Anda di halaman 1dari 13

3.

PERENCANAAN
A. PRE OPERATIF
NO
1

Diagnosa Keperawatan
Retensi urine berhubungan
dengan obstruksi mekanik,
pembesaran
prostat,dekompensasi otot

Tujuan dan Kriteria Hasil


Setelah diberikan asuhan
keperawatan selama 3 x 24 jam
diharapkan masalah retensi urine
dapat diatasi dengan kriteria hasil:
-

destrusor dan ketidakmapuan

saat berkemih, berkurangnya

urine terus menetes pada


akhir berkemih, dan

Pasien tampak ragu-ragu


untuk memulai berkemih,
mengejan saat berkemih,

perhatikan ukuran dan

jumlah setiap kali berkemih


4. Berikan cairan sampai 3000 ml

sehari dalam toleransi jantung.


jumlah normal (1-2cc/kg BB/jam)
5.
Awasi tanda-tanda vital
Pasien mampu berkemih tanpa

mengejan dan aliran urine lancar.


Tidak teraba distensi vesika

urinaria
Urine residu kurang dari 50 cc.
Frekuensi berkemih di malam

berkurang.
Ta

pancaran urine lemah


DO :

dirasakan.
2. Observasi aliran urin

dan pancaran urine adekuat.


Pasien mampu berkemih dalam

Pasien mengatakan merasa


tidak puas saat berkemih,

tiap 2-4 jam dan bila tiba-tiba

kekuatan pancaran urin


3. Awasi dan catat waktu serta

berkontraksi secara adekuat

DS :

1. Dorong pasien untuk berkemih

tetesan urine pada akhir miksi,

kandung kemih untuk


ditandai dengan

Pasien mengatakan merasa puas

Rencana Tindakan

Evaluasi
1. Meminimalkan retensi
urina distensi berlebihan
pada kandung kemih
2. Untuk mengevaluasi
obstruksi dan pilihan
intervensi
3. Retensi urine
meningkatkan tekanan
dalam saluran perkemihan
yang dapat mempengaruhi
fungsi ginjal. Adanya

dengan ketat, observasi adanya

defisit aliran darah ke

hipertensi, edema, dan

ginjal mengganggu

perubahan mental.

kemampuannya untuk
memfilter dan
mengkonsentrasi

6. Kolaborasi : Berikan obat


sesuai indikasi
(antispamodik)

substansi.
4. Peningkatkan aliran cairan
meningkatkan perfusi
ginjal serta membersihkan

aliran urine tampak

ginjal ,kandung kemih

terputus-putus.
Urine residu pasca

dari pertumbuhan bakteri


5. Kehilangan fungsi ginjal

berkemih lebih dari 50 cc


Teraba distensi pada

abdomen bawah
Nokturia
Inkontinensia
Perubahan tanda-tanda vital

mengakibatkan penurunan
eliminasi cairan sehingga
terjadi edema serta
hipertensi dan akumulasi
toksik yang dapat
menyebabkan perubahan
mental.
6. Mengurangi spasme
kandung kemih dan
mempercepat

Setelah diberikan asuhan


Nyeri akut berhubungan
dengan iritasi mukosa buli
buli, distensi kandung kemih,
kolik ginjal, infeksi urinaria
ditandai dengan
DS
-

Pasien mengatakan merasa

keperawatan selama 3 x 24 jam


diharapkan nyeri pasien dapat
berkurang atau terkontrol dengan
kriteria hasil:
1. Pasien melaporkan secara verbal
penurunan intensitas skala nyeri
2. Pasien tampak rileks
3. Ekspresi wajah pasien tampak

1. Kaji nyeri, perhatikan lokasi,


intensitas (skala 1-10), dan
lamanya.
2. Plester selang drainase pada

penyembuhan
1. Memberikan informasi
untuk membantu dalam
memilih intervensi.
2. Nebcegah penarikan

paha dan kateter pada

kandung kemih dan erosi

abdomen (bila traksi tidak

pertemuan penis-skrotal.

diperlukan)
3. Pertahankan tirah baring bila
diindikasikan.

3. Tirah baring mungkin


diperlukan pada awal
selama fase retensi akut.

nyeri tajam saat berkemih

tenang

di daerah perut bagian

5. Kolaborasi dalam pemasangan

(skala nyeri berat :8-10)

kateter dan dekatkan untuk

DO :
Pasien tampak meringis

saat berkemih
Dysuria
Skala nyeri berat (8-10)

4. Mengurangi rasa nyeri

nyeri (distraksi dan relaksasi)

bawah hingga pinggang,

4. Ajarkan teknik manajemen

kelancaran drainase.
6. Kolaborasi dalam tindakan
masase prostat.

5. Pengaliran kandung kemih


menurunkan tegangan dan
kepekaan kelenjar.
6. Membantu dalam
evakuasi duktus kelenjar
menghilangkan
kongesti/inflamasi.
Kontraindikasikan bila

7. Kolaborasi dalam pemberian


analgetik dan antispasmodik

infeksi terjadi.
7. Analgetik narkotik dapat
menghilangkan nyeri berat
dan memberikan relaksasi
mental dan fisik.
Antispasmodik dapat
mengurangi kepekaan

Setelah diberikan asuhan


Resiko tinggi kekurangan
volume cairan berhubungan
dengan pasca obstruksi
diuresis, dan disfungsi ginjal

1. Awasi keluaran urine dengan

kandung kemih.
1. Diuresis cepat dapat

keperawatan selama 3 x 24 jam klien

hati-hati, tiap jam bila

menyebabkan kekurangan

menunjukkan kemampuan

diindikasikan. Perhatikan

volume total cairan,

mempertahankan hidrasi adekuat

keluaran 100-200 ml/jam.

karena ketidakcukupan

dengan kriteria hasil:

jumlah natrium diabsorpsi

ditandai dengan
DS :
-

Pasien mengatakan urine


terus menetes pada akhir
berkemih

DO :
-

Urine residu pasca

berkemih lebih dari 50 cc


Inkontinensia urine
Perubahan tanda-tanda vital

1. Tanda-tanda vital stabil dan

2. Pantau masukan dan haluaran

dalam batas normal :


S : 36,5-37,50C
N : 70-80 kali/menit
RR : 16-24 kali/menit
TD : 110-120/70-80 mmHg
2. Nada perifer teraba kuat
3. Pengisian kapiler baik (CRT < 3

cairan.
3. Awasi tanda-tanda vital,

detik)
4. Membran mukosa lembab

perhatikan peningkatan nadi


dan pernapasan, penurunan
tekanan darah, diaforesis,
pucat
4. Tingkatkan tirah baring
dengan kepala tinggi.
5. Kolaborasi dalam memantau
pemeriksaan laboratorium
sesuai indikasi, contoh: Hb /
Ht, jumlah sel darah merah.
Pemeriksaan koagulasi, jumlah
trombosit.

dalam tubulus ginjal.


2. Indikator keseimangan
cairan dan kebutuhan
penggantian.
3. Deteksi dini terhadap
hipovolemik sistemik
4. Menurunkan kerja jantung
memudahkan hemeostatis
sirkulasi.
5. Berguna dalam evaluasi
kehilangan darah /
kebutuhan penggantian.
Serta dapat
mengindikasikan
terjadinya komplikasi
misalnya penurunan faktor

6. Kolaborasi dalam pemberian


cairan IV (garam faal
hipertonik) sesuai kebutuhan.

pembekuan darah.
6. Menggantikan kehilangan
cairan dan natrium untuk
mencegah/memperbaiki

Setelah diberikan asuhan


Ansietas berhubungan dengan

1. Bina hubungan saling percaya

hipovolemia.
1. Menunjukkan perhatian

keperawatan selama 1 x 24 jam klien


perubahan status kesehatan
atau menghadapi prosedur
bedah ditandai dengan
DS :
-

Pasien mengatakan merasa


khawatir dan cemas dengan
keadaannya

DO :
-

Klien tampak gelisah

menunjukkan ansietas berkurang


atau terkontrol dengan kriteria hasil :
1. Klien melaporkan secara verbal
merasa lebih tenang.
2. Klien melaporkan secara verbal
penurunan kecemasan.
3. Pasien tampak lebih tenang.

dengan pasien atau orang


terdekat.
2. Berikan informasi tentang

dan keinginan untuk


membantu.
2. Membantu pasien

prosedur dan tes khusus dan

memahami tujuan dari apa

apa yang akan terjadi, contoh

yang dilakukan dan

kateter, urine berdarah, iritasi

mengurangi masalah

kandung kemih. Ketahui

karena ketidaktahuan.

seberapa banyak informasi


yang diinginkan pasien.
3. Pertahankan perilaku nyata
dalam melakukan

3. Menyatakan penerimaan
dan menghilangkan rasa
malu.

prosedur/menerima pasien.
Lindungi privasi pasien.
4. Dorong pasien/orang terdekat
menyatakan masalah/perasaan.

4. Mendefinisikan masalah,
memberikan kesempatan
untuk menjawab
pertanyaan, memperjelas
kesalahan konsep, dan
solusi pemecahan

5. Beri penguatan informasi yang


telah diberikan sebelumnya.

masalah.
5. Memungkinkan pasien
untuk menerima
kenyataan dan
menguatkan kepercayaan

pada pemberi perawatan


5

Kurang pengetahuan tentang

Setelah diberikan asuhan

kondisi ,prognosis dan

keperawatan selama 1 x 24 jam klien

kebutuhan pengobatan

menunjukkan peningkatan

berhubungan dengan

pemahaman mengenai proses

kurangnya informasi ditandai

penyakit/prognosis dengan kriteria

dengan

hasil:

DS:

1. Klien menyatakan peningkatan

pemahaman secara verbal.


2. Klien mampu mengidentifikasi

Pasien mengatakan tidak


memahami mengenai

penyakitnya
Klien selalu menanyakan
tindakan yang dilakukan
padanya

hubungan tanda/gejala proses


penyakit.
3. Klien dapat mengikuti instruksi

1. Kaji ulang proses penyakit,


pengalaman pasien.
2. Dorong menyatakan rasa
takut/perasaan dan perhatian.

merupakan rehabilitasi
3. Anjurkan menghindari
makanan berbumbu, kopi,
alkohol, mengemudikan mobil
lama, dan pemasukkan cairan
cepat.

medis yang diberikan.

vital.
3. Dapat menyebabkan iritasi
prostat dengan masalah
kongesti. Peningkatan
tiba-tiba pada aliran urine
dapat menyebabkan
distesi kandung kemih dan
kehilangan tonus kandung

4. Berikan informasi tentang

yang diberikan
Klien tampak tidak

anatomi dasar seksual. Dorong

mengerti mengenai

dialog tentang masalah.

penyakitnya

pilihan informasi terapi.


2. Membantu pasien
mengalami perasaan dapat

Klien tampak tidak dapat


mengikuti instruksi medis

pemgetahuan dimana
pasien dapat membuat

DO :
-

dan pemberian informasi.


1. Memberikan dasar

pertanyaan dan tingkatkan

kemih, mengakibatkan
episode retensi urinaria
akut.
4. Memiliki informasi
tentang anatomi
membantu pasien

memahami implikasi
5. Berikan informasi bahwa
kondisi tidak ditularkan secara
seksual.
6. Beri penguatan pentingnya
evaluasi medik untuk
sedikitnya 6 bulan-1 tahun,
termasuk pemeriksaan rectal
dan urinalisa.

tindakan lanjut, sesuai


dengan afek penampilan
seksual.
5. Mungkin merupakan
ketakutan yang
dibicarakan
6. Hipertrofi berulang
dan/atau infeksi tidak
umum akan memerlukan
perubahan terapi untuk
mencegah komplikasi
serius.

B. POST OPERATIF
NO
1

Diagnosa Keperawatan
Nyeri berhubungan dengan

Tujuan dan Kriteria Hasil


Setelah diberikan asuhan

spasme kandung kemih dan

keperawatan selama 3 x 24 jam

insisi sekunder pada TUR-P

diharapkan nyeri pasien dapat

ditandai dengan

berkurang atau terkontrol dengan

DS :

kriteria hasil:

- Klien mengatakan merasa

2. TTV dalam batas normal :

Rencana Tindakan
Mandiri
1. Observasi tanda tanda vital
2. Jelaskan pada klien tentang

Evaluasi
1. Mengetahui
perkembangan lebih
lanjut.
2. Kien dapat mendeteksi

gejala dini spasmus kandung

gajala dini spasmus

kemih.

kandung kemih.

nyeri pada daerah operasi,


dirasakan sesekali, seperti
ditusuk-tusuk atau perih
- Klien mengatakan merasa
mengantuk karena tidak dapat
tidur dan beristirahat akibat
nyeri yang dirasakan
DO :
- Skala nyeri berat terkontrol
- Peningkatan tanda-tanda vital
dari batas normal (S : 36,537,50C, N : 70-80 kali/menit,
RR : 16-24 kali/menit, TD :
110-120/70-80 mmHg)
- Klien tampak meringis

S : 36,5-37,50C
N : 70-80 kali/menit
RR : 16-24 kali/menit
TD : 110-120/70-80 mmHg
3. Pasien melaporkan secara verbal
penurunan intensitas skala nyeri
4. Pasien tampak rileks dan ekspresi
wajah tenang
5. Pasien dapat beristirahat dengan
tepat

3. Menentukan terdapatnya
3. Pantau klien pada interval
yang teratur selama 48 jam,

spasmus sehingga obat


obatan bisa diberikan.

untuk mengenal gejala gejala


dini dari spasmus kandung
kemih.
4. Jelaskan pada klien bahwa
intensitas dan frekuensi akan

4. Memberitahu klien bahwa


ketidaknyamanan hanya
temporer.

berkurang dalam 24 sampai 48 5. Mengurang kemungkinan


jam.
5. Beri penyuluhan pada klien
agar tidak berkemih ke seputar
kateter.
6. Anjurkan pada klien untuk
tidak duduk dalam waktu yang
lama sesudah tindakan TUR-P.
7. Ajarkan penggunaan teknik
relaksasi, termasuk latihan
nafas dalam, visualisasi.
8. Jaga selang drainase urine
tetap aman dipaha untuk
mencegah peningkatan
tekanan pada kandung kemih.
Irigasi kateter jika terlihat

spasmus.
6. Mengurangi tekanan pada
luka insisi
7. Menurunkan tegangan
otot, memfokuskan
kembali perhatian dan
dapat meningkatkan
kemampuan koping.
8. Sumbatan pada selang
kateter oleh bekuan darah
dapat menyebabkan
distensi kandung kemih
dengan peningkatan

spasme.
bekuan pada selang.
Kolaborasi
9. Delegatif dari dokter
pemberian obat obatan

Resiko tinggi infeksi

Setelah diberikan asuhan

berhubungan dengan prosedur

keperawatan selama 3 x 24 jam

invasif: alat selama

diharapkan masalah resiko infeksi

pembedahan, kateter, irigasi

dapat diatasi dengan kriteria hasil:

kandung kemih sering ditandai

1. Tidak ada tanda-tanda infeksi

dengan
DS :
- Klien mengatakan terdapat
luka post operasi
- Klien mengatakan terpasang
kateter
DO :
- Peningkatan tanda-tanda vital
dari batas normal (S : 36,50

37,5 C, N : 70-80 kali/menit,


RR : 16-24 kali/menit, TD :

(rubor, dolor, tumor, kalor,


fungsiolesia)
2. TTV dalam batas normal:
S : 36,5-37,50C
N : 70-80 kali/menit
RR : 16-24 kali/menit
TD : 110-120/70-80 mmHg

(analgesik atau anti


spasmodik )
Mandiri
1. Observasi tanda tanda vital,
laporkan tanda tanda shock
dan demam.
2. Pertahankan sistem kateter

9. Menghilangkan nyeri dan


mencegah spasmus
kandung kemih.

1. Menentukan intervensi
selanjutnya dan mencegah
terjadinya syok
2. Mencegah pemasukan

steril, berikan perawatan

bakteri dan infeksi

kateter dengan steril.


3. Anjurkan intake cairan yang

3. Meningkatkan output

cukup ( 2500 3000 )


sehingga dapat menurunkan
potensial infeksi.
4. Pertahankan posisi urobag
dibawah
5. Observasi urine: warna,
jumlah, bau.
Kolaborasi
6. Delegatif dari dokter
pemberian obat antibiotik.

urine sehingga resiko


terjadi ISK dikurangi dan
mempertahankan fungsi
ginjal.
4. Menghindari refleks balik
urine yang dapat
memasukkan bakteri ke
kandung kemih.
5. Mengidentifikasi adanya
infeksi.
6. Untuk mencegah infeksi

110-120/70-80 mmHg)

dan membantu proses

- Klien tampak terpasang

penyembuhan.

kateter
3

- Terdapat luka post operasi


Resiko tinggi cidera:

Setelah diberikan asuhan

perdarahan berhubungan

keperawatan selama 3 x 24 jam

dengan tindakan pembedahan


ditandai dengan :
- Klien mengatakan terpasang

diharapkan masalah resiko cidera


dapat diatasi dengan kriteria hasil:

1. TTV dalam batas normal:


S : 36,5-37,50C
kateter
N : 70-80 kali/menit
DO :
RR : 16-24 kali/menit
TD : 110-120/70-80 mmHg
- Peningkatan tanda-tanda vital
2. Urine lancar melalui kateter.
dari batas normal (S : 36,53. Tanda-tanda perdarahan negatif
37,50C, N : 70-80 kali/menit,
RR : 16-24 kali/menit, TD :

Mandiri
1. Jelaskan pada klien tentang
sebab terjadi perdarahan
setelah pembedahan dan tanda
tanda perdarahan .
2. Irigasi aliran kateter jika

kateter

klien dan mengetahui


tanda tanda perdarahan
2. Gumpalan dapat

terdeteksi gumpalan dalm

menyumbat kateter,

saluran kateter

menyebabkan peregangan
dan perdarahan kandung

3. Sediakan diet makanan tinggi


serat dan memberi obat untuk
memudahkan defekasi .

110-120/70-80 mmHg)
- Klien tampak terpasang

1. Menurunkan kecemasan

kemih
3. Dengan peningkatan
tekanan pada fosa
prostatik yang akan

4. Cegah pemakaian termometer

mengendapkan perdarahan
rektal, pemeriksaan rektal atau 4. Dapat menimbulkan
huknah, untuk sekurang

kurangnya satu minggu .


5. Pantau traksi kateter: catat

perdarahan prostat .
5. Traksi kateter
menyebabkan

waktu traksi di pasang dan

pengembangan balon ke

kapan traksi dilepas.

sisi fosa prostatik,

6. Observasi: Tanda tanda vital


tiap 4 jam, masukan dan
haluaran dan warna urine

menurunkan perdarahan.
Umumnya dilepas 3 6
jam setelah pembedahan .
6. Deteksi awal terhadap
komplikasi, dengan
intervensi yang tepat
mencegah kerusakan
jaringan yang permanen

Resiko tinggi disfungsi seksual

Setelah diberikan asuhan

berhubungan dengan ketakutan

keperawatan selama 3 x 24 jam

akan impoten akibat dari

diharapkan masalah resiko disfungsi

TUR-P ditandai dengan

seksual dapat diatasi dengan kriteria

DS :

hasil:

- Klien mengatakan takut akan

1. Klien tampak rileks dan

impoten setelah dilakukan

melaporkan kecemasan menurun .


2. Klien menyatakan pemahaman

operasi
- Klien mengatakan tidak
percaya diri untuk melakukan
hubungan seksual setelah
operasi karena takut akan
pengaruh dari operasi yang
telah dilakukan

situasi individual.
3. Klien menunjukkan keterampilan
pemecahan masalah.
4. Klien mengerti tentang pengaruh
TUR P pada seksual.

Mandiri
1. Beri kesempatan pada klien
untuk memperbincangkan
tentang pengaruh TUR P
terhadap seksual .
2. Jelaskan tentang :
kemungkinan kembali
ketingkat tinggi seperti semula
dan kejadian ejakulasi
retrograd (air kemih seperti
susu)
3. Mencegah hubungan seksual
3-4 minggu setelah operasi .
4. Dorong klien untuk
menanyakan kedokter salama
dirawat di rumah sakit dan

1. Untuk mengetahui
masalah klien.
2. Kurang pengetahuan dapat
membangkitkan cemas
dan berdampak disfungsi
seksual.
3. Dapat terjadi perdarahan
dan ketidaknyamanan
4. Untuk mengklarifikasi
kekhatiran dan
memberikan akses kepada
penjelasan yang spesifik.

DO :

kunjungan lanjutan .

-Klien tampak tidak percaya


5

diri
Gangguan pola tidur

Setelah diberikan asuhan

berhubungan dengan nyeri

keperawatan selama 3 x 24 jam

sebagai efek pembedahan

pasien diharapkan kebutuhan tidur

ditandai dengan

dan istirahat pasien terpenuhi

DS :

dengan kriteria hasil :

- Klien mengatakan merasa

1. Klien mampu beristirahat / tidur

mengantuk karena tidak dapat


tidur dan beristirahat akibat
nyeri yang dirasakan.
- Klien mengatakan jam tidur
kurang dari 8 jam sehari
DO :
-Tampak lingkaran hitam di
bawah mata
6

dalam waktu yang cukup 8 jam


sehari.
2. Klien mengungkapan sudah bisa
tidur.
3. Klien mampu menjelaskan

Mandiri
1. Jelaskan pada klien dan

1. Meningkatkan

keluarga penyebab gangguan

pengetahuan klien

tidur dan kemungkinan cara

sehingga mau kooperatif

untuk menghindari.
2. Ciptakan suasana yang
mendukung, suasana tenang
dengan mengurangi kebisingan
3. Beri kesempatan klien untuk

dalam tindakan perawatan.


2. Suasana tenang akan
mendukung istirahat.
3. Menentukan rencana
mengatasi gangguan.

mengungkapkan penyebab
gangguan tidur.

faktor penghambat tidur


4. Tidak ada lingkaran hitam di
bawah mata
5. Konjungtiva hiperemis

- Konjungtiva tampak anemis


Kurang pengetahuan : tentang

Setelah diberikah asuhan

pantangan kegiatan serta

keperawatan selama 3 x 24 jam

kebutuhan berobat lanjutan

diharapkan pasien dapat

setelah prosedur TUR-P

menguraikan pantangan kegiatan

Mandiri
1. Beri penjelasan untuk
mencegah aktifitas berat
selama 3-4 minggu .
2. Beri penjelasan untuk

1. Dapat menimbulkan
perdarahan.
2. Mengedan bisa
menimbulkan perdarahan,

berhubungan dengan kurang

serta kebutuhan berobat lanjutan

mencegah mengedan waktu

pelunak tinja bisa

informasi ditandai dengan :

dengan kriteria hasil:

BAB selama 4-6 minggu; dan

mengurangi kebutuhan

DS :

1. Klien akan melakukan perubahan

memakai pelumas tinja untuk

mengedan pada waktu

- Klien mengatakan tidak

perilaku.
2. Klien berpartisipasi dalam

laksatif sesuai kebutuhan.

mengetahui pantangan dan


pentingnya pengobatan
lanjutan

program pengobatan.
3. Klien akan mengatakan
pemahaman pada pantangan
kegiatan dan kebutuhan berobat

DO :
- Klien tampak tidak
menunjukkan perubahan
prilaku dan sulit berpartisipasi
dalam pengobatan

lanjutan

3. Tingkatkan pemasukan cairan


sekurangkurangnya 25003000 ml/hari.
4. Anjurkan untuk berobat
lanjutan pada dokter.
5. Kosongkan kandung kemih
apabila kandung kemih sudah
penuh .

BAB
3. Mengurangi potensial
infeksi dan gumpalan
darah .
4. Untuk menjamin tidak ada
komplikasi .
5. Untuk membantu proses
penyembuhan .

Anda mungkin juga menyukai