Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

ASKEP KLIEN DENGAN INTRA PARTUM

DI RUANG AYYUB I

RS ROEMANI SEMARANG

Tanggal Praktek : Senin, 18 Juli 2022

Nama Mahasiswa : Elianty indah Widiyatari

NIM : G2A019036

Nama Pembimbing : Ns. Machmudah, M.Kep., Sp.Kep.Mat.

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2022
A. PENGERTIAN

Pengertian Persalinan adalah suatu proses yang dialami, peristiwa normal, namun apabila
tidak dikelola dengan tepat dapat berubah menjadi abnormal (Mufdillah & Hidayat,
2010). Persalinan adalah suatu proses terjadinya pengeluaran bayi yang cukup bulan atau
hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu
(Mitayani, 2010). Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban
keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia
kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. Persalinan di
mulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks
(membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Ibu belum
inpartu jika kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan serviks (Saifuddin, 2011).
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup
bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung
dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Prawirohardjo, 2012).
Persalinan normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam
uterus melalui vagina ke dunia luar dengan presentasi belakang kepala tanpa memakai
alat-alat atau pertolongan istimewa serta tidak melukai ibu dan bayi, dan pada umumnya
berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam (Beaty, 2014). Jadi, persalinan normal
disebut juga partus spontan, adalah proses lahirnya bayi pada letak belakang kepala
dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alatalat serta tidak melukai ibu dan bayi yang
umumnya berlangsung kurang dari 24 jam.

B. ETIOLOGI
1) Teori penurunan hormone
1 –2 mgg sebelum portus mulai terjadi penurunan kadar hormon estrogen dan
progesterone.
Progesteron bekerja sebagai penenang otot-otot polos rahim dan akan
mengakibatkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila kadar
progesteron turun
2) Teori plasenta menjadi tua
Plasenta bau tanah akan mengakibatkan turunnya kadar estrogen dan progesteron
yang mengakibatkan kekejangan pembuluh darah, hal ini akan mengakibatkan
kontraksi rahim.
3) Teori dissensi Rahim
Rahim yang menjadi besar dan merenggang mengakibatkan iskemia otot rahim
sehingga mengganggu sirkulasi uterus-plasenta.
4) Teori iritasi mekanik
Di belakang servix terletak ganglion servikale (fcexus frankenhauser). Bila
ganglion ini di geser dan tekan, contohnya oleh kepala janin, akan timbul
kontraksi uterus.
5) Induksi partus yaitu dengan jalan Gangan laminaria, Amniotomi, Oksitosin drips.

C. PATOFISIOLOGI
Proses terjadinya persalinan karena adanya kontraksi uterus yang dapatmenyebabkan
nyeri.hal ini dipengaruhi oleh adanya keregangan otot rahim, penurunan progesteron,
peningkatan oxytoksin, peningkatan prostaglandin, dantekanan kepala bayi. Dengan
adanya kontraksi maka terjadi pemendekan SAR dan penipisan SBR. Penipisan SBR
menyebabkan pembukaan servik.Penurunan kepala bayi yang terdiri dari beberapa tahap
antara lainenggament, descent, fleksi, fleksi maksimal, rotasi internal, ekstensi,
ekspulsikepala janin, rotasi eksterna. Semakin menurunnya kepala bayi menimbulkanrasa
mengejan sehingga terjadi ekspulsi. Ekspulsi dapat menyebabkan terjadinyarobekan jalan
lahir akibatnya akan terasa nyeri. Setelah bayi lahir kontraksi rahimakan berhenti 5-10
menit, kemudian akan berkontraksi lagi. Kontraksi akanmengurangi area plasenta, rahim
bertambah kecil, dinding menebal yangmenyebabkan plasenta terlepas secara bertahap.
Dari berbagai implantasi plasentaantara lain mengeluarkan lochea, lochea dan robekan
jalan lahir sebagai tempatinvasi bakteri secara asending yang dapat menyebabkan terjadi
risiko tinggiinfeksi. Dengan pelepasan plasenta maka produksi estrogen dan progesteron
akanmengalami penurunan, sehingga hormon prolaktin aktif dan produksi laktasidimulai.
Proses persalinan terdiri dari 4 kala yaitu:
1) Kala I (kala pembukaan)
Intra partum (partus mulai) ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah
(bloody show), lantaran serviks mulai membuka (dilatasi) dan mendatar (effacement).
Darah berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler sekitar kanalis servikalis
lantaran pergeseran ketika serviks mendatar dan terbuka. Tanda dan tanda-tanda
persalinan kala I yaitu His sudah adekuat, Penipisan dan pembukaan serviks
sekurang-kurangnya 3 cm, Keluarnya cairan dari v@gin@ dalam bentuk lenidr
bercampur darah, Sering BAK, final kala I primigravida keluar darah menetas. Kala
pembukaan dibagi atas 2 fase yaitu :
a. fase laten : dimana pembukaan serviks berlangsung lambat hingga pembukaan 3
cm berlangsung dalam 7 – 8 jam
b. Fase aktif : berlasung selama 6 jam dan dibagi atas 3 sub fase ;
- Periode akselerasi ; berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm
- Periode dilatasi maksimal (steady) : selama 2 jam pembukaan berlangsung
cepat menjadi 9 cm.
- Periode deselarasi : berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan
menjadi 10 cm atau lengkap.
2) Kala II (Kala Pengeluaran Janin)
Pada kala pengeluaran janin, his terkoordinir, kuat, cepat dan lebih usang kira-kira
2 – 3 menit sekali. Kepala janin telah turun masuk ruang panggul sehingga terjadilah
terkanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflektoris mengakibatkan rasa
mengendan. Karena tekanan pada rectum, ibu merasa ibarat mau buang air besar
dengan tanda anus terbuka. Pada waktu his kepala janin mulai kelihatan, vulva
membuka dan perineum meregang. Dengan his mengedan yang terpimpin, akan
lahirlah kepala, diikuti oleh seluruh tubuh janin. Kala II pada primi : 1 ½ -2 jam, pada
multi 1 ½ -1 jam. Tanda dan tanda-tanda pada kala ini yaitu Ibu ingin meneran,
Perineum menonjol, Vulua dan anus membuka, Meningkatnya pengeluaran darah dan
lendir, Kepala telah turun didasar panggul.
3) Kala III (Kala Pengeluaran Urin)
Setelah bayi lahir, kontraksi rahim istirahat sebentar. Uterus teraba keras dengan
fundus uteri setinggi pusat, dan berisi plasenta yang menjadi tebal 2 kali sebelumnya.
Beberapa ketika kemudian, timbul his pelepasan dan pengeluaran uri. Dalam waktu
5-10 mnt seluruh plasenta terlepas, terdorong ke dalam v@gin@ dan akan lahir
impulsif atau dengan sedikit dorongan dari atas simfisis atau fundus uteri. Seluruh
proses biasanya berlangsung 5-30 mnt sesudah bayi lahir. Pengeluaran plasenta
disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc.
4) Kala IV
Adalah kala pemulihan masa yang kritis ibu dan anaknya, bukan hanya proses
pemulihan secara fisik sesudah melahirkan tetapi juga mengawali korelasi yang gres
selama satu hingga dua jam. Pada kala IV ibu masih membutuhkan pengawasan yang
intensive lantaran perdarahan sanggup terjadi, contohnya lantaran atonia uteri,
robekan pada serviks dan perineum. Rata-rata jumlah perdarahan normal yaitu 100 –
300 cc, bila perdarahan diatas 500 cc maka dianggap patologi. Perlu diingat ibu
dihentikan ditinggalkan sendiri dan belum boleh dipindahkan kekamarnya.

D. MANIFESTASI KLINIS
1) Rasa sakit oleh adanya his yang tiba lebih kuat, sering, dan teratur
2) Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak robekan kecil pada serviks
3) Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
4) Pada investigasi dalam : serviks mendatar dan pembukaan telah ada

E. PENATALAKSANAAN
1. Kala I
a) Mengukur TTV
b) Auskultasi DJJ
c) Memperhatikan kontraksi uterus, dilatasi uterus, penurunan
presentasiterendah dan kemajuan persalinan serta perineum
d) Pada kasus persalinan resiko rendah, pada kala I DJJ diperiksa setiap 30
menit
e) Pada kasus persalinan resiko tinggi pada kala I DJJ diperiksa dengan
frekuensi yang lbih sering (setiap 15 menit)
2. Kala II
a) Mengajari ibu untuk mengejan
b) pada kala II setiap 15 menit setelah berakhirnya kontraksi uterus (his).
c) Pada kasus persalinan resiko tinggi, pada kala II setiap 5 menit.
3. Kala III
d) Pengawasan terhadap perdarahan
e) Memperhatikan tanda plasenta lepas
4. Kala IV
a) Pemeriksaan fisik, observasi TTV dan KU
b) Kontraksi rahim
c) Letakkan bayi yang telah dibersihkan disebelah
5. Pengamatan kontraksi uterus
Meskipun dapat ditentukan dengan menggunakan kardiotokografi, namun
penilaian kualitas his dapat pula dilakukan secara manual dengan telapak tangan
penolong persalinan yang diletakkan diatas abdomen (uterus) parturien.
6. Suhu tubuh, nadi dan tekanan darah dinilai setiap 4 jam.
a) Bila selaput ketuban sudah pecah dan suhu tubuh sekitar 37.50 C
("borderline") maka pemeriksaan suhu tubuh dilakukan setiap jam.
b) Bila ketuban pecah lebih dari 18 jam, berikan antibiotika profilaksis.
7. Pemeriksaan VT berikut
1. Pada kala I keperluan dalam menilai status servik, stasion dan posisi
bagian terendah janin sangat bervariasi.
2. Umumnya pemeriksaan dalam (VT) untuk menilai kemajuan persalinan
dilakukan tiap 4 jam.
3. Indikasi pemeriksaan dalam diluar waktu yang rutin diatas
8. Cairan intravena dengan keuntungan pemberian selama inpartu, yaitu:
Bilamana pada kala III dibutuhkan pemberian oksitosin profilaksis pada kasus
atonia uteri.anda vital ibuatalaksanaan kala IPemberian cairan glukosa, natrium
dan air dengan jumlah 60-120 ml per jam dapat mencegah terjadinya dehidrasi
dan asidosis pada ibu

9. Posisi ibu selama persalinan


Pasien diberikan kebebasan sepenuhnya untuk memilih posisi yang paling
nyaman bagi dirinya.Berjalan pada saat inpartu tidak selalu merupakan
kontraindikasi.
10. Amniotomi
Bila selaput ketuban masih utuh, meskipun pada persalinan yang
diperkirakan normal terdapat kecenderungan kuat pada diri dokter yang bekerja di
beberapa pusat kesehatan untuk melakukan amniotomi dengan alasan:
Persalinan akan berlangsung lebih cepat.Deteksi dini keadaan air ketuban
yang bercampur mekonium (yang merupakan indikasi adanya gawat janin)
berlangsung lebih cepat.Kesempatan untuk melakukan pemasangan elektrode
pada kulit kepala janin dan prosedur pengukuran tekanan intrauterin.Namun harus
dingat bahwa tindakan amniotomi dini memerlukan observasi yang teramat ketat
sehingga tidak layak dilakukan sebagai tindakan rutin.

F. KONSEP ASKEP
1. Pengkajian
a. Riwayat sekarang, catat tanda persalinan ibarat his yang teratur, frekuensi,
interval, adanya ruptur, selaput ketuban dan status emosional.
b. Pemeriksaan fisik, dilatasi uteri 0-3 cm posisi fetus, his anatara 5-30 menit dan
berlangsung selama 10-30 menit vagina mengeluarkan cairan pink, coklat, ruptur,
keluhan, DJJ terdengar lebih terang di umbilikus
c. Kontraksi tekanan uterus dilatasi cerviks dan penurunan karakteristik yang
menerangkan kontraksi uterus : Frekwensi, internal, intensitas, durasi, tonus
istirahat
d. Penipisan cerviks, evasemen mendahului dilatasi cerviks pada kehamilan pertama
dan sering diikuti pembukaan dalam kehamilan berikutnya
e. Pembukaan cerviks, yaitu sebagian besar tanda-tanda yang memilih bahwa
kekuatan kontraksi uterus yang efektif dan kemajuan persalinan
f. Palpasi abdomen (Leopold) untuk menawarkan informasi jumlah fetus, letak
janin, penurunan janin.
g. Pemeriksaan ghnk: membran, cerviks, fetus, station.
h. Tes diagnostik dan laboratorium : spesimen urin, tes darah, ruptur membrane,
cairan amnion : Warna, abjad dan jumlah

2. Patways Keperawatan
Kehamilan 37-42 mmg
Proses persalinan

Kala `1 kala II kala III

Esterogen & kepala bayi turun kontraksi uterus


Progesterone jelek
mengejan
Oksitosin atonia uteri
Rasa ingin mengenjan
Ketegangan otot rahim robek jalan lahir

Nyeripersalinan
Nyeri persalinan Nyeri persalinan Nyeri persalinan

3. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri b/d intensitas kontraksi.
b. Ansietas b/d persalinan dan menjelang kelahiran
c. Defisit volume cairan b/d intake cairan yang tidak adekuat
d. Koping tidak efektif b/d kelemahan dan ketidaknyamanan dari persalinan

4. Intervensi Keperawatan
a. Nyeri b/d intensitas kontraksi.
1) Tujuan : Klien bisa mengikuti keadaan dengan nyeri.
2) Intervensi :
- Gunakan teknik pernapasan
Rasional : Tehnik pernapasan sanggup meningkatkan relaksasi otot
abdomen dengan demikian menambah ukuran kapasitas abdomen
sehingga mengurangi ukiran ( priksi ) antara uterus dan dinding
abdomen
- Lakukan masage atau gosokan pada pinggang ( teori gate kontrol
terhadap nyeri)
Rasional : merupakan suatu tehnik untuk mengkanter dan dipakai
untuk mengalihkan perhatian ibu dari nyeri
- Menganjurkan untuk menawarkan air hangat untuk mengompres
pinggang bawah.
Rasional : Membantu relaksasi, meningkatkan kenyamanan
- Memberikan HE pada klien bahwa respon nyeri ini sudah indikasi
nyata dan memang harus ada untuk mengakhiri kala I dan
mendekati kala transisi
Rasional : Informasi yang cukup sanggup mengurangi kecemasan
dan merupakan salah satu aspek sayang ibu
b. Ansietas b/d persalinan dan menjelang kelahiran
1) Tujuan : Klien akan menunjukan rasa takut teratasi
2) Intervensi :
- Perkenalkan diri pada klien dan berikan support
Rasional : memperkenalkan diri merupakan salah satu pendekatan
kepada klien dan suport yang diberikan sanggup menambah
semangat hidup klien dalam menanti kelahiran
- Komunikasikan kiprah ibarat support perawatan dan pengetahuan
perawat secara verbal dan non verbal
Rasional : Ibu akan lebih mengerti dan memahami perihal
persalinan, kiprah perawat sehingga akan mengurangi rasa takut
dan klien akan tenang
- Orientasikan klien ke lingkungan ( tempat persalinan )
Rasional : orientasi terhadap lingkungan menciptakan klien lebih
mengetahui dan sanggup mengikuti keadaan dengan lingkungan
tempat persalinan sehingga akan mengurangi rasa takut
c. Defisit volume cairan b/d intake cairan yang tidak adekuat
1) Tujuan : klien akan memperlihatkan defisit voleme cairan adekuat
2) Intervensi :
- Pertahankan kalori dan elekrolit
Rasional : Kalori dibutuhkan sebagai sumber energi selama proses
persalinan
- Anjurkan minum air putih selama proses persalinan jikalau tidak
ada mual dan muntah
Rasional : Cairan lebih cepat diabsorbsi melalui lambung
dibandingkan dengan makanan padat dan untuk mencegah
dehidrasi
- Berikan cairan IV secara rutin (dextrosa 5 dan RL)
Rasional : Memenuhi kebutuhan tubuh akan cairan dan elekrolit,
untuk mencegah dehidrasi
d. Koping tidak efektif b/d kelemahan dan ketidaknyamanan dari persalinan
1) Tujuan : klien memperlihatkan koping efektif
2) Intervensi :
- Catat secara bersiklus perihal perubahan tingkah laris ibu sehingga
memudahkan dalam pemberian tindakan
Rasional : Untuk mengetahui perubahan tingkah laris ibu sehingga
memudahkan dalam pemberian intervensi
- Anjurkan kepada ibu untuk konsentrasi dalam mengontrol dengan
berkomunikasi
Rasional : Konsentrasi dan komunikasi yang baik akan membantu
dalam intervensi yang akan dilakukan
- Menyarankan pada suami untuk memberi semangat atau dukungan
moril
Rasional : Ibu membutuhkan seseorang untuk meminta dukungan
dan dorongan. Suami yaitu salah seorang yang sangat penting

G. 3. Kala III : Dimulai


segera setelah lahir sampai
lahirnya plasenta, yang
H. berlangsung tidak lebih
dari 30 menit.
I. 4.
J. Kala IV : Dimulai saat
lahirnya plasenta sampai 2
jam pertama postpartum.
K. C.
L. Pengertian Bayi Baru
Lahir
M. Menurut Saifuddin, (2002)
Bayi baru lahir adalah bayi
yang baru lahir selama
N. satu jam pertama
kelahiran.
O. Menurut Donna L. Wong,
(2003) Bayi baru lahir adalah
bayi dari lahir sampai
P. usia 4 minggu. Lahirrnya
biasanya dengan usia gestasi
38 – 42 minggu.
Q. Menurut Dep. Kes. RI,
(2005) Bayi baru lahir
normal adalah bayi yang
lahir
R. dengan umur kehamilan
37 minggu sampai 42
minggu dan berat lahir
2500
S. gram sampai 4000 gram.
T. Menurut M. Sholeh
Kosim, (2007) Bayi baru
lahir normal adalah berat
U. lahir antara 2500 – 4000
gram, cukup bulan, lahir
langsung menangis, dan tidak
ada
V. kelainan congenital (cacat
bawaan) yang bera
W. BAB I
X. PENDAHULUAN
Y. A. Pengertian Intrapartum
Z. Persalinan adalah proses
membuka dan menipisnya
serviks dan janin
AA. turun ke dalam jalan
lahir. (Prawirohardjo, 2001).
Kelahiran adalah proses
dimana
BB. janin dan ketuban di
dorong keluar melalui jalan
lahir. (Prawirohardjo, 2001).
CC. Pesalinan dan kelahiran
normal adalah proses
pengeluaran janin yang
DD. terjadi pada
kehamilan cukup bulan
(37-42 minggu), lahir
spontan dengan
EE.presentasi belakang
kepala yang berlangsung
dalam 18 jam, tanpa
komplikasi
FF. baik pada ibu maupun pada
janin. (Prawirohardjo, 2001).
GG. Pesalinan normal (partus
spontan) adalah proses
lahirnya bayi pada letak
HH. belakang kepala yang
dapat hidup dengan tenaga
ibu sendiri dan uri,tanpa
alat
II. serta tidak melukai ibu dan
bayi yang umumnya
berlangsung kurang dari 24
jam
JJ. melalui
KK. jalan lahi

Anda mungkin juga menyukai