Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

PERSALINAN NORMAL (SPONTAN)

DISUSUN OLEH

Nama : Erna Hidayanti

NIM : 82021040296

2.1 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS


2.2 PROGRAM PROFESI NERS
2.3 2022/2023
LAPORAN PENDAHULUAN
PERSALINAN NORMAL (SPONTAN)
A. PENGERTIAN
Persalinan ialah serangkaian kejadian yang berakhir dengan
pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul
dengan pengeluaran plasenta dan selaput dari tubuh ibu. Bila persalinan ini
berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir disebut
persalinan spontan. Sebaliknya, jika persalinan dibantu dengan alat
dan/atau tenaga dari luar, misalnya ekstraksi dengan forseps, atau
dilakukan operasi seksio sesarea, disebut persalinan buatan. Pada
umumnya persalinan terjadi jika bayi sudah cukup besar untuk hidup di
luar. Kadang-kadang persalinan tidak dimulai dengan sendirinya, tetapi
baru berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian pitosin atau
prostaglandin. Keadaan ini disebut persalinan anjuran (Wirakusumah et al,
2015).
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban
keluar dari uterus ibu bersalin, persalinan yang normal terjadi pada usia
kehamilan cukup bulan/setelah usia kehamilan 37 minggu atau lebih tanpa
penyulit. Persalinan dimulai/inpartu sejak uterus berkontraksi dan
menyebabkan perubahan – perubahan pada serviks yang membuka dan
menipis dan berka dengan lahirnya bayi beserta plasenta secara lengkap
(Fauziah S, 2015).

B. ETIOLOGI
Berikut etiologi persalinan normal :
1. Teori Penurunan Kadar Hormon Progesteron
Pada akhir kehamilan terjadi penurunan kadar progesteron yang
mengakibatkan peningkatan kontraksi uterus karena sintesa
prostaglandin di chorioamnion.
2. Teori Rangsangan Estrogen
Estrogen menyebabkan iritability miometrium, estrogen memungkinkan
sintesa prostaglandin pada decidua dan selaput ketuban sehingga
menyebabkan kontraksi uterus (miometrium).
3. Teori Reseptor Oksitosin dan Kontraksi Braxton Hiks
Kontraksi persalinan tidak terjadi secara mendadak, tetapi berlangsung
lama dengan persiapan semakin meningkatnya reseptor oksitosin.
Oksitosin adalah hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis parst
posterior. Distribusi reseptor oksitosin, dominan pada fundus dan
korpus uteri, ia makin berkurang jumlahnya di segmen bawah rahim
dan praktis tidak banyak dijumpai pada serviks uteri.
4. Teori Ketegangan
Rahim yang menjadi besar dan meregang menyebabkan iskemia otot –
otot rahim, sehingga menganggu sirkulasi utero plasenter.
5. Teori Fetal Membran
Meningkatnya hormon estrogen menyebabkan terjadinya esterified
yang menghasilkan arachnoid acid, arachnoid acid bekerja untuk
pembentukan prostaglandin yang mengakibatkan kontraksi
miometrium.
6. Teori Plasenta Sudah Tua
Pada umur kehamilan 40 minggu mengakibatkan sirkulasi pada
plasenta menurun segera terjadi degenerasi trofoblast maka akan terjadi
penurunan produksi hormone.
7. Teori Tekanan Serviks
Fetus yang berpresentasi baik dapat merangsang akhiran syaraf
sehingga serviks menjadi lunak dan terjadi dilatasi internum yang
mengakibatkan SAR (Segemen Atas Rahim) dan SBR (Segemen
Bawah Rahim) bekerja berlawanan sehingga terjadi kontraksi dan
retraksi (Oktarina M, 2016).

C. PATAFISIOLOGI DAN PATHWAY


Masa post partum atau masa nifas, alat-alat genetalia interna
maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan
sebelum hamil dan terjadinya perubahan fisikologis serta perubahan
psikologis. Perubahan fisikologis ini terdapat involusi uterus yaitu proses
kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil setelah melahirkan, proses
ini dimulai segera setelah plasenta keluar akibat kontraksi otot-otot polos
uterus. Perubahan – perubahan alat genetalia ini dalam keseluruhannya
disebut “involusi”. Involusi terjadi perubahan-perubahan penting yakni
mengkonsentrasi dan timbulnya laktasi yang terakhir karena pengaruh
hormon laktogen dari kelenjar hipofisis terhadap kelenjar-kelenjar mamae.
Otot-otot uterus berkontraksi segera post partum, pembuluh- pembuluh
darah yang ada antara nyaman otot-otot uterus akan terjepit. Proses ini
akan menghentikan pendarahan setelah plasenta lahir. Perubahan-
perubahan yang terdapat pada serviks adalah segera post partum bentuk
serviks agak menganga seperti corong, bentuk ini disebabkan oleh korpus
uteri terbentuk semacam cincin. Perubahan-perubahan yang terdapat pada
endometrium ialah timbulnya trombosis, degenerasi dan nekrosis ditempat
implantasi plasenta pada hari pertama endometrium yang kira-kira setebal
2- 5mm itu mempunyai permukaan yang kasar akibat pelepasan desidua
dan selaput janin regenerasi endometrium terjadi dari sisa- sisa sel desidua
basalis yang memakai waktu 2 sampai 3 minggu. Ligamen-ligamen dan
diafragma pelvis serta fasia yang merenggang sewaktu kehamilan dan
perlu setelah janin lahir berangsur-angsur kembali seperti semula (Aspiani,
2017).
PATHWAY
Post Partum / Masa Nifas/ Puerperium

Perubahan Fisiologis

Sistem muskuloskeletal Sistem reproduksi

 Involusio Uteri
 Involusio daerah implantasi
 Penurunan sensasi ekstremitas bawah
plasenta
 Tromboplebitis
 Perubahan cervix
 Edema
 Perubahan vagina
 Kencang pada klitoris dan labia
Luka perineum
Hambatan Mobilitas Fisik
 Pengeluaran colostrum

Nyeri Akut Kerusakan Integritas Kulit

(Aspiani, 2017)
D. GAMBARAN KLINIK
1. Kala I
Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan
pembukaan servix hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm).
Persalinan kala I berlangsung 18 – 24 jam dan terbagi menjadi dua fase
yaitu fase laten dan fase aktif.
a. Fase laten persalinan Dimulai sejak awal kontraksi yang
menyebabkan penipisan dan pembukaan servix secara
bertahap.Pembukaan servix kurang dari 4 cm. Biasanya berlangsung
di bawah hingga 8 jam.
b. Fase aktif persalinan Fase ini terbagi menjadi 3 fase yaitu akselerasi,
dilatasi maximal, dan deselerasi. Frekuensi dan lama kontraksi
uterus umumnya meningkat (kontraksi dianggap adekuat/memadai
jika terjadi 3 kali atau lebih dalam waktu 10 menit dan berlangsung
selama 40 detik atau lebih. Servix membuka dari 4 ke 10 cm
biasanya dengan kecepatan 1 cm atau lebih perjam hingga
permbukaan lengkap (10 cm) .Terjadi penurunan bagian terendah
janin.
2. kala II dimulai dengan pembukaan lengkap dari serviks dan berakhir
dengan lahirnya bayi. Proses ini berlangsung 2 jam pada primi dan 1
jam pada multi Tanda dan gejala kala II Tanda-tanda bahwa kala II
persalinan sudah dekat adalah :
a. Ibu ingin meneran.
b. Perineum menonjol.
c. Vulva vagina dan sphincter anus membuka.
d. Jumlah pengeluaran air ketuban meningkat.
e. His lebih kuat dan lebih cepat 2-3 menit sekali.
f. Pembukaan lengkap (10 cm ).
g. Pada Primigravida berlangsung rata-rata 1.5 jam dan multipara
rata- rata 0.5 jam.
h. Pemantauan
1) Tenaga atau usaha mengedan dan kontraksi uterus.
2) Janin yaitu penurunan presentasi janin dan kembali
normalnya.
detak jantung bayi setelah kontraksi.
3) Kondisi ibu.
3. Kala III
Persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya
plasenta dan selaput ketuban . Berlangsung tidak lebih dari 30 menit .
Disebut dengan kala uri atau kala pengeluaran plasenta. Peregangan
Tali pusat Terkendali (PTT) dilanjutkan pemberian oksitosin untuk
kontraksi uterus dan mengurangi perdarahan .
Tanda-tanda pelepasan plasenta :
a. Perubahan ukuran dan bentuk uterus .
b. Uterus menjadi bundar dan uterus terdorong ke atas karena plasenta
sudah terlepas dari Segmen Bawah Rahim.
c. Tali pusat memanjang.
d. Semburan darah tiba tiba.
4. Kala IV
Dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelah itu.
Paling kritis karena proses perdarahan yang berlangsung.Masa 1 jam
setelah plasenta lahir. Pemantauan 15 menit pada jam pertama setelah
kelahiran plasenta, 30 menit pada jam kedua setelah persalinan, jika
kondisi ibu tidak stabil, perlu dipantau lebih sering. Observasi intensif
karena perdarahan yang terjadi pada masa ini.
Observasi yang dilakukan :
a. Tingkat kesadaran penderita.
b. Pemeriksaan tanda vital.
c. Kontraksi uterus.
d. Perdarahan, dianggap masih normal bila jumlahnya tidak
melebihi 400- 500cc.
(kurniarum, Ari. 2016)

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG DAN DIAGNOSTIK


1. USG Kehamilan
2. USG Doppler
3. Cardiotocography
4. Kadar Air Ketuban 
5. Pemeriksaan pH.

F. PENATALAKSANAAN MEDIK
1. Observasi ketat 2 jam post partum (adanya komplikasi perdarahan)
2. 6-8 jam pasca persalinan : istirahat dan tidur tenang, usahakan miring
kanan kiri Hari ke- 1-2 : memberikan KIE kebersihan diri, cara
menyusui yang benar dan perawatan payudara, perubahan-perubahan
yang terjadi pada masa nifas, pemberian informasi tentang senam
nifas.
3. Hari ke- 2 : mulai latihan duduk.
4. Hari ke- 3 : diperkenankan latihan berdiri dan berjalan.

G. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Pengkajian adalah langkah pertama pada semua informasi yang akurat
dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien,
untuk memperoleh data dilakukan melalui anamnesis. Anamnesis
adalah pengkajian dalam rangka mendapatkan data tentang pasien
melalui pengajuan pertanyaan-pertanyaan dan anamnesis dapat
dilakukan melalui dua cara antara lain : Autoanamnesis yaitu
Anamnesis yang dilakukan kepada pasien langsung, sedangkan
Alloanamnesis yaitu Anamnesis yang dilakukan kepada keluarga
pasien untuk memperoleh data tentang klien, hal ini dilakukan pada
keadaan darurat ketika klien tidak memungkinkan lagi untuk
memberikan data yang akurat.
a. Identitas
Identitas klien dan identitas penanggung jawab meliputi nama,
umur, alamat, pekerjaan, tanggal lahir, suku bangsa, status
perkawinan, pendidikan, ruang rawat, nomor medical record,
diagnosa medis, alasan masuk, keadaan umum, tanda-tanda vital.
b. Keluhan utama
Keluhan utama yang dirasakan pada klien dengan post partum
adalah nyeri pada daerah perineum atau vagina.
c. Riwayat penyakit sekarang
Klien merasakan nyeri karena trauma akibat proses persalinan,
ASI sudah keluar dan klien dapat memberikan ASI pada bayinya.
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit yang pernah diderita yang ada hubungannya
dengan penyakit sekarang (post partum spontan).
e. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat penyakit yang pernah diderita menyangkut penyakit
keluarga atau keturunan.
f. Riwayat Obstetri
Riwayat obstetri pada klien dengan post partum sebagai berikut :
1) Keadaan haid, tentang menarche, siklus haid, hari pertama
haid terakhir, jumlah dan warna darah keluar, encer,
menggumpal, lamanya haid, nyeri atau tidak dan berbau.
2) Riwayat kehamilan, berapa kali melakukan antenatal care,
selama kehamilan periksa dimana, ukur tinggi badan dan
berat badan.
3) Riwayat persalinan, jenis persalinan spontan atau sectio
caesaria, penyulit selama persalinan.
g. Pola Kebiasaan Sehari-hari menurut Virginia Henderson :
1) Respirasi, frekuensi pernafasan meningkat.
2) Nutrisi
3) Eliminasi, buang air kecil secara spontan sudah dapat
dilakukan dalam 8 jam post partum. Buang air besar terjadi
pada 2-3 hari post partum.
4) Istirahat/ tidur.
5) Kebutuhan personal hygiene.
6) Gerak dan keseimbangan tubuh, aktivitas berkurang dan tidak
bisa berjalan karena nyeri akibat adanya trauma persalinan.
h. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada klien dengan post partum :
1) Keadaan umum, keadaan umum klien biasanya lemah setelah
persalinan.
2) Kesadaran, kesadaran klien biasanya baik (composmentis).
3) Pemeriksaan fisik head to toe
4) Kepala dan rambut
Bentuk kepala, kulit kepala, apakah kotor atau berketombe,
rambut apakah tampak lusuh atau kusut, apakah ada luka/
laserasi.
5) Wajah
Wajah pucat atau tidak, bentuk wajah lonjong atau oral.
6) Mata
Bentuk bola mata, ada tidaknya gerak mata, konjungtiva
anemis atau tidak, bentuk mata simetris atau tidak.
7) Hidung
Ada tidaknya septuminasi, polip dan kebersihan.
8) Telinga
Kebersihan atau tidaknya kelainan fungsi pendengaran,
kelainan anatomi pada telinga.
9) Mulut, bibir
Bentuk bibir simetris atau tidak, kelembapan, kebersihan
mulut, ada tidaknya pembesaran tonsil, ada tidaknya kelainan
bicara.
10) Gigi
Jumlah gigi lengkap atau tidak, kebersihan gigi, ada tidaknya
peradangan pada gusi atau caries gigi.
11) Leher
Ada tidaknya pembesaran kelenjar thyroid dan vena
jugularis.
12) Integument kulit.
Warna kulit, apakah pucat atau tidak, kebersihan, turgor kulit,
tekstur kulit.
13) Payudara
Payudara membesar, areola mammae warnanya lebih gelap,
papilla mammae menonjol, keluar colostrum ASI.
14) Thorax atau dada
a) Jantung
Inspeksi : Seperti tak tampak retraksi dinding dada.
Perkusi : Bunyi pekak.
Palpasi : Seperti tak ada nyeri tekan, tak teraba ictus
cordis.
Auskultasi : Seperti S1, S2 reguler.
b) Paru-paru
Inspeksi : Seperti tidak ada jejas
Perkusi : Bunyi sonor.
Palpasi : Seperti tidak ada nyeri tekan, fokal
fremitus seimbang kanan dan kiri.
Auskultasi : Vesikuler
c) Abdomen
Inspeksi : Diastasis rektus abdominalis
Auskultasi : Fungsi pencernaan untuk mengetahui
bissing usus.
Perkusi : Kuadran I bunyi redup, kuadran II, III, IV
tympani.
Palpasi : Involusi uterus suatu proses dimana uterus
kembali kekondisi sebelum hamil, fundus
uterus, kandung kemih dan kontraksi.
15) Genetalia
a) Vagina (integritas kulit, edema, hematom)
b) Perineum : Utuh/ episiotomi/ ruptur.
Tanda REEDA :
Rednees : Seperti tidak ada kemerahan.
Edema : Seperti tidak ada
pembengkakan
Echimosis : Seperti tidak ada kebiruan
Dischargment : Seperti tidak ada cairan sekresi
yang keluar.
Approximity : Seperti ada jahitan luka.
Lochea : ( Jumlah, jenis, konsistensi, bau).
16) Ekstremitas atas dan bawah : Seperti tidak ada bengkak,
tidak ada varises.

2. Diagnosa Keperawatan
Menurut Aspiani (2017), diagnosa yang muncul pada klien post
partum spontan adalah :
a. Nyeri Akut (00132) berhubungan dengan Agen Cidera Fisik
b. Kerusakan Integritas Kulit (00046) berhubungan dengan
Faktor Mekanik (Luka Insisi).
c. Hambatan Mobilitas Fisik (00085) berhubungan dengan
Kelemahan Umum.
3. Intervensi Keperawatan Post Partum Spontan
Menurut Aspiani (2017), intervensi keperawatan yang muncul
pada kasus post partum spontan sebagai berikut :
a. Nyeri Akut (00132) berhubungan dengan Agen Cidera Fisik
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24
jam diharapkan nyeri klien dapat teratasi.
Kriteria Hasil (NOC) :
1) Klien mampu mengontrol nyeri (dapat mengetahui
penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik non
farmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan).
2) Klien melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan
menggunakan manajemen nyeri.
3) Mampu mengenali nyeri (skala nyeri, intensitas,
frekuensi dan tanda-tanda nyeri).
4) Tanda-tanda vital dalam batas normal.
5) Tekanan darah :120/80
mmHg
Nadi : 60-100x/menit
Respirasi : 16 -24x/menit
Suhu : 36,5oC – 37,5oC
6) Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang.
Intervensi (NIC) :
a) Monitor tanda-tanda vital sign (6680)
(1) Monitor tekanan darah ,nadi, pernafasan dan suhu
b) Manajement Nyeri (1400)
(1) Lakukan pengkajian skala nyeri komprehensif
(2) Berikan posisi yang nyaman (setengah duduk
atau telentang).
(3) Gunakan strategi komunikasi terapeutik untuk
mengetahui pengalaman nyeri dan sampaikan
penerimaan klien terhadap nyer.
(4) Ajarkan penggunaan teknik non farmakologi
(misalnya: teknik relaksasi nafas dalam, terapi
musik, bimbingan antisipatif, akupressur,
pijatan atau massase) dan teknik farmakologis
(dengan menggunakan terapi pemberian obat
analgesik dari dokter).
c) Pemberian Analgesik (2210)
(1) Tentukan lokasi karakteristik, kualitas dan
derajat nyeri sebelum pemberian obat.
(2) Kolaborasi pemberian terapi obat analgesik
sesuai dengan indikasi dokter.
b. Kerusakan Integritas Kulit (00046) berhubungan
dengan Faktor Mekanik (luka insisi/luka jahitan).
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 3x24 jam diharapkan kerusakan integritas kulit
pada ibu post partum spontan dapat teratasi.
Kriteria Hasil (NOC) :
1) Temperatur jaringan dalam rentang yang diharapkan
2) Elastisitas dalam rentang yang diharapkan
3) Hidrasi dalam rentang yang diharapkan
4) Pigmentasi dalam rentang yang diharapkan
5) Warna luka dalam rentang yang diharapkan
6) Tektur dalam rentang diharapkan
7) Luka bebas dari lesi
8) Kulit utuh
Intervensi (NIC) :
a) Perawatan Luka (3660)
(1) Angkat balutan dan plester perekat atau
angkat pembalut
(2) Monitor karakteristik luka termasuk drainase,
warna, ukuran, dan bau
(3) Ukur luas luka yang sesuai
(4) Bersihkan luka dengan air bersih dengan tepat
(5) Berikan perawatan luka insisi pada luka yang
diperlukan.
(6) Berikan perawatan ulkus pada kulit yang
diperlukan.
(7) Oleskan salep yang sesuai dengan kulit yang
diperlukan.
(8) Ganti pembalut yang bersih atau steril.
(9) Anjurkan klien dan keluarga untuk mengenal
tanda dan gejala infeksi
(10) Dokumentasi lokasi luka dan ukuran luka
b) Perawatan Perineum (1750)
(1) Inspeksi kondisi insisi atau robekan
(misalnya episiotomi, laserasi atau sirkumsisi).
(2) Membantu klien membersihkan perineum.
(3) Jaga area perineum tetap kering.
(4) Bersihkan area perineum secara teratur.
(5) Menganjurkan klien untuk mengganti
pembalut yang sesuai untuk menyerap cairan.
(6) Memberikan posisi yang nyaman
(7) Memberikan obat antibiotik dengan tepat
c) Perawatan Post Partum (6930)
(1) Pantau tanda-tanda vital sign
(2) Monitor lokhea terkait dengan warna, jumlah,
bau,adanya gumpalan Pantau perineum atau luka
insisi dan jaringan sekitarnya yaitu memantau
adanya kemerahan, edema, echimosis, cairan
nanah, dan perkiraan tepi luka).
(3) Ajarkan klien perawatan perineum untuk
mencegah infeksi dan mengurangi
ketidaknyamanan.
(4) Kolaborasi obat antibiotik dengan dokter.
c. Hambatan Mobilitas Fisik (00085) berhubungan
dengan Kelemahan Umum.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 3x24 jam hambatan mobilitas fisik klien dapat
teratasi.
Kriteria Hasil (NOC) :
1. Klien ada peningkatan aktifitas fisik.
2. Klien mampu melakukan aktifitasnya secara mandiri.
3. Klien tampak lebih rileks.
4. Klien tampak lebih nyaman
Intervensi (NIC) :
a) Manajement Energi (0180)
(1) Kaji kemampuan klien dalam melakukan
beraktifitas mobilisasi.
b) Terapi Latihan : Ambulasi (0221)
(1) Beri terapi ambulasi tukar posisi pada klien
(2) Bantu posisi untuk berdiri, berjalan, ambulasi
dengan jarak tertentu dan dibantu dengan
keluarga atau perawat.
(3) Kolaborasi pemberian terapi obat dengan dokter.

4. Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah tahap ketika perawat mengaplikasikan
rencana asuhan keperawatan kedalam bentuk intervensi
keperawatan guna membantu klien dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Perawat melaksanakan tindakan keperawatan
untuk intervensi yang disusun dalam tahap perencanaan dan
kemudian mengakhiri tahap implementasi dengan mencatat
keperawatan dan respon klien terhadap tindakan tersebut
(Anggarini, 2018).
5. Evaluasi
Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan yaitu suatu proses
yang digunakan untuk mengukur dan memonitor kondisi klien
dengan membandingkan hasil tindakan yang telah dilakukan
dengan kriteria hasil yang sudah ditetapkan (Debora, 2017).
DAFTAR PUSTAKA
Anggarini, K.D. 2018. Gambaran Asuhan Keperawatan Pada Pasien
Gastritis Dalam Pemenuhan Gangguan Nyeri Akut Di Wilayah
Kerja UPT Kesmas Sukawati I Gianyar [skripsi]. Gianyar (ID):
Politeknik Kesehatan Denpasar.
Aspiani, Reny Yuli. 2017. Buku Ajar Keperawatan Maternitas Aplikasi
NANDA, NIC dan NOC. Jakarta : CV. Trans Info Media.

Debora, O. 2017. Proses Keperawatan Dan Pemeriksaan Fisik.


Jakarta: Salemba Medika. Jakarta: DPP PPNI.

Fauziah, S. (2015). Keperawatan Maternitas Volume 2 : Persalinan.


Jakarta: Kencana.

Kurniaeum, Ari. 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Bayi Baru


Lahir. Jakarta : Pusdik SDM Kesehatan.

Oktarina, Mika. 2016. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan dan


Bayi Baru Lahir. Ed. 1. Cet. 1. Yogyakarta: Deepublish

Wirakusumah et.al .2015. Patologi ilmu kesehatan reproduksi, Edisi 3.


Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG.

Anda mungkin juga menyukai