Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH PERSALINAN NORMAL

DI SUSUN OLEH :

ANGGUN NURVALENTYANA MAESHAL 14220220059

MUTHIA RAMADHANI IHSAN 14220220060

DIAH WIDYANINGRUM 14220220067

SASNABILA 14220220078

PRODI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang dapat hidup
kedunia luar dari rahim melalui jalan lahir atau jalan lain. Pertolongan persalinan adalah
serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi cukup bulan atau hampir cukup
bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu. Adapun menurut
proses berlangsungnya persalinan dibedakan sebagai berikut:
1) Persalinan spontan yaitu bila persalinan berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri melalui
jalan lahir ibu tersebut.
2) Persalinan buatan yaitu persalinan dibantu dengan tenaga dari luar misalnya ekstraksi
forceps/ vakum.
3) Persalinan anjuran yaitu persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya tetapi baru
berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian pitocin atau prostaglandin.
B. TANDA-TANDA PERSALINAN
Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur,keluar darah lendir yang
lebih banyak karena robekan-robekan kecil pada servik,terkadang ketuban pecah dengan
sendirirnya, pada pemeriksaan dalam didapat servik yang mendatar dan pembukaan jalan
sudah ada.
1) Kala I Kala I berlangsung dari permulaan persalinan sesungguhnya sampai pembukaan
lengkap. Kontraksi timbul dan di rasakan nyeri, dan melaluidinding perut tangan pemeriksa
dapat dengan mudah meraba uterus yang menjadi keras. Dengan demikian his pada persalinan
menjadi lebih teratur dankuat. Mula-mula dirasakan nyeri di belakang dan mengajar ke depan
abdomendan paha atas Kala I dimulai sejak terjadinya his adekuat dan servik mulai membuka
sehingga pembukaan lengkap (10 cm), pada primigravida lamanya 6 sampai 8jam dan pada
multipara 2 sampai 10 jam (Oxorn, 2003) atau padaprimi gravida kira – kira 13 jam dan
multipara kira– kira 7 jam Kala pembukaan dibagi 2 fase , yaitu :
A. Fase laten:
a) Fase laten dimulai dari permulaan kontraksi uterus yang reguler sampai terjadinya dilatasi
servik yang mencapai ukuran dimeter 3 cm.
kontraksi uterus selam fase ini lebih pendek dan ringan, lama kontraksi 20-40 detik.Fase ini
berlangsung 6 jam pada primipara dan 4,5 jam pada multipara. Padafase ini dapat terjadi
perpanjangan bila ada cephalopelvic disproportional dan wanita selama persalinan
mendapatkan analgesia atau sedasi berat Secara psikologis, pada wanita yang telah siap
menghadapi persalinan pada fase ini, kontraksi uterus menyebabkan ketidaknyamanan yang
minimal karena sensasi akibat ketegangan pada perut masih ringan. Oleh karena itu pada fase
ini wanita masih dapat berjalan-jalan.
b. Fase aktif Selama fase aktif persalinan, dilatasi servik terjadi lebih cepat. Dimulaidari akhir
fase laten dan berakhir dengan dilatasi servik 4 cm sampai 10 cm.persalinan efektif di mulai
pada fase ini. Rata-rata dilatasi servik untuk primipara 1,2 cm atau lebih tiap jam dan multipara
1,5 jam atau tiap jam(Martin, 2002). Literatur lain menyebutkan dilatasi servik 1 cm tiap
jamuntuk multipara (saifuddin, 2001). Fase aktif dibagi lagi dalam 3 fase yaitufase akselerasi :
dilatasi servik 3cm menjadi 4 cm, dilatasi maksimal terjadi dilatasi servik yang sangat cepat dari
4 cm menjadi 9cm, fase deselerasi:dilatasi servik menjadi lambat dari 9 cm menjadi 10 cm
ataupenuh. Masing-masing fase tersebut berlangsung 2 jam untuk primipara.Kontraksi uterus
pada fase aktif lebih kuat dan lebih lama disbandingdengan fase laten, lama kontraksi 40-60
detik, frekuensi tiap 3- 5 menit.Terjadi peningkatan sekresi dari vagina serta kemungkinan
pecahnya selaput ketuban secara spontan. Kondisi ini merupakan keadaan yang sulitbagi
kebanyakan wanita karena mulai merasakan ketidaknyamanan. Untuk mengevaluasi kemajuan
persalinan, WHO merekomendasikan melakukan pemeriksaan dalam setiap 4 jam, dengan
pertimbangan bahwatenggang waktu 4 jam antara melambatnya persalinan dan
diambilnyatindakan tidak akan membahayakan janin maupun ibunya, disamping itu juga untuk
menghindarkan tindakan yang tidak perlu.
2) Kala II Kala II persalinan didefinisikan mulai dari dilatasi servik penuh sampai diikuti kelahiran
bayi. Batasan kala II dimulai saat pembukaan serviks lengkap dan berakhir dengan lahirnya
seluruh tubuh janin (Chapman, 2006). Kala II primi 1,5 sampai 2 jam sedangkan pada multi 0,5
sampai 1 jam Lama persalinan kala II dipengaruhi oleh faktor ibu dan faktor janin. Faktor ibu
yang mempengaruhi lama kala II adalah tenaga ibu atau keadaan umum ibu, kontraksi (his) dan
ukuran panggul (passage), sedangkan faktor janin (passeger) yang mempengaruhi lama kala II
adalah posisi janin atau letak janin dan taksiran berat janin.
3) Kala III Kala tiga persalinan tiga disebut juga sebagai kala uri atau kalapengeluaran plasenta.
Kala tiga dan empat persalinan merupakan kelanjutan dari kala satu (kala pembukaan) dan kala
dua (kala pengeluaran bayi)persalinan. Dengan demikian, berbagai aspek yang akan dihadapi
pada kalatiga dan empat, sangat berkaitan dengan apa yang telah dikerjakan pada tahap-tahap
sebelumnya. Pada persalinan kala III, miometrium akan berkontraksi mengikuti berkurangnya
ukuran rongga uterus secara tiba–tiba setelah lahirnya bayi. Pengurangan ukuran uterus ini
menyebabkan berkurangnya pula ukuran tempat perlekatan placenta menjadi semakin kecil,
sedangkan ukuran placenta tidak berubah, maka placenta akan terlepas dari dinding
uterus.Setelah terpisah placenta turun ke segmen bawah rahim atau bagian atas vagina. Durasi
kala III pada primigravida dan multigravida tidak ada perbedaan, yaitu 15 menit.
4) Kala IV Kala IV adalah kala pengawasan selama 2 jam setelah bayi dan plasenta lahir untuk
mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan postpartum. Masa post partum
merupakan saat paling kritis untuk mencegah kematian ibu, terutama kematian disebabkan
karena perdarahan. Selama kalaIV petugas harus memantau ibu setiap 15 menit pada jam
pertama setalah kelahiran plasenta dan 30 menit pada jam kedua setelah persalinan. Jika
kondisi ibu tidak stabil, maka ibu harus dipantau lebih sering.
C. LAMA PERSALINAN
Karena pada banyak kasus sukar ditetapkan secara tepat kapan persalinan dimulai, maka tidak
ada batasan yang disepakati tentang permulaan persalinan. Menurut Mochtar (1998) dan
Midwifery (2004), yang membatasi persalinan yaitu diawali dengan saat dimana pasien
mengalami his persalinan yang menuju ke arah kelahiran bayi dan berakhir dengan kelahiran
plasenta. Persalinan yang berlangsung lama dapat menimbulkan komplikasikomplikasi baik
terhadap ibu maupun terhadap anak, dan akan meningkatkan multi. Sedangkan menurut
Harjono (Mochtar, 1995), partus lama atau partus kasep merupakan fase terakhir dari suatu
partus yang macet dan berlangsung terlalu lama sehingga timbul gejalagejala: dehidrasi,
infeksi, kelelahan ibu, asfiksi dan kematian janin dalam kandungan. Sebab-sebab terjadinya
partus lama ini adalah multikomplek, dan tentu saja bergantung pada pengawasan selagi hamil,
pertolongan persalinan yang baik dan penatalaksanaannya.
Faktor-faktor penyebab partus lama antara lain:
1) Kelainan letak janin.
2) Kelainan-kelainan panggul.
3) Kelainan his.
4) Pimpinan persalinan yang salah.
5) Janin besar atau kelainan kongenital.
6) Primitua.
7) Perut pendulum, grandemulti.
8) Ketuban pecah dini.
9) His persalinan yang tidak efisien, termasuk serviks yang kaku.
10) Disproporsi fetopelvik.
11) Analgesi dan anesthesi yang berlebihan dalam fase laten.
Faktor-faktor tersebut dapat berperan sendiri-sendiri atau secara bersamaan :
1) Fase Laten yang Memanjang Fase laten yang melampaui waktu 20 jam pada primigravida
atau waktu 14 jam pada multipara merupakan keadaan abnormal.
2) Sebab-sebab fase laten yang panjang mencakup:
(1) serviks belum matang pada awal persalinan, memperpanjang fase laten, dan kebanyakan
serviks akan membuka secara normal begitu terjadi pendataran;
(2) posisi janin abnormal;
(3) disproporsi cephalopelvik;
(4) pemberian sedatif yang berlebihan.

3) Fase Aktif yang Memanjang pada Primigravida Pada primigravida, fase aktif yang lebih
panjang dari 12 jam merupakan keadaan abnormal. Yang lebih penting daripada fase ini adalah
kecepatan dilatasi serviks. Laju yang kurang dari 1,2 cm per jam membuktikan adanya
abnormalitas. Pemanjangan fase aktif menyertai:
(1) malposisi janin;
(2) disproporsi cephalopelvik;
(3) penggunaan sedatif dan analgesik berlebihan;
(4) ketuban pecah sebelum dimulainya persalinan.

4) Fase Aktif yang Memanjang pada Multipara Fase aktif pada multipara yang berlangsung lebih
dari 6 jam (rata-rata 2,5 jam) dan laju dilatasi serviks yang kurang dari 1,5 cm per jam
merupakan keadaan abnormal. Kelahiran normal yang terjadi di waktu lampau tidak berarti
bahwa kelahiran berikutnya pasti normal kembali.
D. TUJUAN ASUHAN PERSALINAN
Adapun tujuan asuhan persalinan antara lain :
1) Memberikan dukungan baik secara fisik maupun emosional kepada ibu dan keluarga selama
persalinan dan kelahiran
2) Melakukan pengkajian, membuat diagnosis, mencegah, menangani komplikasi-komplikasi
dengan cara pemantauan ketat dan deteksi dini selama persalinan dan kelahiran
3) Melakukan rujukan pada kasus-kasus yang tidak bisa ditangani sendiri untuk mendapatkan
asuhan spesialis jika perlu
4) Memberikan asuhan yang adekuat pada ibu, sesuai dengan intervensi minimal tahap
persalinannya.
5) Memperkecil resiko infeksi dengan melaksanakan pencegahan infeksi yang aman.
6) Selalu memberitahu ibu dan keluarganya mengenai kemajuan, adanya penyulit maupun
intervensi yang akan dilakukan dalam persalinan.
7) Memberikan asuhan yang tepat untuk bayi segera setelah lahir.
8) Membantu ibu dengan pemberrian ASI dini

Anda mungkin juga menyukai