Anda di halaman 1dari 16

BAB II TAHAPAN PERSALINAN NORMAL BAYI KEMBAR

II.1. Landasan Teori


Kehamilan adalah poses alami pada perjalanan hidup seorang wanita. Dalam proses
ini wanita akan mengalami beberapa perubahan seperti perubahan mental dan fisik.
Sedangkan kehamilan kembar merupakan suatu dengan hasil konsepsi (proses
terjadi pertemuan antara sel telur dengan sperma) lebih dari satu pada saat yang
bersamaan. Kehamilan dan persalinan bayi kembar ini memiliki resiko yang lebih
tinggi dari kehamilan dan persalinan bayi tunggal. Proses kehamilan yang normal
yang dialami oleh seorang wanita terjadi selama 40 minggu, dimana kehamilan
biasanya terbagi kedalam 3 fase atau yang lebih dikenal dengan sebutan trimester
(Bobak, Jensen, and Lowdermilk, 2004).

Kehamilan adalah periode perkembangan janin intrauterin dari 280-300 hari dengan
hitungan dibagi menjadi triwulan pertama (usia kehamilan 0-12 minggu), triwulan
dua (usia kehamilan 13-28 minggu), triwulan tiga (usia kehamilan 29-42 minggu).
Kehamilan adalah peristiwa yang sangat penting bagi seorang wanita, diinginkan
atau tidak seorang wanita atau calon wanita hamil akan merasa cemas tentang
kesehatannya. Sudah berbagai upaya akan dilakukan oleh wanita untuk menjaga
kesehatannya (Solihah, 2010, p.206).

Konflik batin yang dirasakan oleh wanita yang sedang hamil dapat bermacam-
macam. terutama pada zaman dahulu rasa sakit dalam persalinan sering menjadi
topik yang yang sering dibahas di kalangan wanita hal ini membuat banyak calon
ibu, terutama mereka yang akan menghadapi masa kehamilan dan melahirkan akan
dibayang-bayangi perasaan takut dan cemas. (Solihah, 2010, p.207).

II.1.1. Kehamilan Bayi Kembar


Kehamilan kembar atau gemelli adalah suatu proses kehamilan dimana terdapat
lebih dari satu janin di dalam rahim. Ibu yang yang telah diketahui mengandung
janin kembar perlu mendapat perhatian dan pengawasan khusus dari segala pihak
untuk mendapatkan hasil yang diinginkan yaitu kesehatan ibu dan janinnya selama
masa kehamilan hingga melahirkan (Wiknjosastro, 2007, p.286).

6
Ada dua jenis kembar berdasarkan dari proses terbentuknya yaitu monozigot dan
dizigot. Monozigot adalah janin kembar yang berasal dari satu sel telur sedangkan
dizigot adalah janin kembar yang berasal dari lebih dari satu telur mewakili setiap
janin kembar yang ada. Sepertiga dari keseluruhan kelahiran kembar di dunia
adalah monozigot. Kembar dizigot terjadi ketika dua telur atau lebih yang matang
secara bersamaan, setelah itu dibuahi oleh sperma. Sehingga, kedua sel telur yang
matang tadi akan dibuahi dalam waktu yang bersamaan. Sedangkan kembar
monozigot berarti satu telur matang yang dibuahi oleh sperma, lalu membelah
menjadi dua. Kondisi bayi kelak akan sangat berpengaruh dari proses pembelahan
ini. (Manuaba 2007, p.464).

Ada beberapa perbedaan antara ibu hamil tunggal dan ibu hamil kembar. Ibu yang
mengandung bayi kembar mempunyai peningkatan risiko prematur (kelahiran pada
minggu 37 atau lebih awal), tingkat mortalitas (derajat kematian) dan morbiditas
(derajat penyakit) yang tinggi, kejadian infeksi saluran kemih, frekuensi keparahan
anemia pada ibu, berat bayi rendah pada saat dilahirkan, hidramnion, preeklampsia-
eklamsia, risiko malformasi kongenital, overdistensi dan risiko perdarahan.

II.1.2. Definisi Persalinan Normal


Menurut Varney (2007) Persalinan normal adalah serangkaian proses yang akan
diakhiri dengan mengeluarkan janin ke dunia. Proses ini dimulai dengan kontraksi
persalinan sejati, yang ditandai dengan perubahan yang signifikan pada serviks dan
diakhiri dengan keluarnya plasenta. Tujuan yang akan dicapai persalinan normal
adalah terciptanya keselamatan dengan resiko bahaya yang sekecil-kecilnya untuk
memastikan keberlangsungan hidup ibu dan bayinya melalui asuhan kebidanan
yang optimal dan sesuai prosedur namun dengan intervensi seminimal mungkin
untuk meningkatkan faktor kualitas dan keamanan layanan agar selalu terjaga pada
tingkat yang seoptimal mungkin. Apabila ingin melaksanakan intervensi terhadap
jalannya proses persalinan yang fisiologis/alamiah maka pendekatan seperti ini
harus ada alasan yang kuat dan bukti manfaat untuk memastikan lancarnya proses
persalinan.

7
II.1.3 Proses Persalinan Bayi kembar
Persalinan pada seorang wanita merupakan sebuah peristiwa alamiah yang sudah
terkonsep di dalam tubuh seorang wanita dimana didalam proses persalinan terjadi
dilatasi serviks untuk kesiapan jalur lahir bayi melalui vagina atau kelahiran
pervaginam. Normalnya kelahiran akan terjadi ketika janin sudah terbentuk
sempurna/matang dan siap untuk meninggalkan kehidupan intrauterine kepada
kehidupan ekstrauterine. Dengan kondisi janin yang siap untuk lahir maka ibu
seharusnya mampu melahirkan normal melalui jalur lahir vagina tanpa
membahayakan diri dan bayinya. Tetapi proses persalinan tetap memiliki resiko
terhadap ibu dan bayi, jadi pengawasan dan pertolongan dari praktisi persalinan
sangat penting (Bobak, 2000; Pilliteri, 2003)

II.1.4 Tahap-Tahap Persalinan


Proses persalinan bayi kembar sama seperti ketika bayi tunggal lahir, bayi kembar
akan dipantau secara ketat. Ibu akan diberi infus jika diperlukan nanti. Sekitar
sepertiga dari semua kembar dilahirkan secara normal. Jika ibu hamil kembar
merencanakan persalinan pervaginam, biasanya disarankan untuk memiliki
epidural untuk menghilangkan rasa sakit. karena jika ada masalah, lebih mudah dan
lebih cepat untuk membantu pengiriman ketika ibu sudah memiliki penghilang rasa
sakit yang baik. (Wiknjosastro, 2007)

Persalinan tebagi dalam 4 kala. Kala I serviks terbuka hingga pembukaan 10cm
terjadi. Kala I juga disebut waktu pembukaan. Kala II juga disebut waktu
pengeluaran, karena kekuatan dorongan alami ibu (his) dan kekuatan mengejan
janin yang mendorong untuk keluar sampai terlahir. Pada kala III atau ketika
plasenta melepas dari dinding rahim dan terlahir. Kala IV atau kala evaluasi dan
pengamatan ibu dan bayi dimulai dari kelahiran plasenta selama 1 jam. Pada waktu
itu praktisi akan mengamat-amati, jika ada perdarahan postpartum (Prawirohardjo,
2010).

II.1.5 Lama Waktu Persalinan


Penentuan lama waktu persalinan normal adalah dilihat dari kategori ibu hamil
primigravida atau multigravida. Ibu hamil primigravida perkiraan waktunya adalah

8
kala I: 12.5 jam, Kala II: 80 menit, kala III: 10 menit, kala IV: 14 jam sedangkan
ibu hamil multigravida kala I: 7 jam 20 menit, kala II: 30 menit, kala III: 10 menit,
kala IV: 8 jam. Dapat disimpulkan bahwa ibu hamil multigravida akan memiliki
kesmpatan yang besar untuk melakukan proses persalinan normal dengan waktu
yang singkat. Ada dua jenis fase pembukaan serviks: fase laten: proses pembukaan
pada tahap ini begitu lama dari 0 - 3cm, fase aktif: proses pembukaan pada tahap
ini relatif cepat, fase aktif ada tiga jenis: fase akselerasi: pembukaan dari 3cm -
4cm terjadi selama 2 jam, fase dilatasi: pembukaan dari 4cm - 9cm terjadi juga
selama 2 jam dan fase deselerasi : pembukaan dari 9cm – 10cm dalam waktu 2
jam. (Rukiyah, 2009, hal.5)

II.2 Objek Penelitian


II.2.1 Tanda-Tanda Melahirkan
Tidak ada perbedaan yang signifikan dari tanda umum antara hamil kembar maupun
hamil tunggal. Normalnya tanda umum yang akan dirasakan ibu hamil pada saat
sebelum persalinan adalah ibu akan merasakan bayi berada di posisi bawah, jalan
lahir semakin terbuka dan bayi akan semakin menekan panggul. Ibu akan
merasakan tanda lainnya yang akan memberikan isyarat bahwa waktu persalinan
sudah semakin dekat. Menurut Rukiyah (2009) ada tanda-tanda akurat akan
dekatnya waktu persalinan tanda-tanda nya sebagai berikut:
1) Air ketuban pecah
Apabila ibu mengalami keluarnya cairan dan cairan ini tidak dapat ditahan dari jalan
lahir itu pertanda bahwa membran omnion (ketuban) telah pecah. Pada kondisi
normal, cairan ketuban ini memiliki ciri-ciri encer, tidak berbau dan tidak berwarna.
Segera temui dokter, bidan atau rumah sakit sudah mengaalami tanda ini (air
ketuban sudah pecah).
2) Munculnya rasa mulas dan nyeri
Apabila ibu mengalami rasa mulas, nyeri serta kram yang tak kunjung hilang di
bagian punggung bawah atau pinggang maka ibu harus segera ke dokter atau rumah
sakit.

9
3) Terjadi kontraksi hebat
Apabila ibu mengalami kontraksi rahim yang hebat, sakit di pinggang, paha serta
rasa mulas terlebih jika kontraksi ini terjadi semakin lama semakin kuat dengan
durasi yang teratur maka kontraksi yang seperti ini adalah salah satu tanda bahwa
waktu persalinan sudah semakin dekat. Segera ke dokter atau rumah sakit
4) Kontraksi Palsu
Kontraksi yang sesungguhnya yakni pada saat menjelang persalinan biasanya
muncul kontraksi yang hebat dan muncul secara teratur dengan intensitas yang
semakin lama semakin hebat, dan jarak kontraksi yang semakin singkat (lebih
sering) Namun, Braxton Hicks (kontraksi palsu) juga kadang-kadang akan muncul
sebelum kontraksi sesungguhnya timbul. Kondisi seperti ini dikatakan juga
kontraksi palsu karena gejalanya sering mengecoh ibu hamil.
5) Keluar lendir bercampur darah
Keluarnya darah dan lendir bisa terjadi beberapa hari sebelum melahirkan, tetapi
ibu harus tetap menghubungi dokter, terlebih jika keluar lendir bercampur darah
disertai perdarahan hebat. Hal ini menunjuka bahwa terlepasnya sumbatan tebal
yang terdapat pada leher rahim. Hal ini berarti fase dilatasi (pembukaan) telah
dimulai dan leher rahim mulai terjadi penipisan.

II.2.2 Tahapan Persalinan Normal Bayi Kembar


Menurut Prawirohardjo (2009) Proses Persalinan normal merupakan sebuah proses
pengeluaran bayi yang akan melalui 4 tahapan kala yaitu kala I, Kala II, Kala III
dan Kala IV.
1. Tahap Pembukaan (Kala I)
Pada tahap kala I ditandai dengan dimulainya ibu merasakan tanda-tanda dekat
persalinan, seperti, bayi akan menekan turun kebawah, penipisan serviks, kontraksi
yang teratur mulai dirasakan, terjadinya proses dilatasi dan berakhir ketika dilatasi
serviks selesai (pembukaan 10). Ada 3 tahap fase pembagian pada kala I, yaitu:
a. Fase Awal
Tahap fase awal persalinan ini adalah tahapan terpanjang, bisa bertahan
selama 12-24 jam, bisa juga sampai berhari-hari, hingga ada yang
berminggu-minggu, bervariasi untuk setiap wanita hamil.

10
b. Fase Aktif
Fase aktif akan mulai dilalui ibu hamil setelah melewati fase awal atau laten,
dalam tahap ini banyak kemajuan akan terjadi. Tahap uini terjadi dengan
durasi sekitar 2 – 3.5 jam. Ibu diharapkan sudah berada di rumah sakit pada
fase ini untuk memudahkan mendapatkan penanganan dan terhindar dari hal
yang tidak diinginkan terjadi.
c. Fase Transisi
Fase inilah fase yang paling berat daripada fase lain. Fase ini berlangsung
dengan durasi yang relatif cepat diantara 30 menit hingga 2 jam.

2. Tahap Pengeluaran atau Tahap Mengejan dan Melahirkan (Kala II)


Pada Kala 2 ini, Ibu pun sudah diperbolehkan untuk mengejan karena bayi sudah
berada tepat di jalan lahir. Pada kala 2 akan terlihat tanda-tanda dorongan mengejan,
perineum menonjol, ada tekanan pada pada area bokong dan keluarnya lendir
bercampur darah yang semakin lama akan semakin banyak. Biasanya tahapan ini
berlangsung sekitar 2 jam, dan bagi yang sudah pernah melahirkan sebelumnya
pada jalan lahir maka akan semakin cepat. Ibu diminta untuk mengikuti segala
arahan dari dokter agar proses persalinan berjalan dengan lancar.
Saat persalinan terjadi, area perineum (daerah diantara anus dan vagina) bisa saja
terjadi sobekan. Ibu akan merasakan kesakitan yang hebat seperti terbakar saat
kepala bayi mulai muncul. Ketika kepala bayi mulai muncul, bayi akan berputar
secara otomatis hal ini membuat bagian bahu dan bagian tubuh bayi lainnya akan
lebih mudah keluar. Setelah bayi keluar, rasa sakit akan segera hilang.

3. Tahap Pengeluaran Plasenta (Kala III)


Pada tahapan sebelumnya yang begitu amat menyakitkan sudah selesai dilewati dan
bayi berhasil keluar dengan selamat. Setelah itu memasuki tahapan Kala 3 yang
dimulai dari berhasil keluarnya bayi dari jalan lahir sampai dikeluarkannya
plasenta. Kala III akan berjalan selama 20 menit dan pada tahap ini ibu masih akan
mengalami kontraksi. Kontraksi yang muncul berfungsi untuk mengeluarkan
plasenta yang masih tertinggal di dalam rahim.

11
Ibu masih diminta untuk mengejan agar plasenta bisa keluar. Dokter akan menekan
perut bagian bawah untuk mengetahui plasenta sudah lepas atau belum. Setelah
plasenta berhasil dikeluarkan, praktisi persalinan akan menjahit bagian perineum
(apabila perineum sobek di kala II).

4. Tahap Pemantauan dan Evaluasi Keadaan Ibu dan Bayi (Kala IV)
Kala IV dimulai usai lahirnya plasenta dan akan selesai 2 jam setelah berhasil
dikeluarkan. Suhu badan akan meningkat secara otomatis, tetapi masih normal yaitu
dibawah 38oC. Bila melebihi 38oC selama 2 hari berturut-turut, kemungkinan ada
infeksi. Kala puerperium (masa nifas) akan terjadi selama 6 minggu, pada masa ini
organ-organ yang berkaitan dengan kehamilan dan kelahiran akan pulih dengan
sendirinya. Pada awal tahap ini ibu dan bayi masih dalam pantauan pihak dokter
atau bidan untu menghindari hal buruk yang akan terjadi pasca melahirkan.
Terutama untuk wanita yang baru pertama kali melakukan persalinan.

II.2.3 Asuhan Kebidanan Pimpinan Persalinan


Dalam proses alami yang akan terjadi pada tubuh wanita pada saat kehamilan
hingga melahirkan perlu adanya pendampingan oleh orang yang mengerti dan
paham untuk membantu ibu melewati masa kehamilan dan melahirkan dengan
aman dan lancar. Untuk mencapai hal tersebut dokter/bidan adalah petugas
kesehatan yang paling kompeten dan mengerti dengan asuhan kebidanan yang akan
membantu ibu dalam proses persalinan dari tahap awal sampai akhir. Berikut
asuhan kebidanan yang akan diberikan kepada ibu yang akan melahirkan:

1. Asuhan Kala 1 Persalinan


asuhan-asuhan kebidanan pada kala I yaitu:
 Memfasilitasi dukungan dari pihak keluarga;
 Melakukan pengawasan kontinyu vital sign;
 Melakukan pengawasan kontinyu terhadap keadaan bayi;
 Melakukan pengawasan kontinyu kemajuan persalinan dengan partograf;
 Pemberian hidrasi kepada pasien;

12
 Mengarahkan tindakan untuk kenyamanan pasien.

2. Asuhan Kala 2 Persalinan


asuhan-asuhan kebidanan pada kala 2 yaitu:
 Mengevaluasi kontinyu kondisi ibu hamil kembar;
 Mengevaluasi kontinyu kondisi janin kembar;
 Melakukan penatalaksanaan kelahiran;
 Melakukan perawatan tubuh ibu;
 Memberikan asuhan pendukung wanita dan beserta keluarga;
 Mengevaluasi kontinyu kemajuan persalinan;
 Melakukan Pembuatan keputusan untuk penatalaksanaan kala 2 persalinan.
 Mempersiapkan persalinan;
 Melakukan persalinan kepada bayi pertama;
 Melakukan penanganan pertama kepada bayi pertama;
 Melakukan evaluasi terhadap bayi kedua;
 Melakukan pembuatan keputusan terhadap bayi kedua;
 Melakukan persalinan terhadap bayi kedua;
 Melakukan penanganan pertama kepada bayi kedua;

3. Asuhan Kala 3 Persalinan


secara umum asuhan kala 3 persalinan adalah sebagai berikut:
 Memuji pasien atas keberhasilannya;
 Mandampingi pasien agar proses pelahiran plasenta lancar;
 Melakukan manajemen aktif kala 3;
 Memberikan dukungan mental pada pasien;
 Memantau kontraksi uterus;

4. Asuhan Kala 4 Persalinan


secara umum asuhan kala 4 persalinan adalah:
 Membersihkan area perineum ibu dan kenakan pakaian yang bersih;
 Memastikan ibu sudah mengeluarkan urin (pipis) tiga jam pascapersalinan;
 Memeriksa kandung kemih, tekanan darah ibu dan pendarahan tiap 15 menit
sekali pada jam pertama usai melahirkan dan 30 menit pada jam ke dua;

13
 Mengarahkan ibu supaya meletakkan kedua bayinya bersentuhan dengan kulit
ibu;
 Megarahkan ibu untuk langsung memberikan ASI pertamanya;
 Memberikan minum kepada ibu agar tidak dehidrasi;
 Memposisikan ibu untuk beristirahat dengan nyaman.

II.3 Analisa
Pencarian data terkait tentang tahapan persalinan normal bayi kembar dilakukan
dengan wawancara dan pendekatan secara langsung terhadap wanita-wanita yang
akan menjadi narasumber. Wawancara dilakukan terhadap narasumber yang ahli
terhadap masalah persalinan bayi kembar, terhadap wanita yang belum menikah,
wanita primigravida dan multigravida yang berkaitan dengan persalinan.
Wawancara dilakukan dengan cara mendatangi langsung individu-individu yang
menjadi narasumber. Pendekatan terhadap narasumber ini dilakukan untuk
mendapatkan hasil wawancara yang sejelas-jelasnya.

II.3.1 Wawancara
Wawancara pertama dilakukan kepada Zulmainar selaku Bidan yang memiliki
jabatan sebagai ketua bidan di wilayah Tangerang selatan dan juga memiliki sebuah
klinik persalinan normal di daerah Pamulang, Tangerang Selatan. data yang didapat
adalah sebagai berikut:

Menurut bidan Zulmainar, terkait tahapan persalinan bayi kembar adalah kembar
lebih dari dua mungkin lahir lebih awal, sering sebelum 38 minggu (prematur), jadi
penting untuk memahami opsi kelahiran dari sang ibu. Kurang dari separuh dari
semua kehamilan kembar bertahan lebih dari 37 minggu. Karena hamil kembar atau
gemelli sering lahir prematur, ada baiknya untuk mendiskusikan pilihan persalinan
dengan bidan atau dokter diawal kehamilan untuk hasil terbaik yang aman bagi ibu
dan bayi. Ibu juga harus mendiskusikan dimana ingin melahirkan. Kemungkinan
besar akan disarankan untuk melahirkan di rumah sakit karena ada kemungkinan
komplikasi yang lebih tinggi dengan kelahiran kembar. Sudah biasa bagi lebih
banyak staf medis untuk terlibat dalam kelahiran kembar, seperti bidan, dokter
kandungan dan dua dokter anak satu untuk setiap bayi. Sementara proses persalinan

14
sama seperti ketika bayi tunggal lahir, bayi kembar lebih dipantau secara ketat.
Untuk melakukan ini, monitor elektronik dan klip kulit kepala mungkin akan
dipasangkan pada bayi pertama setelah air ketuban pecah. Ibu akan diberi infus jika
diperlukan nanti.

Sekitar sepertiga dari semua kembar dilahirkan secara normal dan prosesnya mirip
dengan melahirkan bayi tunggal. Jika ibu merencanakan persalinan pervaginam,
biasanya disarankan bahwa ibu memiliki epidural (bius lokal) untuk menghilangkan
rasa sakit. Karena jika ada masalah, lebih mudah dan lebih cepat untuk membantu
pengiriman ketika ibu sudah memiliki penghilang rasa sakit yang baik.

Jika kembar pertama berada dalam posisi kepala ke bawah (verteks), biasanya
praktisi persalinan akan mempertimbangkan untuk melakukan persalinan
pervaginam. Namun, mungkin ada alasan medis lain mengapa hal ini tidak mungkin
dilakukan. Jika ibu pernah menjalani operasi caesar sebelumnya, biasanya tidak
disarankan untuk melahirkan secara normal dengan bayi kembar. Jika mengalami
persalinan pervaginam, Ibu mungkin memerlukan kelahiran dibantu alat, yaitu
ketika cangkir hisap (ventouse) atau tang digunakan untuk membantu melahirkan
bayi.

Begitu bayi pertama lahir, bidan atau dokter akan memeriksa posisi bayi kedua
dengan merasakan perut dan melakukan pemeriksaan vagina. Jika bayi kedua dalam
posisi yang baik, ketuban akan pecah dan bayi ini harus lahir segera setelah yang
pertama sebagai serviks (daerah yang menghubungkan rahim dengan vagina) sudah
sepenuhnya dilatasi. Jika kontraksi berhenti setelah kelahiran pertama, hormon
akan ditambahkan ke infus untuk memulai pemicuan kontraksi kembali.

Wawancara kedua dilakukan kepada Wulan dan Harmi, wanita yang belum
menikah tetapi sudah punya rencana menikah dalam waktu dekat. data yang didapat
adalah sebagai berikut:

Narasumber pertama Wulan kurang lebih memahami tentang proses terbentuknya


bayi kembar sedangkan narasumber kedua tidak begitu paham dengan proses
tersebut. Tentang kelahiran bayi kembar bisa melalui persalinan normal Wulan juga

15
mengetahuinya sedangkan Harmi tidak tahu. Kedua narasumber mengakui
mengiginkan suatu saat dapat memiliki anak kembar Wulan beralasan karena lucu
melihat anak kembar dan Harmi beralasan dapat kepercayaan dari Tuhan kalo bisa
punya anak kembar. Mengenai resiko hamil anak kembar Wulan sedikit memahami
beberapa risiko hamil kembar begitupun Harmi. Kedua narasumber memilih
internet untuk mencari tahu segala informasi tentang kehamilan nantinya karena
Wulan beralasan mudah mengakses informasi dan gratis sedangkan harmi beralasan
segala bentuk informasi lengkap di internet, tetapi kedua narasumber mengaku
sangat perlu dibuat buku berupa informasi terkait kehamilan dan persalinan kembar
untuk menjadi media edukasi bagi ibu hamil kembar dalam mempersiapkan
persalinannya.

Wawancara ketiga dilakukan kepada Hanifa dan Lisa selaku wanita yang sedang
hamil primigravida, data yang didapat adalah sebagai berikut:

Dalam wawancara kepada ibu yang sedang hamil primigravida dilakukan kepada
dua orang. Narasumber pertama Hanifa mengaku memiliki gen kembar dari sang
suami dia mengetahui dan memahami proses terbentuknya bayi kembar tetapi tidak
dengan narasumber kedua Lisa, dia kurang tahu proses tersebut. Pertanyaan kedua
tentang persalinan normal bisa dilalui oleh ibu hamil kembar Hanifa juga mengaku
mengetahui hal ini sedangkan Lisa juga tidak mengetahui informasi ini. Kedua
narasumber mengaku sangat ingin memiliki anak kembar, Hanifa mengaku
memiliki anak kembar identik apalagi laki-perempuan akan menjadi anugerah
terbesar bagi hidupnya. Lisa juga ingin mendapatkan kesempatan memiliki anak
kembar. Tentang risikonya hamil anak kembar Hanifa memahami apa saja risiko-
risikonya, tetapi Lisa kurang paham dengan risiko hamil bayi kembar. Untuk
informasi tentang persalinan normal bayi kembar kedua narasumber memilih buku
untuk dijadikan bahan bacaan selama kehamilan narasumber pertama beralasan
karena buku sudah jelas kontennya dan sudah dilakukan riset sedangkan
narasumber kedua mengaku memang hobi membaca. Kedua narasumber
menyatakan masih sangat kurang informasi terkait informasi tahapan persalinan
normal bayi kembar. Mereka mendukung adanya buku informasi untuk kehamilan
kembar.

16
Wawancara keempat dilakukan kepada Mursida dan Dahlia yaitu wanita
multigravida yang sudah pernah hamil lebih dari satu kali, data yang didapat adalah
sebagai berikut:

Narasumber pertama adalah Mursida telah memiliki empat anak sedangkan


narasumber kedua Dahlia memiliki dua anak. Kedua narasumber menyatakan tidak
begitu paham dengan proses terbentuknya janin kembar kedua narasumber juga
tidak mengetahui jika kelahiran kembar bisa dengan proses persalinan normal,
mereka kira persalinan untuk anak kembar pasti akan di alihkan ke persalinan bedah
sesar. tetapi kedua narasumber ingin untuk memiliki anak kembar walaupun
Mursida merasa tidak terlalu memikirkannya karena sudah punya banyak anak.
Kedua narasumber juga hanya sedikit memahami risiko-risiko hamil anak kembar.
Kedua narasumber pada masa kehamilan biasanya memilih buku untuk mencari
tahu informasi kehamilan dan persalinannya oleh karena itu mereka mendukung
adanya buku panduan terkait kehamilan dan kelahiran normal bayi kembar untuk
menjadi bahan bacaan bagi ibu hamil anak kembar agar bisa mempersiapkan diri
untuk persalinan normal yang sehat dan aman.

Didapatkan simpulan dari analisa hasil wawancara di atas sebagai berikut:


 sebagian besar wanita tidak tahu proses terjadinya anak kembar.
 sebagian wanita tahu jika kehamilan kembar bisa melalui proses persalinan
normal.
 Semua wanita yang diwawancara mau memiliki anak kembar.
 Tetapi sebagian besar narasumber masih belum memahami dengan benar apa
saja risiko yang meliputi kehamilan kembar.
 Semua wanita primigravida dan multigravida lebih memilih buku untuk
menjadi buku informasi kehamilan dan persalinan mereka.
 semua narasumber sangat menyutujui adanya pembuatan informasi berupa
buku untuk informasi dasar persiapan wanita hamil kembar melakukan
persalinan.

17
II.4 Resume
Dari objek penelitian dan analisis di atas dapat disimpulkan bahwa:
Persalinan normal bisa dijalankan apabila kedua bayi berakhir dalam posisi kepala
menghadap kebawah ketika tiba waktunya melahirkan. Ini disebut verteks, verteks
ini merupakan posisi janin yang paling kooperatif yang memungkinkan bayi
kembar masuk pada hari kelahiran. Ibu mungkin bisa melahirkan secara alami dan
dilakukan proses persalinan normal. Jika ibu tidak memiliki masalah kesehatan
apapun yang dapat membahayakan ibu dan bayi. Ibu akan lebih mungkin
menjalankan persalinan pervaginam. Ini termasuk kondisi seperti anemia,
preeklampsia (tekanan darah tinggi) dan gestational diabetes.

Jika bayi pertama (yang paling dekat dengan vagina) adalah kepala
kebawah/verteks tetapi bayi kedua sungsang/oblig (panggul atau kaki bayi
diposisikan untuk dilahirkan lebih dulu), Ibu mungkin masih bisa melahirkan secara
normal. Dalam hal ini, Ibu akan melahirkan bayi pertama dan kemudian praktisi
persalinan akan mencoba mengubah bayi kedua ke posisi verteks kepala-bawah.
Mereka akan melakukan ini baik dengan menerapkan tekanan manual ke perut Ibu
(versi eksternal) atau dengan menjangkau ke dalam rahim untuk mengubah posisi
bayi kedua (versi internal). Jika bayi kedua masih tidak mau membalik, praktisi
mungkin menarik bayi keluar terlebih dahulu. Ini disebut ekstraksi oblig.

Jika Ibu ingin melahirkan secara normal, praktisi akan melakukan apa yang dia bisa
untuk membantu Ibu mampu untuk melakukan persalinan normal. Tetapi ada
beberapa kasus di mana dia akan merekomendasikan operasi sesar.

Jika bayi pertama (yang paling dekat dengan pintu keluar) dalam kondisi oblig atau
kedua bayi berada dalam posisi oblig, praktisi persalinan hampir pasti akan
merekomendasikan bedah sesar (persalinan dengan pembedahan). Persalinan
normal dianggap terlalu berisiko dalam situasi ini.

Persalinan bisa lebih singkat. Waktu persalinan normal seringkali lebih pendek
daripada bedah sesar. Jika melahirkan melalui vagina, itu berarti ibu akan bekerja
lebih cepat. Bisa juga lebih lama. Dengan dua atau lebih bayi tumbuh di dalam,
kadang-kadang rahim bisa menjadi membentang ke titik di mana itu bisa

18
melemahkan kontraksi ibu. Jika itu terjadi, mungkin perlu waktu lebih lama untuk
menjadi dilatasi penuh, yang dapat memperpanjang persalinan.

Ibu mungkin akan menggunakan epidural. Beberapa rumah sakit atau praktisi
sangat mendorong atau bahkan membutuhkan epidural saat melahirkan bayi
kembar. Epidural untuk tujuan yang baik. Ini membuat segalanya lebih mudah dan
lebih aman apabila ibu perlu menjalani persalinan sesar darurat kepada satu atau
semua bayi. Jika Ibu ingin menghindari epidural, bicarakan dengan ahli persalinan
sebelumnya.

Bayi pertama dengan posisi melintang. Ini berarti kepalanya mengarah ke bawah
tetapi ke salah satu pinggul, bukan tepat di serviks. Jika bayi pertama mengambil
posisi ini, salah satu dari dua hal dapat terjadi: Dia mungkin mendapatkan posisi
yang tepat untuk persalinan pervaginam sebagai kemajuan kontraksi atau mungkin
praktisi persalinan akan merekomendasikan bedah sesar sehingga dapat
menghindari kerja panjang yang berlarut-larut dan mungkin tidak mengarah pada
kelahiran vagina.

Kedua bayi berada dalam posisi melintang. Ini berarti kedua bayi berbaring
horizontal di uterus. Pemosisian ini hampir selalu berakhir dengan bedah sesar.
Bayi mengalami gawat janin. Jika salah satu dari bayi menunjukkan tanda-tanda
gangguan janin selama persalinan, Ibu mungkin memerlukan bedah caesar segera.
Tanda-tanda gangguan janin termasuk perubahan denyut jantung janin, mekonium
(tinja pertama bayi) di cairan amniotic/ketuban atau suplai oksigen yang berkurang.

Ibu memiliki tiga bayi kembar (atau lebih). Kelipatan tingkat tinggi selalu masuk
dalam kategori kehamilan berisiko tinggi. Oleh karena itu, jika Ibu hamil dengan
tiga bayi atau lebih, bedah caesar kemungkinan akan dijadwalkan. Bahkan dengan
kemajuan medis, cara ini tetap yang paling direkomendasikan karena paling aman.
Namun, beberapa dokter mengatakan bahwa persalinan pervaginam dapat menjadi
pilihan jika bayi pertama dalam posisi verteks dan tidak ada faktor lain yang rumit.

Sebuah kelahiran campuran (juga disebut sebagai kelahiran gabungan) terjadi


ketika bayi pertama dilahirkan melalui vagina tetapi bayi kedua membutuhkan

19
bedah sesar. Ini jarang atau sangat langka. Biasanya hanya dilakukan jika ada
keadaan darurat dengan bayi kedua.

Setiap pengalaman persalinan adalah unik. Jadi akan sangat membantu apabila ibu
hamil mempersiapkan apa yang diharapkan. Tim persalinan akan melakukan yang
terbaik untuk ibu dan bayinya seiring kemajuan. Setiap bayi akan memiliki tim
dokter anak dan perawat pediatrik sendiri untuk merawatnya setelah
kedatangannya. Begitu bayi pertama lahir, yang kedua sering tidak jauh waktu
lahirnya. Asalkan semuanya berjalan lancar, kembar kedua dalam persalinan
pervaginam biasanya datang dalam 10 hingga 30 menit pertama. Faktanya,
sebagian besar ibu hamil kembar mengatakan bahwa mengeluarkan bayi nomor dua
sangat mudah setelah mereka menyambut nomor satu.

Informasi terkait persalinan normal untuk ibu hamil kembar jarang ditemukan.
Kebanyakan wanita hamil tidak terlalu memperkirakan akan mempunyai bayi
kembar, padahal informasi ini tetap saja penting dan harus diinformasikan,
beberapa faktor yang mempengaruhi kurangnya informasi terkait persalinan normal
bayi kembar yaitu:
 Sedikitnya kasus kehamilan dan kelahiran kembar yang terjadi.
 Ibu hamil tidak terlalu memperkirakan akan memiliki bayi kembar karena
kehamilan kembar sifatnya adalah anugerah dan tak semua wanita akan
memiliki kesempatan ini.

II.5 Solusi Perancangan


Tahapan persalinan normal yang ternyata bisa dilakukan oleh gemelli atau ibu
dengan kondisi hamil kembar masih belum banyak diketahui masyarakat. Hal ini
belum dapat tersampaikan kepada masyarakat khususnya untuk calon ibu dengan
bayi kembar secara efektif, serta kurangnya pembahasan terkait masalah ini
menjadi penyebab ketidaktahuan masyarakat tentang informasi ini. Untuk itu
dibutuhkan upaya dalam merumuskan informasi terkait persalinan normal untuk
janin kembar yang lebih efektif dan mampu menarik perhatian. Wanita hamil
kembar akan sangat membutuhkan informasi tentang persiapan persalinannya
nanti, informasi yang akan dicari terlebih dahulu berdasarkan waancara sebelumnya

20
adalah buku kehamilan atau persalinan dan akan lebih menarik jika disertai dengan
visualisasi. Maka dari itu, buku dapat menjadi media yang efektif untuk
menginformasikan tahapan persalinan normal yang menarik dan informatif sebagai
bahan bacaan untuk memotivasi ibu hamil kembar untuk mempersiapkan dan
memilih persalinan normal jika kondisinya terpenuhi. Pengertian buku sendiri
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah Kumpulan kertas yang dijilid serta
berisikan tulisan, gambar ataupun sekadar kertas kosong untuk ditulis. Dalam solusi
perancangan ini jenis buku yang dipakai adalah buku motivasi bergambar. Buku
motivasi bergambar dapat mengedukasi ibu hamil kembar dengan beberapa cara
sebagai berikut :
 Ibu hamil dapat menjadikan buku sebagai pengetahuan dasar untuk
mempersiapkan diri dalam menjalani proses persalinan normal nantinya jika
kondisinya memungkinkan.
 Ibu hamil jadi termotivasi untuk berani memilih tahapan persalinan normal
untuk bayi kembarnya dan mau mempersiapkan diri untuk bisa menjalani
persalinan normal tersebut.
 Pembaca menjadi lebih tertarik untuk membacanya karena di lengkapi oleh
visualisasi jadi ibu akan memiliki gambaran kondisi didalam rahim dan
gambaran proses persalinannya
 Informasi tentang persalinan normal bayi kembar ini akan dikemas kedalam
media yang lebih menarik dan informatif untuk dapat bersaing dengan buku
informasi lainnya.

21

Anda mungkin juga menyukai