PEMANTAUAN PERSALINAN
Oleh Elva Febri Ashari, S.Tr.Keb.,M.Keb
2.1 Pendahuluan
Persalinan merupakan suatu hal yang normal terjadi oleh wanita. Persalinan adalah proses
lahirnya janin cukup bulan pada usia kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu. Proses
persalinan terdiri atas 4 proses yaitu Kala I, Kala II, Kala III, Kala IV. Pada proses persalinan ibu
kerap merasakan kontraksi uterus. Semakin sering ibu mengalami kontraksi maka menjadi
tanda bahwa persalinan atau pengeluaran janin semakin dekat (Yulizawati et al., 2019). Dalam
proses persalinan terdapat pemantauan 4 Kala yaitu Kala I, Kala II, Kala III, Kala IV. Persalinan
membutuhkan pemantauan yang optimal sebab proses persalinan bukanlah proses yang pasif
tetapi pengeluaran janin tergantung berdasarkan kondisi uterus, janin, dan panggul ibu
(Mardliyataini et al., 2022).
2.2 Pengertian Persalinan
Persalinan adalah suatu proses fisiologis dimana akan terjadi perubahan fisik ataupun
psikologis pada ibu. Selain itu persalinan juga merupakan lahirnya bayi secara normal atau
melalui sesar caesarea yang ditandai dengan pecahnya air ketuban, pengeluaran darah dari
vagina dan kontraksi uterus lebih teratur hingga proses pengeluaran janin dan plasenta
(Mardliyataini et al., 2022).
Dalam proses persalinan terdapat atas 3 Kala yaitu Kala I, Kala II, Kala III. Kala I merupakan
kala pembukaan dimana pada kala ini ibu mengalami kontraksi uterus dan terjadi pembukaan
serviks 1 cm sampai 10 cm (pembukaan lengkap), Kala I terdiri atas dua fase yaitu Kala I fase
Laten dan Kala I Fase Aktif. Kala II merupakan kala pengeluaran yaitu dimana pada kala ini
janin sudah siap untuk dilahirkan dengan usia kehamilan aterm (cukup bulan). Sedangkan Kala
III merupakan kala uri atau pengeluaran plasenta, proses kala III yaitu 15 menit setelah bayi
lahir dan plasenta sudah harus dilahirkan (Mardliyataini et al., 2022).
2.3 Tanda-tanda Persalinan
Tanda-tanda persalinan meliputi (Yulizawati et al., 2019) :
1. His
His atau kontraksi uterus pada saat kontraksi ibu kerap merasakan nyeri pada area
pinggang dan terkadang ibu meraskaan ingin buang air besar. Hal tersebut disebabkan oleh
tingginya kadar oksitosin atau terjadi pengeluaran hormone oksitosin agar janin dapat
dilahirkan. Pada saat his terdapat dua macam his yaitu Braxton hicks dan kontraksi yang
sebenarnya. Braxton hicks merupakan kontraksi palsu dimana kontraksi ini tidak
berlangsung lama, tidak sering, dan tidak teratur. Sedangkan kontraksi sebenarnya
berbangsing terbalik dengan Braxton hicks yaitu nyeri yang dirasakan lebih sering, teratur,
dan adekuat.
2. Pembukaan serviks
Pembukaan serviks memiliki dua perbedaan pada persalinan primigravida dan
muligravida. Persalinan primigravida pada saat terjadi pembukaan serviks disertai dengan
nyeri, sedangkan persalinan multigravida biasanya tidak disertai dengan nyeri. Nyeri yang
dirasakan pada area abdomen bagian bawah hal ini disebabkan oleh adanya tekanan akibat
penurunan bagian terendah janin. Pembukaan serviks dapat diketahui jika bidan melakukan
VT (vagina toucher). Pemeriksaan pembukaan serviks dilakukan setiap 4 jam sekali atau jika
ada indikasi.
3. Pengeluaran cairan (ketuban dan darah)
Pada proses persalinan ditandai dengan pengeluaran cairan yaitu pecahnya ketuban dan
bloody show. Bloody show adalah pengeluaran lendir bercampur darah yang terjadi akibat
pelunakan, pelebaran, dan penipisan serviks. Bloody show sebagai tanda bahwa janin akan
dilahirkan setelah terjadi bloody show maka terjadi pecahnya cairan ketuban. Cairan ketuban
memiliki peranan penting bagi janin sebab bermanfaat melindungi janin selama masa
kehamilan. Cairan ketuban normalnya bening dan tidak ada bau. Terkadang ibu tidak
menyadari bahwa cairan ketuban sudah pecah sebab ibu menganggap urine bukan cairan
ketuban. Jika ketuban sudah pecah maka janin sudah mudah terpapar oleh kuman dan
bakteri sebab seperti manfaatnya ketuban memiliki peranan untuk melindungi janin dari
benda asing agar tidak terpapar oleh kuman, bakteri, atau virus.
Tanda-Tanda Persalinan Sudah Dekat :
a. Menjelang minggu ke-36, pada primigravida terjadi penurunan fundus uteri karena kepala
janin sudah masuk pintu atas panggul yang disebabkan oleh kontraksi Braxton Hicks.
Sedangkan pada multigravida kepala janin baru masuk pintu atas panggul saat menjelang
persalinan.
b. Terjadinya his permulaan. Kontraksi ini terjadi karena perubahan keseimbangan estrogen
dan progesteron dan memberikan rangsangan oksitosin. Semakin tua kehamilan, maka
pengeluaran estrogen dan progesteron makin berkurang, sehingga oksitosin dapat
menimbulkan kontraksi yang lebih sering sebagai his palsu.
2.4 Tahapan Persalinan
Pada persalinan terdapat 4 tahapan persalinan yaitu Kala I, II, III, IV. Kala I merupakan kala
pembukaan serviks 0 sampai 10 cm. Kala II merupakan kala pengeluaran janin. Kala III
merupakan kala uri atau pengeluaran plasenta segera setelah bayi lahir. Sedangkan Kala IV
merupakan kala pemulihan atau setelah plasenta lahir sampai 2 jam kemudian dan pada kala IV
pastikan tidak terjadi perdarahan.
a. Kala I
Kala I adalah kala pembukaan dimana pada kala ini ibu mengalami nyeri atau kontaksi
pada kala ini terjadi pembukaan serviks mulai dari 0 cm sampai 10 cm. Kala I terdiri atas
fase laten dan fase aktif. Fase laten yaitu pembukaan 0 cm sampai 3 cm berlangsung selama
8 jam, sedangkan fase aktif yaitu pembukaan 3 cm sampai 10 cm berlangsung selama 7 jam.
Fase aktif terbagi atas 3 tahapan yaitu fase akselerasi yaitu pembukaan 3 cm menuju 4 cm
berlangsung selama 2 jam, fase dilatasi maksimal terjadi pembukaan serviks dari 4 cm
menjadi 9 cm berlangsung selama 2 jam pada tahap ini pembukaan serviks terjadi begitu
cepat, sedangkan fase deselerasi tahapan pembukaan menjadi lambat yaitu dari pembukaan
serviks 9 cm menuju pembukaan lengkap yaitu 10 cm berlangsung selama 2 jam.
b. Kala II
Kala II terjadi jika pembukaan serviks sudah mencapai 10 cm sebab Kala II ini juga
disebut sebagai kala pengeluaran janin. Pada Kala ini janin sudah siap dilahirkan.
c. Kala III
Kala III merupakan kala uri atau lahirnya plasenta segera setelah janin lahir. Pada kala
ini dipastikan uterus berkontraksi dengan baik dikatakan kontraksi uterus baik pada saat
palpasi abdomen teraba keras seperti papan. Apabila kontraksi uterus tidak baik dapat
memicu perdarahan atau atonia uteri.
d. Kala IV
Kala IV merupakan kala pemulihan dimana berlangsung setelah plasenta lahir sampai
2 jam pertama.
2.5 Pemantauan Persalinan Kala I
Pada saat pemantauan persalinan Kala I ada beberapa hal yang dilakukan yaitu :
a. Anamneses
Anamneses bertujuan untuk mengetahui informasi tentang pasien yaitu Riwayat
Kesehatan, kehamilan, dan persalinan. Adapun informasi yang bisa didapatkan adalah
nama, usia, gravida, paritas, Alamat, Riwayat kehamilan sebelumnya, dan Riwayat penyakit,
b. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik bertujuan untuk mengetahui apakah keadaan ibu dan janin dalam
keadaan normal atau tidak. Adapun Langkah-langkah pemeriksaan fisik adalah :
1. Mencuci tangan sebelum Tindakan
2. Bersikap sopan, ramah, dan menjaga privasi pasien
3. Anjurkan ibu untuk buang air kecil
4. Menilai keadaan umum ibu, nyeri kontraksi, konjungtiva, personal hygiene, status gizi dan
cairan ibu.
5. Menilai tanda-tanda vital ibu (tekanan darah, suhu, pernapasan, dan nadi)
6. Pemeriksaan abdomen : menilai TFU, menilai kontraksi uterus, memantau DJJ,
menentukan presentasi dan bagian terendah janin.
7. Beritahu ibu hasil pemeriksaan
8. Dokumentasi
c. Partograf
Partograf merupakan salah satu sarana yang digunakan untuk menilai dan memantau
kondisi ibu dan janin khususnya untuk mengetahui kemajuan Kala I. Adapun fungsi
partograf adalah menilai dan mencatat kemajuan Kala I dengan melakukan VT (vaginal
toucher) untuk mengetahui pembukaan serviks, menilai apakah ada kemungkinan terjadi
penyulit persalinan, sebagai media informasi antara bidan dan dokter jika terjadi
komplikasi, sebagai wadah dokumentasi setelah melakukan pemeriksaan atau bukti telah
dilakukan pemeriksaan.
Manfaat partograf adalah mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan
memeriksa pembukaan serviks berdasarkan pemeriksaan dalam, mendeteksi apakah
proses persalinan berjalan secara normal, dengan demikian dapat mendeteksi secara dini
kemungkinan terjadinya partus lama. Hal tersebut bagian terpenting dari proses
pengambilan keputusan klinik persalinan Kala I.
Pada partograf terbagi atas 3 penilaian yaitu :
1. Penilaian kemajuan persalinan
a. Pembukaan serviks
b. Penurunan bagian terrendah janin (kepala janin)
2. Kondisi janin
a. DJJ
b. Warna dan volume air ketuban
c. Molase
3. Kondisi ibu
a. Tanda-tanda vital
b. Urine
c. Obat dan cairan
Cara mencatat hasil pemeriksaan pada partograf :
Observasi dilakukan saat pertama kali ibu datang. Hasil observasi dapat ditulis
dalam partograf jika ibu sudah berada pada fase aktif Kala I, observasi yang dilakukan
adalah :
1. Identifikasi Ibu
Lengkapi bagian awal atau bagian atas lembar partograf secara teliti pada saat
mulai asuhan persalinan yang meliputi Nama, Umur, Gravida, Para, Abortus, Nomor
Rekam Medis/Nomor Klinik, Tanggal dan waktu mulai dirawat, Waktu pecahnya
ketuban.
2. Kondisi janin
a. Denyut jantung janin
DJJ dinilai setiap 30 menit (lebih sering jika ada tanda-tanda gawat janin).
Kisaran normal DJJ terpapar pada partograf diantara garis tebal angka 180 dan
100, nilai normal sekitar 120 s/d 160, apabila ditemukan DJJ dibawah 120 dan
diatas 160, maka penolong harus waspada
b. Warna air ketuban
Nilai air ketuban setiap kali melakukan pemeriksaan dalam dengan menggunakan
lambang sebagai berikut:
U : Jika ketuban Utuh belum pecah.
J : Jika ketuban sudah pecah dan air ketuban Jernih.
M : Jika ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur dengan Mekoneum.
D : Jika ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur dengan Darah.
K : Jika ketuban sudah pecah dan air ketuban Kering.
c. Molase
Setiap kali melakukan periksa dalam, nilai penyusupan kepala janin dengan
menggunakan lambang sebagai berikut:
0 : Tulang kepala janin terpisah, sutura masih dapat dirabah
1 : Tulang kepala janin bersentuhan.
2 : Tulang kepala janin mengalami tumpang tindih dan bisa dipisahkan.
3 : Tulang kepala janin sudah tumpang tindih dan tidak dapat dipisahkan
3. Kemajuan persalinan
a. Dilatasi serviks
Pada kolom dan lajur kedua dari partograf adalah untuk pencatatan kemajuan
persalinan. Angka 0-10 yang tertera pada tepi kolom kiri adalah besarnya dilatasi
serviks. Kotak diatasnya menunjukkan penambahan dilatasi sebesar cm. Pada
pertama kali menulis pembesaran dilatasi serviks harus ditulis tepat pada garis
waspada. Cara pencatatannya dengan memberi tanda silang (X) pada garis
waspada sesuai hasil pemeriksaan dalam/ VT. Hasil pemeriksaan dalam/ VT
selanjutnya dituliskan sesuai dengan waktu pemeriksaan dan dihubungkan dengan
garis lurus dengan hasil sebelumnya.
Apabila dilatasi serviks melewati garis waspada, perlu diperhatikan apa
penyebabnya dan penolong harus menyiapkan ibu untuk dirujuk.
b. Penurunan bagian terendah janin
Skala 0 s/d 5 pada garis tepi sebelah kiri keatas, juga menunjukkan seberapa
jauh penurunan kepala janin kedalam panggul. Dibawah lajur kotak dilatasi serviks
dan penurunan kepala menunjukkan waktu/ jam dimulainya fase aktif, terter
kotak-kotak untuk mencatat waktu aktual saat pemeriksaan fase aktif dimulai,
setiap kotak menunjukkan 30 menit.
Pendokumentasian kontraksi uterus lurus segaris pembukaan serviks mulai
dicatat dalam partograf.
c. Obat-obatan dan cairan yang diberikan
Dibawah lajur kotak observasi kontraksi uterus tersedia lajur kotak untuk
mencatat obat-obatan dan cairan yang diberikan.
d. Kondisi ibu
Bagian akhir pada lembar partograf berkaitan dengan kondisi ibu yang
meliputi: Nadi, tekanan darah, temperatur tubuh, urine (volume, aceton, dan
protein).
Sebelum masuk fase aktif, hasil pemeriksaan ditulis dilembar observasi, karena
partograf diisi setelah ibu masuk fase aktif. Asuhan, pengawasan dan keputusan
klinik setelah bayi lahir ditulis dalam kolom yang tersedia atau dalam catatan
kemajuan persalinan disebaliknya lembar partograf.