Anda di halaman 1dari 58

A.

Konsep Dasar Persalinan


1. Persalinan adalah
Persalinan normal adalah persalinan yang dimulai
secara spontan, berisiko rendah pada awal persalinan dan tetap
demikian selama proses persalinan, bayi baru lahir secara
spontan dalam presentasi belakang kepala pada usia kehamilan
37- 42 minggu lengkap dan setelah persalinan. Ibu maupun bayi
berada dalam kondisi sehat, Persalinan adalah proses
pengeluaran konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup bulan atau
dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir dengan bantuan
atau tanpa bantuan(F. Gary Cunningham, Kenneth J. Leveno,
Steven L. Bloom, Jodi S. Dashe, Catherine Y. Spong, Barbara L.
Hoffman, Brian M. Casey, 2018)
Persalinan adalah suatu proses yang dimulai dengan
adanya kontraksi uterus yang menyebabkan terjadinya dilatasi
progresif dari serviks, kelahiran bayi, dan kelahiran plasenta, dan
proses tersebut merupakan proses alamiah(Holmes, 2011).
Persalinan normal adalah proses keluarnya janin, plasenta dan
selaput ketuban dengan cara alamiah melalui jalan lahir tanpa
adanya penyulit saat persalinan maupun setelah bayi lahir.
2. Faktor yang mempengaruhi persalinan
a. Power adalah kekuatan yang mendorong janin keluar.
Kekuatan yang mendorong janin keluar dalam persalinan ialah
his. Kontraksi otot-otot perut, kontraksi diafragma dan aksi dari
ligament(Philip toozs hobson, Elizabeth edwards, aneta obloza,
2021)
b. Passage Jalan lahir terdiri atas panggul ibu, yakni bagian tulang
yang padat, dasar panggul, vagina, dan introitus, janin harus
berhasil menyesuaikan dirinya terhadap jalan lahir yang relatif
kaku, oleh karena itu ukuran panggul harus ditentukan sebelum
persalinan dimulai.
c. Passenger adalah hubungan janin dan jalan lahir, sikap,letak,
presentasi dan bagian bawah
d. Posisi, berganti posisi pada persalinan akan mempengaruhi
proses persalinan Saat ini ada Evidence based untuk menilai
dengan jelas manfaat dan risiko mengambil posisi tegak
selama persalinan. Ikhtisar menyoroti perlunya studi penelitian
berkualitas tinggi, yang melibatkan definisi yang lebih baik dan
penilaian komprehensif tentang efek jongkok saat
melahirkan(Kibuka et al., 2021).
e. Penolong, kehadiran penolong yang berkesinambungan
memberikan rasa nyaman pada pasien, sentuhan dan pujian
kepada pasien akan memberikan pengaruh pada
persalinannya. Kontribusi bidan dalam asuhan persalinan
normal, dan hubungannya dengan kelahiran spontan (yaitu
persalinan pervaginam tanpa menggunakan alat bantu) akan
menjadi dasar untuk lebih meningkatkan kualitas asuhan yang
diberikan kepada ibu hamil dan keluarganya.(Escuriet et al.,
2017)
1. Persalinan dibagi dalam 4 tahap
a. Kala I Persalinan dan Penatalaksanaan
1) Agar hasil akhir kehamilan optimal maka perlu dibuat
suatu program yang jelas memungkinkan pengawasan
terus menerus terhadap kesejahteraan baik ibu maupun
janinnya selama persalinan. Frekuensi, intensitas dan
durasi kontraksi uterus (his), serta respon denyut jantung
janin terhadap kontraksi merupakan hal yang harus
diperhatikan.
2) Median perubahan serviks dari waktu ke waktu lebih cepat
dari 1 cm per jam selama tahap pertama persalinan.
Namun, waktu lintasan perubahan serviks pada dan di
luar persentil ke-95 lebih panjang dari 1 cm per jam
Perkembangan persalinan sangat bervariasi dan
persalinan yang mengalami kala satu berkepanjangan
masih dapat menghasilkan hasil yang normal. Asumsi
tingkat pembukaan serviks 1 cm per jam untuk kala I
persalinan mungkin tidak bermakna secara universal. Ada
perbedaan dalam perkembangan untuk wanita selama
tahap pertama persalinan di populasi yang
berbeda(Lundborg et al., 2020)
3) Kala I atau kala pembukaan, dimulai dari his persalinan
yang pertama sampai pembukaan servix menjadi lengkap.
Persalinan mungkin tidak dimulai sampai dilatasi 5 cm.
Pada awal fase aktif, dilatasi serviks lebih lambat dari
yang dijelaskan sebelumnya. Hasil ini dapat mengurangi
peluang untuk intervensi kebidanan selama persalinan.
(Inde et al., 2018; Oladapo et al., 2018)
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada kala I adalah :
1) Denyut jantung
Denyut jantung janin dapat di ketahui dengan stetoskop
yang sesuai atau dengan alat ultrasonic. Doppler serta
secara langsung dengan menggunakan electrode kulit
kepala. Denyut jantung janin harus diperiksa segera
setelah sebuah kontraksi paling tidak setiap 30 menit dan
setiap 15 menit selama kala I
2) Tanda-tanda vital ibu
Suhu, nadi, dan tekanan darah ibu diperiksa paling tidak
setiap 4 jam. Jika selaput ketuban telah pecah beberapa
jam sebelum awitan persalinan, jika terjadi peningkatan
suhu ringan maka suhu diperiksa setiap jam. Selain itu
pada ketuban pecah lama(yang diketahui terjadi lebih
dari 18 jam).
3) Pemeriksaan vagina selanjutnya, selama kala I
persalinan, perlu tidaknya pemeriksaan vagina
selanjutnya untuk mengetahui status serviks serta station
dan posisi bagian presentasi janin akan sangat berbeda-
beda. Jika selaput ketuban pecah, pemeriksaan harus
diulang dan denyut jantung janin harus segera diperiksa
dan selama kontraksi uterus berikutnya untuk
mendeteksi penekanan (prolaps) tali pusat yang samar
4) .Asupan oral. Untuk memperkecil risiko aspirasi,
makanan harus ditunda selama persalinan dan pelahiran
aktif.
5) Posisi ibu selama persalinan. Wanita yang akan
melahirkan secara normal tidak perlu terus berbaring
ditempat tidur pada awal persalinan. Saat berada
ditempat tidur, wanita itu sebaiknya mengambil posisi
yang senyaman mungkin(Kf et al., 2018)
b. Penatalaksanaan kala II
Dengan membukanya serviks secara lengkap yang
menandakan kala II persalinan, wanita yang bersangkutan
memulai mengejan, dan dengan turunnya bagian presentasi,
ia mengalami keinginan kuat untuk buang air besar. His dan
gaya ekspulsi yang menyertainya dapat berlangsung 1,5
menit dan kembali setelah fase istrahat, miometrium dalam
waktu tidak lebih dari satu menit.
Hal-hal yang harus diperhatikan :
1) Durasi median (separuh kasus lebih besar, separuh
kasus lebih kecil) Kala II 50 menit pada nulipara dan
20 menit pada multipara. Lama kala ini dapat sangat
bervariasi tergantung pada ukuran janin, adanya
kontraksi panggul atau gangguan upaya ekspulsif
akibat analgesia.
2) .Denyut jantung janin. Daya dorong kuat yang
terbentuk didalam uterus akibat kontraksi dan upaya
ekspulsif ibu selama kala II dapat dapat mengurangi
perfusi plasenta. Turunnya janin melalui jalan lahir dan
akibat penurunan volume uterus dapat memicu
pemisahan dini plasenta yang semakin memperburuk
kesejahtraan janin. Penurunan besar kemungkinannya
mengencangkan belitan tali pusat disekitar janin yang
cukup hebat sehingga aliran darah tali pusat
terhambat.Persiapan pengeluaran janin
3) Pelahiran bayi dapat dilakukan ibu dalam berbagai
posisi. Posisi yang paling banyak digunakan adalah
litotomi dorsal
4) Tidak melakukan tekanan pada fundus uteri dikala II
yang memanjang. Penggunaan tekanan fundus uteri
pada wanita selama persalinan pervaginam di fasilitas
kesehatan tersebar luas. Diperlukan upaya untuk
mencegah praktik yang berpotensi tidak perlu dan
berbahaya ini.(Farrington et al., 2021)Jika ada indikasi
seperti posisi oksiput posterior masih bisa dilakukan
tekanan fundus(Dahlqvist & Jonsson, 2017)
5) Tidak melakukan efisiotomi rutin, jika tidak ada
indikasi, Kebanyakan kelahiran pervaginam
berhubungan dengan beberapa bentuk trauma pada
saluran genital . Trauma perineum anterior adalah
cedera pada labia, vagina anterior, uretra, atau klitoris
dan biasanya berhubungan dengan sedikit morbiditas.
Trauma perineum posterior adalah cedera pada
dinding posterior vagina, otot perineum atau sfingter
anal(Aasheim et al., 2017)
c. Penatalaksanaan Kala III
1) Segera setelah bayi lahir, dilakukan penilaian tinggi
fundus uterus dan konsistensinya. Selama uterus
keras dan tidak terjadi perdarahan yang berlebihan,
biasanya yang dilakukan adalah menunggu hingga
plasenta lepas. Tidak dilakukan pemijatan, tangan
hanya sering diletakkan diatas fundus, untuk
memastikan bahwa organ ini tidak menjadi atonik dan
terisi oleh darah dibelakang plasenta yang sudah
terlepas
2) Manajemen aktif Kala III
Rekomendasi Association of Women's Health,
Obstetric and Neonatal Nurses (AWHONN)
merekomendasikan penggunaan standar oksitosin
untuk manajemen aktif kala tiga persalinan untuk
mencegah perdarahan postpartum, memaksimalkan
keselamatan ibu, dan mengurangi kejadian morbiditas
dan mortalitas yang dapat dicegah.(Obstetric &
Nurses, 2021)
Sejak 2007, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO,
2014) telah mendukung manajemen aktif kala
III(Güngördük et al., 2018) persalinan sebagai
intervensi penting untuk mencegah PPH. Uterotonik,
agen yang digunakan untuk mengontraksikan rahim,
harus dimulai sebagai intervensi lini pertama untuk
mencegah PPH yang disebabkan oleh atonia uteri
(ACOG, 2017; WHO, 2012). Oksitosin adalah
uterotonika pilihan untuk mengurangi kejadian PPH,
dan penggunaannya secara universal
direkomendasikan untuk semua wanita (WHO, 2012).
oleh karena itu, intervensi ini dapat dianggap opsional
(ACOG, 2017, WHO, 2014). Pijat rahim terus menerus
digunakan untuk mengobati PPH, bukan
mencegahnya (WHO, 2012). Penjepitan tali pusat
yang tertunda(Isacson et al., 2022) sekarang
direkomendasikan untuk bayi prematur dan cukup
bulan(Picetti et al., 2020)
3) Pijat uterus berkelanjutan tidak dianjurkan sebagai
intervensi untuk mencegah perdarahan postpartum
(PPH) pada wanita yang telah diberikan oksitosin
profilaksis.(World Health Organization, 2018)
Hal-hal yang perlu di perhatikan adalah :
1).Tanda-tanda pelepasan plasenta
2).Melahirkan plasenta
d. Penatalaksanaan kala IV.
1) Adalah masa pengawasan yaitu pengawasan perdarahan
dan tanda-tanda vital pasien post partum selama 2 jam
Salah satu alasan untuk mengevaluasi kembali kemajuan
persalinan normal adalah untuk memfasilitasi
pemahaman tentang kelahiran normal. Hal ini penting
untuk membangun sistem perawatan bersalin yang
mendukung kesabaran ketika kemajuan persalinan
normal dan intervensi hanya jika bermanfaat secara
maksimal. Hal ini dapat menyebabkan pengurangan
operasi caesar yang tidak perlu. Studi LAPS
membandingkan partograf WHO dengan pedoman Zhang
pada perkembangan normal. Hipotesisnya adalah bahwa
kurva persalinan yang lebih dinamis, yang
memungkinkan lebih banyak waktu di awal persalinan,
sebelum 5-6 cm, akan mempengaruhi tingkat persalinan
sesar. Hasil penelitian ini menunjukkan penurunan secara
keseluruhan dalam tingkat kelahiran sesar untuk semua
wanita dalam studi LAPS, terlepas dari pedoman yang
digunakan. Para penulis menyarankan bahwa tingkat
sesar yang lebih rendah secara keseluruhan selama
masa studi terkait dengan peningkatan fokus pada
perkembangan persalinan, daripada penggunaan
pedoman baru. Definisi persalinan lama pada kelompok
intervensi didasarkan pada waktu tempuh dalam kohort
Zhang dari wanita dengan persalinan (Lundborg et al.,
2020)
2. Penggunaan Partograf
Partograf adalah Partograf adalah alat penting dalam
mengelola persalinan dengan menghasilkan gambaran gambar
kemajuan persalinan, dan kondisi ibu dan janin, pada satu lembar
kertas, yang memungkinkan pemberi perawatan kebidanan
kesempatan untuk mengidentifikasi dan mendiagnosis gejala
persalinan abnormal terlebih dahulu. Oleh karena itu,
penggunaannya sangat penting dalam mencegah dan mengurangi
kejadian morbiditas dan mortalitas ibu dan perinatal dengan
mengurangi intervensi yang tidak perlu dan komplikasi
persalinan(Zelellw & Kassaw Tegegne, 2018)(Dalal et al., 2018)
Partograf telah menjadi alat yang secara rutin diterapkan
untuk mendukung pengambilan keputusan selama persalinan
dengan tujuan mengoptimalkan waktu intervensi dan rujukan.7
Fitur utama dari desain partograf saat ini adalah servikografi di
mana pelebaran serviks diplot, biasanya dari 4 cm terhadap
waktu dengan tingkat yang dapat diterima dilatasi pada 1 cm per
jam sebagaimana ditentukan oleh garis waspada dan, dianggap
mewakili sepersepuluh paling lambat dari wanita nulipara dalam
persalinan.8,9 Garis tindakan ditarik pada interval 4 jam setelah
garis waspada dan dimaksudkan untuk mengidentifikasi
persalinan yang lambat secara abnormal dan memicu
peninjauan oleh staf medis dengan tujuan untuk augmentasi,
penghentian persalinan atau terapi suportif untuk wanita yang
melewati batas ini.(Bonet et al., 2019)(Haile et al., 2020)

B. Konsep Dasar Teori Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin


Normal
I. Pengkajian
Tanggal/jam MRS :
Tanggal/jam Pangkajian :
Tempat Pengkajian :
Nama Pengkajian :
A. Data Subyektif
1. Identitas
Nama :
Untuk membedakan atau menetapkan
identitas pasti pasien karena mungkin
memiliki nama yang sama (Manuaba, 2007).
Umur :
Usia< 16 tahun dan > 35 tahun
mempredisposisi wanita terhadap sejumlah
komplikasi persalinan (Varney, 2007)
Suku/bangsa :
Agama :
Pendidikan :
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu
atau taraf kemampuan berpikir ibu. Sehingga
bidan bisa menyampaikan penyuluhan KIE
pada pasien dengan lebih mudah
(Wheeler,2003)
Pekerjaan :
Status sosial ekonomi rendah adalah faktor
resiko predisposisi persalinan premature
(Varney, 2007)
Penghasilan :
Status sosial ekonomi rendah adalah faktor
resiko predisposisi persalinan premature
(Varney, 2007)

Alamat :
Untuk membedakan atau menetapkan
identitas pasti pasien karena mungkin
memiliki nama yang sama dengan alamat
yang berbeda (Manuaba, 2007).
No. Register :
2. Alasan Kunjungan/Keluhan utama
a. Alasan Kunjungan
Alasan ibu melakukan kunjungan ke rumah sakit. Karena
rujukan atau keinginan sendiri untuk melahirkan di rumah
sakit.
b. Keluhan Utama
Secara umum berikut contoh keluhan yang biasa dialami
(Bobak,2004)
Ibu merasakan kontraksi yang semakin lama semakin
sering dan bertahan lama, merasakan nyeri yang melingkar
dari punggung memancar ke perut bagian depan, keluarnya
lendir bercampur berdarah dari jalan lahir serta cairan
banyak dengan tiba-tiba dari jalan lahir jika ketuban sudah
pecah.
3. Riwayat Kesehatan Klien
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan penyakit
yang diderita pada saat ini yang ada hubungannya dengan
keluhan persalinan.
b. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
1) Penyakit Kardiovaskuler :
Perempuan yang bersalin dengan riwayat penyakit
jantung memerlukan monitor invansif karena dapat terjadi
fluktuasi hemodinamik (Prawirohardjo, 2010)
Ibu dengan hipertensi kronik pada saat melahirkan
memiliki
resiko preeklamsi lebih tinggi (Prawirohardjo, 2009).

2) Penyakit darah :
Terjadinya perdarahan saat persalinan akan
memperburuk dan diperburuk penyakit hemophilia,
anemia, leukemia. (Prawirohardjo,2010).
3) Penyakit paru :
TBC dapat mengakibatkan kematian perinatal 6x lipat,
asma dapat mengakibatkan pre-eklampsia,serta hipoksia
pada janin. (Prawirohardjo, 2010)
4) Penyakit saluran pencernaan :
Usaha mengejan saat persalinan akan memperburuk
hemorrhoid. (Prawirohardjo, 2010).
5) Penyakit hati :
Persalinan sebaiknya jangan dibiarkan berlangsung lama
. Persalinan berlangsung lebih dari 9 jam atau lebih dari
16 jam, sudah meningkatkan kemungkinan virus hepatitis
B intrauterine. Persalinan pada ibu hamil dengan titer
VHB tinggi (3,5pg/ml)atau HBsAg positif ,lebih baik
seksio sesarea. (Prawirohardjo, 2008).
6) Penyakit ginjal dan saluran kencing:
7) Penyakit endokrin :
Pada ibu hamil dengan DM akan meningkatkan resiko
terjadinya preeklamsia saat persalinan, seksio sesarea,
dan makrosomia. (Prawirohardjo,2009).
Pada perempuan hamil diabetes gestasional dengan bayi
makrosomia , komplikasi utama yang mungkin terjadi
pada persalinan adalah trauma kelahiran seperti distosia
bahu, fraktur tulang, dan injuri plekus brakialis.
(Prawirohardjo, 2008).
8) Penyakit saraf :

9) Penyakit jiwa :
Adanya riwayat gangguan jiwa seperti depresi saat
kehamilan dapat memperberat persalinan.
10)Penyakit system imunologi :
Lupus eritematosus dapat mengakibatkan preeklampsia,
dan gawat janin. (Prawirohardjo,2010)
11)Penyakit infeksi :
IMS,ISK,TORCH
12)Riwayat Alergi :
Debu, makanan, hewan
13)Riwayat operasi/pembedahan :

4. Riwayat Kesehatan Keluarga


Untuk mengetahui apakah dalam keluarga ibu mempunyai
penyakit atau riwayat penyakit menurun ataupun menular yang
dapat menjadi penyulit dalam persalinannya dan untuk
menentukan apakah ibu dapat bersalin normal atau harus
dirujuk, seperti Jantung, TBC, Hepatitis, DM, Asma, Ginjal,
Hipertensi, dan hamil kembar sering bersifat menurun.
5. Riwayat menstruasi
a. HPHT
Bila hari pertama haid terakhir diketahui maka dapat
memperhitungkan usia kehamilan dan perkiraan persalinan.
Ditanyakan untuk mengetahui umur kehamilan dan
menentukan TP dan rumus Neagel (hari+7, bulan-3, tahun
+1).
b. Pola Menstruasi
Siklus menstruasi berlangsung 28 hari,sehingga disebut
siklus yang teraturjika mundur 2 hari setiap bulannya. Siklus
menstruasi yang teratur sangat penting bagi perhitungan
masa subur dan dapat menunjukkan faal ovarium cukup
baik (Manuaba, 2007).

c. Lama haid
Lama menstruasi ideal terjadi 4-7 hari,darah yang keluar
encer karena tidak mengandung fibrin,puncak derasnya
terjadi pada hari ke-3 sampai ke-4, dan pembalut yang
digunakan 2-3 penuh setiap hari (Manuaba, 2007).
d. Keteraturan menstruasi
Sekitar umur menarche sampai umur 18 tahun, ada
kemungkinan menstruasi belum teratur dengan baik,
menstruasi yang teratur menunjukkan bahwa aksis
hypotalamus-hypofisis-ovarium aksis dengan pancaindra,
ini berarti bahwa setiap menstruasi akan dilepaskan ovum
sehingga dapat terjadi kehamilan (Manuaba, 2007).
e. Sifat darah
Darah menstruasi encer karena tidak mengandung
fibrinogen sehingga bersifat encer,warna darah menstruasi
hitam dan baunya amis karena berasal dari deskuamasi
endometrium (Manuaba, 2007).
f. Dismenorhoe
Dismenorhoe bisa disebabkan oleh faktor hormonal dan
non hormonal.Dismenorhoe terjadi karena kadar
prostaglandin yang terlalu tinggi yang menimbulkan spasme
otot (Manuaba, 2007).
g. Fluor albus
Sedikit/sedang/banyak, tidak gatal, tidak bau, warna (putih,
keruh, bening), kekentalan (kental, encer).
6. Riwayat Obstetrik
Untuk mengetahui adakah riwayat obstetrik yang jelek di masa
lalu dan dapat dijadikan salah satu pertimbangan dalam
mengambil keputusan/untuk meramalkan persalinan yang akan
terjadi, apakah ada penyulit/tidak.

Kehamilan Persalinan Anak Nifas


N Sua
Pen Pnln Jn Tmp Pen J BB/ Lkts Pen
o mi UK H M
y g s t y K PB i y

Kehamilan :
UK : prematuritas dapat berulang pada kehamilan saat ini.
Penyakit : penyakit yang diderita saat kehamilan yang lalu
dapat terjadi pada kehamilan saat ini. Misalnya : DM
kehamilan.
Persalinan :
Jenis : adanya persalinan Caesar dapat mengindikasikan
kelainan pada kehamilan maupun jalan lahir. (Linda
Wheeler,2003)
Penolong : penolong persalinan menggambarkan
kepercayaan wanita dan/ keluarganya pada orang tersebut.
Tempat : terdapat kecenderungan wanita akan mendatangi
tempat yang sama dengan persalinan terdahulu untuk
melahirkan
Penyakit : terjadinya komplikasi saat persalinan terdahulu
dapat berulangpada persalinan saat ini yang harus dideteksi
sedini mungkin.
Anak :
Usia : jarak kelahiran yang ≤12 bulan dapat mengakibatkan
premature. Sedangkan jarak kelahiran yang ≤ 1 th
meningkatkan resiko anemia.(Linda Wheeler,2003)
Abnormalitas : adanya abnormalitas pada anak terdahulu
dapat mengindikasikan kelainan genetik .( Linda
Wheeler,2003)
7. Riwayat Kehamilan Sekarang
Apakah ibu pernah melakukan pemeriksaan antenatal,
pernahkah ibu mendapat masalah selama kehamilannya,
kapan mulai kontraksi, apakah kontraksi teratur dan berapa
sering, apakah masih merasakan gerakan bayi, apakah selaput
ketuban sudah pecah, warnanya, konsistensi dan kapan
ketuban pecah, apakah ada keluar cairan bercampur darah
dari vagina. (Asuhan Persalinan Normal, 2008)
8. Riwayat Kontrasepsi
a. Pernah ikut KB :
b. Jenis kontrasepsi yang pernah digunakan :
c. Lama pemakaian :
d. Keluhan selama pemakaian :
e. Tempat pelayanan KB :
f. Alasan ganti metode :
g. Ikut KB atas motivasi :
9. Pola Fungsional Kesehatan
Data Keterangan
Nutrisi Kapan terakhir makan dan minum pasien. Untuk
mengetahui nutrisi yang ada di dalam tubuh ibu apakah
sudah mencukupi untuk tenaga dalam melahirkan/perlu
tambahan nutrisi per IV jika diperlukan (Sarwono, 2005).
Istirahat Kapan terakhir istirahat. Jika istirahat kurang dapat
menimbulkan kecapekan bahkan stress sehingga dapat
menghambat persalinan (Sarwono, 2005).
Aktivitas Aktivitas yang terakhir dilakukan oleh pasien. Untuk
mengetahui apakah keadaan inpartu saat ini disebabkan
oleh persalinan yang sesungguhnya / hanya karena
kecapekan (Sarwono,2005).
Aktivitas Kapan terakhir melakukan hubungan seksual. Hubungan
seksual seksual pada trimester III dapat merangsang terjadinya
kontraksi sebagai permulaan persalinan.
Eliminasi Kapan terakhir kali BAB dan BAK. Kandung kemih dan
rectum yang penuh dapat menghalangi penurunan bayi
saat persalinan karena mempersempit jalan lahir (Ilmu
Kebidanan Sarwono, 2002).

10. Riwayat Psikososiokultural spiritual


a. Psikologis
Bagaimana psikologis ibu. Pada Kala 1, ibu primi bahkan
multi terkadang bereaksi berlebihan terhadap persalinan
awal dengan terlalu banyak memberi perhatian pada
kontraksi, menjadi tegang, timbul kecemasan, perasaan
tidak enak atau gelisah (Simkin Penny,Dkk,2008: 187-196).
b. Sosial
Pernikahan keberapa, lama menikah, status pernikahan
sah/tidak
Respon klien dan keluarga bayi yang dilahirkan,
diterima/tidak
c. Kultural
Adat istiadat yang merugikan dan masih dilakukan oleh ibu
dan keluarga yang dapat merugikan kesehatan ibu dan
bayinya saat persalinan.
d. Spiritual
Tradisi keagamaan yang dapat merugikan dan masih
dilakukan oleh ibu dan keluarga disaat persalinan.

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik/Sedang/Jelek
Kesadaran : Compos mentis yakni dengan sadar dapat
menjawab semua pertanyaan petugas.
Tanda-Tanda Vital
TD : 110/70-120/80 mmHg.
Nadi : 60-90 x/menit.
Suhu : 36,5-37,50C.
Pernapasan : 20-24 x/menit.
(Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2002)

2. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Kepala :
Kulit kepala bersih, distribusi rambut merata
Wajah :
Tidak pucat dan oedema, ada /tidak ada kloasma
gravidarum
Mata :
simetris, kelopak mata tidak ada oedema, sclera berwarna
putih, tidak ada kelainan, konjungtiva berwarna merah
muda
Hidung :
bersih, tidak ada cuping hidung, polip, dan peradangan
Mulut :
bibir bersih, mukosa mulut lembab, lidah bersih dan tremor,
gigi geraham lengkap, tidak ada stomatitis, caries dentis, dan
pembesaran tonsil
Telinga :
Tidak ada bersih, tidak ada pengeluaran sekret
Leher :
ada/tidak ada hyperpigmentasi, tidak ada pembesaran
tonsil, faring, laring, vena jugularis, kelenjar tiroid, dan kelenjar
getah bening
Dada :
simetris, tidak ada retraksi dinding dada
Payudara :
simetris dan bersih, areolla dan putting kehitaman, lebih
besar, tidak ada benjolan.
Abdomen :
Memanjang/melintang, ada/tidak ada linea dan striae, tidak
ada bekas operasi dan asites
Genetalia :
Tidak ada oedema, varices, pengeluaran lendir darah,
cairan ketuban (Varney, Dkk ,2006:674)
Anus :
Tidak ada hemoroid
Ekstremitas :
simetris, tidak oedema

Palpasi
Leher :
Ada/Tidak ada pembesaran vena jugularis, kelenjar getah
bening, dan kelenjar tiroid
Payudara :
Ada /Tidak ada benjolan
Abdomen :
TFU Mc. Donald :
Menggunakan Midline, ukuran cm
33cm = 36 minggu UK (Mochtar,2011)
Leopold I: TFU menggunakan jari (Mochtar,2011)

Usia Kehamilan TFU


36 minggu teraba 3 jari bawah PX
40 minggu teraba pertengahan PX-Pusat
Untuk menentukan bagian janin yang berada di fundus
perkiraan berat janin, tinggi fundus dengan jari, lingkar
abdomen berkaitan dengan jumlah minggu kehamilan, dapat
menunjukkan kesalahan dalam menentukan HPHT (Varney,
2006).

Leopold II :
Untuk menentukan bagian janin yang berada pada kedua
sisi uterus.Teraba bagian panjang dan keras seperti papan
pada sebelah kanan/kiri ibu dan sebaliknya teraba bagian
kecil janin.
Leopold III :
Untuk menentukan bagian janin yang berada pada bagian
SBR dan sudah masuk PAP atau belum. Pada SBR, teraba
bagian keras, bulat dan melenting, bagian ini masih/ sudah
tidak dapat digoyangkan.
Leopold IV :
Untuk menentukan presentasi dan engangement.
Bagian terendah janin sudah masuk PAP(Divergen) atau
belum masuk PAP(Konvergen).

TBJ :
TFU (cm) diukur dengan pita pengukur kemudian dimasukkan
ke dalam Rumus Johnson (hanya jika presentasi kepala)
TBJ (gr) = (TFU-11) x 155, jika kepala sudah masuk ke dalam
panggul
TBJ (gr) = (TFU-12) x 155, jika kepala masih diatas spina
ischiadika
Penurunan Kepala Janin:
Perlimaan
5/5: Jika bagian terbawah janin seluruhnya teraba di atas
simfisis pubis.
4/5 : Jika sebagian (1/5) bagian terbawah janin telah
memasuki pintu atas panggul.
3/5 : Jika sebagian (2/5) bagian terbawah janin telah
memasuki rongga panggul
2/5 : jika hanya sebagian dari bagian terbawah janin masih
berada diatas simfisis dan (3/5) bagian telah turun melewati
bidang tengah rongga pangul.
1/5 : jika hanya 1 dari 5 jari masih dapat meraba bagian
terbawah janin yang berada diatas simfisis dan 4/5 bagian
telah masuk kedalam rongga panggul.
0/5 : jika bagian terbawah janin sudah tidak dapat diraba dari
pemeriksaan luar dan seluruh bagian terbawah janin sudah
masuk kedalam rongga panggul.

HIS :
KALA I
Fase Laten :
Mulai terjadi setiap 10 sampai 20 menit,berlangsung sampai
15 hingga 20 detik dengan intensitas ringan –sedang (Varney,
2008).

Fase Aktif :
Durasi lebih panjang dan intensitas kuat serta frekuensi akan
lebih sering. Menjelang akhir fase aktif kontraksi muncul
biasanya 2 sampai 3 detik, berlangsung sekitar 60
detik,dimana intensitas akan lebih kuat. (Varney, 2008).
Genetalia :
Ada/Tidak ada oedema, tidak teraba pembesaran pada
kelenjar bartholini (Manuaba, 2007).
Ekstremitas :
Ada/Tidak ada oedema, cavilarie revile kembali dalam waktu
< 2 detik

Auskultasi
Dada :
Irama jantung teratur, Frek:…. x/m Tidak terdengar suara
nafas tambahan.
Abdomen :
DJJ : terdengar jelas, teratur, frekuensi 120-160 x/menit,
interval teratur tidak lebih dari 2 punctum maximal, 2 jari
bawah pusat (kuadran bawah kiri/kanan) (Mochtar, 2011)

Perkusi
Dada : Sonor
Ekstremitas :
Reflek trisep : + (Lengan ekstensi)
Refleks bisep : + (Ekstensi pada jari tengah)
Reflek patella : + (Ekstensi pada tungkai kaki)
Refleks babinski : - (Jari – jari kaki tidak fleksi)

3. Pemeriksaan Dalam
Untuk mengetahui kemajuan persalinan dengan melakukan
pemeriksaan langsung pada jalan lahir.
Tanggal : jam :
KALA I Persalinan Normal
Adakah kelainan pada dinding vagiana, elastisitas
perineum.
Penipisan/effacement portio
Pembukaan : 0 – 3cm : Fase laten
4 cm : Fase aktif, akselerasi
4 – 9 cm : Fase aktif, dilatasi maksimal
9 – 10 cm : Fase aktif, Deselearasi
Ketuban :
U : Selaput ketuban masih utuh (belum pecah)
J : Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih
M : Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban
bercampur meconium
D : Darah
K : Kering
Presentasi : Belakang Kepala
Denominator : UUK Kiri atau kanan depan
Adakah bagian kecil di sekeliling bagian terendah
(presentasi ganda).
Hodge :
Hodge I : Jarak antara promontorium dan pinggir atas
simfisis. Sejajar dengan PAP.
Hodge II : Sejajar dengan PAP, melewati pinggir bawah
simfisis.
Hodge III : Sejajar dengan PAP, melewati Spina Ischiadika.
Hodge IV : Sejajar dengan PAP, melewati ujung coccygeus.

4. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
a. Kadar Hb normal lebih dari 11 gr%
b. Albumin urine negative
c. Reduksi urine negative (Sulaiman, 1983:157)
Pemeriksaan Radiologi
Ultrasonografi (UNPAD,1983)
5. Data Rekam Medis
Berisi tindakan yang telah dilakukan oleh petugas lain
dimana tindakan tersebut yang menunjang riwayat
kesehatan sekarang dan terdapat pada catatan/status klien.
Tindakan tersebut dilakukan sejak pasien masuk rumah sakit
hingga dilakukan pengkajian.

II. Interpretasi Data Dasar


a. Diagnosis
G…PAPAH, usia kehamilan…minggu, janin hidup/mati,
tunggal/ganda, (penentuan diagnosis janin tunggal atau ganda jika
sdh pernah diusg) inpartu kala…,(laten/Aktif)
G : Gravid
P: Partus
A: Aterm
P: Prematur
A : Abortus
H : anak Hidup

b. Masalah : Sesuai dengan keluhan dan keadaan ibu pada saat


itu

III. Identifikasi Diagnosis dan Masalah Potensial


Diagnosa potensial dan masalah potensial sesuai dengan keadaan
yang ada pada ibu (bila ada).

IV. Identifikasi Kebutuhan Segera


Identifikasi kebutuhan tindakan segera disesuaikan dengan diagnosa
potensial dan masalah potensial.

V. Intervensi
1. Fase laten
a. Informasikan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga.
Rasional : Informasi yang jelas mengoptimalkan asuhan yang
diberikan
b. Jaga privasi ibu dengan menutup tirai tidak menghadirkan
orang tanpa setahu ibu dan membuka bagian tubuh ibu
seperlunya.
Rasional : Memberikan rasa nyaman dan aman pada ibu
dapat mempercepat proses persalinan.
c. Sarankan ibu untuk berjalan-jalan di sekitar area bila ibu masih
kuat untuk jalan
Rasional : Dengan mobilisasi dapat membantu mempercepat
penurunan bagian terendah janin dan mengurangi nyeri dan
cemas pada ibu.
d. Bantu ibu mengatasi kecemasannya dengan memberi
dukungan dan mengajari ibu untuk menarik nafas panjang saat
ada kontraksi.
Rasional : Nafas panjang dapat membuat ibu menjadi lebih
rileks dan tidak kaku dalam menjalani persalinan.
e. Anjurkan ibu untuk miring kekiri atau posisi-posisi nyaman
Rasional : Posisi miring ke kiri mencegah tertekannya vena
cavainferior sehingga memperlancar sirkulasi darah ibu.
f. Penuhi kebutuhan makan, minum dan support
Rasional Memenuhi kebutuhan fisik dan psikis ibu
memberikan rasa aman dan nyaman ibu.
g. Anjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya secara
rutin selama persalinan sedikitnya setiap 2 jam.
Rasional Kandung kemih penuh dapat menghalangi
penurunan kepala janin.
h. Lakukan observasi fase laten di lembar observasi yakni:
Tekanan darah setiap 4 jam, suhu badan tiap 2 jam, nadi
setiap 30-60 menit, DJJ setiap 1 jam, kontraksi setiap 1 jam,
pembukaan serviks setiap 4 jam, penurunan setiap 4 jam.
Rasional Kemajuan persalinan pada fase laten ditulis dilembar
observasi sehingga diketahui perkembangan kondisi ibu dan
janin.
2. Fase aktif
a. Informasikan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga.
Rasional Informasi yang jelas mengoptimalkan asuhan yang
diberikan.
b. Anjurkan ibu untuk miring ke kiri atau posisi yang nyaman
Rasional Posisi miring ke kiri mencegah tertekannya Vena
Cava Inferior sehingga sirkulasi darah ibu lancar.
c. Penuhi kebutuhan makan, terutama minum
Rasional: Memenuhi kebutuhan fisik dan psikis ibu
memberikan rasa aman dan nyaman ibu.
d. Siapkan partus set dan obat-obatan yang diperlukan.
Rasional: Kelengkapan dan kesiapan alat-alat persalinan dapat
mengurangi keteledoran yang dapat terjadi.
e. Observasi fase aktif di partograf: Tekanan darah setiap 4 jam,
suhu badan tiap 2 jam, nadi setiap 30-60 menit, DJJ setiap 30
menit, kontraksi tiap 30 menit, pembukaan serviks setiap 4 jam,
penurunan setiap 4 jam.
Rasional: Dengan menggunakan partograf, kemajuan
persalinan dapat diketahui sesegera mungkin serta menghindari
adanya keterlambatan merujuk.
f. Libatkan keluarga atau suami dalam proses persalinan.
Rasional: Asuhan sayang ibu dalam melibatkan keluarga dapat
memberikan rasa aman dan nyaman sehingga persalinan
lancar.

VI. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dilaksananakan dengan efisien dan aman sesuai
dengan rencana asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa
dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien
atau anggota tim kesehatan lainnya.

VII. EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan
asuhan kebidanan yang telah diberikan. Evaluasi didokumentasikan
dalambentuk SOAP
C. TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL FISIOLOGIS

1. Asuhan Kebidanan Intranatal Fisiologis Kala I Fase Laten


Tanggal Pengkajian : 29 Desember 2020
Waktu : 08.00 wita
Tempat : PMB Wahyu Eka Novita,Amd.Keb
Pengkaji : Wahyu Eka Novita

S :
1. Alasan Datang Periksa/ Keluhan Utama
Ibu mengatakan kencang-kencang sampai ke pinggang
bagian belakang sejak terdapat pengeluaran lender bercampur
darah dan merasa ada keluar air sedikit.

2. Riwayat Kesehatan Sekarang


Ibu mulai merasakan kencang-kencang pada perutnya sejak
tadi malam pukul 23.00 WITA tetapi ibu tidak langsung pergi ke
PMB. Karena nyeri pada perutnya semakin sering dan terdapat
pengeluaran lendir darah, dan merasa ada keluar air sedikit dan 2x
ganti celana dalam.
pada pukul 07.50 WITA ibu pergi ke PMB, sesampainya di
PMB ibu langsung dilakukan pemeriksaan dalam dan bidan
mengatakan terdapat pengeluaran lendir darah, pembukaan 2 cm,
ketuban utuh, presentasi kepala, Setelah diketahui sudah adanya
pembukaan ibu tetap berada di PMB agar dapat dilakukan
pemantauan lebih lanjut untuk mengetahui kemajuan persalinan
ibu.
3. Pola Fungsional Kesehatan
Keterangan
Pola
Dirumah Di PMB
Ibu terakhir makan Sejak berada di PMB ibu
pada malam hari makan nasi dan lauk
dengan porsi nasi setengah porsi, minum
Nutrisi
sepiring, sayur dan teh 1 gelas, minum air
lauk. Minum air putih putih 1 botol 600 ml
±7-8 gelas.
BAK : 6-7 kali, warna BAK : 2 kali, warna
kuning jernih kuning jernih
Eliminasi BAB : 1 kali berwarna BAB : belum ada
kecoklatan, konsistensi
lunak.
Tidur siang : ± 1 jam Bisa tertidur sebentar di
Istirahat Tidur malam: 6-7 jam sela kontraksi yang
belum sering.
Kegiatan ibu dirumah Berjalan-jalan di PMB,
istirahat dan melakukan berjongkok dan duduk di
pekerjaan rumah gymball, jika lelah ibu
Aktivitas seperti bersih-bersih berbaring miring kiri
rumah, memasak,
mengurus anak dan
suami
Mandi 2 kali, ganti baju Mandi dan keramas,
Personal 2 kali, ganti celana sikat gigi
Hygiene dalam 3-4 kali atau jika
lembab
Ibu tidak memiliki Ibu tidak memiliki
Kebiasaan
kebiasaan yang dapat kebiasaan yang dapat
mengganggu proses mengganggu peroses
persalinan. persalinan.
Seksualita Tidak ada Tidak ada
s

4. Riwayat PsikososialKultural Spiritual


a. Psikologis : Ibu mengatakan senang karena anaknya akan
segera lahir dan merasa cemas karena ini
pengalaman pertama dan suami belum ada di
sampingnya
b. Sosial : kakak dari ibu menemani ibu selama proses
persalinan.
c. Kultural : tidak ada kebudayaan maupun kebiasaan
khusus yang dapat membahayakan proses
persalinan ibu.
d. Spiritual : tidak ada kegiatan keagamaan maupun
kebiasaan khusus yang dapat membahayakan
proses persalinan ibu.
O:
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Ekspresi wajah : sesekali meringis
Tanda – Tanda Vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg ( MAP ; 93,33)
Nadi : 85 kali/menit
Pernafasan : 23 kali/menit
Suhu : 36o C

2. Pemeriksaan Fisik
Wajah : tidak pucat, tidak terdapat chloasma
gravidarum, tidak teraba oedema.
Mata : konjungtiva merah muda, sklera putih, tidak
odema pada palpebra
Mulut : bibir lembab, tidak pucat, tidak terdapat
stomatitis, tidak terdapat pembengkakan/
peradangan pada tonsil dan ovula.
Payudara : bersih, puting susu menonjol, terdapat
hiperpigmentasi pada areola mammae, tidak
teraba benjolan abnormal pada payudara, tidak
teraba pembesaran kelenjar limfe, terdapat
pengeluaran ASI.
Abdomen : terdapat linea nigra dan striae livide, pembesaran
pada uterus sesuai usia kehamilan, terdapat luka
bekas operasi apediktomi TFU : 33 cm
Leopold I : teraba bagian kurang bulat, kurang melenting, dan
lunak pada fundus ibu
Leopold II : teraba bagian keras, panjang, rata seperti papan
pada bagian kanan ibu dan teraba bagian terkecil
janin pada bagian kiri ibu (puki)
Leopold III : teraba bagian keras, bulat dan melenting pada
segmen bawah rahim, bagian terendah janin sudah
tidak bisa digoyangkan
Leopold IV : divergen, sebagian besar bagian terendah janin
sudah masuk pintu atas panggul.
TBJ : (33-11)x155= 3410 gram
DJJ : 133 kali/menit
HIS : 2x10’ = 20-25”
Genitalia : terdapat pengeluaran lendir campur darah, vulva
dan vagina terdapat kemerahan.
Anus : tidak terdapat hemorroid
3. Pemeriksaan Khusus
Tanggal : 29 Desember 2020
Jam : 08.00 wita
Oleh : Bidan
Hasil : Terdapat pengeluaran lendir darah, tidak terdapat
odema, massa/benjolan, portio lunak, pembukaan 2
cm, ketuban utuh, presentasi kepala, kepala berada
di hodge I.

4. Pemeriksaan Penunjang
Lakmus merak untuk memeriksa apakah yang keluar sejak malam
adalah cairan ketuban. Lakmus merah tetap berwarna merah.

A :
Diagnosis : GIP0000, usia kehamilan 39 minggu 6 hari
inpartu kala I fase laten persalinan normal
Janin tunggal hidup intrauterine
Masalah : tidak ada
Diagnosis Potensial : tidak ada
Masalah Potensial : tidak ada
Kebutuhan Segera : tidak ada

P:
Tanggal Paraf
Penatalaksanaan
Waktu Pelaksana
29 Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu, Bidan
Desember kontraksi ibu akan semakin kuat dan itu adalah Mahasiswa
2020 proses yang akan terjadi untuk membuka jalan lahir
08.00 wita dan penurunan kepala bayi, akan semakin lama
Tanggal Paraf
Penatalaksanaan
Waktu Pelaksana
semakin kuat dan terdapat pengeluaran lendir
darah; ibu mengetahui keadaannya saat ini.
Menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi agar ibu memiliki energi untuk menghadapi
08.15 wita Mahasiswa
proses persalinan; ibu makan setengah porsi nasi
dan lauk ayam dan telur rebus.
Menganjurkan ibu untuk duduk di gymball untuk
08.30 wita mengoptimalisasi penurunan kepala janin; Ibu Mahasiswa
duduk di gymball dibantu oleh Bidan dan keluarga
Memantau DJJ dan HIS;
09.00 wita Mahasiswa
DJJ : 145 x/menit, his : 2 x 10’ = 15-20”
Menganjurkan ibu untuk berbaring miring kiri, jika
ibu merasa lelah berjalan-jalan di PMB, miring kiri
dianjurkan untuk mendapatkan aliran darah dan
nutrisi yang maksimal dari plasenta, karena adanya
09.15 wita Mahasiswa
pembuluh darah yang bertanggung jawab
mengembalikan darah dari tubuh bagian bawah ke
jantung; ibu mengerti dan ibu dalam posisi baring
miring kiri.
Memantau DJJ dan HIS;
10.00 wita Mahasiswa
DJJ : 145 x/menit, his : 2 x 10’ = 20-25”
Menganjurkan ibu untuk ke kamar kecil dan tidak
menahan buang air kecil karena kandung kemih
10.15 wita yang penuh dapat menghambat kontraksi rahim; Ibu Mahasiswa
ke kamar kecil di bantu suami dan dapat buang air
kecil dengan lancar
Memantau DJJ dan HIS;
11.00 wita Mahasiswa
DJJ : 130 x/menit, his : 2 x 10’= 20-25”
11.15 wita Menganjurkan ibu untuk mandi agar ibu merasa Mahasiswa
Tanggal Paraf
Penatalaksanaan
Waktu Pelaksana
segar dan nyaman, juga dapat merangsang
kontraksi rahim ibu; ibu memahami dan akan mandi.
Melakukan pemeriksaan dalam, observasi DJJ dan
his ibu; hasil pemeriksaan dalam terdapat
pengeluaran lendir darah, tidak ada oedema, tumor, Bidan
12.00 wita
portio lunak, pembukaan 3 cm, ketuban utuh, Mahasiswa
presentasi kepala, kepala janin hodge I
DJJ : 146 x/menit, his : 2 x 10’= 25”
Menganjurkan ibu untuk tetap memenuhi kebutuhan
nutrisi agar ibu memiliki energi untuk menghadapi
12.15 wita Mahasiswa
proses persalinan; ibu makan nasi dan lauk
beberapa sendok dan minum air putih
Memantau DJJ dan HIS;
13.00 wita Mahasiswa
DJJ : 145 x/menit, his : 3 x 10’= 20”
Memantau DJJ dan HIS;
14.00 wita Mahasiswa
DJJ : 140 x/menit, his : 3 x 10’= 20”
Memberikan dukungan kepada ibu agar ibu tetap
14.15 wita semangat menghadapi persalinan; ibu akan Mahasiswa
semangat menghadapi proses persalinan.
Memantau DJJ dan HIS;
15.00 wita Mahasiswa
DJJ : 145 x/menit, his : 3 x 10’= 20”
Menyampaikan kepada Ibu agar dapat mobilisasi,
berjalan, duduk di atas gymball di sela kontraksi;ibu
15.15 wita Mahasiswa
berjalan sekitar PMB dan duduk di gymball di
dampingi
Melakukan pemeriksaan dalam, observasi DJJ dan
his; hasil pemeriksaan dalam portio lunak,
16.00 wita Mahasiswa
pembukaan 4 cm, ketuban utuh, presentasi kepala,
kepala janin hodge I
Tanggal Paraf
Penatalaksanaan
Waktu Pelaksana
DJJ : 150 x/menit, his : 3 x 10’= 30-40”

2. Asuhan Kebidanan Intranatal Fisiologis Kala I Fase Aktif


Tanggal Pengkajian : 29 Desember 2020
Waktu : 16.00 wita
Tempat : PMB Wahyu Eka Novita,Amd.Keb
Pengkaji : Wahyu Eka Novita

S :
a. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan perut semakin sering sakit.. dengan jarak yang
berdekatan dari sebelumnya

b. Pola Fungsional Kesehatan


Keterangan
Pola
Fase laten Fase aktif
Sejak berada di PMB Ibu makan siang sedikit
ibu makan nasi dan dan minum 3 gelas air
lauk setengah porsi, sampai sekarang
Nutrisi
minum teh 1 gelas,
minum air putih 1 botol
600 ml
BAK : 2 kali, warna BAK : 3 kali, warna
Eliminasi kuning jernih kuning jernih
BAB : belum ada BAB : belum ada
Istirahat Bisa tertidur sebentar di Ketiduran sebentar di
sela kontraksi yang sela kontraksi
Keterangan
Pola
Fase laten Fase aktif
belum sering.
Berjalan-jalan di PMB, Berjalan-jalan di PMB,
berjongkok dan duduk berjongkok dan duduk di
Aktivitas
di gymball, jika lelah ibu gymball, jika lelah ibu
berbaring miring kiri berbaring miring kiri
Personal Mandi dan keramas, Belum mandi sore
Hygiene sikat gigi

c. Riwayat Psikososial Kultural Spiritual


 Psikologis : Ibu lebih bersemangat karena suaminya sudah
datang

O:
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Ekspresi wajah : sesekali meringis
2. Tanda – Tanda Vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg MAP : 93.33 menit
Nadi : 85 kali/menit
Pernafasan : 23 kali/menit
Suhu : 36o C

3. Pemeriksaan Fisik
Abdomen
DJJ : 150 kali/menit
HIS : 3 x 10’= 30-40”
Genitalia : terdapat pengeluaran lendir campur darah
4. Pemeriksaan Khusus
Tanggal : 29 Desember 2020
Jam : 16.00 wita
Oleh : Bidan
Hasil : hasil pemeriksaan dalam portio lunak, pembukaan 4
cm, ketuban utuh, presentasi kepala, kepala janin
hodge I

A :
Diagnosis : GIP00000, usia kehamilan 39 minggu 6 hari
inpartu kala I fase aktif persalinan normal
Janin tunggal hidup intrauterine
Masalah : tidak ada
Diagnosis Potensial : tidak ada
Masalah Potensial : tidak ada
Kebutuhan Segera : tidak ada

Tangga
Paraf
l Penatalaksanaan
Pelaksana
Waktu
Menjelaskan kepada Ibu bahwa Ia sudah
16.15
memasuki fase aktif persalinan dengan Mahasiswa
wita
pembukaan 4 cm ; Ibu mengerti dan memahami
16.30 Mengobservasi His,Djj dan Nadi tiap 30 menit;
Mahasiswa
wita hasil terlampir di partograf
Menganjurkan Ibu untuk mandi dan tidak
16.50
menahan jika ada keinginan BAK; Ibu mandi dan Mahasiswa
wita
lebih segar dan BAK setiap ada keinginan BAK
18.30 Menganjurkan kepada Ibu agar dapat mobilisasi, Mahasiswa
Tangga
Paraf
l Penatalaksanaan
Pelaksana
Waktu
berjalan, duduk di atas gymball di sela
wita kontraksi;ibu berjalan sekitar PMB dan duduk di
gymball di dampingi Bidan
Mengobservasi DJJ, HIS dan nadi serta
melakukan pemeriksaan dalam.
DJJ : 151x/menit, HIS : 4x10’40-45’’, N
:81x/menit
20.00
TD : 125/80mmHg. Mahasiswa
wita
Hasil VT: ada pengeluaran lendir darah, tidak
teraba oedema, portio tidak teraba, pembukaan ∅
9 cm, ketuban pecah dan jernih, presentasi
kepala, denominator UUK, hodge II
Hasil VT: ada pengeluaran lendir darah, tidak
teraba oedema, portio tidak teraba, pembukaan ∅
20.20 Mahasiswa
10 cm, ketuban pecah dan jernih, presentasi
kepala, denominator UUK, hodge II
Menjelaskan kepada Ibu bahwa pembukaan
persalinannya sudah lengkap,akan tetapi kepala
20.22 janin masih agak tinggi dan menganjurkan ibu Mahasiswa
untuk miring kiri sambil meneran yang benar;ibu
miring kiri dan meneran posisi miring
Menyiapkan partus set, APD dan kelengkapan
lainnya
20.25 ; partus set, heating set, APD dan larutan klorin Mahasiswa
sudah siap

20.30 Menyiapkan kelengkapan Asuhan bayi baru lahir Mahasiswa


Tangga
Paraf
l Penatalaksanaan
Pelaksana
Waktu
tempat dan alat resusitasi serta kain telah
disiapkan

3. Asuhan kebidanan pada Intranatal fisiologis Kala II


S:
Ibu merasa sakit dan tidak tahan dengan rasa sakit yang dirasakan,
merasa ingin meneran seperti BAB.

O:
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis

2. Pemeriksaan Fisik
Abdomen : DJJ terdengar jelas, teratur, frekuensi 146 x/menit,
kontraksi uterus 4 x 10’= >45”
Genetalia : adanya tanda dan gejala kala II, terdapat
pengeluaran lendir campur darah, dorongan kuat
untuk meneran, tekanan pada anus, perineum
menonjol, vulva dan sfringter ani membuka.

3. Pemeriksaan Dalam
Tanggal : 29 Desember 2020
Jam : 21.00 wita
Terdapat pengeluaran lendir campur darah, portio tidak teraba,
pembukaan 10 cm, ketuban menonjol, presentasi kepala,
denominator UUK, tidak teraba bagian terkecil janin, hodge II.
A:
Diagnosis : GIP0000, kala II persalinan normal
Janin tunggal hidup intra uterine
Masalah : tidak ada
Diagnosa Potensial : tidak ada
Masalah Potensial : tidak ada
Kebutuhan Segera : tidak ada

P:
Paraf
Tgl/Jam Penatalaksanaan
Pelaksana
29 Des2020 Memakai APD dan mencuci tangan; APD
Mahasiswa
20.40 telah digunakan.
Mengecek alat-alat persalinan dan
memasukkan oksitosin 1 ampul (10 IU)
20.50 wita Mahasiswa
dalam spuit 3 cc; alat persalinan telah
lengkap, dan oksitosin telah diaplus.
Membantu ibu memilih posisi yang
nyaman untuk melahirkan; ibu memilih
20.55 wita Mahasiswa
posisi ibu setengah duduk (semi fowler).

Observasi DJJ dan His t;


21.00 wita DJJ dan His di observasi Mahasiswa

21.10 wita Mempersiapkan persalinan (handuk, duk, Mahasiswa


membuka partus set, menggunakan
handscoon); meletakkan handuk diatas
perut ibu, meletakkan duk yang telah
dilipat 1/3 dibagian bawah bokong ibu,
membuka partus set, menggunakan
Paraf
Tgl/Jam Penatalaksanaan
Pelaksana
handscoon steril.
Mengobservasi penurunan kepala; ibu Mahasiswa
21.20 wita
tampak menarik napas sebelum meneran

Menganjurkan Ibu meneran posisi miring Mahasiswa


21.30 wita
ke kiri agar kepala janin dapat turun; Ibu
meneran posisi miring

Observasi DJJ;
21.40 wita Mahasiswa
Djj 145x/menit

Melindungi perineum ibu ketika kepala


bayi sudah muncul 5-6 cm di depan vulva
21.45 wita dan melahirkan kepala; perineum ibu Mahasiswa
telah dilindungi dan kepala bayi telah
lahir.
Mengecek ada tidaknya lilitan tali pusat;
21.49 wita Mahasiswa
tidak terdapat lilitan tali pusat
Menunggu hingga kepala bayi melakukan
21.50 wita putaran paksi luar; kepala bayi telah Mahasiswa
melakukan putaran paksi luar.
Setelah melakukan putaran paksi luar,
pegang kepala bayi secara biparietal dan
ibu dianjurkan untuk batuk saat kontraksi,
21.51 wita lalu curamkan kebawah untuk melahirkan Mahasiswa

bahu anterior dan curamkan keatas untuk


melahirkan bahu posterior; bahu bayi
telah lahir.
21.52 wita Menggeser tangan ke bawah untuk Mahasiswa
Paraf
Tgl/Jam Penatalaksanaan
Pelaksana
menopang kepala dan bahu untuk
menelusuri dan memegang tangan dan
siku atas untuk melahirkan badan dan
tungkai kemudian melanjutkan
penelusuran ke punggung, bokong,
tungkai dan kaki hingga seluruh badan
lahir
; badan, tungkai hingga seluruh badan
telah lahir

4. Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir


S:-
O: Penilaian selintas :
 Bayi menangis kuat
 Bergerak aktif
A: NCB
P

Tanggal/Jam Penatalaksanaan Paraf


Pelaksana

21.53 Mengeringkan tubuh bayi kecuali Mahasiswa


telapak tangan, mengganti handuk
basah dengan kain kering ; tubuh
bayi telah dikeringkan dan handuk
Tanggal/Jam Penatalaksanaan Paraf
Pelaksana

telah diganti
21.54 Menjepit tali pusat dengan 2 klem, Mahasiswa
klem pertama diletakkan 3 cm dari
umbilikus bayi dan klem kedua 2
cm dari klem pertama; tali pusat
telah dijepit oleh 2 klem.
21.55 Memotong tali pusat diantara 2 Mahasiswa
klem; tali pusat telah dipotong
21.55 Mengikat tali pusat bayi; tali pusat Mahasiswa
telah diikat

21.56 Meletakkan bayi diatas perut ibu Mahasiswa


untuk melakukan IMD dan
menyelimuti bayi; bayi berada
diatas perut ibu dalam posisi
tengkurap, diselimuti dan
dipakaikan topi.

5. Asuhan Kebidanan pada Intranatal fisiologis kala III


S : Ibu mengatakan perutnya mules

O:
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
2. Pemeriksaan Fisik
Abdomen : memeriksa fundus : tinggi fundus uteri
sepusat, janin tunggal, tidak ada janin kedua,
Genitalia : adanya tanda-tanda pelepasan plasenta, yaitu
adanya semburan darah, tali pusat memanjang,
dan perubahan pada tinggi fundus

A:
Diagnosis : GIP0000, Kala III Persalinan Normal
Masalah : Tidak ada
Diagnosa Potensial : Tidak ada
Masalah Potensial : Tidak ada
Kebutuhan Segera : Tidak ada

P:
Paraf
Tgl/Jam Penatalaksanaan
Pelaksana
29 Memberitahu ibu bahwa akan disuntikkan
Desember oksitosin agar plasenta lahir; ibu bersedia
Mahasiswa
2020 disuntikkan oksitosin.
21. 53
Menyuntikkan oksitosin 1 ampul 10 unit
21.54 wita secara IM pada sepertiga bagian paha Mahasiswa
luar; ibu telah disuntik oksitosin.

Melakukan peregangan tali pusat


21.55 wita terkendali; terdapat tanda-tanda pelepasan Mahasiswa
plasenta
Melahirkan plasenta secara dorsokranial;
21.57 wita Mahasiswa
plasenta telah lahir pukul 21.57 wita.
21.57 wita Melakukan masase uterus segera setelah Mahasiswa
plasenta lahir; dilakukan masase selama
Paraf
Tgl/Jam Penatalaksanaan
Pelaksana
15 detik, kontraksi uterus baik, uterus,
teraba bulat dan keras
Mengecek kelengkapan plasenta; plasenta
22.10 wita lahir lengkap, selaput ketuban utuh, Mahasiswa
kotiledon ±20 buah, terdapat 2 arteri 1
vena, insersi tali pusat sentralis, panjang
tali pusat ±40 cm.
Mengajarkan ibu untuk melakukan masase
22.20 wita uterus; ibu ikut mempraktekkan cara
Mahasiswa
masase uterus.

6. Asuhan Kebidanan pada Intranatal fisiologis kala IV


S:
Ibu mengatakan mules pada perutnya dan merasa lega
persalinannnya berjalan lancar dan lega atas kelahiran bayinya

O:
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 81 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,1oC.

2. Pemeriksaan Fisik
Wajah : tidak pucat
Abdomen : uterus teraba bulat dan keras, kontraksi baik,
TFU sepusat, kandung kemih kosong
Genetalia :terdapat pengeluaran darah, tidak ada oedema,
terdapat laserasi derajat II

A:
Diagnosis : P1001, kala IV Persalinan Normal
Masalah : tidak ada
Diagnosa Potensial : tidak ada
Masalah Potensial : tidak ada
Kebutuhan Segera : tidak ada

P:
Paraf
Tgl/Jam Penatalaksanaan Pelaksan
a
29 Desember Menilai jumlah perdarahan; perdarahan
2020 ±250 cc. Mahasiswa
22.01 wita
Membersihkan ibu dan bantu ibu
mengenakan pakaian; ibu bersedia untuk
22.22 wita Mahasiswa
dibersihkan dan dibantu dalam
mengenakan pakaian.
Mendekontaminasi tempat persalinan
dan alat-alat yang digunakan saat
22.24 wita Mahasiswa
persalinan; tempat persalinan dan alat-
alat telah dibersihkan.
22.30 wita Mengobservasi kala IV; Mahasiswa
TD: 110/80 mmHg TFU: sepusat
N: 81 x/menit kontraksi baik
T: 36,1ºC kandung kemih
Paraf
Tgl/Jam Penatalaksanaan Pelaksan
a
kosong
Perdarahan ±30 cc
Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini
dengan memulai dari gerakan ringan
22.45 wita seperti miring kiri atau kanan, lalu duduk Mahasiswa
hingga berjalan; ibu mengerti dan ibu
sudah dapat miring kanan dan kiri.
Mengobservasi kala IV;
TD: 110/70 mmHg TFU: sepusat
23.05 wita N: 82 x/menit kontraksi baik Mahasiswa
Perdarahan ±20 cc kandung kemih
kosong
Menganjurkan ibu untuk makan dan
minum serta istirahat agar kondisi ibu
kembali pulih setelah kelelahan
23.10 wita melewati proses persalinan; ibu Mahasiswa
mengerti mengenai penjelasan yang
diberikan dan ibu sudah makan dan
minum.
Mengobservasi kala IV;
TD: 110/80 mmHg TFU 1 jari
dibawah pusat
23.25 wita Mahasiswa
N: 78 x/menit kontraksi baik
Perdarahan ±10 cc kandung kemih
kosong
Mengobservasi kala IV;
23.40 wita TD: 110/80 mmHg TFU 1 jari Mahasiswa
dibawah pusat
Paraf
Tgl/Jam Penatalaksanaan Pelaksan
a
N: 80 x/menit kontraksi baik
Perdarahan ±10 cc kandung kemih
kosong
Mengobservasi kala IV;
TD: 100/80 mmHg TFU 2 jari
dibawah pusat
00.10 wita N: 83 x/menit kontraksi baik Mahasiswa
T: 36ºC kandung kemih
kosong
Perdarahan ±5 cc
Mengobservasi kala IV;
TD: 100/70 mmHg TFU 2 jari
dibawah pusat
00.40 wita Mahasiswa
N: 86 x/menit kontraksi baik
Perdarahan ±5 cc kandung kemih
kosong
00.45 wita Melengkapi partograf; partograf telah Mahasisw
terisi. a
00.55 wita Memberikan KIE tentang : Mahasisw
- Mobilisasi, dengan menganjurkan ibu a
menggerakkan tubuh secara
bertahap
- Nutrisi, dengan menganjurkan ibu
mengkonsumsi makanan yang kaya
akan protein untuk mempercepat
proses penyembuhan luka jalan lahir
pada ibu serta menganjurkan ibu
Paraf
Tgl/Jam Penatalaksanaan Pelaksan
a
memberikan ASI saja pada bayi
- Mengajarkan cara menyusui yang
benar kepada ibu
; ibu mengerti dan bersedia mengikuti
anjuran yang diberikan

C. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Fisiologis


Tanggal Pengkajian : 29 Desember 2020
Waktu : 23.00
Tempat : PMB Wahyu Eka Novita,Amd.keb
Oleh : Wahyu Eka Novita
S :
1. Identitas
Nama Bayi : By. Ny. MM
UmuRasional Tanggal Lahir : 1 jam / 29 Desember 2019
Jenis Kelamin : Laki-laki

2. Riwayat Antenatal Care


Ibu mengatakan pada trimester I mengalami mual muntah,
kemudian pada trimester II sering mengeluh pusing dan pada
trimester III ini ibu mengeluh nyeri pinggang dan sering buang
air kecil. Ibu merasakan pergerakan janinnya pada usia
kehamilan sekitar 4 bulan. Selama hamil ibu rutin melakukan
pemeriksaan kehamilan dan mendapatkan tablet Fe oleh bidan.
b. Riwayat Intranatal Care
1) Jenis Persalinan : Spontan
2) Lama Persalinan
a) Kala I : 12 jam
b) Kala II : 1 jam 32 menit
c) Kala III : 7 menit
d) Kala IV : 2 jam
3) Komplikasi saat persalinan : Tidak ada
4) Kondisi Ketuban : Jernih

3. Pola Fungsional Kesehatan

Pola Keterangan

Nutrisi Bayi langsung melakukan IMD


Eliminasi BAB : 1x berwarna hijau kehitaman dengan
konsistensi lunak.
BAK : bayi belum ada BAK
Istirahat Bayi lebih sering tertidur
Personal Bayi belum dimandikan
Hygiene

O :
1. Keadaan Bayi Saat Lahir
Bayi lahir tanggal 29 Desember 2020 pukul 21.52 WITA,
jenis kelamin laki-laki, ketuban jernih, keadaan tali pusat baik
dan tidak ada perdarahan, bayi tidak sianosis, tonus otot
bergerak aktif, dan bayi menangis kuat. Dilakukan langkah awal
yakni menjaga kehangatan bayi, mengatur posisi bayi untuk
dilakukan penilaian dan melakukan IMD diatas dada ibu.

2. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Tanda vital :
Nadi : 130 kali/menit
Suhu : 36,6oC
Pernafasan : 46 kali/menit
Antropometri
Berat badan : 2900 gram
Panjang badan : 50 cm
Lingkar kepala :
- Circum ferensia Suboccipito Bregmatica : 32 cm
- Circum ferensia Oksipito frontalis : 33 cm
- Circum ferensia Mento Oksipitasilis : 35 cm
Lingkar dada : 31 cm
Lingkar perut : 30 cm
LILA : 11 cm

3. Pemeriksaan Fisik
Kepala : bentuk kepala bulat, terdapat caput
succadaneum, tetapitidak terdapat cephal
hematoma, dan kelainan konginetal lainnya
pada kepala bayi.
Wajah : kulit kemerahan, tidak ada oedema
Mata : simetris, bersih, sklera putih, konjungtiva merah
muda, tidak ada oedema palpebra, tidak ada
kotoran atau perdarahan
Hidung : simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung,
tidak ada pengeluaran cairan dari lubang
hidung
Telinga : simetris, terdapat lubang telinga, tidak terdapat
pengeluaran cairan dari lubang telinga, daun
telinga tidak kaku
Mulut : simetris, bayi menangis kuat, tidak sianosis,
tidak terdapat kelainan konginetal pada mulut
seperti labioskizis dan labiopalatoskizis
Leher : pergerakan leher aktif
Dada : simetris, tidak terdapat retraksi dinding dada,
bunyi jantung normal, BJ I dan BJ II terdengar
teratur yaitu lup dan dup, terdengar 150x/menit,
suara nafas teratur, tidak terdengar suara nafas
tambahan seperti bronchi, wheezing, ronchi.
Abdomen : simetris, tidak teraba massa atau benjolan
abnormal, pada tali pusat terdapat 2 arteri dan
1 vena, tali pusat berwarna putih segar, suara
perut hipertimpani.
Punggung : simetris, tidak terdapat kelainan konginetal
pada punggung seperti spina bifida, terdapat
lanugo dan verniks
Genetalia : testis telah turun di skrotum
Anus : terdapat lubang anus
Lanugo : terdapat lanugo pada bahu bayi
Verniks : terdapat verniks caseosa pada ketiak dan
lipatan pangkal paha bayi.
Ekstremitas : jari tangan dan jari kaki bayi lengkap, tidak
terdapat kelainan seperti polidaktili, garis
telapak tangan dan kaki jelas, pergerakan
ekstremitas aktif.

4. Pemeriksaan Neurologis
a. Babinski : Positif. Ketika telapak kaki digesek, jari-jari
kaki bayi menekuk kebawah
b. Swallowing : Positif. Bayi dapat menelan ASI ketika
menyusu.
c. Sucking : Positif. Bayi dapat menghisap dengan baik
pada saat menyusu.
d. Morro : Positif, Bayi tampak terkejut ketika dikejutkan
dengan suara
e. Rooting : Positif. Bayi tampak menoleh kearah
sentuhan ketika pipi bayi disentuh
f. Grasping : Positif. Ketika telapak tangan bayi disentuh,
jari-jari bayi menggenggam dengan kuat.

5. Data Rekam Medis


a. Riwayat Intranatal Care
1) Waktu kelahiran : 21.52 WITA
Tanggal : 29 Desember 2020
2) Jenis kelamin : Laki-laki
3) Apgar Score 8/9
4) Jenis Persalinan : Spontan
5) Lama Persalinan
a) Kala I : 12 jam
b) Kala II : 1 jam 32 menit
c) Kala III : 7 menit
d) Kala IV : 2 jam
6) Komplikasi saat persalinan : Tidak ada
7) Kondisi Ketuban : Jernih

A :
Diagnosis : NCB SMK usia 1 jam
Masalah : Tidak ada
Diagnosis Potensial : Tidak ada
Masalah potensial : Tidak ada
Kebutuhan Segera : Tidak ada
P :
No Tgl/Jam Pelaksanaan TTD
1. 23.00 Membersihkan bayi dan menjelaskan
hasil pemeriksaan kepada orangtua
bayi Mahasisw
; Badan bayi telah dibersihkan dan a
orangtua telah mengetahui keadaan
bayinya
2. 23.15 Memberikan Vit K dengan dosis 1 mg
atau 0,5 cc secara IM pada paha kiri
bayi. Mahasisw
; Vit K telah diberikan pada 1/3 paha a
kiri bayi bagian luar secara IM dan
tidak tampak perdarahan
3. 23.20 Memberikan vaksin Hb0 secara IM
pada paha kanan bayi.
Mahasisw
; vaksin Hb0 telah diberikan pada 1/3
a
paha kanan bayi bagian luar secara
IM dan tidak tampak perdarahan
4. 23.25 Memberikan salep mata gentamiycin
zalf mata pada kedua mata bayi.
; Salep mata telah diberikan untuk Mahasisw
masing-masing mata dan tidak a
tampak kemerahan pada kedua mata
bayi
5. 23.28 Melakukan perawatan tali pusat
Mahasisw
; tali pusat telah diikat kuat dan tali
a
pusat dibalut dengan kassa steril.

6. 23.30 Memakaikan baju, topi dan bedong


Mahasisw
No Tgl/Jam Pelaksanaan TTD
bayi.
; Bayi telah mengenakan baju, topi,
a
sarung tangan dan kaki serta telah
dibedong.
7. 23.35 Menyusukan bayi pada ibunya dan
mengajarkan cara menyusui yang
benar serta memberitahu ibu untuk Mahasisw
menjaga kehangatan bayinya. a
; Ibu telah menyusui bayinya dan
dapat menyusui bayinya dengan
benar sehingga bayi merasa nyaman
dan tertidur

8 23.45 Menjelaskan kepada Ibu bahwa caput


yang dialami bayinya dikarenakan
Mahasisw
proses persalinan dan tidak
a
berbahaya dan akan hilang dalam 2-5
hari;Ibu dan keluarga mengerti

REFERENSI

Aasheim, V., Abv, N., Lm, R., & Lukasse, M. (2017). Perineal techniques
during the second stage of labour for reducing perineal trauma
(Review). Cochrane Database of Systematic Reviews, 6.
https://doi.org/10.1002/14651858.CD006672.pub3.www.cochranelibra
ry.com
Bonet, M., Oladapo, O. T., Souza, J. P., & Gülmezoglu, A. M. (2019).
Diagnostic accuracy of the partograph alert and action lines to predict
adverse birth outcomes: a systematic review. BJOG: An International
Journal of Obstetrics and Gynaecology, 126(13), 1524–1533.
https://doi.org/10.1111/1471-0528.15884
Dahlqvist, K., & Jonsson, M. (2017). Neonatal outcomes of deliveries in
occiput posterior position when delayed pushing is practiced : a cohort
study. BMC Pregnancy and Childbirth, 1–7.
https://doi.org/10.1186/s12884-017-1556-5
Dalal, A. R., Ameya, •, & Purandare, C. (2018). The Partograph in
Childbirth: An Absolute Essentiality or a Mere Exercise? The Journal
of Obstetrics and Gynecology of India, 68(1), 3–14.
https://doi.org/10.1007/s13224-017-1051-y
Escuriet, R., García-lausin, L., Salgado-poveda, I., Casañas, R., &
Robleda, G. (2017). Midwives ’ contribution to normal childbirth care :
Cross-sectional study in public-health settings , the MidconBirth Study
protocol. European Journal of Midwifery, 1–5.
F. Gary Cunningham, Kenneth J. Leveno, Steven L. Bloom, Jodi S.
Dashe, Catherine Y. Spong, Barbara L. Hoffman, Brian M. Casey, C.
Y. S. (2018). Williams Obstetric (M. G. Hills (ed.); 25th ed., p. 334).
Mac Grow Hills.
Farrington, E., Connolly, M., Phung, L., Wilson, A. N., Thomson, L. C.,
Bohren, M. A., Homer, C. S. E., & Vogel, J. P. (2021). The prevalence
of uterine fundal pressure during the second stage of labour for
women giving birth in health facilities : a systematic review and meta -
analysis. Reproductive Health, 1–17. https://doi.org/10.1186/s12978-
021-01148-1
Güngördük, K., Olgaç, Y., Gülseren, V., & Kocaer, M. (2018). Active
management of the third stage of labor: A brief overview of key
issues. Turkish Journal of Obstetrics and Gynecology, 15(3), 188–
192. https://doi.org/10.4274/tjod.39049
Haile, Y., Tafese, F., Weldemarium, T. D., & Rad, M. H. (2020).
Partograph Utilization and Associated Factors among Obstetric Care
Providers at Public Health Facilities in Hadiya Zone, Southern
Ethiopia. Journal of Pregnancy, 8.
https://doi.org/10.1155/2020/3943498
Holmes, D. (2011). Buku Ajar Ilmu Kebidanan. EGC.
Inde, Y., Nakai, A., Sekiguchi, A., Hayashi, M., & Takeshita, T. (2018).
Cervical Dilatation Curves of Spontaneous Deliveries in Pregnant
Japanese Females. International Journal of Medical Sciences, 15.
https://doi.org/10.7150/ijms.23505
Isacson, M., Thies-lagergren, L., Oras, P., Hellström-westas, L., &
Andersson, O. (2022). Umbilical cord clamping and management of
the third stage of labor : A telephone-survey describing Swedish
midwives ’ clinical practice. European Journal of Midwifery, 1–7.
Kf, W., Kibuka, M., Jg, T., Nw, J., Kf, W., Kibuka, M., Jg, T., & Nw, J.
(2018). Maternal position in the second stage of labour for women
with epidural anaesthesia (Review). Cochrane Database of
Systematic Reviews, 55.
https://doi.org/10.1002/14651858.CD008070.pub4.www.cochranelibra
ry.com
Kibuka, M., Price, A., Onakpoya, I., Tierney, S., & Clarke, M. (2021).
Evaluating the effects of maternal positions in childbirth : An overview
of Cochrane Systematic Reviews. European Journal of Midwifery, 1–
14.
Lundborg, L., Åberg, K., Sandström, A., Discacciati, A., Tilden, E. L.,
Stephansson, O., & Ahlberg, M. (2020). First stage progression in
women with spontaneous onset of labor: A large population-based
cohort study. PLoS ONE, 15(9 September).
https://doi.org/10.1371/JOURNAL.PONE.0239724
Obstetric, H., & Nurses, N. (2021). Guidelines for Active Management of
the Third Stage of Labor using Oxytocin: AWHONN Practice Brief
Number 12. JOGNN - Journal of Obstetric, Gynecologic, and
Neonatal Nursing, 50(4), 499–502.
https://doi.org/10.1016/j.jogn.2021.04.006
Oladapo, O. T., Souza, J. P., Fawole, B., Mugerwa, K., Alves, D., Souza,
H., Reis, R., Oliveira-ciabati, L., Maiorano, A., Akintan, A., Alu, F. E.,
Oyeneyin, L., Adebayo, A., Byamugisha, J., Nakalembe, M., Idris, H.
A., Okike, O., Althabe, F., Hundley, V., … Liljestrand, J. (2018).
Progression of the first stage of spontaneous labour : A prospective
cohort study in two sub- Saharan African countries. PLoS Medicine,
1–30.
Philip toozs hobson, Elizabeth edwards, aneta obloza, J. B. toozs hobson.
(2021). Feasibility study for the value of pelvic floor distension in
predicting mode of birth for women undergoing vaginal birth after
caesarean. European Journal of Obstetrics & Gynecology and
Reproductive Biologi:X, 10.
https://doi.org/org./10.1016/j.eurox.2021.100126
Picetti, R., Miller, L., Shakur-Still, H., Pepple, T., Beaumont, D., Balogun,
E., Asonganyi, E., Chaudhri, R., El-Sheikh, M., Vwalika, B.,
Arulkumaran, S., & Roberts, I. (2020). The WOMAN Trial: Clinical and
Contextual Factors Surrounding the Deaths of 483 Women following
Post-Partum Hemorrhage in Developing Countries. Obstetrical and
Gynecological Survey, 75(12), 723–725.
https://doi.org/10.1097/01.ogx.0000723728.09046.e3
World Health Organization. (2018). Intrapartum care for a positive
childbirth experience.
Zelellw, D. A., & Kassaw Tegegne, T. (2018). Level of partograph
utilization and its associated factors among obstetric caregivers at
public health facilities in East Gojam Zone, Northwest Ethiopia.
Journal Pone. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0200479

Anda mungkin juga menyukai