Standar Pelayanan Publik Kualitas pelayanan pada masyarakat merupakan salah satu masalah
yang mendapatkan perhatian serius oleh aparatur pemerintah. Penyelenggaraan
pelayanan publik harus memiliki standar pelayanan dan dipublikasikan sebagai jaminan adanya
kepastian bagi penerima pelayanan. Hal ini dibuktikan dengan diterbitkannya Standar
Pelayanan Publik Menurut Keputusan MENPAN Nomor 63 Tahun 2004
milik swasta.
Pelayanan publik atau pelayanan umum yang diselenggarakan oleh organisasi publik.
Yang dapat dibedakan lagi menjadi :
,dalam birokrasi, semua tindakan diambil atas dasar peraturan tertulis. Ya, di Indonesia,
semua urusan sebenarnya sudah ada peraturannya, tapi sayangnya, peraturan-
peraturan itu kurang disosialisasikan. Jadi kita seperti buta saat mencoba mencari tahu
tentang sesuatu, seperti masuk ke dalam labirin.
Sudah jadi rahasia umum kan, kalau etos kerja pegawai pelayanan publik kita buruk. Ini
termasuk masalah kedisiplinan yang rendah, attitude dalam memberikan pelayanan
yang kurang baik, maupun kurang tegasnya sanksi bagi pegawai yang berkinerja buruk.
Ya, disini kita sedang membicarakan tentang tidak ramah saat memberikan pelayanan,
tidak tepat waktu, lambat, kebanyakan ngobrol, sering bolos kantor untuk belanja di
pasar, dan lain sebagainya.
Jadi bagaimana pelayanan publik bisa maksimal kalau pegawai-nya tidak disipilin,
berkinerja rendah, dan tidak takut berbuat kesalahan karena tidak adanya sanksi yang
tegas. Sebagai contoh mudah, soal sering ngaret-nya jam buka pos pelayanan (apapun
itu), yang mengakibatkan antrean panjang. Masyarakat jadi korban.
Pelayanan publik adalah segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang
publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi tanggung jawab dan
dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah di Pusat, di Daerah, dan di lingkungan Badan
Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah, dalam rangka upaya pemenuhan
kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pelayanan publik di indonesia masih bisa dibilang kurang baik karena terdapat banyak
penyelewengan dan pelanggaran yag dilakukan, maka dari itu perlu upaya pebaikan
untuk bisa mencapai good government yang baik dan masyarakat sejahtera
2) Transparan.
3) Responsif.
4) Tidak diskriminatif.
- Penyelenggaraan pelayanan
publik dimana masyarakat harus memenuhi berbagai
persyaratan dan membayar fee untuk memperolehpersyaratan yang
harus dipenuhi oleh masyarakat untuk
mendapatkan layanan tersebut.
8) Akuntabel.
9) Berkeadilan.
Suatu pola pelayanan publik yang diberikan oleh suatu instansi pemerintah sesuai
dengan bidang tugas, fungsi dan kewenangannya. Contoh pola pelayanan teknis
fungsional yang dapat kita lihat saat ini adalah pemungutan pajak yang dilakukan oleh
Kantor Pelayanan Pajak atau pengurusan izin berlayar oleh kantor syahbandar. Kedua
pelayanan tersebut masing-masing dilakukan oleh lembaga yang memang sesuai
dengan kewenangannya. Contoh lainnya adalah pengurusan sertfikat tanah oleh kantor
perwakilan BPN di tiap wilayah.
Pola pelayanan terpadu merupakan suatu pola pelayanan publik yang dilakukan secara
terpadu oleh beberapa instansi yang terkait sesuai dengan kewenangannya masing-
masing. Pola pelayanan terpadu yang ada di Indonesia dibagi menjadi dua yakni
Pelayanan Terpadu Satu Atap (PTSA) dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP).
Penjelasan untuk kedua pelayanan tersebut adalah sebagai berikut :
Merupakan pola pelayanan yang dilakukan secara terpadu pada satu instansi
pemerintah yang masih terkait sesuai kewenangan masing-masing. Pola pelayanan
jenis ini tidak meleburkan kewenangan beberapa instansi yang ada di dalamnya.
Pegawai yang memberikan pelayanan masing-masing mewakili instansi yang
menugaskannya. Sebagai contohnya adalah pengurusan perpanjangan STNK atau
pembayaran pajak kendaraan bermotor di Kantor SAMSAT. Unsur instansi yang ada di
Kantor SAMSAT terdiri dari Kepolisian, PT. Jasa Raharja dan Dinas Pendapatan
Daerah. Terkadang juga sudah dilengkapi dengan Bank Daerah setempat di mana
Kantor SAMSAT itu berada.
Merupakan pola pelayanan publik yang diberikan secara tunggal oleh suatu unit kerja
pemerintah berdasarkan pelimpahan wewenang dari unit kerja pemerintah terkait
lainnya yang bersangkutan. Pola pelayanan jenis ini merupakan salah satu bentuk
kelembagaan Whole of Government (WoG) yang lebih utuh, di mana pelayanan publik
disatukan dalam satu unit pelayanan saja, dan rantai izin sudah dipangkas menjadi 1
(satu) saja. WoG merupakan sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang
menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam
ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan
kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik. Contoh pola pelayanan jenis ini
adalah pengurusan perizinan di Kantor Badan Koordinasi dan Penanaman Modal
(BKPM).
Pola pelayanan yang paling maju dengan menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi yang merupakan otomasi dan otomatisasi pemberian layanan yang bersifat
elekronik atau on-line sehingga dapat menyesuaikan diri dengan keinginan dan
kapasitas masyarakat pengguna. Pola pelayanan elektronik lebih efisien jika
dibandingkan dengan pelayanan lainnya. Masyarakat sebagai pengguna tidak perlu
mendatangi kantor untuk mengurus keperluannya. Masyarakat cukup mengakses portal
yang disediakan oleh instansi sehingga dapat mengurusnya dimana saja asalkan
terdapat jaringan internet. Dengan demikian lebih menghemat waktu dan biaya. Contoh
pelayanan elektronik yang disediakan pemerintah adalah E-Samsat, E-Paspor, dan
lain-lain.
“Konsep mal ditawarkan sebagai solusi dari pelayanan terpadu yang saat ini belum
terintegrasi antara pelayanan pusat dan daerah sekaligus pelayanan bisnis dalam satu
tempat, dimana kita hanya datang ke satu tempat untuk memenuhi semua keperluan
kita”
Tolak Ukur Pelayanan Yang Berkualitas
Pelayanan yang berkualitas merupakan kemampuan seseorang dalam
memberikan pelayanan yang dapat memberikan kepuasan kepada para pelanggan
dengan standar yang telah ditentukan. Kualitas pelayanan prima tercermin dari:
1. Transparansi, yaitu pelayanan yang bersifat terbuka, muda dan dapat
2. Akuntabilitas, yaitu pelayanan yang dapat dipertanggungjawabkan.
3. Kondisional, yaitu pelayanan yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi
dan penerima pelayanan
4. Partisipatif, yaitu pelayanan yang dapat mendorong peran serta masyarakat dengan
memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan masyarakat.
5. Kesamaan hak, yaitu pelayanan yang tidak melakukan diskriminasi dilihat ddari aspek
apapun kususnya suku, ras, agama, golongan, status sosial.
6. Keseimbangan haak dan kewajiban, yaitu pelayaan yang mempertimbangkan aspek
keadilan antara pemberi dan penerima pelayanan publik.
I. KINERJA PELAYANAN PUBLIK
Kinerja merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu
kegiatan, program, kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi
organisasi.
1. Produktivitas, yaitu tidak hanya mengukur tingkat efisiensi, tetapi juga mengukur
efektivitas pelayanan.
2. Kualitas Layanan, yaitu kemampuan dalam kinerja organisasi pelayanan publik yang
memberikan kepuasan pada masyarakat.
3. Responsivitas, yaitu kemampuan birokrasi untuk mengenali kebutuhan masyarakat,
menyususun, agenda dan prioritas pelayanan, dan mengembangkan program-program
pelayanan publik sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan aspirasi masyarakat.
4. Responsibilitas, yaitu menjelaskan apakah pelaksanaan kegiatan birokrasi publik itu
dilakukan sesuai dengan kebijakan birokrasi.
5. Akuntabilitas, yaitu menunjuk pada seberapa besar kebijakan dan kegiatan birokrasi
publik tunduk pada para pejabat politik yang dipilih oleh rakyat.
PERMASALAHAN PELAYANAN PUBLIK
1. Rendahnya Kualitas Pelayanan Publik
Rendahnya kualitas pelayanan publik merupakan salah satu sorotan yang
diarahkan kepada birokrasi pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat. Perbaikan pelayanan publik di era reformasi merupakan harapan seluruh
masyarakat, namun dalam perjalanan reformasi yang memasuki tahun ke enam,
ternyata tidak mengalami perubahan yang signifikan.
2. KKN
Upaya pemberantasan KKN merupakan salah satu tuntutan penting pada awal
reformasi. Namun prevalensi KKN semakin meningkat dan menjadi permasalahan di
seluruh lini pemerintahan dari pusat hingga daerah. Tuntutan akan peningkatan
profesionalisme sumber daya manusia aparatur negara yang berdaya guna, produktif
dan bebas KKN serta sistem yang transparan, akuntabel dan partisipatif masih
memerlukan solusi tersendiri.
3. Birokrasi yang panjang dan adanya tumpang tindih tugas dan kewenangan.
Ini menyebabkan penyelenggaraan pelayanan publik menjadi panjang dan
melalui proses yang berbelit-belit, sehingga besar kemungkinan timbul ekonomi biaya
tinggi, terjadinya penyalahgunaan wewenang, korupsi, kolusi, dan nepotisme, perlakuan
diskriminatif, dan lain-lain.
4. Rendahnya pengawasan external dari masyarakat
Rendahnya pengawasan external dari masyarakat terhadap penyelenggaraan
pelayanan publik, merupakan sebagai akibat dari ketidakjelasan standar dan prosedur
pelayanan, serta prosedur peyampaian keluhan pengguna jasa pelayanan publik.
Karena itu tidak cukup dirasakan adanya tekanan sosial yang memaksa penyelenggara
pelayanan publik harus memperbaiki kinerja mereka.
5. Belum Berjalannya Desentralisasi Kewenangan Secara Efektif
Indonesia saat ini dihadapkan oleh berbagai tantangan yang muncul sebagai
akibat dari perkembangan global, regional, nasional dan lokal pada hampir seluruh
aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Dari sisi manajemen pemerintahan,
penerapan desentralisasi dan otonomi daerah merupakan intrumen utama untuk
mencapai suatu negara yang mampu menghadapi tantangan-tatangan tersebut.
6. Sistem pelayanan publik yang belum diatur secara jelas dan tegas.
Unsur terpenting dari sebuah sistem pelayanan publik yang belum diatur secara
lebih jelas dan tegas di dalam sistem pelayanan publik di Indonesia dewasa ini adalah
Kode Perilaku Petugas Pelaksana Pelayanan Publik (Code of Conduct for Public
Servants). Hal ini menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan sistem pelayanan
publik, terutama bila disadari bahwa sebagian besar dari permasalahan dan keluhan
mengenai pelayanan publik di Indonesia dapat dikembalikan pada unsur manusia
Penegertian indkes kepuasaan masyarakat
Sasaran I K M Kepmenpan
- Prosuder pelayanan
- Persyaratan pelayanan
- Kejelasan petugas pelayanan
- Kedisplinan petugas pelayanan
- Tanggung jawab petugas pelayanan kemampuan petugas pelayanan
- Keadlian mendapatkan pelayanan
- Kesopanan dan keramahan petugas
- Kewajaran biayay pelayanan
- Kepastian pelayanan
- Kepastian jadwal pelayanan
- Kenyamanan ingkungan
- Keamanan pelayanan
Rsponden
1. Prosuder pelayanan
2. Persyaratan Pelayanan
3. Waktu pelayaan
APA itu Standar Pelayanan Minimal ? Standar Pelayanan Minimal, yang selanjutnya
disingkat SPM adalah ketentuan mengenai Jenis dan Mutu Pelayanan Dasar yang merupakan
Urusan Pemerintahan Wajib yang berhak diperoleh setiap Warga Negara secara minimal.
Jenis”SPM
- Perumahan rakyat
- Pekerjaan umum
- Kesehatan pendikidan
1. Konsesus
2. Terukur terjangkau
3. Bertahap
4. Nyata
5. Terbuka
6. Akuntabel
Dasar hokum, persyaratan, system , jangka waktu, biayay/ tariff, produk pelayanan,
saranan dan prasarana, kompetensi pelaksanan, pengawasan internal, penanganan
pengaduan, jumlah pelaksanan, jaminan keamanan, evaluasi kinerja pelaksana,