P DENGAN
PERSALINAN NORMAL DI RS TK. III BHAYANGKARA MANADO
Disusun oleh :
Diandry tamamengka
20014104002
A. Defenisi
Menurut Sarwono (2006) Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin
lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari
pertama haid terakhir. Persalinan adalah suatu proses terjadinya pengeluaran bayi
yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan
selaput janin dari tubuh ibu (Mitayani, 2009).
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan
cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin
(Prawirohardjo, 2006).
B. Etiologi atau Faktor Resiko
Sebab mulainya persalinan belum diketahui dengan jelas. Agaknya banyak faktor
yang memegang peranan dan bekerjasama sehingga terjadi persalinan. Beberapa teori
yang dikemukakan adalah: penurunan kadar progesteron, teori oxitosin, keregangan
otot-otot, pengaruh janin, dan teori prostaglandin. Beberapa teori yang menyebabkan
mulainya persalinan adalah sebagai berikut :
1. Penurunan Kadar Progesteron
Progesterone menimbulkan relaxasi otot-otot rahim, sebaliknya estrogen
meninggikan kerentanan otot rahim. Selama kehamilan terdapat keseimbangan
antara kadar progesterone dan estrogen dalam darah, tetapi pada akhir kehamilan
kadar progesteron menurun sehingga timbul his.
Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur kehamilan 28 minggu, dimana terjadi
penimbunan jaringan ikat, dan pembuluh darah mengalami penyempitan dan
buntu. Produksi pro
gesterone mengalami penurunan, sehingga otot rahim lebih sensitive terhadap
oxitosin. Akibatnya otot rahim mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat
penurunan progesterone tertentu.
2. Teori Oxitosin
Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis parst posterior. Perubahan
keseimbangan estrogen dan progesterone dapat mengubah sensitivitas otot rahim,
sehingga sering terjadi kontraksi Braxton Hicks. Di akhir kehamilan kadar
progesteron menurun sehingga oxytocin bertambah dan meningkatkan aktivitas
otot-otot rahim yang memicu terjadinya kontraksi sehingga terdapat tanda-tanda
persalinan.
3. Keregangan Otot-otot.
Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu. Setelah
melewati batas tertentu terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat dimulai.
Seperti halnya dengan Bladder dan Lambung, bila dindingnya teregang oleh isi
yang bertambah maka timbul kontraksi untuk mengeluarkan isinya. Demikian
pula dengan rahim, maka dengan majunya kehamilan makin teregang otot-otot
dan otot-otot rahim makin rentan. Contoh, pada kehamilan ganda sering terjadi
kontraksi setelah keregangan tertentu sehingga menimbulkan proses persalinan.
4. Pengaruh Janin
Hipofise dan kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya juga memegang peranan
karena pada anencephalus kehamilan sering lebih lama dari biasa, karena tidak
terbentuk hipotalamus. Pemberian kortikosteroid dapat menyebabkan maturasi
janin, dan induksi (mulainya ) persalinan.
5. Teori Prostaglandin
Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15 minggu yang
dikeluarkan oleh desidua. Prostaglandin yang dihasilkan oleh desidua diduga
menjadi salah satu sebab permulaan persalinan. Hasil dari percobaan
menunjukkan bahwa prostaglandin F2 atau E2 yang diberikan secara intravena,
intra dan extra amnial menimbulkan kontraksi miometrium pada setiap umur
kehamilan. Pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi
otot rahim sehingga hasil konsepsi dapat keluar. Prostaglandin dapat dianggap
sebagai pemicu terjadinya persalinan. Hal ini juga didukung dengan adanya kadar
prostaglandin yang tinggi baik dalam air ketuban maupun daerah perifer pada ibu
hamil, sebelum melahirkan atau selama persalinan.
C. Patofisiologi
Tanda-Tanda Inpartu
Proses persalinan
Kelelahan (O2 )
Gangguan Respirasi
1. Kala I
Dimulai dari saat persalinan sampai pembukaan lengkap (10 cm). Proses ini
berlangsung antara 18-24 jam ,terbagi dalam 2 fase yaitu:
a. Fase laten : berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat lambat
sampai mencapai ukuran diameter 3cm.
b. Fase aktif dibagi dalam 3 fase yaitu :
1) Fase akselerasi: dalam waktu 3 jam pembukaan 3cm tersebut menjadi 4cm
2) Fase dilatasi maksimal : dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat
cepat dari 4cm menjadi 9cm
3) Fase deselerasi : pembukaan menjadi lambat kembali, dalam waktu 2 jam
pembukaan dari 9cm menjadi lengkap
Fase-fase tersebut dijumpai pada primigravida. Pada multi gravid pun terjadi
demikian, akan tetapi fase laten, fase aktif, dan fase deselerasi terjadi lebih pendek
Mekanisme membukanya seviks berbeda antara pada primigravida dan multigravida,
pada yang pertama ostium uteri internum akan membuka terlebih dahulu, sehingga
serviks akan mendatar dan menipis. Baru kemudian osteum uteri eksternum
membuka. Pada multigrvida osteum uteri internum sudah sedikit terbuka. Osteum
uteri internum dan eksternum serta penipisan dan pendataran serviks terjadi dalam
saat yang sama.Ketuban akan pecah dengan sendiri ketika pembukaan hampir atau
sudah lengkap. Tidak jarang ketuban harus dipecahkan ketika pembukaan hampir
lengkap atau telah lengkap. Bila ketuban telah pecah sebelum pembukaan mencapai 5
cm, disebut ketuban pecah dini. Kala I selesai apabila pembukaan seviks uteri telah
lengkap. Pada primigravida kala I berlangsung kira-kira 13 jam, sedangkan pada
multigravida kira-kira 7 jam.
2. Kala II
Pada kala II his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2 sampai 3 menit sekali.
Karena biasanya dalam hal ini janin sudah masuk ruang panggul, maka pada his
dirasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul, yang secara reflektoris menimbulkan
rasa mengedan. Wanita merasa pula tekanan pada rectum dan hendak buang air besar.
Kemudian perineum mulai menonjol dan menjadi lebar dengan anus membuka, labia
mulai membuka dan tidak lama kemudian kepala janin tampak dalam vulva pada
waktu his. Bila dasar panggul sudah lebih berelaksasi, kepala tidak masuk lagi di luar
his, dengan his dan kekuatan mengedan maksimal kepala janin dilahirkan dengan
suboksiput di bawah simfisis dan dahi, muka, dan dagu melewati perineum. Setelah
istirahat sebentar, his mulai lagi untuk mengeluarkan badan dan anggota bayi. Pada
primi gravida kala II berlangsung rata-rata 1,5 jam dan pada multipara rata-rata 0,5
jam.
3. Kala III
Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan fundus uteri agak diatas pusat.
Beberapa menit kemudian uterus kontraksi lagi untuk melepas plasenta dari
dindingnya. Biasanya plasenta lepas dalam 6 sampai 15 menit setelah bayi lahir dan
keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri. Pengeluaran plasenta disertai
dengan pengeluaran darah.
4. Kala IV
Dimulai saat plasenta lahir sampai 2 jam pertama post partum. Keduanya baru saja
mengalami perubahan fisik yang luar biasa. Rata-rata perdarahan normal adalah 250
cc. Perdarahan persalinan yang lebih dari 500cc adalah perdarahan abnormal.
(Prawirohardjo,2007)
E. Pemeriksaan Penunjang
a. USG
b. Pemeriksaan Hb
F. Pengkajian Keperawatan
1. Identitas umum
2. Pemeriksaan TTV (TD, suhu, respirasi),
Tanda vital. Tekanan darah : Untuk mengetahui faktor resiko hipertensi dan
hipotensi. Batas normalnya 120/80 mmHg (Saifuddin, 2010), Nadi : Untuk
mengetahui nadi pasien yang dihitung dalam menit (Saifuddin, 2010). Batas
normalnya 69-100x/ menit , Respirasi : Untuk mengetahui frekuensi pernafasan
pasien yang dihitung dalam 1 menit (Saifuddin, 2010). Batas normalnya 12- 22x/
menit, Suhu : Untuk mengetahui suhu tubuh klien, memungkinkan febris/ infeksi
dengan menggunakan skala derajat celcius. Suhu wanita 37 saat bersalin tidak
lebih dari 38°C (Wiknjosastro, 2009). Suhu tubuh pada ibu bersalin dengan
persalinan normal 38°C (Taufan, 2014).
tanda-tanda persalinan kala II dimulai sejak pukul berapa, evaluasi terhadap
tanda-tanda persalinan kala II ( dorongan, meneran, tekanan ke anus perineum
menonjol, dan vulva membuka).
3. DJJ, vesika urinaria (penuh/kosong) DJJ < 120x/ menit atau > 160x/ menit
4. Respon prilaku (tingkat kecemasan, skala nyeri, kelelahan, keinginan mengedan,
sikap ibu saat masuk kala II, intensitas nyeri).
G. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri melahirkan berhubungan dengan Dilatasi Serviks, pengeluaran janin (D.
0079)
2. Kesiapan Persalinan (D. 0070)
3. Risiko Infeksi (D. 0142)
4. Risiko Hipovolemia(D.0034)
5. Risiko Cedera Pada Janin (D. 0138)
6. Risiko Cedera Pada Ibu (D. 0137)
H. Intervensi Keperawatan
No SDKI SLKI SIKI
1. (D. 0079) Setelah dilkukan tindakan Menejemen Nyeri (08238)
Nyeri Melahirkan keperawata 1 x 1 jam Observasi
b.d dilatasi diharapkan nyeri Identifikasi respons nyeri
serviks,Pengeluara terkontrol dengan kriteria non verbal
n Janin hasil : Terapeutik
Tingkat nyeri menurun Berikan teknik
(L.08066) nonfarmakologi untuk
Gelisah menurun mengurangi rasa nyeri
Frekuensi nadi (teknik relaksasi nafas
membaik dalam)
Pola napas Edukasi
membaik Ajarkan teknik
Control nyeri meningkat nonfarmakologi untuk
(L. 08063) mengurangi rasa nyeri
Kempuan (terapi nafas dalam)
menggunakan
teknink non-
farmakologi
Dukungan orang
terdekat meningkat
Perawatan Pascapersalinan
(I.07225)
Observasi
Monitor tanda-tanda vital
Periksa robekan
(kemerahan, edema,
ekomosis, pengeluaran,
penyatuan jahitan)
Monitor nyeri
Terapeutik
Dukung ibu untuk
melakukan ambulasi dini
Berikan kenyamanan pada
ibu
Diskusikan kebutuhan
aktivitas dan istirahat
Edukasi
Jelaskan pemeriksaan pada
ibu secara rutin
A. ANAMNESA
1. Identitas
Nama : Ny.R.P Nama suami : Tn.A.M
Umur : 27 Tahun Umur : 39 tahun
Pendidikan : SMK Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : Swasta
Agama : Kristen Katolik Agama : Kristen
Suku bangsa : Indonesia/Minahasa Suku Bangsa : Indonesia
Alamat : Karombasan,ling 8 Alamat : Karombasan
Status perkawinan : Kawin
2. Keluhan Utama : klien mengatakan nyeri pada perut bagian bawah sampai kke
belakang.
a) Riwayat Penyakit yang pernah di derita :
Pasien mengatakan ini persalinan yang ke dua, persalinan pada anak yang
pertama pada tahun 2018 dilahirkan secara normal di RS Bayangkara, pasien
mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit seperti Hipertensi atau asam urat
maupun penyakit lainnya.
b) Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan didalam keluarga tidak memiliki penyakit Hipertensi, DM,
asam urat atau penyakit lainnya.
c) Riwayat Kontrasepsi
Pasien mengatakan menggunakan kontrasepsi obat pil, dan pasien lupa sudah
kalau berapa lama menggunakan obat pil.
d) Riwayat Kehamilan Sekarang
Trimester I :
Pasien mengatakan pada Trimester I (Usia kehamilan 1 – 13 minggu), pasien
melakukan test kehamilan dan didapati hasil positif hamil, pasien langsung
melakukan pengontrolan pada dr joice Kaeng dan pasien mengatakan selama
kehamilan tidak merasakan mual dan munta, pasien selama kehamilan makan
dan minum baik.
Trimester II :
Pasien mengatakan pada Trimester II (Usia kehamilan 14 – 27 minggu),
pasien mengatakan memeriksakan kandungannya setiap sebulan sekali, pasien
mengontrol kehamilannya di dr Joice Kaeng untuk melakukan USG. Selama
kehamilan pasien mengatakan banyak makan atau sering merasa lapar,
merasakan pergerakan bayi yang aktif, pasien mendapat vitamin pada saat
melakukan pengontrolan kehamilannya.
Trimester III :
Pasien mengatakan pada Trimester III (Usia kehamilan 28- 40 minggu),
pasien melakukan pemeriksaan rutin pada dr kandungan, dikarnakan jarak
anak pertama cukup dekat. Selama kehamilan pasien tidak dilakukan
imunisasi tetanus, Selama kehamilan pasien selalu mengkomsumsi makanan
yang sehat, dan pasien masih bisa bekerja, pasien mengatakan sering merasa
kencing sehari + 8 kali buang air kecil, dan merasa sakit di daerah punggung
dan sulit untuk tidur pada malam hari.
e) Pola Pemenuhan Kebutuhan Dasar
1) Istirahat dan aktivitas saat inpartu :
Pasien masuk di RS bayangkara di ruangan bersalin jam 17:00 dilakukan
pemeriksaan oleh dokter sudah pembukaan dua, setalah itu pasien di
anjurkan untuk istirahat dan makan, pasien melakukan pergerakan yaitu
berjalan perlahan-lahan, agar proses kelahiran bisa cepat, kebutuhan
pasien minum dan makan di bantu oleh keluarga.
2) Nutrisi saat inpartu
Pasien mengatakan nafsu makan masih baik, pasien mendapat makanan
bubur dan dimakan secara sedikit-sedikit karena pasien merasakan
ketidaknyamanan akibat nyeri persalinan. Pasien juga mendapat minum
air gula segelas untuk diminum dan dihabiskan oleh pasien.
3) Personal hygine saat inpartu
Pasien mengatakan sebelum masuk RS sakit pasien mandi sehari 2 kali,
pasien masuk dengan keadaan tampak bersih di rawat oleh ibu dan
suaminya.
4) Psikososial dan spiritual saat inpartu
Pasien mengatakan beragama Kristen katolik, dan rajin melakukan
peribadatn baik di gereja maupun di ibadah lainnya, pasien mengatakan
selalu mendoakan kesehatan anak yang ada dalam kandungannya agar
selalu sehat dan di lancarkan dalam proses kelahirkan, pasien juga
mengatakan kehamilan yang ke dua ini cukup dekat dengan jarak kehamin
anak pertama, dan berharap di kehamilan yang ke dua ini bisa di berikan
kesehatan dan kelancaran.
5) Eliminasi
BAK saat inpartu : sebelum pasien berada diruangan bersalin,
pasien telah BAK sebanyak 5 kali
BAB saat inpartu : sebelum pasien berada diruangan bersalin,
pasien belum BAB.
6) Pola Kebiasaan yang mempengaruhi Kesehatan :
Pasien mengatakan tidak memiliki kebiasaan yang buruk terhadap
Kesehatan, pasien tidak merokok, tidak mengkonsumsi minuman keras
atau hal-hal lainnya. Pasien selalu mengikuti instruksi dokter selama
proses kehamilan agar tidak terjadi masalah pada kandungannya.
B. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis 15 (E4, V5, M6)
Riwayat Status Obstetri : G 2, P 1, A 0
HPHT : agustus 2020
HPL : 28 Mei 2021
TTV : TD 120/80 mmHg, N : 80 x/mnt, R : 20 x/mnt, SB : 36,5 ºC
Pengkajian Nyeri Persalinan :
P : Nyeri karena adanya konraksi uterus
Q :Nyeri dirasakan seperti tertusuk-tusuk dan tertekan
R : Nyeri dirasakan pada perut bagian bawah dan menjalar sampai bagian
belakang
S : Skala nyeri 10
T : Nyeri dirasakan hilang timbul dengan durasi – dari 1 menit
2. Kepala
Wajah :
- Kepala tampak simetris, ekspresi wajah meringis, tidak ada luka pada
area muka
Mata :
- Tampak simetris kedua mata, pupil isokor, refleks cahaya ada,
konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, tidak terdapat kelainan,
penglihatan jelas
Mulut dan bibir :
- Mulut tampak simetris, tidak terdapat luka/lesi, tampak bersih, tampak
kering dan pucat
Gigi dan gusi :
- Gigi sudah tidak lengkap pada bagian depan, terdapat karang gigi sedikit
3. Dada dan axial :
- Bentuk dada simetris, mammae tampak membesar karena produksi asi,
belum adanya pengeluaran asi, aerola mammae warna hitam kecokelatan,
papilla tampak mammae menonjol
4. Abdomen :
a. Kontraksi Uterus : Terdapat kontraksi uterus, His 2 kali/ 10 menit
dengan durasi kurang lebih 1 menit
b. Pemerisaan Leopold :
Leopold I : TFU 29 cm, presentasi kepala
Leopold II : Presentasi punggung sebelah kiri
Leopold III : Presentasi Kepala
Leopold IV : Kepala janin sudah masuk PAP
c. DJJ : 140 x/mnt
5. Genitalia :
a. Keadaan vulva dan perineum :
Vagina tampak mengeluarkan cairan amnion sedikit dan darah, perineum
tampak menegang
b. Pembukaan serviks :
Pukul 18:30 Pembukaan serviks 4 cm
6. Anus : Tidak adanya robekan pada anus
7. Ekstremitas : Ekstremitas atas dan bawah tidak adanya masalah, dapat bergerak
secara bebas, tidak adanya nyeri tekan, tahanan ataupun edema.
C. PENGKAJIAN KHUSUS
Kala I : -
Kala II :
Pembukaan serviks lengkap pada 19:20 pada kala II pasien sudah mengalami
kontaraksi yang kuat nyeri pada perut bagian bawah, dan pasien merasa ingin
mengejan, perineum sudah menunjol dan vulva vagina membuka, pembukaan serviks
sudah lengkap (10 cm) terdapat pengeluaran air ketuban dan pasien merasa ingin
buang air besar, kepala bayi sudah terlihat dan bayi lahir pada pukul 19:30.
Kala III : -
Kala IV : -
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
E. Tanggal/jam permeriksaan : 28-05-2021,jam 15.35 Wita
JENIS PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL SATUAN
HEMATOLOGI
RUTIN
Leukosit 11.2 4000-10.000 Ribu/UL
Eritrosit 3.72 4.7-6.3 Juta/UL
Hemoglobin 11.3 12-16 g/dL
Hematokrit 32.3 37-47 %
MCV 86.7 80-100 fl
MCH 30.4 27-35 pg
MCHC 35.0 30-40 g/dL
Trombosit 213 150.000-400.000 ribu/UL
Terapi
Terapi Dosis Cara pemberian
KLASIFIKASI DATA
Data Subjektif Data Objektif
ANALISA DATA
Data Etiology Masalah
Data Objektif
- Pasien tampak meringis
- Pasien tampak melakukan
teknik napas dalam berkali-kali
- Pasien tampak berusaha untuk
mengedan
- Perineum menonjol
- Vulva tampak membuka
- Pembukaan serviks lengkap 10
cm
- Kepala bayi tampak sudah
masuk PAP
- Skala nyeri 10
- DJJ 140
TTV : TD 120/80 mmHg, N :
80 x/mnt, R : 20 x/mnt, SB :
36.5 ºC
DO :
- Persalinan kala II berlangsung
selama 10 menit sampai bayi di
lahirkan
- Kepala bayi tampak sudah
masuk PAP
-
DIAGNOSA KEPERAWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
P:
Hentikan Intervensi kala II dan
lanjutkan observasi kala III
pengeluaran plasenta
19 :20 20 :20