Anda di halaman 1dari 33

ASUHAN KEBIDANAN

PADA Ny. ”E” GIPOOOO 12 MINGGU DENGAN KET

JANIN TUNGGAL HIDUP

DI RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI

Disusun Oleh :
ESTER HARA AILI

PROGAM STUDI DIV KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KADIRI
2014
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 .Latar Belakang


Bidan adalah salah satu pemberi pelayanan kesehatan secara langsung
kepada masyarakat, dituntut peran serta, fungsi dan aplikasinya didalam
menilai serta menentukan langkah awal dan kapan melakukan rujukan
kefasilitas kesehatan yang paling memadai. Untuk memenuhi tuntutan
profesionalisme, meningkatkan mutu dan kualitas bidan itu sendiri dan
memahami bagaimana manajemen kebidanan yang baik dan benar dalam
bidang kesehatan khususnya kesehatan ibu dan anak.
Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan implantasi terjadi diluar
rongga uterus, Sebagian besar wanita yang mengalami kehamilan ektopik
berumur antara 20-40 tahun dengan umur rata-rata 30 tahun,frekwensi
kehamilan ektopik yang berulang dilaporkan berkisar antara 0%-14,6%.
apabila tidak diatasi atau diberikan penanganan secara tepat dan benar akan
membahayakan bagi si penderita itulah yang melatar belakangi pembuatan
makalah ini.
(Sarwono Prawiroharjho, Ilmu Kebidanan, 2005)
1.2 Tujuan Umum
Diharapkan mahasiswa DIV kebidanan mempunyai wawasan yang
lebih dalam dari pengalaman yang nyata dalam melaksanakan manejemen
kebidanan.

1.3 Tujuan Khusus


1. Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian data pada klien
2. Mahasiswa mampu membantu identifikasi masalah pada klien
3. Mahasiswa mampu membantu identifikasi masalah potensial pada klien
4. Mahasiswa diharapkan mampu membantu identifikasi tindakan segera
pada klien
5. Mahasiswa mampu membuat rencana asuhan kebidanan disertai
rasionalisasi dan intervensi pada klien
6. Mahasiswa mampu membuat intervensi yang telah ditentukan pada
klien
7. Mahasiswa mampu mengevaluasi pada klien
8. Mahasiswa diharapkan mampu melakukan dokumentasi asuhan
kebidanan terhadap tindakan yang dilakukan
BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Kehamilan


2.1.1Kehamilan Normal

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahinrya janin, lamanya


hamil adalah 280 hari 140 minggu atau 9 bulan 7 hari di hitung dari
hari pertama haid terakhir

(Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2002 : 89)

Asuhan kebidanan merupakan bagian dari pelayanan yang diarahkan


untuk menjamin agar setiap wanita hamil dan menyusui bayinya dapat
memlihara kesehatannya sesempurna-sempurnanya. Dan dapat
merawat bayinya dengan baik guna tercapai keluarga kecil bahagia
sejahtera.

(Ilmu Kebidanan, 2002 : 3)

Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang


digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan
tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, ketrampilan
dalam rangkaian/tahapan yang egois untuk pengambilan suatu
keputusan yang berfokus pada klien.

(Varney, 1997)

2.1.2 Pengertian kehamilan ektopik


1. Kehamilan Ektopik ialah kehamilan dimana sel telur setelah dibuahi
(fertilisasi) berimplantasi dan tumbuh di luar endometrium kavum uteri.
(Saifuddin, 2008 - Winkjosastro, 2005 - Cunningham, 2006)
2. Kehamilan Ektopik ialah penanaman blastosit yang berlangsung di
manapun kecuali di endometrium yang melapisi ronggo uterus. (Helen
Varney, 2007)
3. Kehamilan Ektopik Terganggu ialah kehamilan ektopik yang mengalami
abortus atau ruptur apabila masa kehamilan berkembang melebihi
kapasitas ruang implantasi misalnya tuba. (Saifuddin, 2008)

2.1.2 Etiologi
1. Faktor dalam lumen tuba
1. Endosalpingitis dapat menyebabkan perlekatan endosalping, sehingga
lumen tuba menyempit atau membentuk kantong buntu.
2. Hipoplasia uteri, lumen tuba sempit dan berkeluk-keluk dan hal ini
sering disertai gangguan fungsi silia endosalping.
3. Operasi plastik dan stenlilasi yang tidak sempurna dapat menjadi
sebab lumen tuba menyempit.
2. Faktor pada dinding tuba
1. Endometriosis tuba (tuba tertekuk) dapat memudahkan implantasi
telur yang dibuahi dalam tuba.
2. Divertikel tuba kongenital atau ostium asesorius tubae dapat menahan
telur yang dibuahi di tempat itu.
3. Faktor diluar dinding tuba
1. Perlekatan peritubal dengan distorsi atau lekukan tuba dapat
menghambat perjalanan telur.
2. Tumor yang menekan dinding tuba dapat menyempitkan lumen tuba.
4. Faktor lain
1. Migrasi luar ovum yaitu perjalanan dari ovarium kanan ke tuba kiri
atau sebaliknya dapat memperpanjang perjalanan telur yang dibuahi
ke uterus. Pertumbuhan yang terlalu cepat dapat menyebabkan
implantasi prematur.
2. Fertilisasi in vitro ( pembuahan sel telur dalam kondisi laboratorium,
sel telur yang sudah di buahi itu kemudian ditempatkan di dalam
rahim wanita).
5. Bekas radang pada tuba
6. Kelainan bawaan tuba
7. Gangguan fisiologik tuba karena pengaruh hormonal
8. Operasi plastik/riwayat pembedahan pada tuba
9. Abortus buatan
10. Riwayat kehamilan ektopik yang lalu
11. Infeksi pasca abortus
12. Apendisitis
13. Infeksi pelvis
14. Alat kontrasepsi dalam rahim (IUD)
( Winkjosastro, 2005 - Helen Varney, 2007 - Cunningham, 2006)

2.1.3 Tempat Implantasi


Menurut lokasinya, kehamilan ektopik dapat dibagi dalam beberapa golongan :

1) Tuba fallopii
 Pars interstisialis
 Isthmus
 Ampulla
 Infundibulum
 Fimbria
2) Uterus
 Kanalis servikalis
 Divertikulum
 Kornua
 Tanduk rudimenter
3) Serviks
4) Ovarium
5) Intra ligamenter
6) Abdoment
(Winkjosastro, 2005 - Helen Varney, 2007)
2.1.4 Patologi
1. Hasil konsepsi mati dini dan diresorbsi. Pada implantasi kolumner ovum
yang dibuahi cepat mati karena vaskularisasi kurang, dan dengan mudah
terjadi resorbsi total.
2. Abortus ke dalam lumen tuba. Perdarahan yang terjadi karena pembukaan
pembuluh-pembuluh darah oleh villi corialis pada dinding tuba di tempat
implantasi dapat melepaskan mudigah dari dinding tersebut bersama-sama
dengan robeknya pseudokapsularis.
3. Ruptur dinding tuba. Penyebab ruptur yaitu penembusan villi coriolis ke
dalam lapisan muskularis tuba terus ke peritonium.
(Hanifa Winkjosastro, 2005)

2.1.5 Gejala Klinik


Kehamilan Ektopik yang Tidak Kehamilan Ektopik yang Ruptur
Ruptur
1. Gejala awal kehamilan (bercak- 2.1.2.1 Pucat
bercak atau perdarahan yang tidak 2.1.2.2 Kolaps dan kesadaran
teratur, perdarahan pervaginam, menurun/ lemah
amenorea, mual, pembengkakan 2.1.2.3 Denyut nasi cepat dan lemah
payudara, vagina dan serviks (110x/menit atau lebih)
menjadi kebiruan, perlunakan 2.1.2.4 Hipotensi
serviks, uterus sedikit membesar, 2.1.2.5 Syok Hipovolemia
peningkatan frekuensi berkemih) 2.1.2.6 Nyeri akut pada abdomen dan
2. Nyeri abdomen dan panggul panggul
2.1.2.7 Distensi abdomen
2.1.2.8 Nyeri tekan yang memantuk
2.1.2.9 Nyeri goyang portio
2.1.2.10 Perut kembung
(adanya cairan bebas intra
abdomen)
2.1.2.11 Ruptur tuba
(Winkjosastro, 2005 - Saifuddin, 2008 - Helen Varney, 2007 - Pamilih, 2006)
2.1.6 Diagnosis
Penegakan diagnosis pada kehamilan ektopik belum terganggu sangat sukar,
maka memerlukan alat bantu diagnostik yaitu :
1. Ultrasonografi (apabila ditemukan kantong gestasi diluar uterus yang
didalamnya tampak denyut jantung janin)
2. Laparoskopi (hanya digunakan sebagai alat bantu diagnosti terakhir
untuk kehamilan ektopik apabila hasil penilaian prosedur diagnostik
yang lain meragukan)
3. Kuldoskopi (cara pemeriksaan untuk mengetahui apakah dalam
kavum Douglas ada darah atau cairan lain).
Sedangkan penegakan diagnosis kehamilan ektopik terganggu dilakukan
melalui :
2.1.3 Anamnesis
Bisa ditemukan haid terlambat, nyeri perut bagian bawah, nyeri bahu,
perdarahan pervaginam setelah nyeri perut bagian bawah.
2.1.4 Pemeriksaan umum
Penderita tampak kesakitan dan pucat, pada perdarahn dalam rongga
perut tanda-tanda syok dapat ditemukan.
2.1.5 Pemeriksaan ginekologi
Tanda-tanda kehamilan muda mungkin ditemukan. Pergerakan serviks
mungkin bisa nyeri. Bila uetrus dapat teraba maka akan teraba sedikit
membesar dan kadang-kadang teraba tumor di samping uterus dengan
batas yang sukar ditentukan.
2.1.6 Pemeriksaan laboratorium
Pengukuran hemaglobin, hematokrit, dan hitung lekosit serta kadar
gonadotropin kronik dan progesteron serum.
2.1.7 Dilatasi dan kerokan
Pada umumnya dilatasi dan kerokan untuk menunjang diagnosis
kehamilan ektopik tidak dianjurkan.
2.1.8 Kuldosentesis
Adalah suatu cara pemeriksaan untuk apakah dalam cavum douglas
ada darah atau cairan lain. Cara ini untuk mengidentifikasi
hemoperitoneum.
2.1.9 Ultrasonografi
Ultrasonografi berguna dalam diagnostik kehamilan ektopik.
Diagnostik pasti ialah apabila ditemukan kantunng gestasi di luar
uterus yang di dalanya tampak denyut janin.
2.1.10 Laparoskopi
Pemeriksaan bagian perut dengan bantuan LAPA-ROSCOPE (alat
untuk memeriksa rongga perut). Laparaskopi hanya digunakan
sebagai alat bantu diagnostik terakhir untuk kehamilan ektopik,
apabila hasil penilaian prosedur diagnostik yang lain meragukan.
2.1.11 β-hCG serum kuantitatif plus sonografi
bila kehamilan didiagnosis seorang wanita dengan hemodinamika
stabil yang dicurigai mengalami kehamilan ektopik, penatalaksanaan
berikutnya didasarkan pada nilai β-hCG serum serial dan sonografi.
2.1.12 Kuretase
Diferensiasi antara abortus imminens atau incomplet dangan
kehamilan tuba pada banyak kasus dapat dilakukan dengan kuretase
rawat jalan.
2.1.13 Laparatomi
Tindakan lebih disukai jika wanita tersebut secara hemodinamik tidak
stabil, atau kalau tidak mungkin dilakukan laparaskopi.
(Wiknjosastro, 2005 – Cunningham, 2006)

2.8 Penanganan
1. Upaya stabilisasi dengan merestorasi cairan tubuh dengan larutan
kristaloid NS atau RL (500ml dalam 15 menit pertama) atau 2 L dalam 2
jam pertama.
2. Kemoterapi. Kriteria khusus diobati dengan cara ini kehamilan di pars
ampullaris tuba belum pecah, diameter kantung gestasi ≤ 4 cm, perdarahan
dalam rongga perut ≤ 100ml, tanda vital baik dan stabil. Obat yang
digunakan metotrexate 1mg/kg IV dan sitrovorum vactor 0,1mg/kg IM
berselang-seling setiap hari selama 8 hari.
3. Kuretase.
4. Laparatomi. Memperhatikan berbagai hal diantaranya kondisi penderita,
keinginan penderita akan fungsi reproduksinya, lokasi kehamilan ektopik,
kondisi anatomik organ pelvik, kemampuan teknik bedah micro dokter
operator, dan kemampuan teknologi fertilisasi in vitro setempat.
5. Salpingektomia. pada kondisi yang buruk seperti syok.
(Wiknjosastro, 2005 - Saifuddin, 2008)

2.9 Prognosis
Kematian karena kehamilan ektopik terganggu cenderung turun dengan
diagnosis dini dan persediaan darah yang cukup, tetapi bila pertolongan
terlambat, angka kematian akan meningkat.

2.2 APLIKASI DALAM MANAJEMEN KEBIDANAN


I. Pengkajian data
A. Data subjektif
a. Mengalami mual dan muntah
b. Nyeri perut bagian bawah
c. Terjadi perdarahan berwarna coklat tua
d. haid tidak teratur

B. Data objektif
a. pemeriksaan servik menyebabkan rasa nyeri
b. suhu kadang-kadang naik kadang-kadang turun
c. pada kasus ini mendadak biasanya ditemukan anemia
d. tanda vital dapat baik sampai buruk
e. Saat pemeriksaan adneksa dengan vaginal touché, ada nyeri bila porsio
digerakkan (nyeri goyang porsio).
f. Pemeriksaan penunjang diagnostik : urine B-hCG (+), kuldosentesis
(ditemukan darah di kavum Douglasi), USG
II. Interpretasi Data Dasar
G.P….. dengan kehamilan ektopik terganggu

III. Antisipasi Masalah potensial


a. Potensial terjadi perdarahan
b. Potensial terjadi syok

IV. Identifikasi Kebutuhan Segera


a. Observasi perarahan
b. Observasi TTV dan keadaan umum
c. Kolaborasi dengan tim medis untuk pengobatan dan tindakan selanjutnya
d. Siapkan darah untuk transfuse

V. Intervensi
Tanggal :
Jam :
Diagnosa : G.P….. dengan kehamilan ektopik terganggu

Tujuan : Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan diharapkan mendapat


penanganan yang tepat

Kriteria hasil :

 Nyeri berkurang sampai dengan hilang


 Tidak ada perdarahan
 Tidak cemas
Intervensi :

1. Lakukan pendekatan pada ibu dan keluarga keluarga


R/ ibu dan keluarga lebih kooperativ dalam pelaksanaan
tidakan kebidanan.

2. Beri KIE tentang :


a. Kondisi kehamilannya sekarang
b. Beri informasi tentang KET komplikasi dan bahaya yang
mugkin terjadi apabila tidak segera ditangani.
R/ Ibu lebih kooperativ tentang kondisi kehamilannya.
3. Lakukan observasi perdarahan, keluhan, intake, output, tanda-
tanda shock, keadaan umum dan TTV
R/ deteksi dini adanya komplikasi

4. Lakukan kolaborasi dengan tim medis untuk pengobatan dan


tindakan selanju
R/ pemberian terapi dan pengobatan.

5. Anjurkan pada pasien untuk dirawat di RS


R/ mendapatkan pengobatan dan tindakan segera serta tepat

6. Lakukan perawatan Post OP


R/ menstabilkan kembali kondisi ibu setelah dilakukan oprasi
curettage

Masalah : Gangguan rasa nyaman (nyeri)

Intervensi :

1. Ajarkan pada ibu mengenai metode relaksasi pernafasan


R/ mengalihkan nyeri yang dirasakan

2. Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman


R/ untuk mengurangi rasa nyeri dan meninkatkan kenyamanan

3. Minta ibu untuk tidak terlalu banyak bergerak


R/ agar ibu tenang dan dapat beristirahat

4. Beri kompres hangat pada daerah perut bagian bawah ibu


R/ terjadi vasodilatasi serta dapat mengurangi rasa nyeri

VI. Implementasi

Sesuai dengan Intervensi yang ada


VII. Evaluasi
Menggunakan SOAP
Mengacu pada kriteria hasil
BAB 3

TINJAUAN KASUS

I. PENGKAJIAN tanggal 10 Oktober 2014


A. DATA SUBYEKTIF
1. Biodata
Nama : Ny. “E” Nama : Tn. “R”

Umur : 26 tahun Umur : 28 tahun

Agama : Islam Agama: Islam

Suku / bangsa : Jawa /Indonesia Suku / bangsa : Jawa / Indonesia

Jenis Kelamin : Perempuan Jenis Kelamin : Laki - laki

Pendidikan : SMA Pendidikan : Sarjana Pendidikan

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Guru

Penghasilan :- Penghasilan : 1.850.000,00

Alamat : kediri Alamat : Kediri

No. telp : 0321 394445

2. Alasan Datang
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya

3. Keluhan Utama
Ibu mengatakan sejak kemarin tanggal 05 Oktober 2014 merasakan nyeri
yang sangat hebat pada daerah perut bagian bawah dan mengatakan
mengeluarkan bercak darah dari kemaluannya.

4. Riwayat Kesehatan
 Penyakit Sekarang
Ibu mengatakan merasakan nyeri yang sangat hebat pada daerah perut
bagian bawah dan mengatakan mengeluarkan bercak darah dari
kemaluannya dan

tidak pernah menderita penyakit menular seperti TB paru dan hepatitis B,


tidak menderita penyakit menurun seperti diabetes, hipertensi, dan lain –
lain dan tidak menderita penyakit menahun seperti jantung.

 Penyakit yang lalu


Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti TB paru
dan hepatitis B, tidak menderita penyakit menurun seperti diabetes,
hipertensi, dan lain – lain dan tidak menderita penyakit menahun seperti
jantung.

 Penyakit Keluarga
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti TB paru
dan hepatitis B, tidak menderita penyakit menurun seperti diabetes,
hipertensi, dan lain – lain dan tidak menderita penyakit menahun seperti
jantung.

5. Riwayat Obstetri
a.Riwayat Haid
3. Manarche : 12 tahun
4. Siklus : 30 hari
5. Lama haid : 7 hari
6. Jumlah darah haid : 2 kali / hari ganti pembalut
7. Warna dan bau : kehitaman dan anyir
8. Flour albus : keputihan
9. Keluhan : disminore
10. HPHT :17 – 7 - 2014
11. TP : 24 – 4 - 2015
 Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu
N Tgl/ UK Tempat Jenis penolon Penyulit Anak Nif Usi
o bln/thn persalin persalina g kehamila as a
J B P
an n n ana
K B B
k

 Riwayat Kehamilan Sekarang


 Trimester 1 : - Ibu periksa ke RS. Gambiran kediri tanggal 10 Okt 2014
jam 09.00 WIB
 Ibu mengatakan merasa mual, muntah dan pusing pada saat awal
kehamilan dan merasa nyeri yang sangat hebat pada daerah perut bagian
bawah disertai keluarnyya bercak darah dari kemaluan.
6. Riwayat KB
- Ibu mengatakan tidak pernah KB dan belum tahu menggunakan alat
kontrasepsi apa sesudah kelahiran bayinya.

7. Riwayat Pernikahan
1. Umur pertama nikah : 25 tahun
2. Lama perkawinan : 1 tahun
3. Perkawinan : ke – 1
8. Riwayat Psikososial
Ibu cemas karena terdapat masalah dalam kehamilannnya yaitu rasa nyeri
pada daerah perut begian bawah dan ibu tidak mengetahui penyebabnya.

Hubungan ibu dengan suami dan keluarga baik dalam menjaga menjaga
kehamilan ibu. Suami selalu menjaga dan mengantar ibu untuk
memeriksakan kehamilannya.

9. Riwayat Budaya
Ibu mengatakan dilingkungan keluarga dan masyarakatnya masih
menganut budaya jawa seperti upacara selamatan 3 bulanan dan 7 bulanan.
Ibu tidak suka minum jamu-jamuan . tidak ada pantangan makan selama
hamil tetapi ibu sulit makan.

10. Perilaku kesehatan


Jamu : tidak pernah minum jamu
Merokok : tidak pernah merokok
Minum minuman keras : tidak pernah minum minuman keras
11. Pola Kebiasan Sehari – hari

N Pola SebelumHamil Saat Hamil


o. Kebias
aan

1 Pola Makan 3 kali Nafsu makan menurun karena


nutrisi sehari, nasi dan merasakan perutnya sakit , 3 kali
lauk pauk seperti sehari tetapi porsi sedikit, komposisi
sayuran hijau, nasi, lauk pauk, sayur, buah (pisang,
tempe, tahu, telur papaya), minum 4 kali sehari(6 – 7
dan daging ayan gelas/hari)
serta 1 porsi habis
tdak ada
pantangan makan,
minum 6 gelas
sehari
Ibu mengatakan tidur siang +/- 2 jam,
Istirah Ibu mengatakan
2. malam +/- 9 jam dan sering terbangun
at tidur siang +/- 1
sampai 2 kali karena sering kencing
jam, malam +/- 7
dan merasa nyeri pada daerah perut
jam dan tidak ada
bagian bawah
gangguan saat
tidur

BAB 1 kali setiap


3. Elimin hari, konsistensi
asi padat dan warna
BAB 1 kali setiap hari, konsistensi
kuning. BAK +/-
padat dan warna kuning. BAK 6 - 7
5 kali/hari warna
kali/hari warna kuning jernih
kuning jernih

Setiap hari ibu


4.
melakukan Ibu tidak dapat melakukan pekerjaan
Pola
pekerjaan seperti dengan baik karena nyeri akibat sakit
aktivit
biasa pada perut
as

Ibu tidak merokok


5. Pola
dan tidak minum
kebias Ibu tidak merokok dan tidak minum
alcohol
aan alcohol

Mandi 3 kali/hari,
Kebers Mandi 2 kali/hari, gosok 2 kali/hari,
gosok 3 kali/hari,
6. ihan keramas 1 kali/hari, ganti pakaian 1
keramas 1
kali/hari
kali/hari, ganti
pakaian 2
kali/hari.
1
3 kali/minggu
7. Seksua
litas

B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
- Keluhan utama : Nyeri pada daerah perut bagian bawah
- Kesadaran : Composmentis
- TTV : Tekanan darah : 100/70 mmHg
Nadi : 100 x/menit

Suhu : 37,5 C

RR : 24 x/menit

 Tinggi Badan : 158 cm


 Berat Badan : Sebelum Hamil : 55 kg
Saat hamil : 57 kg

 LILA : 28 cm
2. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
a. Kepala
Penyebaran rambut rata, warna hitam, lurus, tidak berketombe,
bersih dan tadak berbau, tidak ada benjolan abnormal, tidak ada
lesi/perlukaan.

b. Wajah
Bentuk bulat, pucat, tidak terdapat odem.

c. Mata
Simetris, konjungtiva pucat, sclera putih, tudak ikterus, tidak odem
pada palpebra.
d. Hidung
Bersih, tidak ada secret, tidak ada polip, tidak ada pernafasan
cuping hidung.

e. Mulut dan gigi


Mukosa lembab, tidak stomatitis, tidak ada karies.

f. Telinga
Simetris, tidak tampak serumen, tidak tampak ada kelainan,
pendengaran baik.

g. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, pembesaran vena jugularis
dan kelenjar limfe.

h. Payudara
Simetris, putting menonjol, payudara bersih, tidak terdapat retraksi
intercostae.

i. Abdomen
Tidak terdapat luka bekas SC, terdapat strie albikan, terlihat
pembesaran perut bagian bawah.

j. Genetalia
Tampak keluar darah dari vagina berupa bercak darah, ttidak ada
varises, tidak ada odem.

k. Anus
Tidak ada odem, bersuh, tiidak ada lesi, tidak terdapat hemeroid.

l. Ekstremitas
Atas : simetris, tidak ada odem, tidak ada gangguan pergerakan.

Bawah : simetris, tidak ada odem, tidak ada gangguan pergerakan


Palpasi
Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, pembesaran vena jugularis
dan kelenjar limfe.

Payudara
Tidak ada nyeri tekan pada peyudara, tidak ada benjolan yang
mengarah ke abnormal atau patologis.

Abdomen
Terdapat nyeri tekan pada perut bagian bawah pada saaat di
palpasi.

Auskultasi
 Dada
Bunyi nafas bersih, tidak ada ronchi dan tidak ada weezing.

 Abdomen
DJJ : masih belum terdengar jelas

Bising usus : menurun +/- 14 x/menit

 Jantung
Bunyi jantung normal S1/S2 (lup/dup)

 Perkusi
Reflek pattela pada kedua ekstremitas +/+

3. Pemeriksaan Penunjang
 Plano test : (+)
 USG : Implantasi dalam servik
 HB : 8 gr %
II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA, MASALAH DAN DIAGNOSA
Diagnosa : G1 P0000 dengan kehamilan ektopik terganggu

DS : Ibu mengatakan sejak kemarin tanggal 5 Oktober 2014


merasakan nyeri yang sangat hebat pada daerah perut
bagian bawah dan mengatakan mengeluarkan bercak darah
dari kemaluannya.

DO :

- Kesadaran : Composmentis
- TTV : Tekanan darah : 100/70 mmHg
Nadi : 100 x/menit

Suhu : 37,5 C

RR : 24 x/menit

 Tinggi Badan : 58 cm
 Berat Badan : Saat hamil : 57 kg
 LILA : 28 cm
 Skala nyeri : Derajat 3
Pemeriksaan fisik
 Kepala dan kulit (wajah) : pucat, dingin, kulit
lembab
 Mata : konjungtiva anemis
 Abdomen : - terdapat nyeri tekan
pada saat dipalpasi
- bising usus menurun 14 x/menit

 Genetalia eksterna : terlihat pengeluaran


darah dari vagina
Masalah : Gangguan rasa nyaman (nyeri)

DS : Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah yang sangat


hebat.

DO : -nyeri tekan perut bagian bawah yang sangat hebat

-wajah ibu tamppak menyeringai dan pucat

III. ANTISIPASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL


1. Potensial terjadi perdarahan
2. Potensial terjadi syok

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


1. Observasi perdarahan
2. Observasi TTV dan keadaan umum
3. Kolaborasi dengan tim medis untuk pengobatan dan tindakan
selanjutnya
4. Siapkan darah untuk transfuse

V. INTERVENSI
Tanggal : 10 Oktober 2014

Jam : 10.00 WIB

Diagnosa : G1 P0000 dengan kehamilan ektopik terganggu

Tujuan : Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan diharapkan mendapat

Penanganan yang tepat

Kriteria hasil : - Nyeri berkurang sampai dengan hilang

- Tidak ada perdarahan


- Cemas tidak cemas
Intervensi :

1. Lakukan pendekatan pada ibu dan keluarga keluarga


R/ ibu dan keluarga lebih kooperativ dalam pelaksanaan tidakan
kebidanan.

2. Beri KIE tentang :


a. Kondisi kehamilannya sekarang
b. Beri informasi tentang KET komplikasi dan bahaya yang
mugkin terjadi apabila tidak segera ditangani.
R/ Ibu lebih kooperativ tentang kondisi kehamilannya.

3. Lakukan observasi perdarahan, keluhan, intake, output, tanda-tanda


shock, keadaan umum dan TTV
R/ deteksi dini adanya komplikasi.

4. Lakukan kolaborasi dengan tim medis untuk pengobatan dan


tindakan selanju
R/ pemberian terapi dan pengobatan.

5. Anjurkan pada pasien untuk dirawat di RS


R/ mendapatkan pengobatan dan tindakan segera serta tepat

6. Lakukan perawatan Post OP


R/ menstabilkan kembali kondisi ibu setelah dilakukan oprasi
curetage

Masalah : Gangguan rasa nyaman (nyeri)

Intervensi :

5. Ajarkan pada ibu mengenai metode relaksasi pernafasan


R/ mengalihkan nyeri yang dirasakan

6. Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman


R/ untuk mengurangi rasa nyeri dan meninkatkan kenyamanan
7. Minta ibu untuk tidak terlalu banyak bergerak
R/ agar ibu tenang dan dapat beristirahat

8. Beri kompres hangat pada daerah perut bagian bawah ibu


R/ terjadi vasodilatasi serta dapat mengurangi rasa nyeri

VI. IMPLEMENTASI
Tanggal : 10 Oktober 2014

Jam : 11.00 WIB

Diagnosa : G1 P0000 dengan kehamilan ektopik terganggu

Implementasi :

1. Melakukan pendekatan pada ibu dan keluarga untuk menjelaskan


mengenai kondisi kehamilan yang dialami oleh ibu.
2. Menjelaskan mengenai kondisi kehamilan ibu bahwa janin yang
dikandungnya tidak berada pada tempat semestinya yaitu rahim
sehingga dapat membahayakan kondisi ibu, menyiapkan mental
ibu untuk dapat menerima tindakan operasi yang akan dilakukan
serta melakukan informconsen tentang tindakan tersebut.
3. Melakukan observasi :
a. Kesadaran : Composmentis
b. TTV : Tekanan darah : 100/70 mmHg
Nadi : 100 x/menit

Suhu : 37,5 C

RR : 24 x/menit

c. Perdarahan dan tanda-tanda shock

Kepala dan kulit (wajah) : pucat, dingin, kulit lembab

Mata : konjungtiva anemis


Abdomen : - terdapat nyeri tekan pada saat

dipalpasi

- bising usus menurun 14 x/menit

Genetalia eksterna : terlihat pengeluaran darah dari

vagina

4. Melakukan kolaborasi dengan dokter SPOG untuk melakukan


konsultasi, memasang infuse dan menyiapkan transfuse darah bila
perlu dan untuk selanjutnya dilakukan tindakan oprasi.
5. Menganjurkan pada ibu atau pasien untuk dirawat di rumah sakit
sampai pengobatannya selesai dilakukan.
6. Melakukan perawatan post OP curetage.
Masalah : Gangguan rasa nyaman (nyeri)

Implementasi :

1. Mengajarkan kepada ibu mengenai metode pernafasan


2. Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman
3. Meminta ibu untuk tidak terlalu banyak bergerak dan minta
keluarga untuk mendampingi ibu
4. Memberi kompres hangat dan minta keluarga untuk mengganti air
setiap 30 menit

VII. EVALUASI
Tanggal : 11 Oktober 2014

Jam : 08.00 WIB

Diagnosa : G1 P0000 dengan kehamilan ektopik terganggu

S : Ibu mengatakan sudah menjalani oprasi

O : Telah dilakukan tindakan oprasi


K/U : Sedang

Keseadaran : Composmentis

Suhu : 36,5 C

Nadi : 80 x/ menit

Tekanan darah : 120 x/menit

RR : 18 x/menit

Periksaan Fisik

Wajah : tampak tenang

Genetalia : tidak ada bercak darah atau perdarahan

Ekstremitas : atas dan bawah pergerakan masih terbatas dan

aktivitas Pasiv.

A : Masalah kehamilan ektopik terganggu teratasi

P : 1. Lanjutkan perawatan post Op

2. Beri KIE tentang :

 Jadwal control setelah ibu pulang yaitu dengan


menganjurkan padap ibu untuk teyap control sesuai dengan
jadwal yaitu minimal 4 kali di mulai 1 minggu setelah ibu
pulang dan dilakukan 1 Ddminggu sekali.
 Menganjurkan pada ibu untuk sesegera mungkin mengukuti
KB dengan metode yang sesuai, misal : AKDR
Masalah : Gangguan rasa nyaman (nyeri)

S : Ibu mengatakan nyeri yang dirasakan telah hilang

O : Telah dilakukan tindakan oprasi

K/U : Sedang
Keseadaran : Composmentis

Suhu : 36,5 C

Nadi : 80 x/ menit

Tekanan darah : 120 x/menit

RR : 18 x/menit

Periksaan Fisik

Wajah : tampak tenang, tidak meyaringai

Ekstremitas : atas dan bawah pergerakan masih terbatas dan

aktivitas Pasiv.

A : Masalah gangguan rasa nyaman (nyeri) teratasi

P : Intervensi dihentikan
BAB 4
PEMBAHASAN

Pembahasan yang dimaksud disini adalah kesenjangan dan kesamaan yang

ada diantara konsep teoritis tentang KEHAMILAN EKTOPIK. Dalam hal ini

penulis menemukan beberapa kesenjangan dan kesamaan antara lain :

C. Pengkajian

Secara teoritis penulis melakukan pengkajian pada pasien dengan kasus

kehamilan ektopik,dimana pada kasus ini biasanya terjadi gejala kehamilan

muda seperti mual dan muntah.

D. Identifikasi masalah/diagnosa

Setelah dilakukan pengkajian pada Ny.”E” kemudian data itu dapat di

interpretasikan menjadi diagnosa dan masalah

A. Diagnosa

Kehamilan ektopik

B. Masalah

- gangguan rasa nyaman (nyeri)

C. Masalah potensial

potensial Terjadi perdarahan

Potensial Terjadi syok

D. Tindakan segera

observasi perdarahan

Observasi ttv/keadaan umum

Kolaborasi tenaga medis untuk mendapatkan pengobatan dan selanjutnya

Siapkan darah transfusi


E. menyusun rencana tindakan

- Perbaiki keadaan umum ibu misalnya berikan infus, transfusi darah,oksigen,

- Mengontrol TD, nadi, dan suhu satu jam sekali

- Beri ibu makanan yang bergizi

- Beri tahu pada ibu kemungkinan yang bisa terjadi

- anjurkan pada ibu untuk tidak hamil dulu

- Beri tahu ibu tentang pemeriksaan tidakan lanjut.

F. pelaksanaan tindakan

• Diberikan cairan infus 10 unit oksitosin dalam cairan RL dengan kecepatan

40-60 tetes / menit

• Dikontrol TTV yaitu: TD 140/90 mmHg, Nadi 80 kali/I dan suhu 37◦c

• Memberi ibu makanan yang bergizi

• Memberi tahu ibu tentang pemeriksaan tindak lanjut dengan :

a. Laparatomi

b. Salpingektomi/salpingostomi/reanostomis tuba

c. Kemotrapi dengan metotreksat 1 mg/kg intravena dan faktor sitrovorum 0.1

mg/kg intramuscular berselang-seling selama 8 hari bila kehamilan di pars

ampularis tuba belum pecah,diameter kantong gestasi kurang atau sama

dengan 4 cm,perdarahan dalam rongga perut kurang dari 100ml dan tanda

vital baik.

G. Evaluasi

• Keadaan umum ibu sudah mulai membaik

• TTV ibu masih dalam batas normal

• Ibu mengerti dengan pejelasan dokter


• Ibu bisa faham dengan penjelasan dari dokter

• Ibu mengerti dan dapat mengulang apa yang disampaikan oleh dokter.
BAB 5

PENUTUP

A. Kesimpulan

Selama dilakukan asuhan kebidanan pada Ny “E” dengan kehamilan ektopik

terganggu , ibu sangat kooperatif atas tindakan dari petugas dan memberikan

kepercayaan pada petugas serta mau mengungkapkan permasalah secara

terbuka, sehingga diagnosa tersebut telah dilakukan intervensi dan implenetasi

dan diagnosa masalah dapat teratasi dikarenakan adanya kerjasama yang baik

dari ibu dan keluarga sehingga dapat mendukung keberhasilan program

asuhan kebidanan.

B. Saran

a. Bagi petugas

Meningkatkan peranan bidan dalam fungsinya sebagai pelaksana

pelayanan kebidanan, lebih meningkatkan mutu pelayanan dan dapat

memberikan asuhan kebidanan secara optimal.

b. Bagi klien

Untuk keberhasilan dalam asuhan kebidanan memerlukan kerjasama yang

baik dalam usaha memecahkan masalah klien


DAFTAR PUSTAKA

Prawiroharjo, Sarwono. 2002. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.


YBP-SP : Jakarta.

Prawiroharjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. YBP-SP : Jakarta.

FK Unpad, 1983 Fisiole, FK Unpad : Bandung

Masjoer,Arief,dkk.2001.Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2001

Mochtar,Rustam.2000.Sinopsis Obstetri.EGC:jakarta

Prawirohardjo,Sarwono.2005.Ilmu kandungan.YBP-S:jakarta

Prawirohardjo,Sarwono.2005.Ilmu Kebidanan.YBP-S:jakarta

Anda mungkin juga menyukai