OLEH:
A. DEFINISI
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar
dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan
cukup bulan (setelah 37 - 42 minggu) lahir spontan dengan presentasi belakang kepala
yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin,
disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu melalui jalan
lahir, serta berlangsung dengan bantuan atau tanpa bantuan (Ardrian, 2017).
Persalinan adalah suatu proses dimana seorang perempuan melahirkan bayi yang
diawali dengan kontraksi uterus yang teratur dan memuncak pada saat pengeluaran
bayi sampai dengan pengeluaran plasenta dan selaputnya berlangsung selama 12-14
jam (Kurniarum, 2016). Asuhan persalinan normal adalah asuhan persalinan yang
bersih dan aman mulai dari kala 1 sampai dengan kala IV (Suparti, 2021).
1. Passanger (penumpang)
2. Passage way (jalan lahir),
3. Power (kekuatan)
4. Posisi ibu,
5. Respon Psikologi.
(Suparti, 2021)
E. Tahapan Persalinan
Kala I
Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan servix
hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm). Persalinan kala I berlangsung 18 – 24
jam dan terbagi menjadi dua fase yaitu fase laten dan fase aktif.
a.Fase laten persalinan
-Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan
servix secara bertahap
- Pembukaan servix kurang dari 4 cm
- Biasanya berlangsung di bawah hingga 8 jam
b. Fase aktif persalinan
Fase ini terbagi menjadi 3 fase yaitu akselerasi, dilatasi maximal, dan
deselerasi
-Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat (kontraksi
dianggap adekuat/memadai jika terjadi 3 kali atau lebih dalam waktu
10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih
- Servix membuka dari 4 ke 10 cm biasanya dengan kecepatan 1 cm
atau lebih perjam hingga permbukaan lengkap (10 cm)
- Terjadi penurunan bagian terendah janin
Kala II
Persalinan kala II dimulai dengan pembukaan lengkap dari serviks dan
berakhir dengan lahirnya bayi. Proses ini berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada
multipara.Tanda-tanda bahwa kala II persalinan sudah dekat adalah:
1.Ibu ingin meneran
2.Perineum menonjol
3.Vulva vagina dan sphincter anus membuka
4.Jumlah pengeluaran air ketuban meningkat
5.His lebih kuat dan lebih cepat 2-3 menit sekali.
6.Pembukaan lengkap (10 cm )
7.Pada Primigravida rata-rata 1.5 jam dan multipara rata-rata 0.5 jam
8.Pemantauan
a)Tenaga atau usaha mengedan dan kontraksi uterus
b)Janin yaitu penurunan presentasi janin dan kembali normalnya detak
jantung bayi setelah kontraksi
Kala III
Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta
dan selaput ketuban:
-Berlangsung tidak lebih dari 30 menit
-Disebut dengan kala uri atau kala pengeluaran plasenta
-Peregangan Tali pusat Terkendali (PTT) dilanjutkan pemberian oksitosin untuk
kontraksi uterus dan mengurangi perdarahan
Kala IV
- Dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelah itu
-Pemantauan 15 menit pada jam pertama setelah kelahiran plasenta, 30 menit
pada jam kedua setelah persalinan, jika kondisi ibu tidak stabil, perlu dipantau
lebih sering
- Observasi intensif karena perdarahan yang terjadi pada masa ini
Observasi yang dilakukan :
1. Tingkat kesadaran penderita.
2. Pemeriksaan tanda vital.
3. Kontraksi uterus.
4.Perdarahan, dianggap masih normal bila jumlahnya tidak melebihi 400-
500cc. (Kurniarum, 2016)
A. DEFINISI
• Bayi berat lahir rendah adalah keadaan ketika bayi dilahirkan memiliki berat badannya
kurang dari 2500 gram. Keadaan BBLR ini akan berdampak buruk untuk tumbuh
kembang bayi ke depannya (Kementerian Kesehatan RI, 2015).
• Penyebab BBLR adalah keadaan ibu hamil yang memiliki masalah dalam kehamilan.
Permasalahan dalam kehamilan inilah yang paling berbahaya karena menjadi
penyebab kematian ibu dan bayi terbesar (Barua, Hazarika & Duta, 2014).
• Di Indonesia angka kejadian persalinan kurang bulan dapat dicerminkan secara kasar
berdasarkan angka kejadian bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Angka
kejadian BBLR nasional di rumah sakit adalah 27,9% (POGI Cabang Bandung, 2011),
BBLR di Indonesia pada tahun 2013 (10,2%) (Riskesdas, 2013)
1. Tirah Baring
Menurut Jain dan Bennerman (2019) pentingnya bedrest sebagai langkah awal
dalam pengelolaan prematur yang berisiko, hal ini didukung oleh penelitian
observasional yang mengidentifikasi hubungan antara aktivitas fisik yang intens
dengan kelahiran prematur yaitu dari 1.266 wanita yang istirahat di tempat tidur
dibandingkan dengan plasebo tanpa intervensi, hasilnya tidak ditemukan perbedaan
yang signifikan antar kelompok persalinan prematur spontan sebelum usia kehamilan
37 minggu.
4. Pemberian tokolitik
Pemberian tokolitik bermanfaat jika penundaan persalinan dalam waktu
beberapa hari akan memberikan efek menguntungkan bagi janin, seperti pemberian
kortikosteroid untuk maturasi paru atau rujukan kerumah sakit dengan fasilitas yang
lebih memadai.
5. Pemberian steroid
Rekomendasi WHO (2015) tentang kortikosteroid yaitu sebaiknya diberikan
jika persalinan preterm akan segera terjadi dalam 7 hari sejak dimulai terapi,
termasuk dalam 24 jam pertama, sebaiknya diberikan pada ibu dengan risiko
persalinan preterm pada kehamilan tunggal atau multipel, sebaiknya
direkomendasikan pada ibu dengan ketuban pecah dini preterm tanpa tanda-tanda
infeksi, direkomendasikan pada ibu dengan curiga pertumbuhan janin terhambat
(IUGR) yang berisiko mengalami persalinan preterm (Herman, 2020).
DAFTAR PUSTAKA
FORMAT PENGKAJIAN INTRANATAL
BIDANG KEPERAWATAN MATERNITAS
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
TAHUN 2021/2022
A. IDENTITAS
Nama pasien : Ny. J Nama suami pasien : Tn. A
Umur : 48 Tahun Umur : 55 Tahun
Suku/Bangsa : Aceh Suku/Bangsa : Aceh
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : petani
Alamat : Pidie Jaya Alamat : Pidie jaya
Status perkawinan: kawin Lama menikah : 21 tahun
Diagnosa medis : Persalinan
Normal
B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Keluhan Utama: ibu mengeluh sesak, nyeri dibagian vagina, lemas dan khawatir
dengan keadaan janinnya.
2. Riwayat klien masuk: Pasien merupakan pasien rujukan dari RS Pidie dengan
keluhan sesak berat. Sesak dirasakan 2 hari setelah pulang dari rawat inap di RS
sebelumnya. Memberat satu hari SMRS. Pasien mengatakan hamil 8 bulan dengan
HPHT: 2 juli 2021, TTP: 8 April 2022 (32 minggu 1 hari). ANC ke SpOG setiap
bulan, ANC ke bidan sudah 2 kali. USG terakhir 5 hari yang lalu dikatakan janin
dalam keadaan baik. Pasien dengan riwayat Hipertiroid sudah lebih dari 3 tahun dan
berobat terkontrol.
3. Riwayat Obstetri
a. Riwayat Menstruasi
Menarche : Usia 14 tahun Siklus : hari
Banyaknya : 2-3 pembalut Lamanya : 7-10 hari
HPHT : 2 juli 2021 Keluhan : Tidak ada
d. Persalinan Sekarang
1) Usia kehamilan : 32-33 Minggu
2) Keluhan his
Mulai His : 09.00 Wib
( ) teratur (√) tidak
Interval : 3 x /10 menit
Lama : 20 detik
Kekuatan : Sedang
3) Pengeluaran Pervaginam
Jenis : ( ) Lendir (√) Darah lendir
( ) Darah ( ) Air ketuban Jumlah: ....... cc
Keterangan tambahan :.........
4) Periksa dalam:
Waktu : 09.15 WIB
Petugas yang melakukan : PPDS
Hasil
Kondisi dinding vagina : Baik
Pembukaan servik : 4 cm
Selaput ketuban : (√) utuh ( ) tidak
Presentasi terbawah : kepala
Pembukaan : 4 cm
Penurunan kepala : 3/5
5) Kala Persalinan
a) Kala I
Mulai persalinan: Tanggal 12 Februari 2022 Jam 09.00 WIB
Lama kala I : 6 Jam
Pengobatan/terapi yang didapat :
b) Kala II
Mulai persalinan : Tanggal 12 Februari 2022 Jam 18.30 WIB
Lama kala II :
Pengobatan/terapi yang didapat :
Penyulit :-
Perdarahan : 250 cc
Keadaan bayi : Bayi lahir dan tidak menangis spontan (meringis)
Waktu lahir : 18.50
Jenis kelamin : (√) Laki-laki ( ) Perempuan
APGAR score : 7/9
c) Kala III
Mulai : Tanggal 12 Februari 2022 Jam 19.10
WIB
Kontraksi uterus : (√) baik ± ( ) jelek
Lama kala III : 10 menit
Cara kelahiran plasenta: (√) spontan ( ) tindakan
Kotiledon : (√) lengkap ( ) tidak
Selaput : (√) lengkap ( ) tidak
Perdarahan kala III : 150 cc
Pengobatan/terapi yang didapat: RL, Oksitoksin
d) Kala IV
Keadaan umum : Compos mentis
Tanda vital : TD: 120/70 mmHg, Nadi: 88x/menit,
RR: 20x/menit, T : 36,7 0C
TFU : 33 cm
Kontraksi uterus : ( ) kuat (√) sedang ( ) lemah
Perdarahan : (√) ya ( ) tidak.
Jumlah perdarahan selama persalinan : 250-400 cc
Kondisi perineum : Rupture perineum grade 1
6)Keadaan Bayi
a) BB : 2400 gram
b) PB : 44 cm
c) Umbilikus : (√) normal ( ) abnormal
d) Perawatan tali pusat
( ) Alkohol 70 % ( ) Bethadine
(√) lainnya: tidak menggunakan apapun (ditutup saja)
e) Anus : (√) berlubang( ) tertutup
f) Suhu : 36,9 oC
g) Lingkar kepala : 32 cm
h) Kelainan kepala :
(√ ) Caput succedaneum ( ) Cephal hematoma
( ) Hidrocepalus ( ) Microcephalus
( ) An encephalus
i) Keterangan tambahan: -
j) Pengobatan yang didapat: Suction pada saat bayi baru lahir, pemberian
oksigen dan akan di rawat di ruang NICU terlebih dahulu untuk dilakukan
observasi pada bayi
e. Rencana Perawatan bayi : (√) sendiri ( ) orang tua ( ) lain-lain
Kesanggupan dan pengetahuan ibu tentang :
Breast Care : Ibu mengetahui tentang Breast Care
Perineal care : Ibu mengetahui tentang Perineal care
Nutrisi : Ibu mengetahui makanan yang baik pasca melahirkan
Senam nifas : Kurang
KB : Ibu mengetahui tentang KB
Menyusui : Ibu mengetahui tentang IMD
Perawatan bayi: Ibu mengatakan akan merawat bayinya sendiri
5. Riwayat Kesehatan
Penyakit yang pernah dialami ibu : Hipertiroid
Pengobatan yang didapat :-
Riwayat penyakit keluarga : tidak ada
( ) Penyakit diabetes mellitus
( ) Penyakit jantung
( ) Penyakit hipertensi
( ) Penyakit lainnya:
6. Aspek Psikososial
a. Apakah kehamilan dan persalinan ini direncanakan: Tidak
b. Harapan yang ibu inginkan setelah bersalin: Anak tumbuh dengan sehat dan
jadi anak Sholehah serta kondisi ibu cepat pulih
c. Bagaimana dukungan pasangan saat ini : Sangat baik dan selalu menemani
d. Bagaimana sikap keluarga lainnya terhadap keadaan saat ini : Sikap
keluarga bahagia atas kelahiran bayi dan mendoakan agar bayi selalu sehat
8. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
Kesadaran : Compos mentis
Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 128/80 mmHg Nadi : 86 x/menit
Respirasi : 20 x/menit Suhu : 36,6 0 C
Nyeri:
Skala : 8 (NRS)
Lokasi : Abdomen
Intensitas : Sedang
Faktor yang mempengaruhi :
a. Kepala
Bentuk : Normal
Rambut : Hitam
Kulit kepala : Bersih
Keluhan : Tidak ada
b. Mata
Kelopak mata : Normal
Konjunctiva : Anemis
Sklera : Tidak ikterik
Pupil : Isokor
Keluhan : Tidak ada
c. Hidung
Reaksi alergi : Tidak ada
Sinus : Tidak ada
Keluhan : Tidak ada
d. Mulut dan Tenggorokan
Rongga mulut : Tidak ada sariawan, mukosa bibir pucat
Lidah : Bersih, normal
Tonsil : normal
Kesulitan menelan : Ya
e. Dada dan Axilla
Mammae : Membesar ( ) ya ( ) tidak
Areola mammae : melebar, membesar dan terlihat lebih gelap
Papila mammae : menonjol
Colostrum :-
f. Pernafasan
Jalan nafas : paten/bersih/efektif
Suara nafas : vesikuler
Mengunakan otot-otot Bantu nafas : tidak ada
g. Sirkulasi Jantung
Kecepatan denyut apical : 99 x/menit
Kelainan bunyi jantung : tidak ada
h. Abdomen
Keadaan : terdapat linea alba dan striae
Linea & Striae : ada
Luka bekas operasi : tidak ada
i. Genitourinary
Vulva dan perineum : perineum menonjol, anus dan vulva membuka
Keputihan : Ada, tapi tidak berbau dan tidak gatal
Anus : Normal
j. Integumen
Turgor kulit : Baik
Warna kulit : sawo matang
capillary refill time (CRT) : <3 dtk
k. Muskuloskeletal
Sikap tubuh : Normal
Kesulitan dalam pergerakan: Saat membungkuk
Tangan kiri : Normal
Tangan kanan : Normal
Kaki kiri : Normal
Kaki kanan : normal
9. Pemeriksaan Penunjang
USG
Hasil Lab sebelum persalinan
Hb : 13,6 g/dl
L : 8,8 x103/mm3
T : 289 x103/mm3
Terapi yang didapat: RL, Oksitosin
1ANALISA DATA
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Rencana keperawatan
Diagnosa
Kriteria hasil Intervensi
CATATAN PERKEMBANGAN
HARI/
Dx IMPLEMENTASI EVALUASI
TANGGAL
Sabtu, 12 1. Identifikasi tingkat S:
Februari ansietas
2022 Monitor tanda-tanda “Pasien mengatakan perasaannya
verbal ansietas sudah lebih lega dan mau makan
menciptakan suasana untuk mengisi kembali tenaganya”
teraupetik untuk O:
menumbuhkan
kepercayaan - K/U lemah
menemani pasien untuk - Pasien tampak lebih tenang
mengurangi kecemasan, - Pasien menunjukkan postur
jika memungkinkan tubuh, ekspresi wajah dan
memberikan dukungan tingkat kecemasan yang
emosional berkurang
mengidentifikasi situasi TD : 128/90 mmHg
yang memicu RR : 20x/i
kecemasan HR : 86 x/menit
menjelaskan prosedur, T : 36,6 °C
termasuk sensasi yang
mungkin dialami A: ansietas teratasi sebagian
Anjurkan keluarga untuk
tetap bersama pasien P: Intervensi dilanjutkan
Mengajarkan teknik 5
jari untuk menurunkan
tingkat ansietas
Latih teknik relaksasi