Disusun Oleh :
ESTER HARA AILI
TINJAUAN TEORI
(Varney, 1997)
2.1.2 Etiologi
1. Faktor dalam lumen tuba
1. Endosalpingitis dapat menyebabkan perlekatan endosalping, sehingga
lumen tuba menyempit atau membentuk kantong buntu.
2. Hipoplasia uteri, lumen tuba sempit dan berkeluk-keluk dan hal ini
sering disertai gangguan fungsi silia endosalping.
3. Operasi plastik dan stenlilasi yang tidak sempurna dapat menjadi
sebab lumen tuba menyempit.
2. Faktor pada dinding tuba
1. Endometriosis tuba (tuba tertekuk) dapat memudahkan implantasi
telur yang dibuahi dalam tuba.
2. Divertikel tuba kongenital atau ostium asesorius tubae dapat menahan
telur yang dibuahi di tempat itu.
3. Faktor diluar dinding tuba
1. Perlekatan peritubal dengan distorsi atau lekukan tuba dapat
menghambat perjalanan telur.
2. Tumor yang menekan dinding tuba dapat menyempitkan lumen tuba.
4. Faktor lain
1. Migrasi luar ovum yaitu perjalanan dari ovarium kanan ke tuba kiri
atau sebaliknya dapat memperpanjang perjalanan telur yang dibuahi
ke uterus. Pertumbuhan yang terlalu cepat dapat menyebabkan
implantasi prematur.
2. Fertilisasi in vitro ( pembuahan sel telur dalam kondisi laboratorium,
sel telur yang sudah di buahi itu kemudian ditempatkan di dalam
rahim wanita).
5. Bekas radang pada tuba
6. Kelainan bawaan tuba
7. Gangguan fisiologik tuba karena pengaruh hormonal
8. Operasi plastik/riwayat pembedahan pada tuba
9. Abortus buatan
10. Riwayat kehamilan ektopik yang lalu
11. Infeksi pasca abortus
12. Apendisitis
13. Infeksi pelvis
14. Alat kontrasepsi dalam rahim (IUD)
( Winkjosastro, 2005 - Helen Varney, 2007 - Cunningham, 2006)
1) Tuba fallopii
Pars interstisialis
Isthmus
Ampulla
Infundibulum
Fimbria
2) Uterus
Kanalis servikalis
Divertikulum
Kornua
Tanduk rudimenter
3) Serviks
4) Ovarium
5) Intra ligamenter
6) Abdoment
(Winkjosastro, 2005 - Helen Varney, 2007)
2.1.4 Patologi
1. Hasil konsepsi mati dini dan diresorbsi. Pada implantasi kolumner ovum
yang dibuahi cepat mati karena vaskularisasi kurang, dan dengan mudah
terjadi resorbsi total.
2. Abortus ke dalam lumen tuba. Perdarahan yang terjadi karena pembukaan
pembuluh-pembuluh darah oleh villi corialis pada dinding tuba di tempat
implantasi dapat melepaskan mudigah dari dinding tersebut bersama-sama
dengan robeknya pseudokapsularis.
3. Ruptur dinding tuba. Penyebab ruptur yaitu penembusan villi coriolis ke
dalam lapisan muskularis tuba terus ke peritonium.
(Hanifa Winkjosastro, 2005)
2.8 Penanganan
1. Upaya stabilisasi dengan merestorasi cairan tubuh dengan larutan
kristaloid NS atau RL (500ml dalam 15 menit pertama) atau 2 L dalam 2
jam pertama.
2. Kemoterapi. Kriteria khusus diobati dengan cara ini kehamilan di pars
ampullaris tuba belum pecah, diameter kantung gestasi ≤ 4 cm, perdarahan
dalam rongga perut ≤ 100ml, tanda vital baik dan stabil. Obat yang
digunakan metotrexate 1mg/kg IV dan sitrovorum vactor 0,1mg/kg IM
berselang-seling setiap hari selama 8 hari.
3. Kuretase.
4. Laparatomi. Memperhatikan berbagai hal diantaranya kondisi penderita,
keinginan penderita akan fungsi reproduksinya, lokasi kehamilan ektopik,
kondisi anatomik organ pelvik, kemampuan teknik bedah micro dokter
operator, dan kemampuan teknologi fertilisasi in vitro setempat.
5. Salpingektomia. pada kondisi yang buruk seperti syok.
(Wiknjosastro, 2005 - Saifuddin, 2008)
2.9 Prognosis
Kematian karena kehamilan ektopik terganggu cenderung turun dengan
diagnosis dini dan persediaan darah yang cukup, tetapi bila pertolongan
terlambat, angka kematian akan meningkat.
B. Data objektif
a. pemeriksaan servik menyebabkan rasa nyeri
b. suhu kadang-kadang naik kadang-kadang turun
c. pada kasus ini mendadak biasanya ditemukan anemia
d. tanda vital dapat baik sampai buruk
e. Saat pemeriksaan adneksa dengan vaginal touché, ada nyeri bila porsio
digerakkan (nyeri goyang porsio).
f. Pemeriksaan penunjang diagnostik : urine B-hCG (+), kuldosentesis
(ditemukan darah di kavum Douglasi), USG
II. Interpretasi Data Dasar
G.P….. dengan kehamilan ektopik terganggu
V. Intervensi
Tanggal :
Jam :
Diagnosa : G.P….. dengan kehamilan ektopik terganggu
Kriteria hasil :
Intervensi :
VI. Implementasi
TINJAUAN KASUS
2. Alasan Datang
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya
3. Keluhan Utama
Ibu mengatakan sejak kemarin tanggal 05 Oktober 2014 merasakan nyeri
yang sangat hebat pada daerah perut bagian bawah dan mengatakan
mengeluarkan bercak darah dari kemaluannya.
4. Riwayat Kesehatan
Penyakit Sekarang
Ibu mengatakan merasakan nyeri yang sangat hebat pada daerah perut
bagian bawah dan mengatakan mengeluarkan bercak darah dari
kemaluannya dan
Penyakit Keluarga
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti TB paru
dan hepatitis B, tidak menderita penyakit menurun seperti diabetes,
hipertensi, dan lain – lain dan tidak menderita penyakit menahun seperti
jantung.
5. Riwayat Obstetri
a.Riwayat Haid
3. Manarche : 12 tahun
4. Siklus : 30 hari
5. Lama haid : 7 hari
6. Jumlah darah haid : 2 kali / hari ganti pembalut
7. Warna dan bau : kehitaman dan anyir
8. Flour albus : keputihan
9. Keluhan : disminore
10. HPHT :17 – 7 - 2014
11. TP : 24 – 4 - 2015
Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu
N Tgl/ UK Tempat Jenis penolon Penyulit Anak Nif Usi
o bln/thn persalin persalina g kehamila as a
J B P
an n n ana
K B B
k
7. Riwayat Pernikahan
1. Umur pertama nikah : 25 tahun
2. Lama perkawinan : 1 tahun
3. Perkawinan : ke – 1
8. Riwayat Psikososial
Ibu cemas karena terdapat masalah dalam kehamilannnya yaitu rasa nyeri
pada daerah perut begian bawah dan ibu tidak mengetahui penyebabnya.
Hubungan ibu dengan suami dan keluarga baik dalam menjaga menjaga
kehamilan ibu. Suami selalu menjaga dan mengantar ibu untuk
memeriksakan kehamilannya.
9. Riwayat Budaya
Ibu mengatakan dilingkungan keluarga dan masyarakatnya masih
menganut budaya jawa seperti upacara selamatan 3 bulanan dan 7 bulanan.
Ibu tidak suka minum jamu-jamuan . tidak ada pantangan makan selama
hamil tetapi ibu sulit makan.
Mandi 3 kali/hari,
Kebers Mandi 2 kali/hari, gosok 2 kali/hari,
gosok 3 kali/hari,
6. ihan keramas 1 kali/hari, ganti pakaian 1
keramas 1
kali/hari
kali/hari, ganti
pakaian 2
kali/hari.
1
3 kali/minggu
7. Seksua
litas
B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
- Keluhan utama : Nyeri pada daerah perut bagian bawah
- Kesadaran : Composmentis
- TTV : Tekanan darah : 100/70 mmHg
Nadi : 100 x/menit
Suhu : 37,5 C
RR : 24 x/menit
LILA : 28 cm
2. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
a. Kepala
Penyebaran rambut rata, warna hitam, lurus, tidak berketombe,
bersih dan tadak berbau, tidak ada benjolan abnormal, tidak ada
lesi/perlukaan.
b. Wajah
Bentuk bulat, pucat, tidak terdapat odem.
c. Mata
Simetris, konjungtiva pucat, sclera putih, tudak ikterus, tidak odem
pada palpebra.
d. Hidung
Bersih, tidak ada secret, tidak ada polip, tidak ada pernafasan
cuping hidung.
f. Telinga
Simetris, tidak tampak serumen, tidak tampak ada kelainan,
pendengaran baik.
g. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, pembesaran vena jugularis
dan kelenjar limfe.
h. Payudara
Simetris, putting menonjol, payudara bersih, tidak terdapat retraksi
intercostae.
i. Abdomen
Tidak terdapat luka bekas SC, terdapat strie albikan, terlihat
pembesaran perut bagian bawah.
j. Genetalia
Tampak keluar darah dari vagina berupa bercak darah, ttidak ada
varises, tidak ada odem.
k. Anus
Tidak ada odem, bersuh, tiidak ada lesi, tidak terdapat hemeroid.
l. Ekstremitas
Atas : simetris, tidak ada odem, tidak ada gangguan pergerakan.
Payudara
Tidak ada nyeri tekan pada peyudara, tidak ada benjolan yang
mengarah ke abnormal atau patologis.
Abdomen
Terdapat nyeri tekan pada perut bagian bawah pada saaat di
palpasi.
Auskultasi
Dada
Bunyi nafas bersih, tidak ada ronchi dan tidak ada weezing.
Abdomen
DJJ : masih belum terdengar jelas
Jantung
Bunyi jantung normal S1/S2 (lup/dup)
Perkusi
Reflek pattela pada kedua ekstremitas +/+
3. Pemeriksaan Penunjang
Plano test : (+)
USG : Implantasi dalam servik
HB : 8 gr %
II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA, MASALAH DAN DIAGNOSA
Diagnosa : G1 P0000 dengan kehamilan ektopik terganggu
DO :
- Kesadaran : Composmentis
- TTV : Tekanan darah : 100/70 mmHg
Nadi : 100 x/menit
Suhu : 37,5 C
RR : 24 x/menit
Tinggi Badan : 58 cm
Berat Badan : Saat hamil : 57 kg
LILA : 28 cm
Skala nyeri : Derajat 3
Pemeriksaan fisik
Kepala dan kulit (wajah) : pucat, dingin, kulit
lembab
Mata : konjungtiva anemis
Abdomen : - terdapat nyeri tekan
pada saat dipalpasi
- bising usus menurun 14 x/menit
V. INTERVENSI
Tanggal : 10 Oktober 2014
Intervensi :
VI. IMPLEMENTASI
Tanggal : 10 Oktober 2014
Implementasi :
Suhu : 37,5 C
RR : 24 x/menit
dipalpasi
vagina
Implementasi :
VII. EVALUASI
Tanggal : 11 Oktober 2014
Keseadaran : Composmentis
Suhu : 36,5 C
Nadi : 80 x/ menit
RR : 18 x/menit
Periksaan Fisik
aktivitas Pasiv.
K/U : Sedang
Keseadaran : Composmentis
Suhu : 36,5 C
Nadi : 80 x/ menit
RR : 18 x/menit
Periksaan Fisik
aktivitas Pasiv.
P : Intervensi dihentikan
BAB 4
PEMBAHASAN
ada diantara konsep teoritis tentang KEHAMILAN EKTOPIK. Dalam hal ini
C. Pengkajian
D. Identifikasi masalah/diagnosa
A. Diagnosa
Kehamilan ektopik
B. Masalah
C. Masalah potensial
D. Tindakan segera
observasi perdarahan
F. pelaksanaan tindakan
• Dikontrol TTV yaitu: TD 140/90 mmHg, Nadi 80 kali/I dan suhu 37◦c
a. Laparatomi
b. Salpingektomi/salpingostomi/reanostomis tuba
dengan 4 cm,perdarahan dalam rongga perut kurang dari 100ml dan tanda
vital baik.
G. Evaluasi
• Ibu mengerti dan dapat mengulang apa yang disampaikan oleh dokter.
BAB 5
PENUTUP
A. Kesimpulan
terganggu , ibu sangat kooperatif atas tindakan dari petugas dan memberikan
dan diagnosa masalah dapat teratasi dikarenakan adanya kerjasama yang baik
asuhan kebidanan.
B. Saran
a. Bagi petugas
b. Bagi klien
Mochtar,Rustam.2000.Sinopsis Obstetri.EGC:jakarta
Prawirohardjo,Sarwono.2005.Ilmu kandungan.YBP-S:jakarta
Prawirohardjo,Sarwono.2005.Ilmu Kebidanan.YBP-S:jakarta