Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

TAMBAHAN

DISUSUN OLEH :

NAMA : RIALITA
NIM : 22222058

INSTITUT ILMU KESEHATAN DAN TEKNOLOGI MUHAMMADIYAH


PALEMBANG FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
2022

5
A. Tanda dan gejala kehamilan pasti
Tanda dan gejala kehamilan pasti, antara lain:
1. Ibu merasakan gerakan kuat bayi di dalam perutnya. Sebagian besar ibu
mulai merasakan tendangan bayi pada usia kehamilan lima bulan.
2. Bayi dapat dirasakan di dalam Rahim. Semenjak umur kehamilan 6 atau
7 bulan.
3. Denyut jantung bayi dapat terdengar. Saat usia kehamilan menginjak
bulan ke5 atau ke-6 denyut jantung bayi terkadang dapat didengar
menggunakan instrument yang dibuat untuk mendengarkan, seperti
stetoskop atau fetoskop.
4. Tes kehamilan medis menunjukkan bahwa ibu hamil. Tes ini dilakukan
dengan perangkat tes kehamilan di rumah atau di laboratorium dengan
urine atau darah ibu. (Sutanto & Fitriana, 2019).

B. Tanda-tanda Persalinan
Yang merupakan tanda pasti dari persalinan adalah (Kurniarum, 2016):
1. Timbulnya kontraksi uterus
Biasa juga disebut dengan his persalinan yaitu his pembukaan yang
mempunyai sifat sebagai berikut:
a. Nyeri melingkar dari punggung memancar ke perut bagian depan
b. Pinggang terasa sakit dan menjalar kedepan
c. Sifatnya teratur, inerval makin lama makin pendek dan kekuatannya
makin besar
d. Mempunyai pengaruh pada pendataran dan atau pembukaan cervix.
e. Makin beraktifitas ibu akan menambah kekuatan kontraksi. Kontraksi
uterus yang mengakibatkan perubahan pada servix (frekuensi minimal
2 kali dalam 10 menit). Kontraksi yang terjadi dapat menyebabkan
pendataran, penipisan dan pembukaan serviks.
2. Penipisan dan pembukaan serviks
Penipisan dan pembukaan servix ditandai dengan adanya pengeluaran
lendir dan darah sebagai tanda pemula.
3. Bloody Show (lendir disertai darah dari jalan lahir)
Dengan pendataran dan pembukaan, lendir dari canalis cervicalis keluar
disertai dengan sedikit darah. Perdarahan yang sedikit ini disebabkan
karena lepasnya selaput janin pada bagian bawah segmen bawah rahim
hingga beberapa capillair darah terputus.

C. Leopold Kehamilan
1. Leopold I :
Leopold ini dilakukan untuk mengetahui usia kehamilan dan bagian janin
apa yang terdapat di bagian atas perut ibu (fundus uteri).
2. Leopod II :
Pada tahap Leopold 2, kedua telapak tangan dokter akan meraba perlahan
kedua sisi perut Bumil, tepatnya di area sekitar pusar.
3. Leopod III :
Bagian bawah perut Bumil menggunakan jempol dan jari-jari dari salah
satu tangannya saja, misalnya tangan kanan atau tangan kiri.
4. Leopold IV
Pemeriksaan Leopold iv dilakukan dengan meraba di bagian bawah perut.

D. Tahap persalinan
Tahap persalinan menurut Prawirohardjo (2012) antara lain :
1. Kala I (kala pembukaan)
Kala I persalinan adalah permulaan kontraksi persalinan sejati, yang
ditandai oleh perubahan serviks yang progresif yang diakhiri dengan
pembukaan lengkap (10 cm) pada primigravida kala I berlangsung kira-
kira 13 jam, sedangkan pada multigravida kira-kira 7 jam.
2. Kala II (kala pengeluaran janin)
Menurut Prawirohardjo (2012), beberapa tanda dan gejala persalinan kala
II yaitu :
a. Ibu merasakan ingin mengejan bersamaan terjadinya kontraksi;
b. Ibu merasakan peningkatan tekanan pada rectum atau vaginanya,
c. Perineum terlihat menonjol;
d. Vulva vagina dan sfingter ani terlihat membuka;
e. Peningkatan pengeluaran lendir darah.
3. Kala III (kala pengeluaran plasenta)
Menurut Prawirohardjo (2012) tanda-tanda lepasnya plasenta mencakup
beberapa atau semua hal dibawah ini :
a. Perubahan bentuk dan tinggi fundus.
Sebelum bayi lahir dan miometrium mulai berkontraksi, uterus
berbentuk bulat penuh (discoit) dan tinggi fundus biasanya turun
sampai dibawah pusat. Setelah uterus berkontraksi dan uterus
terdorong ke bawah, uterus menjadi bulat dan fundus berada di atas
pusat (sering kali mengarah ke sisi kanan).
b. Tali pusat memanjang
Tali pusat terlihat keluar memanjang atau terjulur melalui vulva dan
vagina (tanda Ahfeld).
c. Semburan darah tiba-tiba
Darah yang terkumpul di belakang plasenta akan membantu
mendorong plasenta keluar dan dibantu oleh gaya gravitasi. Semburan
darah yang secara tiba-tiba menandakan darah yang terkumpul
diantara melekatnya plasenta dan permukaan maternal plasenta
(maternal portion) keluar dari tepi plasenta yang terlepas.
4. Kala IV
Kala pengawasan selama 2 jam setelah plasenta lahir untuk mengamati
keadaan ibu terutama bahaya perdarahan postpartum. Perdarahan
dianggap masih normal jika jumlahnya tidak melebihi 400 cc sampai 500
cc. Observasi yang harus dilakukan pada kala IV antara lain :
a. Intensitas kesadaran penderita
b. Pemeriksaan tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi dan pernafasan
c. Kontraksi uterus
d. Terjadinya perdarahan
E. Manajemen Aktif Kala 3
Manajemen Aktif Kala III adalah manajemen dengan mengupayakan
kontraksi yang adekuat dari uterus dan mempersingkat waktu kala tiga,
mengurangi jumlah kehilangan darah, menurunkan angka kejadian retensio
plasenta (Kemenkes RI, 2015). Penatalaksanaan MAK III merupakan
kebijakan sebagai tindakan pencegahan untuk menurunkan risiko perdarahan
post partum tanpa memedulikan status risiko obstetrik ibu dengan pemberian
uterotonik profilaktik baik secara intravena, intramuscular maupun oral yang
dilakukan bersamaan dengan pengkleman tali pusat segera setelah kelahiran
bayi dan pelahiran plasenta dengan menggunakan traksi tali pusat terkontrol
(Manuaba, 2015).

F. Partograf
1. Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala satu
persalinan dan informasi untuk membuat keputusan klinik
(Imtihanatun,2014)
2. Tujuan pengunaan Partograf
a. Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai
pembukaan servik melalui pemeriksaan dalam
b. Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal
c. Data pelengkap yang terkait dengan pemantauan kondisi ibu, kondisi
bayi, grafik kemajuan proses persalinan, membuat keputusan klinik
dan asuhan atau tindakan yang diberikan dimana semua itu dicatatkan
secara rinci pada status atau rekam medik ibu bersalin.

G. Amniotomi
Amniotomi atau pemecahan selaput ketuban secara artifisial disebut
juga dengan induksi bedah. Teknik ini dapat digunakan untuk melakukan
induksi atau augmentasi persalinan. Pemecahan ketuban buatan memicu
pelepasan prostaglandin. Amniotomi dapat dilakukan sejak awal sebagai
tindakan induksi dengan atau tanpa oksitosin. Pada uji acak, Bacos dan
Backstrom (1987) menemukan bahwa amniotomi saja atau kombinasi dengan
oksitosin lebih baik dari pada oksitosin saja. Induksi persalinan secara bedah
(amniotomi) lebih efektif jika keadaan serviks baik. Amniotomi pada dilatasi
serviks sekitar 5 cm akan mempercepat persalinan spontan selama 1 sampai 2
jam, bahkan Mercer dkk (1995) dalam penelitian acak dari 209 perempuan
yang menjalani induksi persalinan baik itu amniotomi dini pada dilatasi 1-2
cm ataupun amniotomi lanjut pada dilatasi 5 cm didapatkan awitan persalinan
yang lebih singkat yakni 4 jam (Cunningham, 2013).

H. Episiotomi
Episiotomi adalah insisi perineum dan vagina untuk mencegah perobekan
traumatik saat melahirkan. Prinsip tindakan episiotomi adalah pencegahan
kerusakan yang lebih hebat pada jaringan lunak akibat daya regang yang
melebihi kapasitas adaptasi atau elastisitas jaringan tersebut (Saifuddin,
2008).

I. Apgar score
Merupakan alat untuk mengkaji kondisi bayi sesaat setelah lahir meliputi 5
variabel pernafasan,frekuensi jantung, warna, tonus otot dan iritabilitas
refleks. Apgar dilakukan pada :
a. 1 menit kelahiran yaitu untuk memberi kesempatan pada bayi untuk
memulai perubahan
b. Menit ke-5
c. Menit ke-10, penilaian dapat dilakukan lebih sering jika ada nilai yang
rendah dan perlu tindakan resusitasi. Penilaian menit ke10 memberikan
indikasi morbiditas pada masa mendatang. Nilai yang rendah
berhubungan dengan kondisi neurologis.
J. IMD
IMD (Inisiasi Menyusi Dini) sangat penting bagi ibu dan bayi baru
lahir untuk memulai pemberian ASI eksklusif. Inisiasi Menyusui Dini (early
initiation) atau permulaan menyusu dini adalah bayi mulai menyusu segera
setelah lahir, cara bayi melakukan inisiasi dini ini dinamakan the breast crawl
atau merangkak mencari payudara. Jangka waktunya adalah sesegera
mungkin setelah melahirkan (Yulianti, 2010).

K. Kardiotokografi (CTG)
CTG adalah Alat yang dipakai untuk mencatat pola denyut jantung
janin dalam hubungannya dengan adanya kontraksi ataupun aktivitas janin
dalam rahim. CTG umumnya meliputi dua piringan kecil yang ditempelkan
ke permukaan perut menggunakan ikat pinggang elastis yang dilingkarkan di
perut ibu hamil.

L. Perawatan bayi
Perawatan bayi adalah suatu tidakan merawat dan memelihara
kesehatan bayi dalam bidang preventif dan kuratif. Pengertian dasar
mengenai perawatan bayi sehari-hari secara menyeluruh, sangat penting bagi
ibu dalam merawat bayi. Perawatan bayi baru lahir sangat penting dilakukan
setelah bayi lahir dan sangat bermanfaat baik untuk ibu maupun bayi seperti
cepatnya pemulihan organ tubuh ibu yang mengalami perubahan pada saat
kehamilan serta terbinanya hubungan kasih sayang antara ibu dan bayi
(Pricilia, 2013).

M. BBLR
Bayi berat lahir rendah (BBLR) didefinisikan sebagai bayi dengan berat
lahir kurang dari 2.500 gram (Setyarini and Suprapti, 2016). BBLR dapat
disebabkan oleh kelahiran prematur (kelahiran sebelum usia gestasi 37
minggu) dengan berat badan yang sesuai masa kehamilan (SMK), atau karena
bayi yang beratnya kurang dari berat yang semestinya atau kecil masa
kehamilan (KMK), atau keduanya.
DAFTAR PUSTAKA

Sutanto AV, Fitriana Y. Asuhan pada Kehamilan. Jogyakarta: Pustaka baru press;
2019.

Ari Kurniarum, S.SiT., M. K. (2016). asuhan kebidanan persalinan dan bb


komperhensif.

Prawirohardjo, Sarwono. 2012. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan


Maternal dan Neonatal. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Kemenkes. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019. Jakarta:


Kementerian Kesehatan RI; 2015.

Manuaba, Ida Bagus Gde. 2015. Pengantar Kuliah Obtetri. EGC. Jakarta

Imtihanatun Najahah. 2014 : 8 (1): 20-29 Faktor Risiko Panjang Lahir Bayi
Pendek Di Ruang Bersalin Rsud Patut Patuh Patju Kabupaten Lombok
Barat. Jurnal Media Bina Ilmiah.

Cunningham. 2013. Obstetri Williams. Jakarta : EGC

Saifuddin 2008. Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta : Bina


Pustaka.

Yulianti, Lia. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta : Trans Info
Medika.

Pricilia 2013. Pengaruh Retail Mix Terhadap Keputusan Pembelian Mahasiswa


UK Petra di Circle K. Siwalankerto Surabaya. Jurnal Manajemen
Pemasaran Petra, Vol. 1, No. 2.

Setyarini, Didien Ika, Suprapti. 2016. Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan


Maternal Neonatal. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai