Kehamilan adalah periode perkembangan janin intrauterin dari 280-300 hari dengan
hitungan dibagi menjadi triwulan pertama (usia kehamilan 0-12 minggu), triwulan
dua (usia kehamilan 13-28 minggu), triwulan tiga (usia kehamilan 29-42 minggu).
Kehamilan adalah peristiwa yang sangat penting bagi seorang wanita, diinginkan
atau tidak seorang wanita atau calon wanita hamil akan merasa cemas tentang
kesehatannya. Sudah berbagai upaya akan dilakukan oleh wanita untuk menjaga
kesehatannya (Solihah, 2010, p.206).
Konflik batin yang dirasakan oleh wanita yang sedang hamil dapat bermacam-
macam. terutama pada zaman dahulu rasa sakit dalam persalinan sering menjadi
topik yang yang sering dibahas di kalangan wanita hal ini membuat banyak calon
ibu, terutama mereka yang akan menghadapi masa kehamilan dan melahirkan akan
dibayang-bayangi perasaan takut dan cemas. (Solihah, 2010, p.207).
6
Ada dua jenis kembar berdasarkan dari proses terbentuknya yaitu monozigot dan
dizigot. Monozigot adalah janin kembar yang berasal dari satu sel telur sedangkan
dizigot adalah janin kembar yang berasal dari lebih dari satu telur mewakili setiap
janin kembar yang ada. Sepertiga dari keseluruhan kelahiran kembar di dunia
adalah monozigot. Kembar dizigot terjadi ketika dua telur atau lebih yang matang
secara bersamaan, setelah itu dibuahi oleh sperma. Sehingga, kedua sel telur yang
matang tadi akan dibuahi dalam waktu yang bersamaan. Sedangkan kembar
monozigot berarti satu telur matang yang dibuahi oleh sperma, lalu membelah
menjadi dua. Kondisi bayi kelak akan sangat berpengaruh dari proses pembelahan
ini. (Manuaba 2007, p.464).
Ada beberapa perbedaan antara ibu hamil tunggal dan ibu hamil kembar. Ibu yang
mengandung bayi kembar mempunyai peningkatan risiko prematur (kelahiran pada
minggu 37 atau lebih awal), tingkat mortalitas (derajat kematian) dan morbiditas
(derajat penyakit) yang tinggi, kejadian infeksi saluran kemih, frekuensi keparahan
anemia pada ibu, berat bayi rendah pada saat dilahirkan, hidramnion, preeklampsia-
eklamsia, risiko malformasi kongenital, overdistensi dan risiko perdarahan.
7
II.1.3 Proses Persalinan Bayi kembar
Persalinan pada seorang wanita merupakan sebuah peristiwa alamiah yang sudah
terkonsep di dalam tubuh seorang wanita dimana didalam proses persalinan terjadi
dilatasi serviks untuk kesiapan jalur lahir bayi melalui vagina atau kelahiran
pervaginam. Normalnya kelahiran akan terjadi ketika janin sudah terbentuk
sempurna/matang dan siap untuk meninggalkan kehidupan intrauterine kepada
kehidupan ekstrauterine. Dengan kondisi janin yang siap untuk lahir maka ibu
seharusnya mampu melahirkan normal melalui jalur lahir vagina tanpa
membahayakan diri dan bayinya. Tetapi proses persalinan tetap memiliki resiko
terhadap ibu dan bayi, jadi pengawasan dan pertolongan dari praktisi persalinan
sangat penting (Bobak, 2000; Pilliteri, 2003)
Persalinan tebagi dalam 4 kala. Kala I serviks terbuka hingga pembukaan 10cm
terjadi. Kala I juga disebut waktu pembukaan. Kala II juga disebut waktu
pengeluaran, karena kekuatan dorongan alami ibu (his) dan kekuatan mengejan
janin yang mendorong untuk keluar sampai terlahir. Pada kala III atau ketika
plasenta melepas dari dinding rahim dan terlahir. Kala IV atau kala evaluasi dan
pengamatan ibu dan bayi dimulai dari kelahiran plasenta selama 1 jam. Pada waktu
itu praktisi akan mengamat-amati, jika ada perdarahan postpartum (Prawirohardjo,
2010).
8
kala I: 12.5 jam, Kala II: 80 menit, kala III: 10 menit, kala IV: 14 jam sedangkan
ibu hamil multigravida kala I: 7 jam 20 menit, kala II: 30 menit, kala III: 10 menit,
kala IV: 8 jam. Dapat disimpulkan bahwa ibu hamil multigravida akan memiliki
kesmpatan yang besar untuk melakukan proses persalinan normal dengan waktu
yang singkat. Ada dua jenis fase pembukaan serviks: fase laten: proses pembukaan
pada tahap ini begitu lama dari 0 - 3cm, fase aktif: proses pembukaan pada tahap
ini relatif cepat, fase aktif ada tiga jenis: fase akselerasi: pembukaan dari 3cm -
4cm terjadi selama 2 jam, fase dilatasi: pembukaan dari 4cm - 9cm terjadi juga
selama 2 jam dan fase deselerasi : pembukaan dari 9cm – 10cm dalam waktu 2
jam. (Rukiyah, 2009, hal.5)
9
3) Terjadi kontraksi hebat
Apabila ibu mengalami kontraksi rahim yang hebat, sakit di pinggang, paha serta
rasa mulas terlebih jika kontraksi ini terjadi semakin lama semakin kuat dengan
durasi yang teratur maka kontraksi yang seperti ini adalah salah satu tanda bahwa
waktu persalinan sudah semakin dekat. Segera ke dokter atau rumah sakit
4) Kontraksi Palsu
Kontraksi yang sesungguhnya yakni pada saat menjelang persalinan biasanya
muncul kontraksi yang hebat dan muncul secara teratur dengan intensitas yang
semakin lama semakin hebat, dan jarak kontraksi yang semakin singkat (lebih
sering) Namun, Braxton Hicks (kontraksi palsu) juga kadang-kadang akan muncul
sebelum kontraksi sesungguhnya timbul. Kondisi seperti ini dikatakan juga
kontraksi palsu karena gejalanya sering mengecoh ibu hamil.
5) Keluar lendir bercampur darah
Keluarnya darah dan lendir bisa terjadi beberapa hari sebelum melahirkan, tetapi
ibu harus tetap menghubungi dokter, terlebih jika keluar lendir bercampur darah
disertai perdarahan hebat. Hal ini menunjuka bahwa terlepasnya sumbatan tebal
yang terdapat pada leher rahim. Hal ini berarti fase dilatasi (pembukaan) telah
dimulai dan leher rahim mulai terjadi penipisan.
10
b. Fase Aktif
Fase aktif akan mulai dilalui ibu hamil setelah melewati fase awal atau laten,
dalam tahap ini banyak kemajuan akan terjadi. Tahap uini terjadi dengan
durasi sekitar 2 – 3.5 jam. Ibu diharapkan sudah berada di rumah sakit pada
fase ini untuk memudahkan mendapatkan penanganan dan terhindar dari hal
yang tidak diinginkan terjadi.
c. Fase Transisi
Fase inilah fase yang paling berat daripada fase lain. Fase ini berlangsung
dengan durasi yang relatif cepat diantara 30 menit hingga 2 jam.
11
Ibu masih diminta untuk mengejan agar plasenta bisa keluar. Dokter akan menekan
perut bagian bawah untuk mengetahui plasenta sudah lepas atau belum. Setelah
plasenta berhasil dikeluarkan, praktisi persalinan akan menjahit bagian perineum
(apabila perineum sobek di kala II).
4. Tahap Pemantauan dan Evaluasi Keadaan Ibu dan Bayi (Kala IV)
Kala IV dimulai usai lahirnya plasenta dan akan selesai 2 jam setelah berhasil
dikeluarkan. Suhu badan akan meningkat secara otomatis, tetapi masih normal yaitu
dibawah 38oC. Bila melebihi 38oC selama 2 hari berturut-turut, kemungkinan ada
infeksi. Kala puerperium (masa nifas) akan terjadi selama 6 minggu, pada masa ini
organ-organ yang berkaitan dengan kehamilan dan kelahiran akan pulih dengan
sendirinya. Pada awal tahap ini ibu dan bayi masih dalam pantauan pihak dokter
atau bidan untu menghindari hal buruk yang akan terjadi pasca melahirkan.
Terutama untuk wanita yang baru pertama kali melakukan persalinan.
12
Mengarahkan tindakan untuk kenyamanan pasien.
13
Mengarahkan ibu supaya meletakkan kedua bayinya bersentuhan dengan kulit
ibu;
Megarahkan ibu untuk langsung memberikan ASI pertamanya;
Memberikan minum kepada ibu agar tidak dehidrasi;
Memposisikan ibu untuk beristirahat dengan nyaman.
II.3 Analisa
Pencarian data terkait tentang tahapan persalinan normal bayi kembar dilakukan
dengan wawancara dan pendekatan secara langsung terhadap wanita-wanita yang
akan menjadi narasumber. Wawancara dilakukan terhadap narasumber yang ahli
terhadap masalah persalinan bayi kembar, terhadap wanita yang belum menikah,
wanita primigravida dan multigravida yang berkaitan dengan persalinan.
Wawancara dilakukan dengan cara mendatangi langsung individu-individu yang
menjadi narasumber. Pendekatan terhadap narasumber ini dilakukan untuk
mendapatkan hasil wawancara yang sejelas-jelasnya.
II.3.1 Wawancara
Wawancara pertama dilakukan kepada Zulmainar selaku Bidan yang memiliki
jabatan sebagai ketua bidan di wilayah Tangerang selatan dan juga memiliki sebuah
klinik persalinan normal di daerah Pamulang, Tangerang Selatan. data yang didapat
adalah sebagai berikut:
Menurut bidan Zulmainar, terkait tahapan persalinan bayi kembar adalah kembar
lebih dari dua mungkin lahir lebih awal, sering sebelum 38 minggu (prematur), jadi
penting untuk memahami opsi kelahiran dari sang ibu. Kurang dari separuh dari
semua kehamilan kembar bertahan lebih dari 37 minggu. Karena hamil kembar atau
gemelli sering lahir prematur, ada baiknya untuk mendiskusikan pilihan persalinan
dengan bidan atau dokter diawal kehamilan untuk hasil terbaik yang aman bagi ibu
dan bayi. Ibu juga harus mendiskusikan dimana ingin melahirkan. Kemungkinan
besar akan disarankan untuk melahirkan di rumah sakit karena ada kemungkinan
komplikasi yang lebih tinggi dengan kelahiran kembar. Sudah biasa bagi lebih
banyak staf medis untuk terlibat dalam kelahiran kembar, seperti bidan, dokter
kandungan dan dua dokter anak satu untuk setiap bayi. Sementara proses persalinan
14
sama seperti ketika bayi tunggal lahir, bayi kembar lebih dipantau secara ketat.
Untuk melakukan ini, monitor elektronik dan klip kulit kepala mungkin akan
dipasangkan pada bayi pertama setelah air ketuban pecah. Ibu akan diberi infus jika
diperlukan nanti.
Sekitar sepertiga dari semua kembar dilahirkan secara normal dan prosesnya mirip
dengan melahirkan bayi tunggal. Jika ibu merencanakan persalinan pervaginam,
biasanya disarankan bahwa ibu memiliki epidural (bius lokal) untuk menghilangkan
rasa sakit. Karena jika ada masalah, lebih mudah dan lebih cepat untuk membantu
pengiriman ketika ibu sudah memiliki penghilang rasa sakit yang baik.
Jika kembar pertama berada dalam posisi kepala ke bawah (verteks), biasanya
praktisi persalinan akan mempertimbangkan untuk melakukan persalinan
pervaginam. Namun, mungkin ada alasan medis lain mengapa hal ini tidak mungkin
dilakukan. Jika ibu pernah menjalani operasi caesar sebelumnya, biasanya tidak
disarankan untuk melahirkan secara normal dengan bayi kembar. Jika mengalami
persalinan pervaginam, Ibu mungkin memerlukan kelahiran dibantu alat, yaitu
ketika cangkir hisap (ventouse) atau tang digunakan untuk membantu melahirkan
bayi.
Begitu bayi pertama lahir, bidan atau dokter akan memeriksa posisi bayi kedua
dengan merasakan perut dan melakukan pemeriksaan vagina. Jika bayi kedua dalam
posisi yang baik, ketuban akan pecah dan bayi ini harus lahir segera setelah yang
pertama sebagai serviks (daerah yang menghubungkan rahim dengan vagina) sudah
sepenuhnya dilatasi. Jika kontraksi berhenti setelah kelahiran pertama, hormon
akan ditambahkan ke infus untuk memulai pemicuan kontraksi kembali.
Wawancara kedua dilakukan kepada Wulan dan Harmi, wanita yang belum
menikah tetapi sudah punya rencana menikah dalam waktu dekat. data yang didapat
adalah sebagai berikut:
15
mengetahuinya sedangkan Harmi tidak tahu. Kedua narasumber mengakui
mengiginkan suatu saat dapat memiliki anak kembar Wulan beralasan karena lucu
melihat anak kembar dan Harmi beralasan dapat kepercayaan dari Tuhan kalo bisa
punya anak kembar. Mengenai resiko hamil anak kembar Wulan sedikit memahami
beberapa risiko hamil kembar begitupun Harmi. Kedua narasumber memilih
internet untuk mencari tahu segala informasi tentang kehamilan nantinya karena
Wulan beralasan mudah mengakses informasi dan gratis sedangkan harmi beralasan
segala bentuk informasi lengkap di internet, tetapi kedua narasumber mengaku
sangat perlu dibuat buku berupa informasi terkait kehamilan dan persalinan kembar
untuk menjadi media edukasi bagi ibu hamil kembar dalam mempersiapkan
persalinannya.
Wawancara ketiga dilakukan kepada Hanifa dan Lisa selaku wanita yang sedang
hamil primigravida, data yang didapat adalah sebagai berikut:
Dalam wawancara kepada ibu yang sedang hamil primigravida dilakukan kepada
dua orang. Narasumber pertama Hanifa mengaku memiliki gen kembar dari sang
suami dia mengetahui dan memahami proses terbentuknya bayi kembar tetapi tidak
dengan narasumber kedua Lisa, dia kurang tahu proses tersebut. Pertanyaan kedua
tentang persalinan normal bisa dilalui oleh ibu hamil kembar Hanifa juga mengaku
mengetahui hal ini sedangkan Lisa juga tidak mengetahui informasi ini. Kedua
narasumber mengaku sangat ingin memiliki anak kembar, Hanifa mengaku
memiliki anak kembar identik apalagi laki-perempuan akan menjadi anugerah
terbesar bagi hidupnya. Lisa juga ingin mendapatkan kesempatan memiliki anak
kembar. Tentang risikonya hamil anak kembar Hanifa memahami apa saja risiko-
risikonya, tetapi Lisa kurang paham dengan risiko hamil bayi kembar. Untuk
informasi tentang persalinan normal bayi kembar kedua narasumber memilih buku
untuk dijadikan bahan bacaan selama kehamilan narasumber pertama beralasan
karena buku sudah jelas kontennya dan sudah dilakukan riset sedangkan
narasumber kedua mengaku memang hobi membaca. Kedua narasumber
menyatakan masih sangat kurang informasi terkait informasi tahapan persalinan
normal bayi kembar. Mereka mendukung adanya buku informasi untuk kehamilan
kembar.
16
Wawancara keempat dilakukan kepada Mursida dan Dahlia yaitu wanita
multigravida yang sudah pernah hamil lebih dari satu kali, data yang didapat adalah
sebagai berikut:
17
II.4 Resume
Dari objek penelitian dan analisis di atas dapat disimpulkan bahwa:
Persalinan normal bisa dijalankan apabila kedua bayi berakhir dalam posisi kepala
menghadap kebawah ketika tiba waktunya melahirkan. Ini disebut verteks, verteks
ini merupakan posisi janin yang paling kooperatif yang memungkinkan bayi
kembar masuk pada hari kelahiran. Ibu mungkin bisa melahirkan secara alami dan
dilakukan proses persalinan normal. Jika ibu tidak memiliki masalah kesehatan
apapun yang dapat membahayakan ibu dan bayi. Ibu akan lebih mungkin
menjalankan persalinan pervaginam. Ini termasuk kondisi seperti anemia,
preeklampsia (tekanan darah tinggi) dan gestational diabetes.
Jika bayi pertama (yang paling dekat dengan vagina) adalah kepala
kebawah/verteks tetapi bayi kedua sungsang/oblig (panggul atau kaki bayi
diposisikan untuk dilahirkan lebih dulu), Ibu mungkin masih bisa melahirkan secara
normal. Dalam hal ini, Ibu akan melahirkan bayi pertama dan kemudian praktisi
persalinan akan mencoba mengubah bayi kedua ke posisi verteks kepala-bawah.
Mereka akan melakukan ini baik dengan menerapkan tekanan manual ke perut Ibu
(versi eksternal) atau dengan menjangkau ke dalam rahim untuk mengubah posisi
bayi kedua (versi internal). Jika bayi kedua masih tidak mau membalik, praktisi
mungkin menarik bayi keluar terlebih dahulu. Ini disebut ekstraksi oblig.
Jika Ibu ingin melahirkan secara normal, praktisi akan melakukan apa yang dia bisa
untuk membantu Ibu mampu untuk melakukan persalinan normal. Tetapi ada
beberapa kasus di mana dia akan merekomendasikan operasi sesar.
Jika bayi pertama (yang paling dekat dengan pintu keluar) dalam kondisi oblig atau
kedua bayi berada dalam posisi oblig, praktisi persalinan hampir pasti akan
merekomendasikan bedah sesar (persalinan dengan pembedahan). Persalinan
normal dianggap terlalu berisiko dalam situasi ini.
Persalinan bisa lebih singkat. Waktu persalinan normal seringkali lebih pendek
daripada bedah sesar. Jika melahirkan melalui vagina, itu berarti ibu akan bekerja
lebih cepat. Bisa juga lebih lama. Dengan dua atau lebih bayi tumbuh di dalam,
kadang-kadang rahim bisa menjadi membentang ke titik di mana itu bisa
18
melemahkan kontraksi ibu. Jika itu terjadi, mungkin perlu waktu lebih lama untuk
menjadi dilatasi penuh, yang dapat memperpanjang persalinan.
Ibu mungkin akan menggunakan epidural. Beberapa rumah sakit atau praktisi
sangat mendorong atau bahkan membutuhkan epidural saat melahirkan bayi
kembar. Epidural untuk tujuan yang baik. Ini membuat segalanya lebih mudah dan
lebih aman apabila ibu perlu menjalani persalinan sesar darurat kepada satu atau
semua bayi. Jika Ibu ingin menghindari epidural, bicarakan dengan ahli persalinan
sebelumnya.
Bayi pertama dengan posisi melintang. Ini berarti kepalanya mengarah ke bawah
tetapi ke salah satu pinggul, bukan tepat di serviks. Jika bayi pertama mengambil
posisi ini, salah satu dari dua hal dapat terjadi: Dia mungkin mendapatkan posisi
yang tepat untuk persalinan pervaginam sebagai kemajuan kontraksi atau mungkin
praktisi persalinan akan merekomendasikan bedah sesar sehingga dapat
menghindari kerja panjang yang berlarut-larut dan mungkin tidak mengarah pada
kelahiran vagina.
Kedua bayi berada dalam posisi melintang. Ini berarti kedua bayi berbaring
horizontal di uterus. Pemosisian ini hampir selalu berakhir dengan bedah sesar.
Bayi mengalami gawat janin. Jika salah satu dari bayi menunjukkan tanda-tanda
gangguan janin selama persalinan, Ibu mungkin memerlukan bedah caesar segera.
Tanda-tanda gangguan janin termasuk perubahan denyut jantung janin, mekonium
(tinja pertama bayi) di cairan amniotic/ketuban atau suplai oksigen yang berkurang.
Ibu memiliki tiga bayi kembar (atau lebih). Kelipatan tingkat tinggi selalu masuk
dalam kategori kehamilan berisiko tinggi. Oleh karena itu, jika Ibu hamil dengan
tiga bayi atau lebih, bedah caesar kemungkinan akan dijadwalkan. Bahkan dengan
kemajuan medis, cara ini tetap yang paling direkomendasikan karena paling aman.
Namun, beberapa dokter mengatakan bahwa persalinan pervaginam dapat menjadi
pilihan jika bayi pertama dalam posisi verteks dan tidak ada faktor lain yang rumit.
19
bedah sesar. Ini jarang atau sangat langka. Biasanya hanya dilakukan jika ada
keadaan darurat dengan bayi kedua.
Setiap pengalaman persalinan adalah unik. Jadi akan sangat membantu apabila ibu
hamil mempersiapkan apa yang diharapkan. Tim persalinan akan melakukan yang
terbaik untuk ibu dan bayinya seiring kemajuan. Setiap bayi akan memiliki tim
dokter anak dan perawat pediatrik sendiri untuk merawatnya setelah
kedatangannya. Begitu bayi pertama lahir, yang kedua sering tidak jauh waktu
lahirnya. Asalkan semuanya berjalan lancar, kembar kedua dalam persalinan
pervaginam biasanya datang dalam 10 hingga 30 menit pertama. Faktanya,
sebagian besar ibu hamil kembar mengatakan bahwa mengeluarkan bayi nomor dua
sangat mudah setelah mereka menyambut nomor satu.
Informasi terkait persalinan normal untuk ibu hamil kembar jarang ditemukan.
Kebanyakan wanita hamil tidak terlalu memperkirakan akan mempunyai bayi
kembar, padahal informasi ini tetap saja penting dan harus diinformasikan,
beberapa faktor yang mempengaruhi kurangnya informasi terkait persalinan normal
bayi kembar yaitu:
Sedikitnya kasus kehamilan dan kelahiran kembar yang terjadi.
Ibu hamil tidak terlalu memperkirakan akan memiliki bayi kembar karena
kehamilan kembar sifatnya adalah anugerah dan tak semua wanita akan
memiliki kesempatan ini.
20
adalah buku kehamilan atau persalinan dan akan lebih menarik jika disertai dengan
visualisasi. Maka dari itu, buku dapat menjadi media yang efektif untuk
menginformasikan tahapan persalinan normal yang menarik dan informatif sebagai
bahan bacaan untuk memotivasi ibu hamil kembar untuk mempersiapkan dan
memilih persalinan normal jika kondisinya terpenuhi. Pengertian buku sendiri
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah Kumpulan kertas yang dijilid serta
berisikan tulisan, gambar ataupun sekadar kertas kosong untuk ditulis. Dalam solusi
perancangan ini jenis buku yang dipakai adalah buku motivasi bergambar. Buku
motivasi bergambar dapat mengedukasi ibu hamil kembar dengan beberapa cara
sebagai berikut :
Ibu hamil dapat menjadikan buku sebagai pengetahuan dasar untuk
mempersiapkan diri dalam menjalani proses persalinan normal nantinya jika
kondisinya memungkinkan.
Ibu hamil jadi termotivasi untuk berani memilih tahapan persalinan normal
untuk bayi kembarnya dan mau mempersiapkan diri untuk bisa menjalani
persalinan normal tersebut.
Pembaca menjadi lebih tertarik untuk membacanya karena di lengkapi oleh
visualisasi jadi ibu akan memiliki gambaran kondisi didalam rahim dan
gambaran proses persalinannya
Informasi tentang persalinan normal bayi kembar ini akan dikemas kedalam
media yang lebih menarik dan informatif untuk dapat bersaing dengan buku
informasi lainnya.
21