Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN PERSALINAN NORMAL

BAB I
 PENDAHULUAN
                                                                                 
A.    LATAR BELAKANG

Tingginya kasus kesakitan dan kematian ibu di banyak Negara berkembang terutama
disebabkan oleh perdarahan persalinan, eklamsia, sepsis, dan komplikasi keguguran.
Sebagian besar penyebab utama kesakitan dan kematian ibu tersebut sebenarnya dapat
dicegah melalui upaya pencegahan yang efektif. Asuhan kesehatan ibu selama dua dasawarsa
terakhir terfokus kepada : keluarga berencana untuk lebih mensejahterakan anggota
masyarakat. Asuhan neonatal trfokus untuk memantau perkembangan kehamilan mengenai
gejala dan tanda bahaya, menyediakan persalinan dan kesediaan menghadapi komplikasi.
Asuhan pasca keguguran untuk penatalaksaan gawat darurat keguguran dan komplikasinya
serta tanggap terhadap kebutuhan pelayanan kesehatan reproduksi lainnya. 
           Persalinan yang bersih dan aman serta pencegahan kajian dan bukti ilmiah
menunjukan bahwa asuhan persalinan bersih, aman dan tepat waktu merupakan salah satu
upaya efektif untuk mencegah kesakitan dan kematian. Penatalaksanaan komplikasi yang
terjadi sebelum, selama dan setelah persalinan. Dalam upaya menurunkan angka kesakitan
dan kematian ibu perlu diantisipasi adanya keterbatasan kemampuan untuk menatalaksanakan
komplikasi pada jenjang pelayanan tertentu. Kompetensi petugas, pengenalan jenis
komplikasi dan ketersediaan sarana pertolongan menjadi penentu bagi keberhasilan
penatalaksanaan komplikasi yang umumnya akan selalu berada menurut derajat keadaan dan
tempat terjadinya.
Persalinan saat ini menjadi momok yang ditakutkan dikalangan ibu, khususnya ibu
hamil. Tidak sedikit ibu dan bayinya mengalami kegawatdaruratan dan sampai pada akhirnya
tak dapat terselamatkan yang pada akhirnya menyebabkan meningkatnya angak kematian ibu
dan anak. Akan tetapi hal tersebut dapat diminimalisir dengan asuhan persalinan.
Asuhan persalinan kala I, II, III, dan IV memegang kendali penting pada ibu selama
persalinan karena dapat membantu ibu dalam mempermudah proses persalinan, membuat ibu
lebih yakin untuk menjalani proses persalinan serta untuk mendeteksi komplikasi yang
mungkin terjadi selama persalinan dan ketidaknormalan dalam proses persalinan.
Dalam makalah ini membahas teoritis Asuhan Persalinan Normal dan asuhan
keperawatan pada pasien dengan Asuhan Persalinan Normal.
B.  RUMUSAN MASALAH
Bagaimana landasan teoritis Asuhan Persalinan Normal dan asuhan keperawatan pada
pasien dengan Persalinan Normal?

C.  TUJUAN
      1.   Tujuan Umum
Membantu mahasiswa dalam memahami secara umum konsep dari Asuhan Persalinan
Normal.
2.    Tujuan Khusus
a.       Mampu melakukan pengkajian pada pasien dengan persalinan normal.
b.      Mampu menemukan masalah keperawatan pada pasien dengan persalinan normal.
c.       Mampu merencanakan tindakan keperawatan pada pasien dengan  persalinan normal.
d.      Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien dengan persalinan normal.
e.       Mampu mengevaluasi asuhan keperawatan pada pasien dengan persalinan normal.
f.       Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan pada pasien dengan persalinan normal.

D.  MANFAAT
1.     Pembaca khususnya mahasiswa ilmu keperawatan memahami asuhan keperawatan yang tepat
terhadap pasien dengan Asuhan Persalinan Normal.
2.     Perawat dapat menerapkan asuhan keperawatan yang tepat terhadap pasien dengan
kasus Asuhan Persalinan Normal.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.    DEFINISI
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi ( janin dan uri ) yang telah cukup
bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain  dengan
bantuan atau tanpa bantuan ( kekuatan sendiri ).
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan ( 37 – 42 minggu ), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala
yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.
Persalinan adalah proses untuk mendorong keluar (ekspulsi) hasil pembuahan yaitu
janin, plasenta dan selaput ketuban keluar dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar
(Farrer,1999).
Persalinan normal adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan aterm (bukan
premature atau postmatur), mempunyai onset yang spontan (tidak diinduksi), selesai setelah 4
jam dan sebelum 24 jam sejak saat awitannya, mempunyai janin tunggal dengan presentase
puncak kepala, terlaksana tanpa bantuan artificial, tidak mencakup komplikasi, plasenta lahir
normal. Menurut Mochtar (1998), Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi
(janin + uri), yang dapat hidup ke dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan
lain.
Persalinan normal disebut juga partus spontan, adalah proses lahirnya bayi pada letak
belakang kepala dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan
bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam. Persalinan dimulai (inpartu) pada saat
uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan
berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap.
(http://nandarnurse.blogspot.com/2013/05/asuhan-keperawatanlaporan
pendahuluan.html#axzz2zdDKGCtt).

B.  ANATOMI FISIOLOGI
1.    Uterus
Uterus berbentuk seperti buah pir yang sedikit gepeng kearah muka belakang,
ukurannya sebesar telur ayam dan mempunyai rongga.Dindingnya terdiri dari otot-otot polos.
Ukuran panjang uterus adalah 7-7,5 cm, lebar 5,25 cm dan tebal dinding 1,25 cm.
Letak uterus dalam keadaan fisiologis adalah anteversiofleksi.Uterus terdiri dari fundus
uteri, korpus dan serviks uteri.Fundus uteri adalah bagian proksimal dari uterus, disini kedua
tuba falopii masuk ke uterus.Korpus uteri adalah bagian uterus yang terbesar, pada kehamilan
bagian ini mempunyai fungsi utama sebagai tempat janin berkembang.Rongga yang terdapat
di korpus uteri disebut kavum uteri. Serviks uteri terdiri atas pars vaginalis servisis uteri dan
pars supravaginalis servisis uteri. Saluran yang terdapat pada serviks disebut kanalis
servikalis.
Secara histologis uterus terdiri atas tiga lapisan :
1) Endometrium atau selaput lendir yang melapisi bagian dalam
2) Miometrium, lapisan tebal otot polos
3) Perimetrium, peritoneum yang melapisi dinding sebelah luar.
Endometrium terdiri atas sel epitel kubis, kelenjar-kelenjar dan jaringan dengan banyak
pembuluh darah yang berkelok.
Endometrium melapisi seluruh kavum uteri dan mempunyai arti penting dalam siklus haid
pada seorang wanita dalam masa reproduksi.Dalam masa haid endometrium sebagian besar
dilepaskan kemudian tumbuh lagi dalam masa proliferasi dan selanjutnya dalam masa
sekretorik.Lapisan otot polos di sebelah dalam berbentuk sirkuler, dan disebelah luar
berbentuk longitudinal.Diantara lapisan itu terdapat lapisan otot oblik, berbentuk anyaman,
lapisan ini paling penting pada persalinan karena sesudah plasenta lahir, kontraksi kuat dan
menjepit pembuluh darah.Uterus ini sebenarnya mengapung dalam rongga pelvis dengan
jaringan ikat dan ligamentum yang menyokongnya untuk terfiksasi dengan baik.
2.    Tuba Falopii
Tuba falopii terdiri atas :
1) Pars intersisialis, bagian yang terdapat pada dinding uterus.
2) Pars isthmika, bagian medial tuba yang seluruhnya sempit.
3) Pars ampularis, bagian yang berbentuk saluran agak lebar, tempat konsepsi terjadi.
4) Infundibulum, bagian ujung tuba yang terbuka ke arah abdomen dan mempunyai fimbrae.
3.   Fimbrae
Fimbrae penting artinya bagi tuba untuk menangkap telur kemudian disalurkan ke dalam
tuba.Bagian luar tuba diliputi oleh peritoneum viseral yang merupakan bagian dari
ligamentum latum.Otot dinding tuba terdiri atas (dari luar ke dalam) otot longitudinal dan
otot sirkuler.Lebih ke dalam lagi didapatkan selaput yang berlipat-lipat dengan sel-sel yang
bersekresi dan bersilia yang khas, berfungsi untuk menyalurkan telur atau hasil konsepsi ke
arah kavum uteri dengan arus yang ditimbulkan oleh getaran silia tersebut.
4.    Ovarium
Ovarium kurang lebih sebesar ibu jari tangan dengan ukuran panjang sekitar 4 cm, lebar
dan tebal kira-kira 1,5 cm. Setiap bulan 1-2 folikel akan keluar yang dalam perkembangannya
akan menjadi folikel de Graaf.
(Hanifa W dkk, 1992).

C.  ETIOLOGI
Apa yang menyebabkan terjadinya persalinan belum diketahui benar, yang ada hanya
merupakan teori – teori kompleks antara lain :
1.      Teori penurunan hormon
Terjadi penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron pada 1-2 minggu sebelum partus
dimulai. Progesteron bekerja sebagai penenang otot-otot polos rahim dan akan menyebabkan
kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila kadar progesteron turun.

2.      Teori plasenta menjadi tua


Hal tersebut akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesteron yang menyebabkan
kekejangan pembuluh darah hal ini akan menimbulkan kontraksi rahim.
3.      Teori distensi rahim
Rahim yang menjadi besar dan meregang menyebabkan iskemia otot-otot rahim, sehingga
mengganggu sirkulasi utero-plasenter.
4.      Teori iritasi mekanik
Di belakang serviks terletak ganglion servikale (fleksus Frankerhauser). Bila ganglion ini
digeser dan ditekan, misalnya oleh kepala janin, akan timbul kontraksi uterus.
5.      Induksi partus (Induction of labour)
Partus dapat pula ditimbulkan dengan jalan :
         Gagang laminaria : beberapa laminaria dimasukkan dalam kanalis srvikalis dengan tujuan
merangsang fleksus Frankerhauser
         Amniotomi : pemecahan ketuban
         Oksitosin drip : pemberian oksitosin menurut tetesan per infus

D.   PROSES PERSALINAN
Proses persalinan terdiri dari 4 kala, yaitu :
1.      Kala I
Dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan serviks hingga mencapai
pembukaan lengkap (10 cm). Persalinan kala satu dibagi menjadi 2 fase yaitu :
1)      Fase laten
Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks secara
bertahap. Pembukaan serviks kurang dari 4 cm dan biasanya berlangsung dibawah 8 jam.
2)      Fase aktif
Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat (kontraksi dianggap adekuat/
memadai jika terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40
detik atau lebih. Serviks membuka dari 3 ke 10 cm, biasanya dengan kecepatan 1 cm atau
lebih perjam dan terjadi penurunan bagian terbawah janin. Dapat dibedakan menjadi tiga fase
:
 Ø Akselerasi : pembukaan dari 3 cm menjadi 4 cm yang membutuhkan waktu 2 jam
 Ø Dilatasi maksimal : pembukaan dari 4 cm menjadi 9 cm dalam waktu 2 jam
 Ø Deselarasi : pembukaan menjadi lambat, dari 9 menjadi 10 cm dalam waktu 2 jam
Fase – fase tersebut dijumpai pada primigravida. Pada multigravida pun terjadi demikian,
akan tetapi pada fase laten, fase aktif deselerasi akan terjadi lebih pendek. Mekanisme
membukanya serviks berbeda antara pada primigravida dan multigravida. Pada premi osteum
uteri internum akan membuka lebih dahulu, sehingga serviks akan mendatar dan menipis
baru kemudian osteum uteri eksternum membuka. Pada multigravida osteum uteri internum
sudah sedikit terbuka. Osteum uteri internu dan eksternum serta penipisan dan pendataran
terjadi dalam saat yang sama.
2.      Kala II
Kala dua persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir
dengan lahirnya bayi. Kala dua dikenal juga sebagai kala pengeluaran. Ada beberapa tanda
dan gejala kala dua persalinan :
 Ibu merasakan keinginan meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi
 Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rectum dan atau vaginanya.
 Perineum terlihat menonjol
 Vulva-vagina dan sfingter ani terlihat membuka
 Peningkatan pengeluaran lender dan darah
Diagnosis kala dua persalinan dapat ditegakkan atas dasar hasil pemeriksaan dalam yang
menunjukkan :
 Pembukaan serviks telah lengkap
 Terlihatnya bagian kepala bayi pada introitus vagina.
3.      Kala III
Kala tiga persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta.
1)      Fisiologi kala tiga
Otot uterus berkontraksi mengikuti berkurangnya ukuran rongga uterus secara tiba – tiba
setelah lahinya bayi. Penyusutan ukuran rongga uterus ini menyebabkan berkurangnya
ukuran tempat implantasi plasenta. Karena tempat implantasi menjadi semakin kecil,
sedangkan ukuran plasenta tidak berubah maka plasenta akan menekuk, menebal kemudian
dilepaskan dari dinding uterus. Setelah lepas plasenta akan turun ke bagian bawah uterus atau
bagian atas vagina.
2)      Tanda – tanda lepasnya plasenta
 Perubahan ukuran dan bentuk uterus
 Tali pusat memanjang
 Semburan darah tiba – tiba
Kala III terdiri dari 2 fase :
1)      Fase pelepasan uri
Cara lepasnya uri ada beberapa cara :
 Schultze : lepasnya seperti kita menutup payung, cara ini paling sering terjadi. Yang lepas
duluan adalah bagian tengah lalu terjadi retroplasental hematoma yang menolak uri mula-
mula pada bagian tengah kemudian seluruhnya. Menurut cara ini perdarahan ini biasanya
tidak ada sebelum uri lahir.
 Duncan : lepasnya uri mulai dari pinggir, jadi pinggir uri lahir duluan. Darah akan mengalir
keluar antara selaput ketuban. Atau serempak dari tengah dan pinggir plasenta.
2)      Fase pengeluaran uri
 Kustner: dengan meletakkan tangan disertai tekanan pada/di atas simfisis. Tali pusat
diteganggangkan maka bila tali pusat masuk artinya belum lepas, bila diam atau maju artinya
sudah lepas.
 Klein: sewaktu ada his, rahim kita dorong, bila tali pusat kembali artinya belum lepas. Diam
atau turun artinya lepas.
 Strassman : tegangkan tali pusat dan ketok pada fundus, bila tali pusat bergetar artinya belum
lepas. Tak bergetar artinya sudah lepas.
4.      Kala IV
Kala empat persalinan dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir selama  2 jam. Kala IV
dimaksudkan untuk melakukan observasi karena perdarahan postpartum paling sering terjadi
pada 2 jam pertama. Observasi yang dilakukan, antara lain :
 Tingkat kesadaran ibu
 Pemeriksaan TTV : tekanan darah, nadi, pernafasan
 Kontraksi uterus
 Terjadinya perdarahan
Perdarahan dianggap masih normal bila jumlahnya tidak melebihi 400 – 500 cc.

E.   60 LANGKAH PERSALINAN NORMAL


I. Melihat tanda dan gejala kala II
1] Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan kala dua
II.Menyiapkan pertolongan persalinan
2] Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termasuk mematahkan ampul
oksitosin dan memasukkan 1 buah alat suntik sekali pakai 3  cc ke dalam wadah partus set.
3]  Memakai celemek plastik
4] Memastikan lengan / tangan tidak memakai perhiasan, mencuci tangan dengan sabun di air
mengalir
5] Memakai sarung tangan DTT pada tangan kanan yang di gunakan untuk periksa dalam
6]  Mengambil alat suntik sekali pakai dengan tangan kanan, isi dengan oksitosin dan
letakkan kembali kedalam wadah partus set.Bila ketuban belum pecah, pinggirkan ½ kocher
pada partus set
III. Memastikan pembukaan lengkap dengan janin baik
7] Membersihkan vulva dan perineum menggunakan kapas DTT (basah) dengan gerakan dari
vulva ke perineum  (bila daerah perineum dan sekitarnya kotor karena kotoran ibu yang
keluar, bersihkan daerah tersebut dari kotoran),
8] Melakukan pemeriksaan dalam dan pastikan pembukaan sudah lengkap dan selaput
ketuban sudah pecah
9] Mencelupkan tangan kanan yang bersarung tangan kedalam larutan klorin 0,5%, membuka
sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%
10] Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus selesai pastikan DJJ  dalam
batas normal (120-160 x/menit)
IV. Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses pimpinan meneran
11] Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik, meminta ibu untuk
meneran saat ada his, bila ia sudah merasa ingin meneran
12] Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran, (pada saat ada
his, bantu ibu dalam posisi setelah duduk dan pastikan ia merasa nyaman)
13] Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran
V. Persiapan pertolongan kelahiran bayi
14] Saat kepala janin terlihat di vulva dengan diameter 5-6 cm, memasang handuk bersih
untuk mengeringkan janin pada perut ibu
15] Mengambil kain bersih, melipat 1/3 bagian dan meletakkannya dibawah bokong ibu
16] Membuka tutup partus set
17] Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan
VI. Menolong kelahiran bayi
18] Saat sub-occiput tampak dibawah simfisis, tangan kanan melindungi perineum dengan
dialas lipatan kain di bawah bokong, sementara tangan kiri menahan puncak kepala agar tidak
terjadi defleksi yang terlalu cepat saat  kepala lahir. (minta ibu untuk tidak meneran dengan
nafas pendek-pendek) Bila didapatkan mekonium pada air ketuban, segera setelah kepala
lahir lakukan penghisapan pada mulut dan hidung janin menggunakan penghisap lendir De
Lee
19]  Menggunakan kasa/kain bersih untuk membersihkan muka janin dari lendir dan darah
20] Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin
21] Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar secara spontan
22] Setelah janin menghadap paha ibu, tempatkan kedua telapak tangan biparietal kepala
janin, tarik secara hati-hati ke arah bawah sampai bahu anterior / depan lahir, kemudian tarik
secara hati-hati ke atas sampai bahu posterior/belakang lahir
Bila terdapat lipatan tali pusat yang terlalu erat hingga menghambat putaran paksi luar atau
lahirnya bahu, minta ibu berhenti meneran, dengan perlindungan tangan kiri, pasang klem di
dua tempat pada tali pusat dan potong tali pusat di antara dua klem tersebut.
23] Setelah bahu lahir, tangan kanan menyangga kepala, leher dan bahu janin bagian
posterior dengan posisi ibu jari pada leher (bagian bawah kepala) dan ke empat jari pada bahu
dan dada / punggung janin, sementara tangan kiri memegang lengan dan bahu janin bagian
anterior saat badan dan lengan lahir
24] Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri pinggang ke arah bokong dan
tungkai bawah janin untuk memegang tungkai  bawah (selipkan jari telunjuk tangan kiri di
antara kedua lutut janin)
VII. Penanganan bayi baru lahir
25] Setelah seluruh badan bayi lahir pegang bayi bertumpu pada lengan kanan sedemikian
rupa sehingga bayi menghadap ke arah penolong. nilai bayi, kemudian letakkan bayi di atas
perut ibu dengan posisi kepala lebih  rendah dari badan (bila tali pusat terlalu pendek, 
letakkan bayi di tempat yang memungkinkan)
26] Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi kecuali bagian tali pusat
27] Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari umbilicus bayi. Melakukan
urutan tali pusat ke arah ibu dan memasang klem diantara kedua 2 cm dari klem pertama.
28] Memegang tali pusat diantara 2 klem menggunakan tangan kiri, dengan perlindungan
jari-jari tangan kiri, memotong tali pusat di antara kedua klem
Bila bayi tidak bernafas spontan lihat penanganan khusus bayi baru lahir
29]  Mengganti pembungkus bayi dengan kain kering dan bersih, membungkus bayi hingga
kepala
30]  Memberikan bayi pada ibu untuk disusui bila ibu menghendaki.
31]  Memeriksa fundus uteri untuk memastikan kehamilan tunggal
32]  Memberi tahu ibu akan disuntik
33]  Menyutikan Oksitosin 10 unit secara intra muskuler pada bagian luar paha kanan 1/3 atas
setelah melakukan aspirasi terlebih dahulu untuk memastikan bahwa ujung jarum tidak
mengenai pembuluh darah
34]  Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva
35] Meletakkan tangan kiri di atas simpisis menahan bagian bawah uterus, sementara tangan
kanan memegang tali pusat menggunakan klem atau kain kasa dengan jarak antara 5-10 cm
dari vulva
36] Saat kontraksi, memegang tali pusat dengan tangan kanan sementara tangan kiri menekan
uterus dengan hati-hati ke arah dorso kranial
Bila uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu atau keluarga untuk melakukan stimulasi
putting susu
37] Jika dengan peregangan tali pusat terkendali tali pusat terlihat bertambah panjang dan
terasa adanya pelepasan plasenta , minta ibu untuk meneran sedikit sementara tangan kanan
menarik tali pusat ke arah bawah kemudian ke atas sesuai dengan kurva jalan lahir hingga
plasenta tampak pada vulva.
38] Setelah plasenta tampak di vulva, teruskan melahirkan plasenta dengan hati-hati. Bila
perlu (terasa ada tahanan), pegang plasenta dengan kedua tangan dan lakukan putaran searah
untuk membantu pengeluaran plasenta dan mencegah robeknya selaput ketuban.
39] Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase pada fundus uteri dengan menggosok
fundus secara sirkuler menggunakan bagian palmar 4 jari tangan kiri hingga kontraksi uterus
baik (fundus teraba keras)
VIII. Menilai perdarahan
40] Sambil tangan kiri melakukan masase pada fundus uteri, periksa bagian maternal dan
bagian fetal plasenta dengan tangan kanan untuk memastikan bahwa seluruh kotelidon dan
selaput ketuban sudah lahir lengkap, dan memasukkan ke dalam kantong plastik yang
tersedia
41] Memeriksa apakah ada robekan pada introitus vagina dan perenium yang menimbulkan
perdarahan aktif
Bila ada robekan yang menimbulkan perdarahan aktif, segera lakukan penjahitan
IX. Melakukan prosedur pasca persalinan
42] Periksa kembali kontraksi uterus dan tanda adanya perdarahan pervaginam, pastikan
kontraksi uterus baik
43] Membersihkan sarung tangan dari lendir dan darah di dalam larutan klorin 0,5 %,
kemudian bilas tangan yang masih mengenakan sarung tangan dengan air yang sudah di
desinfeksi tingkat tinggi dan mengeringkannya
44]  Mengikat tali pusat kurang lebih 1 cm dari umbilicus dengan sampul mati
45]  Mengikat balik tali pusat dengan simpul mati untuk kedua kalinya
46] Melepaskan klem pada tali pusat dan memasukkannya dalam wadah berisi larutan klorin
0, 5%
47]  Membungkus kembali bayi
48] Berikan bayi pada ibu untuk disusui
Evaluasi
49] Lanjutkan pemantauan terhadap kontraksi uterus, tanda perdarahan pervaginam dan tanda
vital ibu.
50]  Mengajarkan ibu/keluarga untuk memeriksa uterus yang memiliki kontraksi baik dan
mengajarkan masase uterus apabila kontraksi uterus tidak baik.
51]  Mengevaluasi jumlah perdarahan yang terjadi
52] Memeriksa nadi ibu
Kebersihan dan keamanan
53]  Merendam semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5 %
54] Membuang barang-barang yang terkontaminasi ke tempat sampah  yang di sediakan
55] Membersihkan ibu dari sisa air ketuban, lendir dan darah dan menggantikan pakaiannya
dengan pakaian bersih/kering
56] Memastikan ibu merasa nyaman dan memberitahu keluarga untuk membantu apabila ibu
ingin minum
57] Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%
58] Membersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5% melepaskan sarung tangan
dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%
59] Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
Dokumentasi
60] Melengkapi partograf dan memeriksa tekanan darah.
F.   MEKANISME PERSALINAN
Mekanisme gerakan bayi memungkinkan ia untuk menyesuaikan diri dengan pelvis ibu
yakni penurunan, fleksi, rotasi dalam, ekstensi, rotasi luar, dan pengeluaran.
1.      Engangement, tertangkapnya kepala janin pada PAP
2.      Decent, turunnya kepala janin  ke PAP
3.      Flexion (menekuk), tahanan yang diperoleh dari dasar panggul makin besar maka makin
fleksi kepala janin, dagu menekan dada dan belakang kepala (oksiput) menjadi bagian
terbawah janin, mengakibatkan masuknya kepala janin dengan diameter terkecil melewati
jalan lahir terkecil melewati jalan lahir.
4.      Internal rotation
Pemutaran bagian terendah kebawah simpisis menyesuaikan posisi kepala   janin dengan
bentuk jalan lahir
5.      Extentition
Setelah paksi dalam selesai dan kepala sampai vulva, lahir berturut sisiput, dahi, hidung,
mulut, dagu
6.      External rotation
      Putaran kepala mengikuti putaran bahu
7.      Expultion
      Pengeluaran bahu dan badan janin

G.   BENTUK PERSALINAN
1.      Persalinan Spontan
Persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri, dan melalui jalan lahir.
2.      Persalinan Bantuan
Persalinan dengan rangsangan yang dibantu dengan tenaga dari luar, ekstraksi dengan forcep
atau dengan dilakukan sectio sesario.
3.      Persalinan Anjuran
Persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya, baru berlangsung setelah pemecahan
ketuban.

H.  FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN


1.    Power / Tenaga
Power utama pada persalinan adalah tenaga/kekuatan yang dihasilkan oleh kontraksi dan
retraksi otot-otot rahim. Gerakan memendek dan menebalotot-otot rahim yang terjadi
sementara waktu disebut kontraksi. Kontraksi ini terjadi diluar sadar sedangkan retraksi
mengejan adalah tenaga kedua (otot-otot perut dan diafragma) digunakan dalam kala II
persalinan. Tenaga dipakai untuk mendorong bayi keluar dan merupakan kekuatan ekspulsi
yang dihasilkan oleh otot-otot volunter ibu.
2.    Passages/Lintasan
Janin harus berjalan lewat rongga panggul atau serviks dan vagina sebelum dilahirkan untuk
dapat dilahirkan, janin harus mengatasi pula tahanan atau resisten yang ditimbulkan oleh
struktur dasar panggul dan sekitarnya.
3.    Passanger
Passenger utama lewat jalan lahir adalah janin dan bagian janin yang paling penting (karena
ukurannya paling besar) adalah kepala janin selain itu disertai dengan plasenta selaput dan
cairan ketuban atau amnion.
4.    Psikologis
Dalam persalinan terdapat kebutuhan emosional jika kebutuhan tidak tepenuhi paling tidak
sama seperti kebutuhan jasmaninya. Prognosis keseluruhan wanita tersebut yang berkenan
dengan kehadiran anaknya terkena akibat yang merugikan.

I.   TANDA DAN GEJALA


Sebelum terjadinya persalinan sebenarnya beberapa minggu sebelumnya wanita
memasuki “bulannya” atau “minggunya” atau “harinya” yang disebut kala pendahuluan
(preparatory stage of labor). Ini memberikan tanda-tanda sebagai berikut :
1.      Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul
terutama pada primigravida. Pada multipara tidak begitu kentara.
2.      Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
3.      Perasaan sering-sering atau susah kencing karena kandung kemih tertekan oleh bagian
terbawah janin.
4.      Perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah dari uterus,
kadang-kadang disebut “false labor pains”.
5.      Serviks menjadi lembek, mulai mendatar, dan sekresinya bertambah bisa bercamput darah
(bloody show).
(Rustam Mochtar, 1998).
Tanda –tanda Inpartu
Inpartu adalah seorang wanita yang sedang dalam keadaan persalinan. Tanda-tanda inpartu
adalah:
1.      Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur.
2.      Keluar lender bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil pada
serviks.
3.      Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
4.      Pada pemeriksaan dalam: serviks mendatar dan pembukaan telah ada.

J.  KOMPLIKASI
a.       Persalinan lama
b.      Perdarahan pasca persalinan
c.       Malpresentasi dan malposisi
d.      Distosia bahu
e.       Distensi uterus
f.       Persalinan dengan parut uterus
g.      Gawat janin         
h.      Prolapsus tali pusat
i.        Demam dalam persalinan
j.        Demam pasca persalinan
K.   PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1.      Ultrasonografi
ultrasonografi dapat mengidentifikasikan kehamilan ganda, anomaly janin, atau melokalisai
kantong amnion pada amniosintesis.
2.      Amniosintesis
cairan amnion dapat dikirim ke laboratorium untuk evaluasi kematangan paru janin.
3.      Pemantauan janin
membantu dalam mengevaluasi janin.
4.      Protein C-reaktif
peningkatan protein C-reaktif serum menunjukkan peningkatan korioamnionitis.
5.      Histopatologi
cairan ditampung dalam tabung reaksi kemudian dibakar sampai tertinggal endapan tersebut
dilihat dibawah mikroskop dan bila air ketuban mengalami kelainan maka akan terlihat
seperti daun pakis.
6.      Kertas lakmus
bila merah menunjukkan cairan mengandung urine yang bersifat asam, bila biru
menunjukkan cairan mengandung air ketuban yang bersifat basa.

N.    PENATALAKSANAAN
1.      Penanganan umum :
-          Konfirmasi usia kehamilan,kalau ada dengan USG
-          Lakikan pemeriksaan inspekulo untuk menilai cairan yang keluar (jumlah, warna, bau) dan
membedakannya dengan urin. Dengan pemeriksaan tes lakmus,bila kertas lakmus biru
menunjukkan air ketuban (basa), dan bila kertas lakmus merah menunjukkan cairan urine
(asam)
-          Jika ibu mengeluh perdarahan pada akhir kehamilan (setelah 32 minggu), jangan melakukan
menit pemeriksaan dalam secara digital
-          Tentukan ada tidaknya infeksi
-          Tentukan tanda-tanda inpartus
2.      Penanganan khusus :
Konfirmasi diagnosis :
-          Bau cairan ketuban yang khas
-          Jika keluarnya cairan ketuban sedikit-sedikit, tampung cairan yang keluar dan nilai 1 jam
kemudian
-          Dengan speculum DTT, lakukan pemeriksaan inspekulo, nilai apakah cairan keluar melalui
ostium uteri atau terkumpul di forniks posterior
(Prawirohardjo, 2002)
3.      Penanganan konservatif:
-          Rawat di rumah sakit
-          Berikan antibiotic (ampisilin 4 x 500 mg atau erittromisin bila tidak tahan ampisilin) dan
metronidazol 2 x 500 mg selama 7 hari
-          Jika umur kehamilan < 32 – 34 minggu, dirawat selama air ketuban masih keluar atau
sampai air ketuban tidak keluar lagi
-          Jika usia kehamilan 32 -37 minggu, belum inpartu, tidak ada infeksi,tes busa negative; beri
deksametason, observasi tanda-tanda infeksi dan kkesejahteraan janin, terminasi pada
kehamilan 37 minggu
-          Jika usia kehamilan 32 – 37 minggu, sudah inpartu,tidak ada infeksi, berikan tokolitik
(salbutamol), deksametason dan induksi sesudah 24 jam
-          Jika usia kehamilan 32 -37minggu, ada infeksi, beri antibiotic dan lakukan induksi
-          Nilai tanda-tanda infeksi (suhu, lekosit, tanda-tanda infeksi intra uterin). Klien dianjurkan
pada posisi trendelenburg untuk menghindari prolap tali pusat.
4.      Penanganan aktif :
-          Kehamilan >37 minggu, induksi dengan oksitosin, bila gagal seksio sesarea. Dapat pula
diberikan misoprotal 50 μg intravaginal tiap 6 jam maksimal 4 kali
-          Bila ada tanda-tanda infeksi berikan antibiotic dosis tinggi dan persalinan diakhiri:
a)      Bila skor pelvic < 5, lakukan pematangan serviks kemudian induksi, jika tidak berhasil,
akhiri persalinan dengan seksio sesarea
b)      Bila skor pelvic > 5, induksi persalinan, partus pervaginam
      (prawirohardjo, 2002)

O. PATHWAY

Kehamilan

Tanda-tanda Inpartu

Proses persalinan

Kala I Kala II Kala III Kala IV

Kontraksi Uterus Partus Pelepasan Plasenta Post Partum


Partum

Kerja Jantung Resiko Perdarahan Resiko Infeksi


Nyeri
Kelelahan (O2) Defisit Volume Cairan Ansietas

Gangguan Respirasi
ASUHAN KEPERAWATAN
Gangguan rasa
PADA PASIEN
nyaman
NY. N DENGAN PERSALINAN NORMAL
DI RUANG KEBIDANAN RSUD KOTABARU

Tanggal masuk            : 24 mei 2022                    


Ruang/kelas                 : IKB           
Pengkajian tanggal      : 25 MEI 2022                      

A.    IDENTITAS
1.Biodata pasein

Nama : NY. V
TTL/lahir : 05 Juli 1993
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IBRT
Alamat : Jl. kemuning
Tanggal masuk RS : 24 Mei 2022
Tanggal pengkajian : 25 Mei 2022
NO. RM : 176010

2. Penanggung jawab pasien

Nama : TN. S
Umur : 30
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Buruh
Alamat : Jl. kemuning
Suku bangsa : Indonesia++

B.     RIWAYAT KEPERAWATAN
1.      PERSEPSI TERHADAP PERSALINAN :
a.       Mengapa ibu dating ke RSUD : rencana mau melahirkan ke RS karena faktor umur dan anak
I (primi tua 11 tahun menikah)
Ds :
Pasien mengatakan nyeri/sakit perut  dan pinggang mulai tanggal 24-05-2022 pukul
14.00.nyerinya hilang timbul tapi jarang-jarang sakit. Tanggal 24-05-2022 terasa nyeri hebat
pada jam 17.00
Pasien mengatakan lemas dan nyeri di bagian vagina
Pasien mengatakan bila persalinannnya tidak berjalan dengan baik, dan pasien tampak
merintih
b.      Persepsi ibu terhadap persalinan : takut persalinan macet
c.       Apakah kehamilan ini menimbulkan perubahan terhadap kehidupan sehari-hari?
Tidak            
d.      Harapan yang ibu inginkan selama masa persalinan : baik
e.       Ibu tinggal dengan suami
f.       Orang yang terpenting bagi ibu : orang tua dan suami
g.      Sikap anggota keluarga terhadap keadaan saat ini : khawatir karena anak I
h.      Kesiapan mental untuk menjadi ibu : Ya

2.      RIWAYAT OBSTERTRI
A.    Riwayat Menstruasi
         Menarche          : umur 15 thn             Siklus        : teratur ( 28 hari )
         Banyaknya        : 40 cc                      Lamanya   : 3 hari
         HPHT    : 07-10-2021                       
         Keluhan           : Nyeri haid ( belum menikah ), Tidak ada nyeri         ( setelah menikah )

3.      RIWAYAT KELUARGA BERENCANA


         Tidak melaksanakan KB

4.      RIWAYAT KESEHATAN
Penyakit yang pernah dialami ibu : gastritis
Pengobatan yang didapat : di puskesmas
Riwayat penyakit keluarga : orang tua ( ibu ) Asma

5.      KEBUTUHAN DASAR KHUSUS ( SELAMA DI RS )


1.      Pola Nutrisi
a.       Frekuensi makan         : 3 X/hari
b.      Nafsu makan               : baik
c.       Jenis makanan rumah  : nasi putih, lauk pauk, sayur
d.      Makanan yang tidak disukai/alergi/pantangan : tidak ada

2.      Pola Eliminasi
BAK
a.       Frekuensi         : DC terpasang ( output urine : 1000 cc )
b.      Warna              : Kuning jernih
c.       Keluhan yang berhubungan dengan BAK : retensio urine (post partum)
BAB
a.       Frekuensi         : 1 kali
b.      Warna              : kuning
c.       Bau                  : khas feses
d.      Konsistensi      : lunak
e.       Keluhan           : tidak ada

3.      Pola personal hygiene


a.       Mandi
         Frekuensi   : 2 X/hari
         Sabun        : Ya
b.      Oral hygiene
         Frekuensi   : 1 X/hari
         Waktu       : pagi
c.       Cuci rambut
         Frekuensi   : 1 X/hari
         Sampo       : Ya

4.      Pola istirahat dan tidur


         Lama tidur                              : 5 jam/hari
         Kebiasaan sebelum tidur         : tidak ada
Keluhan : tidak ada

5.      Pola aktifitas dan latihan ( selama di rumah )


         Kegiatan dalam pekerjaan       : ibu rumah tangga dan usaha warnet
         Waktu bekerja                         : pagi dan malam
         Olahraga : Ya
Jenisnya           : jalan pagi selama hamil
Frekuensi         : setiap hari selama hamil
         Kegiatan waktu luank             : tidak ada
         Keluhan dalam aktifitas          : pegal-pegal badan

6.      Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan :


Tidak merokok, minuman keras ataupun ketergantungan obat.

6.      PEMERIKSAAN FISIK
         Keadaan umum     : sedang                       Kesadaran       : CM
         Tekanan darah       : 160/100 mmHg           Nadi                : 90 X/mnt
         Respirasi                : 24 X/mnt                   Suhu                : 36,7 ⁰C
         Berat badan           : 80 kg                         Tinggi badan   : tidak dikaji
1.      Sistem penglihatan
         Posisi mata                  : simetris
         Kelopak mata              : normal
         Gerakan mata              : normal
         Pergerakan bola mata  : normal
         Konjunctiva                : normal/merah
         Kornea                                    : normal
         Sclera                          : anikterik
2.      Sistem pernafasan
         Jalan nafas       : bersih
         Pernafasan       : tidak sesak
         Suara nafas      : vesikuler/normal
         Tidak menggunakan otot bantu pernafasan
3.      Sirkulasi jantung
         Irama                                       : teratur
         Kelainan bunyi jantung           : tidak ada
         Sakit dada                               : tidak
4.      Sistem pencernaan
Keadaan mulut
         Gigi     : tidak ada caries
         Tidak memakai gigi palsu
5.      Sistem Uro Genital
         BAK
-          Pola rutin         : terpasang DC
-          Jumlah             : 1000 cc/24 jam
-          Warna              : kuning jernih
6.      Sistem integument / musculoskeletal
         Turgor kulit                                                      : elastis
         Warna kulit                                                     : kemerahan
         Kontraktur pada persendian ekstremitas        : tidak
         Kesulitan dalam pergerakan                            : tidak
7.      Dada dan axilla
         Mammae                     : membesar
         Areola mammae          : hitam
         Papilla mammae          : menonjol
         Colostrum                   : keluar
PEMERIKSAAN KHUSUS ABDOMEN & GENITAL
ANTENATAL & INTRANATAL POSTNATAL
a)      Inspeksi a)      Inspeksi
         Membesar : ya          Mengecil : ya
         Arah : menonjol ke depan          Linea : Negra
         Linea : Negra          Striae : Lividae
         Striae : Albicans          Luka bekas operasi : tidak ada
         Luka bekas operasi : tidak ada
PERINEUM
b)             Laserasi : ya
c)      Palpasi :          Episiotomi : ya
- TFU 3jbpx Jenis episiotomi : mediolateralis
- portio tipis : 3 – 4 cm          Ruptur : ya ( sehingga ada
      - his:2 x 10 menit 15 detik perdarahan )
           Tanda-tanda infeksi belum ada tanda-
Data tambahan : tanda
Sebelum melahirkan :          Lokhea : tidak ada ( masih darah )
inspeksi : labia tebal dan perineum
kaku b)      

DATA PENUNJANG
1.      Laboratorium        : tidak dilakukan
2.      USG                      : tidak dilakukan
3.      Rontgen                : tidak dilakukan
4.      Terapi yang didapat:
         IVFD Ringer Laktat Gtt 20 X/menit
Oxitosin 1 amp
ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI PROBLEM
.
1. DS :   Kehamilan Nyeri melahirkan
Pasien mengatakan nyeri/sakit
perut  dan pinggang mulai tanggal
24-05-2022 pukul 14.00.nyerinya
hilang timbul tapi jarang-jarang Tanda tanda infartu
sakit. Tanggal 24-05-2022 terasa
nyeri hebat pada jam 17.00
P  : kontraksi uterus
Q : mules seperti mau BAB Proses persalinan
R : abdomen dan pinggang
S : skala 9 (0-10) nyeri hebat
T : 5-10 menit
Kala 1
DO :
        k/u sedang
        Tampak meringis menahan sakit
        Berkeringat Kontraksi uterus partum
        Dilakukan pemeriksaan dalam
pukul 17.00 pembukaan lengkap,
ketuban negatif, letak kepala, portio
tebal Nyeri melahirkan
        
      Tanda-tanda vital :
TD: 160/100mmHg,
N: 90x/mnt, R: 24x/mnt,
S: 37,2 ⁰C

       

2. DS : Kehamilan Gangguan rasa


Pasien mengatakan lemas dan nyeri nyaman
di bagian vagina

DO : Tanda tanda infartu


        k/u sedang
        Tampak merintih
        Bagian vulva edema sedikit
        Terdapat luka episiotomy Proses persalinan
        Pasien pucat

Kala 1

Kontraksi uterus partum

Gangguan rasa nyaman

3. DS : Kehamilan
Pasien mengatakan takut bila Ansietas
persalinan nya tidak berjalan
dengan baik
Tanda tanda infartu
DO :

- Pasien tampak gelisah


TD: 160/100mmHg, Proses persalinan
N: 90x/mnt, R: 24x/mnt,
S: 37,2 ⁰C

Kala IV

Post partum

Resiko infeksi

Ansietas
Trauma persalinan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.      Nyeri melahirkan berhubungan dengan proses persalinan ditandai dengan kontraksi uterus
2.      Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gangguan adaptasi kehamilan ditandai dengan
ketidakmampuan untuk rileks
3.      Ansietas berhubungan dengan kekhawatiran mengalami kegagalan ditandai dengan pasien
tampak gelisah
RENCANA KEPERAWATAN

TUJUAN
HR/
DIAGNOSA DAN
TGL/ INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN KRITERIA
JAM
HASIL
Rabu Setelah 8.  observasi 1.  
/25      Nyeri melahirkan dilakukan I -identifikasi skala nyeri - - untuk
mei berhubungan Tindakan - -identifikasi mengurangi
2022 dengan proses keperawatan lokasi,karakteristik,durasi skala nyeri
persalinan ditandai 1 x 4 jam ,frekuensi,kualitas,intensitasK- Mengontrol
dengan kontraksi dengan nyeri lingkungan
uterus     kriteria Terapeutik agar rasa nyeri
hasil: -kontrol lingkungan yang berkurang
-nyeri memperberat rasa nyeri _ - Agar px
berkurang (mis.suhu paham apa
-meringis ruangan,pencahayaan, yang
berkurang K kebisingan) menyebabkan
-gelisa Edukasi nyeri yang
berkurang -jelaskan dialami ny dan
penyebab,periode,dan dapat
pemicu nyeri membiasakan
diri terhadap
ii nyeri
-d 

-
RabuPu Setelah 1. observasi - Untuk
/25 Gangguan rasa dilakukan -periksa perinium mengetahui
nyaman tindakan -monitor keadaan lokia jumlah
mei berhubungan keperawatan (misalnya warna,jumlah,bau pengeluaran
dengan gangguan selama 1 x 4 dan bekuan ) lokia, warna,
2022 adaptasi jam dengan bau, bekuan
kehamilan kriteria hasil Terapeutik u- Untuk
ditandai tidak : -kosongkan kandung kemih mengetahui
mampu untuk -diharapkan sebelum pemeriksaan jumlah urine
rileks gangguan -fasilitasi ibu berkemih -- Untuk melatih
rasa nyaman secara normal berkemih
pasien -diskusikan tentang secara normal
berkurang perubahan fisik dan -- Untuk
psikologis ibu postpartum mengetahui
perubahan
Edukasi fisik dan
-jelaskan tanda bahaya nifas psikologis ibu
pada ibu dan keluarga -
-jelaskan pemeriksaan pada -- Untuk
ibu dan bayi secara rutin mengetahui
-ajarkan cara perawatan bahaya nifas
perinium yang cepat pada ibu
-- Untuk
mengetahui
keadaan ibu
dan bayi
-- Untuk
mengetahui
cara
perawatan
luka perinium
-- Untuk
mengetahui
pemberian
ASI yang
benar

RabuAnsietas berhubungan Setelah 1.   observasi 1- Untuk


/25 dengan dilakukan -identifikasi saat tingkat mengetahui
mei kekhawatiran Tindakan ansietas berubah perubahan
2022 keperawatan- -monitor tanda tanda cemas
mengalami selama 1x 2 ansietas -- Untuk
kegagalan ditandai jam dengan Terapeutik mengetahui
dengan pasien kriteria -ciptakan suasana terapeutik tanda - tanda
tampak gelisah hasil: untuk menumbuhkan cemas pada
-diharapkan kepercayaan ibu
kecemasan -temani pasien untuk -- Untuk
pasien mengurangi kecemasan menumbuhkan
berkurang Edukasi kepercayaan
-anjurkan keluarga untuk pada ibu
tetap Bersama pasien -- Untuk
mengurangi
         kecemasan
pada ibu
-- Untuk
5. mengurangi
rasa cemas
pada ibu
-- Untuk
menenangkan
kecemasan
pada ibu

5.

IMPLEMENTASI

NO. DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI (SOAPIE) KET


KEPERAWATAN
1. 25 mei 2022 8
pkl. 17.00 I -Mengidentifikasi skala S : Pasien mngatakan nyeri perut
nyeri dan pinggang berkurang
Nyeri melahirkan - -Mengidentifikasi factor O : Tanda – tanda vital
berhubungan yang memperberat dan TD : 100/60mmhg
dengan perineum memperingan nyeri
N : 90x/menit
terasa tertekan
ditandai dengan -Mengkontrol lingkungan S : 36,4 c
pasien tampak yang memperberat rasa Skala nyeri berkurang
meringis     nyeri (mis.suhu menjadi 4
ruangan,pencahayaan, A : Masalah teratasi
K kebisingan)
P : Intervensi di hentikan
- menjelaskan
penyebab,periode,dan
pemicu nyeri

s
ii S
-d 
2. 25 mei 2022
pkl. 17.00 -Memeriksa perinium S : Pasien mengatakan sudah
-Memonitor keadaan lokia merasa nyaman setelah berhasil
Gangguan rasa (misalnya melahirkan
nyaman warna,jumlah,bau dan
berhubungan bekuan ) O:
dengan gangguan k/u : CM
adaptasi kehamilan -Mengosongkan kandung pasien tampak rileks setelah
ditandai tidak kemih sebelum berhasil melahirkan
mampu untuk rileks pemeriksaan
-Memfasilitasi ibu
berkemih secara normal A : Masalah teratasi
-Mendiskusikan tentang P : Intervensi di hentikan
perubahan fisik dan
psikologis ibu postartum

-Menjelaskan tanda
bahaya nifas pada ibu dan
keluarag
-Menjelaskan
pemeriksaan pada ibu dan
bayi secara rutin
-Mengajarkan cara
perawatan perinium yang
cepat

3. 25 mei 2022 1
pkl. 17.00 -Mengidentifikasi saat S : Pasien mengatakan tampak
tingkat ansietas berubah
tenang setelah melahirkan
Ansietas - -Memonitor tanda tanda
ansietas O:
berhubungan
k/u : CM
dengan kekhawatiran
-Menciptakan suasana tidak terdapat tanda kepanikan
mengalamikegagalan terapeutik untuk pada px setelah selesai persalinan
ditandai dengan pasien menumbuhkan
tampak gelisah kepercayaan A : Masalah teratasi
-Menemani pasien untuk P : Inervensi di hentikan
mengurangi kecemasan

-Menganjurkan keluarga
untuk tetap Bersama
pasien

-          
6
BAB IV
 PENUTUP
                                                                                 
A.    KESIMPULAN
Persalinan normal disebut juga partus spontan, adalah proses lahirnya bayi pada letak
belakang kepala dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan
bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam. Persalinan dimulai (inpartu) pada saat
uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan
berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap.

B.     SARAN
Selain menarik kesimpulan di atas, penulis juga memberikan saran sebagai berikut :
1.    Adanya makalah ini diharapkan pembaca agar mempelajari isi dari makalah tersebut.
2.    Agar lebih meningkatkan wawasan dan pengetahuan mengenai asuhan persalinan yang
terbagi atas empat kala.
3.    Sebaiknya pembaca mencari buku ataupun mencari di internet mengenai asuhan persalinan
agar lebih memahami asuhan persalinan normal.
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L. J. 2001. Diagnosa Keperawatan Edisi 8. Jakarta : EGC


Doenges & Moorhouse. 2001. Rencana Perawatan Maternal/Bayi: Pedomaan Untuk Perencanaan
dan Dokumentasi Perawatan Klien. Jakarta. EGC
Farrer H. 1999. Perawatan Maternitas. Edisi 2. Jakarta : EGC
Hanifa Wiknjosastro, Prof. dr. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Henderson & Jones. 2006. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta : EGC.
Mochtar R, Prof. dr. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC
NANDA 2005-2006. Panduan Diagnosa Keperawatan. Jakarta. Prima Medika.
Prawirohardjo, S. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan  Neonatal. Jakarta : Bina Pustaka FKUI
Prawirohardjo, S, 2002. Buku  Panduan  Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta : Bina Pustaka FKUI
Waspodo, dkk. 2007. Asuhan Persalinan Normal, Buku Acuan. Jakarta : Jaringan Nasional
Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi.
http://one06wee-wee.blogspot.com/2012/02/askep-persalinan-normal.html. Di akses pada tanggal
18 April 2015 jam 20.00 Wita.
http://melylestari.wordpress.com/2011/04/12/asuhan-keperawatan-pada-ibu-dengan-persalinan-
normal/. Diakses pada tanggal 18 April 2014 jam 20.10 Wita.
http://nswahyunc.blogspot.com/2012/04/asuhan-persalinan-normal-apn.html. Di akses pada tanggal
18 April 2014 jam 20.15 Wita.
http://nandarnurse.blogspot.com/2013/05/asuhan-keperawatanlaporan-
pendahuluan.html#axzz2zdDKGCtt. Di akses pada tanggal 13 April 2014 jam 08.10 Wita.

HALAMAN PENGESAHAN

Asuhan keperawatan persalinan normal “NY.F” Diruang IKB RSUD KOTA PRABUMULIH
Tahun 2022

Disusun Oleh:

KELOMPOK 2

1. M Ricky Pratama (PO7120520061)


2. Binti Purnama Sari (PO7120520057)
3. Dhinda Puspa Sari (PO7120520021)
4. Nifen Tasari (PO7120520043)
5. Adelia Anggraini (PO7120520003)
6. Sintia Loreta (PO7120520009)
7. Lusi Riyanti (PO7120520015)
8.Lusiana Tri Ralespa (PO7120520042)
9. Lola Paulina (PO7120520037)
10. Putri Pasmarani Pratiwi (PO7120520049)
11. Purnama Sari (PO7120520030)
12.Tasyah Marsela Indarty (PO7120520071)

DISETUJUI:

Pembimbing Lahan

(…………………………………)
NIP:

Pembimbing bagian Diklat (…………………………………)

NIP:

Pembimbing Institusi (…………………………………)

NIP:

Anda mungkin juga menyukai