklanjut dari Instansi Terkait Awal 2023, RCO infrastruktur (jalan,
seperti Dindukcapil, Kelurahan, dan Dinsos untuk
didaftarkan pada DTKS dan memperoleh bantuan PKH. penerangan, drainase)
Masukan Inovasi
Grand Design Ombudsman Republik Indonesia tahun 2011-
2026 khususnya pada tahap ketiga (2021-2026)
Passion Pelayanan Publik
Indeks
Penyelenggaraan pelayanan publik
Unsur-unsur
merupakan sistem yang meliputi:
Integritas
Pelaksanaan Pelayanan; Pengelolaan
Pelayanan
pengaduan masyarakat; Pengelolaan
Publik
Informasi; Pengawasan Internal;
meliputi:
Penyuluhan kepada Masyarakat; dan
Pelayanan Konsultasi
Mencegah maladministrasi
Peran APIP
PRO JUSTISIA
MARI
BERSINERGI
Inti dari WoG menurut Haligan (2011) adalah “koordinasi – kolaborasi secara integratif serta
manajemen berbagai tugas dan fungsi-fungsi di dalam organisasi tanpa adanya kontrol hierarkis SIDAK BERSAMA; RCO PPDB; RCO BPJS;
di antara sesama partisipan yang ditujukan untuk memperoleh suatu hasil (outcome) yang tidak RCO PELAYANAN DASAR
dapat dicapai apabila bekerja sendiri”
Kolaborasi Pengawasan Layanan Publik
Sinergi
Pengawasan
Pengaduan Pengaduan
Laporan Pemantauan Perencanaan Standar Pelayanan
Pelanggaran Izin Investigasi Proaktif Koreksi
“belum dioptimalkan”
5. Melanggar Standar Layanan, • Denda
6. Lalai menyebabkan • Ganti Rugi
luka/nyawa/kerugian negara Pelaksanaan Pidana tidak menghapus kewajiban ganti
rugi/denda
Kepala Daerah tidak melaksanakan Pembinaan Khusus Pendalaman Bidang Pemerintahan UU 24/2014 tt
Rekomendasi Ombudsman oleh Kementerian, dan diganti Wakil atau Pejabat yang Pemda
ditunjuk. (:Pasal 351)
42
Isu pelayanan publik di daerah diantaranya adalah
(based on LM)
• Masih adanya pungutan atau sumbangan di sekolah (Menghambat SDGs??)
• Masih adanya penundaan pelayanan SOP 3 hari, namun baru selesai 30 hari
• Masih adanya penyalahgunaan wewenang dalam pelayanan penambahan
atau pengurangan persyaratan, memberikan layanan tidak sesuai urutan, biaya
tidak sesuai dll
• Masih adanya sikap acuh dalam memberikan pelayanan atau tidak
menunjukkan sikap melayani kepada masyarakat
• Masih adanya penundaan penyelesaian penanganan pengaduan atau tidak ada
baku mutu penanganan pengaduan pada setiap Perangkat Daerah
• Isu pelayanan publik di daerah diantaranya adalah
(based on story)
• Masih adanya Perangkat Daerah yang tidak menghiraukan ombudsman dalam
rangka penyelesaian laporan dan penilaian kepatuhan standar pelayanan
publik
• Surat klarifikasi tidak dijawab
• Arahan dan masukan dalam hal penyelesaian laporan tidak dilaksanakan
• Masih terdapat Instansi yang tidak mengenal ombudsman pada saat dilakukan
pemeriksaan
• Tidak seriusnya dalam persiapan dan penilaian kepatuhan standar pelayanan publik
(khususnya bagian organisasi sebagai leading sector)
• Masih terdapat anggapan penilaian kepatuhan standar pelayanan publik tidak berdampak
apapun pada kab/kota yang dinilai dan lebih mengutamakan penilaian dari KemenpanRB
10 KECENDERUNGAN BESAR (GLOBAL MEGATREND) SAMPAI 2045
(LINGKUNGAN STRATEGIS PELAYANAN PUBLIK)
▪ Masyarakat milenial suka dengan yang serba cepat, bahkan instan dibarengi rasa ingin tahu yang tinggi.
▪ Masyarakat milenial sadar hak dan terus membangun ekspektasinya atas pelayanan.
▪ Ekspektasinya hanya bisa diikuti melalui proses adaptasi dengan cara menambah kecepatan dalam
berinovasi.
• Terhadap isu-isu yang ada, maka perlu diambil kebijakan sebagai berikut:
• Penguatan lembaga ombudsman dimulai dari tingkat pusat dengan mengikutsertakan
ombudsman dalam setiap kebijakan yang akan dilakukan oleh pemerintah. Saat ini yang
terjadi, ombudsman muncul pada saat kebijakan sudah keluar, kemudian ombudsman
mengkritisi kebijakan pemerintah. Alangkah baiknya dalam menyusun atau pengambilan
kebijakan perlu keikutsertaan ombudsman
• Harmonisasi semua bentuk penilaian yang dilakukan oleh kementerian lembaga yang
berkaitan dengan pelayanan publik. Saat ini banyak kementerian lembaga yang melakukan
penilaian yang berkaitan dengan pelayanan publik, alangkah baiknya penilaian yang berkaitan
dengan pelayanan publik terintegrasi dan menjadi kewenangan dari ombudsman
• Perlu adanya aturan reward an punishmet terhadap hasil penilaian pelayanan publik oleh
ombudsman. Harapannya hasil penilaian ombudsman dapat berdampak baik anggaran atau
program di masing-masing kab/kota, sehingga kab/kota dalam mempersiapkan penilaian
ombudsman dapat lebih maksimal dan semangat
• Penguatan kelembagaan ombudsman dengan meningkatkan kewenangan dalam hal pelayanan
publik dan peningkatan kualitas SDM baik dari tataran pimpinan sampai dengan asisten
TRANSFORMASI PELAYANAN PUBLIK
P R O PAR T I F
STRUKTU
R
KULTUR
TATA KELOLA
Rumangsa melu handarbeni, kudu wani hangrungkebi, mulat sarira hangrasa wani