PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Peran utama pemerintah terhadap rakyatnya adalah
memberikan pelayanan dalam rangka memenuhi kebutuhan yang
diinginkan oleh masyarakat. Peranan pemerintah mengalami
perubahan sesuai dengan tuntutan dan dinamika masyarakat yang
berkembang. Walaupun peran pemerintah mengalami berbagai
perubahan namun pada pokoknya tugas pemerintah adalah
memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Tugas
pelayanan pemerintah sangat relevan dengan pencapaian tujuan
nasional sebagaimana tercantum dalam alinea keempat Pembukaan
UUD 1945:
1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan tumpah darah
Indonesia;
2. Memajukan kesejateraan umum;
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa;
4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
B. DESKRIPSI SINGKAT
Modul ini dimaksudkan untuk memberikan wawasan dan
pemahaman peserta tentang konsep dan kebijakan pelayanan publik
di DKI Jakarta, dengan metode pembelajaran interaktif, ceramah
singkat, diskusi dan tanya jawab.
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Kompetensi Dasar
Kompetensi yang ingin dicapai melalui modul ini adalah :
peserta memahami konsep dan kebijakan pelayanan publik di
Provinsi DKI Jakarta sehingga dapat memberikan pelayanan
yang prima dan memuaskan pelanggan.
2. Indikator Keberhasilan
Setelah selesai mengikuti diklat ini peserta mampu:
a. Memahami konsep pelayanan publik
b. Memahami kebijakan Pemerintah tentang pelayanan publik
F. PETUNJUK BELAJAR
Sebelum memulai mempelajari isi modul ini, terlebih dahulu
perhatikanlah beberapa petunjuk teknis sebagai berikut.
1. Bacalah dengan seksama bagian pendahuluan pada modul ini,
agar dapat memahami ruang lingkup materi yang dibahas, target
capaian, serta bagaimana teknis mempelajarinya.
2. Bacalah materi yang disajikan pada masing-masing kegiatan
belajar, fahami isinya dengan baik. Catatlah kata-kata kunci yang
dianggap penting, atau kosa kata yang kurang difahami, kemudian
lihat penjelasannya pada bagian Glosarium atau cari definisinya
dari kamus ataupun eksiklopedia.
3. Untuk memperluas wawasan dan memperdalam pemahaman,
pelajari sumber-sumber lain yang relevan atau lakukan diskusi
dengan nara sumber (instruktur) dan/atau peserta lainnya.
4. Kerjakan soal-soal latihan yang tersedia pada setiap kegiatan
belajar. Jika ada kesulitan, konsultasikan kepada nara sumber
(instruktur) dan/atau diskusikan dengan sesama peserta.
5. Untuk mengukur dan menilai tingkat penguasaan Saudara,
jawablah tes formatif secara mandiri pada masing-masing
kegiatan belajar.
BAB II
KONSEP PELAYANAN PUBLIK
Indikator Keberhasilan :
Setelah mempelajari mata Diklat ini peserta memiliki pemahaman
tentang konsep pelayanan publik
b. Pelayanan Publik
Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009
dinyatakan bahwa Pelayanan publik adalah kegiatan atau
rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang,jasa,
dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik. Hal ini tidak jauh berbeda
seperti yang tercantum dalam Keputusan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63/KEP/M.PAN/7
/2003, yang memberikan pengertian: pelayanan publik yaitu
segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh
penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan
kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan
ketentuan peraturan perundang undangan.
Adapun penyelenggara pelayanan publik , merupakan
setiap institusi penyelenggara negara, korporasi, lembaga
independen yang dibentuk berdasarkan undang-undang untuk
kegiatan pelayanan publik, dan badan hukum lain yang
dibentuk semata-mata untuk kegiatan pelayanan publik.
Sedangkan pelaksana pelayanan publik yang selanjutnya
disebut Pelaksana adalah pejabat, pegawai, petugas, dan
setiap orang yang bekerja didalam organisasi Penyelenggara
c. Pelayanan Prima
Pelayanan prima merupakan terjemahan dari istilah
“Excellent Service” yang secara harfiah berarti pelayanan
yang sangat baik dan atau pelayanan yang terbaik. Pelayanan
disebut sangat baik atau terbaik, karena sesuai dengan
standar pelayanan yang berlaku atau dimiliki oleh instansi
yang memberikan pelayanan. Apabila instansi pelayanan
belum memiliki standar pelayanan, maka pelayanan disebut
sangat baik atau terbaik atau akan menjadi prima, manakala
dapat atau mampu memuaskan pihak yang dilayani
(pelanggan).
Jadi pelayanan prima dalam hal ini sesuai dengan
harapan pelanggan. Agar keprimaan suatu pelayanan dapat
terukur, bagi instansi pemberi pelayanan yang belum memiliki
standar pelayanan, maka perlu membuat standar pelayanan
prima sesuai dengan tugas dan fungsinya. Terkait dengan
standar pelayanan, akan dibahas dalam modul tersendiri.
perundang-undangan.
Yang dimaksud dengan “tindakan administratif oleh
instansi non pemerintah” dalam ketentuan ini adalah
pelayanan administratif yang diselenggarakan oleh badan
hukum lainnya. Badan hukum lain sebagaimana dimaksud
meliputi:
1) badan hukum yang menyelenggarakan Pelayanan Publik
berdasarkan subsidi dan/atau bantuan sejenisnya
sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundang-
undangan; Contoh: PT.PLN, PT KAI, atau
2) badan hukum yang menyelenggarakan Pelayanan Publik
erdasarkan norma, standar, prosedur,dan kriteria atau
berdasarkan izin sesuai bidang pelayanan
bersangkutan sebagaimana ditetapkan dalam
peraturan perundang-undangan. Contoh: PT.
Angkasapura; PT. Palyja (Air Minum).
g.
2. Jenis-jenis Pelayanan
Pelayanan dapat dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu :
a. Core service
Core service adalah pelayanan yang ditawarkan
kepada pelanggan, yang merupakan produk utamanya.
Misalnya untuk hotel adalah penyediaan kamar dan untuk
penerbangan adalah transportasi udara. Perusahaan mungkin
mempunyai beberapa core service, misalnya dengan
menawarkan penerbangan dalam negeri dan penerbangan
luar negeri. Untuk di Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta
misalnya menawarkan pelayanan terpadu satu pintu (PTSP)
yang memberikan jaminan tenggat waktu jelas, Pasti, tepat,
akurat, transparan dan tanpa pungutan.
b. Facilitating service
Facilitating service adalah fasilitas pelayanan tambahan
kepada pelanggan, misalnya pelayanan “front office” pada
hotel atau pelayanan “check in” pada transportasi udara.
Facilitating service ini merupakan pelayanan tambahan tetapi
sifatnya wajib. Contoh di DKI adalah pelayanan Transportasi
Transjakarta yang menyediakan fasilitas lengkap di setiap
halte, mulai dari kantin, tempat duduk yang nyaman, dan
jaminan keamanan.
c. Supporting service
Supporting service merupakan pelayanan tambahan
(pendukung) untuk meningkatkan nilai pelayanan atau untuk
membedakan dengan pelayanan-pelayanan dari pihak
“pesaingnya”. Misalnya restoran pada suatu hotel. Supporting
adalah pelayanan tambahan tetapi tidak wajib dan disediakan
untuk meningkatkan daya saing. Janji pelayanan (service
F. RANGKUMAN
Pelayanan pada dasarnya adalah kegiatan yang ditawarkan
oleh organisasi atau perorangan kepada konsumen (customer/yang
dilayani), yang bersifat tidak berwujud dan tidak dapat dimiliki.
Pelayanan bersifat tidak dapat diraba, pelayanan sangat berlawanan
sifatnya dengan barang jadi, terdiri dari tindakan nyata dan merupakan
pengaruh yang sifatnya adalah tindakan sosial, Produksi dan
konsumsi dari pelayanan tidak dapat dipisahkan secara nyata, karena
pada umumnya kejadiannya bersamaan dan terjadi di tempat yang
sama.
Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan
dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan
peraturan perundang- undangan bagi setiap warga negara dan
penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang
disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
Adapun penyelenggara pelayanan publik, merupakan setiap
institusi penyelenggara negara, korporasi, lembaga independen yang
dibentuk berdasarkan undang-undang untuk kegiatan pelayanan
publik, dan badan hukum lain yang dibentuk semata-mata untuk
kegiatan pelayanan publik.Sedangkan pelaksana pelayanan publik
yang selanjutnya disebut Pelaksana adalah pejabat, pegawai,
petugas, dan setiap orang yang bekerja di dalam organisasi
penyelenggara yang bertugas melaksanakan tindakan atau
serangkaian tindakan pelayanan publik.
Fungsi pelayanan, yaitu environmental service, development
service, protective service. Pelayanan prima merupakan terjemahan
G. LATIHAN
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jelas!
1. Jelaskan 3 (tiga) fungsi pelayanan publik!
2. Sebutkan 6 (enam) asas pelayanan publik menurut UU No.25
Tahun 2009!
3. Jelaskan 5 (lima) prinsip-prinsip pelayanan publik!
4. Jelaskan ruang lingkup pelayanan barang, jasa dan administrasi
publik!
5. Jelaskan bagaimana standar pelayanan supaya berkualitas,
cepat, mudah, terjangkau dan terukur?
BAB III
KEBIJAKAN PELAYANAN PUBLIK
Indikator Keberhasilan :
Setelah mempelajari mata Diklat ini peserta memiliki pemahaman
tentang kebijakan pelayanan publik
“berkisar pada barang (barang modal dan barang pakai) sampai pada
jasa (jasa pasar dan jasa publik) dan layanan civil”, dimaksudkan
untuk melindungi dan memenuhi kepentingan masyarakat.
Hal ini sejalan dengan konsep Ilmu Pemerintahan Modern
(dalam Kybernan No.3, 1998) yang menyatakan bahwa: Ilmu
pemerintahan modern adalah ilmu yang mempelajari bagaimana
struktur puncak unit kerja publik/pemerintahan (eksekutif) bekerja
dalam rangka memenuhi (memproduksi, mentransfer,
mendistribusikan) sebagai stakeholder dan consumer, akan jasa
publik dan layanan civil, dalam hubungan pemerintahan. Berbeda
dengan jasa publik yang dapat dijual belikan dan diprivatisasikan,
maka layanan civil dimonopoli oleh pemerintahan.
Lebih lanjut dalam Kybernan (1998) dikemukakan bahwa:
Layanan civil tidak dijual beli, dimonopoli oleh badan-badan publik
(pemerintah, Negara) dan tidak boleh diprivatisasikan (diswastakan),
sedangkan layanan publik dapat dijual-beli dibawah control
legislative. Setiap badan publik berfungsi memproduksi dan
mendistribusikan layanan civil pada saat diperlukan. Dengan
demikian penyediaan dan penanganan jasa publik dapat
diprivatisasikan, tetapi layanan civil tidak, produksi dan distribusinya
dimonopoli pemerintah. Justru karena itu pula, consumerisme
terhadap pengeloaan layanan civil semakin ketat. Penyediaan jasa
publik dan layanan civil menjadi tanggung jawab pemerintah.
Pemerintah tidak boleh menolak untuk menyelesaikan suatu urusan
atau tuntutan warga masyarakat sedini mungkin secara manusiawi.
Lembaga-lembaga civil societies, sovereign (legislative) dan
consumerism berwenang mengontrol (mengoreksi, mereformasi)
pemerintah, selain dapat dilakukan pemerintah, pelayanan publik juga
dapat dilakukan oleh badan-badan swasta dengan pengaturan dan
pengawasan oleh pemerintah. Inilah yang oleh Osborne dan Gabler
(1993) disebut sebagai “pemerintah katalis yakni pemerintah yang
1. Hak Penyelenggara:
a. Memberikan pelayanan tanpa dihambat pihak lain yang tidak
berwenang; Melakukan kerjasama;
b. Mengelola anggaran pembiayaan penyelenggaraan pelayanan
publik;
2. Kewajiban Penyelenggara:
a. Menyusun dan menetapkan standar pelayanan;
b. Menyusun, menetapkan, dan mempublikasikan maklumat
Pelayanan;
c. Memberikan jaminan kepastian hukum atas produk
pelayanan;
d. Menempatkan Pelaksana yang berkompeten;
e. Menyediakan sarana, prasarana, dan/atau fasilitas pelayanan
publik yang mendukung terciptanya iklim pelayanan yang
sehat;
f. Memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai dengan asas-
asas penyelenggaraan pelayanan publik;
g. Membantu masyarakat dalam memahami hak dan
tanggungjawabnya;
h. Berpartisipasi aktif dan mematuhi peraturan perundang-
undangan yang terkait dengan penyelenggaraan pelayanan
publik;
i. Memberikan pertanggungjawaban terhadap pelayanan yang
diselenggarakan;
j. Mempertanggungjawabkan pelayanan yang telah dilakukan,
dalam hal yang bersangkutan mengundurkan diri atau
melepaskan jabatan;
k. Memenuhi panggilan atau mewakili SKPD dan BUMD untuk
hadir atau melaksanakan perintah berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan, atas permintaan Pembina;
2. Larangan:
a. Merangkap sebagai komisaris atau pengurus organisasi
usaha bagi Pelaksana yang berasal dari lingkungan SKPD
dan BUMD;
b. Meninggalkan tugas dan kewajiban, kecuali mempunyai
alasan yang jelas, rasional, dan sah sesuai ketentuan
peraturan perundangundangan;
c. Menambah Pelaksana tanpa persetujuan Penyelenggara;
1. Hak Masyarakat:
a. Mendapat pelayanan yang berkualitas sesuai dengan asas
dan tujuan pelayanan;
b. Mengetahui kebenaran substansi standar pelayanan;
c. Mengawasi pelaksanaan standar pelayanan;
d. Mendapatkan jaminan kepastian hukum atas produk
pelayanan;
e. Mendapatkan tanggapan terhadap pengaduan yang diajukan;
f. Mendapatkan advokasi, perlindungan, dan/atau pemenuhan
pelayanan;
g. Menyarankan kepada Pimpinan Penyelenggara dan/atau
Pelaksana untuk memperbaiki pelayanan apabila pelayanan
yang diberikan tidak sesuai dengan standar pelayanan;
h. Menyarankan kepada Pelaksana untuk memperbaiki
pelayanan apabila pelayanan yang diberikan tidak sesuai
dengan standar pelayanan;
i. Mengadukan Penyelenggara dan/atau Pelaksana yang
melakukan penyimpangan standar pelayanan dan/atau tidak
memperbaiki pelayanan kepada Pembina Penyelenggara dan
Ombudsman;
j. Menerima informasi yang terkait dengan pelayanan; dan
2. Kewajiban:
a. Mematuhi dan memenuhi ketentuan sebagaimana
dipersyaratkan dalam standar pelayanan;
b. Menjaga sarana, prasarana, dan/atau fasilitas pelayanan
publik; dan
c. Berpartisipasi aktif dan mematuhi peraturan yang terkait
dengan penyelenggaraan pelayanan publik.
I. RANGKUMAN
Pelayanan pada hakekatnya adalah salah satu dari tiga fungsi
hakiki pemerintahan, disamping fungsi pemberdayaan dan
pembangunan. Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian
kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
dengan peraturan perundang- undangan bagi setiap warga negara
dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif
yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan public.
Dasar hukum penyelenggaraan pelayanan publik yaitu
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik; PERMENPAN RB Nomor 14 Tahun 2017 tentang
Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan
Instansi Pemerintah; Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor 26/KEP/M.PAN/2/2004 tentang Petunjuk
Teknis Transparansi dan Akuntabilitas dalam Penyelenggaraan
Pelayanan Publik; PERMENPAN RB Nomor 36 Tahun 2012 tentang
Petunjuk Teknis Penyusunan, Penetapan dan Penerapan Standar
Pelayanan. Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Provinsi DKI
Jakarta.
Ruang lingkup pelayanan publik sesuai Undang-Undang No.
25 Tahun 2009 pasal 5 meliputi pelayanan barang publik dan jasa
publik serta pelayanan administratif yang diatur dalam peraturan
perundang-undangan, yakni meliputi pendidikan, pengajaran,
pekerjaan dan usaha, tempat tinggal, komunikasi dan informasi,
lingkungan hidup, kesehatan, jaminan sosial, energi, perbankan,
perhubungan, sumber daya alam dan pariwisata.
J. EVALUASI
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jelas!
1. Jelaskan hak dan kewajiban Penyelenggara Pelayan Publik
menurut UU No.25 Tahun 2009!
2. Jelaskan Hak-hak masyarakat yang menerima pelayanan dari
Penyelenggara!
3. Jelaskan kewajiban yang harus dipenuhi oleh masyarakat sebagai
penerima pelayanan!
4. Jelaskan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan
pelayanan publik!
5. Jelaskan tujuan dibentuknya Pelayanan Terpadu Satu Pintu
(PTSP) di Provinsi DKI Jakarta!
BAB IV
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Lewis, Carol W., and Stuart C. Gilman. 2005. The Ethics Challenge
in Public Service: A Problem-Solving Guide. Market Street,
San Fransisco: Jossey-Bass.
http://etalasepustaka.blogspot.co.id/2016/05/pengertian-pelayanan-
publik-menurut-para-ahli.html
http://www.kajianpustaka.com/2013/01/pelayanan-publik.html
http://www.kumpulandefinisi.com/2015/10/standar-pelayanan-publik-
menurut-para-ahli.html
http://www.materibelajar.id/2016/01/materi-pelayanan-publik-teori-
pelayanan.html
GLOSSARIUM
efektifitas
One Day Service (ODS) : Pelayanan di PTSP DKI Jakarta yang dapat
diselesaikan dalam jangka waktu satu hari
UUG (Undang Undang : Izin UUG ialah izin yang diberikan kpd
Gangguan) setiap orang atau Badan Hukum yang
mendirikan atau memperluas Tempat
Usaha
IUJK (Izin Usaha Jasa : Ijin untuk melakukan usaha di bidang jasa
Konstruksi) konstruksi yang diterbitkan oleh Kepala
Daerah. Pengembangan IUJK diserahkan
sepenuhnya kepada masyarakat jasa
konstruksi