Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY.

NP
DENGAN G32002 PARTUS SPONTAN PP HARI 0
DI RUANG VK RSUD WANGAYA DENPASAR
TANGGAL 17 MEI 2016
KEOMPOK 7

OLEH
Desak Made Restu Dwi Pradnya Paramita 13C10988
Dewa Ayu Rita Lestari 13C10989
Ni Made Yuni Eva Resdaniari 13C11008
I Gde Rai Wisnawa 13C11061
I Gusti Agung Ratih Fatmawati 13C11062
Ni Wayan Riska Ningsih 13C11063
Ni Komang Sarwi 13C11136
Ni Putu Alit Purnama Yanti 13C11085
Kadek Ayu Ristianti 13C11093

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BALI
2016

LAPORAN PENDAHULUAN
PERSALINAN NORMAL

A. TINJAUAN TEORI
1. Pengertian
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta, dan selaput ketuban
keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada
usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya
penyulit (APN, 2008 halaman 37).
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat
hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Arif, et al, 2008)
Menurut WHO, persalinan normal adalah persalinan yang dimulai secara
spontan (dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir), beresiko rendah
pada awal persalinan dan persentasi belakang.
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat
hidup dari dalam uterus melalui vagina luar (Kapita Selekta,1999).
a) Macam-macam persalinan
1. Persalinan spontan : bila persalinan seluruhnya dengan kekuatan ibu
sendiri.
2. Persalinan buatan : bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari
luar.
3. Persalinan anjuran : bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan
ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan
b) Pesalinan berdasarkan umur kehamilan dan berat bayi dibedakan menjadi :
1. Persalinan imatur : persalinan saat kehamilan 20-28 minggu dengan
berat janin 500-1000 gram.
2. Persalinan premature : umur kehamilan 28-36 minggu dengan berat
janin antara 1000-2550 gram.
3. Persalinan aterm : persalinan antara umur kehamilan 37-42 minggu
dengan berat janin >2550 gram.
4. Persalinan serotinus : berakhirnya kehamilan setelah usia kehamilan
42 minggu
5. Abortus : pengeluaran buah kehamilan sebelum kehamilan 22 minggu/
bayi dengan BB <500 gram
c) Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan
1. Power (tenaga)
His
Kontraksi otot-otot dinding perut
Tenaga mengejan
2. Passage (jalan lahir) : Jalan lahir lunak dan sedang
3. Passager (penumpang) : Janin, air ketuban dan plasenta
4. Psikis ibu
5. Penolong
d) Hormone yang mendominasi saat hamil
1. Estrogen
a) Meningkatkan sensitivitas otot rahim
b) Memudahkan penerimaan rangsangan dri luar seperti rangsangan
oksitosin, prostaglandin, mekanis

c) Menyebankan otot polos dan otot rahim relaksasi


2. Progesterone : menurunkan sensitivitas otot rahim
2. Etiologi
Beberapa teori yang menyatakan kemungkinan proses persalinan :
a. Teori keregangan
Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas
tertentu. Setelah melewati batas tersebut terjadi kontraksi sehingga
persalinan dapat mulai. Contohnya, pada hamil ganda sering terjadi
kontraksi sehingga menimbulkan proses persalinan
b. Progesteron
Proses penurunan plasenta terjadi mulai umur hamil 28 minggu
dimana terjadi penyempitan dan buntu. Produksi progesteron mengalami
penurunan, sehingga otot rahim lebih sensitif terhadap oksitosin.
Akibatnya otot rahim mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat
penurunan progesterone tertentu.
c. Teori oksitosin interne
Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis posterior. Perubahan
keseimbangan estrogen dan progesterone dapat mengubah sensivitas otot
rahim, sensivitas otot rahim, sehingga sering terjadi kontraksi Braxton
Hicks. Menurunnya konsentrasi progesterone akibat tuanya kehamilan
maka oksitosin dapat meningkatkan aktivitas, sehingga persalinan dapat
mulai.
d. Teori prostaglandin
Teori prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15 minggu
yang dikeluarkan oleh desidua. Pemberian prostaglandin saat hamil dapat
menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi dikeluarkan.
e. Teori Hipotalamus/Pituitari dan Glandula Suprarenalis
Teori ini menunjukkan pada kehamilan dengan anensevalus sering
terjadi kelambatan persalinan karena tidak terbentuk hipotalamus sehingga
ada hubungan antara hipotalamus pituitary dengan mulainya persalinan.
Glandula suprarenal merupakan pemicu terjadinya persalinan.
3. Fisiolagi
Tahap persalinan
a. Kala 1
Persalinan kala 1 adalah kala pembukaan yang berlangsung antara
pembukaan nol sampai pembukaan lengkap (10 cm). pada permulaan his,
kala pembukaan berlangsung tidak begitu kuat sehingga parturien masih
dapat berjalan-jalan. Lamanya kala 1 primigravida berlangsung 12 jam
sedangkan multigravida sekitar 8 jam. Kurve Friedmen, diperhitungkan
pembukaan primigravida 1 cm/jam pembukaan multigravida 2 cm/jam.
Tanda-tanda persalinan kala 1 menurut Mochtar (2002) :
1. Keluar lendir bercampur darah yang lebih banyak karena robekan kecil
pada serviks
2. Terkadang ketuban pecah dengan sendirinya
3. Serviks mulai membuka (dilandasi) dan mendatar (effacement)
Fase-fase persalinan kala 1 (Dep Kes RI, 2002) :
a) Fase laten (asuhan persalinan dasar, 2002)

1) Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan


pembukaan serviks kurang dari 4 cm.
2) Biasanya berlangsung dibawah hingga 8 jam.
b) Fase Aktif
1) Serviks membuka dari 4 ke 10 cm biasanya dengan kecepatan
1 cm/ lebih/jam hingga pembukaan lengkap (10 cm)
2) Terjadi penurunan bagian terbawah janin
Fase-fase pembukaan dibagi menjadi 3 fase (Hanif Wiknjosatro :
1998)
1) Fase Akselerasi : dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi
4 cm
2) Fase dilatasi maksimal : dalam waktu 2 jam pembukaan
berlangsung sangat cepat, dari 2 cm menjadi 9 cm.
3) Fase deselerasi : pembukaan menjadi lambat kembali, dalam 2
jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap. Dimulai sejak awal
kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks
secara kurang dari 4cm. Biasanya berlangsung dibawah 8 jam.
b. Kala II (pengeluaran janin)
Kala II persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap
(10cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II dikenal juga sebagai
kala pengeluaran. Tanda dan gejala kala II persalinan:
1) Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi
2) Ibu merasakan adanya peningkatkan tekanan pada rectum/vaginanya
3) Perineum menonjol
4) Vulva vagina dan sfingter ani membuka
5) Meningkatkan pengeluaran lendir bercampur darah
Diagnosis kala II dapat ditegakan atas dasar hasil pemeriksaan yang
menunjukan:
1) Pembukaan serviks telah lengkap
2) Terlihatnya bagian kepala bayi pada introitus vagina
c. Kala III (pelepasan uri/plasenta)
Dimulai setelah bayi lahir dan berakhir dengan lahirnya plasenta.
Pengukuran ukuran uterus ini menyebabkan pula berkurangnya ukuran
tempat perlekatan plasenta. Karena tempat perlekatan menjadi kecil
sedangkan ukuran plasenta tidak berubah, maka plasenta akan terlepas dari
dinding uteri setelah plasenta terpisah, plasenta akan turun ke segmen
bawah rahim.
Tanda-tanda pelepasan plasenta :
1) Perubahan ukuran dan bentuk uterus (globuler)
2) Tali pusat bertambah panjang (tanda afeld)
3) Semburan darah tiba-tiba.
d. Kala IV (Observasi)
Kala IV adalah kala pengawasan dari 1-2 jam setelah bayi dan plasenta
lahir untuk memantau kondisi ibu. Hal-hal yang di observasi adalah:
1) Kesadaran ibu
2) Pemeriksaan TTV: tekanan darah, nadi, pernafasan
3) Kontraksi uterus

4) Pemeriksaan serviks, vagina dan perineum.


5) Terjadinya perdarahan (perdarahan dianggap masih normal bila
jumlahnya tidak melebihi 400-500 cc)
4. Manifestasi Klinis
Gejala persalinan
a. Kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi yang
semakin pendek.
b. Dapat terjadi pengeluaran pertama tanda yaitu:
Pengeluaran lender dan lender bercampur darah.
c. Dapat disertai ketuban pecah
d. Pada pemeriksaan dalam, dijumpai perubahan serviks
1) Perlunakan serviks
2) Pendataran serviks
3) Terjadi pembukaan serviks
5. Pemeriksaan Diagnostik
1) Pemeriksaan Laboratorium
Darah lengkap : Hb, Ht, WBC, PLT, BTCL
Urinalisis,kultur urine
Bakteriologi vagina
Amniosentesis : untuk melihat kematangan beberapa organ janin,
seperti rasio lesitin-sfingomielin, surfaktan.
2) USG (Ultrasonografi)
Untuk mengetahui usia gestasi, jumlah janin, aktifitas biofisik, cacat
congenital, letak & maturasi plasenta, volume cairan ketuban, dan
kelainan uterus.
3) NST (Non stress test)
NST adalah cara pemeriksaan janin dengan mengunakan kardiotokografi,
pada umur kehamilan 32 minggu. Pemeriksaan ini dilakukan dengan
maksud melihat hubungan perubahan denyut jantung dan gerakan janin.
Pemeriksaan ini dapat dilakukan baik pada saat kehamilan maupun
persalinan.
4) Pemeriksaan DJJ
B. TINJAUAN ASKEP
1. Pengkajian
a. Data Subyektif
1) Identitas pasien
2) Keluhan pasien saat MRS dan saat pengkajian
3) Riwayat menstruasi : menarche, siklus haid, lamanya haid, dan HPHT
4) Riwayat persalinan
5) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
a) Kehamilan : umur kehamilan, kelainan kehamilan, penyakit lain
yang menyertai kehamilan
b) Persalinan : dirumah sakit, puskesmas, klimik swasta, lahir normal
dan kesulitan tindakan dengan menggunakan anastesi.
6) Riwayat kesehatan
Sebelum hamil, saat hamil dan saat pengkajian, riwayat penyakit dan
keturunan.
7) Riwayat kesehatan keluarga
Penyakit yang ada hubunganya dengan kehamilan yang dapat
menunggu kehamilan yang pernah diderita anggota keluarga.

8) Penggunaan kontasepsi
Alat kontrasepsi yang pernah digunakan oleh pasien setelah
persalinan.
9) Data biologis, psikologis, social, spiritual dan pengetahuan.
b. Data obyektif
1. Keadaan umum meliputi : kesadaran, TTV, TB, BB, dan warna kulit
2. Inveksi meliputi : tanda anemia, celoasma gravidarum, striae, linea,
edema, varises, dan hiperpigmentasi
3. Palpitasi meliputi : pembesaran vena jugularis, linfe, tyroid,
bendungan air susu, leopard I-IV, edema dan varises
4. Auskultasi meliputi : suara nafas, suara jantung, bising usus, denyut
jantung janin.
5. VT ( bila perlu)
Khusus
1. Kala I
Data subyektif
a. Pasien mengeluh nyeri
b. Pasien mengatakan ingin mengedan
c. Pasien mengatakan khawatir dan cemas
d. Pasien bertanya-tanya dengan keadaannya
e. Pasien mengatakan takut bergerak
Data obyektif
a.
b.
c.
d.
e.

Pasien tampak mengedan saat pembukaan belum lengkap


Tampak keluar lender
Pasien tampak meringis
Pasien tampak gelisah
Pasien berbaring ditempat tidur

2. Kala II
Data subyektif
a. Pasien mengatakan nyeri pada perutnya
b. Pasien mengatakan ingin meneran
c. Pasien mengatakan merasakan tekanan pada alat kelaminya
Data obyektif
a. Vulva tampak membuka
b. Perineum tampak menonjol
c. Keluar cairan bercampur darah pervagina
d.
e.
f.
g.

Anus tampak tertekan dan menonjol


Kepala bayi mulai tampak keluar
Pasien tampak meringis
Selaput ketuban pecah dan air ketuban keluar

3. Kala III
Data subyektif
a. Pasien mengatakan nyeri pada alat kelaminya
b. Pasien mengatakan masih bingung dengan keadaan anaknya
Data Obyektif

a.
b.
c.
d.
e.

TFU sepusat
Pasien tampak meringis
Terdapat luka fisiotomi
Plasenta lahir
Kotiledon lengkap

4. Kala IV
Data subyektif
a. Pasien mangatakan tidak tau tentang bayinya
b. Pasien mengatakan takut BAB dan BAK
c. Pasien mengeluh takut bergerak
d. Pasien mengeluh takut/nyeri pada alat kelaminya
Data obyektif
a.
b.
c.
d.

Pasien tampak meringis


Pasien tampak gelisah
Pasien tampak lemah
Terdapat luka pda jalan lahir

c. Diagnosa keperawatan
1. Diagnose keperawatan kala I
1) Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus pada proses persalinan
2) Resiko cedera pada janin berhubungan dengan ibu mengedan
sebelum waktunya
3) Ansietas berhubungan dengan proses persalinan
4) Resiko infeksi berhubungan dengan terlalu seringnya dilakukan
VT
5) Keletihan berhubungan dengan hilang timbulnya his

2. Diagnose keperawatan kala II


1) Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus saat melahirkan
2) Resiko syok hipovelemik berhubungan dengan pendarahan
3) Resiko trauma pada bayi berhubungan dengan proses persalinan
4) Resiko aspirasi berhubungan dengan pecahnya air ketuban
3. Diagnose keperawatan kala III
1) Nyeri berhubungan dengan luka post epysiotomi
2) Resiko syok hipovolemik berhubungan dengan pendarahan
3) Resiko infeksi berhubungan dengan luka epysiotomi
4. Diagnose keperawatan kala IV
1) Menyusui tidak efektif berhubungan dengan luka bekas jahitan
epysiotomi
2) Resiko kurangnya cairan berhubungan dengan pendarahan post
partum
3) Nyeri berhubungan dengan luka episiotomy
4) Resiko infeksi berhubungan dengan luka episiotomy
5) Perubahan pola eliminasi BAB berhubungan dengan nyeri akibat
adanya luka jahitan
2. Perencanaan
a. Prioritas masalah
Kala I
1) Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus pada proses persalinan
2) Resiko cedera pada janin berhubungan dengan ibu mengedan sebelum
waktunya

3) Ansietas berhubungan dengan proses persalinan


4) Resiko infeksi berhubungan dengan terlalu seringnya dilakukan VT
5) Keletihan berhubungan dengan hilang timbulnya his
Kala II
1) Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus saat melahirkan
2) Resiko syok hipovelemik berhubungan dengan pendarahan
3) Resiko trauma pada bayi berhubungan dengan proses persalinan
4) Resiko aspirasi berhubungan dengan pecahnya air ketuban
Kala III
1) Nyeri berhubungan dengan luka post epysiotomi
2) Resiko syok hipovolemik berhubungan dengan pendarahan
3) Resiko infeksi berhubungan dengan luka epysiotomi
Kala IV
1) Nyeri berhubungan dengan luka episiotomy
2) Resiko infeksi berhubungan dengan luka episiotomy
3) Perubahan pola eliminasi BAB berhubungan dengan nyeri akibat
adanya luka jahitan
4) Menyusui tidak efektif berhubungan dengan luka bekas jahitan
epysiotomi
5) Resiko kurangnya cairan berhubungan dengan pendarahan post
partum
b. Rencana keperawatan
1) Perencanaan kala I
1. Dx 1 : nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus pada proses
persalinan
Tujuan: nyeri pasien dapat berkurang/ teratasi
Hasil yang diharapkan:
Mengidentifikasi/menggunakan tehnik untuk mengontrol nyeri
atau ketidaknyamanan
Melaporkan nyeri berkurang
Tampak rileks atau tenang diantara kontraksi
Intervensi :
a) Kaji derajat nyeri melalui isyarat verbal dan nonverbal. Kaji
implikasi pribadi dan budaya dari nyeri.
R/ sikap terhadap nyeri dan reaksi terhadap nyeri adalah
individual dan berdasarkan pada pengalaman masa lalu, latar
belakang budaya, dan konsep diri
b) Ajarkan tekhnik distraksi dan relaksasi
R/ Mengalihkan perhatian nyeri ke hal-hal yang menyenangkan
c) Beri kesempatan untuk istirahat
R/ Istirahat akan merelaksasi semua jaringan
2. Dx 2 : Resiko cedera pada bayi

berhubungan dengan ibu

mengedan sebelum waktunya


Tujuan : resiko cedera pada bayi tidak terjadi
Hasil yang diharapkan:
DJJ dalam batas normal
Tidak ada perubahan periodek yang berbahaya
Intrvensi :

a) Lakukan pemeriksaan Leopold, maneuver untuk menentukan


posisi janin dan presentasi
R/ abnormalitas seperti wajah, dagu, dan posterior juga
memerlukan intervensi khusus untuk mencegah persalinan
lama
b) Ajarkan ibu cara mengedan yang baik
R/ saat bukaan lenkap ibu dapat mengedan dengan baik.
c) Posisikan ibu miring kiri
R/ meningkatkan perfusi plasenta, mencegah sindrom hipotensi
terlentang
d) Anjurkan ibu tidak mengedan dan sebelum bukaan lengkap
R/ mengedan sebelum waktunya dapat mengakibatkan kepala
janin terjepit
3. Dx 3. : Ansietas berhubungan dengan proses persalinan
Tujuan : ansietas pasien teratasi
Hasil yang diharapkan:
Tidak melaporkan perasaan cemas
Wajah tenang
Intervensi :
a) Kaji tingkat penyebab ansietas
R/ berikan informasi dasar ansietas dan mengetahui penyebab
ansietas
b) Anjurkan klien mengungkapkan masalah rasa takutnya
R/ stress, takut, cemas, berefek pada persalinan
c) Observasi TTV
R/ untuk mengetahui keadaan pasien
4. Dx 4 : resiko infeksi berhubungan dengan terlalu seringnya
dilakukan VT
Tujuan : infeksi tidak terjadi
Hasil yang diharapkan:
Tidak ada tanda-tanda infeksi
Intervensi :
a) Lakukan perawatan perineal
R/meningkatkan kebersihan dan pencegahan infeksi
b) Lakukan VT hanya bila perlu dengan tehnik aseptic
R/ pemeriksaan vagina berulang meningkatkan resiko infeksi
indometrial
5. Dx 5 : keletihan berhubungan dengan hilang timbulnya his
Tujuan : keletihan pasien teratasi
Hasil yang diharapkan:
Tidak melaporkan adanya keletihan
Intervensi :
a) Tekankan pentingnya istirahat sejenak dan tidur 8 jam
R/ istirahat dapat merelaksasikan otot-otot sehingga menjadi
rileks
b) Anjurkan untuk menghindari aktifitas fisik berlebihan
R/ aktivitas berlebih membuat otot-otot tegang
c) Sediakan ruangan dengan penerangan redup dan tidak
membingungkan
R/ penurunan stressor membantu meningkatkan istirahat
2) Perencanaan kala II

1. Dx 1 : nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus saat-saat


melahirkan
Tujuan : nyeri pasien terkontrol
Hasil yang diharapkan:
Mengidentifikasi/menggunakan tehnik untuk mengontrol nyeri
atau ketidaknyamanan
Melaporkan nyeri berkurang
Tampak rileks atau tenang diantara kontraksi
Intervensi :
a) Kaji tingkat nyeri pasien (PQRST)
R/ mengetahui tingkat nyeri pasien
b) Berikan posisi yang nyaman
R/ membantu mengurangi nyeri pada pasien
c) Ajarkan metode distraksi
R/ mengalihkan perhatian nyeri ke

hal-hal

yang

menyenangkan.
2. Dx 2 : resiko syok hipovelemik b/d pendarahan
Tujuan : tidak terjadinya syok hipovelemik
Hasil yang diharapkan:
Tidak mengalami perubahan TTV
Intervensi :
a) Observasi KU dan TTV setiap 30 menit
R/ untuk mengetahui kondisi pasien
b) Observasi pendarahan
R/ untuk mengetahui secara dini jika terjadi infeksi
c) Kolaborasi dalam pemberian intravena (IVFD)
R/ mengetahui secara tepat berapa kebutuhan cairan yang
diperlukan pasien
3) Perencanaan kala III
1. Dx 1 : nyeri berhubungan dengan luka post epysiotomi
Tujuan : nyeri pasien berkurang
Hasil yang diharapkan:
Mengidentifikasi/menggunakan tehnik untuk mengontrol nyeri
atau ketidaknyamanan
Melaporkan nyeri berkurang
Tampak rileks atau tenang diantara kontraksi
Intervensi :
a) Kaji skala nyeri
R/ mengetahui skala nyeri pasien
b) Beri posisi yang nyaman
R/ mengurangi nyeri pasien
c) Anjurkan tehnik distraksi dan relaksasi
R/ mengalihkan perhatian saat his datang
2. Dx 2 : resiko syok hipovelemi berhubungan dengan
pendarahan
Tujuan : pendarahan tidak terjadi
Hasil yang diharapkan:
Tidak ada perdarahan
Tidak mengalami perubahan TTV
Intervensi :
a) Observasi pendarahan
R/ mengetahui banyaknya pendarahan
b) Lakukan istirahat tirah baring
R/ mengurangi pergerakan untuk mengurangi pendarahan
c) Atur posisi semifowler

R/ memberikan rasa nyaman pada pasien


d) Periksa TTV
R/ memantau KU pasien
3. Dx 3 : resiko infeksi berhubungan dengan luka epysiotomi
Tujuan : infeksi tidak terjadi
Hasil yang diharapkan:
Tidak ada tanda-tanda infeksi
Intervensi :
a) Kaji tanda infeksi
R/ mengetahui tanda infeksi
b) Tekankan tehnik cuci tangan dengan cepat
R/ mencegah penyebaran bakteri dan kontaminasi silang
c) Pertahankan tehnik aseptic
R/ menurunkan infeksi nonsokomial
d) Kolaborasi pemberian antibiotic sesuai indikasi
R/ mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut
e) Observasi TTV (suhu)
R/ reaksi demam merupakan indicator adanya infeksi lanjut
4) Perencanaan kala IV
1. Dx 1 : nyeri berhubungan dengan jahitan epysiotomi
Tujuan : nyeri teratasi
Hasil yang diharapkan:
Mengidentifikasi/menggunakan tehnik untuk mengontrol
nyeri atau ketidaknyamanan
Melaporkan nyeri berkurang
Tampak rileks atau tenang diantara kontraksi
Intrvensi :
a) Kaji skala nyeri
R/ Mengetahui tingkat nyeri pasien
b) Beri posisi yang nyaman
R/ mengurangi rasa nyeri
c) Ajarkan tehnik distraksi dan relaksasi
R/ mengurangi dan mengalihkan perhatian pasien
d) Kolaborasi dalam pemberian analgetik
R/ mengurangi nyeri
2. Dx 2 : resiko infeksi berhubungan dengan luka efisiotomi
Tujuan : infeksi tidak terjadi
Hasil yang diharapkan:
Tidak ada tanda-tanda infeksi
Intervensi
a) Kaji tanda infeksi
R/ mengetahui tanda infeksi
b) Tekankan tehnik cuci tangan dengan cepat
R/ mencegah penyebaran bakteri dan kontaminasi silang
c) Pertahankan tehnik aseptic
R/ menurunkan infeksi nonsokomial
d) Kolaborasi pemberian antibiotic sesuai indikasi
R/ mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut
3. Dx 3 : perubahan pola eliminasi berhubungan dengan nyeri
akibat adanya luka jahitan
Tujuan : tidak terjadinya perubahan pola eliminasi BAB / BAK
Hasil yang diharapkan:
BAB/BAK lancar
Intervensi :
a) Auskultasi bising usus

R/ perubahan nyeri usus merupakan indikasi adanya


peningkatan / penurunan mobilitas usus.
b) Tingkatkan diet berserat
R/ mengurangi/ membantu mengatur konsistensi vekal dan
menurunkan konstipasi
c) Berikan tindakan berkemih rutin posisi normal
R/ meningkatkan relaksasi otot perineal dan mempermudah
upaya berkemih
4. Dx 4 : menyusui tidak efektif berhubungan dengan luka bekas
jahitan epysiotomi
Tujuan : menyusui efektif
Hasil yang diharapkan:
Melaporkan dapat menyusui
Tidak ada nyeri
Intervensi :
a) Beri dan ajarkan perawatan payudara
R/ memperlancar ASI
b) Beri makanan yang memperlancar pengeluaran ASI
R/ memperlancar ASI
5. Dx 5 : resiko kurangnya cairan berhubungan dengan
pendarahan post partum
Tujuan : kebutuhan akan cairan pasien terpenuhi
Hasil yang diharapkan:
TTv normal
Mukosa bibir lembab
Minum sebanyak 2500 ml/hari
Intervensi :
a) Observasi TTV, membrane mukosa, tugor kulit,
R/indikator kekuatan volume sirkulasi dan

untuk

mengetahui KU pasien
b) Catat intake dan output cairan selama 24 jam
R/ membantu dalam menganalisa keseimbangan cairan
c) Beri banyak minum 2500 ml / 1 hari
R/ memenuhi kebutuhan dasar cairan / menurunkan resiko
dehidrasi

3. Implementasi
Implementasi merupakan tindakan keperawatan yang sudah direncanakan
kedalam renpra. Tindakan keperawatan mencakup kolaborasi dan independent.
Tindakan independent/mandiri adalah aktivitas perawat yang didasarkan pada
kesimpulan sendiri bukan merupakan petunjuk/perintah dari petugas kesehatan
yang lain. Tindakan kolaborasi adalah tindakan yang didasarkan oleh hasil
keputusan antara dokter, perawat, dan petugas kesehatan yang lain.

4. Evaluasi
1. Kala I
1) Nyeri berkurang
2) Cedera tidak terjadi
3) Ibu tidak cemas lagi

4) Tidak terjadi infeksi


5) Rasa keletihan pasien berkurang
2. Kala II
1) Nyeri berkurang
2) Tidak terjadinya syok
3. Kala III
1) Nyeri berkurang
2) Tidak terjadi syok
3) Tidak terjadi infeksi
4. Kala IV
1) Nyeri berkurang atau hilang
2) Infeksi tidak terjadi
3) Tidak terjadi perubahan eliminasi BAB/BAK
4) Menyusui efektif
5) Kebutuhan akan cairan pasien terpenuhi

WOC PERSALINAN NORMAL

Keregangan otot rahim

teori prostaglandin

Teori progesterone

Otot rahim meregang

prostaglandin diproduksi oleh desidua

progesterol awal kehamilan

kelenjar hipofisis pada posterior

Melewati batas ketegangan

produksi prostaglandin

proses penuaan prostaglandin

pengeluaran oksitosin

Kontraksi persalinan

kontraksi uterus

mulai umur kehamilan 28 minggu

perubahan keseimbangan

Penimbunan jaringan ikat


Perubahan sensitifitas otot rahim

teori oksitosin

estrogen + progesteron
Peningkatan konsentrasi progesteron

Keregangan otot rahim, Kepala masuk PAP, Pelebaran perut karena fundus uteri , Tekanan pleksus frankenhauser

Kontraksi otot rahim, Pelunakan serviks , Pengeluaran lendir dan darah, Pembukaan lengkap + ketuban pecah

Persalinan Normal

KALA II

KALA I

KALA III

Kontraksi penekanan pada porsio

-pasien bertanya Tanya tentang kondisinya

-dilakukan VT terus menerus

Adanya kekuatan pasien tampak meringis

-pasien mengatakan khawatir dengan kondisinya

-untuk mengetahui bukaan

Timbul his, dorongan untuk


meneran terus, his hilang timbul

-pasien tampak cemas


Resiko infeksi

Nyeri AKut
Ansietas

Resiko cedera
pada bayi

Ibu mengedan sebelum


bukaan lengkap

Keletihan

KALA II

-tekanan pada vagina

-luka epysiotomi

-his yang semakin kuat

-pengeluaran janin

-pasien tampak meringis

-terjadi pendarahan

Nyeri

Resiko syok

KALA III

Proses persalinan
tidak lancar

Air ketuban
pecah

Resiko
Trauma

Resiko
Aspirasi

-robekan jalan lahir

- robekan jalan lahir

-nyeri seluler pada area luka

-pengeluaran lendir

pendarahan

-jahitan post epysiotomi

Hipovolemik
Nyeri

Resiko
infeksi

Syok
hipovolemik

KALA IV

-luka episiotomy

-sakit pada luka post episiotomi

-nyeri seluler area luka

luka episiotomi tidak


dirawat dengan baik

luka episiotomi

Resiko
infeksi

Resiko
kekurangan
cairan

-pasien kurang paham tentang cara menyusui

-Pasien meringis

Nyeri

Keinginan takut untuk


BAB dan BAK

Perubahan pola
eliminasi

Menyusui tidak
efektif

DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilynn E. (2001). Rencana Perawatan Maternal Atau Bayi. Jakarta: EGC
Mansjoer, Arif,et al.(1999). Kapita Selekta Kedokteran, Jilid I. Jakarta: Salemba Medika
Mocthar, Rustam (1998). Sinopsis Obstetri Jilid I. Jakarta: EGC
POGI (2007). Asuhan Persalinan Normal & Inisiasi Menyusui Dini. Jakarta: Jaringan
Nasional Pelatihan Klinik
Reeder, Sharon J. (2011). Keperawatan Maternitas Kesehatan Wanita, Bayi & Keluarga
Volume 1. Jakarta: EGC

A. Pengkajian
Identitas pasien
Nama
NIM
Tanggal Pengkajian
Ruangan

: Ni Putu Alit Purna Yanti


: 13C11085
: 17 Mei 2016
: VK RSUD Wangaya Denpasar

B. Data Umum Klien


1. Inisial Klien
2. Usia
3. Status perkawinan
4. Pekerjaan
5. Pendidikan Terakhir

: NY. NP
: 31 tahun
: kawin
: Ibu rumah tangga
:-

C. Riwayat Kemahilan Dan Perkawinan yang lalu


NO

Tahun

Jenis
Persalinan

penolong

Jenis
Kelamin

1
2

2004
2009

normal
normal

Bidan
bidan

Perempuan
perempuan

Keadaan
Bayi
Waktu
Lahir
normal
normal

Masalah
Kehamilan

Tidak ada
Tidak ada

Pengalaman Menyusui
Pasien mengatakan menyusui anak pertamnya dan kedua selama 1 tahun (ASI
Ekslusif) dan ibu mengatakan akan menyusui anaknya secara aktif
Riwayat Ginekologi
1. Masalah ginekologi
Pasien mengatakan tidak pernah mengalami masalah genekologi sebelumnya
2. Riwayat KB
Pasien mengatakan menggunakan KB Pil
D. Riwayat kehamilan saat ini
HPHT
: 17 agustus 2015
Tafsiran Partus
: 24 mei 2016
BB Sebelum Hamil : 58kg
TD sebelum hamil
: 130/80mmHg
TD

BB/TB

TFU

130/80
mmHg

54kg/154cm

34cm

Letak/presentasi
janin
Kepala janin
berada dibawah

DJJ
148x/mnt

Usia
gestasi

Keluhan
Tidak ada
keluhan

perut ibu
Data umum kesehatan saat ini
Status obstetrik
: 63P2002 uk 39mg
Keadaan umum
: baik, tanpa kelainan kongenital, ada keluhan nyeri hilang
timbul
Kesadaran
: CM (compos mentis), BB/TB : 54kg/154cm, TD :
130/80mmHg, S : 36,5 C, N : 80x/mnt, RR: 20x/mnt
Riwayat kesehatan
1. Keluhan utama masuk rumah sakit
Pasien mengatakan nyeri pada perutnya dan keluar lendir bercamput darah
-keluhan utama saat pengakjian
Pasien mengtakan nyeri pada perutnya hilang timbul
2. Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengtakan hyeri pada perutnya pada tanggal 17 mei 2016 pk 17.30 pasien
datang ke ponek UGD diantar oleh keluarganya. Disana pasien diobservasi dan
didapat pembukaan 6cm oleh bidan. Selanjutnya oleh bidan pasien dipindahkan ke
ruang VK untuk menjalani persalinan.
3. Riwayat penyakit keluarga
Pasien mengatakan tidak mempunyai penyakit keluarga seperti hipertensi dan
hepatitis.
Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
a. Kesadaran
: CM (sadar penuh)
b. Bangun tubuh
: sedang
c. Postur tubuh
: tegak
d. Cara berjalan
: lancar terkoordinir
e. Gerak motorik
: normal
f. Keadaan kulit
: normal
- Warna
: normal
- Turgor
: elastis
- Kebersihan : bersih
g. Gejala kardinal
TD : 107/70mmHg
N : 80x/mnt
S : 36,5
R : 20x/mnt
h. Ukuran lain
BB : 54kg
TB : 154cm
2. Kepala
Isnpeksi : kulit kepala bersih, tidak ada luka, rambut rontok, warna rambut
hitam persebaran rambut merata, tidak ada masa
Palpasi : tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan
3. Mata
Bentuk simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih, pupil isokor, tidak ada
nyeri tekan

4. Hidung :
Bentuk simetris tidak ada penguluaran sikrit, tidak ada cuping hidung. Tidak
ada nyeri tekan
5. Telinga :
Bentuk simetris, tidak ada cairan
6. Leher :
Tidak ada distensi, tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, dan vena
jugularis, kelenjar limfe dan parotis tidak membesar, tidak ada nyeri tekan.
7. Dada
a. Jantung
: bunyi jantung s1 s2 tunggal reguler
b. Paru-paru
:suara paru vesikuler, pergerakan dada simetris.
c. Payudara
: payudara simetris, areola hiperpigmentasi, putting
menonjol, tidak ada nyeri tekan.
d. Putting susu : putting susu menonjol/ timbul.
e. Pengeluaran asi :tidak ada pengeluaran ASI.
9. Abdomen
a. Uterus
Tinggi fundus uteri 34 cm
Leopod 1
: TFU 3 jari di bawah processus xypodeus, teraba bulat, lembek,
tidak melenting kesan bokong
Leopod 2
: pada bagian kana n teraba keras, datar dan panjang, kesan
punggung. Pada bagian kiri teraba kosong, dan teraba bagian-bagian
kecil kesan ekstremitas.
Leopod 3
: pada bagian bawah teraba bulat, keras, melenting kesan kepala.
Leopod 4
: bagian kepala sudah masuk PAP
Pigmentasi
1) Linea nigra : terdapat lineanigra, linea nigra terlihat jelas.
2) Striae
: terdapat striae pada bagian perut bawah ibu.
3) Fungsi pencernaan : fungsi pencernaan pasien baik, pasien sudah BAK
normal.
10. Genetalia dan anus
Tidak terdapat varises pada vagina, vagina tampak bersih,tidak terdapat hemoroid pada
pasien.
11. Eliminasi
a. BAK
: pasien mengatakan sebelum hamil biasa kencing 3-4 x/hari ( 800cc)
perhari, pada saat umur kehamilan 6 bulan keatas pasien BAK 5-6 x/hari ( 1600
cc). pada saat pengkajian pasien mengatakan sudah kencing 4 kali dari pagi
berwarna kuning bau khas urine.
b. BAB
: pasien mengatakan sebelum dan saat hamil biasa BAB 1 kali perhari
dengan konsistensi lembek, berwarna kuning kecoklatan bau khas feces.
12. Istirahat
a. Pola tidur
Sebelum dan saat hamil pasien mengatakan tidur 6-7 jam/hari, tidak ada
kesulitan tidur, tidak ada gangguan pola tidur.

13. Kenyamanan
Sebelum dan saat hamil pasien mengatakan tidak pernah mengalami nyeri perut, pada
saat pengkajian pasien mengatakan nyeri perut hilang timbul.
14. Mobilitas dan latihan
Sebelum dan saat hamil pasien mengatakan bisa melakuakn kegiatan sehari-hari sebagai
ibu rumah tangga. Saat pengkajian pasien mengatakan tidak pernah ada gangguan dalam
bergerak. Pasien mengatakan tidak pernah mengikuti senam atau latian jhusus untuk ibu
hamil.
15. Nutrisi dan cairan
a. Asupan nutrisi
Asupan nutrisi pasien baik, pasien mengatakan tidak ada gangguan dengan nafsu
makannya, pasien biasa makan 3x1 hari dengan 1 porsi jenis makanan nasi dan
lauk ( sayur dan daging)
b. Asupan cairan
Asupan cairan ibu baik, ibu biasa minum 6-7 gelas/hari
16. Keadaan mental
Ibu mampu beradaptasi secara psikologi terhadap kehamilannya, tidak ada penolakan atas
kehamilannya, ibu sudah siap dengan tanggung jawab menjadi ibu karena ini merupakan
kehamilan yang diinginkan ibu.
a. Pola hidup yang meningkatkan resiko kehamilan
Ibu tidak memiliki pola hidup yang meningkatkan resiko kehamilannya.
b. Persiapan persalinan
Pasien mengatakan tidak pernah mengikuti kelas prenatal, tidak pernah mengikuti
senam hamil. Dilihat dari persiapan untuk persiapan bayi yang dilahirkan seperti
(baju bayi, selimut, dll) sudah disiapkan. Ibu mengatakan tafsiran partus 24 Mei
2016 sehingga ibu kurang persiapan ke Rumah Sakit. Pasien mengatakan sangat
siap untuk menerima kehadiran bayi karena ini merupakan anak yang ditunggutunggu. Ibu mengetahui tentang tanda-tanda melahirkan, cara menangani nyeri,
proses peralinan.

Pemeriksaan

Hasil

Satuan

Nilai Rujukan

Jumlah Leufosit

9.62

103 /ul

4.0 10.0

Jumlah Eritrosit

4.55

106 /ul

4.20 5.40

Hemoglobin

13.2

9 /dl

12.0 16.0

Hematokrit

39.2

37.0 47.0

MCV

86.2

fL

81.0 96.0

MCH

29.0

pg

27.0 36.0

MCHC

33.7

9/L

31.0 37.0

Jumlah Trombosit

336

103 /ul

150 400

RDW SD

41.6

Fl

37 54

Hematologi
PL 5 PIFF

RDW CV

13.3

11.0 16.0

PDW

10.8

fl

9.0 17.0

MPV

10.0

fl

9.0 13.0

P LCR

24.3

13.0 43.0

PCT

0.34

0.17 0.35

Neutrofit

57.3

50 70

Limfosit

31.3

20 40

Monosit

7.6

28

Eosinofil

3.3

04

Basofil

0.5

01

H 1.4

Masa Pendarahan

130

menit

15

Masa Pembekuan

830

menit

5 15

IG
Eritrosit Berinti
KOAGULASI

SEROLOGI
HBs Ag

Negatif

PENGKAJIAN
Kala I
Data Subyektif
a

- Pasien mengeluh nyeri.

Pasien menyatakan skala nyeri 7 dari 0 10 skala nyeri yang diberikan.

Pasien menyatakan nyeri seperti tertusuk-tusuk.

Pasien menyatakan nyeri timbul saat bergerak / merubah posisi.

Pasien mengatakan khawatir dan cemas

Data Objektif

Pasien tampak meringis.

Pasien tampak gelisah.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Negatif

Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus pada proses persalinan.

Asietas berhubungan dengan proses persalinan.

RENCANA KEPERAWATAN
RENCANA KEPERAWATAN PADA PASIEN NY.NP
DENGAN G3P2002 PARTUS SPONTAN PP HARI O
DI RUANG VK RSUD WANGAYA DENPASAR
PADA TANGGAL 17 MEI 2016

No.

Hari/Tgl/

Diagnosa

Tujuan dan

1.

Jam
Selasa, 17

Keperawatan
Nyeri b/d kontraksi

Kriteria Hasil
Setelah diberikan

Mei 2016

uterus pada proses

asuhan

nyeri pasien

menentukan

06.45

persalinan ditandai

keperawatan

(PQRST)

identifikasi derajat

dengan :

selama 1x2 jam

Ajarkan teknik

ketidaknyamanan

DS :

diharapkan nyeri

distraksi dan

dan dapat

pasien terkontrol

relaksasi

diberikan terapi

dengan kriteria

bernafas

yang tepat.

hasil :

dalam hidung

- Pasien mengeluh
nyeri.
- Pasien mengatakan

Rencana
1

Tindakan
Kaji tingkat

Rasional
1

Membantu dalam

Teknik relaksasi

skala nyeri y 7

- Pasien dapat

dari 0 10 skala

mengontrol

nyeri yang

nyerinya.

diberikan.

- Pasien tampak

- Pasien mengatakan

rileks.

dan keluarkan

dapat mengalihkan

melalui mulut.

perhatian dari rasa

Beri posisi

nyeri.

nyaman.
4

nyeri seperti

Anjurkan ibu
untuk rileks.

nyeri.
4

tertusuk tusuk.

Dengan rileks
dapat membantu

DO :

mengurangi rasa

- Pasien tampak
2.

Mengurangi rasa

nyeri.

Selasa, 17

menagis.
Ansietas b/d proses

Setelah diberikan

Mei 2016

persalinan ditandai

asuhan

dengan :

keperawatan

DS :

Kaji penyebab

Beri informasi

ansietas

dasar ansietas dan

Ajukan pasien

mengetahui

selama 1x2 jam

mengungkapk

penyebab

- Pasien mengatakan

diharapkan cemas

an masalah

ansietas.

khawatir dan

berkurang dengan

rasa takutnya.

cemas

kriteria hasil :

DO :

Pasien

Stres, takut,

Observasi

cemas, berefek

TTV.

nyeri.

- Pasien tampak

menandakan

Untuk

gelisah.

sudah tidak

mengetahui

cemas lagi.

keadaan pasien.

PELAKSANAAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. NP


DENGAN G32002 PARTUS SPONTAN PP HARI 0
DI RUANG VK RSUD WANGAYA DENPASAR
TANGGAL 17 MEI 2016

No
.

Hari/tgl/
Jam

Selasa
17 Mei
2016

No.
Diagnos
a
1

18:50

18:55

Tindakan Keperawatan
1. Menganjurkan teknik
distraksi dan relaksasi
bernafas dalam hidung
dan keluarkan melalui
mulut.
2. Menganjurkan ibu untuk
relexs saat melahirkan
3. Mengkaji tingkat nyeri
pasien (PQRST)

Evaluasi Respon
DO :
- Pasien tampak
melakukan teknik
disktaksi dan
relaksasi.
DO :
- Ibu tampak rilexs.
DS :
- Pasien mengatakan
nyerinya pada skala
7 dari 0-10 skala
nyeri yang
diberikan.
- Pasien mengatakan
nyeri seperti
tertusuk-tusuk

Paraf

2.

18 : 55

4. Memberikan posisi
nyaman

DS :
- Pasien mengatakan
sudah merasa
nyaman dengan
posisinya.
DO :
- Pasien terlihat
mendengarkan
informasi yang
diberikan.

Selasa,
17 Mei
2016
19 : 00

5. Menginformasikan
penyebab ansietas

6. Menganjurkan pasien
mengungkapkan masalah
rasa takutnya.

DO :
- Pasien terlihat
tenang

7. Mengobservasi TTV

DO :
- TD : 110/70mmHg
- S : 36,5oC
- N : 75x/mnt
- RR : 20x/mnt

5. Evaluasi
EVALUASI KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. NP
DENGAN G32002 PARTUS SPONTAN PP HARI 0
DI RUANG VK RSUD WANGAYA DENPASAR
TANGGAL 17 MEI 2016
Hari/tgl/
Diagnosa Keperawatan
Jam
Selasa,
Nyeri b/d kontraksi uterus pada
17 Mei proses persalinan.
2016
19 : 00

Evaluasi
S:
- Pasien mengatakan skala
nyeri pada skala 7 dari 0-10
skala nyeri yang diberikan.
- Pasien mengatakan nyerinya
terkontrol.
- Pasien mengatakan nyaman
dengan istrinya.
O:
- Pasien terlihat melakukan
teknik distraksi dan rileksasi.
- Pasien terlihat rilexs.
- Pasien terlihat meringis.
A:
- Tujuan no. 1,2 tercapai.

Paraf

P : Pertahankan kondisi pasien

Selasa,
17 Mei
2016

Ansietas b/d proses persalinan

S:
- Pasien mengatakan mengerti
tentang informasi yang
diberikan .
O:
- Pasien tampak tenang.
A:
- Tujuan no. 1.2 tercapai
masalah teratasi.
P:
- Pertahankan kondisi pasien.

LAPORAN STRATEGI PELAKSANAAN DAN STRATEGI KOMUNIKASI PASIENNP


DENGAN DIAGNOSA MEDIS G3P2002 UK 39 MINGGU
DIAGNOSA KEPERAWATAN NYERI AKUT
DI RUANG VK RSUD WANGAYA
TANGGAL 17 MEI 2016

A. STRATEGI PELAKSANAAN DALAM TINDAKAN KEPERAWATAN


1.Identitas pasien
Nama
: ny NP
Jenis kelamin : perempuan
Umur
: 32 tahun
Alamat
: jalan ken arok gang teratai mas /10 denpasar
NO RM
: 504814
2. Alasan masuk RS

Pasien mengatakan nyeri hilang timbul dan keluar lendir bercampur darah
3. Data Fokus
DS : pasien mengatakan perutnya sakit
DO: pasien tampak meringis kesakitan
4.Tanda-tanda Vital :
Tekanan darah : 107/68
Suhu

: 36c

Nadi

: 80x/menit

Respirasi

: 20x/menit

5.Diagnosa keperwatan
Nyeri akut berhubungan dengan tindakan fisiologis

6. Tujuan Khusus
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 1x15 menit diharapkan pasien mampu
mengungkapkan perasaan nyeri kepada perawat dengan kriteria hasil:
1.nyeri terkontrol
2.TTV dalam batas normal

7.Tindakan Keperawatan
Mengukur tanda-tanda vital

B.STRATEGI KOMUNIKASI DALAM TINDAKAN KEPERAWATAN


Orientasi
A. Salam terapeutik
Selamat sore ibu perkenalkan saya perawat alit , saya mahasiswa prktek STIKES
Bali yang bertugas pada sore hari ini , Apakah ibu ada keluhan?

B. Evaluasi / Validasi
Apakah benar dengan ibu NP ?
C. Kontrak
Topik
Baik berdasarkan keluhan ibu saat ini , saya akan mengukur tanda tanda vital ibu
seperti tekanan darah , suhu , nadi , dan pernafasan adapun tujuannya untuk
mengetahui keadaan umum ibu saat ini , apakah ibu bersedia ?
Tempat
Ibu , tindakan ini akan saya lakukan di ruangan ini dengan posisi ibu tidur
terlentang diatas tempat tidur
Waktu
Tindakan ini akan saya lakukan 15 menit , apakah ibu bersedia ?
D.fase kerja
( cek list terlampir)
F. Terminasi
a. Evaluasi subjektif
Ibu bagaimana perasaan ibu setelah saya lakukan tindakan ini ?
b. Evaluasi objektif
Pasien terlihat lebih tenang , pasien tampak mampu mengungkapkan perasaan
nyerinya , pasien mengatakan nyeri perut sudah terkontrol
c.Rencana tindakan selanjutnya
Ibu saya sarankan ibu untuk miring kiri agar proses persalinan bisa lebih cepat
dengan tujuan miring kiri dapat memberikan asupan oksigen pada bayi
d.Kontrak waktu selanjutnya
Ibu sekitar 15 menit lagi saya akan kembali untuk mengecek DJJ ibu
Topik
Mengecek DJJ

Anda mungkin juga menyukai