USULAN PENELITIAN
Oleh :
Josua Septian A. Nainggolan
170110160091
PENDAHULUAN
Pelayanan publik merupakan segala bentuk jenis pelayanan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan dasar sesuai dengan hak-hak dasar setiap warga negara atau penduduk atas
suatu barang, jasa dan pelayanan administrasi yang disediakan oleh penyelenggara
pelayanan terkait dengan kepentingan publik, yakni oleh instansi pemerintah di pusat
maupun daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik
Daerah. Pelayanan Publik yang berkualitas atau disebut dengan pelayanan prima
merupakan pelayanan terbaik yang sesuai dengan yang diharapkan oleh pengguna
layananan serta memenuhi standar kualitas pelayanan. Kualitas pelayanan akan tampak
saat terciptanya hubungan yang dinamis antara pengguna maupun pemberi layanan.
Baik buruknya kualitas pelayanan bukan berdasarkan pada persepsi penyedia jasa atau
yang layak”. Selanjutnya diatur dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang
pelayanan publik yang mengamanatkan bahwa negara wajib melayani setiap warga
pelayanan.
masyarakat luas. Hal tersebut seiring dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
dengan perkembangan zaman pola pikir masyarakat dalam pelayanan publik lebih
menyukai hal yang serba cepat, berkualitas dan terjangkau. Tuntutan masyarakat
sudah sejauh mana pemerintah menjalankan perannya dengan baik. Pelayanan publik
diselenggarakan belum dapat memenuhi kualitas sesuai dengan keinginan dan harapan
masyarakat luas.
serta fasilitasi melalui program pengembangan kapasitas. Hal tersebut juga ditindak
lanjuti melalui terbitnya Peraturan presiden No. 59 Tahun 2012 tentang Kerangka
Membahas tentang topik pelayanan publik, sampai saat ini pelayanan publik di
Indonesia masih menjadi sebuah tantangan yang perlu mendapatkan perhatian dan
penyelesaian secara komprehensif. Hal tersebut dapat dengan mudah dibuktikan
melalui banyaknya keluhan dan tuntutan terkait buruknya kualitas pelayanan publik
dari masyarakat sebagai tanda ketidak puasan mereka. Hal senada dibuktikan oleh
keluhan masyarakat atas kualitas pelayanan publik didominasi oleh pemerintah daerah
dengan jumlah laporan lebih dari 41%. Hal ini menunjukkan bahwa sesungguhnya
18,00%
16,00%
14,00% 15,80%
12,00% 13,71%
10,00% 12,04%
8,00% 10,08%
6,00%
4,00% 5,56%
2,00% 3,37% 3,17% 3,15% 3,07% 2,86%
2,56%
0,00%
menempati posisi lima teratas sektor pelayanan publik yang paling banyak diadukan
oleh masyarakat. Hal ini membuktikan bahwa pelayanan publik di bidang administrasi
kependudukan yang dialami oleh penduduk, maka sudah seharusnya instansi yang
terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Berikut grafik penduduk
Kota Medan berdasarkan Badan Pusat Statistik Kota Medan tahun 2019
Grafik 1.2
Jumlah Penduduk Kota Medan
Perempuan Laki-laki
2.279.894 jiwa, dengan jumlah wanita lebih besar dari pria, (1.154.627 jiwa >
sedangkan penduduk tidak tetap diperkirakan mencapai lebih dari 500.000 jiwa, yang
Sumatera dan keempat di Indonesia. Dengan jumlah penduduk yang besar tentu
ditambah dengan jumlah penduduk kota Medan yang semakin padat tentu masyarakat
Salah satu Organisasi Perangkat Daerah (OPD) pada Pemerintah Kota Medan yang
melakukan penerapan pelayanan publik adalah Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
(Disdukcapil) Kota Medan. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan
merupakan salah satu instansi pemerintah daerah yang bertugas melaksanakan urusan
pencatatan sipil berarti seluruh peristiwa penting yang terjadi dalam keluarga perlu
didaftarkan dan dibukukan agar kedudukan hukum setiap orang menjadi tegas dan
jelas. Pelayanan pencatatan sipil yang disediakan oleh Disdukcapil Kota Medan berupa
pengurusan dokumen Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK), Akta
Kelahiran, Akta Kematian, Akta Perkawinan, Akta Perceraian, Kartu Identitas Anak
Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan, ternyata belum dapat memenuhi
Berdasarkan data tabel diatas yang diperoleh dari Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan
Tahun 2019, ditemukan berbagai faktor yang mempengaruhi kualitas Pelayanan publik
Disdukcapil Medan. Sumber daya aparatur yang menempati bidang tertentu pada
struktur organisasi belum berdasarkan pada latar belakang pendidikan. Hal tersebut
Hasil observasi peneliti, sumber daya aparatur yang memiliki pengetahuan serta
keterampilan di bidang teknologi informasi masih terbatas. Berikut data staf pegawai
100%
Staff Pegawai yang
90% Tidak Terampil
80% Staff Pegawai yang
Kurang Terampil
70%
Staff Pegawai yang
60%
terampil dalam IT
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Staff
Pegawai
(112 orang)
Dari grafik diatas, dijelaskan bahwa dari 112 orang pegawai Disdukcapil Kota
Medan hanya ada 22 orang (19%) pegawai yang terampil dalam bidang Teknologi
Informasi. Sementara dari 90 orang sisanya, 65 orang (58%) belum terampil / masih
gagap, dan 25 orang (23%) tidak memiliki keterampilan sama sekali. Hal ini
pengguna pelayanan. Sumber daya aparatur yang bertugas sebagai pihak yang
berhubungan secara langsung kepada masyarakat pada loket pelayanan terkesan acuh
pada standard dan etika komunikasi yang baik. Hal tersebut berakibat pada rasa tidak
Disdukcapil Medan. Lebih jauh juga berefek pada masyarakat yang merasa enggan dan
mengurus dokumen kependudukannya hanya pada saat dibutuhkan dan mendesak saja.
Disdukcapil bukan hanya terjadi di kota Medan saja. Dari beberapa jurnal yang sudah
diteliti sebelumnya juga ditemui keadaan pelayanan administrasi yang buruk, hal ini
dikarenakan para pegawai Disdukcapil dinilai masih belum siap dalam kedisiplinan
memberikan kualitas pelayanan publik yang baik, dan ketepatan waktu penyelesaian di
segala bidang dan fungsi administrasi juga buruk. Salah satu contohnya seperti
kesalahan teknis diakibatkan kurang telitinya pegawai dalam meng-input data, sehingga
output yang dihasilkan juga salah, dan proses administrasi harus diulang dari awal. Situasi
tersebut mengakibatkan warga harus menghabiskan waktu yang lebih lama dalam proses
administrasi kependudukan. (Maulidyah, dkk, 2019; Melinda Tuju, dkk, 2017; Soraya,
yang dilakukan oleh masyarakat sangat sulit dan berbelit-belit dan masyarakat tidak
puas dengan sikap pegawai yang kurang tanggap dan prosedur yang belum jelas, dalam
hal kecepatan dan ketepatan dalam memberikan pelayanan. (Maulidyah, dkk., 2019;
Melinda Tuju, dkk, 2017; Salmawati, dkk, 2010; Sukmaida dkk., 2014)
dalam pelaksanaan tugas. Selan itu, jumlah pelaksana masih kurang dan belum
secara baik. Pegawai juga belum memiliki wawasan yang mendalam terkait proses
pelayanan administrasi. (Angkat, dkk., 2017; Maulidyah, dkk, 2019; Purba, 2020)
Selain itu, Sarana dan prasarana penting untuk dilakukan oleh pihak yang
berkepentingan dalam mencapai cita cita atau tujuan hadirnya pemerintahan di tengah
masyarakat. Namun, sarana dan prasarana pendukung kerja seperti komputer, printer,
dan tower pemancar frekuensi radio masih kurang memadai. Kondisi gedung yang
digunakan melayani warga kurang nyaman, dan tidak memadai, kusam, kurang bersih,
Adapun faktor– faktor yang dapat memdukung pelayanan publik, antara lain;
tersedianya anggaran yang memadai, Adanya komitmen pemerintah yang kuat dalam
mendukung terlaksananya pelayanan yang baik, motivasi kerja yang diberikan pegawai
satu sama lain, dan kebijakan peraturan daerah sebagai acuan pelayanan publik.
Sementara faktor yang dapat menghambat kualitas layanan adalah kurangnya sumber
daya manusia yang berkompeten secara kuantitas maupun kualitas, dan kurangnya
Melinda Tuju , dkk, 2017; Salmawati, dkk, 2010; Soraya, 2019; Sukmaida, dkk, 2014)
yang diteliti oleh beberapa peneliti diatas, dapat dikatakan bahwa kualitas pelayanan di
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil belum bekualitas, dan diketahui bahwa selama
ini tren riset yang dikaji hanya ada pada tingkat organisasi berupa struktur organisasi,
pengelompokan pekerjaan, dan motivasi. Sementara penelitian ini befokus pada tingkat
sistem yang membahas tentang kerangka kerja yang berhubungan dengan aturan dan
kebijakan.
dengan baik. Oleh karena itu, penting bagi Disdukcapil Kota Medan melaksanakan
meningkatkan kualitas pelayanan publik. Maka dari itu peneliti tertarik untuk
Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan diatas, rumusan masalah dari
peningkatan kualitas pelayanan publik yang dilakukan oleh Dinas Kependudukan dan
Penelitian ini bermaksud untuk memenuhi syarat menyelesaikan tugas akhir pada
program S1 Sarjana di Program Studi Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan
yang dilakukan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan
1.4 Kegunaan Penelitian
Hasil dari penelitian diharapkan memiliki kegunaan yang bersifat akademis maupun
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan yang dapat
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bagian ini akan menjelaskan penelitian terdahulu yang memiliki keterkaitan
Studi kasus di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan. Adanya penelitian
terhadap penelitian yang akan diambil. Adapaun dalam studi terdahulu yang digunakan
sebagai bahan referensi dengan tema atau topik yang serupa terkait dengan penelitian
yang diambil.
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
pengembangan
kapasitas sumber
daya manusia.
3. Upaya yang
dilakukan oleh
Camat Kecamatan
No Nama Judul Teori Hasil Metode
. Peneliti penelitian
Peudada dalam
meningkatkan
kapasitas aparatur
pemerintah daerah
dalam pelayanan
publik adalah
melalui program
peningkatan
prasana dan sarana
aparatur negara,
serta program
peningkatan
efisiensi aparatur
Negara.
yang membantu organisasi untuk memenuhi misinya (Eisinger, 2002). Hal senada
merupakan “its potential to perform - its ability to successfully apply its skills and
Pada konsep ini terlihat denga jelas kaitan lingkungan eksternal organisasi dalam
banyak sudut pandang menurut para ahli. Ada yang menjelaskan bahwa makna
kapasitas hanya sebagai masalah akuisisi sumber daya atau dana (Kushner dan Poole,
1996; Brooks, 2002). Pendapat lain menjelaskan bahwa kapasitas mencakup setiap
didefinisikan sebagai kualitas internal organisasi, yang terdiri dari sumber daya
manusia dan modal (Brinkerhoff, 2005) dan pada pendapat lain dianggap sebagai
konsep dengan dimensi baik internal maupun eksternal, misalnya dukungan keuangan
mampu menjadi dibagi menjadi kategori fungsional yang berbeda. Eisinger (2002),
sebagai sumber daya, kepemimpinan yang efektif, keterampilan dan kecukupan staf,
kelembagaan dan hubungan eksternal. Sedangkan Ingraham et al. (2003)
pemerintah, yakni keuangan, sumber daya manusia, modal dan sistem teknologi
secara umum berhubungan dengan sumber daya, pengetahuan dan proses yang
Organisasi adalah suatu sistem yang terdiri dari pola aktivitas kerjasama yang
dilakukan secara teratur dan berulang-ulang oleh sekelompok orang untuk mencapai
suatu tujuan (Indriyo Gitosudarmo, 1997). Sebuah organisasi dapat terbentuk karena
dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama
Organisasi yang dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya
mempunyai suatu keterkaitan yang terus menerus.Rasa keterkaitan ini, bukan berarti
yang konstan di dalam keanggotaan mereka, meskipun pada saat mereka menjadi
Robbins (2009:5) menyatakan bahwa Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang
dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi,
yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan
bisa terlaksana dengan baik. Selanjutnya menurut Waldo (dalam Sufian, 2003;13)
mengatakan “organisasi adalah pribadi yang berdasarkan atas wewenang formal dan
Organisasi adalah alat untuk mencapai tujuan organisasi juga sebagai wadah tempat
(dalam Syafii’e, 2007;113) bahwa organisasi adalah segala bentuk setiap perserikatan
mencapai tujuan.
b. Efektifitas, yaitu jika didefenisikan secara abstrak sebagai tingkat pencapaian tujuan.
a) Kesetiaan
b) Prestasi kerja
c) Tanggung jawab
d) Ketaatan
e) Kejujuran
f) Kerjasama
g) Kepemimpinan
kebutuhan dasar dan hak-hak sipil setiap warga negara atas barang, jasa dan pelayanan
kualitas dalam sistem instansi/organisasi publik sangat ditentukan oleh baik dan
merupakan:
“Serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh birokrasi publik untuk memenuhi
kebutuhan warga pengguna. Pengguna yang dimaksud di sini adalah warga
negara yang membutuhkan pelayanan publik, seperti pembuatan Kartu Tanda
Penduduk (KTP), Izin Mendirikan Bangunan (IMB), Izin Gangguan (HO),
Izin Pengambilan Air Bawah Tanah, berlangganan air minum, listrik dan
sebagainya” (Dwiyanto, 2008: 136).
kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan landasan faktor
material melalui sistem, prosedur dan metode tertentu dalam usaha memenuhi
pelayanan publik sebagai kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah disetiap kegiatan yang
menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan, dan menawarkan kepuasan meskipun
penyelenggara pelayanan publik dalam hal ini adalah instansi pemerintah, yang dalam
hal ini adalah Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah termasuk Badan Usaha Milik
Negara/Badan Usaha Milik Daerah dan Badan Hukum Milik Negara. Penerima
pelayanan dalam hal ini adalah orang, masyarakat, lembaga instansi pemerintah dan
dunia usaha, yang menerima pelayanan dari aparatur penyelenggara pelayanan publik.
berbagai kepentingan dan nilai-nilai publik. Hal ini dikarenakan masyarakat bersifat
dinamis, dimana karakter pelayanan publik juga harus selalu berubah mengikuti
Pelayanan publik hadir untuk memenuhi berbagai kebutuhan mendasar masyarakat dan
zaman. Berikut merupakan jenis dari pelayanan publik menurut Keputusan Menteri
1. Pelayanan Administratif
2. Pelayanan Barang
digunakan oleh publik, misalnya jaringan telepon, penyediaan tenaga listrik, air
3. Pelayanan Jasa
Yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk jasa yang dibutuhkan oleh
kelembagaan, maka perlu diketahui terlebih dahulu pengertian dari kapasitas. Morgan
memungkinkan setiap individu, organisasi, jaringan kerja atau sektor serta sistem yang
lebih luas untuk melaksanakan fungsi-fungsi mereka dalam mencapai tujuan dalam
pembangunan yang telah ditetapkan dari waktu ke waktu. Kapasitas juga dapat
diartikan sebagai kemampuan seseorang atau kelompok dalam melaksanakan sesuatu
persons, organisations or system to meet its stated purposes and objectives”. Dari
dan sistem dalam mencapai tujuan yang hendak dicapai. Hal tersebut sejalan dengan
sumber daya manusia, proses dan struktur lembaga. Dalam bidang pemerintahan,
saja melainkan diperuntukan bagi seluruh komponen yang bersifat kesatuan dan tidak
terpisahkan atau saling berkaitan antara bagian-bagian yang ada dalam sebuah lembaga
yang mencakup multi dimensi dan bersifat dinamis. Konsep pengembangan kapasitas
pada tingkat kelompok, organisasi maupun sistem dipengaruhi dari faktor eksternal
dapat dicirikan sebagai proses yang berkelanjutan, dibangun dari potensi yang telah
kelembagaan bukan lah sebuah proses yang berangkat dari ketiadaan, melainkan
kualitas baik secara individu, organisasi, dan sistem agar bertahan ditengah kondisi
mendasar. Hal ini menjadi landasan bagi kapasitas organisasi dan mengacu
sikap atau tingkah laku, motivasi kerja. Dapat dikembangakan melalui berbagai
cara seperti pendidikan formal, nonformal dan / atau informal, on the job
organisasi, hal ini juga disebut sebagai pengembangan sumber daya manusia.
diperkuat dan dimanfaatkan. Hal ini mengacu pada hal apa pun yang
mekanisme dan prosedur kerja, sumber daya fisik, komunikasi antar organisasi,
termasuk pada sistem dan kerangka kerja yang diperlukan dalam pembentukan
Gambar 2. 1
Tingkat Pengembangan Kapasitas Menurut Grindle
kelembagaan perlu mempertimbangkan kapasitas disetiap tingkat, jika tidak maka akan
miring dan tidak efektif. Secara umum, tujuan pengembangan kapasitas (capacity
building) agar individu, organisasi dan sistem yang ada dapat dipergunakan secara
efektif dan efisien untuk mencapai tujuan dari suatu lembaga. Salah satu contohnya
semakin berkualitas.
2. Dimensi desain organisasi, yaitu suatu upaya penyusunan struktur dan proses
5. Dimensi moral dan etos kerja, yaitu suatu upaya menggunakan nilai-nilai dasar
(capacity building) menjadi faktor yang penting dalam upaya pencapaian tujuan
dilakukan secara maksimal dan harus berorientasi kepada kebutuhan masyarakat yang
akan diwujudkan, sehingga apa yang diinginkan oleh masyarakat dapat terpenuhi
Dilihat dari defenisi di atas, dari segi pespektif administrasi publik terlihat jelas
bahwa peningkatan individu, organisasi, dan masyarakat memang salah satu aktivitas
satu Organisasi Perangkat Daerah (OPD) pada Pemerintah Kota Medan yang
masyarakat juga menjadi masalah, serta masih kurangnya fasilitas dan sarana prasarana
peningkatan kualitas pelayanan karena keterbatasan anggaran juga menjadi
kapasitas organisasi yang baik dan benar adalam program kerja disducapil kota Medan
bertujuan untuk dapat dirasakan manfaat serta tercapainya tujuan pemerntahan daerah
itu sendiri.
2. Dimensi desain organisasi, yaitu suatu upaya penyusunan struktur dan proses
5. Dimensi moral dan etos kerja, yaitu suatu upaya menggunakan nilai-nilai dasar
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil selaku penyedia layanan diharapkan dapat
yang ingin membuat Surat. Hal ini penting, karena kualitas suatu layanan
penyelenggara pelayanan. Untuk lebih jelasnya bagan alur pikir dalam penelitian ini
Masalah:
1. Masih belum optimalnya implementasi program penataan administrasi kependudukan
Pencatatan Sipil.
2. Kurangnya Perluasan akses pelayanan Pencatatan Sipil serta partisipasi dan daya
tanggap masyarakat
3. Masih kurangnya fasilitas dan sarana prasarana peningkatan kualitas pelayanan karena
keterbatasan anggaran
Pada bab ini, menjelaskan metode penelitian yang digunakan oleh peneliti yang terdiri
dari beberapa bagian antara lain yaitu jenis penelitian yang digunakan, lokasi serta
fokus penelitian, jenis data, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. Metode
penelitian merupakan suatu cara untuk mencari, mengambil, mengolah data dan
(2004) bahwa peneliti deskriptif adalah penelitian yang dirancang untuk memperoleh
terjadi. Peneliti dalam penelitian kualitatif melakukan observasi secara langsung dan
juga mengumpulkan informasi yang dapat digunakan melalui wawancara dan interaksi
Alasan penulis meggunakan metode ini karena dalam penulisan yang dilakukan
penulis akan memahami secara mendalam mengenai fenomena yang terkait dengan
Tujuan teknik pengumpulan data dalam sebuah penelitian merupakan langkah awal
dimana tujuan utamanya untuk mendapatkan data yang diperlukan. Untuk memahami
menjadi bahan penulis dalam menganalisis, data yang diperlukan dalam penulisan ini
kebijakan dana desa di nagari singgalang. Atas dasar itu, diperlukan rincian data yang
Data primer adalah data yang sifatnya terbaru. Untuk memperoleh data primer, peneliti
harus mengumpulkan data secara langsung. Pada penelitian ini, data primer yang
publik pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan. Studi Lapangan
(Field Study), yaitu suatu cara untuk mendapatkan data yang berhubungan dengan
materi pembahasan masalah yang diteliti langsung oleh objek penulisan dengan
a. Observasi
untuk mengamati obyek penelitian seperti aktivitas pada suatu organisasi. Observasi
data atau informasi dilakukan melalui pengamatan langsung pada tempat penelitian
dengan tidak ikut berpartisipasi dalam kegiatan subyek, tetapi dapat juga berperan serta
dalam kegiatan subjek dan sedikit perbedaan antara peneliti dengan subyek.
Observasi yang dilakukan dalam proses penulisan ini adalah melalui proses
penulisan tanpa ikut serta dalam pelaksaan kegiatan pekerjaan. Penulis hanya sebatas
mengamati dan mencatat kondisi di lapangan lalu mengolah dan menganalisi data yang
diperoleh.
b. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan melalui
tanya jawab langsung dengan pihak yang bersangkutan dan berkompeten. Wawancara
dengan topik yang sedang dibahas. Alat bantu yang digunakan pada saat wawancara
adalah lembar daftar pertanyaan, alat perekam berupa smartphone dan semua alat yang
Dalam penelitian ini informan yang diwawancarai yaitu atau Kepala Dinas,
Sekretaris, Kepala Sub. Bagian Pengusunan Program, Kepala Seksi Inovasi Pelayanan,
Staff Aparatur bidang KTP, Operator website Sibisa dan admin media sosial, dan
masyarakat setempat. Dalam penulisan ini instrument yang digunakan yaitu melalui
interview) atau wawancara informal (tidak terstruktur) dan wawancara terstruktur yang
dituangkan kedalam pedoman wawancara dalam hal ini penulis membuat beberapa
daftar pertanyaan yang menyangkut efektivitas program dana desa di nagari singgalang
Data sekunder berbentuk dokumen resmi, buku maupun website pemerintah yang
diperoleh dari sumber tidak langsung. Dalam penelitian kali ini, data pendukung yang
digunakan oleh peneliti adalah beberapa dokumen resmi dari Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil Kota Medan terkait pengembangan kapasitas dalam peningkatan kualitas
pelayanan publik, serta dari jurnal, buku berita online atau arsip-arsip lainnya yang
dan mengumpulkan data-data atau bahan tertulis seperti buku-buku, hasil penelitian,
dokumen maupun gambar. Untuk menunjang penelitian penulis sendiri, bahan bahan
6. Skripsi, jurnal jurnal maupun bahan bacaan lainya yang terkait dengan dana
desa
3.1.3 Teknik Penentuan Informan
Dalam Penelitian ini, penulis menggunakan Teknik penentuan informan dengan cara
purposive. Dimana purposive merupakan teknik penentuan informan dengan
pertimbangan tertentu berdasarkan kapasitas dan kapabilitas diri seseorang yang
dianggap paling tahu dan memiliki kekuasaan sehingga dapat memberikan akses
kepada penulis untuk menjelajahi objek/situasi yang akan diteliti atau bisa juga
informan terlibat dalam seluruh proses pelaksaan program dana desa di nagari
singgalang sehingga penulis merasa bahwa informasi tersebut merupakan informan
yang tepat karena akan memahami secara keseluruhan mengenai bagaimana
pengembangan kapasitas organisasi dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan
publik yang dilakukan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan.
Pertimbangan dalam memilih informan sebagai narasumber (key informance) dalam
penulisan ini adalah sebagai berikut :
1. Otoritas yang dimiliki oleh informan dalam kaitan dengan fokus peneliutian
penelitian penulis
Adapun sumber sumber yang dijadikan penulis sebagai informan dalam penelitian ini
yaitu :
Tabel 3.1
Daftar Informan Wawancara
No Jabatan Informan Jumlah
2. Sekretaris Informan II 1
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan model teknis analisis data oleh Miles dan
Huberman. Miles dan Huberman menyebutkan bahwa data yang sudah dikumpulkan
maka selanjutnya akan dianalisis secara kualitatif dengan menggunakan kata-kata yang
disusun kedalam sebuah teks. Setelah data-data yang terkumpul maka harus dilakukan
dilakukan harus mengacu pada teoritis serta pokok permasalahan penelitian. Dalam
teknik analisis data oleh Miles dan Huberman menjelaskan harus melalui empat proses
yakni pengumpulan data, reduksi data, penyajian atau display data serta penarikan
kesimpulan yang kemudian diverifikasi. Berikut empat proses analisis data yang
terjadi di Disdukcapil Kota Medan. Pada saat penelitian, pengumpulan data dilakukan
dengan melakukan wawancara kepada pihak terkait yaitu Kepala Dinas Disdukcapil
Pelayanan, aparatur dibagian KTP, Operator website Sibisa, Admin media sosial
dengan tatap muka. Selain itu observasi juga dilakukan melalui pengamatan secara
2. Reduksi Data
Reduksi data merupakan tahap paling awal dalam menganalisis data melalui cara
berada dilapangan (lokasi penelitian). Tujuannya yakni utuk memilah serta memilih
data yang diperlukan dan tidak diperlukan dalam penelitian. Reduksi data berlangsung
selama proses penelitian kualitatif berjalan, bahkan proses reduksi berjalan sampai
data, peneliti harus mengetahui dengan tujuan penelitian yang hendak dicapai. Pada
yang dilakukan dengan narasumber terkait, kemudian pernyataan dari narasumber yang
dinilai sesuai dengan kebutuhan penelitian, dijadikan sebagai acuan dalam pembahasan
kelembagaan yang dilakukan. Hasil observasi juga dibuat dalam bentuk transkrip
narasi dan dinilai berdasarkan kebutuhan kebutuhan penelitian. Selain itu, dokumen-
dokumen lain terkait Laporan Kinerja Tahunan Disdukcapil Kota Medan, dokumen
3. Penyajian Data
Setelah melakukan reduksi data, langkah selanjutnya yakni melakukan penyajian data
yang bertujuan agar data hasil reduksi dapat tersusun kedalam suatu pola hubungan
demikian peneliti lebih mudah dalam menarik kesimpulan dari penyajian data.
Penyajian data dilakukan berupa bentuk teks naratif yang menjabarkan pengembangan
meningkatkan kualitas pelayanan. Dengan adanya penyajian data yang telah tersusun
akan mudah dalam memahami hal yang sedang terjadi sehingga mempermudah
tindakan yang akan diambil oleh peneliti untuk menanggapi hal tersebut.
4. Menarik Kesimpulan
Langkah terakhir yang ditempuh dari teknik analisis data yang disampaikan oleh Miles
peneliti dengan cermat dari penyajian data yang telah ada. Kemudian dari kesimpulan
sehingga data dapat teruji validitasnya. Kesimpulan yang disajikan adalah berkaitan
Bagan 3. 1
Teknik Analisis Data Miles dan Huberman
Reduksi Data
Dalam penelitian ini untuk menguji dan mendapatkan keabsahan data, maka peneliti
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu
untuk memenuhi keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data yang
akan dipakai. Dalam penelitian ini menggunakan teknik pemeriksaan keabsahan data
dengan Triangulasi dan sumber. Artinya bahwa peneliti akan melakukan keabsahan
data dengan membandingkan serta mengecek balik kepercayaan suatu informan yang
diperoleh melalui alat dan waktu yang berbeda. Hal tersebut dapat dilakukan melalui
cara ;
2. Membandingkan apa yang dikatakan oleh orang didepan umum dengan apa
privat.
Medan
website Sibisa
3.2 Lokasi dan Jadwal Penelitian
Penulis melakukan penelitian di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan
Berikut ini merupakan jadwal penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari proses studi
literatur sampai dengan penyusunan tugas akhir penelitian. berikut jadwal penelitian
penulis yaitu
2021 2022
No. Kegiatan
Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun
Studi
1
Literatur
Pengurusan
2
surat izin
Observasi
3
Lapangan
Penyusunan
4 usulan
penelitian
Seminar
5 Usulan
Penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Mulyawan, Rahman .2016. Birokrasi dan Pelayanan Publik. Bandung : Unpad Press.
Pongtiku, Arry. Dkk. 2017. Metodologi Kualitatif Saja. Jaya Pura : Nulisbuku.Com.
Siyoto, Sandu dan Ali Sosik, 2015. Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta:
Literasi Media Publishing.
Jurnal :
Erwin Indrioko dan Ulfa Rhomaisha, “Pengembangan Kapasitas (Capacity Building)
Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan”, Jurnal Realita, Vol.
15 No. 1, 2017.
Perundang-Undangan :
Website
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan. “Tugas Pokok dan Fungsi”.
diakses dari https://disdukcapil.pemkomedan.go.id/tugas-pokok-dan-fungsi/.
pada 02 November 2020.
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan. “Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2019”. diakses dari
https://disdukcapil.pemkomedan.go.id/wpcontent/uploads/2020/09/LAKIP-
2019.pdf. pada 04 Juli 2021.